Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH INI DI BUAT UNTUK KEPERLUAN UJI KOMPETENSI

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN SUBBIDANG


PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

F.43.142.01.KUALIFIKASI.6.MANTEM
Teknisi Utama Pembangunan dan Pemasangan Pemanfaatan
Tegangan Menengah

KEMUNGKINAN JABATAN
Manager Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Pemanfaatan
Tegangan Menengah

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Uji Kompetensi Ketenagalistrikan

Oleh:

Nama …………………………….

EVALUASI KEANDALAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH


20 KV PENYULANG
ABSTRAK
Dalam era globalisasi ini banyak masalah yang timbul di berbagai kalangan, dan semua
masalah muncul karena perbedaan pendapat antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dari sekian
banyak masalah yang paling sering dihadapi oleh setiap masyarakat adalah sulitnya mencari lapangan
pekerjaan.
Kita sebagai manusia yang memiliki visi dan wawasan kedepan hendaknya tidak melupakan
akan perkembangan teknologi yang mempunyai arti penting dalam suatu pekerjaan, karena hal
tersebut menuntut kita untuk mengikuti perkembangan zaman agar tidak ketinggalan dengan
informasi yang ada. Saat ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang dengan pesat serta
dukungan dari media informasi yang sedemikian rupa sehingga mengakibatkan perubahan pola hidup
di berbagai kalangan masyarakat.
Pembuatan Makalah ini memiliki tujuan untuk di ajukan guna memenuhi Syarat Uji
Kompetensi Ketenaga Listrikan Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Litrik. Dan pembuatan
Makalah ini adalah persyaratan dalam uji kompetensi LEVEL 6. Yang di persyaratkan membuat
Makalah.

I. Pendahuluan sistem. Keandalan sisitem merupakan kemampuan


Kebutuhan tenaga listrik di indonesia terus dari suatu sistem (sistem distribusi listrik) untuk
meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi melakukan pekerjaan berdasarkan fungsinya selama
dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik kurun waktu tertentu. Keandalan suatu sistem
merupakan bentuk energi yang paling bermamfaat jaringan distribusi dapat dinilai dari banyaknya
dan tepat bagi kehidupan manusia moderen seperti gangguan yang terjadi dan beberapa lama waktu
saat ini, dimana energi listrik mempunyai satu fungsi yangf diperlukan untuk memperbaiki gangguan
fudamental yang dapat memberikan suatu kebutuhan tersebut.
dan pelayanan daya listrik yang di perlukaan oleh Untuk mengetahui keandalan suatu penyulang
konsumen. Dengan meningkatkannya kebutuhan maka ditetapkan indeks keandalan yaitu besaran
akan energi listrik yang sebenarnya ditunjang dengan untuk membandingkan penampilan suatu sistem
kualitas penyalurannya terhadap para pelanggan distribusi. Indeks-indeks keandalan yang sering
yakni pelayanan teknis yang mampu memberikan dipakai dalam suatu distribusi adalah SAIFI (System
aliran energi listrik. Average Interruption Frequency Index) yang terjadi
Secara umum penilaian baik dan buruk suatu tiap tahun, lamanya pemadaman atau SAIDI (System
sistem distribusi tenaga listrik ditinjau dari kualitas Average Interruption Duration Index), CAIDI
daya yang diteima oleh konsumen. Kualitas daya (Customer Average Interruption Frequency Index),
dapat dikatakan baik yaitu ketika tegangan suatu daya ASAI (Average Service Availability) dan ASUI
memiliki daya yang konstan dengan tujuan (Average Service Unavailibility) menginformasikan
mengurangi rugi-rugi daya pada ujung saluran. tentang frekuensi pemadaman rata-rata untuk tiap
Apabila tegangan tidak stabil maka akan merusak konsumen dalam kurun waktu setahun.
alat-alat listrik yang peka terhadap tegangan terutama Objek penelitian tentang evaluasi perhitungan
pada peralatan. tingkat keandalan di Jaringan Tegangan Menengah
Salah satu aspek yang sangat penting dalam (JTM) dilakukan di Penyulang Imbon untuk
pendistribusian energi listrik adalah keandalan mengetahui apakah Unit Layanan Pelanggan (ULP)
tersebut sudah memberikan pelayanan yang penghantar (penampang penghantar) untuk tegangan
memuaskan terhadap konsumen. Penelitian ini menengah harus diperhatikan. Jatuh tegangan yang
dilakukan dipenyulang Imbon karena sewaktu saya di-ijinkan tidak boleh lebih dari 5% (ΔV ≥ 5%).
tinggal didaerah sekitar Imbon sering terjadi Secara umum ΔV dibatasi sampai dengan 3,5%.
gangguan, jadi karena itulah saya meneliti tentang
evaluasi keandalan jaringan tegangan menengah 2.3 Jenis-jenis Gangguan
dipenyulang Imbon. Gangguan yang dapat dirasakan oleh
sistem/peralatan proteksi bisa berupa sistem fault dan
II. Tinjauan Pustaka non sistem fauIt. Sistem fauIt adalah gangguan yang
2.1 Sistem Tenaga Listrik nyata terjadi pada sistem tenaga Iistrik. Non sistem
Ada tiga bagian penting dalam proses fauIt adaIah gangguan yang dapat dirasakan oIeh
penyaluran tenaga listrik, yaitu pembangkitkan, sistem/peralatan proteksi tetapi sebenarnya pada
penyaluran (transmisi) dan distribusi seperti pada sistem tenaga, gangguan tersebut tidak ada.
gambar 1. Gangguan ini bisa berupa kerusakan atau keIainan
sistem proteksi itu sendiri.
Pada dasarnya Penyebab gangguan di jaringan
distribusi 20 KV terbagi menjadi 2 macam yaitu,
ganguan dari luar sistem dan gangguan dari dalam
sistem. Gangguan dari luar sistem disebabkan oleh
sentuhan daun/pohon pada penghantar, sambaran
petir, manusia, binatang, cuaca dan lain-lain.
Sedangkan gangguan yang berasal dari dalam sistem
dapat berupa kegagalan fungsi peralatan jaringan,
kerusakan dari peralatan jaringan, kerusakan dari
Gambar 1. Tiga komponen utama dalam penyaluran peralatan pemutus beban dan kesalahan pada alat
listrik pendeteksi.
Klarifikasi ganguan yang terjadi pada jaringan
Tegangan sistem Distribusi dapat di distribusi (Hutauruk, 1987 : 4) adalah :
kelompokan menjadi 2 bagian besar, yaitu distribusi a. Dari jenis gangguan
primer (20 KV) dan distribusi sekunder (380/220 V). 1. Gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui
Jaringan distribusi 20KV sering disebut sistem hubungan tanah
distribusi Tegangan Menengah dan jaringan distribusi 2. Gangguan fasa ke fasa
380/220 V sering disebut jaringan distribusi sekunder 3. Gangguan dua fasa ke fasa
atau disebut Jaringan Tegangan Rendah 380/220V. 4. Gangguan satu fasa ke tanah gangguan tanah
b. Dari lamanya gangguan
2.2. Jaringan Distribusi Sekunder 1. Gangguan permanen
Melihat letaknya, sistem distribusi ini 2. Gangguan temporer
merupakan bagian yang langsung berhubungan
dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi 2.4 Keandalan Sistem Distribusi
menerima daya listrik dan sumber daya (trafo Keandalan atau reliability menyatakan
distribusi), juga akan mengirimkan serta kemungkinan suatu peralatan (device) yang bekerja
mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. sesuai standarnya dalam selang waktu dan kondisi
Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan tertentu. Analisa bentuk kegagalan merupakan suatu
konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus analisa bagian dari sitem atau peralatan yang dapat
sangat diperhatikan. gagal. Bentuk kegagalan yang mungkin, efek masing-
Jatuh tegangan pada sistem distribusi mencakup jatuh masing, bentuk kegagalan dari sistem yang komplek.
tegangan pada : Keandalan dalam sistem distribusi merupakan
1. Penyulang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) suatu ukuran tingkat pelayanan penyedia tenaga
2. Transfomator Distribusi listrik dari sistem ke konsumen. Yang mana ukuran
3. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah keandalan ini dapat dilihat dari seberapa banyak atau
4. Sambungan Rumah seberapa sering sistem untuk memulihkan kembali
5. Instalasi Listrik kondisi dari saat terjadinya pemadaman. Tingkat
Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan keandalan suatu jaringan dibedakan menjadi tiga
antara tegangan kirim dan tegangan terima karena yaitu :
adanya impedansi pada penghantar. Maka pemilihan
1. Keandalan sistem tinggi 2.6 Standar Nilai Indeks Keandalan
Pada keadaan normal sistem dapat memberikan SPLN adalah standar perusahaan PT. PLN
kapasitas yang cukup untuk kebutuhan beban puncak (Persero) yang ditetapkan Direksi bersifat wajib.
dengan variasi tegangan yang baik dan dalam Dapat berupa peraturan, pedoman, intruksi, cara
keadaan bila terjadi gangguan maka sistem ini pengujian dan spesifikasi teknik. Sejak tahun 1976
memerlukan peralatan pengaman yang cukup banyak sudah lebih dari 264 buah standar berhasil
agar terhindar dari berbagai macam gangguan. dirampungkan. 61 standar bidang pembangkit, 71
2. Keandalan sistem menengah standar bidang transmisi, 99 standar bidang distribusi
Pada keadan normal sistem dapat memberikan dan 33 standar bidang umum. Standar ini
kapasitas yang cukup untuk kebutuhan beban puncak dimaksudkan untuk menjelaskan dan menerapkan
dengan variasi tegangan yang baik dalam keadaan tingkat keandalan sistem distribusi tenaga listrik.
bila terjadi gangguan maka sistem masih dapat Tujuannya ialah untuk memberikan pegangan yang
memberikan supply kepada sebagian beban dalam terarah dalam menilai penampilan dan menentukan
keadaan beban puncak. Jadi dalam sistem tingkat keandalan dari sistem distribusi dan juga
membutuhkan peralatan yang cukup banyak untuk sebagai tolak ukur terhadap kemajuan atau
mengatasi gangguan-gangguan pada sistem. menentukan proyeksi yang akan dicapai PLN.
3. Keandalan sistem rendah Berikut adalah Tabel yang menunjukan standar
Pada keadaan normal sistem dapat memberikan indeks keandalan pada SPLN[18].
kapasitas yang cukup untuk kebutuhan beban puncak Tabel 1 Standar Indeks Keandalan SPLN 68 – 2 :
dengan variasi tegangan yang baik dan dalam 1986
keadaan bila terjadi gangguan maka sistem tidak Indikator Standar
dapat memberikan supply pada semua beban Satuan
Kerja Nilai
sehingga sistem perlu diperbaiki terlebih dahulu yang SAIFI 3.2 Kali/pelanggan/tahun
mana berarti sistem ini peralatan pengamannya masih SAIDI 21.09 Jam/pelanggan/tahun
kurang dan relatif sedikit jumlahnya.
Tabel 2 Standar Indeks Keandalan SPLN IEEE
2.5 Indeks Keandalan 1366-1998
Secara statistik, menurut Supranto, angka indeks Indikator Standar
atau sering disebut dengan indeks saja, pada dasarnya Satuan
Kerja Nilai
merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian rupa SAIFI 1.10 Kali/pelanggan/tahun
sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan SAIDI 1.50 Jam/pelanggan/tahun
perbandingan antara kegiatan yang sama dalam dua CAIDI 1.36 Jam/pelanggan/tahun
atau lebih waktu yang berbeda. Dari angka indeks
bisa diketahui maju mundurnya suatu kegiatan. Jadi Oleh karena itu Indek Keandalan SPLN 68-
tujuan pembuatan angka indeks sebetulnya adalah 2:1986 yang di rencanakan di lingkungan PLN dapat
untuk mengukur secara kuantiataif terjadinya diperoleh dengan memperbandingkannya dengan
perubahan dalam dua atau lebih waktu yang nilai-nilai SAIFI dan SAIDI di bawah ini yaitu :
berlainan. Dengan demikian angka indeks sangat
SAIFI = 3,2 kali/tahun
diperlukan oleh siapa saja yang ingin mengetahui SAIDI = 21 jam/tahun
maju mundur suatu kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan untuk Indek Keandalan SPLN IEEE
Secara kelistrikan, indeks merupakan suatu 1366-1998 yang direncanakan di lingkungan PLN
angka yang dibuat sedemikian rupa berdasarkan data- dapat diperoleh dengan memperbandingkannya
data penunjang untuk dijadikan sebagai perbandingan dengan nilai-nilai CAIDI dibawah ini yaitu :
dari keandalan pada suatu sistem ataupun peralatan. CAIDI = 1,36 kali/pelanggan/tahun
Yaitu angka kegagalan rata-rata lamanya gangguan Nilai SAIFI, SAIDI dan CAIDI di PLN Distribusi
dan waktu dalam tahunan. DKI dan Tanggerang dijadikan dasar bagi nilai-nilai
Dalam penentuan indeks keandalan, untuk untuk wilayah lain di Indonesia. Untuk menentukan
sistem secara keseluruhan maka faktor-faktor jumlah tingkat jaminan bagi daerah-daerah lain, nilai SAIFI,
pelanggan, frekuensi dan durasi/lama pemadaman SAIDI dan CAIDI untuk PLN PLN DKI dan
dapat dievaluasi dan bisa didapatkan lengkap Tanggerang dikalikan dengan faktor sebagai berikut :
mengenai kinerja sistem. Indeks-indeks ini adalah
frekuensi atau lama pemadaman rata-rata tahunan
indeks keandalan yang dipakai pada sistem distribusi
dijelaskan dalam uraian berikut ini.
Tabel 3 Faktor kali untuk nilai indek keandalan SAIDI merupakan menghitung indek keandalan
berdasarkan
No lama kegagalan,
Daerah Menurut Turan Faktor
Gonen (1986 hal 611) persamaannya adalah:
1 Jawa dan Bali 1,1
2 Sumatra 1,2 Jumlah durasi gangguan
SAIDI = jumlah pelanggan = ∑ U𝑖 𝑁𝑖
3 Kalimantan dan Sulawesi 1,3 ∑𝑁 (4)
4 Maluku, Nusa Tenggara Barat 1,4
dan Timur Dimana: 𝑈𝑖 = lama gangguan rata –rata
5 Irian Jaya dan Timor Timur 1,5 𝑁𝑖 =jumlah pelanggan pada penyulang
N = Jumlah pelanggan
Untuk pelistrikan desa dapat dikalikan dengan 5. Menghitung nilai CAIDI (customer Average
faktor yang lebih tinggi dari faktor untuk masing- Interuption Duration Index)
masing wilayah di atas, tetapi tidak melebihi 1,6. Indek ini didefinisikan lamanya kegagalan pada
pelanggan selama selang waktu tertentu. Menurut
2.7 Teknik Evaluasi Turan Gonen (1986 hal 611) persamaannya
Keandalan dari mutu pelayanan kepada adalah:
konsumen dapat dinyatakan dalam beberapa indeks ∑ U𝑖 𝑁𝑖
CAIDI= (5)
yang biasa digunakan untuk mengukur keandalan ∑ 𝜆𝑖 𝑁𝑖
dari suatu sistem, dalam penentuan indek keandalan
secara keseluruhan maka faktor jumlah pelanggan, Dimana: 𝑈𝑖 = lama ketidaktersediaan rata-rata
frekuensi dan durasi/lama pemadaman sangat 𝜆𝑖 = laju kegagalan unit
menentukan. Adapun indeks-indek tersebut, 𝑁𝑖 =jumlah pelanggan pada suatu
diantaranya: penyulang
1. Menghitung laju kegagalan (λ) 6. Menghitung nilai ASAI (Average
Menurut Turan Gonen (1986 hal 574 Service Availability)
persamaannya adalah: Merupakan indeks yang mempresentasikan waktu
𝑓
λ= (1) ketersediaan daya untuk pelanggan dalam satu
tahun
𝑇
( 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚) ∑
Dimana: λ = laju kegagalan ASAI= N X 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 − 𝑈𝑖.𝑁𝑖
(6)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚
NX( )
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
f = jumlah kegalan selama selang waktu
T=jumlah lamanya selang waktu 7. Menghitung nilai ASUI (Average Service
pengamatan Unavailability)
2. Menghitung lama gangguan rata-rata (ᴜ ). Merupakan indeks yang mempersentasikan waktu
Menurut Turan Gonen (1986 hal 575) ketidaktersediaan daya untuk pelanggan dalam
persamaannya adalah: satu tahun.
ASUI = 1 – ASAI (7)
∑𝑡
ᴜ= (2)
𝑇 III. Metodologi Penelitian
Dimana: t = lama gangguan (jam)
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian
3. Menghitung nilai SAIFI (system Average Lokasi penelitian dilakukan di PT PLN
Interuption Frequency Index). (Persero) ULP Kota dengan waktu penelitian selama
SAIFI merupakan menghitung indek keandalan 2 tahun (1 Januari 2020 – 31 Desember 2021).
berdasarkan banyaknya kegagalan. Menurut
Turan Gonen (1986 hal 610) persamaannya 3.2 Prosedur Penelitian
adalah: Prosedur penelitian ini sangat penting karena
akan membantu terhadap suatu yang akan diteliti agar
SAIFI =
Jumlah gangguan pelanggan
=
∑ 𝜆𝑖 𝑁𝑖 (3) tidak melenceng dari masalah yang akan dibahas.
jumlah pelanggan ∑𝑁
1. Tahap perancanaan dan persiapan penelitian
Dimana: 𝜆𝑖 = laju kegagalan unit Tahap ini melakukan langkah pengajuan judul,
𝑁𝑖= jumlah pelanggan pada suatu pengmanbilan data dan melakukan konsultasi
penyulang kepadan pembimbing.
N = Jumlah pelanggan 2. Tahap pelaksanaan perhitungan
4. Menghitung nilai SAIDI (system Tahap ini melakukan penulisan skripsi dan
Average Interuption Duration memulai perhitungan dari hitungan MTTF,
Index)
MTTR, MTBF, SAIDI, SAIFI, CAIDI, ASAI 1. Studi literatur
dan ASUI. Mempelajari buku referensi, jurnal dan internet dan
3. Tahap perhitungan dan analisa bahkan mata kuliah yang mendukung tentang topik
Tahap ini melakukan analisa dengan hasil yang berkaitan dengan penelitian ini.
perhitungan yang didapat dengan 2. Observasi lapangan
membandingkan hasil perhitungan SAIDI dan Melakukan simulasi dan mengumpulkan data-data
SAIFI dengan SPLN 68-2 : 1986, sedangkan yang diperlukan untuk perhitungan indeks keandalan
untuk CAIDI dengan SPLN IEEE 1366-1998. yang akan dihitung.
4. Tahap kesimpulan dan laporan 3. Analisis Deskriptif
Setelah melakukan pengajuan judul, Melakukan simulasi dan pengumpulan data serta
pengambilan data, penulisan skripsi dan menghitung data yang ada berupa data jumlah
melakukan analisis perhitungan, pada tahap ini gangguan, data lama gangguan, data jumlah
melakukan kesimpulsan dari hasil perhitungan pelanggan, dan data panjang saluran pada Penyulang
dan melakukan pengumpulan laporan. Imbon selama 2 tahun pada tahun 2020 sampai tahun
2021 didaerah PT. PLN (persero) ULP Kota.
3.3. Flowchart
MULAI
IV. Hasil Dan Pembahasan
4.1. Deskripsi Data
Pada penyulang Imbon memiliki 4.759
Rekap data gangguan penyulang Imbon pada PT. PLN pelanggan. Dari data yang diperoleh pada tahun 2020
(persero) ULP Kota selama 2 tahun (1 Januari 2020 – 31 sampai 2021 pada penyulang Imbon mempunyai 43
Desember) kali pemadaman dan dengan lama gangguan 10,68
jam. Gangguan yang terjadi pada penyulang Imbon
kebanyakan dari faktor cuaca yaitu angin kencang,
hujan petir, hujan angina dan pohon-pohon, serta
gangguan yang belum diketahui lainnya.
Melakukan Perhitungan : 1. Data jumlah pelanggan
SAIFI (Persamaan 3) Data yang diperoleh dari PT. PLN (persero) ULP
SAIDI Kota pada penyulang Imbon.
(Persamaan 4)
Tabel 4. Data jumlah pelanggan
CAIDI (Persamaan 5)
Jumlah pelanggan total
ASAI (Persamaan 6) No Tahun
(N)
ASUI (Persamaan 7) 1 2020 4759
2 2021 4759

Memeriksa hasil perhitungan SAIFI, SAIDI


dan CAIDI dengan SPLN 68- 2:1986 dan SPLN 2. Data jumlah gangguan
IEEE 1366 -1998 Data yang diperoleh dari PT. PLN (persero) ULP
Kota pada penyulang Imbon
Tabel 5. Data jumlah gangguan
No Tahun Jumlah gangguan (kali)
Analisa dan kesimpulan
1 2020 21
2 2021 22

Selesai 3. Data Lama Padam


Data yang diperoleh dari PT. PLN (persero) ULP
Kota pada penyulang Imbon
Gambar 2. Diagram Air Penelitian
Tabel 6. Data Lama Padam
3.4 Metode Penelitian No Tahun Lama Padam (jam)
Adapun metode penelitian terdiri dari: 1 2020 8,44
2 2021 2,24
4.2
Menghitung Kegagalan Sistem 𝜆 dan Waktu SAIDI = 0,187 X 4.759 = 0,187 jam/tahun
4.759
Pemadaman Tahunan ᴜ
CAIDI = 0,187 X 4.759 = 0,104 jam/pelanngan
1. Untuk menghitung laju kegagalan sistem 1,83 X 4.759
digunakan rumus persamaan 1yaitu : (4.759 X(8760)−∑ 0,703 𝑥 4.759
𝑓 ASAI = = 0,99998 x
λ= kali/tahun
4.759 X ( 8760)
𝑇 100 % = 99,998 %
a. Penyulang Imbon pada tahun 2020 ASUI = 1 – ASAI = 1 - 0,99998 = 0,00002 %
21
λ = 12 = 1,75 kali/tahun 4.4 Analisa Indeks Keandalan
Tabel 7. Hasil Perhitungan Nilai Indeks Keandalan
b. Penyulang Imbon pada tahun 2021 Sistem Penyulang Imbon Pada Tahun 2020
22
λ = 12 = 1,83 kali/tahun. dan 2021.
2. Untuk menghitung Waktu Pemadaman Tahunan
digunakan

rumus persamaan 2 yaitu :
ᴜ = jam/ tahun
𝑡

a. Penyulang Imbon pada tahun 2020 4.4.1 Perbandingan Nilai SAIFI


8,44
ᴜ = 12 = 0,703 jam/ tahun Nilai SAIFI yang merupakan Standar Indeks
b. Penyulang Imbon pada tahun 2021 Keandalan SPLN 68 – 2 : 1986 adalah sebesar 3,2
2,24 kali/tahun dimana untuk daerah Kalimantan di
ᴜ= 12 = 0,187 jam/ tahun kalikan dengan faktor kali 1,3 jadi untuk standarnya
adalah 4,16 kali/tahun.
4.3
Perhitungan Indeks Keandalan Tahun 2020 : 1,75 kali/tahun
4.3.1 Perhitungan SAIFI, SAIDI, CAIDI, ASAI Tahun 2021 : 1,83 kali/tahun
dan ASUI Berdasarkan nilai diatas dapat dianalisa bahwa
Untuk menghitung SAIFI digunakan persamaan nilai SAIFI untuk penyulang Imbon pada tahun 2020
(3), SAIDI persamaan (4), CAIDI persamaan (5), dan 2021 berada di bawah standar indeks SPLN 68-2
ASAI persamaan (6) dan ASUI persamaan (7). : 1998.
a. Penyulang Imbon pada tahun 2020 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
N = jumlah pelanggan keseluruhan 4.759
pelanggan Perbandingan Nilai SAIFI dengan SPLN
λi = laju kegagalan system 1,75 kali/tahun 68-2 : 1986
Ni = banyak pelanggan pada penyulang Imbon
6
4.759 pelanggan
4
Ui = lama gangguan rata penyulang Imbon 0.703
jam/tahun
SAIFI = 1,75 X 4.759 = 1,75 kali/tahun
4.759
SAIDI = 0,703 X 4.759 = 0,703 jam/tahun
4.759
CAIDI = 0,703 X 4.759 = 0,402 jam/pelanngan

SAIFISPLN 68-2 : 1986


ASAI = 2 (4.759 X 8760 − 0,703 𝑥 4.759
= 0,99992 x
0 2020X ( 8760)
4.759 2021
100 % = 99,992 %
SAIFI 1.75 1.83
ASUI = 1 – ASAI = 1- 0,99992 = 0,00008 % Gambar 3. Grafik Nilai SAIFI Pada Tahun 2020
SPLN 68-2 : dann 2021
4.16 4.16
1986
b. Penyulang 1,75
ImbonX 4.7pada
( 59 )tahun
∑ 2021 Dari grafik diatas dapat terlihat pada tahun
N =jumlah pelanggan keseluruhan 4.759 2021 memiliki nilai SAIFI yang lebih besar dengan
pelanggan nilai 1,83 dari pada tahun 2020 dengan nilai 1,75.
λi = laju kegagalan system 1,83 kali/tahun Karena pada tahun 2021 mengalami lebih banyak
Ni = banyak pelanggan pada penyulang Imbon gangguan dari pada tahun 2020. Untuk perbandingan
4.759 pelanggan nilai SAIFI dengan SPLN 68-2 : 1986 dimana untuk
Ui = lama gangguan rata penyulang Imbon 0.187 nilai indeks nya pada tahun 2020 dan 2021 masih
jam/tahun berda di bawah standar, artinya nilai indeks SAIFI
SAIFI = 1,83 X 4.759 = 1,83 kali/tahun nya masih handal. Dimana nilai SPLN 68-2 : 1986
4.759
untuk SAIFI adalah 4,16 didapat dari perkalian faktor
1,3 untuk daerah Kalimantan. Perbandingan Nilai CAIDI dengan SPLN
IEEE 1366-1998
4.4.2 Perbandingan Nilai SAIDI
2
Nilai SAIDI yang merupakan target SPLN 68-
2 : 1986 adalah sebesar 27,3 jam/tahun. Sesuai 1.5
Dengan table 4.7 berikut ini nilai SAIDI untuk tahun 1
2020 dan 2021. 0.5
0
Tahun 2020 : 0,703 jam/tahun 2020 2021
CAIDI 0.402 0.102
Tahun 2021 : 0,187 jam/tahun
SPLN IEEE 1366-
1.768 1.768
Berdasarkan nilai diatas dapat dianalisa bahwa 1998
nilai SAIDI untuk penyulang Imbon pada tahun 2020
dan 2021 berada di bawah standar indeks SPLN 68-2 CAIDISPLN IEEE 1366-1998
: 1998.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 5. Grafik Nilai CAIDI Pada Tahun 2020
dan 2021
Perbandingan Nilai SAIDI dengan SPLN Dari gambar 5 dapat kita lihat bahwa niali
68-2 : 1986 CAIDI atau lama gangguan rata-rata pada penyulang
30 Imbon yang paling besar terdapat pada tahun 2020
20 yaitu 0,402 jam/pelanggan, ini menandakan bahwa
10 lam gangguan (pemadaman) pada tahun 2020
0 2020 2021 merupakan lebih tinggi dari pada pemadaman pada
SAIDI 0.703 0.183 tahun 2021 yaitu 0,102 jam/pelanggan. Untuk
SPLN 68-2 : perbandingan nilai CAIDI dengan SPLN IEEE 1366-
27.3 27.3 1998 dimana untuk nilai indeks CAIDI pada pada
1986
penyulang Imbon tahun 2020 dan 2021 masih di
bawah standar nilai SPLN IEEE 1366-1998, artinya
SAIDISPLN 68-2 : 1986 untuk nilai CAIDI masih dalam keadaan handal.
Dimana nilai SPLN 68-2 : 1986 untuk CAIFI adalah
Gambar 4. Grafik Nilai SAIDI Pada Tahun 2020
1,768 didapat dari perkalian faktor 1,3 untuk daerah
dann 2021
Kalimantan.
Dengan grafik diatas dapat kita lihat pada
tahun 2021 memiliki nilai SAIDI yang paling kecil
4.4.4 Nilai ASAI (Average Service Availability)
yaitu 0,183, ini menandakan bahwa pada tahun 2021
Untuk nilai ASAI dapat dilihat pada gambar 6
kurangnya terjadi pemadaman sehingga pada tahun
dibawah ini.
2021 nilai SAIDI yang paling baik dari pada tahun
2020. Untuk perbandingan nilai SAIDI dengan SPLN
68-2 : 1986 dimana untuk Nilai indeks SAIDI pada
tahun 2020 dan 2021 masih dibawah standar nilai ASAI
SPLN 68-2 : 1986, artinya nilai SAIDI masih dalam 1
keadaan handal. Dimana nilai SPLN 68-2 : 1986
0.99995
untuk SAIDI adalah 27,3 didapat dari perkalian
faktor 1,3 untuk daerah Kalimantan. 0.9999 ASAI

4.4.3 Perbandingan Nilai CAIDI 0. 99985


2020 2021
Sesuai dengan table 4.7 berikut nilai CAIDI ASAI 0.99992 0.99998
untuk penyulang Imbon pada tahun 2020 dan 2021.
Tahun 2020 : 0,402 jam/pelanggan Gambar 6. Grafik Nilai ASAI Pada Tahun 2020
dann 2021
Tahun 2021 : 0,102 jam/pelanggan Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa
untuk nilai ASAI adalah persentase ketersediaan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5. pelanggan yang dilayani sangat baik karena hampir
100 % pelanggan bisa dilayani pada tahun 2020 dan
2021. Kerana satuannya dalam bentuk % maka dari SPLN IEEE 1366-1998 yaitu 1,768
haslnya akan dikalikan 100 %. jam/pelanggan. Artiya untuk nilai CAIDI masih
handal. Dimana untuk ASAI adalah persentase
4.4.5 Nilai ASUI (Average Service Unavailability) pelanggan yang di layani yaitu 0,99992 x 100 =
Untuk nilai ASUI dapat dilihat pada gambar 7 99,992 %, artinya pesrsentasenya sangat bagus sekali
dibawah ini. karena mendekati nilai hampir 100 %. Sedangkan
ASUI adalah mempersentasekan ketidaktersediaan
pelanggan yang di layani yaitu 1 – 0,99992 = 0,00008
ASUI karena satuannya dalam % jadi hasilnya dikalikan
0.001 dengan 100 % yaitu 0,008 %. Jadi untuk nilai ASUI
sangat bagus karena ketidaktersediaan pelanggan
0.0005 nilainya sangat kecil.
2. Pada tahun 2021
ASUI
Dimana untuk nilai SAIFI yaitu 1,83
0 kali/tahun masih di bawah standar nilai indeks dari
2020 2021
ASUI 0.0008 0.0002 SPLN 68-2 : 1986 yaitu 4,16 kali/tahun yang di dapat
dari faktor kali 1,3 untuk daerah kalimantan. Artinya
untuk nilai SAIFI masih handal. untuk nilai SAIDI
Gambar 7. Grafik Nilai ASUI Pada Tahun 2020
dann 2021 yaitu 0,187 jam/tahun masih dibawah standar nilai
indeks dari SPLN 68-2: 1986 yaitu 27,3 jam/tahun
Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa yang di dapat dari faktor kali 1,3 untuk daerah
untuk nilai ASUI adalah persentase ketidaktersediaan kalimantan. Artinya untuk nilai SAIDI masih handal.
pelanggan yang dilayani sangat baik karena sangat Sedangkan untuk nilai CAIDI yaitu 0,102
kecil sekali pelanggan tidak bisa dilayani pada tahun jam/pelanggan masih dibawah standar nilai indeks
2020 dan 2021. Kerana satuannya dalam bentuk % dari SPLN IEEE 1366-1998 yaitu 1,768
maka haslnya akan dikalikan 100 %. jam/pelanggan. Artiya untuk nilai CAIDI masih
handal. Dimana untuk ASAI adalah persentase
4.6 Analisa Perbedaan Nilai Indeks pelanggan yang di layani yaitu 0,99998 x 100 =
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan 99,998 %, artinya pesrsentasenya sangat bagus sekali
sebelumnya diperoleh bahwa di penyulang Imbon karena mendekati nilai hampir 100 %. Sedangkan
pada tahun 2021 mempunyai nilai indek yg lebih baik ASUI adalah mempersentasekan ketidaktersediaan
dari pada tahun 2020, karena pada tahun 2020 lebih pelanggan yang di layani yaitu 1 – 0,99998 = 0,00002
banyak mengalami waktu pemadamannya. Dimana karena satuannya dalam % jadi hasilnya dikalikan
pemdaman di tahun 2020 yaitu sebesar 0,703 dengan 100 % yaitu 0,002 %. Jadi untuk nilai ASUI
sedangkan pada tahun 2021 yaitu 0,183. Dari faktor sangat bagus karena ketidaktersediaan pelanggan
data yang dihitung atau yang telah diuraikan nilainya sangat kecil.
sebelumnya dapat disimpulkan terdapat juga faktor
lain yang menyebabkan perbedaan nilai indeks pada V. Penutup
penyulang Imbon ini yaitu jumlah pelanggan dan Dari hasil perhitungan dan analisa indeks
panjang/pendeknya jalur sisitem distribusi, dengan keandalan pada bab-bab sebelumnya maka dapat
panjangnya saluran system distribusi atau penyulang disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Nilai MTTF
maka kemungkinan terjadinya gangguan yang besar terjadi di penyulang Imbon pada tahun
(pemadaman) akan semakin besar dibandingkan 2020. Sedangkan MTTF yang paling kecil terjadi
dengan jalur system distribusinya yang pendek. pada tahun 2021, hal ini menunjukan pada tahun
1. Pada tahun 2020 2020 mengalami waktu lama kegagalan yang lebih
Dimana untuk nilai SAIFI yaitu 1,75 besar dari pada tahun 2021. Untuk MTTR yang
kali/tahun masih di bawah standar nilai indeks dari paling kecil terjadi pada tahun 2021.
SPLN 68-2 : 1986 yaitu 4,16 kali/tahun yang di dapat Nilai SAIFI yang paling besar terdapat pada
dari faktor kali 1,3 untuk daerah kalimantan. Artinya tahun 2021 yaitu 1,83 kali/tahun kali/tahun lebih
untuk nilai SAIFI masih handal. untuk nilai SAIDI besar dari pada tahun 2020 yaitu 1,75 kali/tahun.
yaitu 0,703 jam/tahun masih dibawah standar nilai Untuk perbandingan dengan nilai SPLN 68-2 : 1986
indeks dari SPLN 68-2: 1986 yaitu 27,3 jam/tahun yaitu 4,16 kali/tahun dimana untuk nilai indeks
yang di dapat dari faktor kali 1,3 untuk daerah SAIFI masih di bawah standar SPLN 68 – 2 :1986,
kalimantan. Artinya untuk nilai SAIDI masih handal. oleh karena itu nilai penyulang Imbon pada tahun
Sedangkan untuk nilai CAIDI yaitu 0,402 2020 dan 2021 masih dalam keadaan handal.
jam/pelanggan masih dibawah standar nilai indeks
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sirait, Bonar 2012.” Diktat Kuliah Sistem Distribusi”. Pontianak. Fakultas Teknik. Universitas
Tanjungpura.
[2] Rahmat Safiur, Gheschik Ontoseno Penangsang. IGN Hernanda(2013).” Evalusi Indeks Keandalan
Jaringan Distribusi 20 Kv di Surabaya Menggunakan Loop Restoration Scheme” Institut Teknologi
Sepuluh November. Surabaya.
[3] Salim Agus Muhammad,”Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga listrik Berdasarkan Mutu
Pelayanan”. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
[4] Wahyudi, Drajat. “Evaluasi Keandalan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Berdasarkan SAIDI dan SAIFI
Pada PT.PLN (Persero) Rayon Kakap”.
Universitas Tanjungpura. Pontianak
[5] Haryantho Dennis Junto, Hanny Hosiana Tumbelika. 2017”Analisa Keandalan Sistem Kelistrikan Di
Daerah Pelayanan PT.PLN (Persero) Area Timika berbasis SAIDI SAIFI”. Universitas Kristen Petra.
Surabaya
[6] Husna Jamilah, Zulfaili Pelawi, Yusniati. (2018).”Menentukan Indeks SAIDI Dan SAIFI Pada Saluran
Udara Tegangan Menengah Di PT.PLN Nad Cabang Langsa”. Universitas Islam Sumatra Utara ( UISU).
[7] Fatoni Achmad, Rony Seto Wibowo, Adi Soeprijanto. (2016)”Analisa Keandalan Sistem Distribusi
PT.PLN Lumajang dengan Metode FMEA(Failure Modes and Effect Analysis)” Institut Teknologi Sepuluh
November (ITS). Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai