Anda di halaman 1dari 20

KNOWLEDGE SHARING

“Penanggulangan Tan Delta Bushing Negatif di APP Cirebon”

Oleh :
ANDHIKA RIZKI PRATAMA
88112242Z

PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK


SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BIOGRAFI

• Nama : Andhika Rizki Pratama


• NIP : 88112242Z
• Grade : SPE-02
• Email : andhikarizkipratama@gmail.com
• Unit Kerja : Divisi Talenta PT. PLN (Persero) Kantor Pusat
• Program Studi : Magister Teknik Tenaga Elektrik, STEI ITB

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 2 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I
PENDAHULUAN

Trafo tenaga merupakan peralatan utama dalam sistem penyaluran tenaga listrik, salah satu
bagian paling kritis dari trafo tenaga adalah isolasi trafo. Isolasi pada trafo tenaga berupa isolasi kertas,
minyak, dan keramik (bushing). Seiring dengan usia operasi trafo maka kondisi isolasi dapat
mengalami pemburukan, hal ini dapat disebabkan karena 2 hal utama yaitu kelembaban dan
tegangan/beban lebih saat operasi. Saat transformator beroperasi, akan timbul panas yang akan
meningkat seiring dengan meningkatnya beban trafo. Panas yang berlebih dapat menyebabkan
degradasi termokinetik (pyrolysis) pada molekul makro selulosa (isolasi kertas winding). Jika kita tidak
menjaga kondisi silica gel yang berfungsi sebagai media pernapasan trafo, maka akan timbul
kelembaban yang masuk melalui silica gel, dan akan masuk ke dalam trafo. Kelembaban akan
mempengaruhi minyak dan isolasi kertas, yang akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo
dan jika diserap oleh isolasi kertas akan menyebabkan penuaan dan penurunan tensile strength pada
isolasi kertas dan pressboard (hydrolysis) dan selanjutnya akan mengarah pada pembentukan glukosa
bebas yang meningkatkan nilai Partial Discharge (PD). Kelembaban dalam minyak juga akan
menyebabkan asam yang dapat merusak isolasi padat dan juga menyerang bagian logam dalam trafo.
Selain itu kelembaban juga menghasilkan sedimen berupa lumpur yang merupakan hasil dari
degradasi isolasi kertas yang bercampur dengan minyak. Sedimen mempengaruhi sirkulasi
pendinginan trafo dengan cara menghambat sirkulasi alami minyak melalui radiator sehingga panas
pada minyak trafo tidak dapat didinginkan dengan maksimal. Pemburukan isolasi minyak dan kertas
seperti dijelaskan diatas dapat menyebabkan kegagalan operasi atau bahkan kerusakan trafo, oleh
karena itu sangat diperlukan untuk mengetahui proses pemburukan pada isolasi sehingga kegagalan
trafo dalam beroperasi dapat dihindarkan. Salah satu metode untuk mengetahui proses pemburukan
isolasi adalah dengan pengujian tangen delta. Pada beberapa kasus pengujian diperoleh hasil uji
negatif, hal ini dapat membingungkan dalam interpretasi hasil uji. Dalam makalah ini dicoba dijelaskan
fenomena ini dengan analisa, studi kasus dan tindak lanjutnya.

Dalam beberapa kajian disebutkan bahwa tangen delta negatif terjadi bukan hanya disebabkan karena
munculnya arus bocor tetapi ada faktor lain yang bisa menyebabkannya, diantaranya adalah karena
adanya interferensi dari daerah yang bertegangan disekitar tempat pelaksanaan pengujian dan
pemburukan pada test tap bushing. Pada makalah ini akan dibahas penanganan hasil uji tangen delta
negatif yang telah dilakukan pada Bushing Trafo 3 30 MVA 70/20 kV GI Arjawinangun dan bushing

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 3 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Trafo 1 30 MVA 70/20 kV GI Babakan, dimana penyebab Tangen delta bushing negatif telah ditemukan
dan setelah dilakukan pengujian ulang didapatkan hasil tangen delta yang sesuai standar.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 4 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB II
LANDASAN TEORI

Isolasi trafo merupakan bahan dielektrik yang berfungsi untuk memisahkan dua bagian yang
bertegangan, salah satunya antara winding dengan main tank trafo. Berikut ini gambar isolasi pada
winding dan inti trafo.

Gambar 1. Isolasi & Core trafo

Trafo dengan isolasinya ini dapat dimodelkan sebagai rangkaian kapasitor yang paralel dengan
resistor. Kapasitor yang sempurna apabila dicatu tegangan bolak balik maka arusnya akan tertinggal
sebesar 90 derajat terhadap tegangannya, tetapi karena adanya disipasi daya (dimodelkan sebagai
resistor R) maka beda sudut antara arus dan tegangannya lebih kecil dari 90 derajat. Berikut ini
Rangkaian ekivalen trafo dan diagram vektornya.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 5 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 2. Rangkaian ekivalen trafo dan isolasinya

Gambar 3. Diagram vektor tegangan terhadap arus

Daya yang terdisipasi pada resistor dapat dinyatakan dengan :

PD = Ir2.R = V. I cos Ø = V.I sin δ = V. ω .C .V. sin δ/cos δ

PD = V2 . ω .C . tan δ

Tangen delta menyatakan faktor rugi – rugi daya, besaran inilah yang menjadi indikasi besarnya
daya yang terdisipasi, semakin besar nilai tangen delta maka semakin besar daya yang terdisipasi yang
berarti kualitas isolasi semakin buruk.

Langkah awal sebelum melakukan pengujian Tangen Delta adalah bebaskan trafo dari tegangan
dengan melepas sambungan ke busbar atau sumber tegangan lain, kemudian pasang pentanahan
temporer pada trafo agar proses pengujian berjalan aman. Bersihkan bushing dan hubung singkat
antar terminal primer, sekunder dan tersier dengan menggunakan bare konduktor atau kabel lurus.
Setelah itu injeksi dengan tegangan uji secara bergantian melalui kumparan primer, sekunder dan
tersier. Berikut ini rangkaian untuk pengujian Tangen Delta winding trafo tiga fasa..

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 6 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 4. Rangkaian pengujian tangen delta Winding

Skema pengujian Tangent Delta untuk Trafo 3 Winding dilakukan sebanyak 6 kali pengujian untuk
mengetahui kondisi isolasi antar winding dan winding-ground (Silinder Barrier, Silinder Winding,
Minyak Trafo, Isolasi Winding), antara lain :

- HV – Ground
- LV – Ground
- TV – Ground
- HV – LV
- HV – TV
- LV – TV
Selain itu Tangen Delta juga dilakukan pengujian di bushing yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi isolasi bushing. Ada 2 metode Pengujian Tangen Delta bushing, yaitu Pengujian C1 untuk
mengetahui kondisi isolasi antara ujung atas bushing dengan Test tap dan pengujian C2 untuk
mengetahui kondisi isolasi antara Test tap dengan ground. Skema pengujian Tangen Delta Bushing
adalah jika akan menguji bushing primer maka bushing sekunder dan tersier harus di tanahkan, begitu
juga dengan pengujian Tangen Delta Bushing sekunder dan tersier dimana bushing yang tidak diuji
diketanahkan. Berikut ini rangkaian untuk pengujian Tangen Delta bushing.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 7 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 5. Rangkaian pengujian tangen delta Bushing C1

Gambar 6. Rangkaian pengujian tangen delta Bushing C2

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 8 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB III
PEMBAHASAN

Tangen Delta bernilai Negatif mengindikasikan adanya jalur bocor ke ground, penyebab ini
dikarenakan tap bushing masih terhubung dengan ground meskipun penutup centre tap sudah dibuka

Ada 2 penyebab Tangen delta bernilai negatif, yaitu :

1. Interferensi elektrostatik

2. Penurunan kualitas Test Tap Bushing

Interferensi elektrostatik terjadi ketika pengujian dilakukan disekitar daerah bertegangan tinggi atau
dekat dengan busbar / crossbar. Daerah yang bertegangan ini akan menimbulkan kopling kapasitif
terhadap objek pengujian, yang kemudian bersifat sebagai sumber arus yang secara alami akan
mencari jalur menuju ke ground melalui rangkaian alat uji. Magnitude arus interferensi merupakan
fungsi dari tegangan sistem yang menginterferensi, jarak relatif antara alat uji, daerah yang
bertegangan dan ground serta ukuran dan konfigurasi konduktor yang menginterferensi terminal
objek pengujian. Dengan mengasumsikan arus objek uji memiliki orde μA hingga mA menjadikan
permasalahan semakin terlihat jelas, khususnya pada arus objek uji yang rendah.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 9 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 7. Arus interferensi yang mempengaruhi pengujian

Gambar 8. Diagram vector arus interferensi dan arus pengujian

Gambar 7 & 8 di atas mengilustrasikan terjadinya arus interferensi yang kemudian


mempengaruhi arus pengujian dan meghasilkan arus total yang terukur oleh alat uji. Penjumlahan
antara arus pada objek uji (I) dengan arus interferensi (Ie) menghasilkan arus total (IT) yang lebih

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 10 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

besar. Secara jelas, komponen IT yang merupakan komponen kehilangan (arus hilang), juga
menghasilkan daya hilang yang lebih besar dibandingkan dengan yang diakibatkan I. Salah satu cara
yang bisa dilakukan untuk meminimalkan efek interferensi adalah dengan me-de energize sumber
terferensi. Untuk mengurangi efek interferensi elektrostatik dapat dilakukan hal– hal sebagai berikut:

Mengisolasi objek uji dan grounding

Mengisolasi objek uji di sini adalah melepaskan semua koneksi pada Trafo yang terhubung ke busbar
atau ke peralatan lain yang dekat dengan konduktor atau peralatan yang sedang boroperasi. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi besarnya interferensi yang muncul. Selanjutnya, antara busbar dan
terminal yang padam, yang dapat menjadi media kopling kapasitif antara bagian yang bertegangan
dengan objek uji sehingga harus diisolasi.

Pengalaman tersebut pernah terjadi pada pemeliharaan 2 tahunan Bay IBT 1 500 MVA 500/150 kV
GITET Mandirancan tanggal 9 Oktober 2014, dimana saat pengujian tangen delta terjadi interferensi
yang bersumber dari crossbar IBT yang mengakibatkan hasil tangen delta bervariasi tidak sesuai
standar. Setelah itu bagian atas / stud bushing 500 kV ditutup menggunakan plastik (sangkar faraday
sederhana) untuk mengurangi efek interferensi dan hasilnya nilai tangen delta menjadi sesuai standar.
Hal ini membuktikan dengan mengisolir stud / bagian atas bushing dengan udara dapat mengurangi /
menghilangkan efek interferensi

Gambar 9. Mengisolasi Bushing untuk mengurangi interferensi

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 11 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Injeksi dengan Tegangan uji lebih tinggi

Gambar 10. Kurva korelasi tegangan uji dan tangent delta

Pada gambar 10 dapat dilihat bahwa Tangen Delta negatif dapat dihilangkan dengan menaikkan
tegangan ujinya, karena dengan menaikkan tegangan uji maka interferensi akan berkurang dan jika
injeksi dengan tegangan tinggi dapat mengetahui kondisi isolasi yang sebenarnya.

Injeksi tegangan uji dengan frekuensi diluar frekuensi system

Pengujian dilakukan dengan frekuensi tegangan uji disetting diluar frekuensi tegangan yang
menginterferensi (> 50 Hz), dengan frekuensi yang berbeda maka pengaruh interferensi akan dapat
direduksi. Metode ini dapat diterapkan pada alat uji Omicron CPC 100 dan Doble M4000.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 12 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 11. metode sweep frekuensi OMICRON CPC 100 & Doble M4000

Gambar 12. Nilai Tangen delta cenderung meningkat pada frekuensi tinggi

Penyebab Tangen delta bushing negatif yang lain adalah penurunan kualitas test tap bushing. Pada
bushing yang memiliki test tap posisi didalam / tersembunyi seperti pada gambar dibawah.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 13 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Test Tap Bushing

Gambar 13. Posisi Test Tap Bushing yang berada didalam

Desain test tap model ini rawan akan pemburukan / penurunan kualitas yang dapat membuat nilai
tangen delta menjadi negatif. Pemburukan dapat terjadi karena test tap terkontaminasi oleh kotoran
dari tutup test tap, minyak, arcing, dll yang membuat jalur bocor menuju ground sehingga
menghasilkan nilai tangen delta negatif.

Berdasarkan pengalaman yang terjadi pada bushing fasa S trafo 3 Arjawinangun dan bushing fasa R
trafo 1 babakan, dimana pada pengujian sebelumnya didapatkan hasil negatif seperti pada gambar 14
dan 15 dibawah.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 14 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 14. Hasil Tangen Delta bushing trafo 3 Arjawinangun

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 15 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 15. Hasil Tangen Delta bushing trafo 1 Babakan

Hasil tangen delta tersebut mencurigakan karena dari beberapa pengujian yang dilakukan nilai
kapasitansi yang didapat berbeda-beda sehingga dicurigai tidak ada masalah pada bushing trafo
tersebut melainkan hanya pada media atau cara pengujiannya.

Setelah dilakukan pengamatan pada komponen bushing, ditemukan terdapat anomali pada test tap
bushing yang berkarat / arcing pada bushing fasa S trafo 3 arjawinangun dan test tap bushing yang
miring pada bushing fasa R trafo 1 babakan.

Hal ini dapat diantisipasi dengan merubah koneksi LV pada pengujian tan delta, yang sebelumnya
dikoneksi menggunakan adaptor ke ujung luar test tap menjadi dikoneksi ke ujung dalam test tap
menggunakan kabel tunggal 1.5 mm dan diujung luarnya dikoneksi dengan kabel LV, tentunya dengan
hati-hati agar minyak tidak keluar. Dengan metode pengujian seperti ini dapat didapatkan nilai tangen
delta yang benar.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 16 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 16. Koneksi pada test tap bushing menggunakan kabel tunggal 1.5 mm

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 17 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gambar 17. Hasil Tangen Delta setelah dilakukan penanganan pada test tap bushing

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 18 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam Pembahasan ini adalah:

1. Tangen delta negatif tidak hanya disebabkan oleh adanya jalur bocor pada sistem isolasi,
namun bisa juga disebabkan oleh adanya interferensi dan penurunan kualitas Test tap bushing

2. Untuk mengurangi pengaruh interferensi dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut
- Mengisolasi Objek Uji
- Injeksi dengan tegangan uji lebih tinggi.
- Injeksi tegangan uji dengan frekuensi diluar frekuensi system

3. Untuk mengatasi tangen delta bushing negatif akibat penurunan kualitas test tap bushing
dapat dilakukan dengan merubah koneksi kabel LV saat pengujian tan delta, yang sebelumnya
dikoneksi menggunakan adaptor ke ujung luar test tap menjadi dikoneksi ke ujung dalam test
tap menggunakan kabel tunggal 1.5 m

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 19 | 20
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

REFERENSI

1. “Transformer Diagnostic ,” in Facilities Instructions, Standards, And Techniques, vol. 3-31,


United States Department Of The Interior Bureau Of Reclamations, 2003.
2. DR. Michael Kruger “Advanced Diagnostic Tests on High Voltage Bushings ,” in CEPED, 2013.
3. DOBLE Testing Winding Transformer
4. Capacitance and Dissipation Factor Measurement Theory - OMICRON
5. “Kep DIR 0520-2.K/DIR/2014,”, Himpunan Buku Pedoman Pemeliharaan Peralatan Primer
Gardu Induk, 2014.

A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 20 | 20

Anda mungkin juga menyukai