Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JOB SHEET PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB SHEET 4 CORONA DC 200 MENIT

1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mahasiswa dapat menghitung rugi korona.


2. Mahasiswa dapat menghitung pengaruh jarak antar sub-berkas terhadap
besarnya rugi-rugi daya akibat korona.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh variasi konduktor berkas terhadap
rugi-rugi daya akibat korona.
4. Mahasiswa dapat Menganalisa pengaruh jarak kawat antar fasa terhadap
rugi korona.

2. DASAR TEORI

Penyaluran energi listrik dari pembangkit energi listrik ke beban


membutuhkan saluran transmisi. Jauhnya jarak antara pembangkit energi
listrik dengan pusat-pusat beban membutuhkan saluran transmisi energy listrik
yang panjang. Namun semakin panjang saluran transmisi yang digunakan,
maka semakin besar pula rugi daya pada saluran sehingga daya yang sampai
pada tujuan telah banyak berkurang sehingga menyebabkan efisiensi saluran
transmisi rendah dan regulasi tegangan saluran transmisi menjadi tinggi.

Untuk menghindari hal tersebut maka salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan menaikan tegangan listrik pada saluran transmisi menjadi
tegangan ekstra tinggi. Namun jika digunakan tingkat tegangan yang lebih
tinggi akan timbul peristiwa korona. Korona menyebabkan rugi korona dan
dampak negatif terhadap lingkungan berupa Audible noise (AN) dan Radio
interference (RI). Nilai AN dan nilai RI perlu diperhatikan dalam perencanaan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) karena dikhawatirkan dapat
mengganggu lingkungan sekitar jalur saluran transmisi udara.

1
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JOB SHEET PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB SHEET 4 CORONA DC 200 MENIT

Jarak Kawat antar Fasa


Jarak kawat antar fasa sangat penting untuk menghindari singgungan
kawat antar fasa yang dapat menyebabkan hubung singkat antar fasa dan juga
gejala medan tinggi. Jarak antar kawat konduktor dipengaruhi oleh beberapa
hal, terutama hal-hal mekanis dari kawat konduktor. Jarak kawat antar fasa
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai rugi korona.
Meningkatnya jarak konduktor antar fasa berbanding terbalik dengan gradien
tegangan permukaan konduktor sehingga mengurangi resiko terjadi korona.
Semakin kecil rugi korona yang terjadi maka nilai AN dan RI juga dapat
diperkecil.

Korona
Korona adalah peluahan sebagian (partial discharge) dan terjadi pada
permukaan konduktor saluran transmisi ketika tekanan elektris yaitu intensitas
medan listrik (atau gradien potensial permukaan) melampaui kekuatan
breakdown pada udara sekitar. Korona ditandai dengan timbulnya cahaya
violet, suara mendesis (hissing) dan bau ozone (O3). Korona makin nyata
kelihatan pada bagian yang kasar, runcing dan kotor.
Peristiwa korona akan semakin sering terjadi jika pada saluran
transmisi diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan
udara yang lembab. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran,
merusak bahan isolasi serta gejala tegangan tinggi berupa audible noise (AN)
dan radio interference (RI). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
timbulnya korona, yaitu:
1. Kondisi atmosfer
2. Konduktor
3. Jarak konduktor antar fasa
4. Tegangan saluran

2
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JOB SHEET PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB SHEET 4 CORONA DC 200 MENIT

Tegangan Kritis Disruptif dan Visual


Tegangan kritis disruptif adalah tegangan minimal yang dibutuhkan untuk
terjadinya ionisasi pada permukaan konduktor saat kondisi cuaca cerah. Pada
tegangan kritis disruptif belum tampak cahaya violet. Kekuatan dielektrik pada
kondisi udara standar dengan suhu 25°C dan tekanan 76 cmHg adalah 30
kV/cm. Kekuatan dielektrik sebanding dengan kepadatan udara. Kepadatan
udara dapat dirumuskan:

Keterangan :
δ = kepadatan udara
b = tekanan udara (cmHg)
t = suhu udara (°C)

Sedangkan besarnya tegangan kritis disruptif menurut Peek, setelah


memperhitungkan kondisi permukaan konduktor dengan menggunakan faktor
ketidakteraturan, tegangan kritis disruptif dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
Vd = tegangan kritis disruptif (kV rms)
δ = kepadatan udara
r = jari-jari kawat, cm
D = jarak antara kawat, cm
m = faktor keseragaman permukaan konduktor (0≤m≤1)
= 1 untuk permukaan halus, licin, padat, konduktor silinder
= 0,93-0,98 untuk permukaan kasar, padat, konduktor silinder
= 0,87-0,90 untuk konduktor berpermukaan kasar dan lebih dari 7 pilinan

3
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JOB SHEET PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB SHEET 4 CORONA DC 200 MENIT

= 0,80-0,87 untuk konduktor berpermukaan kasar dan sampai 7 pilinan

Rugi Korona
Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil diberi tegangan bolak-
balik, maka korona dapat terjadi. Bila tegangan dinaikan, maka korona terjadi
secara bertahap. Korona terjadi adanya ionisasi dalam udara, yaitu adanya
kehilangan electron dari molekul udara. Rugi-rugi korona akan semakin besar jika
tegangan saluran terus dinaikkan melebihi tegangan kritis disruptif. Besar rugi
korona pada kondisi cuaca hujan akan akan menghasilkan rugi korona yang lebih
besar. Rumus- rumus carol Rockwell dan Peterson yang dianggap cukup
dipercaya, terutama untuk hilang korona rendah.

Keterangan :
Vd = tegangan kritis disruptif (kV rms)
V = tegangan saluran fasa ke fasa (kV)
δ = kepadatan udara = 3,92 b/(273+T)
f = frekuensi cps
r = jari-jari kawat, cm
D = jarak antara kawat, cm

4
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JOB SHEET PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB SHEET 4 CORONA DC 200 MENIT

3. DAFTAR PERALATAN
No. Gambar Komponen
1

5
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JOB SHEET PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB SHEET 4 CORONA DC 200 MENIT

10

6
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JOB SHEET PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB SHEET 4 CORONA DC 200 MENIT

4. LANGKAH KERJA
1. Tekan tombol On pada sektor switch 79 high-volt DC-AC pada main panel
kuning besar (panel utama)
2. Kemudian masuk ke sangkar di ruang lab.tegangan tinggi untuk memasang
konfigurasi (jarum-pelat) pada tabung tekanan dan vakum di tempat objek
pengujian. Lalu keluar dari sangkar.
3. Setelah itu, putar selector swith (On) yang berada di samping sangkar atau
dekat control multitest.
4. Kemudian putar selektor switch (On) yang terletak di belakang panel multi
test set control module. Sehingga panel menyala (dalam kondisi hijau)
Masukan kawat 9 (diameter = 2 mm dan panjang = 37 cm) kedalam
dudukan kawat, lalu masukan dudukan kawat tersebut ke dalam tabung
yang sudah terhubung dengan tegangan tinggi.
5. Lalu masukkan kunci ke emergency trip dan putar keluar untuk menaikkan
emergency.
6. Kemudian tekan tombol reset seperti yang ditunjukkan pada panah di
gambar.
7. Kemudian tekan tombol hijau hingga tombol yang berwarna merah menyala
(gambar yang dilingkari warna merah menyala). Saat kondisi merah
menyala itulah di dalam sangkar ada tegangan
8. Lalu naikkan tegangan (putar charging range) perlahan hingga udara
tembus (kondisi merah berubah kembali sendiri ke kondisi hijau). Dan catat
tegangannya. Lalu posisikan charging range ke titik 0. Dan ulangi dari
langkah 6, dan lakukan sebanyak 3 kali pencatatan tegangan.
9. Setelah melakukan pencatatan V1,V2, dan V3. Matikan panel multitest set,
cabut kunci emergency, dan matikan switch yang berada di samping panel.
Lalu masuk kembali ke sangkar setelah semuanya dalam keadaan off.
10. Pastikan saat masuk kembali ke sangkar dengan membawa tongkat
grounding (gambar yang dipanah) dan menyentuhkannya ke tiap-tiap
komponen untuk memastikan tidak ada tegangan

7
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JOB SHEET PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB SHEET 4 CORONA DC 200 MENIT

Tabel Hasil Percobaan

Percobaan Tegangan (kV)


1
2
3
4
5

5. TUGAS

1. Catat hasil praktikum


2. Buatlah analisa dari hasil praktikum
3. Buatlah laporan

Anda mungkin juga menyukai