Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNIK TEGANGAN TINGGI

DISUSUN OLEH:

ANANTA DARA DINANTI


E1D120035

JURUSAN S-1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSTIAS HALU OLEO
KENDARI
2023
1. Korona
Korona adalah gejala khusus tegangan tinggi yang ditandai dengan tampaknya
cahaya ungu (ultraviolet) muda pada kawat bersamaan terdengarnya suara mendesis
(bising) dan berbau ozone (O3). Korona makin kelihatan nyata pada bagian yang
kasar, runcing dan kotor. Cahaya bertambah besar dan terang bila tegangan terus
dinaikan, akhirnya akan mengakibatkan bunga api. Korona dapat diatasi dengan
membuat perencanaan yang sesuai meliputi, penempatan yang sesuai dengan jumlah,
ukuran dan jarak dari suatu penghantar.
Korona merugikan karena menimbulkan rugi-rugi daya dan merusak
penghantar yang disebabkan oleh pemboman ion pada permukaan penghantar dan
mengakibatkan aksi senyawa kimia yang terbentuk oleh pelapisnya. Besarnya
kehilangan daya yang diakibatkan korona dapat dituliskan sebagai berikut:

Adapun faktor yang mempengerahui terjadinya korona adalah


a. Kondisi atmosfer
b. Diameter konduktor
c. Kondisi permukaan konduktor
d. Jarak konduktor antar fasa
e. Tegangan

2. SF6 (SULFUR HEKSA FLOURIDA)


Gas SF6 adalah suatu bahan isolasi pada peralatan tegangan tinggi seperti switch
ataucircuit breaker, memiliki berat molekul 146 dan tersusun atas 22% berat belerang
dan 78% berat Flour. Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, serta
senyawa kimia yang sangat tidak aktif. Keunggulan-keunggulan dari gas SF6 sebagai
bahan isolasi dibandingkan dengan gas-gas lain adalah:
a. Pengurangan sejumlah pemutus dalam hubungan seri per phasa pada rating
tegangan yang digunakan
b. Karena waktu durasi yang pendek dari busur api, maka bunga api kontak yang
terjadi dibatasi meskipun untuk arus hubung singkat yang sangat tinggi
c. Hasil busur api yang kebanyakan terdiri dari serbuk dengan sifat isolasi yang baik
dapat dipindahkan saat perbaikan
d. Memiliki sifat kimia yang lamban, stabil, tidak mudah terbakar dan tidak beracun
e. Pemutus dari bahan ini mempunyai dimensi yang lebih jika dibandingkan dengan
Air Blast Breaker
Kelemahan dari gas SF6 adalah sebagai berikut:
a. Relatif lebih mahal dari segi pembiyaan
b. Walaupun dalam jumlah yang kecil, apabila terhadi kerusakan maka
membutuhkan waktu yang lama untuk perbaikan
c. Karena titik lelehnya yang rendah yaitu 100 Celcius dan tekanan 1,520 kN/m2,
maka perlu dipakai alat pengukur suhu untuk pengontrolan selama pemadaman
busur dalam gas SF6 terbentuk hasil sampingan yang negative dan beracun, untuk
itu diperlukan gas penyerap yang sesuai.

3. Minyak Trafo
Sebagai cairan isolasi minyak trafo harus mempunyai tegangan tembus 120
kV/cm, disamping itu karena minyak tersebut sebagai pendingin maka nilai viskositas
untuk minyak trafo maksimal 18,50 milpoises. Adapun syarat minyak trafo yaitu
sebagai berikut:
a. Kekuatan isolasi tinggi
b. Penyalur panas yang baik
c. Berat jenis yang kecil sehingga partikel dalam minyak dapat mengendap dengan
cepat
d. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi
e. Kemampuan pendingin yang baik
f. Titik nyala tinggi
g. Tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.
Beberapa metode pemurnian minyak trafo yaitu sebagai berikut:
a. Mendidihkan (boiling), yaitu minyak dipanaskan hingga titik didih air di dalam
alat yang disebut boiler.
b. Alat sentrifugal. Air, serat, karbon dan lumpur yabg elbih berat dari minyak dapat
dipindahkan minyak setelah mengendap.
c. Penyaringan. Metode ini minyak disaring melalui kertas pebyaring sehingga
pengotor tidak dapat melalui pori-pori penyaring yang kecil, sementara embun
telah diserap oleh kertas.
d. Regenerasi. Produk penuaan tidak dapat dipindahkan dari minyak dengan cara
yang sebelumnya. Penyaringan hanya baik untuk memindahkan bagian endapan
yang masih tersisa dari minyak.

4. Mekanisme Kegagalan Bahan Isolasi Padat


a. Kegagalan asasi, adalah kegagalan yang disebabkan oleh jenis dan suhu bahan
dengan menghilangkan pengaruh luar seperti tekanan, bahan elektoda,
ketidakmurnian, kantong udara.
b. Kegagalan elektromekanik adalah kegagalan yang disebabkan oleh adanya
perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi padat sehingga
timbul medan listrik pada bahan tersebut.
c. Kegagalan termal, adalah kegagalan yang terjadi jika kecepatan pembangkit panas
di suatu titik dalam bahan melebihi laju kecepatan pembuangan panas keluar.
Akibatnya terjadi keadaan tidak stabil sehingga pada suatu bahan mengalami
kegagalan.
5. Tekanan Listrik
Pada arus bolak-balik terdapat hubungan antara konduktivitas dengan
frekuensi permitivitas. Karena adanya faktor ini, maka rugi-rugi pada medan arus
bolak-balik lebih besar dari arus searah. Akibatnya kuat gagal termal pada tegangan
AC lebih kecil daripada kuat gagal termal arus DC. Kuat gagal termal untuk medan
bolak-balik juga menurun dengan naiknya frekuensi tegangan.
a. Kegagalan erosi, adalah kegagalan yang disebabkan zat isolasi padat listrik tidak
sempurna, karena adanya lubang atau rongga dalam bahan isolasi pada tersebut.
6. Konfigurasi Geometri Elektroda Terhadap Kekuatan Medan
Pada semua pengujian jarak elektroda untuk semua jenis elektroda adalah 1,5
cm. Tegangan tembus terendah adalah pada elektroda jarum dengan bola dengan
tegangan tembus 19 kV. Sementara tegangan tembus elektroda bola adalah yang
paling tinggi mencapai 50,3 kV.
Tegangan tembus selain ditentukan oleh bentuk elektroda juga ditentukan oleh
jarak kedua elektroda tersebut. Dari semua bentuk elektroda, bahwa semakin jauh
jarak kedua elektroda maka tegangan dadal makin bertambah besar. Sehingga untuk
menaikan tegangan tembus isolasi maka jarak kedua elektroda harus diperbesar.
Tegang gagal selain bentuk dan jarak elektroda juga ditentukan oleh suhu bahan
isolator. Pengaruh suhu terhadap gagal bahan isolasi tidak seperti hubungan dengan
bentuk geometri dan jarak tetapo hubungan yang unik. Pengaruh suhu terhdap
tegangan dadal untuk bahan isolasi gas ditentukan dengan faktor koreksi.
7. Teknik Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak-Balik
a. Trafo Penguji
Untuk membangkitkan tegangan tinggi AC dipegunakan trafo penguji.
Karakteristik trafo penguji berbeda dengan trafo daya.
b. Pengukuran dengan Sela Bola Standart
Tegangan tembus sela bola standart untuk berbagai jarak sela pada keadaan suhu
udara 20 derajat dan tekanan 760 mmHg . Faktor yang mempengaruhi pengukuran
dengan sela bola adalah temperature, tekanan udara, kelembaban, keadaan fisik
sela bola, jarak benda disekitar bola. Keuntungan pengukuran dengan
mempergunakan sela bola adalah harganya murah. Kerugiannya adalah tidak
dapat dipergunakan untuk mengukur tegangan yang jaraknya lebih besar dari
diameter bola. Untuk menghindari efek kapasitansi maka sebaiknya susunan
elektroda disusun secara vertikal.
c. Pengukuran Tegangan Puncak dengan Metode Fortesque.
Faktor yang mempengaruhi ketelitian pengukuran tegangan dengan metode ini
adalah:
- Bentik tegangan
- Kondisi alat ukur mA
- Toleransi kapasitor dan diode
Keuntungan menggunakan metode ini adalah pengukuran lebih teliti dan
pengukuran dapat dilakukan secara kontinu
d. Pengukuran Tegangan Impuls
Pengukuran tegangan impuls dengan menggunakan metode tegangan percikan
50% dari sebuah sela bola standart. Untuk menetapkan 50% SOV ini tiap
perbandingan pelepasan diukur dengan menerapkan dua tegangan masing-masing
lima kali atau lebih,
8. Teknik Pengujian Peralatan Tegangan Tinggi
1. Kabel Daya
Kabel daya adalah penghantar yang dilapisi isolasi dan bahan pelindung
sedemikian rupa sehingga penghantar tersebut tahan terhadap pengaruh luar
seperti air, udara, kelembabam serta pengaruh mekanis. Kabel daya biasanya
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Kabel tanpa logam pelindung
b. Kabel dengan lapisan pelindung
Bahan isolasi yang sering dipergunakan untuk isolasi kabel daya adalah:
a. Pita isolasi, terbuat dari kertas atau kain yang dicelupkan pada vernis
Isolasi ini mengandung lapisan pita kertas yang mengilingi konduktor. Ruang
antar lapisan kertas diisi cairan isolasi yang berfungsi meningkatkan
viskositas
b. Karet sintetis
Isolasi karet sintetis bias any terbuat dari karet alam atau karet sintetis.
Komposisi karet antara 20%-90% dengan campuran bahan lain untuk
memperoleh keuntungan yang tidak dimiliki oleh karet
c. PVC
Pengujian yang dilakukan terhadap kabel daya adalah:
a. Pengujian tahanan isolasi
b. Pengujian ketahanan tegangan tinggi AC frekuensi kerja
c. Pengujian ketahanan tegangan tinggi impuls.
2. Pengukuran Tahanan Isolasi
Faktor yang mempengaruhi tahanan isolasi antara lain: arus absorbs, suhu dan
tegangan yang diterapkan. Berhubung dengan adanya arus absorbs maka
pengukuran tahanan perlu memperhatikan lamanya tegangan yang diterapkan dan
sebelum pengukuran dimulai, bahan yang di uji dibebaskan dari muatan yang
melekat.
3. Pengujian Isolator
a. Pengujian Flashover AC kering
b. Pengujian Flashover AC basah
c. Pengujian Flashover tegangan tinggi
d. Pengujian frekuensi tinggi.
Flashover adalah peristiwa gagalnya udara disepanjang permukaan isolator
melaksanakan fungsinya sebagai isolasi atau dengan kata lain mengalirnya arus
pada permukaan bahan isolator. Tegangan flashover pengujian dipengaruhi oleh
bentuk elektroda dan benda yang ada disekelilingnya. Tegangan pengujian dapat
dinaikan secara bebas sampai 75% dari tegangan flashover yang diharapkan.
4. Lighting Arester
Alat pelindung arrester berfungsi melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara
membatasi surja tegangan lebih dan mengalirkannya ke tanah. Persyaratan yang
dituntut oleh peralatan ini adalah harus memiliki protective ratio yang tinggi yaitu
perbandingan antara tegangan surja maksimum yang diperbolehkan pada waktu
pelepasan sistem 50 Hz maksimum yang dapat ditahan setelah pelepasan terjadi.
Pengujian yang dilakukan pada lighting arrester antara lain:
a. Pengujian tegangan frekuensi kerja
b. Pengujian tegangan impuls
5. Bushing
Bushing merupakan konduktor yang diselimuti oleh isolator padat, biasanya
konduktor yang diselimuti oleh porselin. Sehingga bentuk bushing Sebagian besar
sama dengan isolator tetapi memiliki penghantar pada bagian tengahnya. Fungi
bushing adalah untuk menghantarkan arus tanpa harus terjadi flashover pada
bagian perlatan tersebut, misalnya pada transfornator.
6. Circuit Breaker
Circuit breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan yang
mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban kondisi normal atau
dalam kondisi abnormal/gangguan seperti kondisi short circuit. Berdasarkan
bahan isolasi yang digunakan, maka CB dibedakan menjadi Gas SF6, Minyak,
Udara Hembus, Hampa Udara.
9. Transformator
Pengujian transforamtor distribusi dan transformator Gardu Induk harus dibedakan.
Pengujian transformator gardu induk tidak sesederhana pada transformator distribusi.
1. Pengujian transformator distribusi
Adapun jenis-jenis pengujian transformator distribusi adalah:
a. Pengujian ketahanan tegangan tinggi AC frekuensi kerja
b. Pengujian tegangan tinggi impuls
c. Pengujian tan
d. Pengujian tahanan isolasi
e. Pengujian minyak trafo
2. Pengujian transformator gardu induk
a. Pengujian kualitas minyak isolasi (karakteristik) pada transformator gardu
induk.
Oksidasi dan kontamina adalah hal yang dapat menurunkan kualitas minyak
yang berarti dapat menurnkan kemampunnya sebagai isolasi. Pada saat mintak
mengalami oksidasi, maka minyak akan menghasilkan asam. Asam ini apabila
bercampur dengan air dan suhu yang tinggi akan mengakibatkan proses
hydrolysis pada isolasi kertas. Proses hydrolysis akan menurunkan kualitas
isolasi kertas.
b. Pengujian kadar air
Fungsi minyak trafo sebagai media isolasi di dalam trafo dapat menurun
seiring banyaknya air yang mengotori minyak. Oleh karen itu, dilakukan
pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang
terlarut/terkandung di minyak. Metode yang digunakan adalah metoda Karl
Flacher, dimana metode ini menggunakan sebuah elektroda dan setu buah
generator. Generator berfungsi menghasilkan senyawa iodin yang berfungsi
sebagai penetral kadar air sedangkan elektroda berfungsi sebagai media untuk
mengetahui ada tidaknya kadar air di dalam minyak
c. Pengujian Furan
Isolasi kertas merupakan bagian dari sistem isoalasi trafo. Isolai kertas
berfungsi sebagai media dielektrik, menyediakan kekuatan mekanik dan
spacing. Proses penurunan isolasi kertas merupakan proses depolimerasi. Pada
proses ini isolasi kertas merupakan rantai hidrokarbon yang panjang akan
terputus dan akhirnya akan menurunkan kekuatan isolasi kertas itu sendiri
d. Pengujian kadar asam
Minyak yang rusak akibat oksidasid akan menghasilkan senyawa asam yang
akan menurunkan kualiutas kertas isolasi pada trafo. Asam ini juga dapat
menjadi penyebab proses korosi pada tembaga dan bagian trafo yang terbuat
dari bahan metal. Untuk mengetahui seberapa besar asam yang terkandung di
minyak, dilakukan pengujian kadar asam pada minyak isolaso. Besarnya kadar
asam pada minyak trafo juga dapat dijadikan sebagai dasar apakah minyak
trafo tersebut harus segera dilakukan reklamasi atau diganti
e. Pengujian corrosive sulfur
Salah satu yang dapat menurunkan kualitas isolasi kertas pada trafo adalah
corrosive sulfur yang terkandung di dalam minyak isolasi trafo. Corrosive
sulfur adalah senyawa sulfur yang berisfat tidak stabil terhadap suhu yang
berada di minyak isolasi yang dapat menyebabkan korosi pada komponen
tertentu dari trafo seperti tembaga dan perak. Metode pengujian corrosive
sulfur mengacu pada standar ASTM D 1275 / 1275 b. Tingkatan korosif suatu
minyak ditujulan dengan perubahan warna pada media uji beberapa tembaga
(Cu)
f. Pengujian perlengkapan trafo
Pada trafo gardu induk selain pengujian minyak juga dilakukan pengujian
perlengkapan yaitu: Rela Jamsen dan Rele Bucholz dan pengujian belitan
trafo. Kedua rele tersebut tidak mensensor arus atau tidak bekerja jika jaringan
mengalami gangguan. Rele tersebut bekerja jika terjadi ketidaknormalan pada
internal trafo
g. Rele bucholz
Rele bucholz menggunakan kombinasi limit switch dan pelampung dalam
mendeteksi ketidaknormalan di transformator. Oleh karena itu perlu dipastikan
limit switch dan pelampung tersebut masih berfungsi dengan baik. Indikasi
alarm yang diinformasikan dari rele ke ruang kontrol
h. Pengujian rele jamsen
Sama halnya dengan rele bucholz, indikasi alarm dari rele jansen yang
diinformasikan ke ruang kontrol disampaikan melalui kabel kontrol. Pengujian
rele jansen ditujukan untuk memastikan kondisi kabel kontrol masih dalam
kondisi baik sehingga malkerja rele yang berakibat pada kesalahan informasi
dapat dihindari
i. Pengujian belitan trafo
Pengujian belitan trafo gardu induk sama seperti pengujian belitan pada pada
trafo distribusi.

Anda mungkin juga menyukai