Anda di halaman 1dari 9

WORKSHOP TRANSMISI DAN GARDU INDUK

“PROSES TERJADINYA KEGAGALAN ISOLASI PADA ISOLASI


GAS/UDARA ”

Disusun oleh :
Enjels Fatkhur Rohman Suyadi
1303181046
2 D3 Elektro Industri B

Dosen Pengampu :
Ir. Yahya Chusna Arif, MT.

PROGAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam dunia kelistrikan terdapat masalah dalam sistem saluran listriknya salah satunya
yaitu kegagalan isolasi, dimana kegagalan isolasi dapat mengakibatkan tembus tegangan
dan dapat berpotensi menjadi short circuit, hal ini harus dihindari karena dapat merusak
kualitas daya listrik yang dihasilkan generator , kegagalan isolasi sering terjadi pada
tegangan tinggi salah satunya penyebab terjadinya hal tersebut adalah peristirwa corona
pada saluran tegangan tinggi. Udara atau gas sering digunakan pada sistem isolasi yang
untuk mengisolasi peralatan listrik tegangan tinggi, dengan sistem yang lebih sederhana
dan ekonomis secara segi biaya dibandingkan dengan yang lain. Isolasi dimaksudkan untuk
memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan, sehingga antara
penghantar-penghantar yang bertegangan tidak terjadi lompatan listrik ( flashover )
atau percikan ( sparkover ).

Bahan isolasi yang sedang dikembangkan adalah bahan isolasi gas dengan, kinerja
yang cukup effisien, salah satu contohnya adalah udara, pada keadaan normal ( udara yang
ideal ) merupakan isolator yang sempurna dan juga paling banyak digunakan karena
murah, mudah dan sederhana. Menurut standart VDE ( VDE 0433-2 ) bentuk elektroda
yang digunakan dalam pengujian tegangan tembus gas adalah elektroda bola- bola. Untuk
mengetahui pengaruh bentuk elektroda terhadap besarnya tegangan tembus pada isolasi
udara perlu dilakukan pengujian pada bentuk elektroda yang lain. Bentuk elektroda yang
dapat digunakan adalah elektroda bola-bidang dan jarum- bidang.

Pembawa muatan dalam gas yang terdiri dari elektron elektron dan ion-ion sangat
berpengaruh terhadap proses kegagalan dalam bahan isolasi gas. Karakteristik pembawa
muatan pada gas dipengaruhi oleh pergerakan molekul. Pembawa muatan ini dapat
bergerak bebas karena pengaruh dari medan listrik. Pembawa muatan pada gas dapat
terbentuk melalui proses ionisasi.Saat terjadinya proses ionisasi, suhu disekitar elektrode
akan naik secara bertahap. Kenaikan suhu ini diakibatkan oleh pergerakan termal sebuah
molekul dalam gas yang tak beraturan.
Dalam kondisi nyatanya udara tidak hanya terdiri dari molekul-molekul netral saja
tetapi ada sebagian kecil didalamnya berupa ion-ion dan elektron-elektron bebas, yang
akan mengakibatkan udara dan gas mengalirkan arus walaupun dalam kapasitas yang
terbatas atau kecil. Jika gas dipanasi sampai suhu yang cukup tinggi, maka banyak atom
netral akan memperoleh energi yang diperlukan untuk mengionisasikan atom- atom yang
mereka bentur.

Dalam kondisi saluran pada sub transmisi dimana jarak penghantar juga harus
diperhatikan, diamana jika hal tersebut diubungkan dengan prinsip dari sebuah kapasitor ,
diaman jika terdapat dua keping dielektrik atau konduktor dengan di sekat oleh sebuah
media udara, sehingga akan timbul muatan yan tersimpan dan , jika dibiarkan akan
mengakibatkan pengumpulan muatan dan dapat menjadi eksplosif atau meledak,hal ini
dapat dipengaruhi oleh sistem karena kegagalan isolasi sehingga meyebabkan tembus
tegangan.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya paper ini adalah untuk memahami gejala kegagalan isolasi gas dan
udara dengan objek adalah tegangan tinggi berdasarkan teorema dari Streamer dan
Townsend

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan isolasi gas dengan SF6 atau udara?
2. Apakah yang dimaksud dengan tegangan tembus?
3. Bagaimana proses dasar terjadinya kegagalan isolasi gas?
4. Apa yang dimaksud dengan mekanisme kegagalan Towndsend?
5. Apa yang dimaksud dengan mekanisme kegagalan Streamer?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Udara dan SF6

Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapat dan mempunyai tegangan tembus
yang cukup besar yaitu 30kV/cm. Contoh yang mudah dapat dijumpai pada JTR, JTM,
dan JTT antara hantaran yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan udara. Isolasi udara
(gas) aplikasinya lebih banyak digunakan pada isolasi saluran transmisi udara dan pada
GIL (Gas Insulated Transmission Lines),pada CB dan sakelar pemisah. Dalam pemilihan
bahan isolasi lebih diberatkan pada keandalan dari bahan isolasi itu sendiri maupun biaya
operasional dari isolasi itu sendiri. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memilih
bahan isolasi yang digunakan pada suatu peralatan tegangan tinggi dengan
memperhitungkan keandalan dan kesederhanaan dari isolasi itu sendiri.Udara terdisi dari
unsur- unsur di muka bumi, terdiri atas 79% Nitrogen (N2) dan 20% Oksigen (O2),
sedangkan sisanya adalah sekitar 1% terdiri dari: Argon, Helium, Neon, Kripton,
karbondioksida dan lain-lain.
Pada sistem jaringan tenaga listrik, maka udara merupakan media pemisah muatan dan
media untuk mengalirnya fluks fluks indusi dari elektromagnetik. Pada tekanan yang tidak
terlalu tinggi, udara merupakan bahan penyekat yang baik, kebocoran melalui udara adalah
kecil sekali. Tetapi pada tekanan yang cukup tinggi, maka akan terjadi loncatan elektron
di udara. Udara sering juga digunakan sebagai pendingin, dimana udara bersifat
mengalirkan panas atau sebagia media penyalur panas, jika terjadi loncatan elektron yang
masif.

Sulphur Hexa Fluorida


Gas SF6 Berdasarkan Standard IEC 376, terdapat unsur-unsur kimia yang terkandung
dan tingkat kemurnian pada Gas SF6 dapat dilihat dengan parameter parameter sebagai
berikut :
- Carbon tetrafluoride ( CF4) 0,03%
- Oxygen + nitrogen ( air ) 0,03
- Water 15ppmM SF6 : 99,9%
- CO2 traces
- HF 0,3ppmM
Sifat kimiawi gas SF6 sangat stabil, pada temperatur normal terdapat berupa gas netral
dan juga sifat pemanasannya sangat stabil. Sehingga pada temperatur diatas 150oC
mempunyai sifat tidak merusak metal yaitu besi penyangga dan konduktor penghantar,
plastik dan bermacam-macam bahan yang umunya digunakan dalam pemutus tegangan
tinggi.

Gas SF6 murni ( pada tekanan absolut = 1013 mbar dan temperatur = 200oC ) tidak
berwarna, tidak berbau / beracun dengan berat isi 6,14 kg / m3 dan sifat lainnya adalah
mempunyai berat molekul 146,7 g, temperatur kritis 45,550 C dan tekanan absolut kritis
37,59 bar. Gas SF6 pada penggunaannya di GIS (Gas Insulated Switchgear) dapat terjadi
Decomposition Product. Yaitu hasil pemecahan molekul dari gas SF6 yang merupakan
akibat dari Electrical Discharge. Jika sudah terjadi hal tersebut maka konsentrasi
kemurnian gas SF6 akan berkurang dan juga berkurangnya kualitas isolasi gas SF6.
Berikut merupakan senyawa yang terbentuk dari Decomposition Product gas SF6.

keunggulan dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar
pemutus beban pada sistem tenaga listrik adalah :
a. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan
mudah dideteksi karena . Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun
pembentukannya kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh
b. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitas tetap rendah
dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak stabil
dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.
c. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada
prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang terjadi.
2.2 Tegangan Tembus
Dalam sistem tenaga listrik peranan keselamatan dipegang penting, salah satunya pada
isolasi dari konduktor tersebut, dimana peranananya adalah sebagai pelingdung konduktor
penghantar atau mencegah terjadi lompatan elektron eletron yang ada pada konduktor,
yang jika dibiarkan bisa menyebakan terjadinya short circuit dan kegagalan sistem.
Dalam saluran listrik tegangan tinggi, sering terjadi peristiwa tegangan tembus,
diamana isolasi tidak bisa menahan panas, yang menyebabnya turunya kualitas dan
kuantitas suatu isolator tersebut, sehingga berpontensi menimbulkan percikan atau
lompatan elektron, dan jika tegangan tembus terjadi maka , isolator tersebut sudah tidak
dapat difungsikan lagi.
Kegagalan yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan
kerusakan alat sehingga kontinuitas sistem terganggu. Udara yang menyelimuti isolator
merupakan isolator pertahanan ke dua, merupakan bahan isolasi yang banyak digunakan
pada peralatan tegangan tinggi misalnya pada arrester sela batang yang terpasang di
saluran transmisi, selain itu udara juga digunakan sebagai media peredam busur api pada
pemutus tenaga (CB).

2.3 Proses Dasar Terjadinya Kegagalan Isolasi


Dalam proses terjadinya kegagalan isolasi, diamana isolasi isoalsi yang
digunakan sebagai penghambat aliran elektron, sehingga proses tersebut dapat
dikatakan Mekanisme kegagalan dalam udara yang disebut percikan (spark
breakdown) adalah peralihan dari peluahan tak bertahan sendiri ke berbagai jenis
peluahan yang bertahan sendiri. Sifat mendasar dari kegagalan percikan ini adalah
tegangan pada (across) sela antara elektroda akan menurun karena adanya proses
yang menghasilkan konduktifitas tinggi antara anoda dan katoda.
Ada dua jenis mekanisme dasar yang berperan yaitu :
1. Mekanisme primer, yang memungkinkan terjadinya banjiran (avalanche)
elektron.
2. Mekanisme sekunder, yang memungkinkan terjadinya peningkatan banjiran
(avalanche) elektron.
Pada mekanisme primer, proses yang terpenting adalah katoda. Dalam hal ini katoda
akan melepas (discharge) elektron, yang akan mengawali terjadinya suatu kegagalan
percikan (spark breakdown). Sehingga untuk hal ini elektroda yang mempunyai
potensial yang lebih rendah, yaitu katoda akan menjadi elektroda yang melepaskan
elektron.
Adapun fungsi katoda selaku elektroda pelepas elekton adalah :
1. Menyediakan elektron awal yang harus dilepaskan
2. Mempertahankan pelepasan ( discharge )
3. Menyelesaikan pelepasan ( discharge )

2.4 Mekanisme Kegagalan Townsend

Pada mekanisme kegagalan townsend adalah pada saat proses primer, elektron
bergerak bebas dan berjalan secara banyak, yang dapat menimbulkan energi yang
sangat besar, yang dapat menyebabkan beda potensial yang tinggi setiap saluran.
Jumlah elektron ne yang terdapat dalam banjiran elektron pada lintasan sejauh dx akan
bertambah dengan dnc elektron, sehingga elektron bebas tambahan yang terjadi dalam
lapisan dx adalah dne = α . ne .dx
Ternyata jumlah elektron bebas dne yang bertambah akibat proses ionisasi sama
besarnya dengan jumlah ion positif dn+ baru yang dihasilkan, sehingga
dne = dn+ = α . ne . dx = α . ne . ( t ). vd . d
dn+ = jumlah ion positif baru yang dihasilkan. ne = jumlah total elektron.
vd = kecepatan keluyur elektro.
Pada medan uniform ( α konstan, dengan syarat mula) ne = no , x = 0 sehingga ne = no εα.x .
Jumlah elektron yang menumbuk anoda per detik sejauh d dari katoda sama dengan jumlah
ion positif : n+ = no εα.x Selanjutnya jumlah elektron yang meninggalkan katoda dan
mencapai anoda :
𝑛 𝐼𝑜 𝑒 𝛼𝑑
𝑜 𝑒∝𝑑
ne = atau Io =
1−𝛾(𝑒 𝛼𝑑 −1) 1−𝛾(𝑒 𝛼𝑑 −1)
Keterangan :
Io : arus yang meninggalkan katoda
d : jarak celah
Mekanisme kegagalan Townsend berpotensi tinggi pada tekanan yang rendah dibawah
tekanan atmosfer. Pada tekanan diatas tekanan atmosfer berlaku mekanisme kegagalan
strimer yang mempersyaratkan adanya distorsi medan karena muatan ruang ion pada ujung
streamer.
2.5 Mekanisme Kegagalan Streamer
Mekanisme kegagalan streamer menjelaskan pengembangan pelepasan percikan
langsung dari banjiran tunggal dimana muatan ruang (space charge) yang terjadi karena
banjiran itu sendiri mengubah banjiran tersebut menjadi streamer plasma. Sesudah itu
kehantaran naik dengan cepat dan kegagalan terjadi dalam alur banjiran ini. Ion positif
dapat dianggap stasioner dibandingkan elektron-elektron yang begerak cepat dan banjiran
elektron terjadi dalam sela dalam awan elektron yang membelakangi muatan ruang ion
positif.
Ciri utama teori kegagalan strimer, di samping proses ionisasi benturan ( α ) Townsend,
adalah postulasi sejumlah besar fotoionisasi molekul gas dalam ruang didepan strimer dan
pembesaran medan listrik setempat oleh muatan ruang ion pada ujung strimer, dimana
ruangan ini menimbulkan distorsi medan dalam sela. Ion-ion positif dapat dianggap
stasioner dibandingkan dengan elektron-elektron yang bergerak lebih cepat, dan banjiran
terjadi dalam sela dalam bentuk awan elektron yang membelakangi muatan ruang ion
positif.
Ada dua jenis strimer :
1. Positif, atau strimer yang mengarah ke katoda
2. Negatif, atau strimer yang menuju ke anoda
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Isolasi merupakan hal terpenting dalam sistem ketenaga listrikan karena isolasi
berperanan dalam pengamanan listrik, menghindari timbulnya kegagalan sistem yang
bersifat sangat merugikan, terdapat bermacam macam isolasi, yang pertama yaitu isolasi
padat, isolasi cair, dan isolasi gas, dengan mepunyai kelebian dan kekurangan masing
masing, dengan pembahasan kali ini yaitu isolasi gas yaitu udara atau SF^ yang dimana
mempunyai keunggulan cepat dalam pengamanan listrik, tetapi mempunyai kukurangan
diamana tidak mampu dalam memisahkan dua atau lebih penghantar listrik, sehingga timbul
lompatan elektron yang banyak yang menyebabkan tingginya energi listrik yang dapatr
merusak sistem isolasi. Terdapat mekanisme pada kegagalan isolasi gas yaitu Townsend
dan Streamer. Mekanisme Townsend menjelaskan tentang fenomena kegagalan yang hanya
terjadi pada tekanan yang rendah dibawah tekanan atmosfer. Pada tekanan diatas tekanan
atmosfer berlaku mekanisme strimer yang mempersyaratkan adanya distorsi medan karena
muatan ruang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua gejala tersebut dapat
menyebabkan meningkatnya arus yang sangat besar dan berbahaya bagi sistem kelistrikan.

Anda mungkin juga menyukai