Anda di halaman 1dari 56

Bahan Isolasi Gas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada kemajuan teknologi tegangan tinggi , isolasi listrik
memegang peranan yang sangat penting dalam teknik tegangan tinggi.
Isolasi listrik sangat diperlukan untuk menunjang keandalan didalam
penyaluran tegangan listrik. Isolasi listrik diperlukan untuk
memisahkan bagian-bagian yang bertegangan pada suatu penghantar
jaringan tegangan tinggi, sehingga dapat memberikan keamanan dan
kenyamanan pada masyarakat yang ada pada areal yang terkena
tegangan tinggi.
Isolasi listrik pada sistem transmisi tenaga listrik dalam
mengisolasi atau mengamankan konduktor dari tegangan
membutuhkan suatu koordinasi isolasi. Koordinasi isolasi yang
merupakan korelasi kekuatan isolasi peralatan sistem tenaga listrik, di
satu pihak dengan alat-alat proteksinya dilain pihak, sehingga
peralatan sistem tenaga listrik terlindungi dari bahaya-bahaya
tegangan lebih secara ekonomis. Koordinasi isolasi didalam teknik
tegangan tinggi mempunyai tujuan untuk perlindungan terhadap
peralatan dan penghematan.
Jenis-jenis isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan tinggi
antara lain : isolasi udara (gas), isolasi padat, isolasi cair. Dalam hal
ini lebih diberatkan pada isolasi udara (gas). Isolasi udara (gas)
aplikasinya lebih banyak digunakan pada isolasi saluran transmisi
udara dan pada GIL (Gas Insulated Transmission Lines) ,pada CB dan
sakelar pemisah. Dalam pemilihan bahan isolasi lebih diberatkan pada

Atiqah Putri Sari Page 1


Bahan Isolasi Gas

keandalan dari bahan isolasi itu sendiri maupu biaya operasional dari
isolasi itu sendiri. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan
memilih bahan isolasi yang cocok digunakan pada suatu peralatan
tegangan tinggi dengan memperhitungkan keandalan dan keserhanaan
dari isolasi itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat masalah yang timbul dari latar belakang laporan di atas maka
timbul
suatu permasalahan yaitu:
1. Bagaimana cara isolasi udara (gas) dalam mengisolasi atau
mengamankan peralatan tegangan tinggi ?
2. Bagaimana aplikasi dari isolasi gas pada peralatan pengaman
maupun pada sakelar pemisah ?

1.3 Tujuan Pembuatan


Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui fungsi dari isolasi udara (gas).
2.Untuk mengetahui kemampuan dari isolasi udara pada saluran
transmisi udara dengan isolasi gas pada CB dan pada GIL.

1.4 Manfaat Pembuatan


Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana fungsi dan kemampuan dari isolasi udara
(gas) dalam mengisolasi dan mengamankan konduktor dari tegangan
lebih.

Atiqah Putri Sari Page 2


Bahan Isolasi Gas

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Dengan melihat permasalahan yang ada dan menghindari
terjadinya perluasan masalah, maka perlu adanya pembatasan dimana
pada penulisan makalah ini akan membahas mengenai :
1. Isolasi udara pada saluran udara tegangan tinggi
2. Isolasi gas pada GIL (Gas Insulated Transmission Lines) dan
pada CB

Atiqah Putri Sari Page 3


Bahan Isolasi Gas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isolasi
Isolasi merupakan suatu peralatan yangyang digunakan sebagai
pembatas dan pengaman pada peralatan listrik yang mempunyai
kekuatan listrik yang cukup untuk menjamin faktor keselamatan yang
diperlukan pada saat peralatan listrik tersebut beroperasi maupun tidak
beroperasi.bahan isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan tinggi
dibedakan menjadi : bahan isolasi gas, bahan isolasi padat, bahan
isolasi cair. Dalam pembahasan kali ini lebih diberatkan pada jenis
bahan isolasi gas.bahan isolasi gas digunakan sebagai pengisolasi dan
sekaligus sebagai media penyalur panas. Bahan isolasi gas dapat
berupa udara, sulphur hexa fluorida (SF6) dan gas-gas lainnya yang
lazim digunakan di dalam teknik listrik.

Isolator gas dan bagiannya

Isolator adalah salah satu komponen terpenting yang harus di


ketahui dalam hal keelektonikaan. Isolator terbagi atas beberapa
macam salah satunya yaitu isolator gas.

Pada umumnya isolator gas digunakan sebagai media isolasi


dan penghantar panas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
isolator gas ini adalah ketidakstabilan temperatur, ketidaknormalan
sifat kedielektrikan pada tekanan yang tinggi dan resiko ledakan dari
gas yang digunakan.

Atiqah Putri Sari Page 4


Bahan Isolasi Gas

Berdasarkan kekuatan dielektrik,rugi-rugi dielektrik, stabilitas


kimia,korosi, dll, isolator gas dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Gas sederhana, contohnya :

a. Udara

b. Nitrogen

c. Helium

d. Hidrogen ,

dan lain-lain

2. Gas Oksida, contohnya :

a. Gas karbondioksida

b. Gas Sulphur dioksida

3. Gas Hidrokarbon, contohnya :

a. Methana

b. Ethana

c. Propana

dan lain-lain

4. Gas Elektronegatif, contohnya :

a. Gas Sulphur hexaflorida

Atiqah Putri Sari Page 5


Bahan Isolasi Gas

b. CH2Cl2

Dalam pemilihan jenis isolator gas yang dipergunakan, perlu


diperhatikan sifat dari kedielektrikan gas yang digunakan pada
temperatur dan tekanan dimana gas tersebut akan digunakan sebagai
media isolasi.

Beberapa sifat dari isolator gas sebagai media isolasi yang perlu
diperhatikan antara lain yaitu :

1. Sifat Kelistrikan, yang mencakup antara lain :

a. Tahanan isolasi

b. Kekuatan Dielektrik

c. Faktor Daya

d. Konstanta Dielektrik

e. Rugi-rugi dielektrik

2. Temperatur,

3. Sifat Kimia, dan

4. Sifat Mekanis

a. kerapatan volume

b. viskositas

c. absorpsi kelembaman

Atiqah Putri Sari Page 6


Bahan Isolasi Gas

d. tekanan permukaan,dll

Mekanisme Kegagalan Isolasi Gas Dalam mekanisme tembus


listrik bahan isolasi,ada beberapa peristiwa/proses yang berperan di
dalamnya, antara lain :

a. Ionisasi, yaitu peristiwa terlepasnya elektron dari ikatan atom netral


sehingga menghasilkan satu elektron bebas dan ion positif

b. Deionisasi, yaitu peristiwa dimana satu ion positif menangkap


elektron bebas sehingga ion positif tersebut menjasi atom netral

c. Emisi, yaitu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam


menjasi elektron bebas Proses dasar dalam kegagalan isolasi gas
adalah ionisasi benturan oleh elektron.

Ada dua jenis proses dasar yaitu :

• Proses primer, yang memungkinkan terjadinya banjiran elektron

• Proses sekunder, yang memungkinkan terjadinya peningkatan


banjiran elektron

Saat ini dikenal dua mekanisme kegagalan gas yaitu :

• Mekanisme Townsend

• Mekanisme Streamer

1. Mekanisme Kegagalan Townsend

Pada proses primer, elektron yang dibebaskan bergerak cepat sehingga


timbul energi yang cukup kuat untuk menimbulkan banjiran elektron.

Atiqah Putri Sari Page 7


Bahan Isolasi Gas

Jumlah elektron Ne pada lintasan sejauh dx akan bertambah dengan


dNe, sehingga elektron bebas tambahan yang terjadi Ne.dx . Ternyata
jumlah elektron bebas α dalam lapisan dx adalah dNe = dNe yang
bertambah akibat proses ionisasi sama besarnya dengan jumlah Ne.
(t).dt; α ion positif dN+ baru yang dihasilkan, sehingga dNe = dN+ =
dimana :

α : koefisien ionisasi Townsend

dN+ : jumlah ion positif baru yang dihasilkan Ne : jumlah total


elektron

Vd : kecepatan luncur elektron

konstan,Ne = N0, x = α Pada medan uniform,x α ε Ο sehinggaNe =


NO Jumlah elektron yang menumbuk anoda per ε detik sejauh d dari
katoda sama dengan jumlah ion positif yaitu N+ = N0 x α

Jumlah elektron yang meninggalkan katoda dan mencapai anoda


adalah :

Arus ini akan naik terus sampai terjadi peralihan menjadi pelepasan
yang bertahan sendiri. Peralihan ini adalah percikan dan dα ε diikuti
oleh perubahan arus dengan cepat dimana karena >> d secara teoritis
menjadi tak terhingga, tetapi α ε O À1 maka dalam praktek hal ini
dibatasi oleh impedansi rangkaian yang menunjukkan mulainya
percikan.

2. Mekanisme Kegagalan Streamer

Atiqah Putri Sari Page 8


Bahan Isolasi Gas

Ciri utama kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah besar foto


ionisasi molekul gas dalam ruang di depan streamer dan pembesaran
medan listrik setempat oleh muatan ruang ion pada ujung streamer.
Muatan ruang ini menimbulkan distorsi medan dalam sela. Ion positif
dapat dianggap stasioner dibandingkan elektron-elektron yang begerak
cepat dan banjiran elektron terjadi dalam sela dalam awan elektron
yang membelakangi muatan ruang ion positif. Medan Er yang
dihasilkan oleh muatan ruang ini pada jari jari R adalah :

Pada jarak dx, jumlah pasangan x dx sehingga : α ε α elektron yang


dihasilkan adalah R adalah √jari jari banjiran setelah menempuh jarak
x, dengan rumus diffusi R= (2Dt). Dimana t = x/V sehingga

dimana :

N : kerapatan ion per cm2, e : muatan elektron ( C ), 0 : permitivitas


ruang bebas,ε R : jari jari (cm), V : kecepatan banjiran, dan D :
koefisien diffusi.

Udara

Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai


tegangan tembus yang cukup besar yaitu sekitar 30 kV/cm. kalau dua
buah elektroda yang dipisahkan dengan udara mempunyai beda
potensial yang tinggi yaitu tegangan yang melebihi tegangan tembus,
maka akan timbul loncatan bunga api. Bila tegangan itu dinaikkan
lagi, maka akan terjadi busur api. Besarnya tegangan tembus
dipengaruhi oleh tekanan udara. Secara umum,makin besar
tekanannya, main besar pula tegangan tembusnya. Tetapi pada
keadaan pakemjustru tegangan tembus akan menjadi lebih besar.

Atiqah Putri Sari Page 9


Bahan Isolasi Gas

Keadaan yang demikian inilah yang justru digunakan atau diterapkan


pada peralatan listrik.

Sulphur Hexa Fluorida

Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara


unsur sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis :

S + 3 F2 SF6 + 262 kilo kalori

Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa
jenis 6.139 kg/m3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu 00 celcius
dan tekanan 1 atmosfir.

Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan relevansinya
pada sakelar pemutus beban adalah :

a. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan


mekanismenya. Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api
adalah tanpa memerlukan energi untuk mengkompresikannya, namun
semata-mata karena pengaruh panas busur api yang terjadi.

b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai


pengisolasi dapat dengan mudah dideteksi

c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun


pembentukannya kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh

d. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB


konduktivitas tetap rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini

Atiqah Putri Sari Page 10


Bahan Isolasi Gas

mengurangi kemungkinan busur api tidak stabil dengan demikian ada


pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.

e. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga


penguraiannya menjadikan dielektriknya naik secara bertahap

f. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan


dan dengan adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai
arusnya rendah.

Dibawah ini terdapat pendapat beberapa ahli tentang isolator gas.


Yaitu Brophy, John R. (Valencia, CA), dkk.

1. Sebuah isolator tegangan tinggi gas yang terdiri dari: elemen


pertama memiliki bahan dielektrik sumbu dan membentuk inti dengan
sebagian besar permukaan luar silinder berpusat pada kata kata sumbu
inti mempunyai dasar memperluas permukaan inti dalam pesawat
secara substansial tegak lurus terhadap sumbu . kedua berbentuk
cangkir sebagian besar unsur bahan dielektrik yang mencakup lengan
baju yang erat kata mengelilingi inti dan secangkir dasar dengan
permukaan yang menghadap upwardly yang terletak di bawah
facewise kata terhadap permukaan inti. kata inti memiliki substansial
memperluas lubang yang sejajar dengan sumbu untuk kata kata bawah
permukaan inti, kata sebuah alur di bawah permukaan inti kata yang
memanjang hingga ke permukaan silinder luar, dan sebagian besar di
kata alur heliks silinder yang memiliki permukaan luar ujung bawah
kata berkomunikasi dengan alur di kata bawah permukaan inti dan
ujung atas yang berlawanan dan berarti termasuk elemen konduktif
listrik, membentuk lorong-lorong berkomunikasi dengan kata inti

Atiqah Putri Sari Page 11


Bahan Isolasi Gas

lubang dan ujung atas kata sebagian besar alur heliks, untuk melewati
therethrough gas.

2. Sebuah isolator tegangan tinggi gas yang terdiri dari: elemen


pertama yang mencakup inti bahan dielektrik memiliki silinder
pinggiran dan memiliki berseberangan termasuk bagian bawah.
elemen kedua yang meliputi bahan dielektrik lengan memiliki lubang
silinder diameter yang sama seperti kata inti dan yang erat kata
menerima inti, kata membentuk elemen kedua dari bawah permukaan
di bagian bawah kata lubang, ujung bawah kata inti berbohong
facewise melawan kata bawah permukaan. kata inti memiliki alur
heliks secara substansial di pinggiran, membentuk sebagian besar kata
heliks bagian antara inti dan lengan, kata heliks bagian atas dan bawah
memiliki berakhir. kata inti memiliki sumbu silinder berpusat pada
periferal dan mengatakan sebagian besar inti memiliki lubang vertikal
dengan memperluas atas kata yang sejajar dengan sumbu untuk kata
inti bagian bawah, kata bagian bawah kata heliks kata bagian inti
berbaring di bagian bawah, dan berkata inti telah alur di bagian bawah
kata inti yang memanjang dari kata vertikal dasar lubang untuk kata
akhir kata heliks bagian. berarti membentuk lorong digabungkan
untuk kata atas kata akhir heliks bagian untuk melewati gas yang
melewati kata heliks bagian dan sepasang masing-masing anggota
konduktif listrik digabungkan ke puncak kata lubang vertikal dan
untuk berkata berarti membentuk sebuah lorong.

Atiqah Putri Sari Page 12


Bahan Isolasi Gas

Bentuk Isolator Gas

Contoh Isolator gas

Atiqah Putri Sari Page 13


Bahan Isolasi Gas

BAHAN ISOLASI CAIR


Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada
beberapa peralatan listrik, misalnya : transformator, pemutus beban,
rheostat. Dalam hal ini bahan isolasi cair berfungsi sebagai
pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin. Karena itu persyaratan
untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi antara lain :
mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.
1. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh
dengan pemurnian minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini
karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam transformator akan
timbul hidrokarbon. Selain berasal dari minyak mineral, minyak
transformator dapat pula yang dapat dibuat dari bahan organik,
misalnya : minyak trafo Piranol, Silikon. Sebagai bahan isolasi,
minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi.
Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan seperti ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 4. Alat pengujian tegangan tembus minyak transformator


Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat
diatur dengan menggunakan auto-transformator sehingga dapat
diketahui tegangan sebelum saat terjadinya kegagalan isolasi yaitu

Atiqah Putri Sari Page 14


Bahan Isolasi Gas

terjadinya locatan bunga api. Locatan bunga api dapat dilihat lewat
lubang yang diberi kaca. Selain itu dapat dilihat dari Voltmeter
tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan isolasi (karena
setelah terjadinya kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan
harga nol. Tegangan temus nominal minyak transformator untuk
tegangan kerja tertentu dapat dilihat pada tabel 2.

Dengan demikian dapat diketahui apakah minyak transformator


ketahanan listriknya memenuhi persyaratan yang berlaku. Ketahanan
listrik minyak transformator dapat menurun karena pengaruh asam
dan dapat pula karena kandungan air.

2. bahan isolasi cair lain


Minyak untuk kabel yang berisolasi kertas dibuat lebih kental
daripada minyak trafo, disamping itu terdapat pula bahan isolasi
kabel yang di impregnasi dengan minyak yang kekentalan rendah
dengan pemurnian yang tinggi, yaitu kabel untuk tegangan ekstra
tinggi yang diisi minyak.
Disamping bahan-bahan diatas, terdapat pula isolasi cair sintetis
yang berisi chloor (hidrokarbon seperti difenil C10H12). Bahan-bahan

Atiqah Putri Sari Page 15


Bahan Isolasi Gas

ini diantaranya: sovol, askarel, araclor, pyralen, shibanol. Dan bahan


isolasi cair lain yang lebih mahal dari minyak trafo adalah minyak
silicon.

BAHAN ISOLASI PADAT


Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral, tetapi
penggunaannya tidak pada bentuk atau keadaan alaminya melainkan
harus diproses terlebih dahulu dengan pemanasan (pembakaran),
pengerasan dan pelumeran. Itulah sebabnya maka pembahasannya
dipisahkan dengan pembahasan bahan mineral pada bab sebelumnya.
1. Kaca
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-
bahan yang dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap pada
kondisi berongga. Kaca pada umumnya terdiri dari campuran silikat
dan beberapa senyawa antara lain : borat, pospat. Kaca dibuat dengan
cara melelehkan beberapa senyawa silikat (pasir), alkali (Na dan K)
dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat dari
kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan pembentuknya tersebut.
Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm2, kekuatan
tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2 , kekuatan tariknya 100 hingga
300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka kaca adalah
bahan yang regas. Walaupun kaca merupakan substansi berongga,
tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena pelelehannya
adalah perlahan –lahan ketika suhu pemanasan di naikkan. Titik
pelelehan kaca berkisar antara 500 hingga 17000 C. Makin sedikit
kandungan S1O2 nya makin rendah titik pelembekan suatu kaca.
Demikian pula halnya dengan muai panjang () nya, makin banyak
kadar S1O2 yang dikandungnya akan makin kecil nya. Muai

Atiqah Putri Sari Page 16


Bahan Isolasi Gas

panjang untuk kaca berkisar antara 5,5-10-7 hingga 150. 10-7 per
derajat celcius.
2. Sitol
Sitol mempunyai bahan dasar kaca yang merupakan
pengembangan baru. Pemakaian sitol adalah sangat luas, struktur dan
sifat-sifatnya adalah diantara kaca dan keramik. Sitol juga disebut
keramik-kaca atau kaca kristal. Yang banyak dijumpai dipasaran
antara lain : pyroceram, vitoceram. Sitol mempunyai struktur kristal
yang halus (hal ini yang membedakannya dengan kaca biasa) tetapi
berongga. Tidak seperti halnya keramik biasa, sitol tidak dibuat
dengan pembakaran tetapi cenderung dengan fusi dari bahan-bahan
mentahnya dengan menjadikannya meleleh dan kemudian kristalisasi.
3. Porselin
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat
penting dan luas penggunaannya. Istilah bahan -bahan keramik adalah
digunakan untuk semua bahan anorganik yang dibakar dengan
pembakaran pada suhu tinggi dan bahan asal berubah substansinya.
Bahan dasar dari porselin adalah tanah liat. Ini berarti bahan dasar
tersebut mudah dibentuk pada waktu basah, tetapi menjadi tahan
terhadap air dan kekuatan mekaniknya naik setelah dibakar.
Penggunaan isolator dari porselin antara lain : isolator tarik, isolator
penyangga, rol isolator seperti dapat dilihat pada gambar

Atiqah Putri Sari Page 17


Bahan Isolasi Gas

Gambar 5. Beberapa isolator porselin

BAHAN ISOLASI BERSERAT


Kelebihan dari bahan berserat adalah mempunyai fleksibilitas
yang baik, kekuatan mekanis yang tinggi, mudah diproses dan murah
harganya. Adapun kekurangannya adalah higroskopis dan tegangan
tembusnya rendah.
Jenis-jenis bahan isolasi berserat:
 Kayu
 Kertas
 Tekstil
Akhir-akhir ini banyak tekstil sintetis yang digunakan sebagai
bahan isolasi karena mempunyai beberapa keuntungan antara laian:
kekuatan mekanis, elastisitas, dan tahan panas yang tinggi,
higroskopisitas rendah dan lebih stabil terhadap pengaruh kimia. Serat
sintetis diantanya adalah poliamid (nilon, kapron, silon, dedron), serat
polyester (lavsan, terilin, tetron, dakron), seratpolistirin (PVC).
 Bahan berserat anorganik : Asbes dan Fiberglass

BAHAN ISOLASI MINERAL


Bahan isolasi mineral diperoleh dari tambang dan digunakan
sebagai isolasi pada ikatan kimia atau keadaan alaminya tanpa proses
kimia atau termal sebelumnya.
Jenis-jenis bahan isolasi minerlal:
 Mika
 Mikanit
 Mikanit komutator

Atiqah Putri Sari Page 18


Bahan Isolasi Gas

 Mikanit lempengan
 Mikanit cetakan
 Kertas mika
 Mikanit fleksibel
 Pita mika
 Marmer
 Batu tulis
 Klorida

BAHAN ISOLASI PLASTIK


Plastik adalah bahan sintetis yang dapat dibentuk dengan
pemanasan dan dapat diperkeras bergantung pada strukturnya. Bahan
isolasi plastic terdiri dari :
 NYA
 NYM
 NYY
 Mikaleks
 Karet
1. Karet butadin
2. Karet butil
3. Karet polichloropen
4. Karet silicon

BAHAN ISOLASI SERAT OPTIK


Sebagaimana namanya maka serat optik (fiber optic) dibuat dari
gelas silika dengan penampang berbentuk lingkaran atau bentuk-
bentuk lainnya. Pembuatan serat optik (fiber optic) dilakukan dengan

Atiqah Putri Sari Page 19


Bahan Isolasi Gas

cara menarik bahan gelas kental-cair sehingga dapat diperoleh serabut


atau serat gelas dengan penampang tertentu. Proses ini dikerjakan
dalam keadaan bahan gelas yang panas. Yang terpenting dalam
pembuatan serat optik (fiber optic) adalah menjaga agar perbandingan
relatif antara bermacam lapisan tidak berubah sebagai akibat tarikan.
Proses pembungkusan seperti pemberian bahan pelindung atau proses
pembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga
ratusan kabel pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel
biasa.
Perkembangan terakhir, pemakaian serat optic sebagai saluran
tranmisi komunikasi jarak jauh lebih menguntungkan jika
dibandingkan dengan transmisi konvensional, antara lain: saluran 2
kawat sejajar kabel koaksial.
Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu gelombang cahaya
(light wave guide) yang berupa suatu kabel tembus pandang
(transparant), yang mana pemampang dari kabel tersebut terdiri dari
dua bagian, yaitu : bagian tengah yang disebut “Core” dan bagian
luar yang disebut “Cladding”. Cladding pada serat optik
membungkus atau mengelilingi Core. Adapun bentuk pemampang
dari core dapat bermacam-macang, antara lain : pipih, segi tiga, segi
empat, segi banyak atau berbentuk lingkaran.

2.1.1 Isolasi Udara


Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai
tegangan
tembus yang cukup besar yaitu 30 kV / cm. Contoh yang mudah dapat
dijumpai

Atiqah Putri Sari Page 20


Bahan Isolasi Gas

pada JTR, JTM, dan JTT antara hantaran yang satu dengan yang lain
dipisahkan
dengan udara. Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk
udara tidak linier seperti ditunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Vt = f (celah udara) pada p = 1 atm, F = 50 Hz


Kalau dua buah elektroda yang dipisahkan dengan udara
mempunyai beda tegangan yang cukup tinggi yaitu tegangan yang
melebihi tegangan tembus, maka akan timbul loncatan bunga api. Bila
tegangan tersebut dinaikkan lagi, maka akan terjadi busur api.
Jika terdapat dua buah elektroda berbentuk bulat dipisahkan
dengan udara yang jaraknya cukup besar untuk harga tegangan dan
memungkinkan terjadinya ionisasi pada udara sekitarnya maka
terbentuklah ozon. Pada sekitar elektroda tersebut akan timbul sinar
terang kebiru-biruan yang disebut korona.
Besarnya tegangan tembus pada udara dipengaruhi oleh
besarnya tekanan udara. Secara umum, makin besar tekanannya,
makin besar juga tegangan tembusnya. Tetapi untuk keadaan pakem
justru tegangan tembus akan menjadi lebih besar. Keadaan yang
demikian inilah yang digunakan atau diterapkan pada beberapa
peralatan listrik.

Atiqah Putri Sari Page 21


Bahan Isolasi Gas

2.1.2 Sulphur Hexa Fluorida (SF6)


Sulphur hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara
unsur sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis:

S + 3 F2 SF2 + 262 kilo kalori.


Molekul SF6 seperti ditunjukkan pada gambar 2.2

Terlihat pada gambar 2.2 bahwa molekul SF6 mempunyai 6


atom fluor yang mengelilingi sebuah atom sulphur, di sini masing-
masing atom fluor mengikat 1 buah elektron terluar atom sulphur.
Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert atau stabil seperti
halnya gas mulia.
Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai
massa jenis 6,139 kg / m3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu
nol derajat celsius dan tekanan 1 atmosfir.
Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak larut dalam air, tidak
beracun, tidak berwarna dan tidak berbau. SF6 juga merupakan bahan
isolasi8 yang baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi udara.

Atiqah Putri Sari Page 22


Bahan Isolasi Gas

Perbandingan SF6 dengan beberapa gas lain seperti tercantum pada


tabel : 2.1

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa untuk pembentukan SF6


menjadi Sulphur dan Fluor memerlukan panas dari sekelilingnya
sebesar 262k . kalori / molekul.
Hal ini tepat sekali digunakan untuk bahan pendinginan pada
peralatan listrik yang menimbulkan panas atau bunga api pada waktu
bekerja , misalnya: sakelar pemutus beban.
Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan
relevansinya pada sakelar pemutus beban adalah :
a) Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan
mekanismenya. Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur
api adalah tampa memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh
panas busur api yang terjadi.
b) Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai
pengisolasi dapat dengan mudah dideteksi.
c) Penguraian pada waktu pemadaman busur api maupun
pembentukannya kembali setelah pemadaman adalah
menyeluruh (tidak ada sisa unsur pembentuknya).

Atiqah Putri Sari Page 23


Bahan Isolasi Gas

d) Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB


konduktivitasnya tetap rendah dibandingkan pada keadaan
dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak stabil
dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan
tegangan antar kontak
e) Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga
penguraiannya menjadikan dielektriknya naik secara bertahap.
f) Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi
pemutusan dan dengan adanya hal ini busur api akan
dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.

2.1.3 Gas-gas Lain


Gas bentukan fluoro organik misalnya C7F14, C7F8, C14 F24
mempunyaitegangan tembus yang tinggi, berkisar antara 6 sampai 10
kali tegangan tembus udara. Ini berarti gas-gas tersebut baik sekali
untuk bahan isolasi misalnya: pada alat-alat pemutus.
Tampak pada tabel 2.1 bahwa hidrogen merupakan gas yang
ringan walaupun tegangan tembusnya tidak terlalu tinggi tetapi bagus
untuk pendinginan karena konduktivitas termalnya tinggi. Pada
mesin-mesin listrik yang besar, penggunaan hidrogen sebagai
pendingin (misalnya : pada generator turbo, kondensor sinkron) dapat
mengurangi rugi-rugi pada belitannya. Dengan demikian daya guna
mesin dapat naik. Di samping itu kebisingan dapat dikurangi karena
kepekatan hidrogen lebih rendah dibandingkan dengan udara.Tetapi
pemakaian hidrogen sebagai pendingin harus disekat dengan
sempurna, karena pencampuran hidrogen dengan udara dengan
perbandingan tertentu dapat menyebabkan letusan.

Atiqah Putri Sari Page 24


Bahan Isolasi Gas

Gas karbon dioksida (CO2) dapat digunakan sebagai gas residu


pada bahan dielektrik cair (minyak) pada alat-alat tegangan tinggi
antara lain : kabel, transformator. Sifat-sifatnya antara lain :
resistivitas termal 6880 C ο/ W /cm3 , tegangan tembusnya rendah
yaitu 157 V/ cm , permitivitas relatif pada suhu 0οC adalah 1.000985.
Gas freon12 ( CCl2F2) yang umumnya digunakan pada teknik
pendinginan juga dapat digunakan sebagai bahan dielektrik pada
konndensator(kadang-kadang dicampur dengan gas nitrogen). Sifat-
sifat Gas freon 12 antara lain resistivitas termalnya pada suhu 30 οC
adalah 10400 Cο / W /cm3, tegangan tembusnya lebih tinggi dari pada
tegangan tembus CO2 yaitu 358 V / cm.
Gas neon adalah salah satu gas mulia yang banyak diginakan
sebagai bahan pengisi lampu-lampu tabung. Tegangan tembusnya
sekitar 100 V / cm, resistivitas termalnya 2150 Cο / W / cm3 dan
mempunyai massa jenis 0,000833 g / cm3. Dalam hal tegangan
tembus, disamping gas-gas tersebut diatas, keadaan pakem
mempunyai tegangan tyembus yang tinggi yaitu 10 2 kV / cm. Itulah
sebabnya pada perkembangannya sejak tahun 60-an banyak digunakan
CB pakem disamping CB SF6 serta CB yang lain.

2.1.4 Tingkat Ketahanan Isolasi (Basic Impuls Insulation


Level/BIL)
Basic Impuls Insulation Level/BIL adalah suatu referensi level
yang dinyatakan dalam impuls crest voltage dengan standar bentuk
gelombang dari 1,5 mikro sekon ( di USA), sehingga isolasi dari
peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik ketahanan
impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut.

Atiqah Putri Sari Page 25


Bahan Isolasi Gas

Pemikiran tentang tingkat isolasi suatu sistem tenaga listrik


pertama-tama adalah penyusunan suatu level umum isolasi pada atau
diatas level tertentu, dimana hal ini akan membatasi persoalan pada
tiga kebutuhan yang fundamental, yaitu :
1. Pemilihan Level Isolasi yang Sesuai.
2. Jaminan bahwa break down dan flash over dari semua
peralatan yang di isolasi / isolator akan sama atyau melebihi
level yang telah dipilih.
3. Penggunaan peralatan pengaman yang akan memberikan
suatu perlindungan pada peralatan-peralatan sistem tenaga
listrik dengan baik dan ekonomis. Suatu isolasi peralatan
harus disesuaikan dengan tingkat ketahanan impuls sebesar
tidak kurang dari BIL. Dengan sendirinya peralatan harus
mampu terhadap tegangan spesifikasi baik impuls positif
maupun negatif.
Suatu isolasi peralatan harus disesuaikan dengan tingkat
ketahanan impuls sebesar tidak kurang dari BIL. Dengan sendirinya
peralatan harus mampu terhadap tegangan spesifikasi baik impuls
positif maupun negatif.

Atiqah Putri Sari Page 26


Bahan Isolasi Gas

x
2.1.5 Koordinasi Isolasi
Koordinasi isolasi dapat di definisikan sebagai korelasi antara
daya isolasi alat-alat dan sirkuit listrik disatu pihak, dan karakteristik
alat-alat pelindungnya dilain pihak, sehingga isolasi tersebut
terlindung dari bahaya-bahaya tegangan lebih.
Koordinasi isolasi dilakukan dengan menentukan kesesuaian
yang diperlukan antara daya isolasi alat-alat listrik dan karakteristik
alat-alat pelindung terhadap tegangan lebih, yang masing-masing
ditentukan oleh tingkat ketahanan impuls dan tingkat perlindungan
impulsnya.koordinasi isolasi mempunyai tujuan untuk perlindungan
terhadap peralatan dan penghematan. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam koordinasi isolasi adalah:

Atiqah Putri Sari Page 27


Bahan Isolasi Gas

1) Penentuan sifat gangguan


2) Penentuan daya isolasi petralatan seperti: isolator, bushing, dan
trafo.
3) Penentuan tegangan impuls standart.
4) Karakteristik alat-alat pelindung seperti CB, Arrester.
5) Penentuan tingkat isolasi impuls dasar ( BIL ) yang disingkat
Basic Impuls Insulation Level. Bil ini merupakan suatu besar
tegangan yang masih mampu ditahan oleh peralatan listrik, atau
kemampuan peralatanlistrik menahan tegangan maksimum pada
saat terjadi tegangan lebih.

2.2 Jaringan GIL


Dari data yang didapat, isolasi gas SF6 memiliki nilai:
Tegangan rata-rata = 420 / 550 KV.
Impulse withstand voltage = 1425 / 1600 KV.
Arus rata-rata = 3150 / 4000 A.
Arus hubung singkat rata-rata = 63 KA / 3 s.
Transmisi beban rata-rata = 2.200 / 3000 MVA.
Kesanggupan menangani beban lebih = 100%.
Isolasi gas = N2 / SF6 pada tekanan
0,7 Mpa.

Perbandingan kerugian daya antara OHL dan GIL

Atiqah Putri Sari Page 28


Bahan Isolasi Gas

OHL GIL
Daya yang dapat ditransmisikan MW 1400 1400
Kerugian sistem per meter W/m 580 180
Kerugian sistem pada 32 KM MW 18,56 5,76
Perbedaan antara GIL dengan OHL MW Δ 12,80
Sehingga biaya energi pada OHL per tahun
= (0,10 /kWh x 8.600 h x 12.800 KW )
= $ 10.908.000 per tahun.

2.3 Panel Berisolasi Gas

Keperluan panel daya listrik untuk peralatan saklar daya di

gardu induk transmisi dan distribusi, gardu pabrik, gardu pembangkit

dan di pusat-pusat beban listrik yang sangat banyak, telah memberi

dorongan untuk memahami operasi dan perawatannya serta

penciptaan sistem desain panel daya dan komponenkomponennya

yang menyesuaikan kondisi lingkungan, keselamatan, ukuran daya

dan tegangan serta pemasangannya. Untuk tegangan rendah mungkin

faktor keselamatan dan cara pemasangan panel relatif belum begitu

diperhatikan dibandingkan dengan untuk tegangan menengah.

Sedangkan untuk tegangan di atas 115 KV faktor ruangan sudah

menjadi terbatas untuk meletakkan panel indoor (dalam ruang),

sehingga ukuran komponen dan isolasi perlu diefisienkan. Cara

pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel, cara perawatan,

Atiqah Putri Sari Page 29


Bahan Isolasi Gas

kekuatan rangka dan dinding panel, kemungkinan kesalahan hubung

singkat juga menjadi pertimbangan dalam mendesain panel daya

listrik tegangan menengah. Pada panel berisolasi udara faktor

kelembaban, kontaminasi, masuknya gas explosif, uap korosif, debu

dan binatang-binatang kecil masih merupakan masalah. Susunan bus

bar yang memanjang di keseluruhan panel membentuk panel dengan

dimensi panjang dan jumlah panel yang tetap. Dengan menggunakan

gas SF6 sebagai isolasi komponen utama di dalam setiap panel baja

kedap udara, maka semua komponennya terlindung dari faktor-faktor

di atas. Bus bar panel diletakkan dalam selubung isolasi per-phasa,

sambungan panel dengan panel atau blok panel diberikan dengan

menggunakan busbar sumbat CU berisolasi semi konduktif.

Fleksibilitas sambungan untuk perluasan panel bisa diletakkan di

kanan atau kiri panel asal.

2.3.1 Syarat Kelas Komponen Panel Berisolasi Gas

Kekuatan komponen-komponen di dalam panel terhadap

tegangan dan arus diukur berdasarkan besaran-besaran sbb :

 Ketahanan Tegangan Daya Frekuensi; adalah besar tegangan

maksimum yang dikenakan pada material non induktif

komponen tanpa terjadi breakdown atau pecah terbakar.

Atiqah Putri Sari Page 30


Bahan Isolasi Gas

 Ketahanan Terhadap Tegangan Impuls; adalah tegangan test


impuls maksimum pada konduktor komponen yang tidak
mengakibatkan terjadi break-down pada isolatornya.
 Ketahanan Terhadap Arus Hubung Singkat; adalah arus hubung
singkat 3- phasa yang terjadi tanpa menimbulkan kerusakan
yang besarnya tergantung pada daya sumber, impedansi
sumber, impedansi kabel, impedansi beban (daya balik beban),
tegangan kerja dan tempat terjadi hubung singkat.
 Ketahanan Terhadap Arus Pemutusan Beban ; yaitu besarnya
arus beban maksimum yang dapat diputus-sambungkan tanpa
terjadi kegagalan.

Tegangan Kerja ; yaitu tegangan yang diperbolehkan masuk


pada panel dalam batas aman dioperasikan dan tidak merusak
komponen dan peralatan. Arus Kerja ; untuk Circuit Breaker (pemutus
daya/CB) merupakan beban arus maksimum yang akan men-trip CB
dalam fungsinya sebagai pembatas dan pelindung beban. Lalu arus ini
dapat disetel sampai dengan rangka CB. Untuk Fuse (sikring)
merupakan beban arus maksimum yang akan memutus fusse dalam
fungsinya sebagai pelindung beban. Kapasitas sikring ini berubah
dengan temperatur sekitarnya, di mana temperatur naik lalu arus akan
turun.
Untuk tegangan menengah 7.2 KV s/d 24 KV dan tegangan
diatas 36 KV, gabungan circuit breaker, saklar pemutus 3 posisi, trafo
ukur tegangan, trafo ukur arus atau trafo ukur bersaklar bila dirangkai
dengan busbarnya bisa ditempatkan dalam satu panel sendiri dengan
busbar untuk sambungan sumber (feeder) dan sambungan beban.
Umumnya unit panel mempunyai dimensi yang hampir sama untuk

Atiqah Putri Sari Page 31


Bahan Isolasi Gas

ukuran-ukuran tegangan 7.2KV - 24KV, 36KV -52KV, 115KV dan


220KV. Sedangkan ukuran arus untuk CB dan busbar adalah 630A,
1600A dan 4000A. Frekuensi bisa dipilih 50Hz atau 60Hz.
a. Peralatan Panel
- Tegangan daya-frekuensi : 50 KV
- Tegangan impuls : 125 KV
- Arus hubung singkat : 40 KA
b. Pada Circuit Breaker
- Tegangan daya-frekuensi : 50 KV
- Tegangan impuls : 125 KV
- Arus pemutusan hubung singkat : 16 KA
- Arus Hubung singkat : 40 KA
- Arus waktu pendek 3 detik : 16 KA
- Tipe dari circuit breakeer adalah vacun CB atau gas
insulasi CB

2.3.2 Tipe Panel Berisolasi Gas

Dilihat dari fungsinya ada beberapa tipe panel berisolasi gas antara
lain :
 Panel Cb dengan isi CB, saklar 3 posisi, trafo ukur arus &
tegangan dan busbar.
 Panel transformer dengan isi sakalr 3 posisi, sikring dan busbar.
 Panel kabel dengan isi saklar 3 posisi dan busbar.
 Panel hubung (tie) bus dengan isi saklar 3 posisi,dengan CB
atau sikring dan busbar.
 Panel meter tarip dengan isi trafo ukur dan busbar.
 Panel meter bus dengan isi saklar, trafo ukur dan busbar.

Atiqah Putri Sari Page 32


Bahan Isolasi Gas

 Panel pentanahan busbar dengan isi saklar dan busbar.


Panel-panel tersebut dibuat dengan dimensi standard yaitu lebar
500mm, dalam 780mm, tinggi maksimum 2000mm. Bila panel sejenis
dikelompokkan maka akan membentuk blok yang kompak. Blok
untuk panel-panel kabel akan
lebih efisien ukurannya, misal blok (2 panel kabel) dimensinya L
700mm, D 780mm dan T 1400mm; Untuk blok (3 panel kabel)
dimensinya L 1050mm, D 780mm, T 1400mm. Berat rata-rata panel
berkisar antara 210-350 kg. Berat blok (3 panel kabel) adalah 480 kg;
Berat blok (3 panel transformer) 580 kg.

2.3.3 Desain Panel Siemens 8 DH 10


Sebagai contoh penggunaan isolasi gas SF6 adalah pada panel
siemens 8 DH 10 . Konstruksi panel berisolasi gas SF6 adalah seperti
Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 . Semua tipe panel dikonstruksi sebagai
single panel, panel-panel tersebut dipasang di lokasi dan ditaruh
dalam posisinya tanpa perlu untuk melibatkan gas SF6.
Rumah untuk rangkaian utama panel ( Rign main unit/RMU
housing). Semua komponen tegangan tinggi di dalam RMU housing
diisolasi dari selubung luarnya yang ditanahkan dengan gas SF6.
Tekanan gas 0.5 bar gauge, rumah RMU terbuat dari lembaran baja
yang dilas, pasangan batang berinsulator (cast-resin bushings) untuk
sikring, terminal kabel dan bus-bar dilas ke dalam rumah RMU. Metal
penyangga lengan penggerak saklar pemutus 3 posisi dan metal
penyangga batang penggerak CB dilas ke dalam potongan depan
panel. Desain khusus rumah tersebut cukup kuat untuk menahan
tekanan dari dalam dan beban mekanis dari luar tanpa mengalami
gangguan yang berarti. Penggunaan baja tahan karat dikombinasikan

Atiqah Putri Sari Page 33


Bahan Isolasi Gas

dengan pengelasan yang khusus menjamin rumah RMU handal dan


kedap gas.
Bus-bar (batang tegangan phasa). Bus-bar di dalam blok dan
panel dipasang dengan gas SF6. Sambungan bus-bar dari blok ke
blok, blok ke single panel dan single panel ke blok tambahan dibuat
dengan cara sbb :
 Sambungan bus-bar sumbat CU (non reset), yang diisolasi
secara persial;
 Sambungan bus-bar sumbat CU (reset) dengan lapisan semi
konduktor di luar.
Letak bus-bar sumbat CU ini dibelakang ruang sambung kabel
beban dan
ditutup pelat baja. Petunjuk kesiapan beroperasi. Bagian utama
penunjuk kesiapan ini adalah sel tekanan kedap gas yang dipasang di
dalam rumah RMU. Magnet pasangan yang diikat di dasar sel tekanan
mengirimkan posisinya melalui rumah (dinding non magnet) ke
armatur di luar. Armatur ini mengaktifkan penunjuk "Ready for
Service" dari panel.

Atiqah Putri Sari Page 34


Bahan Isolasi Gas

Ket:
1. Laci tegangan rendah 2.Mekanisme pengoperasi CB
3. Bushing tipe pipa hembus 4. Kinematik diujung kutub
5. Mekanisme dibantu per 6. Mekanisme toggle
7. Saklar 3 posisi 8. Terminal kabel unit utama
9. Rumah RMU di las kedap udara
10. bus-bar 630A (konduktor diisolasi + adapter/penyesuaian silikon)
11. Ventilasi jalan asap.

Gambar 2.4 Konstruksi panel transformator

Ket
1. Perangkat sikring 2. Saklar 3 posisi
3. Sambungan transformer 4. Rumah RMU di las kedap udara
5. Bus-bar sumbat CU 630A

Hanya perubahan density gas dalam kejadian kehilangan gas


yang banyak, untuk kapasitasnya sebagai isolasi yang akan
ditunjukkan. Perubahan tekanan gas sehubungan dengan temperatur
tidak ditunjukkan. Rangka Penyangga inti terbuat dari lembar baja di-
elektrogalvanis dan mendukung rumah RMU, menyangga perangkat

Atiqah Putri Sari Page 35


Bahan Isolasi Gas

sikring (untuk panel transformer) atau perangkat trafo ukur arus Ritz,
trafo ukur tegangan isolasi udara (untuk panel CB), panel operasi
dengan diagram mimik. Rangka penyangga dapat menahan percikan
di dalam s/d 20 KA untuk 1 detik min. (sesuai ukuran tegangan).
Gambar D. menunjukkan panel berislasi gas dengan bus-bar
tersambung.
Rangka penyangga menahan juga terminal kabel dan tutupnya.
Di belakang ruang terminal kabel ada ruang untuk sambungan bus-bar
sumbat CU (plug-in connection). Ketinggian rangka unit panel
1400mm atau 2000mm termasuk ruangan untuk tegangan rendah dan
sistem kontrol dan meter jarak jauh. Tinggi titik sambung (terminal)
kabel power adalah pada 575mm. Sambungan Kabel. Kabel berisolasi
thermoplastic atau berisolasi masa jenuh dengan penampang s/d 300
mm2 dapat disambungkan ke terminal panel, melalui suatu sistem
adapter. Cara pengetesan kabel dan pengerjaannya mudah dilakukan
di titik ini. Fasilitas ujung seal terminal adalah simetris dan dapat
dipertukarkan antar phasa-phasanya. Selubung metal yang ditanahkan
dan ruang terminal kabel di-interlokkan dengan saklar feeder ke luar
yang sesuai. Lubang pada ujung seal terminal hanya mungkin setelah
kabel feeder yang bersesuaian telah terisolasi dan ditanahkan.
Bilamana feeder kabel atau feeder transformer tidak disambungkan
atau diputus sesaat, feeder harus di isolasi, ditanahkan dan diamankan
terhadap pembebanan ulang dengan alat yang memadai, misalnya
menggunakan gembok kunci saklar.
Kemungkinan sambungan kabel pada panel kabel adalah dengan :
 Sumbat T dan bushing dengan terminal ulir ;
 Dengan sistem adapter untuk kabel isolasi mada jenuh
(masa impregnated). Kemungkinan sambungan kabel

Atiqah Putri Sari Page 36


Bahan Isolasi Gas

panel transformer adalah dengan sambungan sumbat


kabel dengan bushing.

Petunjuk kesalahan hubung singkat pada feeder circuit utama


unit panel; Dipasang dengan 3 pole (3 phasa), masing-masing
mempunyai elemen petunjuk merah yang menunjukkan bilamana
terjadi kesalahan dan dapat direset secara manual atau otomatis.
Pengetesan kabel pada unit panel; Dengan menggunakantegangan DC
dilakukan dengan sumbat -T kabel tetap dibuat pada unitnya. Tutup
isolasi dilepas dan batang tembaga pengetes DC disodokkan sesuai
dengan tegangan dan standard yang dipakai pada tabel 2.3

Surge Arester; Pemasangan surge arrester-sumbat pada unit


panel akan menambah dimensi kedalaman menjadi 900mm. Surge
arrester disarankan ntuk
aplikasi sbb :
 Kabel dari unit panel tersambung langsung ke saluran kabel
atas.
 Daerah proteksi dari arrester pada tiang saluran kabel atas
terakhir tidak sampai pada unit rangkaian utama panel.
 Posisi saklar pemutus 3 posisi pada off atau sudah tidak ada
kabel circuit utama yang on lagi.

Atiqah Putri Sari Page 37


Bahan Isolasi Gas

2.3.4 Mekanisme Komponen Utama Pada Panel isolasi Gas


Saklar Pemutus 3 Posisi. Saklar ini berupa saklar putar multi
ruang yang
mengkombinasikan saklar pemutus daya dan saklar ke pentanahan, di
mana poros dengan kontak bergerak di dalam ruang yang berisi
kontak-kontak tetap. Kemudian ada lempengan yang menempel
kontak gerak (sudu-sudu) dan berputar dengan poros saklar membagi
ruang ke dalam 2 sub-ruang yang berubah dengan putaran. Pergerakan
saklar mengakibatkan beda tekanan antara sub-ruang. Gas akan
mengalir melalui celah atau nosel ke atas percikan yang terjadi karena
pemisahan kontak dan gas SF6 tersebut mendinginkan dan
memadamkan dalam waktu singkat. Saklar ini adalah saklar pemutus
berfungsi banyak (mengikuti standard DIN VDE & IEC), di mana
dapat mengalihkan arus hubung singkat paling tidak 10 x tanpa rusak
dan dapat digunakan sebagai pemutus arus 100 x ukuran arus nominal.
Posisi saklar adalah "closed", "open" dan "earthed", tidak perlu
interlocking karena closed dan earthed tidak mungkin terjadi
bersamaan.Operasi Penutupan. Selama operasi penutupan poros saklar
berputar menggerakkan lempengan dan kontak gerak (sudu-sudu) dari
posisi open (buka) ke posisi closed (tutup). Mekanisme per akan
mempercepat langkah penutupan kontak gerak dan sambungannya
dengan rangkaian utama menjadi sama. Sifat isolasi SF6 yang bagus
menghambat pukulan ujung percikan api di kontak-kontak tetap.
Operasi pembukaan. Sewaktu saklar membuka, gas SF6 dalam
ruang saklar ditekan dan dipaksa melalui celah di dalam lempengan
kontak gerak untuk mendinginkan percikan api pemutusan arus di
antara kontak gerak dan kontak tetap, kemudian memadamkannya di
dalam beberapa mili detik. Lapisan pengisolasi yang diciptakan oleh

Atiqah Putri Sari Page 38


Bahan Isolasi Gas

pembukaan saklar dan hembusan gas yang dikontrol di dalam luar


saklar yang dihasilkan oleh gerakan kontak menjamin bahwa arus
beban besar dan arus beban nol diputuskan secara baik. Saklar
pemutus 3 posisi digerakkan melalui batang yang menembus dan di
las kedap gas kedapan RMU. Mekanisme pergerakan dengan per
bantu dan energi yang tersimpan. Operasi saklar tidak tergantung pada
kecepatan handle digerakkan. Alat penyimpan energi digunakan untuk
membuka (tripping) saklar mengikuti putusnya sikring (HV HRC),
CB atau aktifnya pembebas shunt. Setelah terbuka petunjuk merah
muncul pada indikasi posisi saklar. Saklar didesain untuk tidak
berpindah langsung dari posisi closed lewat open ke posisi earthed,
jadi saklar hanya dioperasikan sebagai saklar pemutus dan saklar
proteksi pentanahan. Pada ke tiga posisi saklar bisa digrendel. Bisa
digunakan motor sebagai penggerak saklar; dan dengan selenoid
memungkinkan saklar diputus (tripped) dari jauh misal sewaktu
transformer temperaturnya tinggi. Pembebas shunt di-reset dengan
kontak bantu yang dihubungkan secara mekanik ke saklar 3 posisi.
Ruang sikring dan ruang kabel tutupnya hanya dapat dibuka setelah
feeder (sumbernya) telah diisolasi dan ditanahkan, saklar panel kabel
dikunci untuk mencegah penutupan saklar ketika tutup ruang kabel
terbuka . Motor penggerak saklar disuplai dengan tegangan DC 24-
220V atau AC 50/60Hz, 110-230V.
Sikring HV HRC digunakan untuk melindungi transformer dari
kesalahan hubung singkat. Sikring dipasang dengan insulator phasa
tunggal x3 di dalam tempat ber-insulator yang diletakkan di atas
rumah RMU. Jika sikring HV HRC terbakar putus, saklar dibuka
mekanisme toggle yang dipasang ditutup ruang sikring. Suatu
thermostar melindungi sikring dari kejadian sikring terbuka

Atiqah Putri Sari Page 39


Bahan Isolasi Gas

(tripping) karena kesalahan beban lebih thermal, misalnya sikring


terpasang salah di mana terjadi tekanan berlebih membuka saklar
lewat membran silikon ditutup ruang sikring dengan suatu saklar
togle. Arus dengan demikian terputus sebelum sikring menderita
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Fungsi proteksi thermostatic
mengabaikan tipe dan desain sikring HV HRC yang dipakai,
perangkat tersebut bebas rawat dan tidak terpengaruh iklim luar.
Penyodok dibebaskan oleh sikring yang tergantung temperaturnya
sendiri dan saklar unit panel dibuka di dalam daerah beban lebih
sikring. Pemanasan yang tidak diijinkan dari sikring dengan demikian
dihindari. Untuk mengganti sikring, transformer dan jalan masuk ke
sikring harus diisolasi dan ditanahkan dengan saklar 3 posisi yang
sesuai, dan sikring diganti dengan menggunakan tangan.
Circuit Breaker. Circuit Breaker (pemutus daya) merupakan pemutus
3 pole (kutup) yang dipasang di unit panel CB atau panel hubung bus.
Pemutus 3 kutup ini diakomodasikan dalam rumah baja anti karat
diseal kedap udara, dengan mekanisme operasi yang disusun di luar
rumah RMU di belakang pelat depan panel. Operasi mekanis
menggerakkan kutup-kutup pemutus dengan batang penggerak yang
terbuat tanpa seal dalam ruang gas SF6; barang tersebut berupa pipa
hembus metal yang dilas. Mekanisme kerja CB ini berdasarkan energi
yang disimpan per. Sewaktu penutupan CB per penutup dibuka
dengan alat lokal, tombol atau remote, sehingga energi per lepas ke
kontak dan ke per pembuka. Per penutup yang kendor diisi energi lagi
dengan motor atau tangan, sehingga punya simpanan energi untuk
urutan operasi OPEN-CLOSE-OPEN; misalnya untuk operasi
penutupan ulang otomatis yang gagal. Pada tegangan lebih dari 220
KV CB menempati 1 panel khusus.

Atiqah Putri Sari Page 40


Bahan Isolasi Gas

2.4 Mekanisme Kegagalan Isolasi Gas


Proses dasar dalam kegagalan isolasi gas adalah ionisasi benturan
oleh elektron. Ada dua jenis proses dasar yaitu :
 Proses primer, yang memungkinkan terjadinya banjiran elektron
 Proses sekunder, yang memungkinkan terjadinya peningkatan
banjiran elektron
Saat ini dikenal dua mekanisme kegagalan gas yaitu :
 Mekanisme Townsend
 Mekanisme Streamer

2.4.1 Mekanisme Kegagalan Townsend


Pada proses primer, elektron yang dibebaskan bergerak cepat
sehingga timbul energi yang cukup kuat untuk menimbulkan banjiran
elektron. Jumlah elektron Ne pada lintasan sejauh dx akan bertambah
dengan dNe, sehingga elektron bebas tambahan yang terjadi dalam
lapisan dx adalah dNe = α Ne.dx . Ternyata jumlah elektron bebas
dNe yang bertambah akibat proses ionisasi sama besarnya dengan
jumlah ion positif dN+ baru yang dihasilkan, sehingga dNe = dN+ = α
Ne.(t).dt; dimana :
α : koefisien ionisasi Townsend
dN+: junlah ion positif baru yang dihasilkan
Ne : jumlah total elektron
Vd : kecepatan luncur elektron
Pada medan uniform, α konstan, Ne = N0, x = 0 sehingga Ne =
N0   x Jumlah elektron yang menumbuk anoda per detik sejauh d
dari katoda sama dengan jumlah ion positif yaitu N+ = N0   x

Atiqah Putri Sari Page 41


Bahan Isolasi Gas

Jumlah elektron yang meninggalkan katoda dan mencapai anoda


adalah :

Arus ini akan naik terus sampai terjadi peralihan menjadi


pelepasan yang bertahan sendiri. Peralihan ini adalah percikan dan
diikuti oleh perubahan arus dengan cepat dimana karena   d >> 1
maka  0   d secara teoritis menjadi tak terhingga, tetapi dalam
praktek hal ini dibatasi oleh impedansi rangkaian yang menunjukkan
mulainya percikan.

2.4.2 Mekanisme Kegagalan Streamer


Ciri utama kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah besar
foto ionisasi molekul gas dalam ruang di depan streamer dan
pembesaran medan listrik setempat oleh muatan ruang ion pada ujung
streamer. Muatan ruang ini menimbulkan distorsi medan dalam sela.
Ion positif dapat dianggap stasioner dibandingkan elektron-elektron
yang begerak cepat dan banjiran elektron terjadi dalam sela dalam
awan elektron yang membelakangi muatan ruang ion positif. Medan
Er yang dihasilkan oleh muatan ruang ini pada jari jari R adalah :

Pada jarak dx, jumlah pasangan elektron yang dihasilkan adalah x dx


sehingga :

Atiqah Putri Sari Page 42


Bahan Isolasi Gas

R adalah jari jari banjiran setelah menempuh jarak x, dengan rumus


diffusi R= (2Dt).

Dimana t = x/V sehiungga dimana :


N : kerapatan ion per cm2, e : muatan elektron ( C ),
 0 : permitivitas ruang bebas, R: jari jari (cm),
V : kecepatan banjiran, dan D : koefisien diffusi.

Lokasi dan Pengukuran Partial Discharge


Partial discharge yang merupakan peristiwa pelepasan/loncatan
bunga api listrik pada suatu bagian dari bahan isolasi padat
kemungkinan terjadinya meliputi pada :
 Rongga terhubung langsung pada elektroda
 Rongga dalam isolasi
 Rongga yang dipisahkan oleh elektroda
 Permukaan elektroda
 Titik elektroda yang berbentuk kanal
 Rongga isolasi yang berbentuk kanal

Atiqah Putri Sari Page 43


Bahan Isolasi Gas

BAB III
PENGGUNAAN ISOLASI GAS PADA PEMUTUS
(CB)
TEGANGAN TINGGI

3.1 Pengertian
Pada dasarnya konstruksi CB adalah adanya kontaktor yang
dapat dipisah (diputus) dengan suatu media isolasi. CB ini dibuat
dalam rumah logam yang tertutup dengan menggunakan dua buah
bushing atau dalam rumah isolasi dimana kedua ujungnya dibuat dari
metal atau penghantar.

Gambar 3.1
Konstruksi dasar dari CB

Cukup banyak bahan isolasi yang dapat dipakai untuk


memadamkan busur api pada saat kontaktor memutus arus dan bahan
isolasi ini tergantung dari rating CB tersebut. Bahan isolasi ini
tergantung dari rating CB tersebut. Bahan isolasi yang banyak dipakai
adalah : udara (pada tekanan atmosfer); udara dengan tekanan tinggi;
minyak (yang menghasilkan hydrogen untuk memadamkan busur api);
vacuum dan sulfur hexafluoride (SF6).
Untuk bahan isolasi dimana tidak terdapat busur api misalnya untuk
bahan pengisi/isolasi trafo arus, trafo tegangan dan lain-lain ini lebih

Atiqah Putri Sari Page 44


Bahan Isolasi Gas

banyak bahan isolasi yang dapat dipakai misalnya Arcton 12 (difluoro


dichloromethane) ini dipakai untuk bahan isolasi dari busbar tegangan
tinggi hanay bahan ini tidak cocok untuk memadamkan busur api
karena bila ada busur api dalam media solasi ini akan terbentuk
carbon dan chlorine. Kedua bahan ini lambat laun akan menurunkan
sifat isolasi bahan sehingga bahan akan tembus dengan mudah.

3.2 Jenis CB
Secara umum CB dapat dikelompokkan menurut media isolasi yang
dipakai :
 Sampai 11 kV biasanya dipakai udara pada tekanan atmosfer
sebagai media isolasi atau juga jenis CB minyak.
 Dari 11 kV sampai 66 kV kebanyakan dipakai CB minyak.
 132 dan 375 kV ini biasanya Oil CB atau Gas Blast CB (CB
dengan tekanan gas).
 Untuk system 400-700 kV ini semua memakai Gas Blast CB.
Untuk CB Tegangan Ekstra Tinggi gas ditekan sampai
1000lb/in2 untuk dapat memadamkan busur api pada saat CB
memutus arus. Akhir-akhir ini Suphur Hexefluoride (SF6) juga
dipakai pada Gas Blast CB dan SF6 ini diberi tekanan sampai 200
lb/in2. dalam praktek, selain ada isolasi gas tentu diperlukan isolasi
padat yaitu untuk mengisolasi tempat CB.

Atiqah Putri Sari Page 45


Bahan Isolasi Gas

Gambar 3.2
a. CB dengan tangki bertegangan (life-tank CB)
b. CB dengan tangki tak bertegangan (dead tank CB)

Gambar 3.2 menunjukkan prinsip CB modern (a) tangki CB


diisolasi terhadap tanah, media isolasi pemutus adalah gas dengan
tekanan tinggi dan tangki diisolasi terhadap tanah dengan isolasi
porselen. Beberapa unit ini dapat diseri untuk memperoleh tegangan
yang lebih besar (b) tangki pada potensial tanah dan kontaktor
disiolasi dengan gas bersama dengan isolasi padat. System seperti ini
disebut “Dead Tank” karena tangki tak bertegangan

3.3 Peralatan yang diisi gas


3.3.1 live tank circuit-breakers
Untuk sistem tegangan sangat tinggi biasanya beberapa
kontaktor dipasang secara seri. Ada 12 kontaktor ini untuk tegangan
400 kV dan sampai 24 kontaktor untuk tegangan 750 kV. Tangki diisi
dengan gas dan pada saat kontaktor dibuka gas akan keluar melalui
nozzle ke udara luar. Karena gas keluar melalui kontaktor yang
berfungsi sebagai nozzle maka busur api akan terpadamkan dalam

Atiqah Putri Sari Page 46


Bahan Isolasi Gas

waktu yang singkat sehingga pada saat arus atau tegangan mencapai
titik nol akan putus sama sekali.
Masalah yang sering dihadapi adalah isolator untuk mensupport
live-tank, ini sering terpengaruh oleh polusi dan tegangan tembus
permukaan menjadi tirun biasanya diperlukan panjang permukaan
sekitar 2,5 – 3,5 cm/kV dari tegangan line. Untuk beberapa kontaktor
yang dipasang seri, distribusi tergangan tergantung dari harga relative
dari kapasitance antara kontaktor-kontaktor dan bumi.
Untuk live-tank CB, transformator arus yang diperlukan untuk
pengukuran dan pengamanan biasanya adalah dari jenis post type
seperti gambar 3.4. CT ini terpisah dari CB kecuali bila CB
dimasukkan dalam satu ruangan tertutup dimana dapat dipakai CT
jenis ring dan dimasukkan pada bushing pada tembok.

Gambar 3.3 Distribusi tegangan 4 breakers : c1 = cap. ke bumi :


C2 = cap. antar kontaktor, c3 = cap. tambahan.
a. tanpa tambahan kapasitor
b. dengan tambahan kapasitor
c. ideal

Atiqah Putri Sari Page 47


Bahan Isolasi Gas

Gambar 3.4 Trafo arus


a. diisolasi dengan kertas
b. diisolasi dengan gas

3.3.2 Dead-tank circuit breaker


Konstruksinya seperti pada gambar 1.2 dan ini merupakan
system tertutup sehingga dapat dipakai gas-gas yang mahal seperti
SF6 sebagai media isolasi. Pada saat kontaktor membuka, katub gas
terbuka unuk beberapa cycle sehingga gas dengan tekanan tinggi turun
melalui pipa dan nozzel peutus masuk ke dalam tangki utama.
Tekanan pada tangki utama mungkin akan naik sedikit tetapi ini
dikembalikan lagi ke keadaan normal dengan memompa gas masuk ke
dalam penyimpanan bertekanan tinggi (high pressure-reservoir).
Biasanya tekanan pada reservoir 200 lb/m2 dan pada tangki utama =
30 lb/in2 ini untuk bahan isolasi SF6.
Keuntukngan system dead-tank :
  Suara pada saat pemutus arus kurang karena system tertutup
rapat .

Atiqah Putri Sari Page 48


Bahan Isolasi Gas

  Dibandingkan dengan live-tank dimana gas yang keluar


mungkin masih cukup panas maka system dead-tank
memerlukan tempat yang lebih.
  Gas yang dibuangt ke udara hamper tidak ada (kecuali
bocor).
Distribusi tegangan untuk system dead-tank biasanya lebih baik
karena dalam system ini semua kontaktor terletak berdekatan sehingga
kapasitansi antara mereka dapat dibuat cukup tinggi.
Trafo arus unutk system dead-tank biasanya jenis ring dan dapat
dipasang sekalian bersama dalam CB seperti pada gambar. Tidak
seperti post type CT maka penggunaan dead-tank akan memperkecil
biaya untuk pemasangan CT.

3.3.3 Trafo arus yang diisi gas


Peralatan-peralatan yang diisi gas sebagai media isolasi sebenarnya
belum banyak dikembangkan, sekalipun ada busur api yang diisi atau
diberi isolasi gas Arcton-12 (Freon) sejak tahun 1940. Akhir-akhir ini
mulai orang tertarik lagi untuk menggunakan gas sebagai media
pengisi atau isolasi tendensi peralatan yang memakai tegangan tinggi
dan juga factor ekonomis. Perhatikan CT pada gambar 3.4, trafo arus
diisi dengan gas mempunyai beberapa keuntungan yang menonjol :
 Pembuatan CT mudah dan cepat (relatif)
 Gelembung udara dapat dengan mudah fitiadakan juga
dielektrik loss bisa diperkecil.
 Bahaya kebakaran lebih kecil, ini untuk peralatan dalam
gedung.
 Berat peralatan dapat dikurangi cukup banyak.

Atiqah Putri Sari Page 49


Bahan Isolasi Gas

 Komduktor primer yang lurus bisa membawa arus s/c yang


lebih besar.
Kerugian :
 Sealing gas sulit
 Isolator porselen harus kuat menahan tekanan gas.
 Voltage grading pada isolator.

3.4 Gas-gas yang dipakai untuk CB


Gas-gas yang dipakai untuk CB atau untuk peralatan lain misalnya
trafo arus
adalah :
 Gas-gas sederhana : udara, oxygen, nitrogen, carbon dioxide.
 Gas-gas elektronegatif : SF6, Arcton, Nitriles.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan gas
yang cocok :
 Kekuatan listrik yang tinggi.
 Stabil secara kimia dan panas.
 Temperature dimana gas menjadi cair.
 Untuk Negara-negara dingin peralatan yang dipasang di luar
gasnya tidak boleh jadi cair bila udara menjadi dinging.
 Tidak mudah terbakar.
 Thermal conductivity harus tinggi agar dapat melewatkan panas
yang timbul dan juga dapat dengan mudah memadamkan api.
 Murah.
Tambahan untuk CB, gas perlu punya kemampuan untuk mematikan
busur api
dan tidak boleh menghasilkan carbon.

Atiqah Putri Sari Page 50


Bahan Isolasi Gas

3.4.1 Gas-gas untuk CB


Yang paling murah dan sederhana adalah udara. Hydrogen
mempunyai kemampuan memadamkan busur api lebih baik (thermal
conductivity 7x daripada udara) tetapi kekuatan listriknya hanya 0,5
dari udara, seperti pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Kekuatan listrik dari udara sebagai fungsi dari tekanan

Hydrogen juga sulit dipakai dalam praktek karena bila


bercampur dengan udara, dapat menimbulkan ledaka biasanya yang
dipakai adalah campuran hydrogen-sulphur hexafluoride. Nitrogen
mempunyai kekuatan listrik sama seperti udara, dan tam mempunyai
kelebihan memadamkan busur api seperti hydrogen. Carbon dioxide
ini dipakai untuk CB experiment; kekuatan listriknya sama seperti
udara tetapi kemampuan memadamkan api beberapa kali lebih baik
daripada udara. Oxygen ini juga baik untuk memadamkan api tetapi
gas ini sangat aktif secara kimiawi sehingga tidak banyak dipakai.
Gas elektronegatif SF6 mempunyai kekuatan listrik yang tinggi
dan juga kemampuan memadamkan busur api yang baik. Dari semua
gas hanya udara dan SF6 yang dipakai saat ini pada gas blast CB.

Atiqah Putri Sari Page 51


Bahan Isolasi Gas

Udara, sekalipun udara pada tekanan tinggi misalnya 75 atm ini


jelas memakan biaya. Juga udara yang dipakai pada CB harus benar-
benar kering untuk kadang-kadang perlu dipakai refrigerator (lemari
es) atau bahan-bahan kimia untuk dapat mengringkan udara tersebut.
Dibandingkan dengan gas elektronegatif maka udara punya
keuntungan dapat ditekan sampai tekanan yang cukup tinggi dan pada
tekanan tersebut kekuatan listriknya tinggi.
Sulfurhexafluoride. Gas ini sangat baik sekali dan dibuat
pertama kali di paris tahun 1990. tetapi baru dipakai untuk CB pada
tahun 1953. pada tekanan 200 lb/in2. SF6 mempunyai kapasitas
memutuskan tegangan 4x daripada udara. Pada tekanan yang sama.
Sebagai bahan isolasi gas SF6 mempunyai kekuatan listrik 2-3
kali udara pada tekanan yang sama dan pada tekanan 2 atm kekautan
listriknya kira-kira sama dengan minyak transformator. Sekalipun SF6
biasanya berbentuk gas tetapi dapat dengan mudah menjadi cair dan
disimpan dalam tabung besi. Pada saat perbaikan CB yang memakai
SF6 gas tersebut dipompa pada tempat penyimpanan dan disimpan
dalam bentuk cair. Juga metal fluorides yang mungkin timbul pada sat
busur api dilekuarkan dengan melakukan tersebut pada filter dengan
alumina aktif. Setelah CB diperbaiki dan ditutup rapat udara
dikeluarkan dan SF6 dimasukkan kembali.
Sekalipun SF6 mempunyai kemampuan listrik dan mematikan
busur api yang lebih baik dari udara tetapi gas ini mempunyai
kerugian yaitu tidak dioperasikan pada tekanan tinggi.

3.4.2 Gas-gas untuk CT dan busbar


Untuk keperluan ini gas tidak perlu baik dalam memadamkan
busur api. Gasgas yang dapt dipakai ada dalam daftar berikut :

Atiqah Putri Sari Page 52


Bahan Isolasi Gas

Tabel 3.1 gas-gas yang dapat dipakai untuk CT dan Busbar

Yang perlu diperhatikan disini adalah untuk penggunaan


peralatan di udara bebas dimana suhu bisa mencapai - 40 o C seperti
CF2CL2 (Arcton-12) ini mempunyai kekuatan listrik yang cukup
tinggi pada suhu – 30 o C sudah cair. SF6 mempunyai suhu cair –
64oC ini bisa dipakai pada tekanan 40 lb/in2.

3.5 Bushing
Banyak dipakai bushing dengan isolasi gas tekanan tinggi
seperti gambar 3.6 untuk pengisi bisa udara atau SF6 dan karakteristik
flas over .

Atiqah Putri Sari Page 53


Bahan Isolasi Gas

Gambar 3.6 Bushing dengan isolasi gas

Atiqah Putri Sari Page 54


Bahan Isolasi Gas

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
 Unit panel dengan gas SF6 sebagai isolasi adalah bebas rawat,
dengan keselamatan operasi, reliability dan availability yang
tinggi.
 Unit panel berisolasi gas SF6 ini sesuai untuk tegangan
menengah dan tinggi dengan penyesuaian seperlunya
mengingat proses pembuatannya yang khusus, kesalahan dalam
panel kecil karena selubung phasa tunggal dari komponennya
(luar RMU) dan komponen berselubung gas SF6 (dalam RMU)
dan tidak akan terjadi arus bocor ke tanah.
 Urutan pemindahan saklar 3 posisi tidak akan salah karena
susunan logiknya, dan saklar ini memberikan proteksi
pentanahan hubung singkat pada feeder dan panel.
 Tingkat proteksi panel adalah dalam ruang/ruang bawah tanah.
 SF6 mempunyai kemampuan listrik dan mematikasa busur api
yang lebih baik dari udara tetapi gas ini mempunyai kerugian
yaitu tidak dapat dioperasikan pada tekanan yang tinggi.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu dalam pemilihan
isolasi hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dari tingkat BIL
isolasi itu sendiri sehingga tidak terjadi kegagalan isolasi.

Atiqah Putri Sari Page 55


Bahan Isolasi Gas

Daftar Pustaka

1. Analisa Sistem Tenaga Listrik dan Pengetanahan Netral Sistem


Tegangan Tinggi, Departemen Elektroteknik FTI, ITB,
1979/1978 (Edisi baru 1991), TB Hutauruk.
2. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik, PT Pradnya Paramita,
1993,Drs. Muhaimin.
3. MV switchgear, catalog HA 41.11,1993, unrevised edition
1997. SIEMENS
4. Peralatan Tegangan Tinggi, Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 1999.

Atiqah Putri Sari Page 56

Anda mungkin juga menyukai