Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERALATAN TEGANGAN TINGGI

“ISOLATOR DAN BUSHING”

Dosen Pegampu :

Dr. Eng. Diah Permata, S.T.,M.T.

Disusun Oleh:

Cahya Andika Salsabila 2015031029

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
“Isolator dan Bushing” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan saya wawasan serta penjelasannya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
dan juga untuk makalah ini kedepannya.

Akhir kata saya berharap semoga makalah Peralatan Tegangan Tinggi “Isolator dan
Bushing” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
ataupun semua orang.

Bandar Lampung, 17 Desember 2022

Cahya Andika Salsabila


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 3

BAB II. PEMBAHASAN

A. Isolator ...........................................................................................................

B. Bushing ..........................................................................................................

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu fungsi dari isolator adalah memisahkan bagian konduktor dengan
dengan bagian yang tidak memiliki tegangan. Pada sistem transimisi hantaran
udara, isolator yang digunakan adalah berupa hantaran udara, sedarngkan menara
dan juga tiang pendukung biasanya digunakan isolator. Pada gardu induk transmisi
juga digunakan isolator pada bagian pendukung sakelar pemisah, dan penopang
konduktor.

Bushing merupakan bagian isolator yang bertujuan untuk memisahkan antara


bagian konduktor dengan badan peralatan pada sebuah gardu induk, misalnya pada
pemutus daya, sakelar pemisah, trafo daya, dan trafo ukur

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah menjadi beberapa, diantaranya:

1. Apa itu Isolator dan Bushing


2. Bagaiman Kontruksi dari Isolator dan Bushing
3. Apa saja Jenis Isolator
4. Bagaimana cara pengujian Isolator dan Bushing?

1.3 Tujuan

Berdasarkan Rumusan Masalah yang ada maka penulis berharap tujuan dari
makalah ini yaitu :

1. Mampu mengetahui Apa itu Isolator dan Bushing


2. Mampu mengetahui Bagaiman Kontruksi dari Isolator dan Bushing
3. Mampu mengetahui Apa saja Jenis Isolator
4. Mampu mengetahui Bagaimana cara pengujian Isolator dan Bushing?
BAB II
TEORI DASAR

A. ISOLATOR

1. Umum

Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki
tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini
harus dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak bertegangan. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi aliran arus yang tidak semestinya ada antara satu bagian dengan yang
lainnya. Misalnya pada suatu jaringan transmisi, antara suatu konduktor penghantar
dengan konduktor lainnya dipisahkan oleh udara. Namun konduktor ini harus
digantungkan pada tower penopang sehingga dibutuhkan suatu isolator yang cukup
kuat untuk menopang konduktor ini sekaligus mengisolasi antara konduktor dengan
menara yang terhubung ke tanah agar tidak terjadi hubung singkat ke tanah.

Isolator dapat ditemui pada setiap bagian sistem tenaga listrik. Selain pada
transmisi, isolator juga dapat ditemui pada jaringan distribusi hantaran udara, gardu
induk dan panel pembagi daya. Pada jaringan distribusi hantaran udara isolator
digunakan sebagai penggantung atau penopang konduktor. Pada gardu induk
isolator digunakan sebagai pendukung sakelar pemisah, pendukung konduktor
penghubung dan penggantung rel dengan kerangka pendukung pemisah.

2. Kontruksi Isolator

Isolator pada umumnya memiliki tiga bagian utama yaitu bahan dielektrik, kap
dan fitting. Selain itu juga terdapat semen yang berfungsi sebagai bahan perekat
yang merekatkan ketiga bagian ini.

Adapun persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam merancang suatu isolator
adalah sebagai berikut:

1. Isolator harus memiliki kekuatan mekanis yang kuat untuk menahan beban
konduktor , terpaan angin dan lain-lain.
2. Isolator harus menggunakan bahan dengan resistansi yang tinggi agar tidak
terjadi arus bocor yang besar ke tanah.

3. Isolator harus memiliki kekuatan permitivitas yang tinggi agar dapat memiliki
kemampuan dielektrik yang baik.

4. Isolator harus padat dan tidak memiliki celah udara karena dapat menimbulkan
peluahan sebagian.

5. Isolator dapat menahan flashover.

6. Setiap lubang pada bahan isolator harus memiliki sumbu yang sejajar dengan
sumbu tegak isolator. Dan lubang dibuat pada temperatur penampaan isolator.

7. Tidak memiliki lekukan runcing agar pada isolator tidak terjadi medan elektrik
yang tinggi.

8. Permukaan isolator harus licin dan bebas partikel runcing.

9. Tidak ada resiko meledak atu pecah.

10. Jarak rambat isolator harus diperbesar jika isolator ditempatkan pada kawasan
yang dihuni banyak burung.

11. Bahan perekat harus memiliki kekuatan adhesi yang tinggi.

12. Bentuk dan dimensi sirip harus dibuat sedemikian rupa agar dapat dengan
mudah dibersih.

Gambar 2.1 Konstruksi Isolator


3. Jenis Isolator

3.1 Isolator Pendukung

Isolator pendukung ini dibuat untuk menopang batang-batang konduktor yang


ditempatkan baik di dalam maupun luar ruangan. Isoaltor dipakai karena bagian
konduktor yang bertegangan harus dipisahkan dari tiang penopang yang terhubung
ke tanah. Pada setiap bagian atas dari isolator ini terdapat lekukan yang dipakai
untuk menopang konduktor penghantar. Isolator pendukung ini biasanaya hanya
dioperasikan pada tegangan kerja isolator dibawah 33kV. Hal ini dikarenakan jika
isolator dioperasiakan pada tegangan diatas 33kV, maka besar isolator menjadi
tidak efisien lagi. Hal ini disebabkan ukuran isolator akan bertambah seiring dengan
pertambahan tegangan kerja. Isolator pendukung terbagi atas tiga jenis yaitu :
isolator pin, isolator post, dan isolator pin-post.

Gambar 3.1.a Gambar Isolator Pin, Isolator Post dan Isolator Pin-Post

3.2 Isolator Gantung

Isolator gantung digunakan pada tiang maupun tower transmisi untuk menggantung
konduktor hantaran udara baik secara vertikal maupun horizontal

Gambar 3.2.a pemasangan vertikal dan horizontal

Isolator gantung digunakan pada sistem dengan tegangan kerja melebihi 33 kV.
Isolator gantung ini terdiri dari dua jenis yaitu isolator piring dan isolator batang
tonggak. Untuk transmisi tegangan tinggi, isolator piring dirangkai berbentuk
rantai. Isolator rantai ini juga biasanya dilengkapi dengan arcing horn (busur
tanduk). Hal ini dilakukan untuk melindungi isolator rantai dari bahaya tegangan
lebih yang dapat menyebabkan isolator rantai pecah.

3.3 Isolator Rantai

Isolator rantai adalah merupakan kumpulan dari beberapa isolator piring yang
disusun secara berantai sehingga menjadi satu kesatuan isolator. Isolator rantai
biasanya digunakan untuk menggantung penghantar transmisi tegangan tinggi pada
menara-menara transmisi. Penghantar ini digantung dengan menggunakan isolator
agar penghantar ini tidak menyentuh badan menara yang dibumikan. Isolator jenis
ini banyak digunakan karena pada sistem transmisi tegangan tinggi isolator ini
dianggap paling effisien untuk mengisolasi antara konduktor dengan tiang menara.

4. Pengujian dan Pengukuran Pembangkit Tegangan Tinggi

Pengujian dan pengukuran pada peralatan tegangan tinggi dapat bersifat


merusak (destructive) maupun tidak merusak (non destructive).Pengujian yang
sifatnya merusak, misalnya, pengukuran tahanan isolasi, pengukuran faktor daya
dielektrik (dielectric power factor), pengukuran korona, dan sebagainya.Pengujian
yang sifatnya merusak umumnya terdiri dari tiga tahap yang bergantung kepada
tingkat tegangan.

 Pengujian ketahanan (withstand test) : tegangan tertentu diterapkan selama


waktu yang ditentukan, bila tidak terjadi lompatan (spark over), maka
pengujian memuaskan.
 Pengujian pelepasan (discharge test) : tegangan dinaikkan sehingga terjadi
pelepasan pada benda yang diuji. Pengujian dilakukan dalam suasana kering
dan suasana basah.
 Pengujian kegagalan (breakdown test) : tegangan dinaikkan sampai terjadi
kegagalan pada benda uji.

Adapun pokok-pokok pengujian tegangan tinggi ac pada peralatan tegangan tinggi


meliputi :

 Pengujian Ketahanan dalam udara


 Pengujian Ketahanan dalam minyak atau air
 Pengujian ketahanan untuk tiap isolator
 Pengujian lompatan (bunga api) dalam keadaan kering
 Pengujian lompatan (bunga api) dalam keadaan basah (humidity tinggi)
 Pengujian tembus atau breakdown
B. BUSHING
1. Umum
Biasanya, untuk keamanan elektrik, konduktor tegangan tinggi dilalukan
menerobos suatu bidang yang dibumikan, melalui suatu lubang terbuka yang dibuat
sekecil mungkin dan biasanya membutuhkan suatu pengikat padu yang disebut
bushing.

2. Konstruksi Suatu Bushing


Konstruksi suatu bushing sederhana ditunjukkan pada gambar 2.1.
Bagian utama dari suatu bushing adalah inti atau konduktor, bahan dielektrik dan
flans yang terbuat dari logam. Fungsi inti adalah menyalurkan arus dari bagian
dalam peralatan ke terminal luar dan bekerja pada tegangan tinggi. Dengan bantuan
flans, isolator diikatkan pada badan peralatan yang dibumikan.

Bushing untuk tegangan AC sampai 30 kV dibuat dari porselen atau damar tuang;
untuk tegangan yang lebih tinggi, bahan isolasi yang lebih disukai adalah minyak
trafo, gulungan hardboard atau softpaper dan kombinasi dielektrik cair dan padat,
kemudian dibungkus dengan kerangka porselen.

Gambar 2.1 Konstruksi suatu bushing sederhana

Gambar 2.1.a memperlihatkan tekanan elektrik aksial Ea yang dapat


menimbulkan peluahan luncur pada permukaan isolator. Tekanan elektrik radial Er
dapat menimbulkan peluahan parsial pada rongga-rongga yang terdapat di antara
flans dengan bagian luar isolator dan di antara inti dengan bagian dalam isolator.
Untuk mencegah terjadinya peluahan ini, maka di antara isolator dengan flans
diberi lapisan konduktif dengan teknik penyemprotan; dan ujung lapisan yang
terbentuk ditekuk untuk mengurangi efek medan pinggir. Untuk mencegah
peluahan parsial pada ruang-ruang udara terbuka yang terdapat di antara inti dengan
bahan isolasi, maka di antara inti dengan isolator dibuat juga lapisan konduktif atau
mengusahakan inti berpadu dengan isolator. Misalnya dengan membuat isolasi dari
bahan damar tuang sehingga intinya melekat langsung dengan dielektriknya,
dengan demikian peluahan parsial pada ruang di antara inti dengan isolator dapat
dicegah. Masalah peluahan luncur dapat dapat juga diatasi dengan mengurangi efek
medan pinggir, yaitu dengan menekuk ujung elektroda dan membuat elektroda
melekat ke bahan isolasi. Kemudian dengan pemilihan profil isolator yang tepat,
maka kuat medan pada bidang miring yang berbatasan dengan udara dapat
dikurangi di bawah nilai yang diizinkan. Jika tegangan suatu bushing porselen
ditinggikan, maka pada harga suatu tegangan tertentu akan terjadi peluahan parsial
pada rongga-rongga udara yang terdapat di antara elektroda dengan isolator; dan
jika tegangan terus dinaikkan maka akhirnya akan terjadi peristiwa lewat-denyar.
Dengan perkataan lain, kejadian lewat denyar pada busing porselen lebih dahulu
diawali dengan kejadian peluahan parsial, karena pada bushing ini tidak ditemukan
rongga-rongga udara di antara elektroda dengan isolator. Karena damar mudah
dilekatkan ke metal dan dapat dicetak dalam berbagai bentuk, maka jenis isolasi
damar menawarkan berbagai kemungkinan bentuk konstruksi.
Prinsip perataan distribusi tegangan pada awalnya tidak
mempertimbangkan jenis bahan isolasi, tetapi pada akhirnya hal itu harus
diperhatikan karena adanya hubungan tegangan awal peluahan pada pinggir
elektroda yang runcing dengan ketebalan bahan isolasi yang menyelubungi
elektroda tersebut. Jika tidak memakai tabir elektroda sebagai pengendalimedan
pinggir, maka harus dipilih bahan isolasi yang tipis.
3. Beberapa Pokok Pengujian Tegangan Tinggi
Adapun pokok-pokok pengujian tegangan tinggi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2 Beberapa pokok pengujian tegangan tinggi
Tegangan Pengujian AC *) Tegangan Pengujian *)

Kelas Impuls Kering


Pasangan
Isolasi Pasangan Luar (kV) ± (1 x 40) mikrodetik
Dalam (kV)
(kV) (kV)

Kering Basah Kering Pasangan Pasangan


Dalam
1 Menit 10 Detik 1 Menit Luar

3 25 20 20 50 45

6 30 25 25 65 60

10 45 35 35 100 90

20 70 60 60 165 150

30 95 80 80 220 200

(40) (120) (100) (275)

(50) (145) (120) (300)

60 175 145 385

70 200 165 440

*) ( ) Kwasi-standar pengujian dielektrik untuk bushing


4. Pengujian Isolator
Pengujian lompatan 50 % dilakukan dan grafik hubungan tegangan dengan
waktu diambil, hanya untuk keadaan kering. Untuk lebih jelasnya tentang pengujian
terhadap isolator, lihat tabel di bawah ini :
Tabel 3 Pengujian isolator
Isolator

Isolator Tegangan
Isolator EHV “Pin-Type”
Gantung Tinggi

“Pin-Type”

250 180 Pin Pin 10 20 30 40 50 60

mm mm Besar Kecil kV kV kV kV kV kV

Tegangan
Lompatan

50 %, Bolak-
80 60 50 45 85 110 135 160 185 210
balik,

50 Hz, Kering
(kV)

Tegangan
Lompatan

50 %, Bolak-
50 32 30 27 55 75 95 115 135 155
balik,

50 Hz, Basah
(kV)

Tegangan
125 100 120 160 200 240 280 320
Lompatan
50 %, Impuls
(kV)

Tegangan
140 120 90 80 150 200 250 270 300 350
Tembus (Kv)

Tegangan
Ketahan 50 Hz 75 55 45 40 c) c) c) c) c) c)
(kV)a)

Tegangan
Ketahanan 50
Hz
75 65
dalam minyak

(kV)b)

Tegangan
Frekuensi Tegangan frekuensi tinggi selama 3-5 detik
Tinggi (kV)

Catatan :

a) Tegangan diterapkan selama 2 menit


b) Tegangan diterapkan selama 1 menit
c) Pengujian lapisan dilakukan sebagai berikut :
Untuk setiap lapisan tegangan sebesar 90 % dari tegangan
lompatan minimum untuk setiap lapisan diterapkan selama 2
menit.

Untuk dua lapisan tegangan sebesar 90 % dari tegangan lompatan


kering diterapkan selama 2 menit.

5. Pengujian Pada Bushing


Pengujian yang dilakukan terhadap suatu bushing meliputi : pengukuran Tg
δ, pengukuran peluahan parsial, pengujian ketahanan AC, pengujian peluahan
terlihat, pengujian ketahanan impuls penuh, pengujian ketahanan impuls terpotong
dan surja hubung.

5.1 Pengukuran Tg δ
Pengukuran Tg δ merupakan pengujian rutin. Alat ukur yang digunakan
adalah jembatan Schering. Tg δ diukur dengan bushing tetap terpasang pada
peralatan atau dicelupkan dalam minyak. Konduktornya dihubungkan ke terminal
tegangan tinggi trafo uji sedang tangki atau badan dihubungkan ke terminal detektor
jembatan Schering. Tegangan pengujian dinaikkan secara bertahap, kemudian
diturunkan secara bertahap juga. Kapasitansi dan Tg δ pada setiap tahap tegangan
diukur. Kemudian kurva yang menyatakan hubungan tegangan dengan kapasitansi
dan Tg δ digambar.

5.2 Pengukuran Peluahan Parsial


Pengukuran ini merupakan pengujian rutin yang bertujuan untuk
menemukan adanya deteriorasi atau kegagalan isolasi karena terjadinya peluahan
muatan sebagian dalam isolator bushing. Pengukuran dilakukan dengan detektor
peluahan parsial. Pengukuran dilakukan untuk berbagai tegangan sehingga
diperoleh kurva yang menyatakan hubungan besaran peluahan dengan tegangan.

5.3 Pengujian Ketahanan AC


Rangkaian dan prosedur pengujiannya sama dengan pengujian isolator.
Lama pengujian adalah satu menit. Pengujian dilakukan pada kondisi kering dan
basah. Bushing dinyatakan baik jika selama pengujian tidak terjadi lompatan api.

5.4 Pengujian Peluahan Terlihat


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan apakah bushing
menimbulkan interferensi radio saat bekerja. Peluahan terlihat dengan mata adalah
peluahan yang terjadi pada cincin perata (grading ring) dan tanduk pelindung
(arching horn). Alat penguji sama dengan alat penguji ketahanan AC, hanya
dilakukan dalam ruang gelap.

5.5 Pengujian Ketahanan Impuls Penuh


Pengujian ketahanan impuls penuh dilakukan dalam dua keadaan, yaitu
dalam keadaan bushing terpasang sebagaimana di lapangan dan dalam keadaan
dicelup dalam minyak. Tegangan pengujian adalah tegangan impuls penuh standar,
dengan polaritas yang sesuai dengan spesifikasi. Tegangan impuls diberikan lima
kali. Jika terjadi dua kali lompatan api, maka bushing dinyatakan gagal uji. Jika
lompatan api terjadi satu kali, maka diadakan pengujian tambahan 10 kali lagi. Jika
tidak terjadi lompatan api, maka bushing dinyatakan lulus uji.
Jika bushing dicelupkan dalam minyak isolasi, maka pengujian dilakukan
dengan tegangan impuls standar, gelombang penuh dan 15 % lebih tinggi dari
tegangan pengujian bushing di udara. Tegangan impuls diberikan lima kali.
Bushing dinyatakan lulus uji jika tidak terjadi lompatan api.

5.6 Pengujian Ketahanan Impuls Terpotong dan Surja Hubung


Adakalanya bushing diuji dengan tegangan tinggi impuls terpotong.
Pengujian ini biasanya dilakukan terhadap bushing bertegangan di atas 220 kV.
Saat ini dilakukan juga pengujian peluahan surja hubung terhadap bushing tegangan
tinggi. Pengujian dilakukan seperti halnya pengujian ketahanan impuls penuh di
atas.

6. Pemerisaian (shielding)
Penggunaan elektroda perata atau penambahan perisai (shielding) untuk
meningkatkan mutu peralatan atau untuk menjaga ketelitian pengukuran dengan
sensitivitas tinggi bukanlah hal baru.
Pengukuran dengan sensitivitas tinggi sering dilakukan dalam percobaan-
percobaan yang menggunakan tegangan tinggi. Pengukuran peluahan parsial dalam
prakteknya dapat terganggu ketika ada bagian sirkit bertegangan tinggi yang
menunujukkan reaksi seperti antena atau penerima gelombang elektromagnetik dari
luar. Selain itu, gelombang elektromagnetik dapat timbul ketika terjadi peristiwa
tembus listrik pada sirkit bertegangan tinggi, dan hal ini dapat menyebabkan efek
gangguan terhadap sekitarnya. Dalam prakteknya menunjukkan bahwa pengaruh
gangguan dari luar pada pengukuran tegangan tinggi dengan sensitivitas tinggi
secara umum lebih kuat daripada gangguan yang disebabkan oleh penelitian
tegangan tinggi itu sendiri. Ini berdasarkan kenyataannya bahwa pulsa-pulsa
pengganggu yang berasal dari sirkit bertegangan tinggi hanya sesekali dan terjadi
dalam waktu yang singkat. Sebagai contoh alat yang menyebabkan gangguan
eksternal adalah kendaraan dengan bodi yang tidak tepat atau motor listrik yang
menghasilkan interferensi permanen.
Peniadaan yang hampir sempurna terhadap gangguan dari luar terhadap
pengukuran, dan pada waktu yang sama peniadaan gangguan dari penelitian
terhadap sekitarnya, dapat dengan menggunakan logam tanpa cacat. Pada
prakteknya, logam ini dijadikan perisai, dan cara kerja logam ini menyerupai
sangkar Faraday. Standar yang diwajibkan terhadap logam yang direncanakan akan
digunakan untuk perisai memiliki perbedaan yang cukup besar dengan logam yang
dijadikan sebagai lantai laboratorium tegangan tinggi.
Pemasangan sangkar Faraday yang sempurna sangat diperlukan untuk
setiap penelitian. Tetapi perhatian ini lebih ditekankan ketika pengukuran peluahan
parsial dengan sensitivitas tinggi dilakukan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Isolator dapat ditemui pada setiap bagian sistem tenaga listrik. Selain pada
transmisi, isolator juga dapat ditemui pada jaringan distribusi hantaran udara, gardu
induk dan panel pembagi daya. Pada jaringan distribusi hantaran udara isolator
digunakan sebagai penggantung atau penopang konduktor. Pada gardu induk
isolator digunakan sebagai pendukung sakelar pemisah, pendukung konduktor
penghubung dan penggantung rel dengan kerangka pendukung pemisah. Isolator
dan Bushing digunakan untuk keamanan elektrik, konduktor tegangan tinggi
dilalukan menerobos suatu bidang yang dibumikan, melalui suatu lubang terbuka
yang dibuat sekecil mungkin dan biasanya membutuhkan suatu pengikat padu yang
disebut bushing.

Anda mungkin juga menyukai