TINGGI
OLEH :
SANDI T2120017
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................2
1.2. Tujuan.............................................................................................................2
1.3. Batasan Maslalah............................................................................................2
1.4. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1. Landasan Teori...............................................................................................3
2.2. Pembangkitan Dan Pengukuran Tegangan Tinggi Ac...................................5
2.3. Kegagalan Dielektrik Udara...........................................................................6
2.4. Pengujian Issolasi Zat Cair............................................................................7
2.5. Pengujian Isolas I Padat................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN.........................................................12
3.1 Alat dan Bahan..............................................................................................12
3.2 Tabel Pengujian Isolator Keramik.................................................................12
BAB IV ANALISA DATA................................................................................18
4.1 Tabel Hasil Pengujian....................................................................................18
4.2 Analisis Hasil Pengujian................................................................................19
BAB V PENUTUP.............................................................................................21
5.1 Kesimpulan....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22
LAMPIRAN.......................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dilaksanakannya percobaan percobaan diatas adalah sebagai
pengujian dari teori teori yang sudah dipelajari pada semester
sebelumnya,juga sebagai tambahan ilmu baru dengan peralatan yang
sebelumnya belum pernah dikenal dan agar dapat mengetahui karakteristik
dari tiap bahan isolasi yang di gunakan dalam percobaan.
1.2. Tujuan
1.4. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure)
disebabkan karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama
dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut
dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator
merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh
gaya dalam isolator itu sendiri agar isolator tidak gagal. Dalam struktur
molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya,
dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan
oleh tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi
pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan
akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul
lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik
isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu
ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam
isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal (Ariawan, Putu Rusdi,
2010).
4
muncul ketika ada udara yang tejadi saat pembuatan isolator tersebut.
Berbeda dengan kegagalan tembus, kegagalan flashover biasanya ditandai
dengan adanya loncatan busur api dari kedua elektroda yang mengapit
isolator tersebut. Munculnya busur api dipengaruhi oleh lingkungan
disekitar isolator dan kondisi permukaan isolator. Adanya pengaruh
lingkungan disekitar isolator yang berbeda-beda membuat setiap
perhitungan tegangan gagal memerlukan suatu faktor koreksi untuk
mendapatkan hasil tegangan gagal standarnya. Untuk mendapatkan
tegangan gagal standar maka dilakukan suatu koreksi dengan
menggunakan suhu udara, tekanan udara, dan kelembaban udara ketika
tegangan gagal tersebut terjadi.
5
sesedikit mungkin. Konstuksi lilitan dan isolasinya harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dihasilkan terpaaan elektrik merata
6
didalamnya berupa ionion dan elektron-elektron bebas, yang akan
mengakibatkan udara dan gas mengalirkan arus walaupun dalam kapasitas
yang terbatas atau kecil. Jika gas dipanasi sampai suhu yang cukup tinggi,
maka banyak atom netral akan memperoleh energi yang diperlukan untuk
mengionisasikan atom- atom yang mereka bentur. Selain temperatur, jarak
sela antar penghantar yang bertegangan juga akan menentukan laju
pergerakan elektron dalam dielektrik udara. Peningkatan temperatur akan
mempengaruhi pertambahan energi yang dapat mempercepat pergerakan
elektron-elektron di udara sehingga berakibat pada penurunan kekuatan
dielektrik udara dalam fungsinya sebagai bahan isolasi. Dan jarak sela
yang semakin lebar akan menghambat laju pergerakan elektron sehingga
diperlukan energi yang lebih besar untuk proses ionisasi.
7
senyawa tambahan aditif yang zat kandungannya kecil yang berguna untuk
meningkatkan pengaruh oksidasi, penyerapan gas, dan sebagainya.
Ada beberapa alasan mengapa bahan isolasi diisolasi secara luas
digunakan pada beberapa peralatan seperti bahan isolasi cair yang
memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan bahan isolasi gas,
sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi, bahan isolasi
akan mengisi celah atau ruang yang akan diisi bahan. isolasi dapat
menghilangkan panas yang timbul akibat dan bahan isolasi akan
memperbaiki perbaikan jika terjadi pembuangan (discharge). Bahan
isolasi cair ideal adalah mepunyai nilai-nilai yang tinggi untuk kekuatan
dielektrik, volume resistivitas, panas jenis, dan konduktivitasnya. Selain
itu bahan isolasi harus memiliki nilai yang rendah untuk faktor kerugian,
kerapatan, dan kekentalan. Bahan isolasi cair juga hanus memiliki si fat
tidak menimbulkan korosi, tidak mudah menyala, tidak aman, dan
kestabilan kimia.
1. Isolasi porselin
8
Porselin merupakan keramik polikristalin yang umumnya
mempunyai fasa quartz, mulit dan lebih dari 10% volumenya adalah bahan
keramik yang keras, kuat, berwarna putih, tembus cahaya, tidak poros,
halus dibakar pada suhu tinggi dan bersifat isolator listrik. Salah satu
contoh pengembangan porselin adalah pembuatan busi (Spark
plugs).Tahun 1930 dikembangkan industri porselin untuk bahan isolator
frekuensi tinggi. Kemudian pengembangan dilakukan secara inteensif oleh
MC.Dugel Borkett yang menghasilkan isolator alumina yang dapat
digunakan pada kondisi tekanan tinggi. Pada dasarnya material porselin
dibentuk dari bahhan baku : feldsfar, kaolin (ball clay) dan kuarsa.
Pengujian pada bahan isolator bertujuan untuk mengetahui nilai dari
korona ataupun tegangan tembusnya. Untuk maksud tertentu, misalnya
perbaikan sifat fisisnya dilakukan penambahan aditif tertentu, antara lain :
kapur, talk, dolomite dan lainnya.baditif ini juga dapat berfungsi untuk
meningkatkan plastisitas bodi, kekuatan, memudahkan pembentukannya
dan dan terbentuknya struktur tertentu. Klasifikasi keramik porselin
dibedakan berdasarkan komposisi, sifat-sifat, dan aplikasinya. Aplikasi
keramik porselin lainnya adalah sebagai bahan stop kontak, sekring busi,
isolator jaringan listrik, sakelar pemutus tegangan listrik daan sebagainya.
2. Isolasi kaca
Kaca merupakan bahan kuat, tahan panas, keras dan secara biologi
merupakan bahan yang tidak aktif, yang dapat dibentuk menjadi
permukaan yang tahan dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca sebagai
bahan yang sangat berguna. Komponen pertama kaca ialah silica. Silica
ialah galian yang mengandung silicon dioksida. Nama IUPAC silicon
dioksida ialah silicon (IV) oksida. Wujud silika awalnya adalah pasir,
9
yaitu pasir silika. Kaca merupakan substansi kimia yang serupa dengan
kuarsa. Silika mempunyai titik lebur sekitar 2000o C. Dua komponen
penting dalam pembuatan kaca yang baik adalah mencampurkan soda
(sodium karbonat Na2CO3), atau potasy dengan kalium karbonat, yang
dapat menurunkan titik lebur kaca menjadi 1000o C. Bahan soda menjadi
kaca larut, sedangkan kapur (kalsium oksida, CaO) adalah bahan yang
menyebkan kaca sukar larut.
10
dikandungnya akan makin kecil a nya. Muai panjang untuk kaca
berkisaran 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 m/0C. Nilai dari angka muai panjang
adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam hubungnnya dengan
kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca yang
dipanaskan atau didinginkan secara tiba-tiba akan merenggang. Hal ini
disebabkan distribusi suhu yang tidak merata pada lapisan luarnya dan
keadaan tersebut menyebabkan piranti retak. Jika kekuatan tarik piranti
kaca lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka pendingin yang mendadak
pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya retakkan
dibandingkan dengan pemanasan tiba-tiba.
11
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
1. alat
2. bahan
a) Isolator Tarik 11 kv
b) Minyak trafo
c) udara
1. bersih-kering
12
3 III 220 82.0
2. bersih-basah
2. Isolasi kaca
1. bersih-kering
2. bersih-basah
Tegangan tembus
No Pengujian Jarak elektroda
( kVAC )
1 I 2.5 mm 16.1
2 II 2.5 mm 18.8
13
3 III 2.5 mm 20.5
2. setelah dipanaskan
Tegangan tembus
No Pengujian Jarak elektroda
( kVAC )
1 I 2.5 mm 31.6
2 II 2.5 mm 28.8
3 III 2.5 mm 26.7
14
2. elektroda bola-jarum
Jarak antar elektroda 5 mm
3. elektroda bidang-bidang
Jarak antar elektroda 5 mm
15
Tegangan input Tegangan tembus
No Pengujian
( volt AC ) ( kVAC )
1 I 220 17.2
2 II 220 15.6
3 III 220 17.3
4. elektroda bidang-jarum
Jarak antar elektroda 5 mm
16
2 II 220 16.9
3 III 220 16.5
5. elektroda jarum-jarum
Jarak antar elektroda 5 mm
17
BAB IV
18
1) Tabel hasil pengujian isolasi cair
Tegangan tembus
No Jenis Isolasi Kondisi (kv)
1 Shell diala b Dingin 18,466
2 Shell diala b Dingin ( dipanaskan terlebih 29,033
dahulu)
Tegangan
No Jenis Kondisi Korona (Kv) Tembus (kv)
1 Porselin Kering 17,933 80,166
2 Porselin Basah - 3,66
3 Kaca Kering 32,933 79,933
4 Kaca Basah 8,166 23,3
19
2. Analisa pengujian isolasi cair
20
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
Doloksaribu, M., & lisnawaty, S. (2016). Uji fisis bahan isolator listrik
berbasis keramik porselin alumina. Jurnal Einstein, 4(2), 18-22.
22
LAMPIRAN
23
24