BAHAN PENYEKAT
HERI 1525040012
RISMAN 1525041011
NOVAL KURNIAWAN 1525042016
ABD. RAHIM 1525041015
ST. AWALIAH MAGHFIRAH 1525042001
RANI RULI ASHARI 1525042013
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami
mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang dibuat
untuk memenuhi tugas Presentasi Kelompok VII mata kuliah ILMU BAHAN
LISTRIK yang berjudul BAHAN PENYEKAT.
Kami menyadari dan menyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari ataupun
yang tidak kami sadari . Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari makalah ini, agar dimasa akan yang akan datang kami bisa membuat
makalah yang lebih baik lagi. Namun begitu, meskipun makalah ini jauh dari
kata sempurna kami berharap agar makalah ini sedikit banyaknya dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.
kata pengantar dari kami atas perhatian para pembaca sekalian kami
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan listrik adalah ilmu yang mempelajari tentang jenis-jenis bahan
atau benda yang digolongkan menjadi beberapa sifat yaitu konduktor,
isolator, dan semikonduktor. Namun pada pembahasan makalah ini
terfokus pada bahan isolator atau penyekat. Perkembangan bahan isolator
berkembang pesat dengan berbagai jenis dan fungsinya. Makalah ini akan
membuat kita paham sifat-sifat isolator, macam-macam isolator, syarat
isolator,dan pembagian kelas dalam isolator.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bahan Penyekat?
2. Bagaimana Sifat-Sifat Bahan Penyekat?
3. Apa saja Syarat Bahan Penyekat?
4. Apa macam-macam Bahan Penyekat ?
5. Apa saja Kelas-kelas dalam Bahan Penyekat?
C. Tujuan
Adapun tujuan rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa Bahan Penyekat
2. Memahami Sifat-sifat Bahan Penyekat
3. Mengetahui Syarat Bahan Penyekat
4. Memahami Macam-macam Bahan Penyekat
5. Memahami Kelas-kelas dalam Bahan Penyekat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan,
viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan
isolasi dapat rusak diakibatkan oleh panas pada kurun waktu tertentu.
Waktu tersebut disebut umur panas bahan isolasi. Sedangkan kemampuan
bahan menahan suhu tertentu tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanann
panas. Menurut IEC(International Electrotehnical Commission) didasarkan
atas batas suhu kerja bahan, bahan isolasi yang digunakan pada suhu
dibawah nol (misal pada pesawat terbang, pegunungan) perlu juga
diperhitungkan karena pada suhu dibawah nol bahan isolasi akan menjadi
keras dan regas.
Pada mesin – mesin listrik, kenaikan suhu pada penghantar
dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi. Bahan isolasi tersebut
hendaknya mampu meneruskan panas yang didesipasikan oleh penghantar
atau rangkaian magnetik keudara sekelilingnya.
Kemampuan larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis,
permeabilitas uap, pengaruh tropis, dan resistansi radio aktif perlu
dipertimbangkan pada penggunaan tertentu. Kemampuan larut diperlukan
dalam menentukan macam bahan pelarut untuk suatu bahan dan dalam
menguji kemampuan bahan isolasi terhadap cairan tertentu selama
diimpregnasi atau dalam pemakaian. Kemampuan larut bahan padat dapat
dihitung berdasarkan banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat
larut setiap satuan waktu jika diberi bahan pelarut. Umumnya kemampuan
larut bahan akan bertambah jika suhu dinaikkan. Ketahanan terhadap
korosi akibat gas, air, asam, basa dan garam bahan isolasi juga bervariasi
antara satu pemakaian bahan isolasi didaerah yang konsentrasi kimianya
aktif, instalasi tegangan tinggi, dan suhu diatas normal.
Uap air dapat memperkecil daya isolasi bahan. Karena bahan isolasi
juga mempunyai sifat hiigroskopis maka selam penyimpanan atau
3
pemakaian diusahakan agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan
isolasi, dengan memberikan bahan penyerap uap air, yaitu senyawa P2O5
atau CaCl2. Bahan yang molekulnya berisi kelompok hidroksil (OH)
higroskopitasnya relatif besar dibanding bahan parafin dan polietilin yang
tidak dapat menyerap uap air. Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai
permeabilitas uap (kemampuan untuk dilewati uap) yang besar,
khususnya bagi bahan yang digunakan untuk isolasi kabel dan rumah
kapasitor.
Didaerah tropis basah dimungkinkan tumbuhnya jamur dan
serangga. Suhu yang tinggi yang disertai kelembaban dalam waktu lama
dapat menyebabkan turunnya kemampuan isolasi. Oleh karena bahan
isolasi hendaknya dilapisi bahan anti jamur (paranitro phenol, dan phenta
chloro phenol).
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam – macam
energi radiasi yang berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi
sinar matahari mempengaruhi umur bahan, khususnya jika bersinggungan
dengan oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak beberapa bahan organik,
T yaitu kekuatan mekanik dan elastisitas. Sinar X sinar – sinar dari rekator
nuklir, partikel – partikel radio isotop juga mempengaruhi kemampuan
bahan isolasi.
Sifat mekanis bahan kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan derajat
kekerasan bahan isolasi juga menjadi pertimbangan dalam memilih suatu
jenis bahan isolasi.
4
B. Sifat Bahan Penyekat
Ada beberapa sifat bahan penyekat yang perlu kita ketahui sebagai
dasar pemahaman kita tentang bahan penyekat. Sifat – sifat tersebut
meliputi sifat listrik, sifat mekanis, sifat termis dan sifat kimia.
1. Sifat Listrik
Sifat listrik yaitu suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis
listrik yang besar agar dapat mencegah terjadinya rambatan atau
kebocoran arus listrik antara hantaran yang berbeda tegangan atau
dengan tanah. Karena pada kenyataannya sering terjadi kebocoran,
maka harus dibatasi sampai sekecil-kecilnya agar tidak melebihi batas
yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku (PUIL : peraturan umum
instalasi listrik).
2. Sifat Mekanis
Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka
perlu dipertimbangkan kekuatannya supaya dapat dibatasi hal-hal
penyebab kerusakan karena akibat salah pemakaian. Misal
memerlukan bahan yang tahan terhadap tarikan, maka dipilih bahan
dari kain bukan dari kertas karena lain lebih kuat daripada kertas.
3. Sifat Termis
Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus gaya
magnet berpengaruh kepada penyekat termasuk pengaruh panas dari
luar sekitarnya. Apabila panas yang terjadi cukup tinggi, maka
diperlukan pemakaian penyekat yang tepat agar panas tersebut tidak
merusak penyekatnya.
4. Sifat Kimia
Akibat panas yang cukup tinggi dapat mengubah susunan
kimianya, begitu pula kelembaban udara atau basah disekitarnya.
Apabila kelembaban dan keadaan basah tidak dapat dihindari, maka
5
harus memilih bahan penyekat yang tahan air, termasuk juga
kemungkinan adanya pengaruh zat-zat yang merusak seperti : gas,
asam, garam, alkali, dan sebagainya.
6
E. Pembagian Kelas Bahan Penyekat
Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu
kerja maksimum, yaitu sebagai berikut:
1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis
(seperti Katun, sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas,
prespan, kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya)
yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup lainnya.
Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu
rendah.
2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis
aspal atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis
dan poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti
penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak). Bahan -
bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termasuk
kawat email (enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-polyamide.
3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C
Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan
pengikat polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan
pengikat lain sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit,
film triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate.
4. Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C
Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes)
yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon,
dan biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin
sirlak, bakelit, dan sebagainya).
5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C
7
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan
epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan
gelas fiber yang dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan berserat
(kertas, katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga karet
silikon dan email kawat poliamid murni.
7. Kelas C, suhu kerja diatas 180°C
Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan
substansi organic, misalnya mika, mikanit yang tahan panas
(menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks, gelas, dan bahan
keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu
politetra fluoroetilen (Teflon).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tersebut bertegangan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Suci, Puri. 2012. Pendidikan Elektro. Ilmu Bahan Listrik. Diakses pada tanggal 01
Desember 2018 (Online)
http://purisucisugesti.blogspot.com/2012/12/ilmu-bahan-listrik.html
Guntoro, Hanif. 2019. Dunia Listrik. Sifat-sifat Bahan Penyekat. Diakses pada
tanggal 01 Desembber 2018 (Online) http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/03/ilmu-bahan-listrik-bahan-penyekat.html
10