Anda di halaman 1dari 13

KLIPING

KHUTBAH, TABLIQ, DAN DAKWAH

Di Susun Oleh
KELOMPOK 3

- Nur Alfina Bahar


- Nabila Salsabila
- Kasriani
- Karmila
- Muliana
- Muh Adri Junaedi
- Muh Nadil
- Muh Risky

TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN


SMK NEGERI 3 TAKALAR
2022
A. Pengertian Khutbah, Tabliq, dan Dakwah
Makna khutbah, tabligh, dan dakwah hampir sama, yaitu
menyampaikan pesan kepada orang lain. Secara etimologi (lugawi/bahasa),
makna ketiganya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Khutbah berasal dari kata : khataba
bermakna memberi nasihat dalam kegiatan ibadah seperti; §alat (galat
Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo, Kusuf), wukuf, dan nikah. Menurut
istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah kepada sejumlah orang Islam
dengan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan langsung dengan
keabsahan atau kesunahan ibadah. Khutbah diawali dengan hamdallah,
salawat, wasiat taqwa, dan doa.
2. Tabligh berasal dari kata : balagha, yuballighu, tablighan
Yang berarti menyampaikan, memberitahukan dengan lisan.
Menurut istilah, tablsg adalah kegiatan menyampaikan `pesan' Allah
Swt. secara lisan kepada satu orang Islam atau lebih untuk diketahui
dan diamalkan isinya.
3. Dakwah berasal dari kata : da'a, yad'u, da'watan
yang berarti memanggil, menyeru, mengajak pada sesuatu hal. Menurut
istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang atau
lebih ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan. Di sini dikenal
adanya da'wah billisan dan da'wah bilhal.

B. Pentingnya Khutbah, Tabligh, dan Dakwah


1. Pentingnya Khutbah

Khutbah masuk pada aktivitas ibadah. Maka, khutbah tidak mungkin bisa
ditinggalkan karena akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contoh,
apabila galat Jumat tidak ada khutbahnya, galat Jumat tidak sah. Apabila
wukuf di Arafah tidak ada khutbahnya, wukufnya tidak sah. Sesungguhnya,
khutbah merupakan kesempatan yang sangat besar untuk berdakwah dan
membimbing manusia menuju ke-rida-an Allah Swt.
2. Pentingnya Tabligh
Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah tabligh, yakni menyampailcan
wahyu dari Allah Swt kepada umatnya. Setiap orang yang mengetahui
kemungkaran yang terjadi di hadapannya, ia wajib mencegahnya atau
menghentikannya, baik dengan tangannya (kekuasaanya), mulutnya
(nasihat), atau dengan hatinya (bahwa ia tidak ikut dalam kemungkaran
tersebut).
3. Pentingnya Dakwah

Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama ada
yang menyebut berdakwah itu hukumnya fardu kifayah (kewajiban
kolektif), sebagian lainnya menyatakan fardu ain. Setiap dakwah
hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup di dunia dan di akhirat dan mendapat rida dari Allah Swt.

C. Ketentuan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah


1. Ketentuan Khutbah
a. Syarat khatib
1) Islam
2) Ballig
3) Berakal sehat
4) Mengetahui ilmu agama
b. Syarat dua khutbah
1) Khutbah dilaksanakan sesudah masuk waktu dhuhur
2) Khatib duduk di antara dua khutbah
3) Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas
4) T e r t i b
c. Rukun khutbah
1) Membaca hamdallah
2) Membaca syahadatain
3) Membaca shalawat
4) Berwasiat taqwa
5) Membaca ayat al-Qur'an pada salah satu khutbah
6) Berdoa path khutbah kedua
d. Sunah khutbah
1) Khatib berdiri ketika khutbah
2) Mengawali khutbah dengan memberi salam
3) Khutbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang
4) Khatib menghadap jamaah ketika khutbah
5) Menertibkan rukun khutbah
6) Membaca surat al-Ikhlas ketika duduk di antara dua khutbah
e. Keterangan:

1) Pada prinsipnya ketentuan dan rata cam khutbah, baik salat Jumat,
Idul Fitri, Idul Adha, salat khusuf, dan §alat khusuf sama.
Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaannya, yaitu
dilaksanakan setelah salat dan diawali dengan takbir.

2) Khutbah wukuf adalah khutbah yang dilaksanakan pada saat wukuf


di Arafah. Khutbah wukuf salah satu rukun wukuf setelah
melaksanakan salat zuhur dan ashar di-qasar. Khutbah wukuf
hampir sama dengan khutbah Jumat. Perbedaannya terletak pada
waktu pelaksanaan, yakni dilaksanakan ketika wukuf di Arafah.
2. Ketentuan Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Orang yang menyampaikan disebut
mubalig. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan ajaran
Islam. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Syarat muballig
1) Islam,
2) Balligh,
3) Berakal,
4 ) Mendalami ajaran Islam.
b. Etika dalam menyampaikan tabligh
1 ) Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
2 ) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3 ) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh
kesepakatan bersama.
4 ) Materi dakwah yang disampaikan hams mempunyai dasar hukum
yang kuat dan jelas sumbernya.
5 ) Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi,
psikologis dan sosiologis para pendengarnya atau penerimanya.
6 ) Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih,
dan mencari-cari kesalahan orang lain.
3. Ketentuan Dakwah
Dakwah artinya mengajak. Orang yang melaksanakan dakwah disebut da'i.
Ada dua cam berdakwah, yaitu dengan lisan (da'wah dan dengan
perbuatan (da'wah Ketentuan-ketentuan yang hams diperhatikan
dalam berdakwah adalah seperti berikut.
a. Syarat da'i
1) Islam,
2) Balligh,
3) Berakal,
4 ) Mendalami ajaran Islam.
b. Etika dalam berdakwah:
1 ) Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas,
tegas dan sikap yang bijaksana.
2 ) Dakwah dilakukan dengan mauizatul hasanah atau nasihat yang baik,
yaitu eara persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan
pengajaran).
3 ) Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik
(uswatun hasanah).
4 ) Dakwah dilakukan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau tukar
pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai
pendapat orang lain.
CONTOH KHUTBAH 1

Bahaya Sifat Dengki bagi Peradaban Manusia

Alhamdulillahilladzi Arsala Rasulahu bil Huda wa Diinil Haqqi li Yudhirahu


‘alad diini kullini wa lau karihal kafiruun wa lau karihal musyrikun wa lau karihal
munafiqun

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Pertama kali, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Swt yang telah
menganugerahkan nikmat iman dan Islam serta kesehatan sehingga kita dapat
menghadiri sidang Jumat yang penuh berkah ini. 

Shalawat serta salam semoga tercurah ke pangkuan junjungan kita Nabi besar
Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat, dan orang-orang beriman hingga
akhir zaman. 
Mengawali khutbah Jumat kali ini, khatib mengingatkan kita semua, khususnya
diri khatib sendiri, agar senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah Swt dengan
sebenar-benar takwa. Yaitu, menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Takwa adalah “jalan terang” menuju ke hadirat-Nya,
sehingga kita akan menemukan nilai-nilai kebajikan dan kemuliaan sejati, baik di
dunia maupun di akhirat kelak.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Manusia adalah makhluk unik dan istimewa. Berbeda dengan makhluk-makhluk


lainnya, manusia dianugerahi unsur-unsur immaterial yang lengkap, yaitu: ruh,
akal, hati, dan nafs (syahwat dan ghadab) yang terbentuk dalam satu kesatuan
yang disebut jiwa (soul). Dari komponen immaterial ini, manusia hakikatnya
adalah sebagai makhluk spiritual. Masing-masing unsur tersebut memiliki fungsi
yang berbeda. 

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Di dalam jiwa manusia, sesungguhnya ada unsur energi negatif yang dapat
menghancurkan diri, lingkungan, dan peradaban, yaitu “penyakit hati” atau
“amrodhul qulub” yang menimbulkan sifat sangat buruk. Imam Al-Ghazali dalam
kitab Bidayat Al Hidayah menuturkan bahwa ada tiga sifat hati yang sangat
berbahaya, dimana sifat hati tersebut selalu muncul dari zaman ke zaman. 

Tiga sifat hati tersebut akan membawa kepada kebinasaan diri dan penyebab dari
sifat-sifat tercela lainnya, yaitu: hasad (iri hati), riya (pamer), dan ujub (angkuh,
sombong atau berbangga diri).

Dari ketiga penyakit hati tersebut yang memiliki dampak paling dahsyat adalah
“hasad” atau dengki. Hasad adalah klaster problem jiwa yang memiliki dampak
luar biasa bagi kehidupan diri, lingkungan, masyarakat, bahkan peradaban itu
sendiri. Betapa banyak perkelahian, percekcokan, dan peperangan fisik dengan
saling membunuh dan meniadakan, diakibatkan oleh munculnya sikap dengki.  

Menurut Asy-Sya’rawi, penyakit jiwa bernama “hasad” benar-benar nyata. Al-


Qur’an sendiri dengan jelas menyebut sifat ini. Dalam Alquran disebutkan tentang
sikap sebagian ahli kitab terhadap Rasulullah Saw.

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah
diberikan Allah kepadanya? (QS: an-Nisa: 54)

Demikian juga Rasulullah Saw menyebut dengan jelas agar siapapun menghindari
penyakit hati ini:

Artinya: ”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan
kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud). 

Hasad adalah kejahatan energi tersembunyi yang dapat membahayakan manusia.


Allah menyuruh kita untuk meminta perlindungan Allah darinya: “Dan dari
kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki” (Q.S. Al-Falaq: 5) 

Hasad dapat dianalogikan sebagai suatu benda yang tidak terlihat secara kasat
mata. Namun keberadaannya justru memiliki pengaruh dan dampak yang luar
biasa serta bahaya yang lebih ganas dibandingkan dengan sesuatu yang dapat
terlihat mata. Meski hasad tidak terlihat secara kasat mata, namun efek terhadap
jiwa dan tatanan sosial sangat nyata.

Secara psikologi, hasad memiliki dampak, diantaranya:


a. Membentuk jiwa yang tidak mau mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh
Allah (kufur nikmat).  
b. Menyiksa diri sendiri karena hatinya tak tenang yang disebabkan munculnya
rasa tidak nyaman atas kebahagiaan orang lain. 
c. Munculnya ghibah, fitnah dan sebagainya yang dapat menimbulkan
perpecahan dalam keluarga dan ikatan persaudaraan sesama.
d. Munculnya kebencian dan permusuhan yang dapat menimbulkan kerusakan
dalam jangka waktu yang tak terbatas.

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-Awwam
ra dari Nabi Saw, beliau bersabda yang artinya:

Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan
benci. Benci adalah pemotong; pemotong agama dan bukan pemotong rambut.
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman
hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika
kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian.
(HR. Tirmizi) 

Sifat hasad (dengki), Al-Ghazali pernah berkisah tentang bahayanya kepada orang
lain. Hasad adalah sikap batin yang tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain
dan berusaha untuk menghilangkannya dari orang tersebut. Menurutnya, hasad
adalah cabang dari syukh, yaitu sikap batin yang bakhil untuk berbuat baik. 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Hasad atau dengki adalah menginginkan nikmat yang dimiliki orang lain dan
menghendaki nikmat tersebut berpindah kepada dirinya. Hasad berawal dari sikap
tidak menerima nikmat yang diberikan Allah kepadanya, karena ia melihat orang
lain diberi nikmat yang dianggap lebih besar. Hasad pun bisa timbul bila
seseorang menganggap dirinya lebih berhak mendapatkan nikmat dibanding orang
lain.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah Demikian khutbah jum'at yang dapat
kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.

CONTOH DAKWAH 2

Manfaat Wudhu

Alhamdulillahilladzi Arsala Rasulahu bil Huda wa Diinil Haqqi li Yudhirahu


‘alad diini kullini wa lau karihal kafiruun wa lau karihal musyrikun wa lau karihal
munafiqun

Puji syukur marilah kita sampaikan atas kehadirat Allah SWT, pada kesempatan
jumat ini kita kembali dapat melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim
yaitu shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini. Shalawat dan
salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu baginda nabi
besar Muhammad SAW. Juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya, semoga
kita semua yang hadir di masjid ini, kelak di huriqiyamat mendapatkan syafaat
dari beliau. Aamiin.
Mengawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib
berwasiat kepada diri pribadi saya dan kepada seluruh jamaah, marilah kita
bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu melaksanakan semua
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakumullah.

Semua syariat Islam yang telah ditetapkan untuk umat ternyata memiliki fungsi
dan manfaat yang luar biasa, baik dari sisi duniawi maupun dari sisi ukhrawi. Dari
sisi duniawi berdampak positif bagi kemaslahatan pribadi dan sesama. Dari sisi
ukhrawi, di akhirat nanti kita ditempatkan di tempat yang mulia yaitu surga Allah
SWT.

Di antara syariat yang sangat penting adalah perintah wudhu' sebelum shalat dan
membaca Al Quran. Bila kita melihat dari sisi duniawi kita akan banyak
mendapatkan keuntungan diantaranya, wudhu memiliki manfaat yang besar bagi
kesehatan tubuh. Di dalam buku Prayers, A Sport for The Body and Soul, Mokhtar
Salem menjelaskan, kalau berwudhu yang baik dan benar dapat mencegah
timbulnya berbagai macam penyakit.

Alasannya, orang yang berwudhu secara otomatis pasti juga membersihkan


anggota tubuh dan kulitnya. la selalu menjaga kebersihan hidungya dengan
istinsyaq, tangannya, wajahnya, hingga kedua kakinya.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakullah.

Itu dari sisi duniawi. Sedangkan dari sisi ukhrawi lebih dahsyat lagi. Disamping
untuk mengangkat hadats kecil, sehingga shalat kita sah, dengan berwudhu juga
semua dosa dan kesalahan kita berguguran keluar dari seluruh anggota tubuh yang
kita basuh. Nabi kita bersabda:
"Tidaklah, aku tunjukkan kalian atas sesuatu yang Allah akan menghapus
kesalahankesalahan dengan sebabnya, dan mengangkat derajat pula? Mereka
berkata: ya, wahai Rosulullah Nabi bersabda: "Sempurakan wudhu pada waktu
sulit, perbanyak langkah ke masjid masjid, dan menunggu sholat setelah sholat.
Itu lah ribat". (HR. Muslim)

Ternyata wudhu' itu bukanlah hal yang sepele dan tidak punya makna apa-apa. Ini
semua kita dapatkan bila wudhu' dilaksanakan dengan sempurna, baik itu niatnya
maupun tatacaranya.

Semoga khutbah singkat edisi jumat ini, menjadi tambahan ilmu yang besar
faedahnya bagi diri khatib dan jamaah sekalian.

Anda mungkin juga menyukai