Anda di halaman 1dari 19

Tugas

TEKNOLOGI BAHAN LISTRIK

OLEH :

ALDUN
E1D1 17 027

JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Rahmat dan Karunia_Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
Makalah Matakuliah Konversi Energi dengan judul “Teknologi Bahan Listrik”. Tidak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terselesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/mahasiswi dan semua
pembaca dan mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Kami sadari, dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................... 2
1.3 TUJUAN MASALAH......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ISOLATOR.............................................................. 3
2.2 BAHAN-BAHAN ISOLATOR .......................................................... 3
2.3 SIFAT-SIFAT BAHAN ISOLATOR ................................................ 4
2.4 KENAPA ISOLATOR TIDAK DAPAT MENGHANTARKAN
ARUS LISTRIK ................................................................................. 5
2.5 BAHAN ISOLATOR PADAT ........................................................... 5
2.6 PROSES PEMBUATAN BAHAN KARET ..................................... 7
2.7 BAHAN BAKU KARET ALAM DAN PEMBAGIANNYA ........... 8
2.8 KARET ALAM KONVENSIONAL ................................................. 10
2,9 BAHAN BAKU KARET SINTESIS ................................................. 11
2.10 PENGOLAHAN KARET SINTESIS .............................................. 11
2.11 PERBEDAAN KARET ALAM DAN KARET SINTESIS ............ 13
BAB III KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN ................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan
perpindahan muatan listrik. Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat
kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini dipergunakan dalam alat-alat
elektronika sebagai isolator, atau penghambat mengalirnya arus listrik. Isolator
berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa
membuat adanya arus mengalir ke luar atau atara konduktor.
Bahan - bahan yang bersifat isolator ialah bahan - bahan yang bersipat
menghambat arus listrik bila dihubungkan dengan sumber tegangan. Bahan
isolator terbagi atas bahan isolator yang cair, gas dan padat.
karena dalam bahan yang bersifat isolator seluruh lintasan elektronnya
memiliki ikatan yang kuat dengan intinya atau dengan kata lain pada bahan
isolator tidak mempunyai elektron bebas sehingga walau diberi tegangan listrik
tidak akan membuat elektron - elektronnya bergerak.
Karet tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket yang tinggi
terhadap bahan, Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang
mana Indonesia sendiri menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut
bahan bakunya, karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karet alam
dan karet sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil
penyadapan dari getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet
buatan yang dibuat dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya
memiliki kelebihan masing-masing, kelebihan dari karet alam adalah sebagai
berikut: memiliki daya elastisitas dan plastisitas yang baik, pengolahannya
mudah, tidak mudah ausserta tidak mudah panas.Karet alam biasanya
digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap.
Sedangkan karet sintesis memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan terhadap

4
berbagai zat kimia, harganya cenderung stabil, serta pengirimannya jarang
mengalami kesulitan. Jenis beberapa karet sintesis antara lain adalah sebagai
berikut, IIR, NBR, EPR, CR.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Isolator ?
2. Apa Kegunaan Isolator ?
3. Megapa isolator tidak dapat mengantar listrik !

1.3 TUJUAN MASALAH


Adapun tujuan masalah dari akalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat megetahui yang dimaksud dengan isolator
2. Dapat Mengetahui Kegunaan isolator

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEGERTIAN ISOLATOR


Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan
perpindahan muatan listrik. Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat
kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini dipergunakan dalam alat-alat
elektronika sebagai isolator, atau penghambat mengalirnya arus listrik. Isolator
berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa
membuat adanya arus mengalir ke luar atau atara konduktor.

2.2 BAHAN-BAHAN ISOLATOR


Bahan - bahan yang bersifat isolator ialah bahan - bahan yang bersipat
menghambat arus listrik bila dihubungkan dengan sumber tegangan. Bahan
isolator terbagi atas bahan isolator yang cair, gas dan padat. Contoh macam-
macam bahan isolator antara lain sebagai berikut :
a. Bahan isolasi cair merupakan salah satu bahan listrik yang sering
digunakan oleh masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat mulai sekarang ini adalah
meningkatkan pengetahuan mengenai bahan isolasi cair dan
melestarikan bahan-bahan anorganik maupun organik sebagai
bahan dasar pembuat bahan isolasi cair contohnya adalah minyak
transformator dll.
b. Bahan isolator gas adalah bahan penyekat yang berbentuk gas yang mana
contohnya adalah udara, hydrogen dll.
c. Bahan isolator padat adalah bahan isolator yang di bentuk dari bahan yang
padat, yang mana bahan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik
contoh, karet, kayu, kaca dll.

6
2.3 SIFAT-SIFAT BAHAN ISOLATOR
1. Sifat Kelistrikan isolator
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat
listrik ditujukan untuk mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara
kedua penghantar yang berbeda potensial atau untuk mencegah loncatan
listrik ketanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil-kecilnya
(tidak melampui batas yang telah ditentukan oleh peraturan yang
berlaku).
2. Sifat Mekanis isolator
Mengingat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka
dipertimbangkan kekuatan struktur bahannya. Dengan demikian, dapat
dibatasi hal-hal penyebab kerusakan dikarenakan kesalahan
pemakaiannya. Misal diperlukan bahan yang tahan tarikan, maka kita
harus menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan kain lebih
kuat terhadap tarikan daripada bahan kertas.
3. Sifat Termis isolator
Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus
gaya magnet, berpengaruh terhadap kekuatan bahan penyekat. Demikian
panas yang berasal dari luar (alam sekitar). Dalam hal ini, kalau panas
yang ditimbulkan cukup tinggi, maka penyekat yang digunakan harus
tepat. Adanya panas juga harus dipertimbangkan, agar tidak merusak
bahan penyekat yang digunakan.
4. Sifat Kimia isolator
Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat
mengakibatkan perubahan susunan bahan kimia . Demikian juga
pengaruh adanya kelembaban udara, basah yang ada di sekitar bahan
penyekat. Jika kelembaban tidak dapat dihindari, haruslah dipilih bahan
penyekat yang tahan terhadap air. Demikian juga adanya zat-zat lain
dapat merusak struktur kimia bahan. Mengingat adanya bermacam-

7
macam asal, sifat dan ciri bahan penyekat, maka untuk memudahkan kita
dalam memilih untuk aplikasi dalam kelistrikan, kita akan membagi
bahan penyekat berdasar kelompoknya. Pembagian kelompok bahan
penyekat adalah sebagai berikut:
a. Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika, dan sebagainya)
b. Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu, dan sebagainya)
c. Gelas dan keramik
d. Plastic
e. Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya
f. Bahan yang dipadatkan.
Sesuai dengan penggunaanya bahan tahanan haruslah memiliki
tahanan jenis yang tinggi, koefisien temperatur yang tinggi, dan memiliki
daya elektro-motoris termo yang kecil. Pada penggunaan yang
membutuhkan daya tahan panas tinggi, bahan tahanan harus dipilih yang
memiliki titik cair yang tinggi, selain itu bahan tahanan. pada keadaan
panas yang tinggi tidak mudah dioksidir sehingga menjadi berkarat.

2.4 KENAPA ISOLATOR TIDAK DAPAT MENGHANTARKAN ARUS


LISTRIK
karena dalam bahan yang bersifat isolator seluruh lintasan elektronnya
memiliki ikatan yang kuat dengan intinya atau dengan kata lain pada bahan
isolator tidak mempunyai elektron bebas sehingga walau diberi tegangan listrik
tidak akan membuat elektron - elektronnya bergerak.

2.5 BAHAN ISOLATOR PADAT


Karet tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket yang tinggi
terhadap bahan, Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang
mana Indonesia sendiri menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut
bahan bakunya, karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karet alam

8
dan karet sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil
penyadapan dari getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet
buatan yang dibuat dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya
memiliki kelebihan masing-masing, kelebihan dari karet alam adalah sebagai
berikut: memiliki daya elastisitas dan plastisitas yang baik, pengolahannya
mudah, tidak mudah ausserta tidak mudah panas.Karet alam biasanya
digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap.
Sedangkan karet sintesis memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan terhadap
berbagai zat kimia, harganya cenderung stabil, serta pengirimannya jarang
mengalami kesulitan. Jenis beberapa karet sintesis antara lain adalah sebagai
berikut, IIR, NBR, EPR, CR
Karet merupakan bahan penting untuk isolator dalam teknik listrik yang
terbuat dari getah bermacam-macam pohon karet, salah satu diantaranya adalah
Hevea Braziliensis yang menghasilkan karet terbanyak dengan kualitas tinggi.
Proses penyampuran karet kasar dengan belerang dan bahan tambahan lainnya
dibeut vulkanisasi. Untuk mendapatkan vulkanisasi yang baik dengan cara
pemanasan uap, karena tekanan uap dpat mencegah terjadinya pori dalam masa
yang divulkanisir, sedang pemanasannya dapat berjalan teratur. Bahan perekat
untuk kulit, karet dan sebagainya dapat dibuat dari karet kasar dicampur dengan
bensin atau bensol. Karet kasar juga merupakan bahan untuk pembuatan pita
isolator (dibuat dari bahan katun, dicelupkan dalam larutan karet kasar untuk
memberi gaya perekat pada pita tersebut. Pita isolator ini dapat dipakai untuk
menyekat tempat sambungan kawat, ujung kabel nadi dan batu mahkota, serta
dalam industri mobil. Dalam teknik listrik karet sebagai isolator hantaran
listrik, sepatu kabel, perkakas pemasangan instakasi kistrik, dll.

9
2.6 PROSES PEMBUATAN BAHAN KARET
1. Polymerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet
sintetik, pada tahap ini ada tiga motode yang digunakan yaitu emulsion,
microemulsion, and suspension polymerization. Proses ini dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont,
Daikin and Dyneon.
2. Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan
dibersihkan. Setelah tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk
diolah oleh compounder.
3. Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan
sifat2 tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah
compounder meracik resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang
sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan compounder
pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang
berkualitas.
4. Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk
lembaran dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan
mudah diproses pada molding nantinya. misalnya untuk O-Ring, material
tersebut dibentuk menyerupai kabel panjang.
5. Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah
produk akhir. dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka
akan didapat produk akhir yang sempurna.

10
6. Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat
sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut
dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.
7. Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat
terjadi dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya
dilakukan proses curing.
8. Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan
dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.
9. Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah
sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang
mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya.
10. Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan.
sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan
luar.

2.7 BAHAN BAKU KARET ALAM DAN PEMBAGIANNYA


Bahan baku karet alam yang digunakan dalam dunia teknik didapatkan
dengan cara melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh para petani
yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan tersedia setiap hari
karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari.

Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik
Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta.

11
Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan
(lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang
seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus berusaha
untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui
pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu
tertentu.

Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun


kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada
perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang
berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat bervariasi
kualitasnya.

Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan


pengawasan pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan.
1. Bobot atau isi lateks : Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember
pengumpul ke dalam ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar
dengan ukuran lubang 2 mm, maksudnya untuk menahan lump yang terjadi
karena prakoagulasi.
2. Kadar Karet Kering (KKK) : Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat
penting dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas
yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, sebagai
berikut.

1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-
lain).

2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau


keadaan lateks tidak stabil).

12
3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang
baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat).

4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).

5. Kualitas air dalam pengolahan.

6. Bahan-bahan kimia yang digunakan.

7. Komposisi lateks.

2.8 KARET ALAM KONVENSIONAL


Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam
konvensional. Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet
dan crepe. Jenis-jenis karet olahan yang tegolong konvensional beserta standar
mutunya menurut Green Book adalah sebagai berikut
1. Ribbed smoked seheet atau biasa disingkat RSS adalah jenis karet berupa
lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.
2. White crepe dan pale crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih
atau muda. White crepe dan pale crepe juga ada yang tebal dan tipis.
3. Estate brown crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna coklat.
Disebut estate brown crepe karena banyak dihasilkan oleh perkebunan-
perkebunan besar atau estate.
4. Thin brown crepe remilis, jenis ini merupakan crepe coklat yang tipis
karena digiling ulang. Bahan pembuat crepe ini sama dengan bentuk crepe
lain, tetepi digiling lagi untuk menghasilkan crepe yang tebalnya sesuai
dengan yang telah ditentukan.
5. Combo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump,scrap
pohon,potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.
6. Thick blanket crepes ambers, jenis ini merupakan crepe blanket yang tebal
dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses

13
pengasapan, dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang
baik mutunya.
7. Flat bark crepe, sebenarnya jenis ini merupakan karet tanah atau earth
rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum
diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.
8. Pure smoked blanket crepe jenis ini merupakan crepe yang diperoleh dari
penggilingan karet asap yang khusus berasal dari ribbed smoked sheet,
termasuk juga block sheet atau sheet bongkah atau dari sisa potongan
ribbed smoked sheet.

2.9 BAHAN BAKU KARET SINTESIS


Karet buatan (sintetis) sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan
baku minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran
dilakukan sejak zaman perang dunia II. Negara –negara industri maju
merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintetis. Sekarang banyak
karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat tersendiri yang
khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh
udara, dan bahkan ada yang kedap air.
Sifat Karet Buatan (Sintesis)
1. Memiliki daya elastisitas atau daya lenting sempurna.
2. Memiliki plastisitas baik, sehingga mudah diolah.
3. Mempunyai daya aus tinggi.
4. Tidak mudah panas (low heat build up).
5. Memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance).

2.10 PENGOLAHAN KARET SINTESIS


1. Polimerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet
sintetik, pada tahap ini ada tiga metode yang digunakan yaitu emulsion,

14
microemulsion, and suspension polymerization. Proses ini dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont,
Daikin and Dyneon.
2. Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan
dibersihkan. Setelah tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk
diolah oleh compounder.
3. Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan
sifat2 tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah
compounder meracik resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang
sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan compounder
pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang
berkualitas.
4. Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk
lembaran dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan
mudah diproses pada molding nantinya. misalnya untuk O-Ring, material
tersebut dibentuk menyerupai kabel panjang.
5. Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah
produk akhir. dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka
akan didapat produk akhir yang sempurna.
6. Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat
sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut
dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.

15
7. Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat
terjadi dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya
dilakukan proses curing.
8. Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan
dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.
9. Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah
sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang
mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya.
10. Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan.
sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan
luar.

2.11 PERBEDAAN KARET ALAM DAN KARET SINTESIS


Walaupun karet alam sekarang ini jumlah prroduksi dan konsumsinya
jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet
alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan
yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Ada pun kelebihan-
kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
3. Mempunyai daya aus yang tinggi,
4. Tidak mudah panas (low heat build up),dan

16
5. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan (groove cracking
resistance).
Walaupun demikian,karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan
terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cendrung bisa dipertahankan
supaya tetap stabil. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam
jumlah tertentu, maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang
mengalami kesulitan. Hal seperti ini sulit diharapkan dari karet alam. Harga dan
pasokan karet alam selalu mengalami perubahan, bahkan kadang-kadang
bergejolak. Harga bisa turun drastis sehingga merusak pasaran dan merisaukan
para produsennya. Kadang-kadang karena suatu sebab seperti keluarnya
peraturan pemerintah di negara produsen yang menginginkan suatu kondisi
tertentu terhadap industri karet dalam negrinya,maka akan mempengaruhi
pasaran internasional. Suatu kebijaksanaan politik entah itu dari pihak penguasa
maupun pemerintah memiliki pengaruh yang besar terhadap usaha perkarettan
alam secara luas.
Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia
maupun bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli, karet alam akan tetap
mempunyai pngsa pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki
ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri ban
yang merupakan pemakai terbesar karet alam.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karet merupakan bahan penting untuk isolator dalam teknik listrik yang
terbuat dari getah bermacam-macam pohon karet, salah satu diantaranya :
Hevea Braziliensis yang menghasilkan karet terbanyak dengan kualitas tinggi.
Proses penyampuran karet kasar dengan belerang dan bahan tambahan lainnya
dibeut vulkanisasi. Untuk mendapatkan vulkanisasi yang baik dengan cara
pemanasan uap, karena tekanan uap dpat mencegah terjadinya pori dalam masa
yang divulkanisir, sedang pemanasannya dapat berjalan teratur. Bahan perekat
untuk kulit, karet dan sebagainya dapat dibuat dari karet kasar dicampur dengan
bensin atau bensol. Karet kasar juga merupakan bahan untuk pembuatan pita
isolator (dibuat dari bahan katun, dicelupkan dalam larutan karet kasar untuk
memberi gaya perekat pada pita tersebut. Pita isolator ini dapat dipakai untuk
menyekat tempat sambungan kawat, ujung kabel nadi dan batu mahkota, serta
dalam industri mobil. Dalam teknik listrik karet sebagai isolator hantaran
listrik, sepatu kabel, perkakas pemasangan instakasi kistrik, dll.

18
DAFTAR PUATAKA

https://www.scribd.com/doc/195982010/isolator-pdf

http://www.academia.edu/19048932/MAKALAH_isolator

19

Anda mungkin juga menyukai