Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHAN-BAHAN LISTRIK

Dosen Pengampu:
Denny Haryanto Sinaga, S.Pd., M.T.

Kelompok 11:

 Roihan Parli Lubis(5232530003)


 Yusuf Ariansah Hasibuan(5233530013)
 Genap Munthe(523123005)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2023

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diera globalisasi saat ini ditandai dengan banyaknya manusia memenfaatkan peralatan modern yang
berbasiskan komputer atau elektronik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Adanya kemudahan –
kemudahan peralatan yang semakin canggih merupakan sumbangan yang banyak dan tak ternilai dari
kemajuan teknologi peralatan yang menggunakan komponen elektronika.

Banyak orang yang bekerja di bidang industri dan kependidikan teknik khususnya kelistrikan atau
elektro, misalnya teknisi, instalatir, jaringan dan tenaga listrik. Mereka sebaiknya harus memiliki pengetahuan
yang luas tentang ilmu dari pada bahan-bahan yang berhubungan dengan profesinya masing – masing.
Mempunyai pengetahuan mengenai asal bahan, jenis-jenis bahan, fungsi bahan, dan sifat-sifat dari bahan
adalah sangat penting dimiliki bagi mereka yang bekerja di bidang industri dan kependidikan teknik.

Kita sebagai mahasiswa juga harus lebih tahu tentang uraian diatas serta bagaimana struktur bahan,
proses kinerja bahan agar mampu menguasai pengetahuan tersebut, berfikir secara kritis dan
mengembangkannya dalam mata kuliah maupun di luar jam kuliah. Dengan pengetahuan tersebut mereka
tahu bagaimana memperlakukan bahan-bahan yang mereka gunakan dengan sebagaimana mestinya atau
memanfaatkannya.

Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa sifat dari bahan listrik yaitu bahan Penyekat, Penghantar,
Semikonduktor dan magnetik.

Dalam rangkaian listrik terdapat istilah yang dikenal dengan arus listrikdan tegangan. Pada dasarnya
sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuahpenghantar mampu dialiri elektron bebas secara terus
menerus. Aliran inilahyang disebut dengan arus. Sedangkan tegangan adalah beda potensial yang adadi
antara titik rangkaian listrik tersebut. Apabila suatu penghantar diberikanpotensial yang berbeda diantara
kedua ujungnya, maka dalam penghantar ituakan timbul arus listrik

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:

1. Bagaimana sifat – sifat dari bahan penyekat, konduktor, semikonduktor dan magnetik ?
2. Apa saja macam – macam dari bahan semikonduktor ?
3. Bagaimana pengertian dan jenis-jenis bahan penyekat, konduktor, semikonduktor dan magnetik
?
4. Manfaat dari bahan penyekat, konduktor, semikonduktor dan magnetik.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui sifat – sifat dari bahan penyekat, konduktor, semikonduktor dan magnetik.
2. Mengetahui macam – macam bahan semikonduktor.
3. Mengetahui pengertian dan jenis – jenis dari bahan penyekat, konduktor, semikonduktor dan
magnetik.
4. Mengetahui manfaat dari bahan penyekat, konduktor, semikonduktor dan magnetik.
5. Mengetahui hubungan antara arus, tegangan, dan hambatan (tahanan) listrik.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bahan Penyekat


Bahan penyekat atau sering disebut dengan istilah isolasi adalah suatu bahan yang digunakan dengan
tujuan agar dapat memisahkan bagian – bagian yang bertegangan atau bagian – bagian yang aktif. Sehingga
untuk bahan penyekat ini perlu diperhatikan mengenai sifat – sifat dari bahan tersebut yang meliputi :

2.1.1 Sifat Kelistrikan

Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik ditujukan untuk mencegah
terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda potensial atau untuk mencegah
loncatan listrik ketanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil-kecilnya (tidak melampui batas yang telah
ditentukan oleh peraturan yang berlaku).

2.1.2 Sifat Mekanis

Mengingat luasnya pemakaiannya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangkan kekuatan


struktur bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan dikarenakan kesalahan
pemakaiannya. Misal diperlukan bahan yang tahan tarikan, maka kita harus menggunakan bahan dari kain
daripada kertas. Bahan kain lebih kuat terhadap tarikan dari pada bahan kertas.

2.1.3 Sifat Termis

Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya magnet, berpengaruh
terhadap kekuatan bahan penyekat. Demikian panas yang berasal dari luar (alam sekitar). Dalam hal ini, kalau
panas yang ditimbulkan cukup tinggi, maka penyekat yang digunakan harus tepat. Adanya panas juga harus
dipertimbangkan, agar tidak merusak bahan penyekat yang digunakan.

2.1.4 Sifat Kimia

Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan perubahan susunan kimia
bahan. Demikian juga pengaruh adanya kelembaban udara, basah yang ada di sekitar bahan penyekat. Jika
kelembaban tidak dapat dihindari, haruslah dipilih bahan penyekat yang tahan terhadap air.

Demikian juga adanya zat-zat lain dapat merusak struktur kimia bahan. Mengingat adanya bermacam-
macam sifat bahan penyekat, maka untuk memudahkan kita dalam memilih untuk aplikasi dalam kelistrikan,
kita akan membagi bahan penyekat berdasar kelompoknya. Pembagian kelompok bahan penyekat adalah
sebagai berikut :

 Bahan penyekat bentuk padat, bahan listrik ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam,
diantaranya yaitu: bahan tambang, bahan berserat, gelas, keramik, plastik, karet, ebonit dan
bakelit, dan bahan-bahan lain yang dipadatkan.
 Bahan penyekat bentuk cair, jenis penyekat ini yang banyak digunakan pada teknik listrik adalah
air, minyak transformator, dan minyak kabel.
 Bahan penyekat bentuk gas, yang sering digunakan untuk keperluan teknik listrik diantaranya :
udara, nitrogen, hidrogen, dan karbondioksida.
 Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu, dan sebagainya)

3
2.2 Bahan Penghantar atau Konduktor
Konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan arus. Sifat yang dimiliki penghantar ialah :
tahanan jenis listrik, koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik, dan timbulnya daya
elektro-motoristermo.

2.2.1 Daya Hantar Listrik

Daya Hantar Listrik, adalah kemampuan dari konduktor tersebut dalam menghantarkan arus listrik
yang melewatinya. Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar
itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas
penampang 1 mm2 pada temperatur 200 0C dinamakan hambatan jenis.

2.2.2 Koefisien Suhu Tahanan

Koefisien Suhu Tahanan, adalah kestabilan dari konduktor dalam keadaan suhu yang berubah.
perubahan suhu akan megakibatkan perubahan volume, dan otomatis akan mempengaruhi hambat jenis
konduktor tersebut.

2.2.3 Daya Hantar panas

Daya Hantar panas, menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan waktu.
Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta
perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi.

2.2.4 Kekuatan Tegangan Tarik

Kekuatan Tegangan Tarik, merupakan batas kemampuan dari suatu konduktor pada saat konduktor
tersebut ditarik (energy potensial pegas). Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas
tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus diketahui kekuatannya. Terutama
menyangkut penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi.

2.2.5 Timbulnya Daya Elektro Motoris-Termo

Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan logam yang
berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoristermo tersendiri
bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam
pengaturan arus dan tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan perbedaan
temperaturnya. Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut dengan daya
elektro-motoris termo

Sedangkan sifat atau ciri suatu konduktor yang baik adalah :

 Konduktifitas / daya hantarnya cukup baik


 Kekuatan mekanis (kekuatan tariknya cukup tinggi)
 Koefisien muai panjang kecil

4
2.3 Bahan Setengah Penghantar atau Semikonduktor

Semikonduktror ialah bahan yang mempunyai sifat kekonduksian diantara konduktor dan penyekat.
Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada
temperatur ruangan besifat sebagai konduktor . Di antara contoh bahan semikonduktror ialah
Silikon,Germanium, Plumbum Sulfida, Gallium Arsenida, Indium Antimida dan Selenium.

Bahan semikonduktor merupakan bahan yang dipakai dalam pembuatan komponen elektronika
seperti resistor, dioda, transistor, kapasitor,dan lain sebagainya. Antara bahan yang satu dengan yang lainnya
mempunyai sifat dasar dan karakteristik yang berbeda. Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor
dalam elektronik adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan
menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant.

Bahan-bahan yang mempunyai sifat semikonduktif memiliki nilai hambatan jenis antara konduktor
dan isolator yakni sebesar 10-6 sampai dengan 104 ohm dan Konduktivitas sebesar 10 -6 sampai dengan 104 ohm-
2
m-2 dan energi gap lebih kecil dari 6 eV. Silikon dan Germanium adalah bahan semikonduktor yang paling
banyak digunakan dalam pembuatan komponen elektronika. Silikon lebih banyak digunakan dari pada
Gemanium karena sifatnya yang lebih stabil pada suhu tinggi.

Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita
energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan
sebuah kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron menempati pita energi tersebut. Pita
energi dibedakan menjadi 3, yaitu:

1) Jalur Valensi

Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang membangun kristal. Pada
jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika mendapat energi.

2) Jalur Konduksi

Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena pengaruh gaya tarik inti
tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas menghantarkan listrik.

3) Jalur Larangan

Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan


jalur konduksi.

Gambar 2.3

Yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi
Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi yang diperlukan sebuah
elektron untuk berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10 -19
Joule.

5
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan kovalen sehingga
dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Energi gap germanium pada suhu ruang (300K)
adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap yang rendah
biasanya dipakai sebagai bahan komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.
Untuk menghasilan semi konduktor tipe lain maka dilakukan proses pendopan, adalah proses pemasukan atau
pencampuran atom dopan kedalam bahan semikonduktor instrinsik sehingga konduktivitas konduktor
bertambah.

2.3.1 Macam – Macam Semikonduktor

2.3.1.1 Intrinsik

Semikonduktor intrinsik adalah bahan semikonduktor murni (belu diberi campuran/pengotoran)


dimana jumlah elektron bebas dan holenya adalah sama. Konduktivitas semikonduktor intrinsik sangat
rendah, karena terbatasnya jumlah pembawa muatan hole maupun elektron bebas. Silikon dan germanium
merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom
empat dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan germanium
berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom
tetangganya.

Pada semikonduktor, ikatan kovalen antar atom tidaklah terlalu kuat. Pada temperatur nol mutlak (T
0
= 0 K), semua elektron terikat dengan atom induknya. Dalam hal ini tidak terdapat adanya elektron bebas
yang dapat mengalirkan arus listrik. Di atas suhu nol mutlak, getaran kisi dapat mengakibatkan terputusnya
ikatan kovalen. Elektron yang terlepas pada ikatan yang terputus ditandai dengan sebuah lubang (hole) yang
merupakan pambawa muatan positif. Elektron valensi dari atom tetangganya dapat melompat ke tempat yang
kosong tersebut, menyebabkan terjadinya proses konduksi listrik pada semikonduktor. Jika temperatur naik,
energi vibrasi kisi juga akan naik, menghasilkan generasi termal pasangan elektron–lubang dalam jumlah yang
besar sehingga menaikkan konduktivitas listrik semikonduktor tersebut.

Pada diagram energi generasi sebuah elektron bebas digambarkan dengan lompatan elektron dari
pita velensi ke pita konduksi. Elektron pada bagian bawah pita konduksi hanya memiliki energi potensial.
Karena pengaruh medan listrik elektron tersebut akan memiliki energi kinetik dan dapat megalirkan arus listrik.
Kenaikan energi kinetik ditandai dengan naiknya elektron dari bagian bawah pita konduksi sedangkan kenaikan
energi kinetik dari lubang digambarkan dengan gerakan lubang ke bawah pada pita valensi.

Pada semikonduktor murni, pembawa muatan bebas terjadi karena adanya proses generasi pasangan
elektron – lubang. dengan demikian konsentrasi elektron sama dengan konsentraasi lubang. Semikonduktor ini
disebut semikonduktor instrinsik ( intrinsic semiconductor ).

Jadi dari sini dapat disimpulkan bahwa semi konduktor instrinsik pada suhu yang sangat rendah,
semua elektronya berada pada ikatan kovalen dan tak ada electron bebas atau pembawa muatan sehingga
pada keadaan ini semi konduktor bersifat isolator. Sedangkan pada suhu kamar terdapat beberapa electron
valensi yang keluar dari ikatan kovalen menjadi electron bebas sebagai pembawa muatan negatif. Dengan
terlepasnya beberapa electron dari ikatan kovalen maka terbentuklah hole sebagai pembawa muatan
negative. Dan pada suhu ini semi konduktor dapat bersifat sebagai konduktor.

2.3.1.2 Ekstrinsik

Semi konduktor ekstrinsik: semi konduktor yang memperoleh pengotoran atau penyuntikan (doping)
oleh atom asing, caranya:

 Pengotoran oleh atom pentavalent seperti: P, As, Sb

6
 Atom pengotornya disebut atom donor pembawa muatan: electron
 Pengotoran oleh atom trivalent seperti: B, Ga, In
 Atom pengotornya disebut atom akseptor
 Pembawa muatan: hole
 Tujuan doping : meningkatkan konduktivitas semikonduktor, dan memperoleh semi Konduktor
dengan hanya satu pembawa muatan (electron atau hole) saja.

Dopant adalah atom pengotor. Atom-atom dopant pada semi Konduktor tipe-N adalah atom-atom pentavalent
dan dinamakan atom donor, sedangkan pada semi Konduktor tipe-P trivalent dan dinamakan atom akseptor.

Jenis semikonduktor ekstrinsik dibagi menjadi dua antara lain :

1) Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-n

Semikonduktor jenis n adalah semikonduktor intrinsik yang bercampur dengan atom lain sehingga
kenaikan jumlah elektron negatif yang bebas. Apabila atom dari unsur pentavalen seperti Fosforus, arsenic
antimony didopkan dalam bahan semikonduktor instrinsik seperti Germanium dan silicon yang mempunyai
empat elektron valens maka terbentuklah satu elektron yang bebas. Jadi pembawa muatan mayoritas pada
semi konduktor tipe n adalah electron, sehingga semi konduktor tipe n juga disebut donor.

2) Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-p

Semikonduktor jenis p adalah semikonduktor yang terdiri dari campuran atom-atom yang tidak
memiliki elektron bebas dan bersifat menerima elektron. Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor
tipe -n , semikonduktor tipe -p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom trivalen seperti
aluminium, boron, galium dan indium. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi
sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen.

Maka tersisalah sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan yang disebut lubang (
hole ). Jadi
pembawa
muatan
mayoritas
pada semi
kondktor
tipe n adalah hole.
Karena atom
pengotor
menerima
elektron,
maka atom
pengotor ini
disebut
sebagai
atom aseptor
(acceptor).

Tabel 2.3
Perbandingan semikonduktor tipe p dan tipe n.

7
2.3.2 Kegunaan Semikonduktor

Dalam kegunaanya semikonduktor merupakan bahan baku atau bahan utama dalam pembuatan
piranti elektronika. Seperti :

 Diode

Dalam pembuatanya bahan baku diode adalah semi Konduktor tipe p dan tipe n. kedua jenis
semikonduktor tersebut disambung menjadi satu dengan dibatasi suatu daerah pembatas yang disebut
depletion area. Daerah pembatas ini tidak dapat dilewati arus electron, dan hanya bisa dilewati electron jika
terdapat beda potensial pada ujung ujung kaki diode dan besarnya tegangan atau beda potensial pada ujung
diode sebesar tegangan cut-in pada diode tersebut.

 LDR (light dependent resistor)

Terbuat dari bahan semi konduktor yang telah dimodifikasi yaitu kadmium ulfide. LDR, terdiri dari
sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Prinsip LDR yaitu
hambatan akan bertambah jika tidak terkena cahaya dan berkurang jika terkena cahaya.

 Termistor
 SCR(silicon controlled rectifier)
 IC (Integrated Circuit)

2.4 Bahan Magnetik


Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan magnetik dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
diamagnetik, paramagnetik dan ferromagnetik. Berikut akan djelaskan tentang ketiga sifat dari kemagnetan
tersebut :

2.4.1 Diamagnetik

8
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom atau
molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday &Resnick, 1989) . Bahan diamagnetik tidak
mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar, maka
elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga menghasilkan resultan medan
magnet atomis yang arahnya berlawanan.

Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron sehingga semua bahan bersifat
diamagnetik karena atomnya mempunyai elektron orbital. Bahan dapat bersifat magnet apabila susunan atom
dalam bahan tersebut mempunyai spin elektron yang tidak berpasangan. Dalam bahan diamagnetik hampir
semua spin elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya. Permeabilitas bahan
diamagnetik adalah 0<>mx. Contoh bahan diamagnetik yaitu: bismut, perak,emas, tembaga dan seng.

Bahan diagmanetik memiliki negatif, kerentanan lemah untuk medan magnet.bahan Diamagnetic
sedikit ditolak oleh medan magnet dan materi tidak mempertahankan sifat magnetik ketika bidang eksternal
dihapus. Dalam bahan diamagnetic semua elektron dipasangkan sehingga tidak ada magnet permanen saat
bersih per atom. sifat Diamagnetic timbul dari penataan kembali dari orbit elektron dibawah pengaruh medan
magnet luar. Sebagian besar unsur dalam tabel periodik,termasuk tembaga, perak, dan emas, adalah
diamagnetic.

Diamagnetisme adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika dikenai
medan magnet . Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak.

Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan pengecualian
superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang kuat. Semua material menunjukkan peristiwa
diamagnetik ketika berada dalam medan magnet. Oleh karena itu, diamagnetik adalah peristiwa yang umum
terjadi karena pasangan elektron , termasuk elektron inti di atom, selalu menghasilkan peristiwa diamagnetik
yang lemah. Namun demikian, kekuatan magnet material diamagnetik jauh lebih lemah dibandingkan
kekuatan magnet material feromagnetik ataupun paramagnetik . Material yang disebut diamagnetik umumnya
berupa benda yang disebut 'non-magnetik', termasuk di antaranya air, kayu, senyawa organik seperti minyak
bumi dan beberapa jenis plastik , serta beberapa logam seperti tembaga, merkuri ,emas dan
bismut .Superkonduktor adalah contoh diamagnetik sempurna.

Ciri-ciri dari bahan diamagnetic adalah:

 Bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya adalah nol.
 Jika solenoida dimasukkan bahan ini, induksi magnetik yang timbul lebih kecil.
 Permeabilitas bahan ini: u <> o.

Contoh: Bismuth, tembaga, emas, perak, seng, garam dapur.

2.4.2 Pramagnetik

Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing
atom/molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total seluruh atom/molekul dalam bahan
nol (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini disebabkan karena gerakan atom/molekul acak, sehingga resultan
medan magnet atomis masing-masing atom saling meniadakan. Bahan ini jika diberi medan magnet luar, maka
elektron-elektronnya akan berusaha sedemikian rupa sehingga resultan medan magnet atomisnya searah
dengan medan magnet luar. Sifat paramagnetik ditimbulkan oleh momen magnetik spin yang menjadi terarah
oleh medan magnet luar. Pada bahan ini, efek diamagnetik (efek timbulnya medan magnet yang melawan
medan magnet penyebabnya) dapat timbul, tetapi pengaruhnya sangat kecil.

9
Permeabilitas bahan paramagnetik adalah 0μμ>, dan suseptibilitas magnetik bahannya 0>mχ. Contoh
bahan paramagnetik : alumunium, magnesium, wolfram dan sebagainya. Bahan diamagnetik dan
paramagnetik mempunyai sifat kemagnetan yang lemah. Perubahan medan magnet dengan adanya bahan
tersebut tidaklah besar apabila digunakan sebagai pengisi kumparan toroida.

Bahan paramagnetik ada yang positif, kerentanan kecil untuk medan magnet.. Bahan-bahan ini sedikit
tertarik oleh medan magnet dan materi yang tidak mempertahankan sifat magnetik ketika bidang eksternal
dihapus. sifat paramagnetik adalah karena adanya beberapa elektron tidak berpasangan, dan dari penataan
kembali elektron orbit disebabkan oleh medan magnet eksternal. bahan paramagnetik termasuk Magnesium,
molybdenum, lithium, dan tantalum

Paramagnetisme adalah suatu bentuk magnetisme yang hanya terjadi karena adanya medan magnet
eksternal. Material paramagnetik tertarik oleh medan magnet, dan karenanya memiliki permeabilitas magnetis
relatif lebih besar dari satu (atau, dengan kata lain, suseptibilitas magnetik positif). Meskipun demikian, tidak
seperti ferromagnet yang juga tertarik oleh medan magnet, paramagnet tidak mempertahankan
magnetismenya sewaktu medan magnet eksternal tak lagi diterapkan.

Ciri-ciri dari bahan paramagnetic adalah:

 Bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya adalah tidak nol.
 Jika solenoida dimasuki bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik yang lebih besar.
 Permeabilitas bahan: u > u o.
Contoh: aluminium, magnesium, wolfram, platina, kayu.
2.4.3 Ferromagnetik.

Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis besar (Halliday &
Resnick, 1989). Hal ini terutama disebabkan oleh momen magnetik spin elektron. Pada bahan ferromagnetik
banyak spin elektron yang tidak berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat empat buah spin elektron
yang tidak berpasangan. Masing-masing spin elektron yang tidak berpasangan ini akan memberikan medan
magnetik, sehingga total medan magnetik yang dihasilkan oleh suatu atom lebih besar.

Medan magnet dari masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga interaksi
diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian besar atom akan mensejajarkan diri membentuk
kelompok-kelompok.

Kelompok atom yang mensejajarkan dirinya dalam suatu daerah dinamakan domain. Bahan
feromagnetik sebelum diberi medan magnet luar mempunyai domain yang momen magnetiknya kuat, tetapi
momen magnetik ini mempunyai arah yang berbeda-beda dari satu domain ke domain yang lain sehingga
medan magnet yang dihasilkan tiap domain saling meniadakan.

Bahan ini jika diberi medan magnet dari luar, maka domain-domain ini akan mensejajarkan diri searah
dengan medan magnet dari luar. Semakin kuat medan magnetnya semakin banyak domain-domain yang
mensejajarkan dirinya. Akibatnya medan magnet dalam bahan ferromagnetik akan semakin kuat. Setelah
seluruh domain terarahkan, penambahan medan magnet luar tidak memberi pengaruh apa-apa karena tidak
ada lagi domain yang disearahkan. Keadaan ini dinamakan jenuh atau keadaan saturasi.

Permeabilitas bahan ferromagnetik adalah 0μμ>>> dan suseptibilitas bahannya 0>>>mχ. contoh
bahan ferromagnetik : besi, baja, besi silicon dan lain-lain. Sifat kemagnetan bahan ferromagnetik ini akan
hilang pada temperatur yang disebut Temperatur Currie. Temperatur Curie untuk besi lemah adalah 770 0C,
dan untuk baja adalah 1043 0C (Kraus. J. D, 1970).

Bahan ferromagnetik ada yang positif, kerentanan besar untuk medan magnet luar. Mereka
menunjukkan daya tarik yang kuat untuk medan magnet dan mampu mempertahankan sifat magnetik mereka
setelah bidang eksternal telah dihapus bahan. Ferromagnetik memiliki elektron tidak berpasangan sehingga

10
atom mereka memiliki momen magnet bersih. Mereka mendapatkan magnet yang kuat sifat mereka karena
keberadaan domain magnetik. Dalam domain ini, sejumlah besar di saat-saat atom (10 12 sampai 1015) adalah
sejajar paralel sehingga gaya magnet dalam domain yang kuat. Ketika bahan feromagnetik dalam keadaan
unmagnitized, wilayah hampir secara acak terorganisir dan medan magnet bersih untuk bagian yang secara
keseluruhan adalah nol.. Ketika kekuatan magnetizing diberikan, domain menjadi selaras untuk menghasilkan
medan magnet yang kuat dalam bagian.. Besi, nikel, dan kobalt adalah contoh bahan feromagnetik..
Komponen dengan materi-materi ini biasanya diperiksa dengan menggunakan metode partikel magnetik.

Ferromagnetisme adalah sebuah fenomena dimana sebuah material dapat mengalami magnetisasi
secara spontan, dan merupakan satu dari bentuk kemagnetan yang paling kuat. Fenomena inilah yang dapat
menjelaskan kelakuan magnet yang kita jumpai sehari-hari. Ferromagnetisme dan ferromagnetisme
merupakan dasar untuk menjelaskan fenomena magnet permanen.

Ciri-ciri bahan ferromagnetik adalah:

 Bahan yang mempunyai resultan medan magnetis atomis besar.


 Tetap bersifat magnetik → sangat baik sebagai magnet permanen
 Jika solenoida diisi bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik sangat besar (bisa ribuan
kali).Permeabilitas bahan ini: u > uo ( miu > miu nol)

Contoh: besi, baja, besi silikon, nikel, kobalt.

2.5. Hubungan antara arus, tegangan, dan tahanan listrik

Jika kita diperintah untuk mengukur arus, tegangan atau hambatan sebuah rangkaian listrik mungkin
saja kita sudah bisa melakukannya. Namun tidak sedikit juga orang yang masih kebingungan jika ditanya apa
itu arus, apa itu tegangan dan apa itu hambatan? Sedangkan ketiga hal tersebut memiliki hubungan yang erat
di dalam rangkaian listrik. Kali ini tidak ada salahnya jika kita flashback mempelajari materi-materi dasar
tersebut.

2.5.1. Arus Listrik

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuanwaktu. Muatan listrik bisa
mengalir melalui kabel atau penghantar listriklainnya, secara matematis kuat arus dirumuskan sebagai: I
= Q/T dengansatuannya dalam SI adalah ampere (A) (Durbin, 2005).

I=Q/t

arus listrik adalah proporsional dengan tegangan yang diberikan dan juga besarnya tahanan pada penghantar.

I=V/R

V = Tegangan,

R = Tahanan/resistansi

2.5.2. Tegangan

TeganganTegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaanpotensi listrik


antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalamsatuan volt. Besaran ini mengukur energi

11
potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung
pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi
atau ekstra tinggi. Secara matematis dirumuskansebagai: V= I .R dengan satuannya dalam SI adalah volt (V)
(Durbin, 2005).

V=IxR

2.5.3. Tahanan (Hambatan)

Elektron-elektron yang mengalir di penghantar cenderung mengalami gesekan dan perlawanan.


Perlawanan ini lah yang disebut dengan “Resistansi atau Hambatan”. Sesuai dengan namanya, hambatan
bersifat menghambat arus listrik (laju elektron yang mengalir) dan efek dari penghambatan ini bisa
menimbulkan energi lain seperti panas, cahaya. Hambatan disimbolkan dengan huruf “R” dan memiliki satuan
“Ohm”.

R=V/I

Hubungan kuat arus yang mengalir pada rangkaian dan tegangan adalah berbanding lurus, dimana
semakin besar tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Kuat arus berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaian, dimana besarnya hambatan rangkaian adalah tetap atau konstan.

BAB IV PENUTUP

2.5 Kesimpulan

Dari pembahasan materi bahan-bahan listrik di atas dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Bahan listrik dapat dibagi menjadi 4 antara lain : Bahan penyekat, konduktor, semikonduktor, dan
magnetik.
2. Bahan penyekat memiliki sifat – sifat yang harus diperhatikan meliputi : Sifat kelistrikan, mekanis,
termis dan kimia.
3. Bahan penghantar atau konduktor memilik sifat yang meliputi : tahanan jenis listrik, koefisien suhu
tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik, dan timbulnya daya elektro-motoristermo.
4. Semikonduktor dibagi menjadi dua jenis yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik. Semikonduktor
Ekstrinsik Tipe-n dan Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-p.
5. Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan magnetik dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
diamagnetik, paramagnetik dan ferromagnetik.
6. Dari ke – 4 bahan listrik tersebut memiliki kegunaan masing – masing.
7. Hubungan kuat arus yang mengalir pada rangkaian dan tegangan adalah berbanding lurus, dimana
semakin besar tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan
8. kuat arus berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian, dimana besarnya hambatan
rangkaian adalah tetap atau konstan.

12
4.2 Saran

Bahan – bahan listrik diatas merupakan bahan listrik yang sering digunakan oleh masyarakat maupun
perusahaan tertentu untuk berbagai alat elektronik. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat mulai sekarang ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai bahan listrik.

DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/ilmu-bahan-listrik-bahan-penyekat.html

http://jonioke.blogspot.com/2010/04/sifat-bahan-isolator.html

http://www.scribd.com/doc/51137867/ILMU-BAHAN-TEKNIK

http://www.scribd.com/doc/231134469/bahan-penyekat

http://www.scribd.com/doc/175893290/Bahan-Konduktor-Ibl

http://www.scribd.com/doc/23289692/14-Sifat-Magnetik-Bahan

http://www.scribd.com/doc/34480498/BAHAN-BAHAN-MAGNETIK

http://www.scribd.com/doc/57124587/Diamagnetic

http://penjagahati-zone.blogspot.com/2011/01/diamagnetic-paramagnetik-dan.html

http://www.scribd.com/doc/49076490/Paramagnetik

Durbin, d. (2005). Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.

Hayt, W. (1991). Rangkaian Listrik Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

13
Praktikum, T. A. (2016). Diktat Praktikum Elektronika Dasar 1. Malang:Laboratorium Fisika 1, Prodi. Pendidikan
Fisika, Fakultas Sains danTeknik, Unikama.

14

Anda mungkin juga menyukai