Anda di halaman 1dari 13

MATERIAL KONDUKTOR

ABSTRAK

Pengukuran besaran konduktivitas listrik konduktor logam secara akurat tidaklah mudah, dan
biasanya menggunakan teknik jembatan ganda atau teknik probe empat titik. Pada makalah ini,
dipaparkan tentang pembuatan alat ukur konduktivitas listrik sederhana yang didasarkan pada
metode induksi Faraday dan penabiran magnetik. Alat ini terdiri dari sebuah solenoid yang
dialiri arus ac berfrekuensi rendah (< 2,5 kHz) sehingga menghasilkan medan induksi magnetik
ac berfrekuensi rendah. Di dalam solenoid, besar medan induksi magnetik ini mengalami
pengurangan ketika sampel konduktor logam yang berbentuk tabung terbuka diletakkan di dalam
dan sesumbu dengan solenoid akibat dari adanya penabiran magnetik yang ditimbulkan oleh
sampel tersebut. Dengan mengukur besar medan induksi magnetik di sumbu solenoid ketika ada
sampel maupun tidak ada sampel, maka besar konduktivitias listrik sampel dapat dihitung.
Pengujian alat ukur ini dilakukan melalui pengukuran konduktivitas listrik sampel aluminium
dan kuningan. Hasil pengukurannya memiliki perbedaan kurang dari 9% dari nilai referensi. Hal
ini terutama disebabkan oleh adanya perbedaan suhu saat pengukuran dilakukan dengan suhu
referensi.
ABSTRAC

Measurement of the electrical conductivity magnitude is accurate, and uses a double bridge
technique or a four point probe technique. In this paper, it is explained about making simple
electrical measuring devices based on the Faraday induction method and magnetic imprinting.
This tool consists of a solenoid which is flowed by low frequency ac current (<2.5 kHz) to
produce a low frequency ac magnetic induction field. Inside the solenoid, a large magnetic
induction field which replaces the compilation of complex metal conductor samples placed
inside and along the axis with a magnetic solenoid from the presence of magnetic impurities
generated by the sample. By measuring the magnitude of the magnetic induction field in the
solenoid compilation of samples or no samples, the magnitude of the electrical conductivity of
the sample can be calculated. Testing this measuring instrument is done through the
measurement of the electrical conductivity of aluminum and brass samples. The measurement
results have a difference of less than 9% of the reference value. This is very important because
there is a difference in temperature when measurements are made with the reference
temperature.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatua
papun.

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu tersusunnya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis sudah mengupayakan penyusunan yang sebaik
mungkin, demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi sempurnanya makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Secara umum, dalam kehidupan manusia kita telah mengenal mengenai jenis-
jenis material. Material-material sering digunakan untuk kepentingan hidup manusia, segala
aktivitas juga di dukung oleh keberadaan material itu sendiri. Material merupakan sesuatu zat
yang tersusun atas atom-atom yang memiliki sistem material tersendiri. Zat dalam material
tidak dikhususkan kepada zat-zat padat saja atau cair saja dan bahkan hanya gas saja. Zat di
dalam pengertian ini memiliki pengertian yang universal. Bahan-bahan penghantar adalah
bahan yang memiliki banyak electron bebas pada kulit terluar orbit. Elektron bebas ini akan
sangat berpengaruh pada sifat bahan tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak
elektron bebas pada orbit-orbit elektron, bahan ini memiliki sifat sebagai penghantar
listrik. Penghantar listrik dapat dikelompokkan sebagai konduktor, semikonduktor, dan
isolator. Masyarakat pada umumnya mengetahui konduktor, semikonduktor dan isolator
sebagai bahan penghantar listrik sebatas ukuran baik atau tidaknya bahan tersebut
menghantarkan listrik. Umumnya konduktor didefinisikan sebagai bahan yang mudah
mengalirkan arus listrik jika dihubungkan dengan sumber tegangan; isolator sebagai bahan
- bahan yang akan menghambat arus listrik bila dihubungkan dengan sumber
tegangan; semikonduktor adalah bahan - bahan yang pada kondisi tertentu akan bersifat
sebagai isolator dan pada kondisi lain akan bersifat sebagai konduktor. Secara sederhana,
material menurut sifat konduktivitasnya tersebut merupakan material-material yang
dikenal dengan sebutan zat padat. Klasifikasi tersebut ditinjau dari bagaimana sebuah
material yang dialiri oleh arus listrik.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi konduktor?


2. Apa saja karakteristik dari bahan konduktor?
3. Bagaimana klasifikasi dari konduktor?
4. Apakah kegunaan dari konduktor?

3. TUJUAN

1. Dapat mengetahui definisi dari konduktor.


2. Dapat mengetahui karakteristik dari bahan konduktor.
3. Dapat mengklasifikasikan konduktor.
4. Dapat mengetahui kegunaan dari konduktor.
BAB III

ISI
A. KONDUKTOR

Konduktor adalah jenis-jenis bahan yang dapat menghantarkan energi listrik melalui zat
padat, gas, ataupun cair dengan sangat baik. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor
harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1. Konduktifitasnya cukup baik.


2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:

1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, emas, perak dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang
diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya
untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

Dari jenis-jenis bahan konduktor, yang paling bagus untuk mengalirkan arus listrik
adalah emas karena bahan konduktor tersebut mempunyai banyak sekali elektron
bebas.

Selain itu, ada pula semikonduktor yang merupakan bahan penghantar listrik yang
bersifat setengah konduktor atau insulatif (konduktif dan isolatif). Sedangkan
superkonduktor ialah bahan penghantar listrik yang tidak memiliki hambatan atau
nilai resistansi sehingga apabila tegangan listrik dialirkan pada rangkaian tertutup
maka akan terus mengalir selamanya. Jika ingin mengetahui lebih jelas mengenai
semikonduktor dan superkonduktor, silahkan baca : Penjelasan
Semikonduktor dan Penjelasan Superkonduktor

Bahan-bahan konduktor akan bersifat isolator apabila berada pada suhu yang
rendah. Sebab, suhu yang rendah akan menyebabkan penuhnya alektron pada
saluran elektron yang tersedia.
B. Sifat-sifat Bahan Konduktor

Bahan konduktor memiliki sifat-sifat yang sangat penting, yaitu :

1. Daya hantar panas

Sifat ini merupakan kondisi yang menyatakan jumlah panas yang melewati
lapisan bahan dalam kurun waktu tertentu. Bahan-bahan yang memiliki daya
hantar panas yang tinggi adalah jenis-jenis logam. Dan daya hantar panas tersebut
dinyatakan dalam bentuk satuan kkal/jam °C.

2. Daya electro-motoric termo

Arus listrik pada rangkaian listrik selalu mengalami perubahan pada daya elektro-
motoric termojika terjadi perubahan kondisi suhu. Sifat ini memiliki peranan
sangat penting pada dua jenis logam berbeda yang dipasang pada dua titik kontak.

Daya elektro-motoric termo merupakan daya electro-motoric yang digunakan


pada kondisi suhu yang berbeda. Perbedaan temperatur suhu tersebut berbanding
lurus dengan kedua jenis bahan yang dihasilkan, serta adanya perbedaan yang
jauh pada tegangan listrik.

3. Daya hantar listrik

Besarnya suatu hambatan pada aliran listrik tergantung pada bahan yang sedang
digunakan. Besarnya hambatan tiap meter, dengan suhu 200°C serta luas
penampang 1 mm2 disebut dengan hambatan jenis. Hambatan jenis tersebut
dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut ini :

R = ρ (l/A)

Keterangan :
R = hambatan (Ω)
ρ = hambatan jenis (Ω.mm2/m)
l = panjang penghantar (meter)
A = luas penampang kawat (mm2)
4. Kekuatan tegangan tarik

Sifat ini sangat penting digunakan saat terjadi pendistribusian tegangan tinggi.
Penghantar listrik yang berbentuk cair seperti air raksa, berbentuk gas seperti
neon, dan berbentuk padat seperti logam.

5. Koefisien suhu tahanan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa bahan akan memuai ketika berada pada
suhu tinggi, dan akan menyusut jika temperatur menurun. Besarnya perubahan
hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui dengan persamaan :

R = R0 { 1 + α (t – t0)},

keterangan :

R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu

R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu

t : temperatur suhu akhir, dalam 0C

t0: temperatur suhu awal, dalam 0C

α : koefisien temperatur tahanan nilai tahanan jenis

Adapun berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat pada tabel berikut.
Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena tembaga merupakan
bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena banyak
terdapat dimana-mana. Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar, hal ini dengan pertimbangan sangat
berlimpah dan harganya menjadi lebih murah.

C. Karakteristik Bahan Konduktor

Karakteristik dari bahan konduktor dibagi menjadi dua jenis karakter yaitu :
1. Karakteristik Listrik yang memiliki peranan untuk menunjukkan kemampuan
konduktor ketika dialiri oleh arus listrik.
2. Karakteristik Mekanik yang menunjukkan kemampuan konduktor dalam hal daya
tarik.

Klasifikasi Konduktor

Klasifikasi konduktor menurut bahannya:

1. kawat logam biasa, contoh:


a. BBC (Bare Copper Conductor).
b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:
a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga
(Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad
Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam
atau lebih,

contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).

Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:

1) kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.


2) kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat
yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3) kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.

Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:

1) konduktor telanjang.
2) konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada
bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja,
contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY
d. Kabel NYFGBY

Anda mungkin juga menyukai