Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 3

Bahan Konduktor

4.1 Pendahuluan
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik. Konduktivitas ini
terjadi karena hanya diperlukan energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron
yang terdilokalisir ke level konduksi. Sebaliknya elektron memerlukan enegi yang
cukup besar untuk mengatasi sela energi yang besar dalam isolator. Semikonduktor
mempunyai sela energi yang kecil sehingga terdapat sejumlah elektron untuk
konduksi.
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
- harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
- harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
- tahanan jenis harus kecil
- tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
- tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.

4.1.1 Deskripsi
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting
dalam penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahan-bahan
yang banyak digunakan dalam penghantar listrik adalah tembaga, alumunium, dan
campuran logam-logam tersebut dengan logam jenis lain.
Dalam memilih bahan penghantar yang akan digunakan untuk
saluran/jaringan harus mempertimbangakan beberapa faktor ;
- Bahan konduktor harus mempunyai konduktivitas listrik yang cukup baik
- cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis
- harganya harus cukup murah.

Ilmu Bahan Listrik - 44 -


4.1.2 Manfaat dan Relevansi
Dalam konstruksi saluran peralatan-peralatan yang digunakan adalah
bermacam-macam, dan setiap peralatan tersebut mempunyai fungsi yang berlainan
yang menunjang terlaksananya fungsi dari saluran, sehingga saluran tersebut dapat
bekerja dengan baik. Peralatan-peralatan yang penting pada saluran antara lain
kawat penghantar, kabel, dan peralatan pembantu kawat penghantar.

4.1.3 Standart Kompetensi


Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahan penghantar, jenis bahan
konduktor, klasifikasi Konduktor menurut bahannya, klasifikasi konduktor menurut
konstruksinya, klasifikasi Konduktor menurut bentuk fisiknya, karakteristik
konduktor, konduktivitas listrik.

4.1.4 Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
menguasai pengertian bahan konduktor, macam-macam atau jenis bahan
konduktor, dan klasifikasi bahan konduktor.

4.2 Jenis Bahan Konduktor


Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).

Ilmu Bahan Listrik - 45 -


4.3 Klasifikasi Konduktor

4.3.1 Klasifikasi Konduktor menurut bahannya :


1. kawat logam biasa, contoh:
a. BBC (Bare Copper Conductor).
b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:
a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis
tembaga (Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium
(Aluminum Clad Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis
logam atau lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).

4.3.2 Klasifikasi Konduktor menurut konstruksinya :


1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat
yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.

4.3.3 Klasifikasi Konduktor menurut bentuk fisiknya :


1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada
bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja,
contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY/NYM
d. Kabel NYFGBY

Ilmu Bahan Listrik - 46 -


4.4 Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu :
a. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang
menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, maka
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30oC untuk konduktor 70 mm
kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
b. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap
arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30oC, maka kemampuan maksimum
dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).

4.5 Konduktivitas listrik


Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu
kebalikan dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis
penghantar tersebut didefinisikan sebagai :

R. A
r=
l
dimana ; A : luas penampang ( mm²)
l : Panjang penghantar (m)
R : tahanan penghantar (ohm)
ρ : konduktivitas/tahanan jenis kawat (Ωmm²/meter)

Menyatakan kemudahan–kemudahan suatu material untuk meneruskan arus listrik.


Satuan konduktivitas adalah (ohm meter). Konduktivitas merupakan sifat listrik yang
diperlukan dalam berbagai pemakaian sebagai penghantar tenaga listrik dan
mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam atau material yang merupakan
penghantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan orde 107
-1
(ohm.meter) dan sebaliknya material isolator memiliki konduktivitas yang sangat
rendah, yaitu antara 10-10 sampai dengan 10-20 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat
ekstrim tersebut, ada material semikonduktor yang konduktivitasnya berkisar antara
10-6 sampai dengan 10-4 (ohm.m)-1. Berbeda pada kabel tegangan rendah, pada
kabel tegangan menengah untuk pemenuhan fungsi penghantar dan pengaman
terhadap penggunaan, ketiga jenis atau sifat konduktivitas tersebut diatas
digunakan semuanya.
Ilmu Bahan Listrik - 47 -
Bahan logam yang banyak digunakan sebagai konduktor dan mempunyai
nilai konduktivitas listrik (ohm meter), antara lain ;
Perak ( Ag ) ………………………. 6,8 x 107
Tembaga ( Cu ) ………………….. 6,0 x 107
Emas ( Au ) …………………….. .. 4,3 x 107
Alumunium ( Al ) ………………. .. 3,8 x 107
Kuningan ( 70% Cu – 30% Zn )… 1,6 x 107
Besi ( Fe ) ………………………… 1,0 x 107
Baja karbon ( Fe – C ) …………. 0,6 x 107
Baja tahan karat ( Fe – Cr ) …… 0,2 x 107

4.6 Kriteria mutu penghantar


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur–unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur–unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat–sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya.
Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga
membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan
penggunaan penghantar itu sendiri. Selain masalah teknis, penggunaan logam
sebagai penghantar ternyata juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam
tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi
logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah yang
akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam
Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenis–jenis logam penghantar diatas, tembaga merupakan penghantar
yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh
International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang
menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai
International Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan
bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses anil (annealing),
Ilmu Bahan Listrik - 48 -
mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan
listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20oC, dinyatakan
mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang
dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh
lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat
tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas 100% IACS. Untuk kawat Aluminium,
konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar kawat tembaga.
Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC grade atau seri
AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 – 61.8% IACS, tergantung
pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari
paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan
konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201
ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor
(AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria
mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat –
sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:
a. komposisi kimia.
b. sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
c. sifat bending.
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

Logam non fero


A. Seng
Pemurnian diperoleh secara elektrolitis dari bahan oksida seng (ZnO).
Penemuan mencapai kadar 97,75% Zn. Warnanya abu-abu muda dengan titik cair
419°C dan titik didih 906°C. Daya mekanis tidak kuat. Seng dipakai sebagai
pelindung dari karat, karena lebih tahan terhadap karat daripada besi. Pelapisan
dengan seng dilakukan dengan cara galvanis seperti pada tembaga. Seng juga
mudah dituang, dan sering dipakai sebagai pencampur bahan lain yang sukar
dituang, misalnya tembaga.

Ilmu Bahan Listrik - 49 -


Dalam teknik listrik seng banyak dipakai untuk bahan selongsonng elemen
kering (kutub negatifnya), batang-batang (elektroda) elemen galvani. Tahanan jenis
0,12 ohm mm2/m, dalam perdagangan seng dijual dalam bentuk pelat yang rata
atau bergelombang. Juga dalam bentuk kawat dan tuangan dalam bentuk balok.

B. Timah Hitam
Timah hitam terkenal dengan nama timbel. Berat jenis timbel 11,4 dan
tahanan jenis 0,94. Logam ini lunak, dapat dicetak dengan cara dicairkan. Titik cair
timbel 325°C. Titik didihnya 1560°C, warnanya abu-abu. Timbel tahan terhadap
udara, air, air garam, asam belerang.
Dalam teknik listrik, timbel dipakai sebagai pelindung untuk kabel listrik
dalam tanah atau pada kabel listrik dasar laut. Karena sifatnya tahan air dan tahan
air garam maka kabel yang dibungkus dengan timbel tidak menjadi rusak dipakai di
laut. Tetapi kabel menjadi terlalu berat dan mudah terluka/tergores karena sifat
lunaknya. Selain itu timbel kurang tahan terhadap getaran. Karena getaran, timbel
dapat menjadi rusak dan menyebabkan air masuk ke dalam kabel. Oleh sebab itu
pemasangan kabel bersalut timbel hendaknya dijauhkan dari tempat yang banyak
getaran , misalnya dekat rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Timbel juga
tidak tahan terhadap asam cuka, asam sendawa, dan kapur. Adonan beton yang
masih basah juga merusak timbel, maka kabel bersalut timbel yang dipasang pada
beton harus diberi perlindungan.
Kecuali sebagai bahan pelindung kabel, kabel juga dipakai untuk pelat-pelat
aki, kutub-kutub aki, penghubung sel-sel aki, dan sebagainya. Timbel yang
dicampur timah putih dipakai untuk bahan soldir. Untuk memperoleh kekuatan
mekanis yang lebih baik sebagai pembalut kabel, maka timbel dicampur dengan
tembaga, antimony, cadmium dan sebagainya. Timbel mengandung racun, maka
setelah bekerja dengan timbel tangan harus dicuci bersih sebelum dipakai untuk
memegang makanan.

C. Timah Putih
Timah putih biasa disebut dengan timah. Keadaannya hamper sama dengan
timbel. Warnanya putih mengkilat. Titik cairnya lebih rendah dari timbel, yaitu
232°C. Berat jenis 7,3 tahanan jenis 0,15 ohm mm2/m, keadaan lunak. Timah tidak
beracun seperti halnya timbel dan dipakai sebagai pelapis atau bahan campuran.

Ilmu Bahan Listrik - 50 -


Sebagai bahan mentah timah diperdagangkan, dituang dalam bentuk balok,
sebagai barang setengah jadi, dibuat pelat yang sangat tipis (kurang dari 0,2 mm)
dengan nama staniol. Dan yang lebih tipis lagi dengan nama fuli timah. Kadang-
kadang timah dicampur dengan timbel. Untuk ini apabila akan digunakan untuk
pembungkus makanan, kadar timbel tidak boleh dari 10%.
Dalam teknik listrik, timah banyak dipakai sebagai pelapis tembaga pada
hantaran yang bersekat karet dan hantaran tanah. Macam-macam peralatan listrik
dilapis dengan timah untuk menahan karet. Karena sifatnya yang lunak, kalau
ditekan oleh ring pada pengerasan mur atau sekrup, timah dapat betul-betul rata
sehingga hubungan (kontak) menjadi betul-betul baik, mengurangi tahanan dan
meniadakan bunga api (missal pada sepatu kabel, kontak penghubung, rel-rel kotak
sekering dan sebagainya. Pelat-pelat tipis dipakai pada kapasitor. Kegunaan lain
dari timah adalah sebagai bahan patri, yaitu dengan mencampurnya dengan timbel.

D. Tembaga
Tembaga adalah bahan tambang yang diketemukan sebagai bijih tembaga
yang masih bersenyawa dengan zat asam, asam belerang atau bersenyawa
dengan kedua zat tadi. Dalam bijih tembaga juga terkandung batu-batu. Tembaga
terdapat di Amerika Utara, Chili, Siberia, Pegunungan Ural, Irian Jaya dan
sebagainya.

1. Pembuatan Tembaga
Pembuatan tembaga dilakukan dalam beberapa tahap. Tembaga terikat
secara kimia di dalam bijih pada bahan yang disebut batu gang. Untuk
mengumpulkan bijih-bijh itu biasanya dulakukan dengan membersihkannya dalam
cairan berbuih, di mana di situ ditiupkan udara. Ikatan tembaga dari bijih yang
digiling sampai halus dicampur dengan air dan zat-zat kimia sehingga menjadi pulp
(bubur) pada suatu bejana silinder. Zat-zat kimia (yang disebut Reagens) berfungsi
untuk mempercepat terpisahnya tembaga. Pada bubur tersebut ditiupkan udara
atau gas sehingga timbul buih yang banyak. Bagian-bagian logam yang kecil sekali
melekat pada gelembung udara atau gas tersebut. Di situ terdapat semacam kincir
yang berputar dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga gaya sentrifugal
melemparkan buih tersebut dengan mineral keluar tepi bejana sehingga terpisah
dari batu gang. Setelah proses tersebut logam dihilangkan airnya. Proses

Ilmu Bahan Listrik - 51 -


selanjutnya adalah pencarian di dalam suatu dapur mantel dengan jalan
membakarnya dengan arang debu. Di sini dapat dipisahkan zat asam dan batu-batu
silikon dan besinya dioksidasikan menjadi terak yang mengapung pada copper
sulifida.
Pengolahan tembaga selanjutnya adalah dengan membawa isi dapur (yang
disebut matte) ke konverter mendatar. Di sini belerang akan terbakar oleh arus
udara yang kuat. Kemudian tembaga yang disebut blister sekali lagi dicairkan di
dalam sebuah dapur anode. Dalam proses ini (yang disebut polen) terjadi proses
pengurangan zat asam. Dari dapur anode cairan segera dituangkan ke dalam
cetakan, menjadi pelat-pelat anode. Pelat anode ini setelah didinginkan diangkat ke
rumah tangki (bejana beton yang dilapisi timbel antimor pada bagian dalamnya)
untuk diolah dengan cara elektrolisis, di mana batang tembaga tersebut
dipergunakan sebagai anoda dan lempengan tembaga tipis murni sebagai katode.
Selama terjadinya proses elektrolisis, anoda mengurai perlahan-lahan dan tembaga
yang kemurniannya tinggi menempel pada katode. Untuk mendapatkan tembaga
yang kemurniannya tinggi maka tembaga tersebut harus menjalani proses cair
dalam dapur saringan.

2. Sifat – Sifat Tembaga


Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan,
karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang terdapat
dalam tembaga akan memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya.
Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga tinggi;
dan tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk kelengkapan bahan
radiator, ketel, dan alat kelengkapan pemanasan.
Tembaga mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat
ditempa (meleable).
Karena pemakaian meningkat, bahan cadangan untuk mengganti tembaga
sudah dipikirkan. Bahan pengganti yang agak mendekati adalah alumunium (Al).
Akan tetapi daya hantar listrik maupun daya hantar panas dari alumunium lebih
rendah dibandingkan tembaga. Titik cair tembaga adalah 1083° Celcius, titik
didihnya 2593° Celcius, massa jenis 8,9, kekuatan tarik 160 N/mm2. Kegunaan lain
dari tembaga ialah sebagai bahan untuk baut penyolder, untuk kawat-kawat jalan

Ilmu Bahan Listrik - 52 -


traksi listrikl (kereta listrik, trem, dan sebagainya), unsur hantaran listrik di atas
tanah, hantaran penangkal petir, untuk lapis tipis dari kolektor, dan lain-lain.

E. Alumunium
Logam ini sangat diperlukan dalam pembuatan kapal terbang, mobil, motor,
dan dalam teknik listrik. Alumunium diperoleh dari boksit yang didapat di Suriname,
di Amerika utara dan negara-negara lain. Selain boksit, alumunium juga diperoleh
dari kriolit yang berasal dari Greenland dan Batu Labrado, yang ditemukan di
Norwegia.

1. Pembuatan Alumunium
Biasanya tanah alumunium bersama soda dicairkan di bawah tekanan pada
suhu 160° Celcius, di mana terjadi suatu persenyawaan alumunium, dan kemudian
sodanya ditarik sehingga berubah menjadi oksida alumunium yang masih
mempunyai titik cair tinggi (2200° Celcius). Titik cair turun menjadi sebesar 100°
Celcius kalau dicampur kriolit. Proses cair itu terjadi dalam sebuah dapur listrik yang
terdiri atas sebuah bak baja plat, di bagian dalam dilapisi dengan arang murni, dan
diatasnya terdapat batang-batang arang yang dicelupkan ke dalam campuran
tersebut. Arus listrik yang mengalir akan mengangkat kriolit menjadi cair oleh panas
yang terjadi karena arus listrik yang mengangkat dalam cairan kriolit tersebut adalah
sebagai bahan pelarut untuk oksidasi alumunium. Alumunium (titik cair 650° C)
dipisahkan oleh arus listrik itu ke dasar dan diambil. Proses cair itu sebenarnya
lama sekali dan perlu arus listrik yang besar (10.000 - 30.000 A). Oleh karena itu
pembuatan alumunium hanya dilakukan di negara-negara yang listriknya murah.

F. Logam Mulia
1. Perak
Perak, emas dan platina termasuk logam mulia. Perak terdapat dalam
campuran logam-logam lain, misalnya timbel, timah atau seng. Setelah melalui
proses pemurnian dapat diperoleh perak murni. Logam ini lunak, ulet dan mengkilat,
dapat dicetak dan ditarik. Titik cairnya di bawah titik cair tembaga, yaitu 960°C,
berat jenis 10,5 dan tahanan jenis perak 0,016° Ohm mm2 /m. Berarti daya hantar
listriknya lebih dari tembaga. Perak merupakan logam yang mempunyai daya hantar
terbaik.

Ilmu Bahan Listrik - 53 -


Perak termasuk bahan yang sukar beroksidasi, dan warnanya putih. Karena
harganya agak mahal maka pemakaiannya dalam teknik listrik untuk hal-hal yang
khusus dan penting saja. Misalnya, untuk kumparan pengukur. Pesawat ini
membutuhkan ketelitian dan ruangan sempit sehingga membutuhkan penghantar
dengan daya hantar yang terbaik dan tidak berkarat.
Jadi perak dibuiat kawat dengan ukuran yang sangat lembut, yang disebut
benang perak. Karena titik cairnya di bawah tembaga,maka perak dipergunakan
juga sebagai pengamanlebur. Untuk titik-titik kontak banayak digunakan perak.
Pemasangannya mudah karena perak mudah cair dan mudah dipatrikan pada
logam lain, misalnya besi, tembagadan sebagainya. Perak juga tidak berkarat.

2. Emas
Emas terdapat dalam persenyawaan dengan logam-logam lain.
Pemurniannya dikerjakan secara kimia. Emas murni sangat lunak. Kekerasannya
dapat dipertinggi dengan mencampurkan perak. Banyaknya perak dalam campuran
initi menentukan besarnya karat. Emas murni dinyatakan sebagai 24 karat. Emas
22 karat berarti dalam 24 bagian ada 22 bagian emas, sisanya perak 2 bagian.
Warnanya kuning mengkilat. Berat jenis 19,3. Titik cair 1063°C.Dalam perdagangan
emas berbentuk balok tuangan dan lembaran seperti kertas, sangat tipis. Karena
mahalnya, umumnya emas jarang dipakai dalam teknik listrik.

3. Platina
Platina merupakan bahan yang tidak berkarat, dapat ditempa, regang, tetapi
sukar dicairkan dan tahan dari sebagian besar bahan-bahan kimia; merupakan
logam terberat dengan berat jenis 21,5. Titik cairnya mencapai 1774°C, sedang
tahanan jenisnya 0,42 ohm.mm2/m. Warnanya putih keabu-abuan. Pemurnian
platina dilakukan secara kimia. Platina dapat ditarik menjadi kawat halus dan
filamen yang tipis.
Platina dipakai dalam laboratorium, untuk unsur pemanas tungku-tungku
listrik bila membutuhkan panas yang tinggi, dapat mencapai diatas 1300° C.
Pemakaian platina dalam teknik listrik antara lain untuk peralatan laboratorium yang
tahan karat, kisi tabung radio yang khusus dan sebagainya. Hampir kesemuanya itu
untuk kepentingan dalam laboratorium yang sangat membutuhkan kecermatan kerja

Ilmu Bahan Listrik - 54 -


pesawat. Untuk dipakai secara umum platina terlalu mahal dan bahan lain sebagai
penggantinya cukup banyak.

4.7 Rangkuman
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
- harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
- harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
- tahanan jenis harus kecil
- tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
- tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur – unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya.
Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut ; konduktifitasnya cukup baik, kekuatan mekanisnya
(kekuatan tarik) cukup tinggi, koefisien muai panjangnya kecil, modulus kenyalnya
(modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai
konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).

Ilmu Bahan Listrik - 55 -

Anda mungkin juga menyukai