Bahan Konduktor
4.1 Pendahuluan
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik. Konduktivitas ini
terjadi karena hanya diperlukan energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron
yang terdilokalisir ke level konduksi. Sebaliknya elektron memerlukan enegi yang
cukup besar untuk mengatasi sela energi yang besar dalam isolator. Semikonduktor
mempunyai sela energi yang kecil sehingga terdapat sejumlah elektron untuk
konduksi.
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
- harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
- harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
- tahanan jenis harus kecil
- tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
- tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
4.1.1 Deskripsi
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting
dalam penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahan-bahan
yang banyak digunakan dalam penghantar listrik adalah tembaga, alumunium, dan
campuran logam-logam tersebut dengan logam jenis lain.
Dalam memilih bahan penghantar yang akan digunakan untuk
saluran/jaringan harus mempertimbangakan beberapa faktor ;
- Bahan konduktor harus mempunyai konduktivitas listrik yang cukup baik
- cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis
- harganya harus cukup murah.
R. A
r=
l
dimana ; A : luas penampang ( mm²)
l : Panjang penghantar (m)
R : tahanan penghantar (ohm)
ρ : konduktivitas/tahanan jenis kawat (Ωmm²/meter)
B. Timah Hitam
Timah hitam terkenal dengan nama timbel. Berat jenis timbel 11,4 dan
tahanan jenis 0,94. Logam ini lunak, dapat dicetak dengan cara dicairkan. Titik cair
timbel 325°C. Titik didihnya 1560°C, warnanya abu-abu. Timbel tahan terhadap
udara, air, air garam, asam belerang.
Dalam teknik listrik, timbel dipakai sebagai pelindung untuk kabel listrik
dalam tanah atau pada kabel listrik dasar laut. Karena sifatnya tahan air dan tahan
air garam maka kabel yang dibungkus dengan timbel tidak menjadi rusak dipakai di
laut. Tetapi kabel menjadi terlalu berat dan mudah terluka/tergores karena sifat
lunaknya. Selain itu timbel kurang tahan terhadap getaran. Karena getaran, timbel
dapat menjadi rusak dan menyebabkan air masuk ke dalam kabel. Oleh sebab itu
pemasangan kabel bersalut timbel hendaknya dijauhkan dari tempat yang banyak
getaran , misalnya dekat rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Timbel juga
tidak tahan terhadap asam cuka, asam sendawa, dan kapur. Adonan beton yang
masih basah juga merusak timbel, maka kabel bersalut timbel yang dipasang pada
beton harus diberi perlindungan.
Kecuali sebagai bahan pelindung kabel, kabel juga dipakai untuk pelat-pelat
aki, kutub-kutub aki, penghubung sel-sel aki, dan sebagainya. Timbel yang
dicampur timah putih dipakai untuk bahan soldir. Untuk memperoleh kekuatan
mekanis yang lebih baik sebagai pembalut kabel, maka timbel dicampur dengan
tembaga, antimony, cadmium dan sebagainya. Timbel mengandung racun, maka
setelah bekerja dengan timbel tangan harus dicuci bersih sebelum dipakai untuk
memegang makanan.
C. Timah Putih
Timah putih biasa disebut dengan timah. Keadaannya hamper sama dengan
timbel. Warnanya putih mengkilat. Titik cairnya lebih rendah dari timbel, yaitu
232°C. Berat jenis 7,3 tahanan jenis 0,15 ohm mm2/m, keadaan lunak. Timah tidak
beracun seperti halnya timbel dan dipakai sebagai pelapis atau bahan campuran.
D. Tembaga
Tembaga adalah bahan tambang yang diketemukan sebagai bijih tembaga
yang masih bersenyawa dengan zat asam, asam belerang atau bersenyawa
dengan kedua zat tadi. Dalam bijih tembaga juga terkandung batu-batu. Tembaga
terdapat di Amerika Utara, Chili, Siberia, Pegunungan Ural, Irian Jaya dan
sebagainya.
1. Pembuatan Tembaga
Pembuatan tembaga dilakukan dalam beberapa tahap. Tembaga terikat
secara kimia di dalam bijih pada bahan yang disebut batu gang. Untuk
mengumpulkan bijih-bijh itu biasanya dulakukan dengan membersihkannya dalam
cairan berbuih, di mana di situ ditiupkan udara. Ikatan tembaga dari bijih yang
digiling sampai halus dicampur dengan air dan zat-zat kimia sehingga menjadi pulp
(bubur) pada suatu bejana silinder. Zat-zat kimia (yang disebut Reagens) berfungsi
untuk mempercepat terpisahnya tembaga. Pada bubur tersebut ditiupkan udara
atau gas sehingga timbul buih yang banyak. Bagian-bagian logam yang kecil sekali
melekat pada gelembung udara atau gas tersebut. Di situ terdapat semacam kincir
yang berputar dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga gaya sentrifugal
melemparkan buih tersebut dengan mineral keluar tepi bejana sehingga terpisah
dari batu gang. Setelah proses tersebut logam dihilangkan airnya. Proses
E. Alumunium
Logam ini sangat diperlukan dalam pembuatan kapal terbang, mobil, motor,
dan dalam teknik listrik. Alumunium diperoleh dari boksit yang didapat di Suriname,
di Amerika utara dan negara-negara lain. Selain boksit, alumunium juga diperoleh
dari kriolit yang berasal dari Greenland dan Batu Labrado, yang ditemukan di
Norwegia.
1. Pembuatan Alumunium
Biasanya tanah alumunium bersama soda dicairkan di bawah tekanan pada
suhu 160° Celcius, di mana terjadi suatu persenyawaan alumunium, dan kemudian
sodanya ditarik sehingga berubah menjadi oksida alumunium yang masih
mempunyai titik cair tinggi (2200° Celcius). Titik cair turun menjadi sebesar 100°
Celcius kalau dicampur kriolit. Proses cair itu terjadi dalam sebuah dapur listrik yang
terdiri atas sebuah bak baja plat, di bagian dalam dilapisi dengan arang murni, dan
diatasnya terdapat batang-batang arang yang dicelupkan ke dalam campuran
tersebut. Arus listrik yang mengalir akan mengangkat kriolit menjadi cair oleh panas
yang terjadi karena arus listrik yang mengangkat dalam cairan kriolit tersebut adalah
sebagai bahan pelarut untuk oksidasi alumunium. Alumunium (titik cair 650° C)
dipisahkan oleh arus listrik itu ke dasar dan diambil. Proses cair itu sebenarnya
lama sekali dan perlu arus listrik yang besar (10.000 - 30.000 A). Oleh karena itu
pembuatan alumunium hanya dilakukan di negara-negara yang listriknya murah.
F. Logam Mulia
1. Perak
Perak, emas dan platina termasuk logam mulia. Perak terdapat dalam
campuran logam-logam lain, misalnya timbel, timah atau seng. Setelah melalui
proses pemurnian dapat diperoleh perak murni. Logam ini lunak, ulet dan mengkilat,
dapat dicetak dan ditarik. Titik cairnya di bawah titik cair tembaga, yaitu 960°C,
berat jenis 10,5 dan tahanan jenis perak 0,016° Ohm mm2 /m. Berarti daya hantar
listriknya lebih dari tembaga. Perak merupakan logam yang mempunyai daya hantar
terbaik.
2. Emas
Emas terdapat dalam persenyawaan dengan logam-logam lain.
Pemurniannya dikerjakan secara kimia. Emas murni sangat lunak. Kekerasannya
dapat dipertinggi dengan mencampurkan perak. Banyaknya perak dalam campuran
initi menentukan besarnya karat. Emas murni dinyatakan sebagai 24 karat. Emas
22 karat berarti dalam 24 bagian ada 22 bagian emas, sisanya perak 2 bagian.
Warnanya kuning mengkilat. Berat jenis 19,3. Titik cair 1063°C.Dalam perdagangan
emas berbentuk balok tuangan dan lembaran seperti kertas, sangat tipis. Karena
mahalnya, umumnya emas jarang dipakai dalam teknik listrik.
3. Platina
Platina merupakan bahan yang tidak berkarat, dapat ditempa, regang, tetapi
sukar dicairkan dan tahan dari sebagian besar bahan-bahan kimia; merupakan
logam terberat dengan berat jenis 21,5. Titik cairnya mencapai 1774°C, sedang
tahanan jenisnya 0,42 ohm.mm2/m. Warnanya putih keabu-abuan. Pemurnian
platina dilakukan secara kimia. Platina dapat ditarik menjadi kawat halus dan
filamen yang tipis.
Platina dipakai dalam laboratorium, untuk unsur pemanas tungku-tungku
listrik bila membutuhkan panas yang tinggi, dapat mencapai diatas 1300° C.
Pemakaian platina dalam teknik listrik antara lain untuk peralatan laboratorium yang
tahan karat, kisi tabung radio yang khusus dan sebagainya. Hampir kesemuanya itu
untuk kepentingan dalam laboratorium yang sangat membutuhkan kecermatan kerja
4.7 Rangkuman
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
- harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
- harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
- tahanan jenis harus kecil
- tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
- tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur – unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya.
Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut ; konduktifitasnya cukup baik, kekuatan mekanisnya
(kekuatan tarik) cukup tinggi, koefisien muai panjangnya kecil, modulus kenyalnya
(modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai
konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).