PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat yang
tergolong penghantar panas dan listrik baik. Benda logam pada awalnya
dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam dapat diperolah dengan cara
menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang bercampur
dengan materi lain. Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni yakni
adalah emas, platina, perak dan lainnya, sedangkan bijih logam yang
bercampur dengan unsur lain, fosfor, silikon, karbon, serta pasir. Karena
logam dapat mengahantarkan panas ataupun listrik dengan baik maka logam
tergolong bahan yang bersifat konduktif.
Penghantar (konduktor) adalah zat atau bahan yang bersifat dapat
menghantarkan, baik listrik maupun kalor. Umumnya penghantar memiliki
sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor yang dapat berupa zat padat
dan cair. Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron
bebas yang mudah untuk bergerak. Tarikan antara elektron yang berada dalam
edaran paling luar dan intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu normal
pun ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya. Elektron bebas
ini bergerak-gerak secara acak dalam ruang di celah atom-atom. Gerakan
elektron-elektron ini dinamakan bauran (difusi). Bahan-bahan yang bersifat
konduktor ini biasanya digunakan untuk membuat alat-alat yang sifatnya
membutuhkan kecepatan transfer energi, misalnya panci, setrika, kabel dan
solder.
Bahan konduktor terdapat dua jenis yakni bahan konduktor listrik dan
bahan konduktor panas. Konduktor dalam bidang elektronika adalah bahan
yang mampu menghantarkan listrik dengan baik. Bahan penghantar
listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Umumnya bahan yang baik
digunakan sebagai konduktor listrik adalah logam. Logam yang memiliki
sifat sebagai konduktor dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup adalah
besi, tembaga, seng, timah, aluminium, baja dan lainnya. Pemilihan logam
sebagai bahan konduktor tentu tidak sembarang namun terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan seperti daya hantar listrik, koefisien suhu tahanan,
daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan berat total serta losses.
Dengan memperhatikan kriteria pemilihan bahan logam sebagai konduktor
tersebut diharapkan kita mampu memilih bahan logam yang tidak hanya
sekedar mampu menghantarkan listrik namun juga bersifat efektif serta
efisien secara teknis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dalam makalah
terdapat rumusan masalah yang terkaji yakni:
1.2.1 Bagaimanakah perbandingan penggunaan antara konduktor ACSR dan
konduktor ACCC/TW sebagai penghantar arus listrik?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memperoleh gambaran umum tentang pemilihan bahan logam sebagai
konduktor. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bahan logam dan sifat konduktor sehingga diharapkan
mampu meningkatkan pemahaman mengenai hal-hal tersebut.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai
berikut :
a. Untuk dapat mengetahui perbandingan penggunaan antara konduktor
ACSR dan konduktor ACCC/TW sebagai penghantar arus listrik.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoretis penyusunan makalah ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu refrensi ataupun pertimbangan dalam pemilihan
bahan logam sebagai konduktor sehingga logam yang dijadikan sebagai
konduktor tersebut tidak hanya sekedar mampu menghantarkan listrik
namun juga bersifat efektif serta efisien secara teknis.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penyusunan makalah ini bermanfaat antara lain
sebagai berikut :
a. Agar dapat memahami perbandingan penggunaan antara konduktor
ACSR dan konduktor ACCC/TW sebagai penghantar arus listrik.
1.5 Batasan Masalah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bahan Logam
Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat yang
tergolong penghantar panas dan listrik baik. Benda logam pada awalnya
dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam dapat diperolah dengan cara
menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang bercampur
dengan materi lain. Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni yakni
adalah emas, platina, perak dan lainnya, sedangkan bijih logam yang
bercampur dengan unsur lain, fosfor, silikon, karbon, serta pasir. Logam yang
sudah memiliki sifat-sifat penggunaan teknis tertentu dan dapat diperoleh
dalam jumlah yang cukup adalah besi, tembaga, seng, timah, timbel nikel,
aluminium,
magnesium.
Kemudian
tampil
logam-logam
lain
bagi
Konduktor
Penghantar (konduktor) adalah zat atau bahan yang bersifat dapat
menghantarkan, baik listrik maupun kalor. Umumnya penghantar memiliki
sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor yang dapat berupa zat padat
dan cair. Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron
bebas yang mudah untuk bergerak. Tarikan antara elektron yang berada dalam
edaran paling luar dan intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu normal
pun ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya. Elektron bebas
ini bergerak-gerak secara acak dalam ruang di celah atom-atom. Gerakan
elektron-elektron ini dinamakan bauran (difusi). Bahan-bahan yang bersifat
konduktor ini biasanya digunakan untuk membuat alat-alat yang sifatnya
membutuhkan kecepatan transfer energi, misalnya panci, setrika, kabel dan
solder.
Bahan konduktor terdapat dua jenis yakni bahan konduktor listrik dan
bahan konduktor panas. Konduktor dalam bidang elektronika adalah bahan
yang mampu menghantarkan listrik dengan baik. Bahan penghantar
listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Emas, perak, tembaga,
alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis yang makin besar
sehingga emas adalah penghantar yang paling baik, tetapi karena sangat
mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling
banyak digunakan. Bahan-bahan konduktor tersebut biasa kita jumpai pada
kabel ataupun lilitan dalam rangkaian listrik.
Dalam pelaksanaan penyaluran energi listrik memalui sebuah
konduktor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berupa saluran udara dan
kabel tanah. Pada saluran Udara terutama hantaran udara telanjang biasanya
banyak menggunakan kawat penghantar yang terdiri atas kawat tembaga
telanjang (BCC, singkatan dari Bare Cooper Conduktor), Aluminium
telanjang (AAC, singkatan dari All Aluminium Conduktor), Campuran yang
berbasis aluminium (Al-Mg-Si), Aluminium berinti baja (ACSR, singkatan
dari Aluminium Conduktor Steel Reinforced) dan Kawat baja yang berisi
lapisan tembaga (Cooper Weld). Sedangkan pada saluran kabel tanah,
.(2.1)
= RA
.............(2.2)
dimana R: besar tahanan salam satuan ohm, : panjang kawat dalam satuan
meter, A: penampang kawat dalam satuan m2, dan : tahanan jenis dalam
satuan
.m 2
m
...(2.3)
satuan
S .m
, dimana : gamma dan S: Siemens
m2
Tabel 2.1: Nilai tahanan jenis, berat jenis dan titik cair
Nama Bahan
Tahanan Jenis
Berat Jenis
Titik Cair
Perak
Tembaga
Cobalt
Emas
Aluminium
Molibdin
Wolfram
Seng
Kuningan
Nikel
Platina
Nikeline
Timah putih
Baja
Vanadium
Bismuth
Mangan
Timbel
Duraluminium
Manganin
Konstanta
Air raksa
0,016
0,0175
0,022
0,022
0,03
0,05
0,05
0,06
0,07
0,079
0,1
0,12
0,12
0,13
0,13
0,2
0,21
0,22
0,48
0,48
0,5
0,958
10,5
8,9
8,42
19,3
2,56
10,2
19,1
7,1
8,7
8,9
21,5
960
1083
1480
1063
660
2620
3400
420
1000
1455
1774
7,3
7,8
5,5
9,85
7,4
11,35
2,8
232
1535
1720
271
1260
330
8,9
13,56
38,9
baja
a. ACSR
b. ACAR
aluminium
Gambar 2.1: Penampang penghantar dari aluminium
(Sumber: www.decorative_foil.com)
Nama Bahan
Penandaan
1xxx
2xxx
Mangan
3xxx
Silikon
4xxx
Magnesium
5xxx
6xxx
Seng
7xxx
Lain-lain
8xxx
9xxx
0, 20
0, 15
(mm2 )
M
0, 10
10
0, 05
400
600
120
T (00C)
160
0
11
m
, tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR,
.mm 2
12
dimana fungsi baja dalam hal ini adalah untuk memperkuat konduktor
aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng. Keuntungan
dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal
(berbeda dengan termal bimetal pada pengaman) seperti gambar berikut.
baja
tembaga
Gambar 2.5: Penampang kawat bimetal
(sumber: Bahan-Bahan Listrik untuk Politeknik)
e. Molibdenum
Sifat logam ini mirip dengan wolfram, begitu pula cara
mendapatkannya. Molibdenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik
leleh 26200C, titik didih 37000C, = 53. 10 7 per 0 C, resistivitasnya 0,048
.mm2/m, koefisien suhu 0,0047 per 0 C. Penggunaan Molibdenum, antara
lain: tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat
membentuk lapisan yang kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam
yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan korosi, dan bagianbagian yang digunakan pada suhu tinggi.
f. Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan,
tidak korosif, sulit terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar
bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g/cm3, titik leleh 17750C, titik didih
45300C, = 9. 10 6 per 0 C, resistivitasnya 0,1 .mm2/m, koefisien suhu
0,00307 per
Bahan
Aluminium
Baja
Massa
jenis
g/cm3
2,7
7,7
Kekuatan
tarik
23,86
659,7
2447
0,57
20 30
10,5-13,2
1170-1530
0,11
37 64
14
Tembaga
8,96
16,86
1083
2595
0,944
40
Air raksa
13,55
61
-38,86
356,73
0,02
Molibdenu
10,22
54
2620
4800
0,33
100-250
19,27
4,5
3390
5500
0,31
420
Wolfram
21,5
9,09
1769
4300
0,17
34
Platina
(sumber: Bahan-Bahan Listrik untuk Politeknik)
g. Air Raksa
Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu
kamar. Resistivitasnya 0,95 .mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per 0C.
Pada pemanasan di udara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa
dan campurannya khusus uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air
raksa antara lain: gas pengisi tabung elektronik, penghubung pada sakelar
air raksa, cairan pada pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk
mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat. Logan lain yang juga
banyak digunakan pada teknik listrik, antara lain: tantalum dan niobium.
Tantalum dan niobium yang dipadukan dengan aluminium banyak
digunakan sebagai kapasitor elektrolitik.
h. Timah Hitam
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm 3, agak lunak,
meleleh pada suhu 3270C, titik didih 15600C, warna abu-abu dan sangat
mudah dibentuk, yang merupakan bahan yang tahan korosi dan
mempunyai konduktivitas 4,5 m/.mm2. Pemakaian timah hitam pada
teknik listrik antara lain: sel akumulator, selubung kabel tanah, disamping
digunakan sebagai pelindung pada industri nuklir. Timah hitam tidak tahan
terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat sisa asam. Untuk
pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada tempat
tersebut diperlukan pelin-dungan tambahan. Kapur basah, air laut, dan
semen baah dapat bereaksi dengan timah hitam. Itulah sebabnya disamping
timah hitam sebagai pelidung kabel tanah, juga digunakan paduan dari
timah hitam yang mempunyai struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat,
dan lebih tahan getaran. Tetapi bahan ini adalah lebih mudah korosi dan
mengandung racun.
i. Bimetal
15
1 < 2
(2.5)
3 ( 2 1 )(t 2 t1 ).l 2
.
4
h
16
panas
dari
lilitan
inilah
yang
digunakan
untuk
mempengaruhi
pembengkokan bimetal.
BAB III
ANALISIS
3.1 Perbandingan Penggunaan antara Konduktor ACSR dan Konduktor
ACCC/TW sebagai Penghantar Arus Listrik
17
Bahan konduktor terdapat dua jenis yakni bahan konduktor listrik dan
bahan konduktor panas. Konduktor dalam bidang elektronika adalah bahan
yang mampu menghantarkan listrik dengan baik. Bahan penghantar
listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Emas, perak, tembaga,
alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis yang makin besar
sehingga emas adalah penghantar yang paling baik, tetapi karena sangat
mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling
banyak digunakan. Salah satu contoh konduktor yang menggunakan
aliminium sebagai komponennya dan sudah umum digunakan adalah ACSR
(Aluminium Conductor Steel Reinforced) dan ACCC/TW (Aluminium
Conductor Composite Core/Trapezoidal Wires).
Konduktor ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari
aluminium berinti kawat baja. Kabel ini umumnya digunakan untuk saluransaluran transmisi tegangan tinggi. Jenis konduktor ACSR yang akan
digunakan dalam analisis ini ada jenis wood duck yang datanya dapat
dijabarkan sebagai berikut :
-
yang kini mulai digunakan sebagai saluran trasmisi sama halnya dengan
konduktor ACSR. Jenis konduktor ACCC/TW yang akan dianalisis untuk
dibandingkan dengan konduktor ACSR yakni jenis Helsinki yang datanya
dijabarkan sebagai berikut :
-
(KHA) yang sama antara konduktor ACSR wood duck dengan konduktor
ACCC/TW Helsinki dimana dapat dikatakan bahwa konduktor ACCC/TW
18
Helsinki lebih unggul dibandingkan konduktor ACSR wood duck jika ditinjau
dari segi nilai rugi-rugi daya yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Konduktor ACCC/TW Helsinki
P = I2 x R
= (775)2 x 0,1861
= 111776, 3125 W
= 111, 776 kW
- Konduktor ACSR wood duck
P = I2 x R
= (774)2 x 0,916
= 548753,616
= 548, 753 kW
Berdasarkan hasil analasis diatas maka dapat dikatakan bahwa
konduktor ACCC/TW Helsinki memiliki nilai rugi-rugi daya yang lebih kecil
jika dibandingkan konduktor ACSR wood duck karena konduktor ACCC/TW
tersebut memiliki nilai resistansi (R) yang lebih kecil dimana nilai resistansi
ini berbanding lurus dengan besarnya nilai rugi-rugi daya itu sendiri.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa konduktor ACCC/TW lebih baik
digunakan dalam saluran transimisi karena memiliki beberapa keunggulan
diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konduktor ACCC/TW dapat menyalurkan arus dua kali lipat dibanding
konduktor biasa atau konvensional.
b. Core atau inti yang lebih ringan memungkinkan penambahan luas
aluminium sampai 28 % tanpa penambahan berat.
c. Hybrid Carbon Composite Core lebih kuat dan lebih ringan dari steel core/
inti baja.
d. Lebih kuat dan dimensi yang stabil memungkinkan span lebih panjang.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis didapatkan konduktor ACCC/TW yang
memiliki KHA sebesar 775 A dengan besar diameter 160 mm 2, berat total
479, 6 kg/km, dan losses sebesar 111, 776 kW jika dibandingkan dengan
konduktor ACSR wood duck dengan KHA sebesar 774 A, diameter 307 mm2,
berat total 1410 kg/km dan losses sebesar 548, 753 kW dengan perbandingan
losses antara konduktor ACCC/TW Helsinki dan konduktor ACSR wood duck
adalah 1 : 4,9 , perbandingan diameter 1 : 1,9 , perbandingan berat total
sebesar 1 : 2,9. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan konduktor
20
21