Anda di halaman 1dari 18

ACSR SEBAGAI KONDUKTOR YANG KURANG

BAIK

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
keagunganNya kepada kami sebagai penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul konduktor yang kurang baik
Saya sebagai penulis menyadari bahwa apa yang penulis torehkan dan
tersusun dalam makalah ini memiliki nilai yang sangat sederhana. Tentu
pernyataan ini dilatarbelakangi oleh kemampuan penulis yang sangat terbatas baik
dari segi wawasan, pendapat, atau pun pengetahuan umum yang ada dalam diri
penulis. Tetapi sebagai penulis yang mempunyai kemampuan dan tekad dalam
berkarya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, serta
pihak-pihak yang telah banyak memberikan kontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Akhir kata mohon maaf bila ada hal-hal yang kurang berkenan dan penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak agar bisa memberikan kritik sehat
terhadap makalah ini sehingga karya ini dapat memiliki mutu dan bobot yang
lebih baik dikemudian hari. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Bukit Jimbaran, September 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATAPENGANTAR. i
DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah.

1.3 Tujuan Penulisan 6


1.4 Manfaat Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Penghantar Transmisi Tegangan Tinngi

14

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan

16

4.2 Saran

16

BAB V DAFTAR PUSTAKA


Daftar Pustaka

17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras yang
tergolong penghantar panas dan listrik baik. Benda logam pada awalnya
dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam dapat diperoleh dengan cara

menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang bercampur
dengan materi lain. Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni yakni
adalah emas, platina, perak dan lainnya, sedangkan bijih logam yang
bercampur dengan unsur lain, fosfor, silikon, karbon, serta pasir. Karena
logam dapat mengahantarkan panas ataupun listrik dengan baik maka logam
tergolong bahan yang bersifat konduktif.
Penghantar (konduktor) adalah zat atau bahan yang bersifat dapat
menghantarkan, baik listrik maupun kalor. Umumnya penghantar memiliki
sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor yang dapat berupa zat padat
dan cair. Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron
bebas yang mudah untuk bergerak. Tarikan antara elektron yang berada dalam
edaran paling luar dan intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu normal
pun ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya. Elektron bebas
ini bergerak-gerak secara acak dalam ruang di celah atom-atom. Gerakan
elektron-elektron ini dinamakan bauran (difusi). Bahan-bahan yang bersifat
konduktor ini biasanya digunakan untuk membuat alat-alat yang sifatnya
membutuhkan kecepatan transfer energi, misalnya panci, setrika, kabel dan
solder.

Bahan konduktor terdapat dua jenis yakni bahan konduktor listrik dan
bahan konduktor panas. Konduktor dalam bidang elektronika adalah bahan
yang mampu menghantarkan listrik dengan baik. Bahan penghantar
listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Umumnya bahan yang baik
digunakan sebagai konduktor listrik adalah logam. Logam yang memiliki
sifat sebagai konduktor dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup adalah
besi, tembaga, seng, timah, aluminium, baja dan lainnya. Pemilihan logam
sebagai bahan konduktor tentu tidak sembarang namun terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan seperti daya hantar listrik, koefisien suhu tahanan,
daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan berat total serta losses.
Dengan memperhatikan kriteria pemilihan bahan logam sebagai konduktor
4

tersebut diharapkan kita mampu memilih bahan logam yang tidak hanya
sekedar mampu menghantarkan listrik namun juga bersifat efektif serta
efisien secara teknis. Selain konduktor yang baik ternyata terdapat juga
konduktor yang kurang baik yaitu konduktor yang memilik tahanan jenis
yang besar.

1.2.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan


beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa itu yang disebut bahan konduktor yang kurang baik?
2. Apa saja jenis bahan konduktor yang termasuk konduktor kurang baik?
3. Bahan konduktor apa yang paling cocok untuk Transmisi tegangan tinggi?

1.3.

Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka adapun tujuan dari

penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan konduktor
2. Untuk mengetahui sifat sifat dari bahan konduktor
3. Untuk mengetahui apa saja bahan yang yang termasih bahan
konduktor yang kurang baik
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Tujuan khusus penyusunan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah bahan listrik
2. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang bahan konduktor khususnya
bahan konduktor yang kurang baik
1.4.

Manfaat Penulisan
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dengan dibuatnya tugas paper ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

Mahasiswa Fakultas Teknik khususnya Mahasiswa Teknik Elektro. Berikut


manfaat yang penulis harapkan melalui makalah ini Mahasiswa Teknik Elektro

diharapkan dapat mengetahui apa itu bahan konduktor khususnya bahan


konduktor yang kurang baik.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah hanya membahas bahan
konduktor listrik dan tidak membahas konduktor panas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1 Penghantar
Penghantar adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa
zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada
umumnya logam bersifat konduktif.
2.1.2 Definisi Konduktor
Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron bebas
mudah untuk bergerak.Tarikan antara elektron yang berada dalam edaran paling
luar dan intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu normal pun ada satu atau
lebih elektron yang terlepas dari atomnya. Elektron bebas ini bergerak-gerak
secara acak dalam ruang di celah atom-atom.Gerakan elektron-elektron ini
dinamakan bauran ( difusi ).
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil Sebab
makin besar tahanan listrik maka makin besar disipasi kalor akibat adanya aliran
listrik sehingga makin banyak energi listrik yang hilang. Persamaan Ohm
menyatakan bahwa tahanan listrik suatu bahan berbanding lurus dengan panjang
dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Jadi, untuk memperkecil tahanan
listrik kabel maka luas penampang kabel harus diperbesar.. Pada umumnya logam
bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut
memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar emas adalah sangat
baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan
alumunium paling banyak digunakan. Sedangkan konduktor yang kurang baik
memiliki tahanan jenis yang besar.

2.1.3 Daya Hantar Listrik


Daya hantar listrik adalah kemapuan benda dalam menghantarkan listrik.
Listrik dapat berjalan disebabkan oleh adanya arus listrik. Arus listrik yang
mengalir dalam penghantar mengalami tahanan dari penghantar itu sendiri. Kita
dapat menghitung besarnya suatu tahanan dengan persamaan yaitu:

Jadi semakin besar tahanan jenis (p) maka nilai hambatan (R) semakin
besar menyebabkan bahan konduktor menjadi bahan yang kurang baik untuk
digunakan.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratanpersyaratan
sebagai berikut:
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
2.1.3.Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2.Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya
untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
2.1.4 Macam-macam bahan penghantar
Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi
listrik dari satu titik ke titik lain.Contoh bahan penghantar, antara lain : tembaga,
aluminium, baja, seng, dl.
1. Aluminium

Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, -nya 1,4. 105, titikleleh
6580C dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ohm.mm 2ataukirakira 61, 4 % daya hantar tembaga.Aluminium murni dibentuik karena lunak,
kekuatan tariknya hanya 9 kg/mm2.Untuk itujika aluminium digunakan sebagai
penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau
paduan aluminium.Penggunaan yang demikian misalnyapada : ACSR (Aluminium
Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced).
Berikut Gambar Penampang penghantar dari aluminium

Gambar 1.1 Komposisisi ACSR

2. Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon.
Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu :
baja dengan kadar karbon rendah ( 0 25 %), baja dengan kadar karbon
menengah (0,25 0,55 %), dan baja dengan kadar karbon tinggi ( di atas 0,55 %).
Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu : 7,7

m
, tetapi digunakan pada
.mm 2

penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi baja dalam hal ini adalah untuk
memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan
seng. Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian
8

aluminium. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal


(berbeda dengan termal bimetal pada pengaman) seperti gambar berikut:
Gambar 1.2 penampang ACSR

baja

tembaga

Sumber:bahan listrik, muhaimin 1993


Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain :
a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor
(efek kulit)
b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat
penghantar terhindar dari korosi.
Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk
busbar, pisau hubung, dan lain-lain.

2.1.4

Kriteria Pemilihan Bahan Logam sebagai Konduktor


Konduktor dalam bidang elektronika adalah bahan yang mampu

menghantarkan listrik dengan baik. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk


mengalirkan arus listrik. Umumnya bahan yang baik digunakan sebagai
konduktor listrik adalah logam. Pemilihan logam sebagai bahan konduktor
tentu tidak sembarang namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti daya hantar listrik, koefisien suhu tahanan, daya hantar panas,
kekuatan tegangan tarik dan timbulnya gaya elektro motoris termo. Dengan
memperhatikan kriteria pemilihan bahan logam sebagai konduktor tersebut
diharapkan kita mampu memilih bahan logam yang tidak hanya sekedar
mampu menghantarkan listrik namun juga bersifat efektif serta efisien secara
teknis.

a. Daya Hantar Listrik


Arus listrik yang mengalir dalam penghantar selalui mengalami
tahanan dari penghantar itu sendiri. Besarnya tahanan tergantung
bahannya, dan besarnya tahanan tiap meter dengan penampang 1 mm2
pada suhu 200C dinamakan tahanan jenis yang dihitung dengan
persamaan:
R=
A
atau

.(2.1)

= RA

.............(2.2)

dimana R: besar tahanan salam satuan ohm, : panjang kawat dalam satuan
meter, A: penampang kawat dalam satuan m2, dan : tahanan jenis dalam
satuan

.m 2
m

Daya hantar jenis adalah kebalikan dari tahanan jenis, dirumuskan:


= 1

satuan

...(2.3)
S .m
, dimana : gamma dan S: Siemens
m2

b. Koefisien Suhu Tahanan


Suatu bahan akan mengalami perubahan isi apabila terjadi
perubahan suhu, memuai jika suhu naik dan menyusut jika suhu dingin,
tentunya akan mempengaruhi besar nilai tahanannya, yang dapat dihitung
dengan persamaan :
R = R0 { 1 + (t t0) } ..(2.4)
Dengan R0: besar tahanan awal (), R: besar tahanan akhir (), t0: suhu
awal (0C), t: suhu akhir (0C), dan : koefiien suhu tahanan.

10

c. Daya Hantar Panas


Daya hantar panas ini menunjukkan jumlah panas yang melalui
lapisan bahan tiap satuan waktu dalam satuan kkal/m.jam, derajat. Pada
umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi sedangkan
pada bahan-bahan bukan logam rendah.
d. Kekuatan Tegangan Tarik
Sifat mekanis ini penting untuk hantaran di atas tanah, maka bahan
yang dipakai harus diketahui kekuatannya lebih-lebih menyangkut
tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat, cair, atau gas.
Yang berbentuk padat umumnya logam, elektrolit dan logam cair (air
raksa) merupakan penghantar cair, dan udara yang diionisaikan dan gasgas mulia (neon), kripton, dan lainnya sebagai penghantar bentuk gas.
2.1.5 Skin Effect (Efek Kulit) Pada Saluran Transmisi
efek kulit adalah kecenderungan elektron untuk tidak mengalir pada bagian
tengah penampang melintang dari batang konduktor, jadi elektron akan cenderung
lewat bagian tepi-tepinya dekat permukaan konduktor. Ini akan membatasi luas
area penampang melintang dari konduktor secara efektif. Percuma batang-batang
konduktor dibuat tebal-tebal (diameter lebar) tapi elektron hanya lewat pada
bagian pinggir saja. Dengan kata lain efek kulit ini akan menyebabkan resistansi
dari konduktor meningkat,
Gambar 1.3 Jalur arus AC dan DC

11

Sumber: http://elkaasik.com/efek-kulit-skin-effect-pada-induktor/

Resistansi elektris dari konduktor pada semua bagian penampang melintang


disebut resistansi DC, sedangkan resistansi AC adalah resistansi yang meningkat
akibat dari efek kulit. Seperti yang anda dapat lihat, pada frekuensi tinggi arus AC
akan menghindar melewati bagian tengah penampang melintang dari konduktor.
Batang konduktor yang secara fisik terlihat berbentuk solid, maka seakan-akan
batang tersebut seperti berlubang apabila digunakan untuk listrik AC.

Pada beberapa penerapan di radio (umumnya pada bagian antenna) efek ini akan
dipelajari. Karena frekuensi radio (RF) yang merupakan arus bolak balik (AC),
maka elektron akan enggan untuk melewati bagian tengah konduktor. Oleh karena

12

itu, pada penggunaan pemancar-pemancar antenna RF berdaya besar, batangbatang konduktornya sengaja dibuat berlubang dibagian tengahnya, tidak dibuat
solid. Batang konduktor yang berongga ini akan menjadi lebih ringan dan biaya
pembuatannya juga lebih murah.
Yang perlu diingat adalah resistansi ini bukanlah impedansi, dan ini juga bukan
merupakan efek reaktif, baik itu induktif atau kapasitif. Ini adalah penyederhanaan
dalam memperkirakan resistansi murni dari suatu konduktor yang disebabkan oleh
efek kulit (skin effect) saat konduktor tersebut dialiri oleh arus AC. Reaktansi, dan
efek kombinasi dari reaktansi dan resistansi (atau impedansi), adalah hal yang
berbeda dengan resistansi efek kulit ini.
Faktor yang mempengaruhi efek kulit (skin effect)dalam jalur transmisi.
Efek kulit pada sistem ac tergantung pada sejumlah faktor seperti sebagai berikut :
1) Bentuk konduktor.
2) Jenis material.
3) Diameter konduktor.
4) Operasional frekuensi.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penghantar Transmisi Tegangan Tinngi
Kawat penghantar yang biasa digunakan (konvensional) untuk saluran
transmisi udara adalah kawat penghantar alumunium jenis ACSR (Aluminium
Conductor Steel Reinforced) yaitu kawat berlilit dengan inti serat baja di tengah
yang dikelilingi oleh lapisanlapisan serat aluminium (gambar 1) . Konduktor
jenis ini mempunyai sifat tahan panas yang terbatas walaupun konduktivitas
listriknya tinggi, karena menggunakan bahan aluminium jenis EC grade sehingga
13

tidak dapat memberikan peningkatan kemampuan hantar arus. Pada umumnya


konduktor konvensional mempunyai batas temperatur yang diijinkan tidak
melebihi 75C pada pembebanan harian dan pada keadaan beban darurat dapat
meningkat hingga 90C
.Pada umumnya SUTT maupun SUTET menggunakan ACSR (Almunium
Conductorn Steel Reinforced). Bagian dalam kawat berupa steel yang mempunyai
kuat mekanik tinggi, sedangkan bagian luarnya mempunyai konduktifitas tinggi.
Karena sifat electron lebih menyukai bagian luar kawat daripada bagian sebelah
dalam kawat maka ACSR cocok dipakai pada SUTT/SUTETI. Untuk daerah yang
udaranya mengandung kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR, yaitu kawat
steelnya dilapisi dengan almunium.
Gambar 1.4.ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced)

Sumber: http://www.vericable.com/cables/overheadcable/acsr-cable.htm

Saat sebuah kawat konduktor direntangkan diantara dua buah titik A dan
B maka kawat tersebut akan mengikuti garis lengkung AB yang karena beratnya
sendiri akan melengkung kebawah. Besar lengkungan ini akan sangat tergantung
dari berat dan panjang kawat. Berat kawat ini yang akan menimbulkan tegangan
tarik dalam satuan kg/mm2 pada penampang kawat tersebut. Jika tegangan tarik
yang dialami oleh kawat konduktor ini terlampau besar maka akan mengakibatkan
kawat konduktor putus atau dapat juga mengakibatkan menara penyangga
menjadi rusak dan roboh karena tidak dapat menahan tegangan yang timbul.
Tegangan tarik yang timbul bukan saja disebabkan oleh berat kawat saja tetapi
juga dipengaruhi oleh bermacam-macam beban yang timbul pada kawat tersebut
seperti beban angin, beban salju yang melekat pada kawat didaerah yang bercuaca
dingin.

14

Menurut hukum Stokes adanya beban tegangan tarik ini akan mengakibatkan
bertambah panjangnya kawat sesuai dengan modulus elastisitasnya. Hal lain yang
akan mengakibatkan pertambahan panjang adalah pemuaian karena suhu yang
tinggi yang timbul pada konduktor. Suhu yang tinggi ini dapat diakibatkan oleh
banyak hal, salah satunya adalah karena timbulnya rugi-rugi tembaga karena arus
beban yang lewat pada konduktor tersebut. Semakin besar arus beban yang lewat
akan menyebabkan kerugian berupa panas semakin tinggi yang pada akhirnya
akan menambah beban berupa panas pada kawat konduktor tersebut.
Permasalahan utama dari pengoptimalan saluran transmisi tersebut adalah
tegangan tarik dan andongan yang timbul pada konduktor tersebut menjadi lebih
besar, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan arus
saluran terhadap tegangan tarik dan andongan konduktor, dengan demikian
diharapkan dari hasil penelitian ini akan berguna untuk membangun struktur
konstruksi saluran transmisi yang sesuai dengan sifat dari konduktor tersebut.
Sebagai model simulasi digunakan saluran transmisi tegangan tinggi 500 kV
dengan data-data konduktor ACSR yang sesuai dengan yang ada di lapangan.
Temperatur konduktor dihitung berdasarkan persamaan keseimbangan panas.
Metode Ruling Span digunakan untuk menentukan panjang span equivalen.
Sementara itu metode Catenary digunakan untuk menghitung tegangan tarik dan
andongan konduktor tersebut. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat
disimpulkan Kemampuan hantar arus untuk konduktor ACSR berpenampang
392,8 mm2 adalah 940 Ampere pada temperatur kerja maksimum 90oC dan 780
Ampere pada temperatur pembebanan harian 75oC.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Bahan Penghantar (konduktor) adalah zat atau bahan yang bersifat dapat
menghantarkan, baik listrik maupun kalor. Umumnya penghantar memiliki
sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor yang dapat berupa zat padat dan
cair. Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron bebas
yang mudah untuk bergerak. Tarikan antara elektron yang berada dalam edaran
paling luar dan intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu normal pun ada
satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya.Terdapat dua jenis konduktor

15

yaitu bahan konduktor yang baik yang mempunyai tahanan jenis yang kecil dan
konduktor yang kurang baik yaitu konduktor yang memiliki tahanan jenis yang
besar.
Kawat penghantar yang biasa digunakan (konvensional) untuk saluran
transmisi udara adalah kawat penghantar alumunium jenis ACSR (Aluminium
Conductor Steel Reinforced) yaitu kawat berlilit dengan inti serat baja di tengah
yang dikelilingi oleh lapisan lapisan serat aluminium Kelebihan konduktor jenis
ACSR adalah harganya yang relative murah, pemasangan pada saluran transmisi
yang tidak memerlukan isolasi serta sifat bahan aluminium yang baik untuk
menghantarkan arus. Kelemahan konduktor jenis ACSR adalah pada suhu 90 C
bahan ini memuai dan memiliki tahahan jenis yang tinggi.
4.2 Saran
Saya sebagai pihak penulis menyarankan bahwa untuk transmisi tegangan
tinggi sebaiknya menggunakan penghantar lain selain ACSR(Aluminium
Conductor Steel Reinforced) karena meskipun jenis penghantar tersebut sudah
bagus namun masih ada kekurangan pada saat terjadi suhu tinggi karena
penghantar jenis ini hanya tahan hingga suhu 90C, sehingga diharapkan mampu
merancang sirkuit jaringan baru yang lebih baik.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Ricky Tripoetra konduktor
https://www.academia.edu/7051428/Konduktor
(Diakses pada 24 oktober 2014

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/konduktor.pdf
(Diakses pada 24 oktober 2014)

http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32765441/Bahan_pengh
antar.pptx
(Diakses pada 25 oktober 2014)

16

http://blog.ub.ac.id/reza04ub/2013/10/29/makalah-daya-hantar-listrik/
(Diakses pada 25 oktober 2014)

http://elkaasik.com/efek-kulit-skin-effect-pada-induktor/
(Diakses pada 10 November 2014)

Suprihadi Prasetyono KAJIAN MEKANIS PENGGUNAAN


PENGHANTAR TERMAL ACCR PADA SUTET 500KV

DAFTAR GAMBAR
Sumber web:

http://www.vericable.com/cables/overheadcable/acsr-cable.htm

http://elkaasik.com/efek-kulit-skin-effect-pada-induktor/

Sumber buku:
bahan listrik, muhaimin 1993

17

18

Anda mungkin juga menyukai