Anda di halaman 1dari 28

RADAR PADA PESAWAT TERBANG

OLEH:
RAHMAT RUDIANTONO
1404405072

TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER


UNIVERSITAS UDAYANA
2016

ABSTRAK
Radar adalah suatu sistem yang terdiri dari gelombang elektromagnetik
untuk mendeteksi dan menentukan lokasi suatu benda seperti lingkungan
sekitar, pesawat terbang, kendaraan bermotor, dan kapal laut. Radar telah
banyak digunakan untuk kepentingan militer maupun pernerbangan. Pada
sistem radar dibutuhkan beamwidth yang sempit sehingga didapatkan gain dan
direktivitas yang tinggi untuk menentukan sudut dari pola pancar radar tersebut
sehingga dapat mendeteksi objek-objek yang berdekatan.
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dari suatu benda dapat
ditangkap oleh radar kemudian dianalisa untuk mengetahui lokasi dan
bahkan jenis benda tersebut. Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah,
namun radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Radar pada Pesawat Terbang
dapat terselesaikan.
Atas terselesaikannya karya ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Bapak Ir. Pande Ketut Sudiartha, M.Erg, selaku Dosen Pengampu Mata
kuliah Antena dan propagansi Teknik Elektro dan Komputer Fakultas
Teknik Universitas Udayana Bali.
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pikiran
bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Teknik elektro. Masukan yang bersifat
membangun juga diharapkan untuk kesempurnaan gagasan yang diajukan. Peran
pihak pihak terkait juga penulis harapkan untuk dapat mendukung dalam
implementasi gagasan. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Denpasar, 11 Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... ii
KATA PENGHANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 7
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan........................................................ 8
LANDASAN TEORI
2.1Dasar Umum....................................................................................... 9
2.2RADAR................................................................................................ 14
METODE PENULISAN
3.1 Tempat dan Waktu Penulisan...........................................................
3.2 Jenis Data...........................................................................................
3.3 Teknik Pengumpulan Data...............................................................
3.4 Teknik Analisis Data..........................................................................
3.5 Teknik Penarikan Kesimpulan.........................................................

19
19
19
19
19

PEMBAHASAN
4.1 Sistem Radar Pada Pesawat Terbang.............................................. 20
4.2 Proses Pengoperasian Radar Pesawat Terbang................................. 22
4.3 Antena pada Pesawat......................................................................... 24

KESIMPULAN ............................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 26
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 lustrasi Prinsip Kerja Antena...


.............................11
Gambar 2 Vektor dalam Sistem Radiasi...........................14
Gambar 3 Receiver Radar.........................15
Gambar 4Alur Proses Radar Pada Pesawat......20
Gambar 5 Reflektor Antena .............................21
Gambar 6 Transmitter Tabung ...........................22
Gambar 7 Proses pengoperasian Radar ..........22
Gambar 8 Nose Radom .................................. 24

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sejak ditemukan oleh Hertz dan Marconi, antena menjadi sangat penting

untuk ehidupan kita sampai sekarang antena diperlukan. Antena ada dimanamana, di rumah kita dan tempat kerja, di mobil, pesawat, semetara kapal, satelit
dan pesawat ruang angkasa sudah menyatu dengan antena.
Radar merupakan salah satu teknologi yang cukup berkembang dalam
dunia penerbangan. Radar dapat menggantikan funGsi mata manusia untuk
memantau objek jarak jauh. Radar merupakan suatu sistem yang memanfaatkan
gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasi jarak, ketinggian, arah,
mauoun kecepatan beda diam atau bergerak. Radar banyak digunakan dalam
berbagai bidang, termasuk dalam bidang pengendalian lalulintas udara (Air
Traffic Control).
Semakin banyaknya pesawat yang ada dibandara maka semakin
dibutuhkan suatu alat pendeteksi pesawat yang bias mendeteksi keberadaan
pesawat-pesawat yang ada diudara sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak
diinginkan. Alat pendeteksi tersebut adalah radar sekunder atau secondary
surveillance radar (SSR)

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa itu yang disebut antena?
2. Apa saja jenis-jenis antena?
3. Apa yang dimaksud dengan radar?
4. Apa kegunaan radar pada pesawat terbang?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan antena
2. Untuk mengetahui jenis-jenis antena
3. Untuk mengetahui kegunaan radar pada pesawat terbang
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah antena dan propagansi
2. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang radar dan kegunaanya
pada pesawat terbang
1.4.1

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat Teoritis
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
Mahasiswa Fakultas Teknik khususnya Mahasiswa Teknik Elektro. Berikut
manfaat yang penulis harapkan melalui makalah ini Mahasiswa Teknik Elektro
diharapkan dapat mengetahui apa aplikasi radar pada pesawat terbang

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Dasar Umum
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik

menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas


atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang bebas

10

dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena juga tergolong sebagai


Transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya.
Antena merupakan salah satu komponen atau elemen terpenting dalam suatu
rangkaian dan perangkat Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi Radio
ataupun gelombang Elektromagnetik. Perangkat Elektronika tersebut diantaranya
adalah Perangkat Komunikasi yang sifatnya tanpa kabel atau wireless seperti
Radio, Televisi, Radar, Ponsel, Wi-Fi, GPS dan juga Bluetooth. Antena diperlukan
baik bagi perangkat yang menerima sinyal maupun perangkat yang memancarkan
sinyal. Dalam bahasa Inggris, Antena disebut juga dengan Aerial
Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF dan UHF bawah,
jenis antena kawat (wire antena) dalam prakteknya sering digunakan, seperti
halnya antena dipole 1/2l, antena monopole dengan ground plane, antena loop,
antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis
ini, dimensi fisiknya disesuaikan dengan panjang gelombang dimana sistem
bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja, maka semakin pendek panjang
gelombangnya, sehingga semakin pendek panjang fisik suatu antena.
Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas,
penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena parabola,
akan lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya. Karena antena
yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan
gelombang elektromagnetik.

2.1.1

Sejarah Antena
Pada tahun 600 SM Thales Matematikawan asal yunani menemukan

bahwa batu amber yang digosokkan ke kain sutra dapat menarik potongan jerami
atau rambut. Batu amber dalam bahasa yunani disebut Elektron. Thales juga
mencatat daya tarik yang dihasilkan oleh kepingan magnet alami, yang ditemukan
pada suatu daerah yang bernama Magnesia. Tahun 1819 seorang profesor fisika
12

Denmark yang bernama Hans Christian Oersted menemukan bahwa arus pada
sebuah kawat yang didekatkan dengan kompas, akan menyebabkan jarum kompas
bergerak, sehingga ditemukan bahwa Magnet dapat diciptakan dari Listrik.
Sebelum penemuan Oersted ini listrik dan magnet dianggap sesuatu yang
independent. Pada tahun-tahun berikutnya, Andr Marie Ampre ahli fisika
perancis melanjutkan penelitian Oersted. Dia menemukan teori selenoidal coil
(lilitan kawat) untuk menghasilkan medan magnet.
Pada tahun 1831, Michael Faraday dari London mendemonstrasikan
perubahan medan magnet dapat menghasilkan arus listrik.James Clerk Maxwell,
meneliti mengenai Listrik dan Magnet. Selanjutnya Maxwell menyatukan Teori
kelistrikan dan kemagnetan dan ditemukan disimplin ilmu baru Elektromagnetik
dan menyatakan bahwa memungkinkan terjadi radiasi elektromagnetik. Banyak
ilmuan di zamannya meragukan teori Maxwell selama beberapa decade sampai
teori tersebut akhirnya dibuktikan oleh Heinrich Rudolph Hertz dan menemukan
RADIO. Eksperimen pertama Hertz telah mampu mengirimkan sinyal dengan
panjang gelombang 8 meter sampai akhirnya dia mampu mengirimkan sinyal
dengan panjang gelombang sekitar 30 cm.
Radi Hertz selanjutnya dikembangkan oleh Marconi. Pada penelitian selanjutnya
di lakukan uji coba untuk panjang gelombang yang lebih pendek sampai ukuran
milimeter maupun nanometer

2.1.2

Prinsip Kerja Antena


Pada umumnya Antena terdiri dari elemen atau susunan bahan logam

yang terhubung dengan saluran Transmisi dari pemancar maupun penerima yang
berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. Untuk membahas lebih lanjut
mengenai cara kerjanya, kita mengambil sebuah contoh pada sebuah Stasiun
Pemancar Radio yang ingin memancarkan programnya, pertama kali stasiun
14

pemancar tersebut harus merekam musik atau menangkap suara si pembicara


melalui Mikropon yang dapat mengubah suara menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik
tersebut akan masuk ke rangkaian pemancar untuk dimodulasi dan diperkuat
sinyal RF-nya.

Gambar 2.1 Ilustrasi Prinsip Kerja Antena

Dari Rangkaian Pemancar Radio tersebut, sinyal listrik akan mengalir ke


sepanjang kabel transmisi antena hingga mencapai Antenanya. Elektron yang
terdapat dalam sinyal listrik tersebut bergerak naik dan turun (bolak-balik)
sehingga menciptakan radiasi elektromagnetik dalam bentuk gelombang radio.
Gelombang yang menyertakan program radio tersebut kemudian akan
dipancarkan dan melakukan perjalanan secepat kecepatan cahaya.
Pada saat ada orang mengaktifkan radionya sesuai dengan frekuensi pemancar di
jarak beberapa kilometer kemudian, gelombang radio yang dikirimkan tersebut
akan mengalir melalui Antena dan menyebabkan elektron bergerak naik dan turun
(bolak-balik) pada Antena yang bersangkutan sehingga menimbulkan energi
listrik. Energi listrik ini kemudian diteruskan ke rangkaian penerima radio
sehingga kita dapat mendengarkan berbagai program dari Stasiun radio.
2.1.3

Karakteristik Antena

16

Antena memiliki beberapa karakteristik penting dalam mendukung


kinerjanya. Karakteristik atau Parameter Kinerja ini perlu diperhatikan saat kita
membuat Antena dan juga pada saat kita memilih jenis Antena yang kita perlukan.
Empat Karakteristik atau Parameter Kinerja Antena tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
A. Pola Radiasi Antena (Radiation Pattern)
Pola Radiasi atau Radiation Pattern adalah penggambaran radiasi yang berkaitan
dengan kekuatan gelombang radio yang dipancarkan oleh antena ataupun tingkat
penerimaan sinyal yang diterima oleh antena pada sudut yang berbeda. Pada
umumnya Pola Radiasi ini digambarkan dalam bentuk plot 3 dimensi. Pola radiasi
antena 3 dimensi ini dibentuk oleh dua pola radiasi yaitu pola elevasi dan pola
azimuth. Bentuk pola radiasi adalah Pola Omnidirectional pattern yaitu pola
radiasi yang serba sama dalam satu bidang radiasi dan Pola Drective yang
membentuk bola berkas yang sempit dengan radiasi yang tinggi.
B. Keterarahan (Directivity)
Keterarahan atau Directivity adalah perbandingan antara dentisitas daya antena
pada jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis. Yang
dimaksud dengan Radiator Isotropis adalah pemancaran radiasi Antena secara
seragam ke semua arah.

C. Gain
Gain atau sering juga disebut dengan Directivity Gain adalah sebuah parameter
Antena yang mengukur kemampuan antena dalam mengarahkan radiasi sinyalnya

18

atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Dengan kata lain, Gain digunakan untuk
mengukur efisiensi sebuah Antena. Gain diukur dalam bentuk satuan decibel.
D. Polarisasi (Polarization)
Polarisasi atau Polarization dapat diartikan sebagai arah rambat dari medan listrik
atau penyebaran vektor medan listrik. Polarisasi Antena yang dimaksud disini
adalah orientasi medan listrik dari gelombang radio yang berhubungan dengan
permukaan bumi dan kecocokan struktur fisik antena dengan orientasinya.
Mengenali Polarisasi bermanfaat untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada
transmisi sinyal.
2.1.3

Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Struktur pemancaran gelombang elektromagnetik yang paling sederhana


adalah radiasi gelombang yang ditimbulkan oleh sebuah elemen aus kecil yang
berubah-ubah secara harmonik. Elemen arus terkecil yang dapat menimbulkan
pancaran gelombang elektromagnetik itu disebut sebagai sumber elementer.
Jika medan yang ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam suatu
konduktor antena dapat dijumlahkan secara keseluruhan, maka sifat-sifat radiasi
dari sebuah antena tentu akan dapat diketahui.
Timbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa arus bolak-balik ini
diketahui secara matematis dari penyelesaian gelombang Helmhotz. Persamaan
Helmholtz tidak lain merupakan persamaan baru hasil penurunan lebih lanjut dari
persamaan-persamaan Maxwell dengan memasukkan kondisi lorentz sebagai
syarat batasnya. Dari hasil penyelesaian persamaan differrensial Helmholtz
dengan menggunakan dyrac Greens function, ditemukanlah bahwa potensial
vektor pada suatu titik yang ditimbulkan oleh adanya arus yang mempunyai
distribusi arus J

20

Gambar 2.2 Vektor-Vektor di Dalam Sistem Radiasi

2.2 Radar
Radar adalah sistem objek-deteksi yang menggunakan gelombang radio
untuk menentukan jangkauan, ketinggian, arah, atau kecepatan objek. Radar
adalah kependekan dari Radio Detection and Ranging. Radar merupakan sistem
gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur
jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, kendaraan
bermotor dan informasi cuaca/hujan.
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu
benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang
dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan kadangkadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif
lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan
diperkuat oleh radar

22

Gambar 2.3 Receiver Radar

Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio yang dipantukan dari


permukaan objek. Radar menghasilkan sinyal energi elektromagnetik yang
difokuskan oleh antena dan ditransmisikan ke atmosfer. Benda yang berada dalam
alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut objek, menyebarkan energi
elektromagnetik tersebut. Sebagian dari energi elektromagnetik tersebut
disebarkan kembali ke arah radar. Antena penerima yang biasanya juga antena
pemancar menangkap sebaran balik tersebut dan memasukkannya ke alat yang
disebut receiver. Sedangkan alat pendeteksi konvensional, radar atau
kepanjangannya Radio Detection and Ranging, menggunakan gelombang radio
untuk pendeteksian. Jika gelombang yang dipancarkan mengenai benda (dalam
hal ini adalah pesawat) akan berbalik arah, dan waktu yang diperlukan untuk
kembali lewat alat penerima dapat mengetahui informasi jarak, kecepatan, arah,
dan ketinggian. Ketika kita menggunakan radar, kita pasti ingin mencapai salah
satu dari tiga hal dibawah ini:
1. Mendeteksi kehadiran sebuah objek dari jarak jauh. Umumnya objek
tersebut bergerak, seperti pesawat terbang. Tapi radar juga bisa digunakan
mendeteksi objek-objek yang terkubur di dalam tanah. Dalam beberapa
kasus, radar bisa mengenali tipe pesawat yang dideteksinya.
2. Mendeteksi kecepatan sebuah objek

24

3. Memetakan sesuatu, misalnya orbit satelit dan pesawat ruang angkasa.

2.2.1

Komponen Penyusun Radar

1. Modulator, adalah alat pengendali transmitter dengan menentukan waktu


dan jumlah sinyal yang harus ditransmisikan. komponen ini berfungsi
mengatur pengiriman transmitter sebanyak 500 3000 pulsa setiap
detiknya, tergantung dari pada skala jarak yang sedang digunakan.
2. Transmitter adalah alat yang menghasilkan energi untuk sinyal yang akan
dtransmisikan. Transmitter ( pemancar ) Adalah sebuah osicilator yang
menghasilkan gelombang electromagnetik SHF (Super High Frequensi)
yaitu 3 GHz sampai 10 GHz, bahkan sampai 30 GHz.
3. Antena, memfokuskan energi sinyal untuk dipancarkan ke atmosfer dan
mengumpulkan hasil pantulan kembali dari objek.
4. Duplexer sebagai penghubung antara transmitter dan receiver.
5. Reciver Adalah sebuah jaringan electronic untuk memperkuat signal yang
diterima dalam keadaan lemah, dimodulasikan kembali dan dimunculkan
dalam gambar berupa gema.
6. Indikator. Melalui Cathoda Ray Tube (CRT), echo yang diterima diproses,
disajikan dalam bentuk gambar dilayar radar, layar gambar itu disebut
Pulse Position Indicator (PPI), layar PPI berbentuk lingkaran dengan satu
garis lurus berpusat pada posisi kapal yang berputar sesuai arah antena
radar
7. Main on off switch yaitu digunakan pada saat pertama kali akan
menghidupkan radar dengan menunggu 2 sampai 3 menit, dengan begitu
modulator akan bekerja dan seiring diikuti oleh nyala dan bunyi.
8. Scanner on off yaitu digunakan untuk menggerakan antena scanner on,
selama masih warming up scanner belum on.
9. Standby atau transmit switch. Tombol standby digunakan selama
menunggu high tension atau setelah selesai memakai radar, guna untuk
diistirahatkan sementara. Cara ini sangat baik dan memungkinkan pada
cuaca baik, tetapi jika cuaca buruk atau kapal berlayar menyusuri sungai

26

dan pantai maka posisi tambol tetap pada transmit, agar dapat mendeteksi
situasi keliling.
10. Brilliance atau video control yaitu untuk mengatur gambar agar lebih
jelas, apabila terlalu terang justru mengaburkan gambar.
11. Focus control yaitu untuk mempertajam gambar atau garis dan
mengurangi silau cahaya jika brilliance terlalu terang.
12. Centering (horizontal and vertical shift) control yaitu untuk menggerakan
pusat gambar secara vertical atau horizontal sehingga berada tepat di
pusat lingkaran radar, jika fokus tidak tepat di pusat radar maka arah
baringan maupun arah target tidak teliti lagi.
13. Picture rotate or turn picture control yaitu untuk mengatur arah heading
flash pada baringan relatif atau baringan sejati.
14. Auto trim picture or compass reapet control yaitu digunakan untuk
menggerakan arah heading flash ke tempat yang dikehendaki.
15. Gyro stabilized bearing scale. Pada radar biasanya dilengkapi dengan dua
skala baringan, skala sebelah dalam adalah untuk arah relatif berarti
heading flash menunjuk nol dan skala sebelah luar menunjukan gyro,
sehingga haluan dan baringan sejati dapat dibaca dalam skala ini.
16. Heading marker of switch yaitu digunakan untuk tekanan agar arah
haluan didepan kapal nampak jelas dengan menghilangkan heading flash
sementara, karena dapat kemungkinan target atau perahu tertutup olehnya.
17. Gain yaitu digunakan untuk mengatur dan memperjelas identifikasi
beberapa target serta mengurangi kebisingan.
18. Sensitive Time Control (STC). Pantulan echo dari ujung atau puncak
ombak di laut membuat radar terlalu terang, anti sea clutter berguna untuk
membersihkan gangguan sekitar 4-5 mil. Pemakaian anti sea clutter yang
terlalu besar akan membuat target kecil disekitar kapal ikut hilang dari
layar radar.

2.2.2 Prinsip Kerja Radar


Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak
tersebut didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang

28

elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali


lagi ke sensor. Radar digunakan untuk mendeteksi dan menentukan lokasi suatu
target berdasar karakteristik perambatan gelombang elektromaknit (g.e.m.). Hal
ini dapat dilaksanakan dengan jalan mendeteksi pantulan dari g.e.m dengan
bentuk tertentu, seperti bentuk sinusoidal yang dimodulasi pulsa, setelah g.e.m.
yang semula dipancarkan tersebut dipantulkan kembali oleh target / objek yang
dikenalinya. Dengan cara ini Radar telah meningkatkan kemampuan manusia
untuk mengamati/melihat ligkungannya, terutama secara fisik. Walau demikian
tidak berarti bahwa Radar telah bisa menggantikan fungsi dari mata sebagai panca
untuk melihat, sama sekali tidak. Radar hanya dapat memperpanjang jarak
jangkau dari mata sampai batas tertentu, sehingga manusia dapat melihat apa yang
tidak dapat diamatinya secara langsung dengan mata. Pengertian melihat yang
dilakukan oleh Radar juga tidak sama dengan pengertian melihat pada mata,
karena dalam hal ini Radar tidak dapat misalnya membedakan warna dari
objekyang ditinjaunya. Namun demikian dalam melihat ini Radar punya
kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh mata, yakni kemampuannya utk
menembus kegelapan, kabut ,awan, salju ataupun bahan-bahan tertentu
lainnya.n Satu hal yang paling penting dan patut dicatat adalah kesanggupan
Radar untuk menentukan jarak yang tepat dari suatu target.

BAB III
METODE PENULISAN

30

3.1 Tempat dan Waktu Penulisan


Tempat penulisan karya ini bertempat di Kampus Teknik Elektro dan
Komputer, Bukit Jimbaran. Sedangkan waktu penulisan dilaksanakan pada
tanggal 8Februari 2016 11 Februari 2016.
3.2 Jenis Data
Data yang dipaparkan dalam karya ini adalah data sekunder yang di
dapatkan dari literatur-literatur yang membahas mengenai antena dan
propagasi.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dipaparkan dalam karya ini adalah melalui
studi pustaka, yakni melalui literatur-literatur yang terkait dengan materi
dalam karya ini.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis terhadap data yang dipaparkan dalam karya ini yakni deskriptif
kualitatif yakni mempaparkan seluruh informasi mengenai aplikasi radar pada
pesawat terbang yang dibahas dalam karya ini.
3.5 Teknik Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan karya ini dipaparkan secara deskriptif
kualitatif.

BAB IV
RADAR PADA PESAWAT TERBANG
4.1 Sistem Radar Pada Pesawat Terbang

32

Sistem radar mempunyai tiga komponen utama yakni: Antena, Transmitter


(Pemancar sinyal), Receiver (penerima sinyal)

Gambar 4.1 Alur Proses Radar Pada Pesawat

1. Antena

Antena radar adalah suatu antena reflektor berbentuk parabola yang


menyebarkan energi elektromagnetik dari titik fokusnya dan dicerminkan melalui
permukaan yang berbentuk parabola sebagai berkas sempit (gbr.A). Antena radar
merupakan dwikutub (gbr.B). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk
phased-array yang merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena
dan

kemudian

diteruskan

ke

34

pusat

sistem

radar.

Gambar 4.2 Reflektor antena

2. Pemancar Sinyal (Transmitter)


Transmitter pada sistem radar berfungsi untuk memancarkan gelombang
elektromagnetik melalui reflektor antena agar sinyal objek yang berada pada
daerah tangkapan radar dapat dikenali, umumnya Transmitter mempunyai
bandwidth yang besar dan tenaga yang kuat serta dapat bekerja efisien, dapat
dipercaya, tidak terlalu besar ukurannya dan juga tidak
mudah perawatannya.

Contoh Transmitter berupa tabung :

36

terlalu berat serta

Gambar 4.3 Trasnmitter Tabung

3. Penerima sinyal (Receiver)


Receiver pada sistem radar berfungsi untuk menerima pantulan kembali
gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui
reflektor antena, umumnya Receiver mempunyai kemampuan untuk menyaring
sinyal agar sesuai dengan pendeteksian serta dapat menguatkan sinyal objek yang
lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke signal and data processor
(Pemroses data dan sinyal) serta menampilkan gambarnya di layar monitor
(Display).
4.2 Proses Pengoperasian Radar Pesawat Terbang

Gambar 4.3 Proses Pengoperasian Radar

Radar
elektromagnetik

pada

umumnya

beroperasi

dengan

menyebar

tenaga

terbatas di dalam piringan antena yang bertujuan untuk

38

menangkap sinyal dari benda yang melintas pada daerah tangkapan yang bersudut
20o 40o. Ketika suatu benda masuk dalam daerah tangkapan antena, maka sinyal
yang ditangkap akan diteruskan ke pusat sistem radar dan akan diproses hingga
benda tersebut nantinya akan tampak dalam layar monitor/display.
4.2.1 Pengukuran Jarak

Salah satu cara untuk mengukur jarak suatu benda adalah dengan
mengirimkan gelombang pendek sinyal radio (radiasi elektromagnetik) dan
mengukur waktu yang dibutuhkan untuk refleksi untuk kembali. Jaraknya satu
setengah dari waktu bolak balik (karena sinyal telah melakukan perjalanan ke
target dan kemudian kembali ke penerima) dan kecepatan sinyal. Karena
gelombang radio bergerak pada kecepatan cahaya, pengukuran jarak yang akurat
membutuhkan kinerja perangkat elektronik yang tinggi. Dalam kebanyakan kasus,
penerima tidak mendeteksi kembali sementara sinyal sedang ditransmisikan.
Melalui penggunaan duplexer, radar beralih antara transmisi dan menerima pada
tingkat yang telah ditentukan. Efek yang sama memberlakukan jangkauan
maksimum juga. Untuk memaksimalkan jangkauan, waktu antar pengiriman
sinyal harus diperpanjang, disebut sebagai waktu yang pulsa pengulangan, atau
timbal balik.cara lain pengukuran jarak didasarkan pada modulasi frekuensi.
Frekuensi perbandingan antara dua sinyal jauh lebih akurat, bahkan dengan
peralatan elektronik yang lebih tua, dari timing sinyal. Dengan mengukur
frekuensi dari sinyal kembali dan membandingkan bahwa dengan yang asli,
perbedaan dapat dengan mudah diukur.
Teknik ini dapat digunakan dalam radar gelombang kontinu dan sering ditemukan
di altimeter radar pesawat. Dalam sistem ini "pembawa" sinyal radar frekuensi
modulasi dengan cara diprediksi, biasanya bervariasi atas dan ke bawah dengan
gelombang sinus atau pola gigi gergaji pada frekuensi audio. Sinyal tersebut
kemudian dikirim keluar dari satu antena dan menerima yang lain, biasanya
terletak di bagian bawah pesawat terbang, dan sinyal dapat terus menerus

40

dibandingkan dengan menggunakan frekuensi modulasi beat sederhana yang


menghasilkan nada frekuensi audio dari sinyal kembali dan sebagian dari sinyal
yang ditransmisikan.
4.3 Antena pada Pesawat
Antena pada pesawat diletakan pada bagian hidung pesawat atau sering
disebut Nose Radome. Nose Radome merupakan bagian dari pesawat yang
berfungsi untuk menempatkan antena radar dan untuk melindunginya dari
lingkungan fisik (hujan, angin, es, tekanan aerodinamis) dan harus
disesuaikan dengan aerodinamis dari pesawat. Bagian ini terletak di bagian
terdepan dari pesawat yang tentunya terkena beban mekanik saat pesawat
terbang beroperasi. Nose radome dituntut mempunyai sifat yang kuat, keras
dan mampu untuk mentransmisikan sinyal. Pada umumnya, nose radome
terbuat dari komposit laminasi dan core yang dibuat dengan menggunakan
metode pre-impregnated. (Boeing, 2005). Sifat elektrik pada nose radome
diidentifikasi dengan kemampuan untuk kemampuan meneruskan sinyal dari
antena ke radar yang ada di pesawat terbang dan sebaliknya. Efisiensi transmisi
yang persyaratkan untuk nose radome adalah 75% (Boeing, 2005). Sifat
mekanik dari nose radome ditandai dengan adanya kekuatan ikatan adhesi
(adhesive bonding strength) dari konstruksinya yang berupa laminasi komposit.
Untuk itu, hasil perbaikan dari nose radome ini diharapkan mempunyai
kekuatan ikat yang cukup tinggi sehingga mempunyai ketahanan mekanik yang
kuat.

42

Gambar 1.7 Nose Radome

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang
bebas atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari
ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal listrik me
2. Radar adalah sistem objek-deteksi yang menggunakan gelombang radio
untuk menentukan jangkauan, ketinggian, arah, atau kecepatan objek.
Radar dapat digunakan untuk mendeteksi pesawat, kapal, pesawat ruang
angkasa, peluru kendali, kendaraan bermotor, formasi cuaca, dan medan.
3. Antena pada pesawat terletak pada bagian hidung pesawat atau sering
disebut

Nose

Radome.

Bagian

penyimpanan antena radar pada pesawat

44

ini

berfungsi

sebagai

tempat

46

DAFTAR PUSTAKA
Berry.2014.Teori Dasar Antena. Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/21341987/teori-dasar-antena, teori dasar antenna
pada tanggal 9 Februari 2016
Martin, Geoffrey. 2014. Antena Helix. Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/228238038/Antena-Helix antena helix pada tanggal
10 Februari 2016
Syahputra, Rhobby. 2015.RADAR . Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/218373966/radar pada tanggal 11 Februari 2016
John D. Krous, Antenas,McGraw-Hill Book Company,1988.

Anda mungkin juga menyukai