DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas nikmat kesehatan dan
Kesempatan yang telah diberikan sehingga makalah yang berjudul pembahasan bahan-bahan
semi konduktor dapat selesai tepat waktunya.
Makalah ini kami susun berdasarkan buku-buku yang pernah kami baca,makalah ini dapat
dijadikan acuan bagi teman-teman khususnya kelompok kami dan umummnya bagi kita semua
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
tentunya bersifat membangun demi kelengkapan makalah yang kami susun.
Akhir kata kami ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang menyempatkan
diri membuka dan membaca makalah ini semoga dapat bermanfaat.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR……………………………………………………………………………..............................................2
1.2 Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan ..…5
kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………….………………18
Daftar pustaka……………………………………………………………………………………………………………………………….……..19
3
BAB I PENDAHULUAN
Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu elemen penting yang
akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri . Bahan listrik yang sangat populer
selama ini meliputi konduktor, semikonduktor, dan isolator . Satu lagi yang dikenal dengan
super konduktor , namun masih dalam penelitian intensif para ahli . Ketiga bahan tadi secar
integratif dalam sistem kelistrikan dimanfaatkan secara optimal. Seperti konduktor adalah salah
satu material paling besar yang dipakai dalam penyaluran tenaga listrik baik alumunium maupun
tembaga atau campuran dengan bahan lain.
Suatu bahan dapat berbentuk padat , cair atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa
berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan besdasarkan wujud tersebut dalam
teknik listik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bahan penghantar ( Kondukor )
2. Bahan penyekat ( Isolator )
3. Bahan setengah penghantar ( Semi konduktor )
4. Bahan magnetis
5. Bahan Super konduktor
6. Bahan nuklir
7. Bahan khusus ( bahan untuk pembuat kontak-kontak , untuk sekering, dsb )
Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik , baik berupa
zat padat , cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka di sebut konduktor . Konduktor
yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat
konduktif. Emas , perak , tembaga , alumunium , zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis
semakin besar . jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik , tetapi sangat mahal harganya ,
maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan .
4
BAB II PEMBAHASAN
5
1.4. Karakteristik konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor , yaitu :
1. karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan
kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70
mm berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 C, maka kemampuan maksimal dari
konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang
melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada
suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah
275 A).
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga membutuhkan sifat
mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan penghantar itu sendiri. Selain
masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat ditentukan oleh nilai
ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan
ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah yang
akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam Tembaga dan
Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar lainnya yang memenuhi
nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenis–jenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga merupakan penghantar
yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International
Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya hantar kawat
tembaga yang kemudian dikenal sebagai International Annealed Copper Standard (IACS).
Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses
6
anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan
listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20oC, dinyatakan mempunyai
konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang dicapai dewasa
ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh lebih tinggi jika
dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa
mencapai diatas 100% IACS.
Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar kawat
tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC grade atau seri
AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 – 61.8% IACS, tergantung pada
kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan aluminium seri
AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang
dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis
All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu lainnya yang
juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat – sifat atau kondisi berikut ini,
yaitu:
a.komposisi kimia.
b.sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
c. sifat bending
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.
7
a) Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar
itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya
dengan luas penampang 1mm2 pada temperatur200C dinamakan hambatan jenis. Besarnya
hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
R= ρl/A
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm (Ω)
ρ : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2
b) Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila
terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut
jika temperatur suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui
dengan persamaan ;
R = R0 { 1 + α (t – t0)},
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu
T : temperatur suhu akhir, dalam 0C
t0 : temperatur suhu awal, dalam 0C
α : koefisien temperatur tahanan
8
nilai tahanan jenis , berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat pada
tabel 6.1
Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena tenbaga
merupakan bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena
banyak terdapat dimana-mana . Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai
9
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar , hal ini dengan pertimbangan sangat
berlimpah dan harganya menjadi lebih murah .
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan logam
yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-
motoris termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya elektro-motoris termo
dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan tegangan dapat menyimpang
meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang dibangkitkan tergantung pada sifat-
sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan perbedaan temperaturnya. Daya
elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut dengan daya elektro-
motoris termo.
10
Tembaga dan Alumunium. Beberapa bahan penghantar yang masih ada dan relevasinya ,antara
lain :
a. Alumunium
b. Tembaga
c. Baja
d. Wolfram
e. Molibdenum
f. Platina
g. Air raksa
h. Bahan-bahan resistivitas tinggi
i. Timah hitam
a. Alumunium
Alumunium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3 , titik leleh 658 0C dan tidak
korosif .Daya hantar alumunium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira- kira 61,4 % daya hantar
tembaga .alumunium mempunyai bentuk yang lunak , kekuatan tariknya hanya 9 km/mm2.
Untuk itu jika alumunium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu
diperkuat dengan baja atau paduan Alumunium. Penggunaan yang demikian misalnya pada :
ACSR (Alumunium Conductor Steel Reinforced ). Kontuksi penghantar dari alumunium dan
baja dapat dilihat pada gambar 6.1
Penggunaan alumunium yang lain adalah untuk bustar , dan karena alasan tertentu misalnya
ekonomi, maka dibuat penghantar alumu nium yang berisolasi , seperti : ACSR – OW . Menurut
ASA (american Standart Association ), paduan alumunium diberi tanda seperti pada tabel berikut
:
11
Tabel 6.1 penandaan Paduan Alumunium
b. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 mm2/m pada suhu 20 oC.
Koefisien suhu tembaga 0,004 per oC . Kurva resistivitas tembaga terhadap suhu tidak linier
seperti ditunjuksan pada gambar 6.2
12
Gambar 6.2 Kurva resistivitas tembaga sebagai fungsi dari suhu
Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar,
misalnya : kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGbY), busbar,
lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac, dan lain-lain. Tembaga mempunyai
ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada suhu 200C adalah
8,96 g/cm3, titik beku 10830C. Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisar antara 20
hingga 40 kg/mm2, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga
diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel. Cara memperkecil
penampang batang tembaga menjadi kawat dengan menggunakan penarik
tembaga seperti gambar 6.3.
13
lenting. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel. Agar tembaga
menjadi lunak kembali perlu diadakan pemanasan. Namun harus diusahakanselama proses
penarikan tidak terjadi oksidasi. Setelah proses pemanasan selesai, maka proses pembuatan
kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai. Untuk penghantar yang penampangnya lebih kecil dari
16 mm2 digunakan penghantar pejal, sedangkan untuk penghantar yang penampangnya > 16
mm2 digunakan penghantar serabut yang dipilin.Pemberian isolasi pada kawat berisolasi seperti
ditunjukkan pada gambar 6.4.
Kawat dari gulungan A ditarik melalui alat ekstrusi B . selanjutnya pvc yang keluar dari C
didinginkan pada bak pendingin D. Keluar dari D kawat yang sudah terisolasi diuji dengan
pengujian cetusan (spark testing) E, ditarik dengan penarik F dan selanjutnya digulung dengan
penggulung G.
c. Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Berdasarkan campuran
karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu : baja dengan kadar karbon rendah ( 0
– 25 %), baja dengan kadar karbon menengah (0,25 –0,55 %), dan baja dengan kadar karbon
tinggi ( di atas 0,55 %). Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu :
tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi baja dalam hal ini
adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng.
14
Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan
pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal (berbeda dengan termal bimetal pada
pengaman) seperti gambar 6.5.
15
e. Molibdenum
Sifat logam ini mirip dengan wolfram, begitu pula cara mendapatkannya. Molibdenum
mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 26200C, titik didih 37000C, ? = 53. 10– 7 per 0 C,
resistivitasnya 0,048 ? .mm2/m, koefisien suhu 0,0047 per 0 C. Penggunaan Molibdenum, antara
lain : tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang
kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan
korosi, dan bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.
f. Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit
terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g/cm3,
titik leleh 17750C, titik didih 45300C, ? = 9. 10– 6 per 0 C, resistivitasnya 0,1 ? .mm2/m,
koefisien suhu 0,00307 per 0 C. Platina dapat dibentuk menjadi filament yang tipis dan batang
yang tipis-tipis.
Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas pada
laboratorium tentang oven atau tungku pembakar yang memerlukan suhu tinggi yaitu di atas
13000C, untuk termokopel platina-rhodium (bekerja di atas 16000C), platina dengan diameter + 1
mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif
lainnya, dan untuk bahan potensiometer. Berikut adalah tabel konstanta untuk bahan penghantar.
g. Air Raksa
Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu kamar.Resistivitasnya 0,95 ?
.mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per 0 C. Pada pemanasan diudara air raksa sangat mudah terjadi
oksidasi. Air raksa dan campurannya khusus uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa
antara lain : gas pengisi tabung elektronik, penghubung pada sakelar air raksa, cairan pada
pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat.
Logan lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik, antara lain : tantalum dan niobium.
Tantalum dan niobium yang dipadukan dengan aluminium banyak digunakan sebagai kapasitor
elektrolitik.
h. Bahan-Bahan resistivitas Tinggi
Bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan resistansi yang
besar agar bila dialiri arus listrik akan terjadi penurunan tegangan yang besar. Contoh
penggunaan bahan resistivitas tinggi antara lain : pada pemanas listrik, rheostat dan resistor.
Bahan -bahan ini harus mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada
suhu tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi oksidasi dan meleleh.
16
Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain : konstantan, manganin, nikron dan
fechral yang komposisinya ditunjukkan pada tabel 6.3.
Tabel 6.3 Bahan Resistivitas Tinggi
i. Timah Hitam
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak, meleleh pada suhu 3270C,
titik didih 15600C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk, yang merupakan bahan yang
tahan korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5 m/? .mm2. Pemakaian timah hitam pada teknik
listrik antara lain : sel akumulator, selubung kabel tanah, disamping digunakan sebagai pelindung
pada industri nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat
sisa asam. Untuk pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada tempat tersebut
diperlukan pelindungan tambahan. Kapur basah, air laut, dan semen baah dapat bereaksi dengan
timah hitam. Itulah sebabnya disamping timah hitam sebagai pelidung kabel tanah, juga
digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat,
dan lebih tahan getaran. Tetapi bahan ini adalah lebih mudah korosi dan mengandung racun.
17
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN :
Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat
padat , cair atau gas . Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.
Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik . bahan ini mempunyai daya hantar
listrik ( Elecrical Conductivity ) yang besar dan tahanan listrik ( Electrikal Resistance ) kecil.
Pada saat ini, logam tembaga dan Alumunium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Untuk mengenal bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor kita harus mengetahui jenis bahan
konduktor , kriteria konduktor dan sifat-sifat bahan konduktor . agar dalam penggunaannya tepat
sehingga tidak menimbulkan kerugian atau bahaya dalam penggunaannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/penghantar listrik
http://id.wikipedia.org/wiki/konduktor panas
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/09/konduktor.html
http://ilmu-elektronika.co.ii/index.php/komponen-elektronika/ bahan-bahan-listrik.html
19