Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KIMIA

KONDUKTOR, ISOLATOR, SEMI KONDUKTOR,


SERAT OPTIK DAN MAGNET

Disusun Oleh:

Nama: Angga Giovanny Taqy


NIM : 2270021003
Kelas : P2K Teknik Elektro
Dosen : Delpima Suhita, S.Pd., MPd

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
2022
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..............................................................................................................................ii


Konduktor ...........................................................................................................................1
A. Definisi Konduktor ........................................................................................................1
B. Syarat Bahan Konduktor ..............................................................................................1
C. Klasifikasi Konduktor ..................................................................................................2
D. Karakteristik Konduktor ..............................................................................................4
Isolator .................................................................................................................................5
A. Definisi Isolator ..............................................................................................................5
B. Macam-macam Isolator ................................................................................................5
Semikonduktor ....................................................................................................................9
A. Struktur Atom Semikonduktor ....................................................................................9
B. Pita Energi .................................................................................................................... 10
C. Jenis-jenis Semikonduktor .......................................................................................... 13
D. Aplikasi Semikonduktor .............................................................................................. 20
Serat Optik ......................................................................................................................... 22
A. Definisi Serat Optik ..................................................................................................... 22
B. Sumber Serat Optik ..................................................................................................... 22
C. Pengkopel Kanal .......................................................................................................... 23
D. Bagian Serat Optik ...................................................................................................... 23
E. Keunggulan Serat Optik ............................................................................................. 24
F. Kerugian Serat Optik .................................................................................................. 25
G. Detektor Serat Optik ................................................................................................... 25
H. Aplikasi ......................................................................................................................... 26
Magnet ................................................................................................................................ 27
A. Definisi Magnet ............................................................................................................ 27
B. Jenis-jenis Magnet ....................................................................................................... 27
C. Fenomena Elektromagnetik ........................................................................................ 31
D. Kegunaan Magnet ........................................................................................................ 32
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 34

ii
KONDUKTOR

A. Definisi Konduktor / Penghantar


Penghantar adalah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang dapat
mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik yang lain. Penghantar dapat berupa kabel
(penghantar dengan selubung isolasi) atau kawat (Penghantar tanpa isolasi).

Kawat (Tanpa selubung)


Kabel (Dengan selubung isolator)

Dalam kehidupan sehari hari, penghantar dapat dijumpai sebagai material untuk
penghubung antara sumber tenaga listrik dengan bebannya, atau penghantar ini berada di
dalam rangkaian suatu komponen beban. Contoh konduktor yg sangat baik adalah emas,
akan tetapi karena harganya yang begitu mahal, maka penghantar yg umumnya digunakan
adalah tambaga dan aluminium untuk menghemat biaya.
Ketahanan Konduktor yang diberikan tergantung dari bahan atau material yang
digunakan terbuat dari apa serta berapa ukurannya karena untuk bahan tertentu, resistansi
akan berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Contohnya bisa dilihat didalam
kawat tembaga yg tebal memiliki resistansi lebih rendah dari pada kawat tembaga yang
tipis, dan juga untuk resisten sebanding dengan panjang. Contohnya kawat tembaga yg
lebih panjang ketahanannya lebih tinggi dari pada kawat tembaga yang pendek.
B. Syarat Bahan Konduktor
Syarat yang harus dipenuhi oleh bahan konduktor antara lain:
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Koefisien muai panjangnya kecil.
3. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) nya cukup besar.
Jika Konduktifitas suatu bahan konduktor memiliki nilai besar, maka bahan konduktor
tersebut memiiki nilai penghantaran yang besar. Namun sebaliknya jika bahan konduktor
memiliki nilai konduktifitas rendah, maka dia memiliki nilai penghantaran rendah juga.
Sedangkan dari sisi tinjauan muai panjang, maka bahan konduktor yang memiiki nilai muai
panjang yang kecil maka akan memiliki daya hantar yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan bahan konduktor yang memiliki nilai muai panjang yang besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor:

1
1. Logam biasa, seperti: tembaga, alumunium dan besi.
2. Logam campuran (alloy) yaitu logam dari tembaga atau alumunium yang dicampur
dengan jumlah tertentu dari logam jenis lain untuk meningkatkan kekuatan
mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua atau lebih jenis logam yang dipadukan dengan
cara kompresi, peleburan (melting) atau pengelasan (welding).
Tiga bahan tersebut sangat sering dijumpai dilapangan, masing – masing mempunyai
karakteristik yang berbeda. Kapan menggunakan murni logam biasa, kapan dilakukan
pencampuran dan kapan dilakukan komposit itu tergantung peruntukan bahan konduktor
tersebut dipasang, maupun medan yang akan dilalui oleh bahan konduktor tersebut.
C. Klasifikasi Konduktor
Untuk lebih mengenal konduktor, maka konduktor diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Klasifikasi Konduktor menurut Bahannya
a. Kawat Logam Biasa, baik dengan bahan tembaga, aluminium atau lainnya. sebagai
contoh:
 BCC (Bare Copper Conductor)
Konduktor dengan inti Baja. Ini biasa dipakai untuk
kabel Grounding. Sebagai Down Conductor dan
penghantar yang masuk dari Bar Plate ke Copper Rod
BCC (Bare Copper Conductor)
atau Copper Plate.

 AAC (All Aluminium Conductor)


Konduktor aluminium.
AAC (All Aluminium Conductor)

b. Kawat Logam Campuran (Alloy). Contoh: AAAC (All Aluminium Alloy Conductor)
– Konduktor Campuran Aluminium.

AAAC (All Aluminium Alloy Conductor)

2
c. Kawat Paduan Logam (Composite), contoh: Kawat Baja Berlapis Tembaga (Copper
Clad Steel).

Copper Clad Steel


d. Kawat Lilit Campuran (Alloy), yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari 2 jenis logam
atau lebih. Contoh: ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced) untuk penghantar
sutet dengan jarak bentang jauh.

ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced)


2. Klasifikasi Konduktor menurut Konstruksinya
Menurut konstruksinya konduktor dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Kawat Padat (Solid Wire) berpenampang bulat.
Kawat padat adalah kawat yang tidak memiiki rongga. Berpenampang kecil sampai
yang paling besar sekitar 50 mm2. Kawat ini lebih kaku bila dibandingkan dengan
kawat berlilit. Dari sisi kemampuan hantar arus tipe kawat padat ini memiliki
kemampuan hantar yang lebih kecil pada diameter yang sama jika dibandingkan dengan
kawat berlilit.
b. Kawat Berlilit (Stranded Wire) terdiri dari 7 sampai 61 kawat yang dililit menjadi satu.
Kawat berlilit banyak digunakan mulai dengan ukuran penampang kecil sampai besar.
Untuk proses instalasi penghantar jika menggunakan kawat berlilit maka akan lebih
mudah dilakukan, jika dibandingkan dengan proses instalasi Kawat pejal.
c. Kawat Berongga (Hollow Conductor) adalah kawat berongga yang dibuat utnuk
mendapatkan diameter yang besar. kawat berongga, ini bisa dijumpai pada kawat
bidang telekomunikasi atau untuk sound system. Kawat ini mempunyai keistimewaan
pada daya tembus medan elektromagnet.

Hollow Conductor

3
3. Klasifikasi Konduktor menurut Isolasinya
Klasifikasi Konduktor menurut isolasinya adalah klasifikasi berdasarkan pembungkus
– pembungkus yang terpasang pada konduktor. Klasifikasi konduktor menurut
isolasinya adalah sebagai berikut:
a. Konduktor Telanjang.
Konduktor telanjang dimaksud adalan konduktor yang
tidak memiliki pelapis isolator yang melingkupi
konduktornya.
Kabel Telanjang

b. Konduktor Berisolasi, Contoh kabel twisted dan kabel NYY


Konduktor Berisolasi adalah konduktor yang memiliki selubung atau isolasi yang
melingkupi konduktornya.

Kabel Berselubung Kabel Twisted 2 pair

D. Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu: dari tinjauan Mekanis dan dari tinjauan
Elektris. Adapun penjelasan masing masing karakter itu sebagai berikut:
1. Tinjauan Kekuatan Mekanik
Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang
menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, untuk
konduktor 70 mm berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 C, maka kemampuan
maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. Tinjauan Kekuatan Listrik
Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap
arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10: 1991, untuk konduktor 70 mm2
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari
konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).

4
ISOLATOR

A. Definisi Isolator
Pengertian Isolator adalah bahan yang tidak dapat atau sulit untuk melakukan
perpindahan muatan listrik, atau secara umum isolator adalah penghambat aliran listrik.
Fungsi Isolator yg lainnya ialah sebagai penopang beban ataupun pemisah antara konduktor
tanpa membuat adanya aliran arus yang mengalir keluar atau antara konduktor. Alat ini
juga sering digunakan sebagai alat yg digunakan utk menyangga kabel transmisi listrik
yang terdapat pada tiang listrik.
Bahan isolator sendiri tidak ada yang sempurna, karena isolator masih membawa
sejumlah muatan kecil mobile atau pembawa muatan yang dapat dibawa saat arus listrik
mengalir. Hal tersebut menjadikan semua isolator menjadi konduktif secara elektrik pada
saat voltase cukup besar digunakan, sehingga medan listrik akan mengalirkan air dari atom
dan hal ini dikenal juga dengan sebutan Breakdown Isolator.
Beberapa contoh isolator yg baik itu sendiri diantaranya ialah kertas, kaca, ataupun
teflon. Sedangkan beberapa contoh bahan isolator lainnya yang masih cukup bagus
digunakan sebagai isolator diantaranya adalah karet dan plastik. Bahan – bahan isolator
tersebut dipilih menjadi
isolator kabel karena lebih mudah untuk diproses serta dibentuk, akan tetapi masih dapat
digunakan sebagai penyumbat aliran listrik untuk voltase menengah (kurang lebih mampu
menahan ratusan atau ribuan volt).
Fungsi Isolator sendiri yg paling utama ialah untuk menghindari sengatan listrik,
hubungan arus pendek, dan juga menghindari bahaya kebakaran yang dikarenakan kabel
saling bersentuhan dan menghasilkan sambungan silang. Oleh karena itu harus dipasang
isolator pada bagian tengah berongga pada kabel untuk mencegah terjadinya pantulan
gelombang EM yang nantinya dapat menyebabkan kejutan manusia ataupun bahaya
sengatan listrik pada tegangan yang lebih tinggi dari 60 volt.
B. Macam – Macam Isolator
Isolator yang ada di pasaran, memiliki beebrapa jenis bahan pembuatnya antara lain ada
yang terbuat dari karet, dari kertas, dari XLPE dan jenis jenis yang lain. Penjelasan dari
masing-masing bahan pembuat isolasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kabel Selubung Karet (Ecicables)
Yaitu jenis isolasi kabel yang terbuat dari karet, dimana isolasi yang terbuat dari bahan
karet ini memiliki sifat – sifat sebagai berikut:
5
a. Karet organik bersifat organik.
b. Ketika dipergunakan cepat menjadi kaaku dan rapuh.
c. Kalau sudah berusia lama dan mengalami keretakan, maka hilang
sifat isolasinya.
d. Lebih baik mempergunakan karet sysntetis, daripada menggunakan
karet organik.
e. Karet sintetis leih fleksibel dan meiliki ketahanan yang lebih baik.
f. Karet sintetis ini dapat dipakai pada temperatur 600C sampai 1800C,
Isolator konduktor dengan
tergantung dari campuran bahan pembuatnya. bahan karet

2. Kabel Dengan Selubung Kertas


Kabel dengan selubung kertas ini biasa dipergunakan pada saat lalu. Saat ini sudah
jarang dipergunakan. Isolasi kertas ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Isolasi kertas ini memiliki nilai isolasi yang baik, kecuali jika basah.
b. Kertas memiliki sifat Higroskopis, yaitu menyerap kelembapan di sekitarnya (Tidak
boleh kontak langsung dengan udara).
c. Kertas harus dilapisi dengan bahan penahan yang umumnya adalah timah, dikenal
dengan sebutan PILC (Paper Insulated Lead Covered).
d. PILC biasa dipakai untuk kondisi yang berat.
e. Selubung kertas dicampurkan minyak atau bahan tahan serap agar Penyambungan
kabel ini diperlukan metode khusus agar tetap terisolasi dengan baik.
f. Kekurangannya kabe berisolasi kertas ini sangat berat, sehingga PVC dan XLPE lebih
banyak dipakai.

Kabel Berisolasi Kertas

3. Kabel Dengan Selubung PVC (Polivinyl Chloride).


Kabel dengan isolasi PVC ini sangat banyak dijumpai di lapangan. Dikarenakan
bahannya yang kuat, nilai iresivitasnya yang cukup tinggi dan temperatur kerjanya juga
cukup tinggi. Karakteristik isolasi PVC ini adalah sebagai berikut:
a. Mudah digunakan dan tahan terhadap minyak dan bahan kimia lain.

6
b. Bila terbakar, maka PVC akan menghasilkan asap tebal dikarenakan emngandung
gas Chlorida hydrogen korosif.
c. PVC ini tidak oleh digunakna pada suhu kurang dari 50 C. Walau ada jenis PVC
khusus yang bekerja pada suhu -200 C.
d. Bila terkena suhu tinggi maka PVC akan meleleh.
e. PVC tidak meleleh pada suhu 700C, walau tersedia juga PVC yang aman sampai
suhu 850 C.
f. Pancaran sinar ultra violet yang terus menerus diarahkan ke PVC akan
menyebabkan PVC menjadi kaku dan rapuh.

Kabel berisolasi PVC

4. Kabel Dengan Thermosetting (XLPE – Gross-Linked Polyethylene)


Kabel dengan isolasi XLPE ini sangat banyak dijumpai dipasaran, dan banyak juga di
pakai di lapangan. Karakteristik dari kabel XLPE ini adalah sebagai berikut:
a. XLPE adalah campuran thermoset.
b. Sifat lebih baik dari PVC.
c. XLPE dipakai pada tegangan menengah sampai tegangan tinggi.
d. Lebih aha terhadap perubahan sifat pada suhu tinggi daripada PVC.
e. Dalam beberapa aplikasi juga menggantikan isolasi jenis PILC (paper insulated lead
covered).
f. XLPE ini bsa bertahan pada suhu 900C, dimana bias meningkatkan kapasitas arus,
khususnya bila suhu lingkungan sangat tinggi.

Kabel dengan isolasi XLPE

7
5. Kabel Dengan LSF (Low Smoke and Fume)
Kabel dengan LSF (Low Smoke and Fume) ini adalah kabel yang jika terbakar akan
mempunyai asap dan emisi gas korosif yang sedikit. Hal ini berlawanan dengan sifat
isolasi PVC. Isolasi LSF ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Jika terbakar maka memiliki sedikit asap.
b. Umumnya dipergunakan sebagau campuran selubung XLPE atau LSF.
c. LSF ini dipergunakan untuk kabel yang berposisi di daerah yang memiliki
kemungkinan kebakaran yang tinggi. Sehingga jika menggunakan LSF maka kabel
akan lebih aman.

Kabel dengan isolasi LSF

6. Mineral (Magnesium Oksida)


Kabel jenis ini menggunakan isolasi dengan pembungkus tembaga. Kabel ini berfungsi
untuk dioperaionalkan pada tempat tempat bertemperatur tinggi dan tahan api. Adapun
karakteristikya adalah sebagai berikut:
a. Isolasi dilapisi dengan selubung tembaga.
b. Tahan api dan bisa tahan sampaip temperataur 2500C.
c. Sepenuhnya in organik.
d. Kabel ini mempunyai diameter yang kecil dengan kekuatan mekanis yang bagus,
tahan air, tahan korosi dan tahan pulsa elektromagnetik, lentur dan tahan korosi.
e. Dalam kasus tertentu, selubung tembaga bias mengalami korosi, maka digunakan
LSF untuk melindunginya yanag akan mengurangi suhu kerja.
f. Untuk mencegah masuknya kelembapan, maka digunakan seal khusus pada
potongan kabel.
g. Jika diinginkan kabel memiliki kemampuan untuk mengurangi efek
elektromagnetis bisa ditambahkan mineral khusus pada inti logam.

8
Kabel Mineral (Magnesium Oksida)
SEMIKONDUKTOR

A. Definisi Semikonduktor
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Semikonduktor ini memiliki hambatan jenis diantara 10-6 - 104 Ωm.
Pada 1950-an, produksi perangkat semikonduktor terutama menggunakan bahan kristal
tunggal germanium. Pada 1960-an, karena kinerja bahan kristal tunggal silikon jauh
melampaui germanium, silikon semikonduktor telah banyak digunakan, dan silikon telah
mendominasi bahan semikonduktor.
Dengan karakteristik yang sangat baik dari silikon dan germanium yang dapat
beroperasi pada suhu dan frekuensi tinggi, ia juga memiliki celah pita yang lebih besar dan
mobilitas elektron, dan cocok untuk pembuatan perangkat efek tubuh gelombang mikro,
efisiensi tinggi memancarkan cahaya inframerah dioda, dan laser semikonduktor. Gallium
arsenide adalah bahan semikonduktor yang menjanjikan.
Gallium ditemukan oleh ahli kimia Prancis Paul E. Lecoq de Boisbaudran melalui
sebuah spektroskop pada tahun 1875 di Paris. Ciri khasnya sekarang (dua garis ungu)
mengidentifikasinya sebagai elemen baru.
De Boisbaudran mengekstraksi gallium dalam contoh pertama dari biji seng blende dari
Pyrenees dan awalnya diperoleh hanya 0,65 gram dari 430 kilogram biji. Dia mengisolasi
galium dengan elektrolisis hidroksidanya dalam larutan kalium hidroksida. Asal namanya
berasal dari kata Latin ‘Gallia’, yang berarti Prancis.
Gallium adalah logam lembut keperakan, seperti kaca. Ia berada dekat dengan non-
logam dalam tabel periodik dan sifat metaliknya tidak sama persis dengan logam lainnya.
Galium padat rapuh dan merupakan konduktor listrik yang lebih buruk daripada timbal.
Pecahan logam padat ini membentuk conchoidal. (seperti cangkang, permukaan yang retak
melengkung seperti cangkang laut.)
B. Struktur Atom Semikonduktor
Atom dibentuk oleh 3 partikel bebas, yaitu elekron (bermuatan negatif), proton
(bermuatan positif), dan neutron (netral). Proton dan neutron menempati inti, sedang
electron berada pada sel-sel mengelilingi inti. Sifat suatu material ditentukan oleh jumlah
elektron pada sel terluarnya. Atom semikonduktor memiliki 4 elektron pada sel terluarnya.

9
Atom-atom semikonduktor dalam bentuk padatan tersusun secara teratur mengikuti
pola tertentu yang disebut kristal atau struktur latis (lattice structure). Atom paling stabil
bila memiliki 8 elektron pada sel terluar atau 2 elektron pada sel terluar bila atom hanya
memiliki 1 sel. Elektron yang menempati sel terluar disebut juga elektron valensi. Dalam
kristal silikon/germanium murni, agar memiliki konfigurasi elektron yang stabil, atom-
atomnya akan cenderung saling meminjamkan elektronnya membentuk suatu ikatan yang
disebut ikatan kovalen.
Dari gambar tersebut maka atom semikonduktor memiliki ciri-ciri:
a. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron.
b. Ikatan kovalen adalah ikatan dimana
elektron tidak dapat berpindah dari satu
inti ke inti atom yang lainnya atau
disebut juga sebagai isolator.
c. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan
kovalen yang lepas karena energi panas
sehingga elektron terlepas tetapi tidak
banyak, untuk itu diperlukan doping. Elemen Semikonduktor pada Tabel Periodik

C. Pita Energi
Pada pembahasan sebelumnya diketahui bahwa atom terdiri dari inti dan elektron –
elektron, dimana inti terdiri dari neutron dan proton. Elektron ini berada pada kulit atom
memiliki tingkatan energi masing – masing, sehingga hal iniakan menyebabkan elektron
itu berada pada lintasan nya. Demikian juga terjadi pada kristal, kristal memiliki tingkat
energi yang dapat digambarkan dengan cara yang sama dengan atom tunggal. Interaksiantar
atom pada kristal hanya terjadi pada elektron di kulit terluar (elektron valensi), sehingga
tingkat energi untuk elektron pada kulit bagian dalam tidak berubah.

10
Suatu tingkatan energi tidak boleh terdapat lebih dari satu elektron pada keadaan yang
sama, hal ini dijelaskan pada azas Pauli. Apabila terdapat lebih dari satu elektron pada
keadaan yang sama, akan terjadi pergeseran tingkat energi, sehingga tidak pernah terjadi
tingkat-tingkat energi yang bertindihan. Kumpulan garis pada tingkat energy yang sama
akan saling berhimpit dan membentuk suatu pita yang disebut sebagai pita energi.
Pada sebuah atom tunggal elektron-elektronnya hanya boleh menempati tingkat-tingkat
energi tertentu. Sedangkan untuk kristal yang memiliki atom yang tersusun secara periodik
dan teratur sehingga atom-atomnya saling berdekatan. Hal ini yang menyebabkan elektro-
elektron yangberada pada kulit terluar (elektron valensi) akan saling berinteraksi sehingga
tingkat-tingkat energinya akan saling berhimpit dan dianggap membentuk suatu pita energi.
Jenis-Jenis Pita Energi
Secara umum, pita energi ini akan terbagi menjadi 2 daerah besar, yaitu daerah pita
valensi (Valence Band) dan pita konduksi (Conduction Band). Atom-atom pada daerah pita
valensi terikat sangat erat dengan inti atom, sedangkan atom-atom pada daerah pita
konduksi mudah sekali terlepas dari inti atom. Pada umumnya, antara pita valensi dan pita
konduksi memiliki jarak tertentu yang dikenal dengan istilah celah energi. Berdasarkan
celah energi inilah sifat-sifat material dapat dibedakan.

Berdasarkan celah energinya suatu material dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Konduktor
Bahan yang bersifat konduktor ini biasaya berupa material logam dimana celah
energinya saling tumpang tindih (overlap) sehingga atom-atom dari pita valensi ini
sangat mudah berpindah ke pita konduksi. Hal inilah yangmenyebabkan logam
memiliki sifat konduktif (dapat menghantarkan arus listrik), dimana konduktivitas
listriknya ≥ 105σ/ m. Gambar dibawah ini mengilustrasikan pita energi dan celah energi
pada konduktor.

11
Pita Energi Konduktor

b. Isolator
Untuk material-material non-logam ini biasanya memiliki celah energy yang berjauhan
sehingga atom-atom sulit untuk bergerak kearah pita konduksi. Sehingga material-
material jenis ini memiliki sifat sulit untuk untukmenghantarkan listrik atau isolator,
dimana untuk bahan/material jenis ini konduktivitasnya 105σ-/ m. Berikut adalah
gambar pita dan celah energi untuk Ω material isolator.

Pita Energi Isolator


c. Semikonduktor
Semikonduktor terdapat beberapa bahan/material yang memiliki celah energi yang
berdekatan. Oleh karena itu, pada kondisi normal atom-atom sulit bergerak ke daerah
pita konduksi sehingga bersifat isolator. Tetapi jika diberi sedikit tambahan energi,
atom-atom tersebut dapat bergerak ke daerah pita konduksi sehingga menjadi bersifat
konduktor. Untuk material/bahan jenis ini memiliki konduktifitas listrik sebesar 10-5/
m ≤ ≥10Ω σ5/ m. Karena sifatnya yang demikian, bahan/material tersebut dikenal
sebagai semikonduktor. Gambar dibawah ini menunjukkan ilustrasi dari pita energi dan
celah energi yang dimiliki oleh bahan semikonduktor.

Pita Energi Semikonduktor

12
Material-material yang telah disebutkan sebelumnya, memiliki daya hantar
(konduktifitas) listrik yang berbeda-beda. Untuk dapat menerangkan sifat daya hantar
listrik zat padat diperlukan sebuah model. Model yang dikembangkan adalah model
elektron bebas terkuantisasi, namun pada model ini tidak dapat menjelaskan rentang
nilai konduktivitas listrik dari zat padat yang lebar. Pada model ini potensial dari gugus
ion diabaikan (V = 0). Model yang kedua adalah model pita energi, dimana model ini
dapat menjelaskan rentang nilai konduktivitas listrik dari zat padat yang lebar.
Semikonduktor dibandingkan Konduktor dan Isolator dengan Tinjauan Pita
Energinya

Elektrovalensi Semikonduktor

Nilai Hambatan Jenis Dan Koefisien Muai Semi


Konduktor

D. Jenis – Jenis Semikonduktor


1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor Intrinsik dibuat tanpa menambahkan atom-atom impuritas,
sehingga jumlah elektron sama dengan jumlah lubang (hole) yang ditinggalkan electron
ketika elektron bergerak dan energi tambahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
konduktivitasnya relatif besar. Material semikonduktor yang paling umum digunakan
adalah silikon (Si) dan germanium (Ge), dan diantara keduanya silikon lebih banyak
digunakan karena lebih murah dan lebih mudah didapatkan.
1.1 Germanium
Germanium murni adalah metaloid yang bersifat keras, getas, berkilau, dan
berwarna putih abu-abu. Unsur ini memiliki sifat kimia dan fisika mirip silikon.
13
Germanium stabil di udara dan air, serta tidak berpengaruh oleh asam dan basa,
kecuali asam nitrat. Germanium tidak tersedia banyak di alam. Bijih germanium
termasuk langka. Bijih yang paling umum ditemukan adalah germanite yang
merupakan tembaga besi germanium sulfida dengan kandungan sekitar 8%
germanium. Germanium tersebar di bijih logam lain, seperti seng, sehingga
germanium terutama diperoleh sebagai produk sampingan dari pengolahan
berbagai bijih logam lain.
a. Penggunaan Germanium
Germanium merupakan semikonduktor penting yang terutama
digunakan dalam transistor dan sirkuit terpadu. Germanium juga mampu
membentuk berbagai senyawa. Germanium oksida bisa ditambahkan ke kaca
untuk meningkatkan indeks bias yang digunakan dalam lensa wide-angle dan
perangkat inframerah. Detektor Kristal germanium lazim digunakan untuk
mengidentifikasi sumber-sumber radiasi dan banyak digunanakan di berbagai
bandara.
b. Efek Kesehatan Germanium
Manusia diperkirakan mengkonsumsi germanium sekitar 1 mg/hari dari
makanan dan minuman. Terdapat klaim bahwa germanium bermanfaat bagi
kesehatan, namun klaim ini belum pernah dibuktikan secara ilmiah. Asupan
tinggi germanium dipercaya meningkatkan system kekebalan tubuh,
meningkatkan pasokan oksigen tubuh, serta menghancurkan radikal bebas.
Germanium hidrida dan germanium tetrahidrida sangat mudah terbakar dan
meledak bahkan hanya dengan terpapar udara. Terpapar oleh senyawa tersebut
bisa memicu berbagai keluhan seperti iritasi mata, kulit, dan saluran
pernapasan. Substansi ini juga menyebabkan efek pada darah dengan
mengakibatkan lesi sel darah.
c. Dampak Lingkungan Germanium
Gas germanium lebih berat daripada udara dan jika terbebas dalam
konsentrasi tinggi berpotensi menimbulkan ledakan. Sebagai logam berat,
germanium dianggap memiliki berbagai dampak negatif pada ekosistem
perairan.
1.2 Silikon
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam table periodik yang memiliki lambang
Si dan nomor atom 14. Silikon merupakan unsur periode ketiga yang paling banyak
14
terdapat di alam. 28% dari massa kulit bumi mengandung silikon. Silikon adalah
unsur kedua yang paling berlimpah di kerak bumi, setelah oksigen.
Silikon membentuk 28% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur
terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam. Silikon
terdapat dalam bentuk senyawa oksida silika SiO2, dan mineral yang disebut
silikat. Kristal SiO2 murni mudah kita jumpai yang dikenal dengan nama pasir atau
kuarsa, sedangkan Kristal SiO2 yang tidak murni (dengan runutan bahan kotoran,
di antaranya adalah agata (akik), oniks, opal, batu kecubung (ametis), dan flint.
Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mica, dsb merupakan contoh
beberapa mineral silikat.
a. Sifat Kimia Silikon
Silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu
senyawa silikon dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida
(SiO2) yang terdapat dalam pasir, melalui reaksi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
Silikon murni berstruktur seperti Intan (tetrahedral) sehingga sangat keras dan
tidak menghantarkan listrik jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti
alumunium (Al) atau boron (B). Silikon bersifat semikonduktor (sedikit
menghantarkan listrik), yang diperlukan dalam berbagai peralatan elektronik,
seperti kalkulator dan komputer.
Itulah sebabnya silikon merupakan zat yang sangat penting dalam dunia
modern. Untuk itu dibutuhkan silikon yang kemurniannya sangat tinggi dan
dapat dihasilkan dengan reaksi:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk
ikatan π (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (σ). Karena
itu silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi
dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH.
Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Batuan dan mineral yang mengandung silikon, umumnya merupakan zat padat
yang mempunyai titik leleh tinggi, keras, yang setiap keping darinya
merupakan suatu kisi yang kontinu terdiri dari atom-atom yang terikat erat.

15
Sebuah contoh senyawa silikon yang memiliki titik leleh tinggi adalah
silikon dioksida, yang terdapat dialam dalam bentuk kuarsa, agata (akik), pasir,
dan seterusnya.
b. Reaktifitas silikon
Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron dan karbon yaitu sangat
tak reaktif pada suhu biasa. Bila silicon bereaksi, tak ada kecenderungan dari
atom-atom silicon untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk
kation sederhana seperti Si4+, karena ion-ion kecil ini akan mempunyai
rapatan muatan begitu tinggi.
Namun atom-atom ini biasanya bereaksi dengan persekutuan antara
elektron mereka membentuk ikatan kovalen. Bila dipanaskan dalam udara,
unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran yang sangat
eksotermik untuk membentuk oksida SiO2 yang bersifat asam.

1.3 Gallium Arsenid


Gallium merupakan unsur ketiga dalam kolom 13 dari tabel periodik. Gallium
diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi atau “logam miskin”. Atom Gallium
memiliki 31 elektron dan 31 proton dengan 3 elektron valensi di kulit terluar.
Gallium arsenide adalah senyawa senyawa Golongan III-V, padatan berwarna
abu-abu hitam dengan titik leleh 1238 ° C. Di bawah 600 ° C, bisa stabil di udara,
dan tidak
diserang oleh asam-asam bukan pengoksidasi.
Digunakan untuk membuat perangkat semikonduktor microwave dan laser
semikonduktor. Germanium dan arsenik disintesis pada suhu tinggi dan kemudian
dibuat menjadi kristal tunggal.
Ada berbagai macam bahan semikonduktor, mulai dari zat sederhana hingga
senyawa, dari bahan anorganik hingga bahan organik, dan dari kristal tunggal
hingga bahan amorf, sebagai bahan semikonduktor.
Gallium merupakan unsur terbesar kedua dari unsur apapun yang memiliki
range bentuk cair dan merupakan satu dari sedikit logam yang cair di dekat suhu
kamar (titik leleh 29.76oC, 85.6o F) mencair di tangan. Logam lain dengan sifat ini
adalah cesium, francium dan merkuri. Cairan galium menempel pada kaca dan
permukaan yang serupa. Gallium juga memiliki sifat yang tidak biasa yang (seperti

16
air) yang berkembang saat membeku. Empat elemen lainnya berkembang saat
mereka membeku, yaitu silikon, bismut, antimon dan germanium.
a. Penggunaan Gallium
Paduan galium dengan titik leleh yang rendah digunakan dalam
beberapa termometer medis sebagai pengganti merkuri yang tidak beracun.
Gallium arsenide digunakan dalam produksi semikonduktor terutama untuk
dioda laser, dioda pemancar cahaya dan panel surya. Galliumi juga digunakan
untuk membuat cermin yang berkilau.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor Ekstrinsik dibuat dengan menambahkan atom-atom impuritas,
sehingga jumlah elektron tidak sama dengan jumlah lubang dan energi tambahan yang
dibutuhkan untuk meningkatkan konduktivrtasnya relatif kecil. Proses penambahan
impuritas ke kristal untuk menambah strukturnya disebut doping, sedangkan impuritas
yang ditambahkan disebut dopant. Konduktivitas semikonduktor ekstrinsik tergantung
pada jumlah impuritas yang ditambahkan.
Terdapat dua jenis material semikonduktor ekstrinsik, yaitu material jenis N dan
material jenis P.
2.1 Semikonduktor Ekstrinsik tipe N
Semikonduktor tipe-n diberikan doping (pengotoran) atom-atom yang memiliki
electron valensi 5, bersifat negatif karena terdiri dari electron-elektron. Elektron
sendiri bermuatan Negatif sehingga disebut dengan Tipe Negatif atau N-type.
Contoh atom pengotornya ialah Arsenic (As) dan Antimony (Sb). Pada N-type
Semikonduktor yakni Elektron sebagai Majority Carrier dan Hole sebagai Minority
Carrier.
Untuk menghasilkan material jenis-N, dilakukan dengan menambahkan atom
elemen yang memiliki elektron valensi yang lebih banyak daripada Kristal
semikonduktornya. Sebagai contoh atom arsenik (Ar) dengan elektron valensi lima
ditambahkan ke silicon murni. Empat dari lima elektron valensi arkenik akan
bergabung dalam ikatan kovalen dengan atom-atom silikon. Dalam hal ini akan
terdapat satu elektron atom arsenik yang masih bebas bergerak disekitar kristal,
sehingga elektron ini disebut elektron bebas. Impuritas yang ditambahkan tersebut
akan menghasilkan beberapa elektron bebas yang akan menolong pergerakan arus
dan disebut pembawa.

17
Elemen yang umum digunakan untuk membuat material jenis-N adalah arsenik,
bismuth, dan antimoni. Material dopant yang digunakan disebut impuritas donor
karena elektron bebas dalam atom dopant dapat dengan mudah diterima oleh kristal
semikonduktor. Bila material jenis-N dihubungkan kedalam rangkaian listrik, maka
akan terjadi hubungan listrik dalam arti electron bebas akan berfungsi sebagai
konduktor logam. Semakin banyak atom impuritas yang ditambahkan, semakin
baik konduktivitasnya.
2.2 Semikonduktor Ekstrinsik tipe P
Semikonduktor tipe-p adalah semikonduktor murni yang diberikan doping
(pengotoran) atom trivalent (atom yang memiliki elektron valensi 3), bersifat positif
karena dikotori atom akseptor. Contoh atom yang memiliki elektron valensi 3 ialah
Boron (B) dan Gallium (Ga). Atom pengotor disebut sebagai atom akseptor dan
pembawa muatan disebut hole.
Material jenis-P dapat dihasilkan dengan menambahkan atom-atom elemen
yang memiliki elektron daam sel terluar lebih sedikit dibandingkan kristal natural
semikonduktor. Sebagai contoh, suatu atom Galium (Ga) dengan tiga elektron
valensi ditambahkan ke silikon murni. Dalam kondisi ini, ketiga elektron valensi
galium akan berhubungan dengan elektron valensi atom silikon dengan ikatan
kovalen. Tetapi ikatan ini belum lengkap masih dibutuhkan satu elektron yang lain
untuk melengkapi struktur ikatan kovalen. Dengan demikian akan terbentuk ruang
atau lubang (hole) dalam sel valensi atom galium.
Sel valensi yang tidak lengkap tersebut akan bertindak sebagai ion positif
walaupun atom-atomnya netral. Oleh karena itu material ini disebut material jenis-
P. Elemen yang umum digunakan untuk membuat material jenis-P adalah galium,
boron, dan indium. Dalam material jenis-P, lubang berfungsi sebagai pembawa.
Bila suatu tegangan diberikan, lubang akan diisi oleh elektron bebas, sehingga
elektron akan bergerak dari potensial negatif, ke potensial positif melalui kristal.
Pergerakan elektron dari satu lubang ke lubang berikutnya menyebabkan timbulnya
pergerakan lubang. Aliran lubang sama berlawanan arah dengan aliran elektron.
Atom-atom dopant yang digunakan untuk membentuk kristal jenis-P disebut
trivalent, karena memiliki 3 elektron valensi dan material dopant yang digunakan
disebut impuritas penerima (acceptor).

18
Perbedaan Antara Semikonduktor Intrinsik dengan Semikonduktor Ekstrinsik:
Intrinsik
 Dibuat tanpa menambahkan atom-atom impuritas;
 Jumlah elektron sama dengan jumlah lubang;
 Energi tambahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan konduktivitasnya relatif
besar.
Ekstrinsik
 Dibuat dengan menambahkan atom-atom impuritas;
 Jumlah eketron tidak sama dengan jumlah lubang;
 Energi tambahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan konduktivitasnya
2.3 Semikonduktor Paduan
Semikonduktor paduan (compound semi conductor) dapat diperoleh dari unsur
valensi tiga dan valensi lima (paduan III-V, misalnya GaAs atau GaSb) atau
dari unsur valensi dua dan valensi enam (paduan II-VI, misalnya ZnS). Ikatan kimia
terbentuk dengan peminjaman elektron oleh unsur dengan velensi lebih tinggi
kepada unsur dengan valensi lebih rendah.
Atom akseptor adalah unsur dengan valensi lebih rendah dibandingkan dengan
unsur yang diganti. Proses Doping pada Semikonduktor Sebenarnya banyak bahan-
bahan dasar yang dapat digolongkan sebagai bahan semikonduktor, tetapi yang
paling sering digunakan untuk bahan dasar komponen elektronika hanya beberapa
jenis saja, bahan-bahan Semikonduktor tersebut diantaranya adalah Silicon,
Selenium, Germanium dan Metal Oxides. Untuk memproses bahan-bahan
Semikonduktor tersebut menjadi komponen elektronika, perlu dilakukan proses
“Doping” yaitu proses untuk menambahkan ketidakmurnian (Impurity) pada
Semikonduktor yang murni (semikonduktor Intrinsik) sehingga dapat merubah sifat
atau karakteristik kelistrikannya. Beberapa bahan yang digunakan untuk
menambahkan ketidakmurnian semikonduktor antara lain adalah Arsenic, Indium
dan Antimony. Bahan-bahan tersebut sering disebut dengan “Dopant”, sedangkan
Semikonduktor yang telah melalui proses “Doping” disebut dengan Semikonduktor
Ekstrinsik.

19
E. Aplikasi Semikonduktor
Peralatan elektronika yang menggunakan semikonduktor sebagaimana dijelaskan di bawah
ini:
1. Alat Konduksi dan Tahanan
Pengindraan cahaya (lightsensing), konduktivitas alat ini tergantung pada intensitas
sinar datang, dapat berupa sinar ultraviolet atau inframerah, asalkan foton memiliki
energi yang setara atau lebih besar daripada sela energi.

Pemanfatan Semikonduktor
2. Termistor
Merupakan suatu semikonduktor dengan tahanan yang telah dikalibrasi terhadap
temperatur, sehingga dapat digunakan untuk mencatat temperatur sebesar 10⁻⁴°C yang
biasa digunakan untuk penelitian mikrokalorimetri meliputi reaksi kimia atau reaksi
biologi.

Termistor

3. Alat junction (diode)


Diode, yaitu peralatan yang menggunakan sambungan antara semikonduktor jenis-N
dan jenis-P. Diode pemancar cahaya (light emitting diode/LED), banyak digunakan
pada display digital seperti kalkulator penyearah arus, yaitu untuk merubah arus bolak
– balik menjadi arus searah (direct current).

Alat Junction (Diode)

20
4. Transistor
Digunakan untuk memperkuat sinyal yang lemah menjadi besaran yang lebih kuat dan
dapat dimanfaatkan. Transistor efek medan (field-effect transistor/FET). Transistor
junction jenis PNP dan NPN.

Transistor

21
SERAT OPTIK

A. Definisi
Serat optik merupakan media transmisi yang terbuat dari bahan kaca (glass) yang
berkualitas atau plastik yang paling halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan bisa
digunakan mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sehingga
memiliki kehandalan dan kelebihan dibandingkan media transmisi yang terbuat dari bahan
logam seperti kabel tembaga, kabel coaxial dan stripline.
Sejak tahun 1970-an perkembangan jaringan dengan media serat optik semakin
meningkat. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan akan jaringan yang handal dengan bidang
yang lebar dan rugi-rugi saluran yang kecil untuk menyediakan layananlayanan video
berkualitas tinggi dan pertukaran informasi dengan laju data tinggi disamping komunikasi
suara.
Kecepatan transmisi serat optik paling tinggi sehingga paling bagus digunakan sebagai
saluran komunikasi. Perkembangan teknologi serat optik masa ini, telah bisa menghasilkan
pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth)
yang akbar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data dijadikan lebih banyak dan
cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional.
Dengan demikian serat optik paling cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem
telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah
cahaya yang merambat didalamnya. Efisiensi dari serat optik ditetapkan oleh kemurnian
dari bahan penyusun gelas/kaca. Makin murni bahan gelas, makin sedikit cahaya yang
diserap oleh serat optik.
B. Sumber Optik
Sumber optik berfungsi sebagai pemancar cahaya yang membawa informasi. Sumber
tersebut harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah:
 Cahaya yang dihasilkan harus mendekati monokhromatis.
 Mempunyai keluaran cahaya yang berintensitas tinggi sehingga mampu mengatasi
redaman di sepanjang saluran serat.
 Mudah dimodulasi oleh sinyal informasi.
 Memiliki dimensi yang kecil dan mudah dihubungkan dengan serat.
Sumber optik yang umum digunakan pada sistem komunikasi serat optik adalah LED
(light

22
emitting diode) dan LD (laser diode). Keduanya merupakan susunan semi konduktor
sambungan PN yang apabila diberi bias maju akan memancarkan energi optik dalam bentuk
foton.
Intensitas cahaya yang dihasilkan LED lebih rendah dibandingkan dengan LD,
sehingga LED umumnya hanya digunakan untuk sistem serat optic jarak pendek seperti
pada gedung-gedung dan pesawat terbang. Sedangkan LD dengan intensitas yang tinggi
dan koheren sangat sesuai digunakan pada sistem komunikasi jarak jauh.
Laser diode (LD) merupakan sumber gelombang elektromagnetik koheren yang
memancarkan gelombang pada frekuensi infra merah (infra red) dan cahaya tampak
(visible). Jenis LD yang digunakan pada sistem serat optic adalah jenis semikonduktor
dengan ukuran yang kecil, arus dan tegangan catuan rendah, serta harga yang lebih murah,
seperti ILD (Injection Laser Diode), LD DFB (distributed feedback), dan LD DBR
(distributed bragg reflector).
C. Pengkopel Kanal
Pengkopel kanal merupakan alat penghubung antara sumber optik dan serat optik serta
antara serat optik dan detektor optik. Rugi daya yang terjadi pada pengkopel kanal
umumnya disebabkan oleh 2 bagian utama. Pertama adalah adanya perbedaan antara luas
permukaan aktif sumber optik (As) dengan luas permukaan core serat optic (Acore).

Dimana Acore lebih kecil dari As. Penyebab kedua adalah perbedaan Numerical Aperture
(NA) antara sumber dan serat optik, yaitu sudut penerimaan serat yang lebih kecil dari pada
sudut yang diradiasikan sumber.
D. Bagian Serat Optik

Struktur Serat Optik

Serat optik terdiri dari tiga bagian utama yaitu core, cladding dan coating. Core
merupakan bagian utama dari serat optik karena pada core ini informasi yang berupa pulsa
cahaya ditransmisikan.
Core dan cladding terbuat dari bahan silica, kaca, atau plastik yang berkulitas tinggi
dan bebas air. Core memiliki indeks bias yang lebih besar daripada cladding (n1 > n2)
hingga pada batas kritis, sehingga memungkinkan terjadinya pembiasan dalam total (total

23
internal reflection). Dengan demikian cahaya akan selalu merambat dalam core hingga ke
ujung serat. Coating (jacket) berfungsi sebagai pelindung core dan cladding dari tekanan
fisik luar, terbuat dari bahan plastik yang sangat berkualitas.
Serat optik umumnya diklasifikasikan menjadi 3 jenis:
1. Multimode Step Index, dengan jari-jari core 25– 60 µm, cladding 50 – 150 µm.
2. Multimode Graded Index, dengan jari-jari core 10 – 35 µm, cladding 50 – 80 µm.
3. Monomode Step index, jari-jari core 1 -16 µm, cladding 10 – 100 µm.

Hingga kini saluran serat optik yang terbuat dari bahan-bahan gelas terbaik telah mampu
menyediakan redaman (rugi-rugi) hanya 0,2 dB/km, dan mampu bekerja pada frekuensi di
atas 1 GHz.
Pada sistem komunikasi serat optik, setiap ujung serat terdapat sebuah konektor optik
yang
berfungsi untuk menyambung dan memutuskan ujung-ujung serat. Konektor ini biasanya
digunakan pada titik-titik berakhirnya serat seperti pada pemancar, penerima, sambungan
antar serat, dan pada repeater. Konektor-konektor ini harus memberikan hubungan dengan
redaman (rugi-rugi) yang minimum serta dapat dipasang dan dilepas dengan mudah.
E. Keunggulan Serat Optik
Serat optik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan media transmisi yang
lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:
 Mempunyai lebar bidang (bandwidth) yang sangat lebar.
 Ukuran serat yang sangat kecil dan murah.
 Sinyal cahayanya tidak terpengaruh oleh medan elektrik dan medan magnetik.
 Sinyal dalam serat tersebut terjamin keamanannya.

24
 Tidak akan terjadi percikan api karena di dalam serat tidak terdapat tenaga listrik.
Disamping itu, serat juga tahan terhadap gas beracun, bahan kimia dan air sehingga
mampu ditanam dalam tanah.
 Redaman yang sangat rendah sehingga mampu digunakan untuk komunikasi jarak jauh
tanpa penguat dan pengulang (repeater).
Di samping keunggulan yang dimiliki, serat optik mempunyai beberapa kelemahan
diantaranya adalah bentuk fisik serat optik yang sangat lemah, sehingga bila terjadi tekanan
dari luar yang yang berlebihan dapat mengubah karakteristiknya. Untuk menghindari
redaman yang besar maka penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian
yang tinggi.
F. Kerugian Serat Optik
Rugi-rugi yang terjadi pada serat optik disebabkan oleh:
 Rugi serapan (absorption loss), disebabkan oleh sifat alamiah bahan optik yang tidak
transparan sempurna.
 Rugi hamburan (scattering loss), disebabkan bervariasinya kepadatan serat ketika
proses
pembuatannya. Variasi ini menimbulkan indeks bias yang dimodelkan sebagai objek
penghamburan yang kecil.
 Rugi lengkungan (bending loss), terdiri atas 2 jenis yaitu macrobending dan
microbending.
Macrobending terjadi akibat posisi serat yang terlalu melengkung sehingga terjadi
pembiasan cahaya keluar dari core. Sedangkan microbending terjadi akibat tekanan
mekanik atau ketika proses penarikan kabel.
G. Detektor Optik
Detektor optik berfungsi untuk mengubah sinyal informasi optik menjadi sinyal
informasi elektrik. Detektor tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 memiliki sensitivitas yang tinggi
 memiliki waktu respon yang cepat
 memiliki noise internal yang kecil
Karakteristik penting lainnya yang harus dipenuhi adalah kestabilan, keakuratan, tidak
peka terhadap perubahan suhu, dan harga yang sesuai. Ada dua jenis detektor optik yang
digunakan dalam sistem komunikasi serat optik yaitu positive intrinsic negative diode
(dioda PIN) dan avalanche photodiode (APD).

25
Dioda PIN memiliki lapisan semikonduktor intrinsic diantara bagian P dan N yang
berfungsi untuk menyerap foton lebih banyak. Dioda PIN membutuhkan tegangan yang
relative rendah yaitu 8 – 10 Volt. Dioda PIN lebih efisien digunakan pada komukasi jarak
pendek dan memiliki sensitivitas yang baik untuk LED.
APD merupakan detektor optik yang memiliki penguatan dalam (internal gain) yang
berfungsi untuk melipatgandakan jumlah elektron. APD memiliki sensitivitas yang lebih
baik dibanding PIN diode. APD dapat digunakan pada komunikasi jarak jauh dengan LD
(laser diode) sebagai sumber optiknya. APD membutuhkan tegangan sebesar 40 – 400 Volt.
APD juga memiliki noise internal yang lebih tinggi dan sangat sensitif terhadap perubahan
suhu.
H. Aplikasi
Teknologi serat optik telah diaplikasikan pada berbagai bidang, baik di bidang
telekomunikasi, kedokteran, industri maupun masyarakat umum. Di bidang
telekomunikasi, serat optik digunakan sebagai saluran trunk, backbone, rute junction, kabel
laut, dan loop pelanggan, juga sebagai saluran antar komputer (LAN), dan sebagai saluran
TV cable. Serat optik juga dapat digunakan sebagai sensor untuk pengukuran tekanan, ada
atau tidakada suatu objek, dan temperatur. Di bidang kedokteran, sistem serat optik telah
digunakan untuk mendeteksi dan menyembuhkan penyakit cancer, juga telah digunakan
pada alat endoscope atau borescope yang berfungsi untuk memeriksa organ tubuh bagian
dalam. Borescope tersebut
dilengkapi dengan kamera video, monitor dan display video. Pada bidang industri,
borescope serat optik juga digunakan untuk memeriksa bagianbagian yang tidak mungkin
dapat dilihat dengan langsung.
Masyarakat umum juga telah menggunakan sistem serat optik ini pada berbagai
keperluan
seperti sistem alarm pencuri, pendeteksi kebakaran, dan peralatan video conferencing.
Hingga kini teknologi serat optik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.

26
MAGNET

A. Definisi
Magnet ialah sejenis logam yang dapat menarik butir-butir besi lain ke arahnya. Magnet
mampu menarik benda lain di sekitarnya yang memiliki sifat khusus. Magnet sering
diartikan sebagai benda dengan gejala dan sifat dapat memengaruhi bahan tertentu yang
berada di sekitarnya. Setiap magnet memiliki dua kutub, yaitu utara (N) dan selatan (S).
Kutub magnet adalah daerah yang berada pada ujung-ujung magnet, dengan kekuatan
magnet paling besar.
Magnet merupakan bagian tak terpisahkan dari alat-alat elektronik dan teknik
kelistrikan, karena tidak sedikit konstruksi alat-alat listrik tergantung pada magnet. Alat-
alat listrik yang menggunakan magnet antara lain dinamo listrik pada sepeda, generator
pembangkit tenaga listrik, motor-motor listrik, dan alat-alat kendali (control) listrik.
B. Jenis-Jenis Magnet
1. Magnet berdasarkan segi kejadiannya
Berdasarkan segi kejadiannya magnet dikelompokkan dalam dua macam, yaitu magnet
alam dan magnet buatan.
a. Magnet alam
Magnet alam adalah magnet yang ada di alam tanpa campur tangan manusia.
Kemagnetan magnet alam terjadi karena pengaruh medan magnet dari planet bumi.
Magnet alam terdapat di dalam tanah berupa bijih besi magnet dalam bentuk besi
oksida (Fe3O4).
Dari sekian banyak penyebab magnet bumi, penyebab utama adalah karena
faktor perputaran inti bumi yang bersifat cair. Inti cair bumi terdiri dari lelehan besi
dan nikel bertemperatur 5000 oC dan mengandung sejumlah muatan listrik yang
berputar mengelilingi sumbunya sedemikian sehingga menghasilkan medan magnet
yang arahnya dari selatan menuju utara bumi. Inilah yang menjadikan bumi menjadi
sebuah magnet raksasa dengan kutub-selatan magnet di utara, dan kutub-utara
magnet di selatan (berbeda dengan penamaan kutub-kutub magnet yang digunakan
manusia yang didasarkan pada arah mata angina yang ditunjuknya). Keberadaan
medan magnetik bumi memberikan keuntungan bagi kehidupan di planet bumi
karena melindungi bumi dari radiasi elektomagnetik matahari atau dikenal sebagai
sebagai sabuk Van Allen.

27
Magnet alam tidak banyak digunakan untuk kepentingan manusia karena
ketersediaanya tidak seberapa dan kekuatan unsur-unsur kemagnetannya pada
umumnya tidak cukup besar. Magnet alam (dalam bentuk batu) ditemukan pertama
kali di daerah Magnesia, Asia Kecil. Karena daerah penemuan asal ini lah benda
aneh tersebut dinamai magnet. Adapun dalam hal penggunaan praktisnya, menurut
sejarah, bangsa Cina lah yang pertama kali memanfaatkannya sekitar tahun 2637
SM, yaitu sebagai alat yang menyerupai fungsi kompas menentukan arah mata
angin atau kutub bumi.
b. Magnet buatan
Magnet dapat secara sengaja dibuat oleh manusia dari baja atau besi murni, serta
dari bahan paduan seperti paduan baja dengan nikel atau paduan antara aluminium,
kobalt, dan nikel (alnico). Kita sudah mengetahui bahwa magnet buatan dapat
dihasilkan dengan cara induksi magnet, dengan cara gosokan dan dengan
menggunakan arus listrik (induksi listrik).
Membuat magnet dengan menggunakan arus listrik, dalam pembuatan magnet
ini, kawat (kabel) berarus listrik searah (DC) dililitkan di sekitar batang baja atau
bahan ferromagnetik lainnya (misalnya paku) yang akan dibuat magnet. Kekuatan
gaya magnet buatan semacam ini tergantung pada kuat arus yang mengalir ke dalam
lilitan kawat, dan juga tergantung pada banyak lilitan kawat di sekitar batang baja
atau batang bahan magnet lain tersebut.
Membuat magnet dengan gosokan. Membuat magnet semacam ini ialah dengan
menggosokgosokan magnet pada batang baja atau batang bahan magnet lainnya
yang akan dibuat magnet. Cara menggosok batang magnet pada batang baja
haruslah dikerjakan dalam arah yang selalu sama, tidak boleh bolak-balik. Membuat
magnet dengan gosokan tidak praktis dan sifat kemagnetannya jarang bertahan lama
sehingga tidak banyak dilakukan dalam industri.
Berdasarkan hasilnya, magnet buatan dibedakan antara magnet tetap
(permanen) dan magnet sementara. Biasanya magnet permanen dibuat dari baja
yang dikeraskan, dan setelah baja cukup keras kemudian baja tersebut dimasukkan
ke dalam kumparan kawat berisolasi yang dialiri arus listrik DC. Magnet sementara
dapat dibuat dengan cara yang sama tetapi bahannya dari besi lunak, baja lunak,
atau bahan nikel.
Magnet sementara menjadi magnet hanya pada saat digosok dengan batang
magnet, atau pada saat dimasukkannya arus listrik ke dalam kumparan. Setelah arus
28
listrik diputus, atau penggosokan pada batang magnet dihentikan, maka bahan
magnet tersebut segera kembali seperti semula, tidak lagi memiliki sifat-sifat
kemagnetan kecuali hanya sedikit sekali. Magnet sementara ini sangat banyak
digunakan untuk kepentingan sehari-hari, seperti kutub magnet generator, motor
listrik, alat pengangkat magnetik, transformator, bel listrik, dan lain-lain.
2. Magnet berdasarkan bahan dasarnya
Berdasarkan sifat-sifat bahan terhadap pengaruh magnet, bahan-bahan itu digolongkan
menjadi empat bagian yaitu ferromagnetik, diamagnetik, paramagnetik, dan non
magnetik.
a. Bahan Ferromagnetik
Benda-benda ferromagnetik adalah benda-benda atau bahan-bahan yang sangat
mudah dipengaruhi oleh magnet dan juga dengan mudah dapat dibuat magnet.
Bahan-bahan ini ialah berupa logam murni dan logam paduan. Logam murni yang
merupakan bahan ferromagnetik adalah besi, baja, nikel, dan kobalt. Bahan ini
sangat banyak digunakan terutama untuk magnet sementara. Adapun logam paduan
yang termasuk bahan ferromagnetik antara lain: baja-kobalt, baja-nikel, aluminium-
nikel-kobalt (alnico), besi-nikel (permalloy), besi-nikel-kobalt (perminvar), dan
sebagainya. Alnico banyak macamnya, tergantung banyaknya bagian-bagian dari
paduan. Di antara bahan-bahan tersebut, yang paling mudah dipengaruhi oleh
kekuatan magnet yaitu besi dan baja lunak. Kedua macam bahan ini sangat banyak
digunakan untuk magnet sementara, seperti untuk bel listrik, kutub elektromagnet
motor listrik, dan sebagainya. Tetapi, dalam industri bahan ini dapat juga dijadikan
magnet permanen.
b. Bahan Diamagnetis
Bertolak belakang dengan bahan ferromagnetik, bahan diamagnetic ialah bahan
yang sukar sekali dipengaruhi oleh magnet. Bahan ini mempunyai permeabilitas
(angka koefisien kemagnetan) < 1. Jika benda diamagnetis di udara atau di ruang
hampa udara didekatkan magnet, maka benda ini akan ditolak oleh magnet itu
sekalipun dengan pengaruh gaya tolak yang sangat kecil. Contoh zat yang termasuk
bahan diamagnetik ialah: bismuth, antimon, seng murni, air raksa, timbal, perak,
emas, air, fosfor, dan tembaga.
c. Bahan Paramagnetis

29
Bahan ini dapat dipengaruhi oleh magnet tetapi tidak dapat dibuat magnet. Yang
termasuk bahan paramagnetis ialah: mangan, platina, aluminium, magnesium,
timah (tin), oksigen, dan udara.
d. Bahan Nonmagnetis
Bahan nonmagnetis ini tidak dapat dipengaruhi magnet dan juga tidak dapat
dibuat magnet. Sebagai contoh misalnya kaca, kertas, dan kayu. Dalam klasifikasi
lainnya, karena bahan diamagnetis sangat sukar dipengaruhi oleh magnet,
seringkali bahan diamagnetis dimasukkan ke dalam golongan bahan nonmagnetis.

Dari bahan-bahan magnetik di atas dibuatlah magnet dengen berbagai bentuik dan
kebutuhan. Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana sebuah bahan bersifat magnet.
Menurut Webber semua benda terdiri dari molekulmolekul yang memiliki sifat magnet,
disebut magnet elementer. Bersifat magnet atau tidak suatu bahan tergantung
bagaimana struktur magnet elementer tersebut. Jika letak magnet elementer dalam
bahan itu tidak menentu (tidak teratur), sehingga mereka saling menetralkan maka
bahan tesebut tidak bersifat magnet.
Weiss menerangkan teori magnet dengan menggunakan teori elektron. Menurut
teori Weis, tiap-tiap atom benda terdiri dari inti dan elektron-elektron yang beredar
mengelilingi intinya menurut garis edarnya (orbitnya). Di samping berputar
mengelilingi inti menurut garis edarnya, elektron-elektron itu juga berputar sekeliling
sumbunya masing-masing. Akibat perputaran pada sumbu elektron ini terjadilah kutub-
kutub magnet elementer, yaitu kutub utara dan selatan. Perputaran elektron-elektron
menurut sumbunya ini ada positif dan ada yang negatif; artinya arah perputaran itu ada
yang searah dan ada yang berlawanan arah. Selanjutnya, perputaran electron menurut
sumbunya disebut puntiran elektron. Untuk puntiran-puntiran elektron yang tidak
searah serta letak poros-poros elektron tidak teratur menyebabkan kutub-kutub magnet
elementer pada poros elektron saling memperlemah (menetralkan) satu dengan lainnya.
Kelompok-kelompok elektron yang mempunyai puntiran searah disebut Kompleks
Weiss atau Kelompok Weiss, dan ini akan saling memperkuat sehingga merupakan
magnet-magnet kecil di dalam atom-atom benda.
Adanya magnet elementer dalam setiap bahan dijadikan dasar teori kemagnetan.
Menurut teori ini besi lunak atau bahan lainnya tersusun oleh magnet-magnet elementer
(dipol magnet elementer). Posisi dan komposisi magnet elementer bagi setiap bahan
berbeda-beda. Sebagian ada yang acak dan sukar dipengaruhi medan magnet lain,
30
sebagian lagi membentuk susunan teratur dan mudah dupengaruhi ole medan magnet.
Misalnya, magnet elementer pada besi lunak (biji) baja.
Bahan-bahan ferromagnetis (besi lunak) mudah dipengaruhi oleh magnet karena
arah puntiran elektron-elektronnya mudah diarahkan. Di antara bahan yang sudah
dijadikan magnet ada yang mudah kembali seperti semula, dan ada pula yang tidak
dapat kembali atau hampir tidak dapat kembali seperti semula. Kekuatan untuk
mengarahkan puntiran elektron seperti semula disebut gaya koersif (coercive force).
Gaya koersif besi lunak dan pelat-pelat dinamo lebih besar daripada gaya koersif baja
atau logam campuran. Artinya, gaya tolak-menolak atau tarik-menarik kutub-kutub
elektron besi dan pelat dinamo juga lebih besar.
3. Magnet berdasarkan Bentuk
Jenis magnet juga digolongkan berdasarkan bentuk geometris magnet.
Berdasarkan bentuk ini jenis magnet dapat dibedakan atas empat bentuk dasar magnet
yaitu magnet batang, magnet jarum, magnet selinder, dan magnet U. Bentuk magnet di
buat berdasarkan tujuan penggunaannya. Misalnya magnet jarum dibuat dengan
mempertimbangkan penggunaannya dalam alat kompas penunjuk arah mata angin.
Jelas untuk keperluan ini diperlukan magnet yang peka terhadap medan magnet Bumi
dan dapat bergerak bebas dengan mudah. Sedangkan untuk keperluan mekanik dengan
kekuatan magnet yang besar biasanya dibuat magnet bentuk U atau ladam.

C. Fenomena Elektromagnetik
Untuk memudahkan pemahaman medan elektromagnet, medan ini biasanya dipisahkan
menjadi dua medan yang berlainan, yaitu medan listrik dan medan magnet. Sebuah medan
listrik dihasilkan oleh kehadiran partikel yang mempunyai muatan listrik, dan medan itu
pula akan menghasilkan gaya listrik; ini adalah gaya yang menghasilkan listrik statik dan
mendorong aliran muatan listrik (arus listrik) dalam penghantar listrik. Sebaliknya, medan
magnet antara lain dihasilkan oleh gerakan muatan-muatan listrik, atau arus listrik, dan
menghasilkan gaya magnet yang berkait dengan magnet.
Istilah “kelektromagnetan” timbul dari adanya perubahan gaya-gaya listrik dan gaya-
gaya magnet yang bergantian. Sebuah medan magnet yang berubah-ubah akan
menghasilkan sebuah medan listrik. Demikian juga, sebuah medan listrik yang berubah-
31
ubah akan menghasilkan medan magnet. Disebabkan kesalingbergantungan medan-medan
listrik dan magnet ini, kita dapat menganggap kedua-dua medan ini sebagai satu keberadaan
tunggal, yaitu medan electromagnet.
Sebagaimana yang didapati, gaya elektromagnet ialah gaya yang terkait dengan hamper
semua fenomena yang ditemukan dalam kehidupan harian, dengan kekecualian gravitasi.
Secara umum, semua gaya yang terlibat dalam interaksi antara atom-atom terkait kepada
gaya elektromagnet yang bertindak pada proton-proton dan elektron-elektron muatan listrik
di dalam atom. Termasuk juga gaya-gaya yang kita alami dalam “menolak” atau “menarik”
materi biasa yang datangnya daripada gaya-gaya antara molekul di dalam badan kita serta
di dalam materi. Termasuk juga semua bentuk fenomena kimia yang muncul pada interaksi
antar elektron dalam orbitnya. Menurut teori elektromagnet modern, gaya elektromagnet
dihasilkan melalui pemindahan foton dalam atom.
D. Kegunaan magnet
Dalam kehidupan sehari-hari dan industri magnet banyak digunakan antara lain untuk hal-
hal berikut:
 Penggunaan jarum kompas (sekaligus sebagai contoh magnet permanen).
 Pintu lemari es mempunyai magnet permanen supaya ia senantiasa tertutup serta
memastikan pintu kedap udara, dengan itu mengelakkan pemborosan energi.
 Kartu ATM dan kartu kredit mempunyai jalur magnet yang berisi informasi.
 TV dan monitor komputer menggunakan elektromagnet untuk menghasilkan gambar.
 Mikrofon dan pengeras suara menggunakan kombinasi magnet permanen dan
elektromagnet.
 Media rekaman magnetik: Kaset video VHS biasanya mengandungi golongan tape
bermagnet. Informasi yang menghasilkan video dan bunyi disimpan berupa kode-kode
elektromagnetik pada lapisan bermagnet pada pita kaset. Ini merupakan sebab magnet
akan memusnahkan maklumat dalam tape jenis ini. Keset audio kompak juga
bergantung kepada tape bermagnet.
 Pengeras suara dan mikrophon. Pengeras suara sebenarnya adalah gabungan magnet
kekal dan elektromagnet. Pengeras suara pada dasarnya piranti yang mengubah tenaga
listrik (sinyal) kepada tenaga mekanikal (bunyi). Elektromagnet membawa sinyal, yang
menghasilkan perubahan medan megnet dan menarik medan yang terdapat pada magnet
kekal. Pergerakan penarikan dan penolakan tersebut menghasilkan bunyi.

32
 Motor listrik dan generator: Motor listrik (seperti mana pengeras suara) bergantung
kepada gabungan eletromagnet dan magnet kekal, dan sepertimana pengeras suara,
mengubah tenaga listrik kepada tenaga mekanikal. Generator bertindak sebaliknya ia
mengubah tenaga mekanikal kepada tenaga listrik.
 Transformator. Transformator merupakan peranti yang mengubah beda potensial listrik
antara dua peranti yang terpisah secara listrik melalui penyambung magnet.

33
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2005). Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika. Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Halliday, D dan Resnick, R. 1997. Physics, terjemahan: Patur Silaban dan Erwin Sucipto.

Jakarta: Erlangga.

Hanafiah, Ali. 2006. Teknologi Serat Optik. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1.
Universitas Sumatera Utara

Jamaaluddin. 2019. Buku Ajar Mata Kuliah Bahan-Bahan Listrik: Konduktor-Isolator dan
Semi Konduktor. Sidoarjo: UMSIDA Press

Prayitno, G dkk. 2018. Analisa Matematik Karakteristik Detector Semikonduktor Silicon Tipe
P sebagai Bahan Detector Partikel Radiasi Bermuatan. Pros. Semin. Nas. Teknoka.

Rambe, Ahmad Mulia. 2003. Penggunaan Serat Optik Plastik Sebagai Media Transmisi Untuk
Alat Ukur Temperatur Jarak Jauh. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Setiono, Andi dkk. 2012. Desain Sensor Beban Kendaraan Menggunakan Teknik
Mikrobending Serat Optik. TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 30, (2),33-36.

Syakur, A dkk. 2016. Unjuk Kerja Isolator 20 kV Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi
Basah dan Unjuk Kerja Isolator 20 kV Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan
Kering. Jurnal Teknologi. Diponogoro Semarang,

Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

T. Inoguchi. 2011. Semiconductor Physics and Semiconductor Devices. J. Inst. Telev. Eng.
Japan

34

Anda mungkin juga menyukai