MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ilmu Bahan Listrik
yang dibina oleh Bapak Ir. Suharto, MT
oleh;
Adittya bernanda
Agus kurniawan
Alam firdaus
Ali akbar toyib
Ali rahman
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK PRODI TEKNIK
LISTRIK 25 JANUARI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengingat bahwa semi konduktor sudah umum digunakan pada bahan komposisi
elektronika dan pengunaannya yang luas seperti pada IC, Transistor, Dioda, LED dan
sebagainya. Sehingga pada saat ini dibutuhkan tentang pengetahuan komposisi bahan
dan akibat dari komponen saat teraliri arus listrik dan tegangan. Para pembaca diharapkan
dapat mengerti tentang bahan penyusun semi konduktor sehingga tidak asing lagi tentang
percampuran bahan atau doping.
B. TUJUAN
Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan dapat mengerti tentang
pengelompokan bahan, pengertian semi konduktor dan penggunannya, bahan jenis
pengkomposisi semi konduktor (bahan jenis P dan bahan jenis N). Mengetahui penerapan
semi konduktor pada komponen semi konduktor yang berguna dan telah banyak dipakai
rangkaian elektronika dan elektro dalam industri maupun rumah tangga.
DAFTAR ISI
Pendahuluan............................................................................1
Daftar Isi..................................................................................2
Pembahasan
A. Orbit-orbit Elektron...............................................................3
B. Tinjauan Umum................................................................7
C. Semi Konduktror..............................................................9
1) Pengertian Dasar......................................................9
2) Semi Konduktor Insintrik dan Eksintrik.................11
3) Bahan-bahan Jenis-P dan Jenis-N............................16
4) Karakteristik Arus dan Tegangan Dioda.................27
Daftar Pustaka.......................................................................28
PEMBAHASAN
1. Atom Boron
Gaya–gaya dalam atom membatasi gerak–gerak elektron dalam satu daerah dalam
dimensi tiga yang disebut kulit–kulit. Gambar dibawah atom Boron yang dipersederhana ini akan
memberikan informasi yang sama dan lebih mudah untuk digambar. Perhatikan kelima proton
yang ada didalam inti, kedua elektron didalam lintasan yang kecil dan ketiga elektron yang
berada didalam lintasan yang besar.
2. Konduktor.
Perak (disingkat Ag) mempunyai konduktivitas yang paling tinggi diantara logam-logam.
Tembaga (Cu) mempunyai konduktivitas tertinggi nomor dua, selanjutnya emas (Au)
mempunyai konduktivitas nomor tertinggi ketiga. Yang menyebabkan konduktivitas yang tinggi
apabila kita memandang struktur atomnya atomnya yang diperlihatkan pada Gb.II. Inti atom
mengandung 29 proton. Apabila atom tembaga secara listrik netral, dua elektron yang berada
dalam dua orbt pertama, 8 ada dalam orbit yang kedua, 18 ada dalam orbit yang ketiga dan satu
yang ada dikeempat. Inti yang positif menarik elektron-elektron yang terdekat daengan gaya
yang paling besar. Gaya tarikan ini berkurang untuk orbit yang lebih besar. Memang satu
elektron yang berada dalam satu orbit yang paling yang luar adalah demikian jauh dari inti,
sehingga tidak merasakan gaya tarikan tersebut. Oleh gaya tarikan tersebut demikian lemah,
maka elektron yang sering kali disebut elektron bebas. Dalam sepotong kawat tembaga, elektron
bebas dapat dengan mudah berpindah dari satu atom ke atom yang didekatnya. Oleh karena itu
maka sedikit saja tegangan diberikan melintas sepotong kawat tembaga sudah dapat
menghasilkan arus besar.
29P
3. Semikonduktor
Germanium (Ge) dan Silikon (Si) adalah contoh-contoh semikonduktor, yaitu bahan-
bahan yang tidak merupakan konduktor maupun isolator. Elektron-elektron yang mengelilingi
tersebar dalam berbagai lintasan mengikuti pola:
2, 8, 18..........2n2
Sesuai dengan namanya, semi konduktor (setengah penghantar) mempunyai daya hantar
yang besarnya antara harga daya hantar konduktor dan daya hantar isolator. Sifat tersebut
dipengaruhi oleh susunan pita konduksi dan pita valensi bahan. Pengetahuan mengenai hal
tersebut perlu bagi setiap orang yang memilih profesi dibidang elektronika yang penggunannya
tidak terbatas pada arus lemah saja. Adapun macam- macam dan penggunaan bahan semi
konduktor antara lain seperti tabel dibawah ini:
Pita Konduksi
Pita Konduksi
6 eV
0,2 S /D 5,3 eV
a Valensi
Valensi
Pita Pit
Dalam teknik elektronika banyak dipakai semi konduktor dari germanium (Ge) dan
Silikon (Si). Germanium maupun Silikon murni adalah bahan pelican dan merupakan isolator.
Pada semi konduktor intrinsik, timbulnya konduksi pada bahan-bahan tersebut disebabkan oleh
proses intrinsik (misal karena energi termal) dari bahan dan tanpa adanya pengaruh bahan
tambahan.
Cara lain untuk mengubah Ge dan Si terbuat dari bahan semi konduktor adalah dengan
mengotori bahan- bahan tersebut, misalnya dengan bahan Arsenikum (As) atau Boron (B).
Bahan pengotor dari luar dari luar tersebut disuntikan pada bahan Ge dan Si. Proses
penyuntikan bahan
–bahan tersebut disebut dengan proses doping. Penambahan bahan tersebut pada semi konduktor
murni dimaksudkan untuk meningkatkan konduktivitasnya.
Dari hasil pengotoran atau doping itu diperoleh bahan semi konduktor jenis P dan jenis
N. Bahan semi konduktor yang mendapat tambahan As akan menjadi semi konduktor jenis N
dan yang mendapatkan tambahan jenis B akan menjadi semi konduktor jenis P.
.....................
P (E) = 1 / (1 + e) (E –EF)/ KT (11- 1)
Dimana :
Ef adalah tingkat Fermi
K adalah konstanta Boltzman sebesar 8, 64 .10-5
E- EF adalah sama dengan Eg/ 2
Eg adalah besaran energi thermal KT pada suhu kamar (0, 026 e V)
Karena nilai 1 pada penyebut dapat diabaikan, maka persamaan 11- 1 diatas dapat ditulis:
.....................
P (E) = e (-Eg/ 2KT) (11- 2)
Pada suhu 00 C semua pita elektron berada di pita valensi. Pada daerah ini kemungkinan adanya
elektron adanya didaerah 0 > E > EF adalah 100 % atau P(є) = 1; semua keadaan terdapat
elektron. Untuk E > EF, P (E) = 0 kemungkinan elektron di daerah E > EF adlah 0 %, semua
keadaan diatas EF adalah kosong kalau energy elektron E sama besarnya dengan kemungkinan P
(E). Karena perpindahan elektron- elektron dari pita valensi, maka pada pita valensi terjadi
lubang di setiap tempat yang ditinggalkan elektron tersebut.Suatu semi konduktor intrinsik
mempunyai pita lubang yang sama dengan pita valensi dsan elektron pada pita konduksi. Pada
pemakaian, elektron yang lari ke pita valensi, misalnya karena panas dapt dipercepat
menggunakan keadaan kosong yang memungkinkan pada pita konduksi. Pada waktu yang Sama
lubang- lubang pada pita valensi juga bergerak tetapi berlawanan arah dengan gerakan elektron.
Konduktivitas dari semi konduktor intrinsik tergantung konsentrasi muatan pembawa tersebut
yaitu ne dan NH.
Si Si
Si Si
P
Si Si
Si
Elektron dari phosphor adalah bergerak pada Medan listrik dari Kristal silikon dan bukan pada
ruang bebas seperti halnya pada atom H. Hal ini membawa akibat konstanta dielektrik dari
Kristal dari perhitungan orbital dan radius orbit elektron menjadi sangat besar kira –kira 80 A0
dibandingkan 0, 5 A0 dari orbit hydrogen. Ini dapat diartikan bahwa elektron ke- 5 tersebut bebas
dari tingkat energinya berdekatan dengan pita konduksi lebih cepat terlaksan dari pada pita
eksistansi
Dari pita valensi kristal Si.Atom P dinamakan mendonorkan elektronnya pada semi konduktor.
Tingkat energy dari elektron ke- 5 dinamakan tingkat donor. Semi konduktor yang didonorkan
dari elemen-elemen pada nomor kolom 4 (mendonorkan muatan negatif) disebut semi konduktor
tipe n.
3) Bahan- bahan Jenis- P dan Jenis- N
Kristal Ge murni terdiri dar 5 atom di mana tiap atomnya mempunyai 4 elektron bebas.
elektron
elektron elektron
hole
a) Persambungan P – N
Pada suhu ruang, suatu semi konduktor tipe P mempunyai pembawa muatan dengan
sebagian terbesar berupa lubang-lubang yang dihasilkan dengan pemasukan tak-murnian,dan
sebagian kecil berupa elektron-elektron bebas yang dihasilkan oleh energy terminal.Di pihak
lain,dalam semikonduktor tipe n,sebagian terbesar dari pembawa muatan adalah elektron-
elektron bebas dan hanya mengandung lubang-lubang yang berjumlah kecil.Jika dipakai secara
terpisah,baik semikonduktor tipe n maupun semikonduktor tipe p,masing-masing tidak lebih
berguna dari sebuah penghambat (resistor) karbon.Tetapi,dengan memasukkan tak-murnian ke
dalam suatu kristal sedemikian rupa hingga stengahnya bertipe n dan sisanya bertipe p,maka
hasilnya berupa suatu penghantar satu arah.Pembahasan berikut ini akan menjelaskan mengapa
demekian halnya.
Kita tinjau suatu atom yang netral.Atom ini mempunyai elektron dan proton yang sama
jumlahnya.Misalkan bahwa ialah satu elektronnya disingkirkan.Sebagai akibatnya,atom tersebut
mempunyai satu muatan positif dan disebut ion positif.Sebaliknya,jika suatu atom netral diberi
satu elektron tambahan,atom akan bermuatan negative dan dikenal sebagai ion negatif.
p n
Suatu kristal pn dapat bekerja sebagai diode karena arus didalamya hanya dapat mengalir
dalam satu arah dan tidak sebaliknya.Untuk memahami mengapa demikian halnya, kita tinjau
Gambar 2-3a.Perhatikan bahwa terminal negative dari baterai dihubungkan dengan sisi n dari
kristal.Karena itu elektron-elektron bebas pada sisi n dari kristal.Karena itu elektron-elektron
bebas pada sisi n ditolak ke a rah persambungan.Hubungan semacam ini disebut rangkaian
prategangan maju (forward bias).
Tingkatan-tingkatan Energi
Pengertian tentang gejala yang dibahas sebelumnya dapat diperbaiki secara lanjut jika
gejala tersebut dapat dijelaskan dengan cara-cara lain.Tungkat energi elektron-elektron bebas
pada diode akan dipertinggi dengan pemberian tegangan luar. Bila tegangan diberikan itu
mencapai harga sekitar 0,7 V maka elektron pada sisi n dari persambungan akan memperoleh
energi cukup besar untuk memasuki sisi p. Setelah masuk dalam daerah p, elektron bebasmenjadi
pembawa minoritas yang mempunyai umur khas dalam pengukuran nanosekon. Karena itu,
elektron bebas tersebut dengan cepat akan bergabung dengan lubang disekitarnya (lintasan A).
Kemudian, elektron ini akan bergerak melalui lubang-lubang sebagai elektron valensi, sampai
tiba di ujung kiri kristal.
Ada kalanya suatu bebas bargabung dengan suatu lubang sebelum menyeberangi
persambungan. Hal ini dapat terjadi sebagai berikut. Lepas dari tempat terjadinya rekombinasi,
hasilnya adalah sama. Hasil tersebut berupa aliran tunak (steady) dari elektron-elektron bebas
menuju ke persambungan dan bergabung dengan lubang. Elektron-elektron yang terperangkap
itu (sekarang berubah menjadi elektron valensi) bergerak ke kiri dalam bentuk aliran tunak
melelui lubang-lubang dalam daerah p. Dengan demikian terjadilah arus kontinu melalui diode
yang bersangkutan.
c. Pra tegangan balik
Apa yang terjadi bila polaritas tegangan itu dibalik arahnya. Dalam hal ini, elektron-
elektron bebas dan lubang-lubang akan bergerak menjauhi persambungan. Pola hubungan itu
disebut rangkaian prategangan balik (reverse bias). Dengan pra tegangan balik, diode tidak lagi
bekerja sebagai suatu penghantar.
Tingkatan-tingkatan Energi
Tegangan yang terpasang dari luar menurunkan pembawa tingkat-tingkat energi elektron
bebas di sebelah n dari persambungan. Hal ini sebab tingkat-tingkat energi elektron bebas di
sebelah n dari persambungan. Ini adalah sebab mengapa pita energi n menjadi turun jauh di
bawah pita energi p. Dalam keadaan in elektron-elektron bebas tidak dapat menyeberangi
persambungan karena orbit-orbitnya terlampau kecil untuk menyamai orbit-orbit yang lebuh
besar pada sisi p.
Pembawa- pembawa Minoritas
Pada suhu nol mutlak, hanya elektron-eletron bebas yang terdapat dalam bahan dan
hanya lubang yang terdapat dalam n dan hanya lubang yang terdapat dalam bahan tipe p. Karena
itu prategangan maju akan menghasilkan arus searah. Jadi, diode merupakan penghantar dalam
arah maju dan merupakan isolator dalam arah sebaliknya.
Diatas suhu mutlak, energi termal akan menghasilkan beberapa elektron bebas di sisi p dan
beberapa lubang sisi n. Jika dioda diberi tegangan balik, maka pembawa-pembawa minoritas
akan mengalir menuju ke persambungan dioda dan bergabung kembali ke situ. Setiap kali terjadi
rekombinasi dipersambungan antara sepasang elektron bebas dan lubang yang dihasilkan secara
thermal itu, maka seketika itu juga elektron bebas akan meninggalkan terminal negatif baterai
dan memasuki ujung kiri kristal. Bersamaan dengan itu, elektron valensi akan meninggalkan
ujung kanan kristal dan memasuki terminal positf baterai. Mengingat pembawa-pembawa
minoritas akan dihasilkan oleh energi termal secara terus menerus, aliran yang dijelaskan diatas
akan berlangsung secara kontinu pula. Jika suatu ammeter DC yang sangat peka dihubungkan
secara seri dengan dioda dan baterai, maka alat tersebut akan menunjukan adanya arus DC yang
sangat kecil dalam rangkaian luar itu.
Kebocoran Permukaan
Selain arus pembawa minortas yang baru dijelaskan itu, pada permukaan kristal dapat
terjadi arus balik yang kecil. Seba atom-atom pada permukaan kristal mempunyai ikatan kovalen
yang terputus, maka “kulit” kristal itu penuh dengan lubang–lubang dan meruapakn saluran yang
brhambatan tinggi bagi arus yang bersangkutan. Arus kebocoran permukaan ini tidak bergantung
pada suhu tetapi bergantung pada tegangan. Makin besar tegangan balik yang diberikan, makin
besar pula kebocoran permukaan itu.
Arus Balik
Arus balik total adalah jumlah dari arus pembawa minoritas dan arus kebocora
permukaan. Pada suhu ruang, arus balik yang terjadi sangat kecil dibandingkan dengan arus
maju. Sebagai contoh dioda 1N914 (dioda silicon yang sering terdapat dipasaran) mempunyai
arus balik sekitar 25 nA, pada pra tegangan balik sebesar 20 V. Kecuali untuk penerapan-
penerapan yang sangat menuntut kecermatan-kecermatan, arus balik dari suatu dioda silikon
biasanya diabaikan saja karena terlalu kecil pengaruhnya.
Perbandingan Silikon terhadap Germanium
Kita tinjau kembali gambaran tentang celah terlarang antara celah valensi dan pita
konduksi. Dari waktu ke waktu, suatu elektron valrnsi akan pindah le dalam pita konduksi
dengan bantuan energi themal. Peristiwa ini akan menciptakan suatu elektron bebas dari suatu
lubang yang akan memperbesar aus pembawa minoritas. Celah terlarang dari silikon lebih besar
daripada celah terlarang germanium. Dengan kata lain germaiun lebih peka dari pada silikon
terhadap kenaikan suhu. Ini adalah sebab mengapa dioda silikon mempunyai arus balik yang
lebih kecil dari pada dioda germanium dan ini pula sebabnya silikon dan bukan germanium yang
telah menjadi menjari standart industri.
Kalau anoda (bahan jenis p) dari diode dihubungkan dengan kutub positif baterai,
sedangkan katodanya (bahan n) dihubungkan dengan kutub negative baterai maka arus listrik
mengalir lewat dioda; arus dari kutub (+) baterai lewta anoda, lewat katoda dan kembali ke kutub
negatif baterai. Sebaliknya jika anoda dihubumgkan dengan kutub negatif baterai dan katoda
dihubungkan dengan kutub positif baterai maka tidak akan ada arus yang mengalir.
Sebuah dioda mempunyai karakteristik yang menyatakan hubungan antara arus dan
tegangannya. Karakteristiek perlu diketahui sehungga dioda dapat dipergunakan sesuai dengan
kebutuhannya. Ada 2 macam karakteristik dioda, yaitu karakteristik catu maju dan terbalik.
Berikut alat-alat atau komponen yang menggunakan bahan semi konduktor;
P N N P N
P
Darsono dan Suhadi. 1977. Ilmu Bahan Listrik I. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan
Menegah Teknologi.
Muhaimin. 1991. Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik. Jakarta: Andi Offset.
Sumanto, Drs. 1996. Pengetahuan Bahan untuk Mesin dan Listrik. Jakarta: Andi Offset.
Barmawi Malvino, Tjia. 1985. Aproksimasi Rangkaian Semi Konduktor (Pengantar Transistor
Rangkaian Terpadu). Jakarta: Erlangga.