PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Mata Kuliah
Bahan-bahan listrik adalah semua bahan di bumi yang dapat digunakan di bidang
listrik.
Tujuan dari mata kuliah bahan-bahan listrik adalah memberikan bekal kepada tenaga
ahli listrik untuk mengenal dan mengetahui jenis, sifat , dan kegunaan berbagai
bahan-bahan listrik baik dari aspek teknik (mekanik, elektrik, thermal, kimia,
magnetik, dan kemudahan dikerjakan/ diperbaiki), maupun dari aspek non-teknik
(ekonomi, kemudahan diperoleh). Setelah menempuh mata kuliah bahan-bahan
listrik maka sebagai seorang ahli listrik harus mampu memilih dengan tepat bahan bahan listrik sesuai dengan keperluan / penerapan di bidang listrik, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
1.2. Teori Atom
Wujud Bahan Bahan Listrik adalah padat, cair, dan gas.
Bahan Bahan Listrik terdiri dari molekul - molekul yang tersusun atas atom atom.
Inti atom berupa proton dan neutron.
Proton bermuatan positip. Neutron tidak bermuatan.
Inti atom dikelilingi oleh electron-elektron.
Elektron bermuatan negatip.
Jumlah proton sama dengan jumlah elektron sehingga atom netral.
Elektron mengorbit mengitari inti atom secara bertingkat dengan energi tertentu.
Untuk berpindah orbit, elektron memerlukan energi dari luar.
Dibutuhkan energi terbesar bagi elektron untuk berpindah dari orbit yang paling
dekat dengan inti atom.
Jumlah elektron di setiap orbit mengikuti rumus 2 n .
Orbit ke 2 (L) memuat 2 (2) atau 8 buah elektron.
Struktur Atom.
Hidrogen (H) diberi nomor atom (NA) = 1, hanya ada 1 buah elektron yang
mengorbit pada 1 buah proton.
Page 1
Oksigen (O) NA = 8 , ada 8 buah elektron yang mengorbit pada 8 buah proton dalam
struktur ( 2 , 6 ).
Tembaga (Cu) NA = 29, ada 29 buah elektron dalam struktur ( 2, 8, 18, 1 )
Aluminium (Al) NA = 13, ada 13 buah elektron dalam struktur ( 2, 8, 3 )
Elektron Valensi
Elektron valensi adalah elektron pada orbit yang paling luar.
Unsur adalah stabil bila jumlah elektron valensi sebanyak 8 buah, misal : Argon (A),
Neon (Ne).
Arus listrik adalah perpindahan elektron valensi oleh energi dari luar seperti : beda
potensial listrik, cahaya matahari, dan sebagainya.
Ikatan Atom
Ikatan Metalik adalah ikatan atom-atom dari satu unsur dengan 1 hingga 3 buah
elektron valensi , misal : Cu (2, 8, 18, 1), Al (2, 8, 3), Ag (2, 8, 18, 18, 1).
Ikatan Kovalen adalah ikatan atom-atom dari satu unsur dengan 4 buah elektron
menuju stabil ( = 8 buah ), misal : Ge (2, 8, 18, 4) , Si (2, 8, 4).
Ikatan Ionik adalah ikatan atom-atom dari unsur berbeda yang saling memberi dan
menerima elektron membentuk ion, misal : Na (2, 8, 1) + Cl (2, 8, 7) Na + Cl.
1.3. Kelasifikasi Bahan Listrik
Bahan listrik diklasifikasikan menjadi 6 macam yaitu : konduktor, semi- konduktor,
isolator, dielektrik, magnet, dan konverter energy langsung.
Konduktor adalah bahan listrik yang memerlukan energi kecil untuk melepaskan
elektron valensi, misal : logam (tembaga, aluminium, besi), asam/ garam ( H2SO4,
NaOH )
Semi konduktor adalah bahan listrik yang memerlukan energi agak besar untuk
melepaskan elektron valensi, misal : Silikon, Germanium.
Isolator adalah bahan listrik yang memerlukan energi besar untuk melepaskan
elektron valensi, misal : padat (karet, mika, porselain, plastik, kayu ), cair ( minyak
trafo), gas ( freon, SF6 , nitrogen).
Dielektrik adalah bahan listrik yang dapat menyimpan energi listrik untuk perbaikan
Page 2
Page 3
(1)
Keterangan :
R = hambatan bahan ()
= resistivitas bahan
l = panjang bahan ( m )
A = luas penampang bahan ( mm )
Menurut rumus ( 1 ) bahwa kemampuan hambat atau daya hambat dari bahan listrik
dapat ditingkatkan dengan memperpanjang bahan itu atau dengan memperkecil luas
penampangnya.
Hantaran atau konduktansi ( G ) dari bahan listrik adalah berbanding terbalik dengan
resistansi ( R ), sehingga konduktivitasnya ( ) berbanding terbalik dengan
resistivitasnya ( ).
G=1/R
G = A/ l
=1/
...
(2)
Menurut rumus ( 2 ) bahwa kemampuan hantar atau daya hantar bahan listrik dapat
Page 4
mm2
Hambatan kawat ( R ) = ( l ) / A
= ( 0,0175. 10 6 x 20 ) / 0,196 x 10 6
= 1,783
2.3. Koefisien Temperatur
Nilai hambatan bahan listrik berubah bila terjadi perubahan temperaturnya .
Perubahan nilai hambatan setiap satu derajat disebut koefisien temperatur ( ).
Nilai hambatan setelah terjadi perubahan temperatur memenuhi persamaan ( 3 )
untuk daerah kutub dan persamaan ( 4 ) untuk daerah tropis / Indonesia.
Rt = Ro ( 1 + t )
(3)
(4)
Page 5
= 0,5 { 1 + 0,004 ( 20 0 ) }
= 0,58
2). Kawat aluminium hambatannya 0,5 pada temperatur 25 C.
Hitung nilai hambatan kawat itu pada temperatur 35 C.
Penyelesaian :
Nilai hambatan kawat itu pada temperatur 35 C adalah
R2 = (1+ t2) R1 / (1+ t1)
= {1+0,004 (35-0)} 0,5 / {1+0,004 (25-0)}
= 0,518
2.4. Jenis Konduktor
a. NYA
Umum
Kabel diproduksi dengan menyesuaikan standar Indonesia dan standar
internasional industri,
seperti: SNI, SPLN, IEC, VDE, DIN, JIS, ICEA / NEMA dan BS.
Atas permintaan perusahaan juga akan menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi lainnya.
Jenis Penunjukan
(Kode untuk menunjuk membuat elemen)
N : Kabel dengan Konduktor tembaga
Y : Polyvinylchloride (PVC) Isolasi
(pertama Y dalam jenis peruntukan)
Y : Polyvinylchloride (PVC) Sheath
(Y kedua dalam jenis peruntukan)
re : Edaran, Konduktor Padat
f : Kawat Fleksibel
Detil
- konduktor tembaga berinti tunggal, PVC terisolasi.
- Spesifikasi : SPLN 42-1
- Nilai Tegangan : 450/750 V
- Ukuran Rentang : 1 x 1,5 hingga 10 mm
Aplikasi
Digunakan untuk instalasi permanen di saluran terkena kabel di lokasi yang
kering.
b. NYAF
Umum
- Kawat tembaga telanjang
- Kisaran Ukuran: 0,5 mm - 35 mm
Page 6
- Isolasi: PVC
- Warna: biru, hitam, kuning, merah, kuning / hijau, putih, coklat, abu-abu
- Untuk pemasangan indoor di pipa dan kabel di lokasi yang kering
c. NYY
Umum
Kabel diproduksi dengan menyesuaikan standar Indonesia dan standar
internasional industri,
seperti: SNI, SPLN, IEC, VDE, DIN, JIS, ICEA / NEMA dan BS.
Atas permintaan perusahaan juga akan menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi lainnya.
Jenis Penunjukan
(Kode untuk menunjuk membuat elemen)
N : Kabel dengan Konduktor tembaga
Y : Polyvinylchloride (PVC) Isolasi
(pertama Y dalam jenis peruntukan)
Y : Polyvinylchloride (PVC) Sheath
(Y kedua dalam jenis peruntukan)
re : Edaran, Konduktor Padat
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 7
f : Kawat Fleksibel
Detil
- inti tunggal, inti banyak, daya & kontrol kabel, konduktor tembaga atau
aluminium, PVC terisolasi,
PVC berselubung.
- Spesifikasi : SPLN 43-1, IEC 60502-1
- Nilai Tegangan : 0,6 / 1 kV
- Ukuran Rentang : 2,3,4 x 1,5 hingga 10 mm
Aplikasi
Digunakan untuk indoor atau dalam instalasi saluran.
d. NYM
Umum
Kabel diproduksi dengan menyesuaikan standar Indonesia dan standar
internasional industri,
seperti: SNI, SPLN, IEC, VDE, DIN, JIS, ICEA / NEMA dan BS.
Atas permintaan perusahaan juga akan menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi lainnya.
Jenis Penunjukan
(Kode untuk menunjuk membuat elemen)
N : Kabel dengan Konduktor tembaga
Y : Polyvinylchloride (PVC) Isolasi
(pertama Y dalam jenis peruntukan)
Y : Polyvinylchloride (PVC) Sheath
(Y kedua dalam jenis peruntukan)
re: Edaran, Konduktor Padat
f : Kawat Fleksibel
Detil
- berinti banyak, konduktor tembaga, PVC terisolasi, berselubung PVC,
bulat atau tipe datar.
- Spesifikasi : SPLN 42-2
- Nilai Tegangan : 300/500 V
- Ukuran Rentang : 2,3,4 x 1,5 hingga 10 mm
Aplikasi
Digunakan untuk instalasi permanen di saluran bawah plester atau instalasi
terkena di lokasi yang kering.
e. NYFGbY
NYFGbY 2 x (1,5-300) mm 0,6 / 1 kV
Cu / PVC / SWA / PVC
(Copper Conductor, PVC Insulated, Galvanized baja datar Kawat Armor,
berselubung PVC)
Standard Keterangan: IEC 60502-1
Aplikasi :
Page 8
f. ACSR
Page 9
Page 10
Page 11
Page 12
g. AAAC
Page 13
Page 14
Page 15
Page 16
Page 17
Page 18
Page 19
h. ACAR
Page 20
Page 21
Page 22
Page 23
Page 24
i. BC
APLIKASI
Digunakan dalam transmisi dan distribusi aplikasi overhead. Juga digunakan
dalam aplikasi grounding.
KONDUKTOR
Konduktor padat tembaga dilapisi per ASTM-B3
Konduktor terdampar 8 AWG - 2 AWG dan 250 MCM - 750 MCM
uncoated tembaga per ASTMB3 dan ASTM-B8
Terdampar konduktor 1 AWG - 4/0 AWG - uncoated konduktor tembaga per
ASTM B3 dan
ASTM-B787
INDUSTRI STANDAR *
ASTM B3
ASTM B8
Page 25
ASTM-B787
RoHS Compliant
Page 26
j. dll
Rangkuman :
1) Kemampuan hambat atau daya hambat dari bahan listrik dapat ditingkatkan
dengan
memperpanjang
bahan
itu
atau
dengan
memperkecil
luas
penampangnya.
2) Kemampuan hantar atau daya hantar bahan listrik dapat ditingkatkan dengan
memperpendek bahan itu atau dengan memperbesar luas penampangnya.
3) Hambatan atau resistansi I dihitung dengan rumus
R=l/A
.............
(1)
..
(2)
Page 27
Rt = Ro ( 1 + t )
(3)
(4)
Soal latihan :
1) Kawat tembaga berdiameter 0,5 mm panjangnya 20 meter.
Hitung hambatan kawat itu bila panjangnya 100 meter.
Hitung daya hantar kawat itu bila diameternya 1,5 mm.
Resistivitas tembaga ( ) 0,0175. 10 6
2) Kawat mangan hambatannya 20 pada XnergyXerXe ruang 25 C.
Berapa hambatan kawat itu pada XnergyXerXe 75 C ?
Resistivitas mangan 0,42. 10 6 Koofisien XnergyXerXe mangan 0,00002.
Page 28
Cu
4) Perak
Ag
2) Aluminium
Al
5) Seng
Zn
3) Baja
Fe
6) Timah
Sn
TEMBAGA
ALUMINIUM
SIFAT :
SIFAT :
- Tidak korosi
- Tahan korosi
- Mudah disoldir
- Non magnetik
- Non XnergyXe
GUNA :
GUNA :
- Penghantar / kabel
- Penghantar udara
- Belitan
- Busbar luar
- Busbar dalam
- Rotor sangkar
BAJA
PERAK
SIFAT :
SIFAT :
- Korosif
- Agak rapuh
- Tahan korosi
Page 29
GUNA :
GUNA :
- Sekering / fuse
- Lidah kontak
- Penguat SUTT
- Magnet
SENG
TIMAH
SIFAT :
SIFAT :
- Tahan korosi
- Tidak korosi
- Konduktif tembaga
- Mudah dibentuk
- Tidak tahan kimia
GUNA :
GUNA :
- Pelapis galvanis
- Pelapis
- Kutub batere
- Soldir
- Bahan cat
Ni
4) Merkuri
Hg
2) Tungsten
5) Karbon
3) Platina
Pt
NIKEL
TUNGSTEN
SIFAT :
SIFAT :
- Tidak korosif
- Mudah dibentuk
- Cepat beroksidasi
- Resistivitas besar = 5. 10 6
Page 30
GUNA :
GUNA :
- Elektroplating
- Elemen pemanas
elektronik
- Magnet
PLATINA
MERKURI
SIFAT :
SIFAT :
- Tidak korosi
- Tahan kimia
- Hambat jenis = 10 7
GUNA :
GUNA :
- Thermo kopel
- Kontak saklar
transformator
- Thermometer dan lampu
KARBON
SIFAT :
GUNA :
- Koefisien XnergyXerXe
- Pengumpul arus
XnergyXe
- Tidak beroksidasi
- Penghantar panas
2.4.
Paduan Logam
Page 31
1) Kuningan
3) Duralium
2) Perunggu
KUNINGAN ( Brass )
SIFAT :
PERUNGGU ( Bronz )
SIFAT :
- Komposisi Cu / Zn : 60 / 40
-Komposisi Cu / Sn : 90 / 10
-Keras , rapuh
tembaga
GUNA :
GUNA :
-Pegas arus
-Komutator
hubung
DURALIUM
SIFAT :
GUNA :
-Komposisi Al / Cu : 95 / 5
-Landasan oven
-Dapat dikerjakan
-Tidak menyerap panas
3) Konstantan
2) Mangan
Page 32
NIKROM
SIFAT :
MANGAN
SIFAT :
-Komposisi Ni / Cr : 80 / 20
-Komposisi Mg / Ni / Cu :12 / 2 / 86
-Hambat jenis = 10 6
GUNA :
GUNA :
seterika
KONSTANTAN
SIFAT :
GUNA :
-Thermo kopel
-Tahan korosi
-Hambat jenis = 5.10 -5
Contoh soal :
2) Sebutkan sifat dan kegunaan dari dua buah bahan logam konduktif penting.
Jawab :
TEMBAGA
ALUMINIUM
SIFAT :
SIFAT :
- Tidak korosi
- Tahan korosi
- Mudah disoldir
- Non magnetik
- Non XnergyXe
Page 33
GUNA :
GUNA :
- Penghantar / kabel
- Penghantar udara
- Belitan
- Busbar luar
- Busbar dalam
- Rotor sangkar
2) Sebutkan sifat dan kegunaan dari dua buah bahan logam resistif penting.
Jawab :
NIKEL
TUNGSTEN
SIFAT :
SIFAT :
- Tidak korosif
- Mudah dibentuk
- Cepat beroksidasi
- Resistivitas besar = 5. 10 6
GUNA :
GUNA :
- Elektroplating
- Elemen pemanas
elektronik
- Magnet
3) Sebutkan sifat dan kegunaan dari dua bahan paduan logam konduktif penting.
Jawab :
KUNINGAN ( Brass )
SIFAT :
PERUNGGU ( Bronz )
SIFAT :
-Komposisi Cu / Zn : 60 / 40
-Komposisi Cu / Sn : 90 / 10
-Keras , rapuh
GUNA :
GUNA :
-Pegas arus
-Komutator
hubung
Page 34
4) Sebutkan sifat dan kegunaan dari dua buah bahan paduan logam resistif penting.
Jawab :
NIKROM
MANGAN
SIFAT :
SIFAT :
-Komposisi Ni / Cr : 80 / 20
-Komposisi Mg / Ni / Cu :12 / 2 / 86
-Hambat jenis = 10 6
GUNA :
GUNA :
seterika
Rangkuman :
1). Bahan logam konduktif ( BLK ) penting di bidang listrik adalah :
a) Tembaga
Cu
d) Perak
Ag
b) Aluminium
Al
e) Seng
Zn
c) Baja
Fe
f) Timah
Sn
Ni
d) Merkuri
Hg
b) Tungsten
e) Karbon
c) Platina
Pt
c) Duralium
b) Perunggu
Page 35
c) Konstantan
b) Mangan
Soal latihan :
1) Sebutkan sifat dan kegunaan dari enam buah bahan logam konduktif
penting.
2) Sebutkan sifat dan kegunaan dari lima buah bahan logam resistif penting.
3) Sebutkan sifat dan kegunaan dari tiga buah bahan paduan logam resistif
penting.
4) Sebutkan sifat dan kegunaan dari tiga buah bahan paduan logam
konduktif penting.
Page 36
melepaskan XnergyXe valensi dari orbitnya. Energi XnergyXe yang membuat atom
stabil terdiri dari Xnergy potensial, rotasi ,dan sentrifugal.
4.2. Hubungan Lapisan bahan P N
Bahan semi konduktor adalah unsur berelektron valensi 4 seperti : Silikon dan
Germanium. Bahan semi konduktor yang masih murni ( XnergyXer ) masih stabil
dan bersifat isolasi. Bahan semi konduktor yang sudah tidak murni ( ekstrinsik ) atau
sudah dikotori menjadi tidak stabil dan bersifat semi konduktor. Bahan lapisan
Positip (P) diperoleh dari pengotoran bahan berelektron valensi 4 oleh bahan
berelektron valensi 3, seperti : Aluminium, Boron, Indium. Bahan lapisan Negatip
(N) diperoleh dari pengotoran bahan berelektron valensi 4 oleh bahan berelektron
valensi 5, seperti : Pospor, Arsen, Antimon. Bila bahan lapisan Positip ( P ) dan
bahan lapisan Negatip ( N ) disambung maka diperoleh bahan semi konduktor
dengan sambungan : mono (Dioda) , duo (Transistor), maupun trio (Thyristor ), dan
multi (Integrated Circuits). Bahan-bahan semi konduktor dan penggunaannya dimuat
pada Tabel 4. 1.
Tabel 4. 1. Bahan semi konduktor dan penggunaannya
No
1
Penggunaan
Dioda, Transistor
Silikon (Si)
Barium titanat ( Ba Ti )
Thermistor (PTC)
Cadmium Sulfida ( Cd S )
Piezo resistor
Selenium (Se)
Penyearah
10
Foto sel
11
Page 37
BAHAN magnet adalah bahan listrik yang dapat dibuat/ dipengaruhi magnet.
Page 38
KUAT MEDAN Magnet ( H ) adalah gaya gerak magnet per satuan panjang
rangkaian magnet ( I N / l Amper lilit per meter )
PERMEABILITAS ABSOLUT ( ) adalah hantar jenis bahan dilalui garisgaris gaya magnet ( B / H )
Dimana o = 4 10 -7
RELUKTANSI Magnet ( S ) adalah hambatan bahan bila dilalui oleh garisgaris gaya magnet ( l / A ). Dimana l adalah panjang lintasan rangkaian
magnet
Page 39
= L . I di
Diintegral menjadi
W = I.L
(5.1)
7). Besi
nikel
2). Besi tempa
Permeabilitas tinggi
Untuk magnet remanen
BESI TUANG
Fe / C = / 2 s/d 5
BAJA SILIKON
Fe / C = / s/d 2
Page 40
BAJA NIKEL
Fe/ Ni/ M = 15 / 80 / 5
Permeabilitas sangat tinggi
Rugi histeris rendah
Untuk : meter besi putar, amor kabel
tanah
Bahan magnet keras (permanen) memiliki jerat histerisis yang luas, a.l :
1). Baja silicon
2). Baja tungsten
BAJA SILIKON
Fe / Si : .. / s/d 2..4
Saturasi besar
Untuk : inti rele, mesin listrik
BAJA KOBALT
Fe/Co/Cr/W : 55/34/5/6
Koersif 10.000 AT / m
Untuk : magnet permanen instrumen
Reluktansi tinggi
Koersif 8.000 AT/m
Untuk : kutub permanen motor listrik
BAJA ALNICO
Fe/Al/Ni/Co/Cu : 52/10/18/15/5
Koersif 100.000AT / m
Keras dan rapuh
Tidak dapat dikerjakan
Untuk : magnet permanen terbaik,
instrument presisi
FERIT
Page 41
Non XnergyXe
Rugi arus pusar nol
Untuk : body mesin listrik, poros, mur
baut
Soal contoh :
4) Jelaskan rugi histerisis dan rugi arus pusar.
Jawab :
RUGI HISTERISIS magnet adalah rugi Xnergy untuk proses magnetisasi dan
demagnetisasi bahan magnet.
RUGI ARUS PUSAR magnet adalah rugi Xnergy karena medan magnet
bolak balik yang membangkitkan gaya gerak listrik pada bahan magnet
sehingga mengalirkan arus pusar dan menyebabkan bahan magnet itu panas.
2) Sebutkan sifat dan kegunaan dua bahan magnet lunak.
Jawab :
BAJA LUNAK
Fe / C = / s/d 0,35
Elastis dan liat
Mudah korosi
Dapat dilas/ dikerjakan
Untuk magnet remanen
Untuk : baut, plat, tali
BESI TUANG
Fe / C = / 2 s/d 5
Keras dan rapuh
Tahan korosi
Tidak dapat dilas/ dikerjakan
Tidak dapat dibuat magnet
Untuk : body / rumah mesin
3). Sebuah bahan magnet dibentuk cincin pejal keliling rata-ratanya 1,4 m dan
penampangnya 0,0012 m2 dililit kawat 500 belitan.
Bila dialiri arus listrik 2 A membangkitkan fluksi 1,2 mili Weber.
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 42
= 1114
Soal latihan :
1) Jelaskan rugi histerisis dan rugi arus pusar.
2) Sebutkan sifat dan kegunaan tujuh bahan magnet lunak.
3) Sebutkan sifat dan kegunaan enam bahan magnet keras.
4) Sebuah bahan magnet dibentuk cincin pejal keliling rata-ratanya 1,4 m dan
penampangnya 0,0012 m2 dililit kawat 1.000 belitan.
Bila dialiri arus listrik 1 A membangkitkan fluksi 1,2 mili Weber.
Hitunglah permeabilitas XnergyXe bahan magnet itu.
BAB 6. DIELEKTRIK
Bahan dielektrik adalah bahan listrik yang mampu menyimpan muatan listrik.
Bahan dielektrik digunakan untuk menyimpan Xnergy listrik, memperbaiki Xnergy
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 43
(6.1)
6.2. Kapasitansi
Kapasitansi bahan dielektrik adalah kapasitas bahan dielektrik dalam menyimpan
muatan listrik persatuan tegangan listrik.
Q
C = ------V
Keterangan :
[ Coulomb / volt ]
(6.2)
C = kapasitansi (Coulomb/volt)
Q = muatan listrik (Coulomb)
V = potensial listrik (V)
..
(6.3)
C = kapasitansi (Coulomb/volt)
Page 44
Kontanta
dielektrik ( )
Kekuatan dielektrik
(kV/cm)
Udara
30
Kertas
2,0 2,6
2,5 4,0
Mika
2,5 6,6
80
Minyak
2,2 4,7
100
Kaca
5,4 9,9
Porselain
5,7 6,8
TR 1,5-4/TT 10-16
Kerugian dielektrik adalah rugi daya listrik akibat adanya arus bocor.
Kerugian dielektrik meningkat jika terjadi tegangan lebih, peningkatan frekuensi,
panas, maupun kelembaban.
Energi yang tersimpan dalam bahan dielektrik adalah setengah dari kapasitansi bahan
dikalikan kwadrad dari potensial listrik.
W = C V [ Joule ].
(6.4)
Page 45
2,5
Coulomb
Q
(2,5 . 10 6)
W = C V = ---- = -------------------------- = 625. 10 6Joule
C
2 (0,005. 10 6)
Energi yang tersimpan sebelum direndam W = 625. 10 6Joule
Di dalam minyak = 2,5
Q* = Q = 2,5 . 10 6 Coulomb
C* = 2,5 C = 2,5 (0,005. 10 6) = 0,0125. 10 6
Farad
(Q*)
(2,5. 10 6)
W* = ------- = ----------------------- = 250. 10 6
2 C*
2 (0,0125 . 10 6)
Joule
Joule
Soal latihan :
Page 46
d. Konstanta dielektrik
e. Kapasitansi
c. c. Kekuatan dielektrik
f. Rugi dielektrik
BAB 7. ISOLASI
Bahan isolasi/ isolator adalah bahan listrik yang mampu memisahkan / menyekat
bagian yang bertegangan listrik dengan bagian konduktif terbuka (BKT) maupun
netral yang dapat membahayakan jika tersentuh manusia.
Asal bahan isolasi dari XnergyX, anorganik, dan sintetis.
7.1. Sifat Bahan Isolasi
Sifat- sifat pokok bahan isolator adalah sifat kelistrikan, terhadap panas, fisis, kimia,
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 47
dan mekanis.
Sifat kelistrikan adalah kemampuan bahan menahan arus listrik.
Resistansi volume bahan menghambat arus bocor volume bahan.
Resistansi permukaan bahan menghambat arus bocor permukaan bahan.
Kedua resistansi itu menurun jika terjadi tegangan lebih, peningkatan frekuensi,
panas, ataupun kelembaban.
Sifat bahan isolasi terhadap panas adalah kemampuan bahan menahan panas
sehingga didapatkan resistansi panas yang diklasifikasikan pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1. Klasifikasi Bahan Isolasi
Kelas
Bahan Isolasi
Temperatur Kerja
maks.( C )
90
105
Kawat email
120
130
155
180
di atas 180
Sifat fisis dan kimia bahan isolasi adalah sifat kemampuan larut, resistansi kimia,
higroskopis, permeabilitas uap, tropis, dan radiasi.
Bahan pelarut komposisinya sama dengan bahan yang dilarutkan. Misalnya
hidrokarbon ( XnergyXe ) larut dalam cairan phenol formaldehyde.
Bahan kimia asam, basa, atau garam menurunkan resistansi bahan isolasi. Misalnya
bahan anorganik tahan ozonisasi.
Sifat penyerapan uap air (higroskopis) di sekitarnya bahan isolasi positif merusak.
Bahan hidroksil higroskopisnya XnergyXe tinggi, sedangkan paraffin, polyethelene
bersifat non higroskopis.
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 48
2). Nitrogen
5). Halogen
3). Hidrogen
6). S F 6
UDARA
NITROGEN
SIFAT :
-Tidak mudah terbakar
- Tidak eksplosif
- Mudah didapat dan murah
- Tegangan tembus 20 s/d 50 kV/cm
SIFAT :
- Anti oksidan
GUNA :
- SUTT , saklar , dielektrik kondensor
GUNA :
- Pengisi kabel tegangan tinggi
- Trafo daya berpendingin minyak
HIDROGEN
SIFAT :
- Konduktif thermal
- Kepadatan rendah/ ringan
- 2,7 s/d 4,5 kV/ cm
GUNA :
- Pendingin belitan mesin listrik besar
GAS MULIA ( Ne Ar Hg Sb )
SIFAT :
-Tidak beroksidasi
GUNA :
- Pengisi tabung elektronik
- Bolam lampu
Page 49
HALOGEN ( Fl, Cl )
GAS SF6
SIFAT :
- Kekuatan dielektrik besar pada
tekanan tinggi
SIFAT :
-Tidak terbakar
-Konduktif thermal
-Stabil pada temperature 100 C
-Kuat dielektrik sangat besar pada
tekanan tinggi 12 kV /cm
GUNA :
- Pengisi kabel tanah bertekanan
GUNA :
-Trafo daya besar
-Switching daya besar
4). Vaselin
MINYAK MINERAL
MINYAK SINTETIS
SIFAT:
- Dari minyak bumi
- Tidak menggumpal
- Tidak mudah terbakar
- 30 s/d 40 kV/ cm
SIFAT:
- Tidak mudah terbakar
- Tidak mudah beroksidasi
- Tidak menggumpal
- Tidak degradasi kimia
- 40 kV/ cm
- beracun
GUNA :
- Pengisi kabel tanah, trafo,
kondensor
- Pendingin saklar daya, starter
GUNA :
- Pengisi kabel tanah, trafo,
kondensor
- Pendingin saklar daya, starter
Page 50
MINYAK TUMBUHAN
-
VASELIN
SIFAT :
- Kekentalan tinggi
- Beku pada 33 s/d 50 C
GUNA :
- Kertas tekan/ impregnasi
- Pengisi kapasitor
6). Keramik
7). Gelas
3). Plastik
8). Non-resin
4). Karet
5). Mineral
10). Cat
5). Katun
6). Fiberglas
3). Tekstil
4). Asbes
8). Sutera
KAYU
SIFAT
- Ringan
- Menyerap air
- Mudah terbakar
SIFAT:
- Ringan
- Menyerap air
- Mudah terbakar
GUNA:
- Struktur tiang
- Landasan
- Chasis, tutup
- Pegangan, tongkat
GUNA:
- Kapasitor
- Bungkus belitan trafo
- Alas alur mesin listrik
- Sekat kabel telepon
Page 51
TEKSTIL
ASBES
SIFAT:
- Ulet/ liat
- Menyerap air
- Mudah terbakar
SIFAT:
- Tahan panas sampai 400 C
- Menyerap air
- 30 s/d 50 kV /cm
GUNA ;
- Divarnish pengikat belitan
GUNA:
- Selubung kabel panas
- Selonsong pemanas
- Penahan bunga api saklar
KATUN
FIBERGLAS
SIFAT :
- Menyerap air
- Mudah terbakar
- Temperature kerja 100 C
- Lentur/ fleksibel
- Kuat dielektrik rendah
SIFAT :
- Tidak menyerap air
- Mudah dicetak/ dibentuk
- Temperature kerja 120 C
GUNA :
- Selubung belitan kecil
- Pengikat belitan
- Bungkus kabel seterika
- Bungkus sambungan pemanas
GUNA :
- Tandon air pendingin trafo,
AC
PITA PEREKAT
SUTERA
SIFAT :
- Tidak mengandung belerang
- Temperature kerja 75 C
SIFAT :
- Kurang menyerap air
- Kuat dielektrik di atas katun
- Lebih mahal dari katun
GUNA :
- Bungkus ujung kabel yang
dikupas
GUNA :
- Selubung belitan mesin kecil
Page 52
TEKSTIL TEKAN
SIFAT :
- Tidak mudah terbakar
- Mudah dikerjakan
- Rugi dielektrik kecil
- Murah
SIFAT:
- Kurang menyerap air
- Temperature kerja 105 C
- Kuat dielektrik naik
GUNA :
- Selubung kabel tanah, trafo
daya
- Dielektrik kapasitor
GUNA :
- Pita ikat belitan
- Bungkus belitan mesin
medium
- Selubung kabel
BIP PLASTIK
1). Natural / alami ( lak, ambar, varnish, getah )
2). Sintetis / buatan
NATURAL
SIFAT :
- Berdaya rekat
- Tidak larut dalam minayk
bumi dibawah 300 C
SINTETIS
1. Thermoset /polimerisasi
kondensasi
2. Thermoplas/ polimerisasi
aditif
GUNA :
- Impregnasi kertas, tekstil
- Pengikat/perekat
komutator,lapis mika
BPIPPS THERMOSET :
1). Melamin
4). Silicon
2). Polyester
5). Phenol
3). Epoxy
6). Polyurethan
Page 53
MELAMIN
POLYESTER
SIFAT :
- Mudah dicetak
- Tahan panas dan kimia
- Kedap air
- Permuakan licin
- Lengket sebelum keras
SIFAT :
- Tahan panas
- Tahan benturan
- Tidak tahan air
GUNA :
- Pelapis permukaan
GUNA :
- Pelapis laminasi
EPOXY
SILIKON
SIFAT :
- Tahan kimia
- Kuat mekanik
- Tidak menyusut
- Perekat dengan hardener
SIFAT :
- Tahan air
- Tahan panas 180 C
- Tidak tahan minyak bumi
GUNA ;
- Lem besi
- Komponen kecil ganti besi
- (roda gigi, mur baut)
GUNA :
- Cairan pendingin trafo
- Aditif
(karet,logam,plastic,keramik)
PHENOL
SIFAT :
- Tahan panas
- Kuat
- Kaku, ukuran stabil
POLYURETHAN
SIFAT:
- Tidak menyerap air
- Mengeras dan rusak pada
- 200 C
Page 54
GUNA :
- Cabinet TV, dll
- Pegangan alat/ tool
- Soket/ outlet
- Disket, CD
- Casing IC,semi konduktor
GUNA :
- Lapis enamel kawat belitan
- Varnish
BIPPS THERMOPLAS :
1). Bakelit (celulos acetate)
4). Polystyrene
8). Bitumen
BAKELIT
CELULOID
SIFAT :
- Tahan bentur
- Mudah dikerjakan
- Menyerap air
- Agak mudah terbakar
- Agak keras , rapuh, kaku
SIFAT:
- Keras tahan bentur
- Mudah terbakar
- Larut dalam acetone
GUNA :
- Landasan :soket lampu, saklar,
kontak
GUNA :
- Tidak digunakan di listrik
Page 55
POLYETHYLENE / POLYTHENE
POLYSTYRENE
SIFAT :
- Ringan
- Elastic pada 60 C
- Tidak menyerap air
- Tidak larut dalam solven/asam
- Lebur pada 110 C
- 200 s/d 600 kV /cm
SIFAT :
- Elastic
- Tidak menyerap air
- 200 kV /cm
- temperature kerja 80 C
GUNA :
- Selubung kabel
- Selang, pipa, container
GUNA :
- Bushing
- Dielektrik kapasitor DC
- Cabinet TV, dll
POLYVINYL CHLORIDE
POLYAMID/ NYLON
SIFAT :
- Keras agak lentur
- Tidak menyerap air
- 300 kV/ cm
- temp. kerja 90 C
SIFAT:
- Tahan gesek
- Tahan solven/ asam
- Temp. kerja 150 C
- 200 kV /cm
GUNA :
- Selubung kabel
- Pipa listrik, air
- Film, pita, lembar selubung
:batere, dll
GUNA :
- Selubung kabel
- Lembaran, pita,pipa
- Komponen kecil alat
Page 56
POLY CARBONAT
BITUMEN
SIFAT:
- Tahan bentur
- Tahan asam/ solven
- Tidak menyerap air
- Larut oleh hydrocarbon
aromatic
SIFAT :
- Mudah dicetak
- Lunak pada 75 C
GUNA :
- Film isolasi
- Komponen isolasi cetak
GUNA :
BIP KARET :
1). Karet alam
SIFAT
-
Elastic
Beroksidasi
Temperature kerja 75 C
Temperature lebur 230 C
200 kV/cm
GUNA
- Selubung kabel fleksibel
tegangan
- Rendah : las, katrol
KARET EBONIT
( karet alam + belerang )
SIFAT
- Rusak oleh matahari
- Dapat dikerjakan
- Temperature kerja 60 C
GUNA
- Bushing
- Rumah batere
Page 57
KARET BUATAN
( karet butyl )
SIFAT
-
Kenyal
Tahan gores
Tahan panas
Tahan solven/ asam
Tidak beroksidasi
Rusak oleh minyak bumi
GUNA
- Isolasi kabel fleksibel
KLOROPRENE / NEOPRENE
SIFAT
-
Tahan api
Tahan solven
Tahan matahari
Adhesive dengan logam
GUNA
- Isolasi kabel
KARET SILIKON
SIFAT
- Tahan minyak dan air
- Lentur pada 60 C
-Temperature kerja 60 s/d 150 C
GUNA
- Pelapis
- Pita perekat
- Selubung kabel
3). Marmer
2). Mikanit
4). Sabak
MIKA
SIFAT
- Tahan panas
- Tidak rusak oleh
air,asam,garam
- Dapat dicetak
- Kuat dan kaku
- 400 s/d 1500 kV/cm
MIKANIT
( lembar mika + selak )
SIFAT
- 300 kV/ cm
Page 58
GUNA
- Isolasi komutator
- Terminal mesin listrik
- Isolator pemanas
GUNA
- Bushing
- Isolasi komutator mesin besar
- Isolasi alur mesin listrik
MARMER
SIFAT
-
Rapuh
Tahan panas
Mudah dikerjakan
650 kV/ cm
GUNA
- Landasan saklar daya
SABAK
SIFAT
- Rapuh
- Tahan panas
- Mudah dikerjakan
GUNA
- Bushing
- Landasan komponen
2). Refraktori
REFRAKTORI
(dolomite CaCO3, magnesit MgCO3)
SIFAT
- Keras, licin, rapuh
- Berpori
SIFAT
-
GUNA
- Isolator elemen pemanas
- Isolator duduk, gantung
- Landasan saklar, fuse
- Rumah fuse
- Bushing
GUNA
- Dinding tungku
- Cetakan logam tuang
Page 59
BIP GELAS :
SIFAT UMUM
Keras , licin, rapuh
Transparan
Padat , sulit dikerjakan
Tahan kimia , solven, air
GUNA UMUM
Tabung lampu
Jendela XnergyXerX, PHB
Fuse kecil
BIP GELAS :
1). Quart
3). Fiber
2). Pyrex
QUART ( gelas silica )
SIFAT
- Sulit dikerjakan
- Temperature kerja 1470 C
- Temperature lebur 1667 C
SIFAT
- Tahan kimia
- Temperature lebur 820 C
GUNA
- Kaca tahan api
GUNA
- Pipa kaca
- Gauge
Tahan bentur
Mudah dicetak
Berserat resin
Temperature kerja 130 C
Temperature lebur 626 C
GUNA
- Sekat tembus pandang
- Jendela instrument
Page 60
BIP NON-RESIN
1). Malam/wax
2). Aspal
MALAM
SIFAT
-
ASPAL
Tahan air
Padat pada temp. ruang
Temperature lebur
50 s/d 87 C
GUNA
- Segel/ seal
- Penahan bocor kecil minyak
SIFAT
-
GUNA
- Selubung dan sambungan/
joint
- Kabel tanah
3). Enamel
2). Adhesif
4). Varnis
LAMINAT
ADHESIF
SIFAT
- Menyerap air
- Temperatur kerja 60 s/d 190
C
- Tebal lembar 0,2 s/d 50 mm
SIFAT
-
GUNA
- Pelapis lembar kertas ,asbes,
gelas
GUNA
- Selubung belitan
Page 61
VARNIS
CAT
SIFAT
- Tahan air
- Tidak tahan gores
- Keras bila beroksidasi
SIFAT
- Cair dan lengket
- Tahan air bila kering
- Keras bila beroksidasi
GUNA
- Pelapis anti oksidasi
- Penahan air
- Meningkatkan isolasi
GUNA
- Pelapis anti korosi :tiang,
rumah alat
Soal contoh :
1). Apakah yang disebut bahan isolasi itu ?
Jawab :
Bahan isolasi/ isolator adalah bahan listrik yang mampu memisahkan /
menyekat bagian yang bertegangan listrik dengan bagian
konduktif
90 C
4). Tuliskan satu contoh bahan isolasi gas, cair, dan padat masing- masing
dengan sifat dan kegunaannya.
Jawab :
UDARA
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
NITROGEN
Page 62
SIFAT :
-Tidak mudah terbakar
- Tidak eksplosif
- Mudah didapat dan murah
- Tegangan tembus 20 s/d 50kV/cm
SIFAT :
- Anti oksidan
GUNA :
- SUTT , saklar , dielektrik kondensor
GUNA :
- Pengisi kabel tegangan tinggi
- Trafo daya pendingin minyak
MINYAK MINERAL
MINYAK SINTETIS
SIFAT:
- Dari minyak bumi
- Tidak menggumpal
- Tidak mudah terbakar
- 30 s/d 40 kV/ cm
SIFAT:
- Tidak mudah terbakar
- Tidak mudah beroksidasi
- Tidak menggumpal
- Tidak degradasi kimia
- 40 kV/ cm
beracun
GUNA :
- Pengisi kabel tanah, trafo, kondensor
- Pendingin saklar daya, starter
GUNA :
- Pengisi kabel tanah, trafo,
kondensor
- Pendingin saklar daya, starter
KAYU
SIFAT
- Ringan
- Menyerap air
- Mudah terbakar
SIFAT:
- Ringan
- Menyerap air
- Mudah terbakar
GUNA:
- Struktur tiang
- Landasan
- Chasis, tutup
- Pegangan, tongkat
GUNA:
- Kapasitor
- Bungkus belitan trafo
- Alas alur mesin listrik
- Sekat kabel telepon
Soal latihan :
1). Jelaskan lima sifat pokok masing masing dari bahan isolasi.
2). Berikan tiga buah contoh bahan isolasi kelas Y ( maks. 90C).
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 63
3). Tuliskan enam buah contoh bahan isolasi gas masing- masing dengan sifat
dan kegunaannya.
4). Tuliskan empat buah contoh bahan isolasi cair masing- masing dengan
sifat dan kegunaannya.
5). Tuliskan sepuluh buah contoh bahan isolasi padat masing- masing dengan
sifat dan kegunaannya.
5). Thermionik
Page 64
Bahan
Sumber
Daya
( kW )
Efisiensi ( % )
0,25
14
20.000
60
Sel Surya
Matahari
Magnet Hidro
dinamik
Panas
Sel Pembakaran
Udara, H, O
15
90
Thermo Elektrik
Panas
35
Thermionik
Panas
0,30
10
Page 65
Page 66
Page 67
menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun 1967 sudah tidak mencantumkan
lagi tegangan 127 Volt. (IEC Standard Voltage pada Publikasi nomor 38 tahun 1967
halaman 7 seri 1 tabel 1). Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi untuk
masingmasing sistem tegangan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini:
2-3-1 Sistem distribusi satu fasa dengan dua kawat.
Tipe ini merupakan bentuk dasar yang paling sederhana, biasanya digunakan
untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah
perumahan dan pedesaan. Ditinjau dari sisi sekunder trafo distribusinya, tipe ini ada
2(dua) macam, seperti ditunjukkan apada gambar 3-25.
2-3-2 Sistem distribusi satu fasa dengan tiga kawat.
Pada tipe ini, prinsipnya sama dengan sistem distribusi DC dengan tiga
kawat, yang dalam hal ini terdapat dua alternatif besar tegangan. Sebagai saluran
netral disini dihubungkan pada tengah belitan (center-tap) sisi sekunder trafo, dan
diketanahkan, untuk tujuan pengamanan personil. Tipe ini untuk melayani penyalur
daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.
2-3-3 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt
Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas sedang dengan jarak
pendek, yaitu daerah perumahan pedesaan dan perdagangan ringan, dimana terdapat
dengan beban 3 fasa.
2-3-4 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt
Page 68
Untuk rangkaian seperti diatas terdapat pula sistem tegangan 240/416 Volt dan atau
tegangan 265/460 Volt.
2-3-5 Sistem distribusi tiga fasa dengan tiga kawat
Tipe ini banyak dikembangkan secara ekstensif. Dalam hal ini rangkaian tiga
fasa sisi sekunder trafo dapat diperoleh dalam bentuk rangkaian delta (segitiga)
ataupun rangkaian wye (star/bintang).
Diperoleh dua alternatif besar tegangan, yang dalam pelaksanaannya perlu
diperhatikan adanya pembagian seimbang antara ketiga fasanya. Untuk rangkaian
delta tegangannya bervariasi yaitu 240 Volt, dan 480 Volt. Tipe ini dipakai untuk
melayani beban-beban industri atau perdagangan.
2-3-6 Sistem distribusi tiga fasa dengan empat kawat
Pada tipe ini, sisi sekunder (output) trafo distribusi terhubung star, dimana
saluran netral diambil dari titik bintangnya. Seperti halnya pada sistem tiga fasa yang
lain, di sini perlu diperhatikan keseimbangan beban antara ketiga fasanya, dan disini
terdapat dua alternatif besar tegangan.
2-3-7 Ketidaksimetrisan beban
Dalam kondisi ideal dimana beban benar-benar terbagi rata (simetris) pada
ketiga fasanya, maka arus yang lewat pada saluran netral adalah benar-benar netral
(nol), yang artinya saluran netral ini tidak dilalui arus. Karenanya dalam
pelaksanaan pengoperasiannya, saluran netral pada tipe star dibuat dengan ukuran
yang lebih kecil dari ukuran kawat-kawat fasanya. Tipe ini dipakai untuk melajani
beban-beban perumahan, perdagangan dan Industri
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 69
Generator AC tiga fasa, pada dasarnya adalah serupa dengan tiga generator
satu fasa dengan daya yang sama (P3I = 3 x P1I), yang dirancang menyatu secara
rigid (kompak), dengan tata letak masing-masing kumparan berbeda sudut (listrik)
sebesar 120o . Jadi, misalkan sebuah generator 3I Gambar 2-30. Sistem distribusi
tiga fasa empat kawat 220/380 Volt 416V 416V 240V 240V Gambar 2-29. Sistem
distribusi tiga fasa tiga kawat 30 berkapasitas nominal bebannya 10 ampere, pada
dasarnya adalah sama dengan tiga generator 1I masing-masing berkapasitas 10
ampere, yang dijadikan satu. Jika dibandingkan pada kapasitas daya yang sama,
misalkan sebuah generator AC 3I berkapasitas 30 kVA (total) dengan generator AC
1I berkapasitas 30 kVA akan didistribusikan pada 3 berkas kumparan daya, (katakan
bebannya simetris), masing-masing berkas menanggung 10 kVA. Pada tipe 1I, daya
sebesar 30 kVA ini seluruhnya ditanggung oleh satu berkas kumparan daya. Dalam
praktek, sistem 3 fasa tidak selalu beroperasi pada kondisi arus beban simetris, baik
pada pembangkit maupun pada penyalurannya. Pada dasarnya, ada 4 sumber
penyebab terjadinya ketidak simetrisan sistem 3 fasa ini, yaitu:
2-3-7-1 Tidak simetris tegangan sejak pada sumbernya:
Tegangan tak simetris pada output generator 3 fasa bisa saja terjadi
(walaupun jarang) karena kesalahan teknis pada ketiga berkas kumparan dayanya
(jumlah lilitan atau resistansi).
2-3-7-2 Tidak simetris tegangan pada salurannya:
Hal demikian dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Konfigurasi ketiga saluran secara total total tidak simetris, sehingga total
kapasitansinya tidak simetris. Keadaan demikian dapat terjadi pada
penyaluran jarak jauh dan bertegangan tinggi, dimana jarak rata-rata masingmasing saluran fasa terhadap tanah tidak sama.
2) Resistansi saluran tidak sama karena jenis bahan konduktor yang berbeda
(besar R dipengaruhi oleh besar ).
3) Resistansi saluran tidak sama karena ukuran konduktor tidak sama (besar
R dipengaruhi oleh besar q).
4) Resistansi saluran tidak sama karena jarak antara masing-masing saluran
fasa dengan beban tidak sama (besar R dipengaruhi oleh jarak l).
2-3-7-3 Tidak simetris pada resistansi bebannya:
Karena besar I (arus beban) ditentukan oleh besar R(beban), maka pada
keadaan 3I: RR z RS z RT, maka arus bebannya: IR z IS z IT. Akibat lanjutnya
adalah: bila resistansi saluran dianggap sama dengan R, maka rugi tegangan yang
terjadi pada sistem 3I adalah IRR z ISR z ITR atau VR z VS z VT dan rugi daya IR 2
R z IS 2 R z IT 2 R atau PR z PS z PT sehingga: V(T)R z V(T)S z V(T)T dimana
V(T) = tegangan pada sisi terima (konsumen). Kondisi tak simetris pada tegangan
sisi terima akibat tidak simetrisnya beban ini adalah suatu hal yang paling sering
terjadi dalam praktek, antara lain oleh adanya sambungan-sambungan di luar
perhitungan dan perencanaan. Upaya teknis memang perlu dilakukan, agar diperoleh
keadaan pembebanan yang simetris. Pada sistem 3 fasa yang menggunakan saluran
netral (baca saluran nol), dalam keadaan beban simetris maka arus yang lewat
saluran nol adalah benar-benar nol (netral), tetapi bila terjadi keadaan tak simetris,
maka sebagian arus (berupa arus resultan) akan lewat saluran netral ini, sehingga
saluran tersebut menjadi tidak netral lagi.
2-3-7-4 Tidak sama besar faktor daya dari bebannya:
Page 70
Keadaan demikian bisa terjadi, misalnya bila sistem 3 fasa dibebani seperti
berikut:
- Fasa R dibebani (1I) beban resistif murni
- Fasa S dibebani motor 1I dengan p.f. = 0,8 mengikut.
- Fasa T dibebani motor 1I dengan p.f. = 0,6 mengikut.
- Fasa RST dibebani motor 3I dengan p.f. = 0,8 mengikut.
Dengan pembebanan tersebut berarti arus beban akan tidak simetris.
2-4 Gardu Distribusi
Gardu listrik pada dasarnya adalah rangkaian dari suatu perlengkapan hubung
bagi ; a) PHB tegangan menengah; b) PHB tegangan rendah. Masing-masing
dilengkapi gawai-gawai kendali dengan komponen proteksinya. Jenis-jenis gardu
listrik atau gardu distribusi didesain berdasarkan maksud dan tujuan penggunaannya
sesuai dengan peraturan Pemda setempat, yaitu: 1) Gardu Distribusi konstruksi beton
(Gardu Beton); 2) Gardu Distribusi konstruksi metal clad (Gardu besi); 3a) Gardu
Distribusi tipe tiang portal, 3b) Distribusi tipe tiang cantol (Gardu Tiang); dan 4a)
Gardu Distribusi mobil tipe kios, 4b) Gardu Distribusi mobil tipe trailer (Gardu
Mobil).
Komponen-komponen gardu: a) PHB sisi tegangan rendah; b) PHB pemisah
saklar daya); c) PHB pengaman transformator); d) PHB sisi tegangan rendah; e)
Pengaman tegangan rendah; f) Sistem pembumian; g) alat-alat indikator.
Instalasi perlengkapan hubung bagi tegangan rendah berupa PHB TR atau rak
TR terdiri atas 3 bagian, yaitu : 1) Sirkit masuk + sakelar; 2) Rel pembagi; 3) Sirkit
keluar + pengaman lebur maksimum 8 sirkit
Spesifikasi mengikuti kapasitas transformator distribusi yang dipakai.
Instalasi kabel daya dan kabel kontrol, yaitu KHA kabel daya antara kubikel
ke transformator minimal 125 % arus beban nominal transformator. Pada beban
konstruksi memakai kubikel TM single core Cu : 3 x 1 x 25 mm2 atau 3x1x35mm2 .
Antara transformator dengan Rak TR memakai kabel daya dengan KHA 125 % arus
nominal. Pada beberapa instalasi memakai kabel inti tunggal masingmasing kabel
perfasa, Cu 2 x 3 x 1 x 240 mm2 + 1 x 240 mm2 .
Instalasi lain yang ada pada gardu distribusi adalah Instalasi penerangan,
terdiri dari; 1) Instalasi alat pembatas dan pengukur; 2) Inststalasi kabel scada untuk
kubikel dengan motor kontrol; 3) Instalasi pengaman pelanggan untuk APP
pelanggan tegangan menengah
Page 71
Page 72
Page 73
Page 74
Page 75
- Lemari PHB TR dipasang minimal 1,2 meter diatas permukaan tanah atau
1,5 meter pada daerah
yang sering terkena banjir. Pada beberapa tempat gardu portal juga dipasang
trafo arus untuk
pengukuran alat ukur pelanggan-pelanggan tegangan rendah.
2-4-4 Gardu Tiang Tipe Cantol.
2-4-4-1 Bangunan fisik Gardu tipe Cantol
- Gardu cantol adalah type.gardu listrik dengan transformator yang
dicantolkan pada tiang listrik besamya kekuatan tiang minimal 500 daN.
- Instalasi gardu dapat berupa :
x 1 Cut out fused
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 76
x 1 lighting arrester.
x 1 panel PHB tegangan rendah dengan 2 jurusan atau transfor- mator
completely self
protected (CSP - Transformator) Lihat contoh gambar konstruksi
gardu cantol PT. PLN
(Persero)
2-4-4-2 Sambungan Gardu Tiang Tipe Cantol
- Gardu cantol 1 fasa dengan transformator CSP (completely self protected)
untuk pelayanan
satu fasa.
- Untuk pelayanan sistem 3 fasa memakai 3 buah trafo 1 fasa dengan titik
netral di gabungkan
dari tiap-tiap transformator menjadi satu.
- Instalasi dalam PHB terbagi atas 6 bagian utama.
o Instalasi switch gear tegangan menengah
o Instalasi switch gear tegangan rendah
o Instalasi transformator
o Instalasi kabel tenaga dan kabel kontrol
o Instalasi pembumian
o Bangunan fisik gardu.
Page 77
Instalasi Pembumian
- Instalasi pembumian pada gardu berdasarkan ketentuan yang diberlakukan
setempat. Tujuan
utamanya adalah mendapatkan nilai pentanahan elektroda maksimum 1 Ohm
- Jenis-jenis Elektroda (lihat PUIL 2000 Bab III).
Page 78
Contoh
Penggunaan elektroda batang pada gardu distribusi:
- Memakai elektroda dengan kedalaman 3-6 meter.
- Jarak tanam minimal 2 meter atau sejarak 1 x panjang elektroda.
- Pada terminal keluar harus diberi bak kontrol untuk melakukan pengukuran
tahanan tanah.
Ikatan Pembumian
- Semua bagian-bagian konduktif terbuka clan bagian konduktif extra pada gardu
dihubungkan dengan
penghantar ke ikatan penyama potensial pembumian.
- Titik netral sistem tegangan rendah pada terminal netral transformator, pada Rak
PNB-TR dibumikan,
dihubungkan pada elektroda pembumian.
- Klem pengikat harus terbuat dari bahan tahan korosi minimal memakai baut ukuran
10 mm2 .
Keterangan
Elektroda pembumian grid CU 1 x 50 mm2 digelar di bawah ponclasi gardu.
Pada titik-titik tertentu dikeluarkan setinggi 30 cm untuk terminal pembumian.
Penghantar terminal memakai CU 1 x 16 mm2 untuk BKT. CU 1 x 50 mm2 untuk
Netral Transformator BKT, Transformator dan Rak TR
Page 79
Konstruksi penunjang.
Beberapa konstruksi penunjang terdapat pada kelengkapan konstruksi gardu yang
kebutuhannya disesuaikan setempat.
Kabel Tray harus terbuat dari bahan anti korosif untuk ' keperluan tiap-tiap 3 meter
jalur kabel.
Klem kabel untuk memperkuat dudukan kabel pada ikatan dinamis atau kabel tray
bisa terbuat dari kayu (Support cable).
- bolt clamp
- Spice plate
- plate bar
- Collar- penjepit kabel pada Rak TR/TM.
- Fisser ukuran 10 mm2 panjang 60 mm2 , 120 mm2
- Insulating bolt, baut dilapisi nilon, makrolon.
- Insulating slim, bahan bakelit, nilon, makrolon.
- Terminal hubung, plat dibawah sel TM.
- Clampping connector 0 9 mm2 , 13 mm2 , 17 mm2 .
- T- connector lunimog-clamp terbuat dari Cu.
- Angle clamp connector (knee-konektor)
- Connecting blok terbuat dari tembaga
- Straight clamp connector Untuk konstruksi pemasangan contoh pada
standard konstruksi
instalasi gardu PT. PLN (Persero).
2-4-5 Gardu Mobil
Yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya berupa sebuah mobil
(diletakkan diatas mobil), sehingga bisa dipindah-pindah sesuai dengan tempat yang
membutuhkan. Oleh karenanya gardu mobil ini pada Gambar 2-43. Diagram Instalasi
Pembumian Gardu Distribusi Sistem Distribusi Tenaga Listrik 41 umumnya untuk
pemakaian sementara(darurat), yaitu untuk mengatasi kebutuhan daya yang sifatnya
temporer.
Secara umum ada dua jenis gardu mobil, yaitu pertama gardu mobil jenis
pasangan dalam (mobil boks) dimana semua peralatan gardu berada di dalam
bangunan besi yang mirip dengan gardu besi. Kedua, gardu mobil jenis pasangan
luar, yaitu gardu yang berada diatas mobil trailer, sehingga bentuk pisiknya lebih
panjang dan semua peralatan penghubung/pemutus, pemisah dan trafo distribusi
tampak dari luar. Gambar 2-44 memperlihatkan sebuah gardu distribusi berupa gardu
mobil pasangan luar berada diatas trailer. Gardu distribusi jenis trailer ini umumnya
berkapasitas lebih besar daripada yang jenis mobil. Hal ini bisa dilihat dari
konstruksi peralatan penghubung yang digunakan.
Pada setiap gardu distribusi umumnya terdiri dari empat ruang (bagian) yaitu,
bagian penyambungan/pemutusan sisi tegangan tinggi,
Page 80
bagian pengukuran sisi tegangan tinggi, bagian trafo distribusi dan bagian panel sisi
tegangan rendah. Keterangan gambar:
Pada gardu beton dan gardu metal bagian-bagian tersebut tersekat satu
dengan lainnya, sedang pada gardu tiang panel distribusi tegangan rendah diletakkan
pada bagian bawah tiang. Pada gardu distribusi, sistem pengaman yang digunakan
umumnya berupa arrester untuk mengantipasi tegangan lebih (over voltage), kawat
tanah (ground wire) untuk melindungi saluran fasa dari sambaran petir dan sistem
pentanahan untuk menetralisir muatan lebih, serta sekring pada sisi tegangan tinggi
(fuse cut out) untuk memutus rangkaian jika terjadi arus lebih (beban lebih). Gambar
2-44. Gardu mobil 42
Secara visual "Fuse Cut Out"
ini dari bawah (jauh) tampak sedang
on atau off. Arrester dipasang di
bagian luar gardu distribusi, yaitu pada
SUTM tempat penyam-bungan ke
gardu distribusi. "Fuse cut out"
dipasang dekat arrester atau bisa juga
dipasang di dalam gardu, jika jarak
antara titik penyambungan dan gardu
distribusi relatif jauh dan saluran
cabang menuju gardu distribusi
menggunakan kabel tanah. Untuk
gardu tiang dan gardu mobil "Fuse Cut
Out" di pasang pada bagian atas tiang
terdekat (titik jumper). Gambar 2-45
memperlihat kan sebuah pemutus
beban 20 kV tipe "Fuse Cut out"
Page 81
Trafo distribusi yang digunakan di Indonesia saat ini pada umumnya adalah
trafo produksi dalam negeri. Ada lima pabrik trafo di Indonesia yaitu: PT. UNINDO,
PT. TRAFINDO dan PT. ASATA di Jakarta; PT. MURAWA di Medan : PT. Bambang
Djaja di Surabaya. Ditinjau dari jumlah fasanya trafo distribusi ada dua macam, yaitu
trafo satu fasa dan trafo tiga fasa.
Trafo tiga fasa mempunyai dua tipe yaitu tipe tegangan sekunder ganda dan
tipe tegangan sekunder tunggal. Sedang trafo satu fasa juga mempunyai dua tipe
yaitu tipe satu kumparan sekunder dan tipe dua kumparan sekunder saling
bergantung, yang di kenal dengan trafo tipe "NEW JEC". Gambar 2-46
memperlihatkan sebuah trafo distribusi tiga fasa kelas 20 kV produksi PT. UNINDO
Jakarta menurut standarisasi DIN, Jerman Barat. Bak trafo dapat diisi dengan minyak
trafo biasa atau askarel (suatu bahan buatan) dan kelas ini untuk kapasitas daya lebih
kecil dari 1000 kVA.
Page 82
Dengan mengubah posisi "tap changer" tegangan sisi sekunder dapat diatur
dari 115 Volt sampai dengan 133 Volt. Keistimewaan trafo tipe New Jec ialah setiap
fasa terdiri dari satu tabung dapat diinstalasi untuk mendapatkan dua sistem
tegangan, yaitu sistem 127 Volt dan sistem 220 Volt,
Page 83
Page 84
Page 85
BAB III
ALAT PEMBATAS
DAN PENGUKUR
3-1 Pembatas
Satuan arus ialah Ampere, sedangkan satuan daya ialah VA. Karena itu
pembatas arus listrik menggunakan satuan Ampere. Penggunaan pembatas disebut
sebagai penentuan demand (kebutuhan) pengguna. Besar arus trip pelebur atau
pemutus yang digunakan sebagai pembatas maksimum ditetapkan sebesar 10% di
atas arus nominal trafo yang dilindungi.
Page 86
Page 87
Page 88
Page 89
Page 90
3-3-4
Page 91
Page 92
beban, dan besarnya dinyatakan dalam daya nyata atau VA, sesuai dengan hargaharga nominal dari kebesaran- kebesaran sekunder. Sebagai contoh, bila beban dari
suatu transformator adalah 100 VA, dan tegangan nominal dari transformator adalah
110 V, maka Zb = 1102/100 = 121 . Demikian pula bila beban dari suatu
transformator arus adalah 20 VA dan arus nominal sekunder adalah 5 A, maka Zb =
20/52 = 0,8 . Sebagai catatan, maka komponen reaktif dari beban biasanya,
dinyatakan dengan factor kerjanya, sebagai contoh misalnya beban 20 VA, faktor
kerja 0,8.
3-3-4-2 Transformator-transformator Arus
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 3-6, transformator arus dipergunakan dengan
dihubungkannya dalam seri kumparan primernya dengan beban, kumparan
sekundernya dihubungkan dengan sirkit arus dari alat pengukur amper atau alat
pengukur watt. Dalam transformator arus, kesalahan terjadi terutama disebabkan oleh
adanya magnitisasi, yang didapat dari sebagian arus primer.
Page 93
Page 94
Page 95
posisi pemasukan dari pengantar ke dalam inti, ditambah pula kesalahan bentuk
gelombang dan frekuensi adalah besar. Untuk mengurangi kesalahan-kesalahan
tersebut maka alat ukur ampere yang digantungkan seperti diperlihatkan dalam
Gambar 3-12(b) lebih baik dipergunakan. Dalam alat ukur ini jalan garis-garis
magnit hanya terbuka pada saat memasukan pengantar ke dalam inti besi, sedangkan
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 96
Page 97
dengan kWh meter 3 phasa 4 kawat, kWh meter 3 phasa 3 kawat ini uga dilengkapi
dengan 2 register dan 2 terminal timer. Pada kWh meter ini tidak terdapat kawat nol
(netral), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3-15, di bawah ini.
Ketiga jenis kWh meter di atas
merupakan alat ukur yang cara bekerjanya
secara analog. Tetapi dewasa ini telah
diciptakan kWh meter elektromik (digital) dan
sampai saat ini banyak yang sudah
menggunakannya, khususnya untuk pelangganpelanggan besar atau industri yang daya
terpasangnya di atas 200 kVA.
Dengan
memasang
kWh
meter
elektronik ini dapat memudahkan kinerja PLN
dalam mengecek pemakaian energy listrik para
pelanggan. Hal ini dikarenakan kWh meter
elektronik ini dihubungkan ke sebuah modem,
sehingga dapat diakses secara on-line dengan
komputer. Dari pernasangan kWh meter elektronik dapat diketahui arus tiap phasa,
tegangan tiap phasa, faktor kerja ( cos ) tiap phasa, frekuensi dan daya.
kWh meter elektronik ini dilengkapi dengan baterai 9 Volt dan pada modem
terdapat kartu handphone yang digunakan untuk pernanggilan (akses). Gambar 3-16
menunjukkan bentuk dari kWh meter elektronik tersebut.
3-4-3 Meter Standar
Suatu kWh meter yang akan dipasang pada pelanggan sebelumnya harus
sudah dilakukan peneraan terhadap kesalahan- kesalahan (error) kWh meter sesuai
dengan batas dan kelasnya. Peneraan ini menggunakan suatu alat yang disebut meter
standar. Meter standar adalah suatu alat ukur energi yang dibuat khusus dengan
ketelitian tertentu. Meter standar ini digunakan sebagai alat pembanding kesalahankesalahan (error) pada kWh meter. Karena fungsinya sebagai pembanding, maka,
meter standar ini memiliki akurasi kesalahan sampai dengan 0,5 % dan
spesifikasinya, adalah 127 V, 5 A dan 500 rev/kWh.
Meter standar ini dihubungkan ke alat penghubung yang dinamakan meja
tera. Jadi dalam pelaksanaan pengujian, meter standar tidak langsung dihubungkan
ke kWh meter yang diuji melainkan melalui meja tera lebih dahulu. Suatu pengujian
kWh meter dapat dilakukan sampai 3-20 buah kWh meter secara bersamaan. Gambar
3-17 memperlihatkan bentuk meter standar.
3-4-4 Sistem Pengamanan kWh Meter
Seperti yang telah diketahui bahwa PLN sering mengalami kerugiankerugian, ini tidak hanya pada material namun juga energi listrik yang secara
langsung pada kerugian finansial. Kerugian-kerugian PLN sering disebabkan adanya
pelanggaran-pelanggaran energi listrik yang dilakukan para pelanggan. Banyak cara
yang dilakukan pelanggan dalam melakukan pelanggaran energi listrik. Salah
satunya adalah dengan membuka/merusak segel kWh meter. PLN sebagai
perusahaan listrik negara dalam hal ini sudah mengantisipasi tindakan-tindakan
pencurian tersebut dengan memberikan segel-segel di bagian alat ukur, antara lain:
Page 98
Page 99
suatu proses yang disebut peneraan. Tujuan dari peneraan adalah agar kesalahan
penunjukkan kWh meter yang terjadi berada dalam batas-batas yang diizinkan.
Peneraan kWh meter dapat dilakukan antara lain dengan melalui Meter Standard,
Watt Meter dan Stopwatch. Jika kita menera kWH meter dengan Meter Standard,
peneraan dengan cara ini adalah membandingkan energi yang ditunjukkan kWh
meter yang ditera dengan energi yang ditunjukkan di Meter Standard. Dan kWh
meter yang kita tera adalah kWh meter 3 phasa 4 kawat karena semua kWh meter
baik 1 phasa 2 kawat dan 3 phasa 3 kawat prinsipnya sama dalam melakukan
peneraan.
Langkah-langkah peneraan kWh meter adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan visual dan mekanis
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya cacat pada
meter. Kemudian tutup meter dilepas dan memeriksa bagian- bagian meter, antara
lain:
1) Kotak meter
2) Rangkaian register
3) Kekencangan sekrup
4) Kebersihan bagian dalam meter, terutama sela pada bagian magnet
peredaman
5) Dan bagian lain yang dianggap perlu
Setelah pemeriksaan di atas selesai, langkah selanjutnya yaitu kumparan arus
dan kumparan tegangan kWh meter dihubungkan ke meja tera/Meter Standard.
Kumparan arus dibubung seri sedangkan kumparan tegangan dihubung paralel.
b. Pemanasan awal
Sebelum peneraan dilaksanakan, dilakukan pemanasan awal terlebih dahulu.
Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan pemanasan sesuai dengan temperatur
kerja kWh meter, guna memperoleh kestabilan hingga kesalahan akibat perbedaan
suhu menjadi minimum. Pemanasan ini dilakukan selarna 30 sampai 60 menit
dengan memberikan arus dan tegangan nominal pada cos X = 1.
c. Pengujian register
Pengujian register ini dilakukan pada waktu pemanasan awal. Jadi disamping
menjalankan kWh meter juga dilihat penunjukan register. Maksud dari pengujian ini
adalah untuk membuktikan kebenaran dari konstanta meter yang ditera. Jika dalam
pengujian ini terjadi kesalaban menghubungkan kabel ke kumparan arus maupun
tegangan, maka register tidak berputar. Cara pengujian konstanta (c) meter dengan
satuan jumlah putaran per kWh meter ada 2 cara, yaitu:
1) Menghitung jumlah putaran piringan dan selisih penunjukkan
register
Dengan cara ini, konstanta (c) yang diperoleh sebagai berikut:
n
putaran
c=
(3.15)
B A kWh
dimana:
c = konstanta
n = putaran piringan
A = posisi awal register dalam kWh
Page 100
Page 101
Page 102
Di tinjau dari besarnya daya maupun tingkat tegangan pada pelanggan, yaitu
pelanggan TT-TM, TM-TM, TM-TR, dan TR-TR baik untuk pasangan luar maupun
pasangan dalam. Oleh karenanya disini hanya di tunjukkan beberapa saja dimana
sudah dianggap mewakili dari masing-masing jenis tersebut.
Pengukuran yang dipentingkan bukanlah kerugian-kerugian daya, akan tetapi
kesalahan-kesalahannya. Suatu keadaan yang menguntungkan dalam penggunaan
transformator alat-alat pengukuran adalah, bahwa alat pengukur akan mungkin
diisolasikan dari pada jaringan-jaringan utama. Transformator untuk alat-alat
pengukuran dapat berupa transformator untuk arus dan tegangan. Transformator
untuk arus dikenal sebagai transformator arus (TA), dan transformator untuk
tegangan dikenal sebagai transformator tegangan (TP). Penggunaan transformatortransformator tersebut pada umumnya dilakukan pada frekuensi-frekuensi komersiil
akan tetapi kadang-kadang pula dipergunakan pada frekuensi audio.
Page 103
maka persamaan antara tegangan primer dan tegangan sekunder, serta antara arus
primer dan arus sekunder hanya ditentukan oleh rasio dari lilitan-lilitan. Akan tetapi
dalam prakteknya, sebagian dari arus I, dipakai untuk membangkitkan fluksi
magnitis di dalam kumparan besi. Nyatakanlah bagian ini sebagai Io, maka:
n l1 = - I2 + Io.
(3.3)
Kemudian arus primer I1, membangkitkan fluksi magnitis )1, yang hanya memotong
kumparan-kumparan primer yang mengakibatkan adanya satu reaktansi X1, yang
dihubungkan di dalam seri dengan kumparan-kumparan primer. Akan tetapi
disamping reaktansi ini kumparan primer masih mempunyai tahanan rx. Jadi dengan
kombinasi r1, dan x1, kumparan primer dapat dianggap sebagai kumparan ideal yang
dihubungkan secara seri dengan suatu impedansi (r1 + jx1). Impedansi ini akan
disebut impedansi kebocoran primer; kumparan sekunder dapat pula dianggap
sebagai kumparan ideal yang dihubungkan secara seri dengan impedansi bocor (r1 +
jX2). Jadi cara kerja dari transformator ini dapat dinyatakan dengan Gambar 3-5(b).
Oleh sebab itu maka persamaan-persamaan diatas tidak berlaku. Arus IO disebut arus
magnitisasi, dan YO disebut aknitansi magnitisasi. Rasio
dimana V1n dan V2n. adalah harga-harga nominal dari tegangan- tegangan primer
dan sekunder dari transformator, dan rasio
dimana I1n dan I2n adalah harga-harga nominal dari arus-arus primer dan sekunder,
Page 104
dan dengan demikian, maka kesalahan transformasi atau juga disebut kesalahan ratio
dapat dinyatakan sebagai
Demikian pula dalam keadaan yang sama maka kesalahan ratio untuk transformator
arus dapat dinyatakan sebagai
Page 105
Page 106
kerugian besi akan menaik secara berlebihan dan akan memungkinkan menyebabkan
pemanasan yang sangat besar atau tegangan yang diinduksikan pada kumparan
sekunder akan mungkin menaik secara berlebihan sehingga menyebabkan isolasiisolasinya pecah dan tidak mungkin menahan tegangan yang demikian besamya. Jadi
pada penggunaan transformator arus tidak diperkenankan untuk membuka
kumparan-kumparan sekundemya bila arus primernya mengalir. Sebagai contoh, bila,
dalam penggunaan diperlukan untuk mengganti sesuatu alat pengukur pada jaringanjaringan sekunder dari transformator arus, adalah suatu keharusan untuk
menghubung pendek kumparan-kumparan arus terlebih dahulu.
3-3-4-3 Transformator Tegangan
Seperti diperlihatkan pada Gambar 3-8 transformator tegangan dipergunakan dengan
menghubungkan kumparan-kumparan primernya secara paralel dengan beban, dan
kumparan sekundernya dihubungkan dengan sirkit tegangan dari pengukur Volt atau
pengukur Watt. Dengan cara demikian, maka kumparan primer dan sekunder
diisolasikan secara cukup dari satu dan lainnya, sehingga tegangan tinggi bisa
ditransformasikan ketegangan rendah, untuk keperluan pengukuran dengan aman.
Dalam kebanyakan penggunaan maka tegangan primer adalah di bawah 300 kV. Pada
transformator tegangan, suatu kesalahan negatif sering terjadi, yang disebabkan oleh
adanya kerugian tegangan pada kumparan-kumparan sekundernya dan arus
magnitisasinya. Untuk mengkompensasikan kesalahan ini, maka jumlah lilitan pada
tegangan primer sedikit dikurangi dari pada rasio nominal dari lilitan-lilitannya.
Cara-- cara isolasi sama untuk transformator arus pada Gambar 3-9 memperlihatkan
transformator tegangan yang biasanya dipergunakan.
3-3-4-4 Pembagi Tegangan Kapasitip
Penggunaan dari transformator tegangan yang dijelaskan pada paragraf yang
lalu terbatas dalam penggunaannya kira-kira pada 300 kV. Untuk pengukuran pada
tegangan yang lebih tinggi, pembagi tegangan kapasitip seperti diperlihatkan pada
Gambar 3-10 lebih menguntungkan terutama karena masalah-masalah isolasinya
lebih mudah dipecahkan.
Akan tetapi karena pengambilan langsung
dari
arus
melalui
terminalterminal
pengukurannya akan mungkin menyebabkan
kesalahan yang besar, suatu induktansi
ditempatkan seperti diperlihatkan pada
Gambar 3- 10(b). Dengan cara ini, dan
karena adanya resonansi maka ratio dari V1,
ke V2 hanya
tergantung kepada C1 dan C2 dan tidak
dipengaruhi oleh beban. Alat pembagi
tegangan, tersebut disebut sebagai pembagi
tegangan kapasitip. Dengan melihat pada
Gbr. 3-10(b),
Page 107
Jadi V1/V2, tidak tergantung dari beban, yaitu Zb. Akan tetapi karena persamaan
4.54 tergantung dari frekuensi maka V1/V2 akan mempunyai karakteristik frekuensi.
Page 108
posisi pemasukan dari pengantar ke dalam inti, ditambah pula kesalahan bentuk
gelombang dan frekuensi adalah besar. Untuk mengurangi kesalahan-kesalahan
tersebut maka alat ukur ampere yang digantungkan seperti diperlihatkan dalam
Gambar 3-12(b) lebih baik dipergunakan. Dalam alat ukur ini jalan garis-garis
magnit hanya terbuka pada saat memasukan pengantar ke dalam inti besi, sedangkan
garis-garis magnit tersebut menutup pada saat pengukuran dijalankan.
3-4 Jenis-jenis kWH Meter
Berdasarkan kebutuhan pelayanan kWh meter dapat dibedakan menjadi 2 Jenis,
yaitu:
3-4-1 kWh meter 1 phasa
kWh meter jenis ini sering kita jumpai dan lebih dikenal karena kWh ini
banyak terpasang di rumah-rumah. kWh meter 1 phasa mempunyai kemampuan
tegangan 127/220 V dan 220/380 V, 5(20) A, 50 Hz dan digunakan untuk daya
sampai 4400 VA. Di bawah adalah gambar pengawatan kWh meter I phasa 2 kawat.
Page 109
kumparan pengatur cos M. kWh meter ini dilengkapi 2 register (angka pencatat
energi), yaitu yang satu untuk beban maksimum (WBP) sedangkan yang lain untuk
beban normal (LWBP). Untuk diketahui, beban puncak biasanya diberlakukan mulai
pukul 18.00 - 22.00. KWh meter ini juga dilengkapi 10 terminal untuk
penyambungan ke beban dan 2 terminal untuk penyambungan ke timer (sebagal
pemindah register). Gambar rangkaian dari kWH meter 3 phasa 4 kawat dapat dilihat
pada gambar 3-14.
3-4-2-2 kWh meter 3 phasa 3 kawat
Page 110
Page 111
Page 112
Seiring dengan kemajuan jaman yang serba canggih ini, PLN juga memanfaatkannya
untuk keperluan sistem pengamanan kWh meter. Sistem pengamanan ini berupa
kunci elektronik (cyber key). Dinamakan kunci elektronik karena kunci ini
dilengkapi bateri 9 volt, validator dan didalamnya menggunakan software. Fungsi
validitor adalah sebagai alat penghubung dari kunci elektronik ke komputer yang
digunakan untuk memasukkan (download) data. Kunci elektronik ini mempunyai
nomor seri atau alamat sehingga dalam memasukkan data tidak terjadi kesalahan.
Seperti pada umumnya, kunci elektronik terdiri dari 2 bagian yaitu kunci dan
gembok. Pemasangan kunci elektronik ialah khusus untuk pelanggan yang dayanya
di atas 200 kVA (industri-industri) dan dipasang pada pintu APP (Alat Pembatas dan
Pengukur) dari suatu gardu listrik.
Page 113
Page 114
Gambar 4-2. Jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang
Pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan tiang bersama
dengan jaringan tegangan menengah maka jarak gawang (Span) harus di
jaga agar tidak lebih dari 60 meter.
Di dalam menentukan panjang tiang beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan adalah; 1) jarak aman antara saluran tegangan menengah
dan tegangan rendah, 2) Posisi trafo tiang, dan 3) tinggi
rendahnya trafo dengan penyangga dua tiang. Gambar 4-2 menunjukkan jarak aman
yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang. Pada gambar tersebut
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 115
Dari tabel 5-1 disebutkan bahwa tiang 9 meter type 200 dan dapat digunakan sampai
jarak tiang 60 meter, sedang tiang 9 meter type 100 dan dapat digunakan terbatas
sampai jarak tiang 40 meter, bahkan lebih pendek dengan pengurangan beban kawat,
karena batas ketahanan momen hampir nol pada pada jarak(span) 40 meter, bila
tekanan angin pada konduktor dan tiang mendekati momen ketahanan sebesar 724
kgm. Hal ini dapat di rinci sebagai berikut:
A: Momen pembengkok oleh tekanan angin pada konduktor = 522 kgm untuk jarak
tiang 40 meter.
B: Momen pembengkok oleh tekanan angin pada tiang = 214 kgm
A + B = 736 kgm 724 kgm.
Ini berarti batas momen ketahanan tidak terlampaui untuk penurunan kawat. Tabel 5
2 menunjukkan batas minimum penggunaan tiang beton pada jaring SUTR TIC
khusus.
4-1-4 Merencanakan dan mempersiapkan mendirikan tiang
Untuk menentukan jumlah (kebutuhan) dan jenis tiang pada suatu lokasi, diperlukan
data survai jaringan yang akan dipasang. Dari gambar situasi jaringan dapat
ditentukan jenis dan perlengkapan tiang untuk lokasi tersebut, yaitu jumlah tiang TR
dan penunjangnya. Tiang beton untuk Tegangan Rendah digunakan ukuran 9 meter,
Gambar 4-5 dan gambar berikutnya menunjukkan konstruksi tiang beton dengan
perlengkapannya sesuai dengan kebutuhan di lokasi. Telah diuraikan diatas, jarak
antar tiang ditetapkan sebesar 40-60 meter, namun jarak tersebut masih perlu
disesuaikan dengan kondisi lokasi (masih bisa digeser). Dari gambar situasi jaringan
dapat ditentukan jenis dan perlengkapan yang diperlukan (Material Distribusi Utama)
untuk lokasi tersebut, yaitu jumlah tiang beton, konduktor, Kabel tanah dan Udara,
serta isolator dan perlengkapannya. Setelah mengetahui jumlah tiang beton yang
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 116
Page 117
6) Untuk tiang beton bertulang sebelum diuruk tanah, perhatikan arah lubang
baut untuk penempat an croos
arm.
7) Jika arah lubang belum sesuai
putarlah
tiang
dengan
mengikatkan tali pada tiang,
kemudian tiang diputar sesuai
dengan arah lubang tempat baut
yang diinginkan.
Selanjutnya uruk dengan tanah
pada sekitar tiang sampai
padat. Untuk tanah yang
lembek pada pangkal tiang
perlu dipasang pondasi atau
diberi bantalan. Kedua,
mendirikan tiang dengan alat
pengangkat lebih cepat dan
praktis, tidak memerlukan
banyak tenaga manusia (lihat Gambar 4-4). Setelah lubang tempat tiang disiapkan,
maka tiang cukup diangkat dengan alat pengangkat, dan
selanjutnya diperlukan bantuan untuk mengarahkan supaya pangkal tiang tepat
berada diatas lubang, kemudian
tiang dimasukkan ke dalam lubang.
Persyaratan yang lain sehubungan
dengan kondisi tanah,
sama dengan cara pertama.
4-2 Saluran Tegangan Rendah
Saluran Tegangan Rendah
terdiri dari 3(tiga) macam, yaitu
Saluran Udara Tegangan Rendah
(SUTR), Saluran Kabel Udara
Tegangan rendah (SKUTR), dan
Saluran Kabel Tanah Tegangan
Rendah.
4-2-1 Saluran Udara Tegangan Rendah
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan LVTC (Low
Voltage Twistad Cable), saat ini sudah dikembangkan, hal ini untuk
mempertinggi keandalan, faktor keamanan dan lain-lain. Untuk kabel LVTC
ini pemasangannya, 1) di bawah SUTM (Underbuilt) dan 2) khusus LVTC
(JTR murni). Spesifikasi kabel LVTC seperti tercantum pada tabel 4-3
halaman 99.
- Accesoreis twisted cable terdiri dari :
1. Suspension assembly
2. Large angle assembly
3. Dead end assembly
4. Insulated tap connector berbagai ukuran
Page 118
Page 119
konstruksi, kabel udara melintasi sungai, dan lintasan- lintasan lain yang perlu
perhatian sehubungan dengan keamanan kabel dan keselamatan mereka yang berada
di sekitar kabel tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk saluran kabel
udara yang melewati lokasi tersebut, dan ukuran-ukuran jarak aman terhadap
lingkungan yang tercantum dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakaan
tugas pemasangan kabel.
Page 120
Page 121
Page 122
Page 123
Page 124
Page 125
Page 126
Page 127
Page 128
Page 129
Page 130
Page 131
Page 132
Page 133
Page 134
Page 135
Page 136
Page 137
hanya memakai alat yang sederhana sudah tak efisien lagi. Contoh: a)
Untuk melaksanakan koneksi kabel pada suatu gardu kontrol dimana jumlah kabel
mencapai ratusan jalur, maka pengupasan kabel dengan pisau akan memerlukan
waktu sangat lama, karena itu harus memakai tang pengupas kabel.
b) Untuk pemasangan label yang tertanam di dalam rumah dengan volume pekerjaan
yang sangat besar, maka penggalian saluran kabel dengan memakai alat konvensional
seperti cangkul, sekop atau linggis saja, hasilnya sangat tidak efisien. Untuk
menanggulangi hal ini maka penggalian harus memakai alat pengeruk yang
berkapasitas besar (misalnya menggunakan Back Hoe).
c) Pemasangan transformator tenaga dengan daya puluhan Mega Watt membutuhkan
bantuan mobil derek dan mobil trailer dengan daya angkat puluhan ton. Perlu
diketahui bahwa dalam melaksanakan proyek/pekerjaan di Indonesia, banyak alat
kerja yang cepat rusak, hal ini disebabkan karena pemakai, kurang tahu cara
pemakaian atau pemakainya yang serampangan, serta tata cara pemeliharaan yang
kurang diperhatikan.
Contoh: a) Membuat lubang besar pada plat besi dengan memakai bor listrik dengan
mata bor yang kecil dengan menggoyang-goyangkan mata bornya, hal ini akan
merusak mesin bor listrik tersebut. B) Mengukur arus besar suatu beban listrik
dengan memakai Ampere Meter yang mempunyai kapasitas arus kecil akan merusak
alat ini.
3) Kemampuan menggunakan perkakas kerja.
Mengingat harga peralatan relatif mahal, bahkan kadang-kadang harus dipesan dari
luar negeri dan memerlukan waktu yang cukup lama, apabila alat mengalami
kerusakan dan tidak bisa dipakai, akan mengganggu jalannya pekerjaan. Oleh
karenanya kemampuan orang yang menggunakan alat tersebut harus memadai benarbenar terlatih. Untuk pemakaian alat kerja khusus, dimana diperlukan ketelitian dan
rumit, misal : mencari lokasi gangguan kabel tanah dengan 122 menggunakan
Jembatan Wheatstone, maka calon pemakai harus dilatih terlebih dahulu mengenai
cara pemakaian alat tersebut. Hal penting yang harus diperhatikan, alat kerja di
lapangan harus dikelola dengan baik, terutama pada proyek-proyek besar, dimana
alat kerja harus dikelola oleh pengelola material (Material Controller) dan pengatur
alat kerja (Tool Kipp) mulai dari pemesanan, penerimaan barang, pemakaian keluar
masuk gudang dan pemeliharaan alat kerja tersebut. Untuk menanggulangi hal
tersebut diatas, tenaga kerja bidang teknik listrik harus mampu memakai alat dengan
baik, demikian juga dalam memeliharanya.
4) Pengelompokan dan penggunaan perkakas kerja.
Perkakas kerja dapat dikelompokkan menjadi 4(empat), yaitu Perkakas, Alat Ukur
dan Tes, Alat Pengaman, dan Alat Bantu. Untuk mempermudah
pengelompokan/pemilahan alat kerja suatu proyek, berikut ini diberikan nama dan
gambar peralatan untuk berbagai pekerjaan. Suatu proyek besar memerlukan alat
kerja khusus yang tidak terdapat di lokasi. Oleh karena itu pengadaan alat tersebut
harus dijadwalkan dengan tepat waktu. Tekniksi listrik yang memasang instalasi
listrik dalam bangunan, dituntut keterampilan dalam berbagai bidang pekerjaan di
bangunan tersebut. Hal ini meliputi teknik menandai, memotong, memahat dan
menggergaji.
5) Berikut ini adalah gambar-gambar alat perkakas yang harus disiapkan
oleh pelaksana sebelum melaksanakan pekerjaan penanaman kabel
Page 138
tanah. Alat kerja yang tercantum disini cukup lengkap, tetapi untuk
pemakaian di proyek disesuaikan dengan kebutuhan.
Page 139
Page 140
Page 141
Page 142
Page 143
Page 144
Page 145
Page 146
Page 147
suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik dengan bumi menurut cara
tertentu.
- Penghantar pembumian (Earthing Conductor) adalah :
1). Penghantar berimpedasi rendah yang dihubungkan ke bumi.
2). Penghantar proteksi yang menghubungkan terminal pembumian
utama atau batang ke elektrode bumi.
- Rel pembumian adalah batang penghantar tempat menghubungkan
beberapa penghantar pembumian.
4-3-2 Jenis Tanah
Jenis tanah menurut PUIL 2000 dibagai atas :
1). Tanah rawa,
2). Tanah liat dan tanah ladang,
3). Pasir basah,
4). Krikil basah,
5). Pasir dan kerikil kering,
6). Tanah berbatu.
4-3-3 Tahanan Jenis Tanah
Masing-masing jenis tanah mempunyai nilai tahanan jenis tanah yang berbeda-beda
dan bergantung dari jenis tanahnya, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini, merupakan
nilai tipikal.
Untuk tahanan jenis pembumian yang lain (rho), maka besar tahanan pembumiannya
merupakan perkalian nilai dalam tabel dengan :
Rho / rho 1 atau Rho / 100
4-3-5 Perencanaan pemasangan peralatan
4-3-5-1 Tujuan Pembumian Peralatan
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 148
Pembumian peralatan adalah pembumian bagian dari peralatan yang pada kerja
normal, tidak dilalui arus. Tujuan pembumian peralatan adalah :
a). Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dilalui arus
dan antara bagian-bagian ini dengan bumi sampai pada suatu harga yang aman (tidak
membahayakan) untuk semua kondisi operasi normal.
b). Untuk memperoleh impedansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubung
singkat ke tanah. Kecelakaan pada personil, timbul pada saat hubung singkat ke
tanah terjadi. Jadi bila arus hubung singkat ke tanah itu dipaksanakan mengalir
melalui impedansi tanah yang tinggi, akan menimbulkan perbedaan potensial yang
besar dan berbahaya. Juga impedansi yang besar pada sambungan-sambungan pada
rangkaian pembumian dapat menimbulkan busur listrik dan pemanasan yang
besarnya cukup menyalakan material yang mudah terbakar.
4-3-5-2 Pemasangan dan Susunan Elektrode Bumi
Untuk memilih macam elektrode bumi yang akan dipakai, harus diperhatikan terlebih
dahulu kondisi setempat, sifat tanah dan tahanan pembumian yang diijinkan.
Permukaan elektrode bumi harus berhubungan baik dengan tanah sekitarnya. Batu
dan kerikil yang langsung mengenai elektrode bumi, akan memperbesar tahanan
pembumian. Elektrode batang, dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah dan panjang
disesuaikan dengan tahanan pembumian yang diperlukan. Tahanan pembumian
sebagian besar tergantung pada panjangnya dan sedikit bergantung pada ukuran
penampangnya. Jika beberapa elektrode diperlukan untuk memperoleh tahanan
pembumian yang rendah, maka jarak antara elektrode tersebut minimum harus dua
kali panjangnya. Jika elektrode tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh
panjangnya, maka jarak minimum antara elektrode, harus dua kali panjang
efektifnya. Penghantar bumi harus dipasang sambungan yang dapat dilepas untuk
keperluan pengujian tahanan pembumian, pada tempat yang mudah dicapai dan
sedapat mungkin memanfaatkan sambungan yang karena susunan instalasinya
memang harus ada. Sambungan penghantar bumi elektrode bumi, harus kuat secara
mekanis dan menjamin hubungan listrik dengan baik, misalnya dengan
menggunakan las, klem atau baut kunci yang tidak mudah lepas. Klem pada
elektrode pipa, harus menggunakan baut dengan diameter minimal 10 mm.
4-3-5-3 Alat Ukur dan Pemeliharaan Tahanan Pembumian
a) Alat Ukur Tahanan Pembumian
Untuk mengukur nilai tahanan pembumian dengan cara :
1). Memakai model empat terminal (Motode Wenner) dengan
generator putar tangan (DC).
Page 149
E (elektrode tanah) yang akan diukur dan elektrode bantu P serta elektrode bantu R
diletakkan pada satu garis lurus dengan elektrode E. Volt meter akan menunjuk pada
potensial E P. Menurut hukum Ohm, beda potensial akan berbanding langsung
dengan tahanan pembumian.
Terlihat bahwa tahanan membesar dengan kedudukan P semakin jauh dari E, dan
kenaikan tersebut dengan cepat berkurang dan bahkan pada jarak tertentu dari E,
kenaikan dapat diabaikan karena sangat
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 150
kecil.
Persyaratan yang harus diperhatikan adalah :
a). Elektrode R harus cukup jauh dari elektrode E, sehingga daerah
tahanan tidak saling menutup (over lap).
b). Elektrode P harus ditempatkan di luar dua daerah tahanan, dalam
hal ini ditempatkan pada daerah datar dari kurva.
c). Elektrode P harus terletak diantara elektrode-elektrode R dan E,
pada garis penghubungnya.
Page 151
Page 152
Page 153
Page 154
Page 155
Page 156
Page 157
Page 158
Page 159
Page 160
Page 161
Page 162
Page 163
Page 164
Page 165
Page 166
Page 167
Page 168
Page 169
Page 170
Page 171
Page 172
Page 173
Page 174
Jika kabel tanah dilindungi dengan pipa beton digunakan acuan sebagai
berikut:
Tabel 4-6. Ukuran galian tanah untuk beberapa pipa beton
Page 175
Page 176
Keterangan :
JTR = STR s/d APP (STR + SLP + SMP + APP)
SP = SLP s/d APP (SLP + SMP + APP)
SR = SLP s/d SMP (SLP + SMP)
L = 30 m u/ Kabel isolasi dipilin (LVTC)
45 m u/ Kabel jenis Dx/Qx
T = 6 m Melintasi Simpang Jalan Umum
5,5 m Melintasi Rel Kereta Api
5 m Melintasi Jalan Umum
4 m Tidak melintasi Jalan Umum
Page 177
Page 178
Page 179
Page 180
Page 181
Page 182
Page 183
Page 184
Page 185
Page 186
jenis NYM/NYY.
Page 187
Tab
el 4-8 Daftar material konstruksi SMP dengan tiang atap/titik tumpu
untuk SR 1 phasa/3 phasa tanpa sambungan jenis Twisted
Page 188
Page 189
Page 190
Page 191
Page 192
Page 193
Page 194
Dalam beroperasi, pembangkit tenaga listrik tidak bisa dipisahkan dari sub sistem
tenaga listrik yang lain yaitu penyaluran (transmisi), distribusi dan pelelangan,
karena pembangkit tenaga listrik merupakan salah satu sub sistem dari sistem tenaga
listrik. Suatu sistem tenaga listrik yang sangat luas cakupan areanya, menyebabkan
timbulnya gangguan tidak bisa dihindari. Salah satu sub sistem yang kemungkinan
mengalami gangguan, adalah pembangkit tenaga listrik. Bentuk gangguan tersebut
adalah hilangnya daya atau pasokan daya pada pembangkit atau biasa disebut
hilangnya pembangkit. Secara garis besar, gangguan hilangnya pembangkit
diakibatkan oleh dua hal, yaitu yang bersifat internal dan gangguan yang bersifat
ekstemal.
1) Gangguan internal yaitu yang diakibatkan oleh pembangkit itu sendiri, misalnya:
kerusakan/gangguan pada penggerak mula (prime over) dan kerusakan/gangguan
pada generator, atau komponen lain yang ada di pembangkitan.
2) Gangguan eksternal, yaitu gangguan yang berasal dan diakibatkan dari luar
pembangkitan, misalnya: gangguan hubung singkat pada jaringan. Hal ini akan
menyebabkan sistem proteksi (relai atau circuit breaker) bekerja dan memisahkan
suatu pembangkitan dari sistem yang lainnya. Apabila tingkat kemampuan
pembebanan pembangkitan yang hilang atau terlepas dari sistem tersebut melampaui
spinning reserve sistem, maka terjadi penurunan frekuensi terus menerus. Hal ini
harus segera diatasi, karena akan menyebabkan trip pada unit pembangkitan yang
lain, sehingga berakibat lebih fatal, yaitu sistem akan mengalami padam total
(collapse).
4-6-2 Gangguan Beban Lebih
Dalam suatu sistem tenaga listrik, yang dimaksud gangguan beban lebih adalah
pelayanan kepada pelanggan listrik yang melebihi kemampuan sistem tenaga listrik
yang ada, misal: trafo distribusi dengan kapasitas daya terpasang 100 KVA, akan
tetapi melayani pelanggan lebih besar dari kapasitasnya. Hal ini menyebabkan trafo
bekerja pada kondisi abnormal. Beban lebih akan menyebabkan arus yang mengalir
pada jaringan listrik menjadi besar, selanjutnva menimbulkan panas yang berlebihan,
yang akhirnya akan menyebabkan umur hidup (life time) peralatan dan material
pada jaringan listrik menjadi pendek atau mempercepat proses penuaan dan
kerusakan.
4-6-3 Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat pada jaringan listrik, dapat terjadi antara phasa dengan
phasa (2 phasa atau 3 phasa) dan gangguan antara phasa ke tanah. Timbulnya
gangguan bisa bersifat temporer (non persistant) dan gangguan yang bersifat
permanent (persistant). Gangguan yang bersifat temporer, timbulnya gangguan
bersifat sementara, sehingga tidak memerlukan tindakan. Gangguan tersebut akan
hilang dengan sendirinya dan jaringan listrik akan bekerja normal kembali. Jenis
gangguan ini ialah : timbulnya flashover antar penghantar dan tanah (tiang, traverse
atau kawat tanah) karena sambaran petir, flashover dengan pohon-pohon, dan lain
sebagainya. Gangguan yang bersifat permanen (persistant), yaitu gangguan yang
bersifat tetap. Agar jaringan dapat berfungsi kembali, maka perlu dilaksanakan
perbaikan dengan cara menghilangkan gangguan tersebut. Gangguan ini akan
menyebabkan terjadinya pemadaman tetap pada jaringan listrik dan pada titik
gangguan akan terjadi kerusakan yang permanen. Contoh: menurunnya kemampuan
isolasi padat atau minyak
Page 195
trafo. Di sini akan menyebabkan kerusakan permanen pada trafo, sehingga untuk
dapat beroperasi kembali harus dilakukan perbaikan. Beberapa, penyebab yang
mengakibatkan terjadinya, gangguan hubung singkat, antara lain:
1) Terjadinya angin kencang, sehingga menimbulkan gesekan pohon
dengan jaringan listrik.
2) Kesadaran masyarakat yang kurang, misalnya bermain layang-layang
dengan menggunakan benang yang bisa dilalui aliran listrik. Ini sangat
berbahaya jika benang tersebut mengenai jaringan listrik.
3) Kualitas peralatan atau material yang kurang baik, misaInya: pada JTR
yang memakai Twested Cable dengan mutu yang kurang baik, sehingga
isolasinya mempunyai tegangan tembus yang rendah, mudah
mengelupas dan tidak tahan panas. Hal ini juga akan menyebabkan
hubung singkat antar phasa.
4) Pemasangan jaringan yang kurang baik misalnya: pemasangan konektor
pada JTR yang memakai TC, apabila pemasangannya kurang baik akan
menyebabkan timbulnya bunga api dan akan menyebabkan kerusakan
phasa yang lainnya. Akibatnya akan terjadi hubung singkat.
5) Terjadinya hujan, adanya sambaran petir, karena terkena galian (kabel
tanah), umur jaringan (kabeI tanah) sudah tua yang mengakibatkan
pengelupasan isolasi dan menyebabkan hubung singkat dan
sebagainya.
4-6-4 Gangguan Tegangan Lebih
Yang dimaksud gangguan tegangan lebih ialah, besarnya tegangan
yang ada pada jaringan listrik melebihi tegangan nominal, yang diakibatkan
oleh beberapa hal sebagai berikut:
1) Adanya penurunan beban atau hilangnya beban pada jaringan, yang
disebabkan oleh switching karena gangguan atau disebabkan karena
manuver.
2) Terjadinya gangguan pada pengatur tegangan otomatis/automatic voltage
regulator (AVR) pada generator atau pada on load tap chenger
transformer.
3) Putaran yang sangat cepat (over speed) pada generator yang
diakibatkan karena kehilangan beban.
4) Terjadinya sambaran petir atau surja petir (lightning surge), yang
mengakibatkan hubung singkat dan tegangan lebih.
5) Terjadinya surja hubung (switch surge), yaitu berupa hubung singkat
akibat bekerjanya circuit breaker, sehingga menimbulkan tegangan
transient yang tinggi. Hal ini sering terjadi pada sistem jaringan
tegangan ekstra tinggi.
Gangguan tegangan lebih akan merusak isolasi, dan akibatnya akan
merusak peralatan karena insulation break down (hubung singkat) atau
setidak-tidaknya akan mempercepat proses penuaan peralatan dan
memperpendek umur peralatan.
Sebenarnya kondisi abnormal ini kurang tepat jika disebut sebagai
gangguan. Akan tetapi kondisi abnormal ini jika berlangsung terus menerus
akan menyebabkan peralatan cepat rusak, umur peralatan pendek dan
membahayakan sistem.
Page 196
Page 197
Page 198
Page 199
Banyak riset yang telah dilakukan terkait dengan akibat arus listrikmengalir ke dalam
tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilaporkan oleh IEC
Report Publication 479 mengemukakan hal-hal sebagai berikut (seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 4-169.)
Daerah (1) Daerah di mana arus tidak menimbulkan reaksi apa-apa
Daerah (2) Daerah di mana arus mungkin sudah terasa, tetapi biasanya
tidak menimbulkan akibat pathophsiologis
Daerah (3) Daerah di mana biasanya tidak mengakibatkan bahaya fibrilasi
(denyut jantung tak teratur atau berhenti)
Daerah (4) Daerah di mana fibrilasi bisa terjadi dengan kemungkinan
sampai 50%
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 200
Daerah (5) Daerah di mana fibrilasi bisa terjadi dengan kemungkinan lebih
dari 50%.
Jika tegangan tersentuh ke suatu tubuh, dengan kaki menginjak ke tanah, maka akan
mengalirlah arus listrik di dalam tubuh yang besarnya tergantung dari tahanan tubuh
dan tahanan kontak pada kedua titik sentuhan. Meskipun yang berbahaya bagi tubuh
adalah arus sebagai dasar untuk menetapkan persyaratan instalasi listrik adalah lebih
praktis jika dinyatakan sebagai tegangan sentuh sebagai fungsi dari waktu. Dalam
Standar IEC Publication 364 4-41, 1977 (Amandemen 1) dinyatakan bahwa tegangan
sentuh sebagai fungsi dari waktu yang diijinkan (Tabel 4-9).
Tabel 4-9 Tegangan sentuh yang aman sebagai fungsi dari waktu
bergantung pada tegangan listrik yang mengenainya dan lintasan yang dilalui arus
listrik. Besar tahanan tubuh manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan kelembaban
tubuh dan lintasan tubuh yang dilalui arus dan besar tegangan yang disentuh. Gambar
4-169 memperlihatkan besar tahanan tubuh sebagai fungsi dari tegangan sentuh.
Garis e dalam Gambar 4-169 menunjukkan arus yang merupakan hasil bagi tegangan
sentuh dengan besar tahanan tubuh yang berkaitan. Ternyata garis e selalu
mengambil jarak dengan garis c di sebelah kirinya, hal ini berarti bahwa jika
persyaratan seperti dalam Tabel 4-7 itu dipenuhi, maka bahaya fibrilasi dihindari.
Tabel 4-10 Tahanan tubuh sebagai fungsi dari tegangan sentuh
*) Kurva ini menyatakan tahanan tubuh antara satu tangan dan satu kaki, atau antara
tangan
kiri dan tangan kanan.
4-8-1 Cara Pengamanan terhadap Tegangan Sentuh
Sentuhan dengan tegangan dapat terjadi secara langsung dan tidak
langsung. Pengamanan terhadap sentuhan langsung adalah pengamanan
terhadap sentuhan pada bagian yang aktif dari suatu peralatan atau instalasi
yang dalam keadaan normalnya bertegangan. Sedangkan pengamanan
terhadap sentuhan tidak langsung adalah pengamanan terhadap sentuhan
pada badan peralatan atau instalasi yang menjadi bertegangan pada
waktu ada gangguan atau hubungan singkat ke badan itu. Yang dimaksud
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 201
Page 202
Page 203
pengaman atau HP. Titik netral trafo atau sumber tidak diketanahkan
atau diketanahkan melalui tahanan yang tinggi (lebih dari 1000 Ohm).
Sedangkan bagian konduktif terbuka peralatan, termasuk juga instalasi
dan bangunan saling dihubungkan dan diketanahkan.
Karena netralnya tidak diketanahkan, maka arus gangguan ke tanah
yang jadi sangat kecil, yaitu hanya terdiri dari arus kapasitansi dan arus
bocor instalasi serta arus detektor tegangan (bila digunakan).
Persyaratan pentanahan ringan yaitu hanya maksimum 50 Ohm dengan
tegangan satuannya hanya kecil. Karena arus gangguan kecil, pengaman
arus lebih tidak akan bekerja karena kecilnya tegangan sentuh, sistem
dimungkinkan operasi dalam keadaan gangguan satu fasa ke tanah atau
badan peralatan. Pada waktu terjadi gangguan satu fasa ke tanah,
tegangan antara fasa yang baik dengan tanah akan naik. Untuk
mengetahui adanya kenaikan tegangan ini, dapat dipasang detektor (alat
ukur tegangan) pada setiap fasa dengan tanah. Bila gangguan tidak
dapat diperbaiki, akan terjadi kegagalan isolasi kedua di tempat lain pada
fasa yang lain, maka akan terjadi gangguan hubung singkat yang besar
dan alat pengaman akan bekerja.
Sistem HP ini hanya dipakai dalam instalasi terbatas, misalnya dalam
pabrik dengan pembangkit tersendiri atau trafo sendiri dengan kumparan
terpisah, atau sumber listrik darurat portabel untuk melayani beban yang
dapat dipindah-pindah.
2) Sistem TT
Huruf pertama menyatakan pentanahan sistemnya ( titik netral trafo
atau generator), sedangkan huruf kedua menyatakan bagaimana
hubungan peralatan atau instalasi dengan penghantar atau pengaman.
Sistem TT berarti: (i) titik netral trafo (sistem) diketanahkan dan (ii) badan
peralatan/instalasi dihubungkan ke tanah.
3) Sistem TN
Titik netral sistem di ketanahkan (huruf pertama T), badan peralatan
atau instalasi dihubungkan dengan penghantar atau pengaman (huruf
kedua N). Menurut PUIL, penghantar netral yang berfungsi juga sebagai
penghantar pengaman disebut penghantar NOL (IEC menyebutnya
sebagai PEN conductor).
Page 204
Page 205
Page 206
seimbang.
d) Mencegah kenaikan tegangan yang terlalu tinggi pada kawat
netralnya, bila JTR yang ada di bawah JTM menyentuh JTM.
Dengan tersambungnya penghantar pengaman ke netral maka bila
terjadi kegagalan isolasi pada peralatan, arus gangguan akan lebih terjamin
cukup besarnya sehingga alat pengaman selalu bekerja/putus dengan
cepat, sebab penghantar netral merupakan jalan kembali yang baik, tidak
hanya tergantung pada elektroda pentanahan pada sistem PP. Tegangan
sentuh yang terjadipun relatif lebih rendah dibandingkan dengan sistem PP.
4-8-2-4 Bahaya Putusnya Penghantar Netral pada Sistem PNP
Bila penghantar netral terputus, arus beban masih mungkin mengalir
melalui tanah, akibatnya akan terjadi kenaikan tegangan pada penghantar
netral. Karena pengaman peralatan pelanggan terhubung ke netral, maka
kenaikan tegangan netral tersebut akan dirasakan di badan peralatan
pelanggan. Hal ini dapat membahayakan pelanggan. Bila pentanahan netral
yang seharusnya dilakukan di titik-titik tertentu (di netral trafo distribusi, di
tiang awal dan tiang akhir) tidak dilakukan, maka pada saat terjadi
penghantar netral putus akan terjadi kenaikan tegangan pada fasa-fasa
yang berbeban rendah dan penurunan tegangan pada fasa yang berbeban
tinggi di jaringan yang penghantar netralnya tidak terhubung pada sumber.
Page 207
R = Tahanan Jaringan
RG = Tahanan Gangguan
RX = Tahanan pengantar netral
RE = Tahanan pentanahan titik netral
Pada saluran tegangan rendah dengan penghantar telanjang
gangguan ketanah lebih sering terjadi dan dapat berupa :
a) Kawat fasa putus dan menyentuh tanah
b) Hubung singkat dengan penghantar netral
c) Hubung singkat dengan crossarm/tiang
- Yang penghantar netral dihubungkan ke tiang
- Yang menghantar netral tidak dihubungkan ke tiang
Page 208
Page 209
dimana tahanan pentanahan secara menyeluruh rendah, maka gangguan ini akan
memberikan arus yang besar tergantung pada pentanahan netral SUTM nya. Pada
penghantar berisolasi gangguan biasanya berawal dari gagalnya isolasi penghantar
akibat panas yang berlebihan (beban lebih penghubung sadapan yang kurang
kencang dsb) yang kemudian menular kepenghantar lain sehingga menimbulkan
gangguan hubung singkat fasafasa netral dan bahkan hubungan singkat tiga fasa.
Akibat yang ditimbulkan oleh arus singkat adalah :
1. Akibat thermis berupa hangus/lumernya isolasinya penghantar atau
penghantar itu sendiri naiknya temperature minyak transformator.
2. Akibat pengasuh gaya elektro meknetis yang berupa bengkoknya
penghantar/rel berayunnya menggelumbungnya tangki transformator.
4-8-4 Pengaman Arus Lebih TR
Pengaman arus lebih di sisi tegangan ada beberapa macam :
1. No. Fus Breaker NFB
No. Fuse Breaker adalah breaker/pemutus dengan sensor arus apabila
arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas maka sistim
magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut akan bekerja dan
memerintahkan breaker melepas beban.
2. Pengaman lebur (sekering)
Pengaman lebur adalah suatu alat pemutus yang dengan meleburnya
bagian dari komponennya yang telah dirancang dan disesuaikan
ukurannya untuk itu membuka rangkaian dimana sekering tersebut
dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai
tertentu dalam jangka waktu yang cukup (SPLN 64 : 1985 : 1). Fungsi
sekering dalam suatu rangkaian listrik adalah untuk menjaga atau
mengamankan rangkaian berikut peralatannya yang tersambung dari
kerusakan dalam batas nilai pengenalnya setiap saat (PUIL 64:1985:24).
Page 210
Pada hubungan singkat fasa netral arus hubungan singkat akan diputus
dalam waktu 40 detik (lihat gambar 4-175)
Arus gangguan fasa-fasa ditik ujung adalah :
Bila digunakan pelebur 160 A, dari gambar 3B arus 484 A ini akan dapat
diputus dalam waktu 3,5 detik.
Arus gangguan 3 fasa dititik ujung adalah :
Dengan pelebur 160 A, arus ini akan diputus dalam 1,8 detik.
Page 211
Konstanta tahanan, reaksi dan KHA kabel pilin udara jenis NF A2X
Pada suhu keliling maksimum 400 C.
Page 212
Page 213
Page 214
Page 215
cable. Dipakai kabel Alluminium berurat dipilin dengan bahan isolasi XLPE. Pada
umumnya kabel tegangan menengah ini terdiri atas 3 x 1 core atau 1 x 1 core dengan
ukuran penampang 300 mm2 , 240 mm2 , 185 mm2 , 150 mm2 , 70 mm2 , dan 25
mm2 . Pemilihan pemakaian tergantung beban/kerapatan beban yang dilayani.
Kabel tanah diletakkan pada minimum:
- 0,8 meter di bawah permukaan tanah pada jalan yang dilewati kendaraan.
- 0,6 meter di bawah permukaan tanah pada jalan yang tidak dilewati kendaraan.
- Lebar galian sekurang-kurangnya 0,4 meter
Catatan:
Ketentuan ini sangat bergantung pada peraturan daerah setempat.
Contoh di Jakarta kabel digelar pada minimum 1,1 meter di bawah
permukaan tanah.
Kabel harus dilapisi pasir halus setebal minimum 5 cm dari permukaan kulit
kabel dan bagian atas diberi pelindung mekanis untuk maksud keamanan terbuat dari
beton, batu atau bata (lihat gambar penampang galian kabel tanah menurut standard
konstruksi PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Tangerang). Kabel tegangan lebih
tinggi berada di bawah yang bertegangan rendah.
5-2-1 Konstruksi persilangan kabel telekomunikasi dan kabel listrik non PLN.
- Kabel listrik harus di bawah kabel telekomunikasi kabel harus dilindungi dengan
pelindung (pipa beton belah, plat beton, pipa yang tahan api). Kedua sisi persilangan
pelindung di tambah 0,5 meter.
- Jika jarak antara kabel tanah dengan kabel telekomunikasi kurang dari 0,5 meter
pelindung harus di dua kalikan (tambahan pelat beton).
- Bila kabel telekom sejajar dengan kabel TM panjang selama sejajar harus
dimasukkan dalam pipa beton belah, pelat beton atau sejenis.
- Jarak kabel tanah dengan instalasi telekom minimal 0,3 meter dan harus diberi
pelindung (termasuk tiang telekom). (lihat standard konstruksi PT. PLN (Persero) ).
5-2-2 Persilangan kabel tanah TM dengan rel kereta api,
- Rel ka bel harus berjarak minimal 2 meter dari rel kereta api.
- Jika terjadi persilangan, kabel harus dimasukkan dalam pipa gas dengan diameter
minimal 4 inchier (10 cm) dan diiebihkan 0,5 meter dari masing-masing garis
vertikal kid kanan rel kereta dengan kedalaman 2 meter dibawah rel kereta api.
- Hal yang sama jika melintas dipekarangan atau bangunan PT. KAI.
Catatan:
1. Harus dilaksanakan pengaturan agar kabel dapat diambil kembali dengan
tidak usah menggali lagi bagian bawah jalan kereta api
2. Pekerjaan yang dilaksanakan di atas tanah milik PJKA agar dilakukan oleh
kontraktor yang disetujui PJKA
3. Sama halnya dengan perlintasan pada jalan raya, pada penyebrangan jalan
kereta api juga harus ditambahkan 2 pipa cadangan.
Page 216
Page 217
Page 218
Page 219
Page 220
Page 221
Page 222
Page 223
Page 224
Page 225
Page 226
Page 227
Page 228
Page 229
Page 230
Page 231
Page 232
- Apabila dua kabel akan di sambung, maka kedua ujung yang akan disambung itu
harus dilebihkan satu dari yang lainnya sepanjang 1 meter.
- Sebagai ketentuan umum, kabel pada setiap sisi kotak sambungan tidak dilebihkan
panjangnya.
5-3-2 Tutup/Dop Ujung Kabel
- Kabel di dalam lubang galian, baik sesudah maupun sebelum diurug, harus
dipasangkan tutup/dop ujungnya sebagaimana mestinya atau diperiksa apakah betul
sudah baik pemasangannya.
- Dalam hubungan ini perlu diperhatikan, agar di antara ujung kabel dengan
tutup/dop ujung kabel harus ada bagian kabel yang dikupas bersih.
Page 233
Page 234
terpasang/beroperasi:
Sebelum membuat sesuatu perubahan terhadap sistem jaringan yang sudah terpasang
harus diambil langkah-langkah sebagai berikut:
- putuskan saluran listrik pada kabel dan hubungkan kedua ujung kabel ke
dalam tanah;
- bila galian sudah terbuka, lepaslah kedua kabel dan periksalah apakah nama,
jumlah, seksi,
tegangan, tahun penanaman sesuai dengan apa tertera pada gambar;
- pastikan bahwa kabel yang akan dipotong telah benar dengan menggunakan
alat deteksi kabel
(radio detection)
- pengawas pekerjaan dari PLN harus memeriksa apakah pada bagian kabel
yang akan dipotong
itu sudah tidak bertegangan.
5-3-5 Peralatan untuk memeriksa tegangan listrik
Page 235
Catatan:
1. Sarung tangan harus dibawa dalam tas khusus
2. Periksa keadaan sarung tangan sebelum dipakai
5-4 Saluran Udara Tegangan Menengah
5.4.1 Prosedur Penggelaran Kabel Tegangan Menengah.
a. Kabel inti tunggal tegangan menengah harus dilakukan transposisi pada tiap
jarak 4 meter
b. Transportasi kabel dilakukan secara gelondongan/haspel. Penggelaran harus
memakai besi penyangga agar haspel mudah diputar.
c. Jika kabel sangat pendek di bawah 30 meter transportasi dapat dilakukan tanpa
haspel namun kabel diangkut dalam gelondongan menyerupai angka 8.
d. Untuk mencegah deformasi penampang kabel, tidak diperboleh- kan tergilas
kendaraan umum.
e. Peralatan kerja yang diperlukan; Dongkrak/penyangga kabel, rol datar
dipasang tiap jarak 5 meter, rol belok, rol tikungan, penarik ujung kabel,
peralatan penggulung.
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 236
Page 237
agar bisa dibuka waktu mencari gangguan, pemakaiannya harus double per phasa
karena konduktiviti parallel groove ini hanya 60% dari konduktiviti kawatnya per
buah. Section pole / tention pole sendiri dipasang pada setiap 10 gawang dan
pada tention pole ini paralel groove dipasang.
5-4-4-3 Mengidentifikasi masalah pemasangan kotak sambung dan kotak
ujung
a. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam pemasangan kotak sambung adalah
pengawasan pada saat menyambung kabel, jangan sampai terdapat celah atau
cacat lubang (void) yang bisa menyebabkan timbulnya udara atau air yang
menerobos ke dalam kotak sambungan, sehingga bisa terjadi arus bocor atau
flesh over.
b. Permukaan kontak antara kedua kabel yang disambung harus seluas mungkin
sehingga tidak akan mempengaruhi/mengurangi KHA kabel. Walaupun pada
setiap sambungan kabel sudah mempunyai batas toleransi (faktor koreksi),
terutama pada kabel yang dibebani terus-menerus. Namun demikian secara
praktis sulit dicapai pada sambungan agar KHA tidak berkurang.
5-5 Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah
5-5-1 Ketentuan-ketentuan Melaksanakan Konstruksi Saluran Udara Tegangan
Menengah (sesuai PUIL 2000)
Penghantar udara telanjang yang di pasang, direntangkan diatas tiang penyangga
dengan isolator penunjang. 240 Gambar 5-43 Jarak aman antara kereta api dengan
tiang
Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan jarak Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter. - Penghantar berisolasi
berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter.
Pemasangan saluran udara TM dengan saluran telekomunikasi harus lebih besar
dari jarak 2,5 meter.
Pemasangan pada satu tiang saluran udara TM dengan saluran udara TR
(underbuilt) pada setiap 3 tiang harus di pasang penghantar pembumian yang
dihubungkan dengan penghantar netral. Contoh : Lihat standard konstruksi PT. PLN
(Persero).
Jarak aman saluran udara terhadap bagian yang terhubung dengan bumi adalah
minimum 5 cm + 2/3 x kV sistem. . Contoh : 5 cm + 2/3 x 24 kV = 5 cm + 16 cm =
21 cm, (Pada tabel 4.131 PUIL tercantum 60 cm untuk Tegangan kerja 20 kV).
Namun jarak aman saluran pada lingkungan umum ditentukan juga oleh pemerintah
daerah.
Jarak antara 2 penghantar saluran udara TM (%20 kV) minimal 60 cm. Jarak
minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter. (menurut PUIL-2000,
cukup 5 meter).
Page 238
Page 239
Page 240
Page 241
ukuran 35 MM2
dengan elektoda batang minimal 3 meter.
6. Peralatan bantu lain
Bending wire/preformed
Stainless steelstrap
Uclamp, sengkang
Link.
Mur baut galvanized
7. Tiang ditanam sedalam 1/6 X tinggi tiang
8. Pemilihan kekuatan tiang Besarnya kekuatan tiang dipilih berdasarkan:
- Luas penampang hantaran.
- Sistem jaringan ( 1 fasa, 3 asa)
- Sudut belokan hantaran
- Fungsi tiang (misalnya tiang seksi)
Besarnya kekuatan tiang didasarkan atas temperatur maksimum hantaran,
tanpa hembusan angin Tabel berikut ini memberikan tuntunan pemilihan
besarnya kekuatan tiang.
Page 242
Beda kekuatan
= 800 daN
Dipilih besar kekuatan tiang seksi 800 daN.
Sagging (lendutan) dari Jarak Gawang
2. Lendutan atau sagging menentukan besamya kekuatan tarik tiang khususnya tiang
ujung.
3. Perhitungan sederhana besarnya lendutan / sagging adalah
40 cm untuk jarak gawang 40 meter
60 cm untuk jarak gawang 50 meter
85 cm untuk jarak gawang 60 meter
dengan catatan
Temperatur 20 C
Kekuatan angin 50 km/jam
Angka keamanan 2 4.
Untuk kekuatan tiang sebagai fungsi sagging dan jarak gawang dapat dilihat
pada tabel lembar berikut.
5-5-4 Konstruksi Pemasangan Isolator
a. Untuk tiang lurus (line pole), memakai satu isolator Pin atau sejenis.
b. Untuk tiang sudut 0 -15, memakai satu isolator Pin atau sejenis
c. Untuk tiang sudut 15 - 30 memakai dua isolator Pin atau sejenis.
d. Untuk tiang sudut diatas 30 memakai dua isolator tarik dengan cross arm
minimal panjang
2200 cm.
e. Untuk pemakaian isolator jenis post insulator, dapat dipakai dengan sudut
sampai dengan 15,
lebih besar dari 15 memakai 2 isolator tarik (hang isolator).
5-5-5 Konstruksi Elektroda Pembumian
a. Elektroda pembumian ditanam 0,3 meter dari titik tanam tiang atau dari sisi luar
fondasi.
b. Terminal sambungan dengan penghantar pembumian disambung 0,2 meter
dibawah permukaan tanah.
c. Sambungan dilakukan dengan mur baut anti korosif / anti karat.
5-5-6 Palang Sangga (Crossarm, Travers) dengan Ukuran Tertentu
a. Contoh : Panjang 240 cm untuk tiang sudut. Panjang 180 cm untuk tiang tengah
lurus. Material harus terbuat dari metal UNP 8, 15 dan digalvanisir. Contoh
konstruksi PT. PLN (Persero) pada gambar lampiran
5-5-7 Ikatan Isolator pada Hantaran
a. Hantaran diikat dengan isolator memakai bending wire (A3C) atau preformed.
Panjang minimum bending wire 2 meter.
b. Agar diperhatikan tata cara mengikatnya.
5-5-8 Guy Wire (Trekskur) atau Kawat Penarik
a. Guy wire dirancang untuk memungkinkan pemakaian tiang akhir dengan kekuatan
yang kecil, sejauh ruang batas memungkinkan.
b. Guy wire terbuat dad kawat baja anti karat jenis "stranded steel wire", dengan
ukuran minimal 90 mml
c. Dengan memakai guy wire, besar kuat tarik tiang akhir dapat dipilih seminimal
mungkin. Contoh: Konstruksi guy wire standaro konstruksi PT. PLN (Persero).
Page 243
Page 244
Page 245
Page 246
Page 247
Page 248
Page 249
Page 250
Page 251
Konstruksi tiang tarik akhir (TM-4), sebagai tiang akhir dari suatu jaringan.
Page 252
Material Distribusi Kecil (MDK) seperti tertera pada keterangan gambar 5-6.
Page 253
Page 254
Page 255
Page 256
Page 257
Page 258
Page 259
Page 260
Page 261
Page 262
Page 263
Page 264
Page 265
Page 266
Page 267
Page 268
Page 269
Page 270
Page 271
Page 272
Page 273
Page 274
Page 275
Page 276
Page 277
Page 278
Page 279
Page 280
Page 281
Page 282
Page 283
Page 284
Page 285
BAB VI
SAKELAR DAN PENGAMAN
PADA JARING DISTRIBUSI
6-1 Perlengkapan Penghubung dan Pemisah
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dan Kendali ialah suatu perlengkapan atau
peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, pengubung dan pelindung serta
membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik seperti; pembangkit, gardu induk,
gardu distribusi dan transformator ke saluran pelayanan atau ke pelanggan. Jika
komponen-komponen dari PHB terlihat dari luar tanpa perlindungan selungkup
tertutup maka PHB itu dari jenis terbuka. Pembuatan lain adalah PHB tertutup.
Menurut ukuran dan bentuknya PHB disebut elmari, kotak atau meja hubung bagi.
Ciri-ciri lemari hubung bagi antara lain:
1. Selungkup dan kerangka pada umumnya terbuat dari besi.
2. Dapat bediri sendiri pada lantai, pada dinding atau dipasang dalam dinding.
3. Di bagian papan terdapat panel atau konstruksi panel-panel logam sebagai
penutup dan perlindungan dari komponen-komponen yang terdapat di
dalamnya dan panel itu ditempatkan alat pelayanan atau alat ukur.
Fungsi PHB untuk :
o Mengendalikan sirkuit dilakukan oleh saklar utama
Page 286
Page 287
PLN biasanya ditempatkan gardu induk distribusi sisi sekunder trafo distribusi
sedangkan PHB yang di pelanggan biasanya terpasang pada dinding atau ruangan
tertentu setelah APP ditempat pelanggan tersebut.
PHB TM ialah PHB yang terdapat pada pembangkit atau GI sisi TM berbentuk
lemari panel (kubikel) tertutup terbuat dari bahan besi atau berbentuk gardu sel
terbuka yang dilengkapi peralatan ukur dan
PHB TT adalah PHB yang menggunakan peralatan-peralatan dengan kapasitas yang
besar dan mempunyai resiko bahaya yang tinggi pula sehingga pemasangan PHB TT
ini biasanya ditempat khusus dan terbuka (switch yard) yang dilengkapi ramburambu, pagar dan peralatan pengaman yang memadai.
Menurut tipenya PHB di kelompokkan menjadi 2 tipe yaitu tipe tertutup dan tipe
terbuka.
PHB dengan tipe tertutup yaitu apabila seluruh komponen PHB berada disuatu
tempat yang tertutup oleh selungkup/pelindung mekanis maupun pelindung elektris.
PHB tipe terbuka yaitu PHB yang semua peralatan atau komponennya berada diluar
dan tampak secara kasar mata dan dilengkapi dengan pagar maupun peralatan isolasi
huna melindungi dari bahaya mekanis
Gambar 6-1. Bentuk lemari dengan bagian yang dapat ditarik keluar
Page 288
Page 289
Page 290
Page 291
Page 292
Page 293
Page 294
6. Lakukan pengukuran tahanan isolasi antar arel dan antara Rel dengan Body serta
tahanan pembumian dan dicatat dalam Formulir Berita
7. Bersihkan Rel. Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar).
Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam panel hubung bagi.
8. Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama, Sepatu Kabel,
Rel, Fuse Holder, kondisi isolator binnen dan Sistem
9. Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan secara visual dan amankan
10. Lapor ke posko bahwa kondisi PHB TR dan Petugas dalam keadaan aman dan
selanjutnya meminta tegangan dimasukkan (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh
petugas operasi SUTM).
11. Setelah menerima ijin pemasukan tegangan dari posko masukan CUT
12. Lakukan penukaran tegangan pada sisi masuk saklar utama dan amati putaran
fasa dan selanjutnya catat dalam formulir BA.
13. Masukkan saklar utama (Hefbom Saklar).
14. Masukkan NH Fuse masing-masing jurusan.
15. Lapor ke posko, bahwa pekerjaan pengoperasian PHB TR baru telah selesai
dan petugas akan meninggalkan lokasi pekerjaan.
16. Lepaskan Alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.
17. Buat laporan dan berita acara pelaksanaan pekerjaan pengoperasian
18. Buat laporan pekerjaan pengoperasian PHB TR baru dan berita acara
diserahkan kepada Asman Distribusi. Sebagaimana pengoperasian PHB TR pada
kegiatan pemeliharaanpun diperlukan langkah-langka atau prosedur pemeliharaan
rutin periodik dan berkala yang disahkan oleh manajemen unit setempat sebagai
prosedur
Langkah-langkah pemeliharaan antara lain :
x Persiapan Pemeliharaan
x Pemeriksaan dan Pengukuran
x Pemeriksaaan Pemeliharaan
x Pemeriksaan Hasil Pemeliharaan
x Pembuatan Laporan Pemeliharaan
Page 295
Page 296
7. Bersihkan Rel, Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar).
Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam Panel Hubung Bagi.
Page 297
Page 298
Page 299
Page 300
Page 301
7. Grounding LV Panel : sebagai pengaman bila terjadi arus bocor yang mengalir di
LV panel.
6-2-1-3 Peralatan Pendukung
Agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik perlu didukung oleh peralatan yang
memadai baik peralatan mekanik maupun elektrik. Adapun peralatan kerja yang
dibutuhkan sebagai berikut :
x Megger 1.0 Volt, 5.000 Volt, 10.000 Volt
x Tang Amper dengan range 1.000 Amper
x Drivelt/Phasa Detector dll.
x Shcakel Stick 20kV 13 meter
x Kunci Shock (satu set)
x Kunci Ring (satu set)
x Tang Kupas/Potong
x Pompa Minyak (plastik)
x Dies Compression
x Cable Cutter 600 900 mm
x Tangga Fiber Glass 7 m
x Stainless Steel Belt/Stopping Tool
x Boto Kosong Bersih + Tutup
x Sarung Tangan Katun
x Sepatu Kerja dan lain-lain
Daftar material untuk pekerjaan pemeliharaan seperti tercantum pada
Tabel 6-1. Material Pemeliharaan GTT
No. Material Satuan Jumlah
1 Ground rod 2,5 m Buah 2
Page 302
Page 303
Page 304
friendly) dan tahan segala kondisi cuaca. Sistem monitoring dan pengendalian jarak
jauh juga dapat ditambahkan tanpa perlu menambahkan Remote Terminal Unit
(RTU).
Pada umumnya versi-versi peralatan terdiri dari:
x Pole Top Load Break Switch
x Pole Top Control Cubicle
x Control & Protection Module
Dokumen-dokumen yang terkait antara lain:
x Window Switchgear Operating Sistem (WSOS)
x Tes and Training Set (TTS)
x Database Access Protocol (DAP)
x Specific Telemetry Protocol Implementations
x Panel Kontrol Jarak Jauh
x Workshop Field dan Test Procedures
x Prosedur Penggantian CAPM
Versi-Versi Peralatan mencakup Contact Close dari penerimaan perintah tutup <1.2
sec dan Contact Open sejak diterimanya perintah buka <1.2 sec. Tegangan Line
Maksimum pada Swicthgear Ratings antara 12 atau 24kV dengan arus kontinyu 630
A RMS. Media Isolasi Gas SF6 dengan tekanan operasional gas SF6 pada suhu 20 C
adalah 200kPa Gauge.Pengoperasian secara manual dapat dilakukan secara
independent oleh operator. Tekanan untuk mengoperasikan tuas Max 20 kg. Switch
pemutus beban dilengkapi dengan bushing boots elastomeric untuk ruang terbuka.
Boots tersebut dapat menampung kabel berisolasi dengan ukuran diameter antara 16
32 mm dan akan menghasilkan sistem yang terisolir penuh. Kabel pre-cut yang
telah diberi terminal dapat digunakan langsung untuk bushing switch Pemutus Beban
dan telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan peralatan tersebut. Namun
demikian, untuk kabel, dapat menggunakan yang telah disediakan oleh peralatan
tersebut sepanjang masih memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
Konstruksi dan Operasi Load Break Switch dan Sectionaliser diuraikan sebagai
berikut. Load Break Swicth menggunakan puffer interrupter di dalam sebuah tangki
baja anti karat yang dilas penuh yang diisi dengan gas SF6. Interrupter tersebut
diletakkan secara berkelompok dan digerakkan oleh mekanisme pegas. Ini
Page 305
Page 306
Page 307
Page 308
bisa dipindahkan jika perlu. Gambar 6-20 menunjukkan dimensi ruang control. Di
dalam cover terdapat sebuah panel peralatan dengan ciri-ciri utama berikut.
x Ruang kabel-kabel menampung transformer-transformer kabel LV dan sakelar
pemutus untuk batere dan suplai Bantu.
x Ruang elemen-elemen elektronik menampung Modul Kontrol dan Proteksi
(CAPM) dan Sub-Sistem Panel Operator (OPS). Ruang ini disegel untuk melindungi
elemen-elemen elektronik dari polusi udara.
x Ruang batere menampung 2 batere 12 Volt.
x Slot untuk radio digunakan untuk menaikkan radio komunikasi,modem atau kartu
IOEX. Nampan ini tergantung ke bawah untuk mengekpos radio/modem dan dapat
dilepaskan untuk pemasangan
x Modul Entri Kabel Kontrol menyediakan terminasi dan penyaringan untuk kabel
control, modul ini ditempatkan di belakang sebuah panel yang dapat dipindahkan.
x Kabel control yang masuk dihubungkan ke P1 dari CCEM, alat pemasang kabel
N03-505 dihubungkan ke P2 dari CCEM.
x Kompartemen pemanas untuk pemanas ruang control.
Di tengah panel peralatan terdapat sebuah pipa karet untuk saluran kabel yang
menampung sistem kabel internal. Panel peralatan dapat dipindahkan dengan
melepaskan hubungan-hubungan eksternal dan baut-baut ini bisa dilakukan di
lapangan jika dianggap perlu untuk mengganti keseluruhan panel peralatan.
Demikian pula mungkin lebih mudah untuk mengganti seluruh ruang control.
Panel peralatan diatur sedemikian sehingga komponen-komponen yang sensitif
terdapat panas, batere ditempatkan di bagian bawah dekat tempat masuknya udara.
Pada keadaan-keadaan tropis, pengaturan ini menjamin batere dapat bertahan dalam
beberapa derajat suhu sekitar setiap saat dan dengan demikian memaksimalkan umur
batere.
Di samping bagian yang paling menimbulkan panas, suplai listrik ditempatkan di
bagian atas ruang sehingga dapat meminimalkan dampak pemanasan pada bagianbagian lain.
6-3-1-7 Sumber Tenaga Tambahan
Supply tenaga tambahan digunakan oleh kotak control untuk
mempertahankan daya pada batere lead-acid yang telah disegel yang digunakan
untuk tenaga cadangan saat tenaga tambahan padam.
Page 309
Tenaga tambahan berasal dari salah satu dari dua sumber berikut ini :
x Suplain LV disediakan oleh utility. Sehingga terhubung ke kotak control. Dalam
hal ini ruang control dipasang dengan sebuah transformer yang cocok dan plat
namanya menunjukkan tegangan supply tambahan yang diperlukan.
x Supply kabel HV ke transformer tegangan (VT), dipasang pada kutub dan
dihubungkan ke dalam Swicth Cabel Entry Module (SCEM) dalam kompartemen
motor. Ini disebut HV supply. Dalam hal ini plat rating pada transformer
mengindikasikan rating tegangan.
x Bagian 6 memberikan rincian tentang earthing dan hubungan listrik
6-3-1-8 Slot untuk memasukkan kabel
x Kabel control dari recloser yang disambungkan ke connector P1
x Satu atau dua mains supply yang di belakang panel peralatan. Dua lubang 20 mm
yang disediakan untuk entri kabel.
x Kabel komunikasi/antenna radio, lubang 16 mm disediakan
Sebuah konektor enam arah yang disebut Poin Injeksi Arus terletak pada
kompartemen utama. Konektor ini digunakan dengan Test and Training Set (TTS)
untuk melakukan injeksi sekunder sementara switchgear terhubung. Proses ini
membuat injeksi peralatan tanpa Indikator gangguan eksternal pilihan dapat dipasang
pada bagian atas kontrol atas ruang kontrol. Ini adalah xenon stobe yang akan
menyala jika elemen elektronik kontrol mendeteksi adanya gangguan
Setelah suatu event Maximum Current diadakan (di mana gangguan telah berakhir)
arus-arus line dipantau selama satu detik. Jika arus pada ketiga fasa jatuh ke nol
selama waktu ini maka event Supply Interrupt akan diadakan yang mengindikasikan
pembukaan sebuah pemutus arus hulu. Arus nol ditentukan sebagai ambang untuk
tampil pada panel kontrol operator.
Sebuah Supply Interruption Current ditambah setiap saat suatu event Supply
Interrupt terjadi. Current tersebut diset ke nol jika line-nya bebas dari gangguan
selama waktu reclaim yang dikonfigurasikan oleh user (Reclaim Time 30s)
sementara load break switch tertutup. Dengan cara ini Supply Interruption Counter
menghitung operasi pemutus arus hulu (atau reclose) dalam suatu urutan gangguan.
Nilai Supply Interruption Counter ditunjukkan dalam event Supply Interrupt. Ketika
reclaim timer telah lewat waktu berlalu maka suatu event Reclaim
Page 310
Page 311
Page 312
Page 313
Page 314
Gambar 6-18 Penempatan PMT dan PL pada jaringan Spindel SKTM (PMT tanpa
PBO) Pola 2
6-7-2 Pengaman Terhadap Tegangan Lebih
Dalam keadaan operasi, suatu sistem tenaga sering mengalami gangguan
yang dapat mengakibatkan teputusnya pelayanan daya ke pelanggan. Gangguan
tersebut lebih sering terjadi pada jaringan distribusi. Terjadinya gangguan disebabkan
oleh peningkatan tegangan pada hantaran distribusi, yang dikenal dengan tegangan
lebih, yang besar tegangan itu melampaui tingkat ketahanan isolasi dari hantaran
distribusi. Dengan demikian terjadi hubung singkat antar kawat-kawat fasa ke tanah
yang dapat Tegangan lebih ini antara lain ditimbulkan oleh:
a. Sambaran petir pada hantaran distribusi, baik merupakan sambaran langsung atau
tidak langsung. Oleh sebab itu, kebutuhan tingkat ketahanan isolasi dari suatu sistem
tenaga ditentukan oleh tegangan lebih akibat sambaran petir (tegangan lebih
atmosfir) dan tegangan lebih akibat transien pada waktu switching.
a) Tegangan Lebih Atmosfir
Tegangan lebih ini muncul pada JTM karena sambaran petir baik langsung (jarang
terjadi) maupun sambaran tidak langsung (sering terjadi), misalnya petir menyambar
pohon atau benda lain yang lebih tinggi dari JTM lain menginduksi ke JTM yang
berada di sekitar lokasi sambaran petir. Tegangan lebih atmosfir ini berkisar 345 kV.
Kondisi dalam jaringan listrik dibedakan menjadi dua, yaitu keadaan
stasioner (misalnya keadaan masa kerja suatu jaringan) dan keadaan sementara atau
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 315
proses menuju keseimbangan (transien), yang timbul pada waktu switching atau
memutus arus. Proses transien adalah peralihan dari kondisi stasioner I ke kondisi
stasioner II yang hampir selalu menyebabkan osilasi tegangan dan arus, dan oleh
karena itu menimbulkan
Karena adanya tahanan dalam jaringan, maka tegangan lebih diredam dan
sesudah beberapa waktu tertentu tegangan itu menghilang. Dalam Gambar 6-41
digambarkan kondisi stasioner I dan II. Pada kondisi I, generator memberikan daya
melalui suatu penghantar, transformator diteruskan ke pemakai. Fenomena itu tidak
hanya merupakan penghantaran daya dari pembangkit ke pemakai melalui
penghantar, melainkan dalam distribusi daya itu juga terdapat medan magnet yang
mengelilingi penghantar-penghantar dan medan listrik antara penghantar-penghantar
sendiri dan antara penghantar-penghantar dengan tanah. Medan magnet dan medan
listrik itu mengandung energi berpulsa sebesar harga rata-rata frekuensi jaringan.
Selama kondisi stasioner I energi dari pembangkit itu disimpan pada transformator,
penghantar dan pemakai.
Page 316
Page 317
suatu sambaran petir berikutnya dalam tembus listrik progresif pada jalur busur api
lebih kecil dari pada tembus listrik sesaat dan terintegrasi di udara sepanjang kanal.
Gambar 6-22. Muatan sepanjang tepi awan menginduksikan muatan lawan pada
bumi
Sambaran petir ke bumi diawali ketika muatan sepanjang tepi awan
menginduksikan suatu muatan lawan ke bumi, lidah arah bawah menyebar dari awan
ke arah bumi. Jika pusat muatan kecil, semua muatan bisa saja dilepaskan selama
lidah utama (pilot leader) terbentuk dan sambaran tidak lengkap. Ketika sambaran
lengkap, pusat muatan kecil tampaknya dikosongkan, akibatnya lidah petir juga
berhenti. Begitu pusat muatan baru terbentuk maka lidah petir terbentuk lagi secara
cepat.
Page 318
Page 319
kurang. Waktu ekor gelombang dapat mencapai 10 atau ratusan mikro detik,
tegangan pada penghantar jaringan distribusi tang tersambar petir tidak seragam
terjadi induksi muatan. Ketika lidah ini mendekati penghantar pada
kecepatan 0,3048 m/mikro detik terjadi kenaikan tegangan induksi. Bila sambaran
petir mencapai penghantar, kenaikan tegangan menjadi lebih cepat karena arester
yang biasanya dipakai pada jaringan distribusi mempunyai tegangan pengenal yang
rendah, maka bisa saja arester beroperasi pada tegangan terinduksi tersebut.
Perbandingan kenaikan tegangan terhadap waktu beroperasinya arester akan lebih
rendah pada JTM dan JTT. Untuk mengetahui ketahanan tegangan isolasi terhadap
tegangan petir dilakukan uji tegangan impuls di laboratorium. Bentuk gelombang
tegangan impuls ini distandarisasi (SPLN) sebesar 1,2 x 50 mikro detik, seperti
terlihat pada gambar 6-49. Bentuk gelombang dan besar arus sambaran petir juga
bervariasi. Hal ini juga telah distandarisasi untuk gelombang arus uji yaitu meningkat
dari nol hingga mencapai nilai puncak dalam 8 mikro detik dan menurun mencapai
nilai 12 puncak dalam 20 mikro detik sejak awal.
Page 320
maka dibuat ketahanan impuls dari saluran tinggi dan dibuat pada beberapa titik dari
saluran ketahanan impuls isolasi yang lebih rendah, sehingga flash over akan terjadi
pada ketahanan impuls isolasi yang lebih rendah tersebut, yaitu melalui sela batang.
Untuk hal ini memerlukan beroperasinya pemutus daya (circuit breaker) untuk
menghilangkan gangguan 50 Hz tersebut. Dengan adanya PBO berkecepatan tinggi,
jenis pengaman ini agak banyak digunakan pada beberapa wilayah di dunia misalnya
di Inggris. Ada satu persoalan yang timbul dengan penggunaan metode sela batang
ini, yaitu mengontrol jarak sela (gap) karena hal ini sangat menentukan flash over.
Jika arus gangguan sangat besar, maka bunga api pada sela batang dapat merusak
peralatan di sekitarnya.
6-7-5 Arrester pada Transformator Distribusi
Terminal pentanahan arrester diinterkoneksikan dengan terminal pentanahan
tangki trafo dan terminal pentanahan netral trafo (netral diketanahkan langsung). Jika
ditanahkan bersama maka arus surja yang mengalir ke tanah melalui suatu impedansi
(Z) menyebabkan jatuh tegangan (drop voltage) pada impedansi tersebut hingga
tegangan tinggi pada kumparan primer. Karena kumparan sekunder dan tangki
mempunyai
Page 321
Page 322
Page 323
Gambar 6-28. Hubungan arrester yang direkomendasikan untuk sisi beban di bagian
primer pelebur (PL) kebutuhan pengaman dengan arrester.
Untuk bangku kapasitor besar yang diketanahkan dengan batang padat (tanpa
tahanan), tanpa saklar pengatur daya, tidak mudah surja petir memberikan tegangan
berbahaya pada bangku kapasitor. Arrester harus dipasang pada sisi sumber saklar
kapasitor dari semua bangku kapasitor yang mempunyai saklar pengatur faktor daya.
Penempatan ini umum dan praktis, dan secara empirik diperlukan untuk mengatasi
kemungkinan timbulnya tegangan lebih dari pukulan balik saklar.
6-7-9 Arrester pada Pengaman Lebur
Arrester yang dipasang pada sisi primer pengaman lebur (PL) dimaksudkan
agar ketika terjadi surja petir, arus surja petir mengalir ke arrester diteruskan ke
tanah, tidak melalui PL, sehingga PL tidak putus (lebur).
Penempatan arrester pada SUTM dilaksanakan sebagai berikut.
Arrester sedapat mungkin dipasang pada titik percabangan dan pada ujung-ujung
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 324
saluran yang panjang, baik saluran utama maupun saluran cabang. Jarak antara
arrester yang satu dengan yang lain tidak boleh melebihi 1000 meter dan di daerah
yang berpotensi banyak petir berjarak tidak boleh melebihi 500 meter. Jika terdapat
kabel tanah sebagai bagian dari sistem, arrester sebaiknya dipasang pada ujung kabel
dan dipasang. Saluran kabel tegangan menengah bawah tanah tahan terhadap
gangguan petir. Saluran kabel bawah tanah mulai dari generator sampai pelanggan.
Jika SKTM digabung dengan SUTM, maka petir dapat masuk ke SKTM melalui
SUTM pada tiang naik. Jadi arrester harus dipasang pada tiang naik dan pada tiap
kawat penghantar fasa.
6-7-10 Kegagalan Pengamanan dan Penyebabnya
Pengamanan tegangan lebih yang terbaik adalah arrester. Ada kalanya alat
pengaman sudah terpasang dengan baik tetapi mengalami kerusakan pada saat
terkena sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
menyebabkan kegagalan dalam pengamanan.
Kegagalan pengaman mencakup komponen sebagai berikut:
a) Pada arrester dapat disebabkan antara lain:
x Sambungan kawat arrester pada terminal arrester tidak baik atau tidak
x Sambungan kawat arrester pada kawat fasa jaringan tidak baik atau tidak cukup
kencang
x Sambungan kawat arrester ke terminal tanah arrester tidak baik atau tidak cukup
kencang
x Sambungankawat pentanahan arrester dengan kawat (batang pentanahan) tidak
baik atau tidak cukup kencang
x Tahanan pentanahan arrester > 1 Ohm
x Jarak arester terlalu jauh dari trafo
x Jarak panjang arrester pada tiang yang satu dengan arrester pada tiang yang lain
terlalu jauh
x Arrester tidak bekerja optimal, meskipun tidak ada petir menyambar secara
langsung maupun tidak langsung arrester bekerja atau jika ada
x Pentanahan kawat tanah tidak sempurna (> 1 ohm) misalnya sambungan pada
konektor longgar, elektroda bumi berkarat, perubahan kondisi dan struktur tanah dan
sebagainya.
x Sambaran dan arrester bekerja tapi alat yang diamankan juga rusak. Hal ini
Page 325
disebabkan oleh jarak celah arrester tidak sesuai atau arrester sudah rusak, sehingga
perlu diganti dengan yang baru.
x Jika arrester meledak karena terkena sambaran petir secara langsung atau tidak
langsung baik pada JTM maupun pada arrester, berarti arrester tidak dapat bekerja
dan tidak dapat mengubah dirinya menjadi penghantar lagi sehingga arrester juga
harus diganti dengan yang baru.
b) Turunnya rodgap/sparkgap (trafo, isolator dan bushing) dapat disebabkan
x Posisi dan jarak antara rodgap pada terminal sekunder trafo GI maupun pada
terminal primer trafo distribusi perlu dikembalikan ke posisi dan jarak semula yang
benar.
x Rodgap juga perlu dibersihkan
x dari akumulasi kotoran dan polusi, bushing tua, kotor, retak rambut dan
sebagainya.
x Isolator kotor perlu dibersihkan dari akumulasi kotoran dan polusi dan retak dan
sebagai nya.
x Trafo sudah tua atau kualitas tahanan isolasi kumparan menurun
x Minyak trafo kotor sehingga banyak mengandung bahan konduktif seperti endapan
karbon dan uap/air.
x Jarak kawat tanah dengan kawat fasa tidak standar (sudut perlindungan maksimum
45o)
x Kawat tanah mengendor
Page 326
Gambar 6-30. Kegagalan sambungan Bushing trafo pecah kawat pada terminal trafo
Page 327
Page 328
Page 329
Page 330
DAFTAR PUSTAKA
(1) Ashby M.F, 2009, Engineering Materials and Processes, Butterworth
Heinemann Burlington, USA
(2) Godse A.P, Bakshi U.A, 2009, Basic Electronic Engineering, Technical
Publication Pune, Shaniwar, India.
(3) Mittle Arvind Mittal V.N, 2006, Basic Electrical Engineering, Mc Graw
Hill Co, West Nagar , New Delhi.
(4) Rajput R.K, 2006, Power System Engineering, Laxmi Publication,
Daryagan, New Delhi
(5) Theraja B.L, 2006, Fundamentals of Electrical Engineering and
Electronics, Division of Ninja and Development Co , New Delhi.
(6) Wasito S, Vademekum Elektronika, 2006, PT Gramedia, Jakarta
(7) Brydson J.A, 1999, Plastic Materials, Butterworth Heinemann Oxford,
Great Britain.
(8) Madras Technical Teachers Institute, 1988, Electrical Engineering
Materials, Tata Mc Graw Hill Publishing Co Ltd, India.
(9) The Houw Liong , PhD, 1986, Elektromagnetika Teknologi, Erlangga,
Jakarta.
(10)
(11)
(12)
Page 331
NYA : https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwjB06u23N_KAhUDB4
4KHfBPD9EQFggcMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kahael.com
%2Fdownload2.php%3Ff%3DSupreme%2520NYA%2520Building%2520Wire
%2520Catalogue.pdf&usg=AFQjCNGBqPSq262fs6mLx4aGy0TXfr3mKQ&bvm=b
v.113370389,d.c2E&cad=rja
NYAF : https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0ahUKEwj7qent3N_KAhVHJI4
KHfSXDYsQFgglMAE&url=http%3A%2F%2Fwww.kahael.com
%2Fdownload2.php%3Ff%3DMAKITA%2520NYAF
%2520Cable.pdf&usg=AFQjCNG21G3lj7RmDRUZ5VS7bx6TBQkAxg&bvm=bv.1
13370389,d.c2E&cad=rja
NYY : https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwjC_OaZ3d_KAhXWW
44KHfNxAw4QFggcMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kahael.com
%2Fdownload2.php%3Ff%3DSupreme%2520NYY%2520Building%2520Wire
%2520Catalogue.pdf&usg=AFQjCNH8A2UY8jqLX28r_nFedsjjaWcrAQ&bvm=bv.
113370389,d.c2E&cad=rja
NYM : https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjLiL
is3d_KAhXQjo4KHTXfBdEQFggbMAE&url=http%3A%2F%2Fwww.kahael.com
%2Fdownload2.php%3Ff%3DSupreme%2520NYM%2520Building%2520Wire
%2520Catalogue.pdf&usg=AFQjCNHPiQZ3hUHZ1_N0Gb7OG85HddIGMA&bvm
=bv.113370389,d.c2E
NYFGbY :http://files.kabelmetalindonesia.com/contents/IEC/LV/CPConductor/PVC/NYFGbY.pdf
ACSR : https://www.midalcable.com/sites/default/files/ACSR-metric.PDF
AAAC : https://www.midalcable.com/sites/default/files/AAAC-metric.PDF
BC : http://www.cerrowire.com/files/file/Bare%20Copper%2814%29.pdf
ACAR : https://www.midalcable.com/sites/default/files/ACAR-Imperial.pdf
Page 332
SUGIJONO, ST
DAFTAR ISI
Sugijono : BPKM Bahan Bahan Listrik
Page 333
Hal
HALAMAN JUDUL
...............
HALAMAN KATA PENGANTAR ...
ii
HALAMAN DAFTAR ISI
...
i
iii
1. PENDAHULUAN
Tujuan Mata Kuliah
Teori Atom
1
1
1
2
2. KONDUKTOR
Koefisien Temperatur
4
4
4
5
6
Logam Resistif
Paduan Logam
8
9
10
4. SEMI KONDUKTOR
Energi Elektron
Hubungan Lapisan P N
16
16
16
5. MAGNET
Karakteristik Histerisis
Energi Magnetisasi
18
18
18
19
6. DIELEKTRIK
Kekuatan Dielektrik
Kapasitansi
Konstanta Dielektrik
23
23
23
23
7. ISOLASI
27
27
28
Page 334
8. KONVERTER ENERGI
44
44
45
47
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
hidayah dan inayahNya sehingga selesainya penyusunan Buku Pegangan Kuliah
Mahasiswa (BPKM) untuk Mata Kuliah Bahan Bahan Listrik.
Guna memudahkan mahasiswa dalam mempelajari Mata Kuliah Bahan Bahan Listrik
sesuai dengan silabus maka penyusunan disajikan secara ringkas dan sederhana serta
sistematis. Agar ingatan mahasiswa lebih kuat disarankan untuk membuka internet
khususnya mengenai gambar (image) dan youtube yang relevan.
BPKM ini berisi tentang tinjauan praktis, jenis, sifat dan guna dari bahan bahan
listrik seperti : konduktor, semi konduktor, logam konduktif/ resistif, magnet,
dielektrik, isolasi, dan konverter energi langsung.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua yang telah membantu secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan BPKM ini dan sangat
mengharapkan masukan serta saran guna penyempurnaan.
Penulis
Page 335
PROFIL PENULIS
Sugijono lahir di Semarang 4 Agustus 1955.
Pendidikan :
Sekolah Teknik Menengah Pembangunan Semarang lulus 1975.
Diploma tiga Politeknik ITB Bandung lulus 1989.
Strata satu UNDIP Semarang lulus 1995.
Strata dua UNISBANK Semarang lulus 2012.
Pengalaman kerja :
PT Indonesia Steel Tube Works (ISTW) Semarang 1976
PT Inti Steel Semarang 1978
PT Indo Nanya Indah Semarang 1981
Politeknik UNDIP dan POLINES Semarang
Politeknik Jawa Dwipa Ungaran
BLKI Semarang
Diklat PLN Semarang
Training / pelatihan / workshop:
Didaktik PEDC (Polytechnic Education Development Center) Bandung 1982
PLC Omron di PEN-ITS (Politeknik Elektronika Negeri) Surabaya 1997
PLC Omron di PT Panca Manunggal Semarang 1999
Sertifikasi Ketenagalistrikan GEMA PDKB Semarang 2005
PLC Schneider di Universitas Maranatha Bandung 2010
SCADA Schneider di Universitas Maranatha Bandung 2011
Pengampu Mata Kuliah di Program Studi Listrik POLINES :
Bahan Listrik
Praktikum Listrik Dasar
Praktikum Elektronika dan Digital
Praktikum Teknik Tenaga Listrik
Praktikum PLC
Page 336