Anda di halaman 1dari 22

A.

KONDUKTIVITAS LOGAM
Material dibagi dalam tiga kategori: konduktor, semikonduktor,
dan isolator. Logam termasuk ke dalam kategori pertama, karena logam
memiliki elektron-elektron terdelokalisir yang bebas bergerak di seluruh
strukturnya. Dengan begitu, elektron-elektron valensinya dapat bergerak di
seluruh logam itu sebagai gelombang berdiri. Dengan sendirinya, tidak
terdapat transport muatan netto dalam ketiadaan medan listrik.
Jika logam ini ditempatkan dalam suatu rangkaian listrik, elektron-
elektron yang bergerak ke arah elektroda positif akan memperoleh lebih
banyak energi sehingga kecepatannya akan meningkat dalam arah itu.
Sebaliknya, elektron-elektron yang bergerak ke arah elektroda negatif akan
mengurangi energi dan kecepatan mereka. Akibatnya timbul kecepatan
gerak.
Pada jenis-jenis material yang mengkonduksi listrik, muatan
dibawa dalam modul-modul sebesar 0,16x10
-18
coulomb, yang merupakan
muatan pada satu elektron individu. Pada logam, elektron individu. Pada
logam, elektron individu inilah yang bergerak.
Nilai konduktivitas dan resitivitas

untuk suatu material


tergantung pada banyaknya pembawa muatan, n, dan muatan, q, pada setiap
pembawa, serta mobilitas, , pada setiap pembawa:


.
Konduktivitas adalah ukuran kemudahan di mana muatan listrik
atau panas dapat melewati suatu material. Sebuah konduktor adalah bahan
yang memberikan sedikit perlawanan terhadap aliran energi saat ini atau
termal listrik.
Konduktivitas listrik memberitahu kita seberapa baik suatu bahan
akan memungkinkan listrik untuk melakukan perjalanan melalui itu. Banyak
orang berpikir kawat tembaga sebagai sesuatu yang memiliki konduktivitas
listrik yang besar.
Perak memiliki konduktivitas listrik tertinggi dari semua logam.
Bahkan, perak mendefinisikan konduktivitas semua logam lainnya akan
dibandingkan menentangnya. Pada skala 0 sampai 100, perak peringkat 100,
dengan tembaga dan emas di 97 76. Karena properti ini, dan karena tidak
memicu mudah, perak umumnya digunakan dalam sirkuit listrik dan kontak.
Perak juga digunakan dalam baterai di mana ketergantungan adalah wajib
dan pembatasan berat berlaku, seperti untuk alat-alat bedah portabel, alat
bantu dengar, alat pacu jantung dan perjalanan ruang angkasa.
Konduktivitas pada logam harus mengikuti Hukum Ohm, yang
menyatakan bahwa saat ini berbanding lurus dengan medan listrik
diterapkan pada logam. Variabel kunci dalam menerapkan Hukum Ohm
adalah resitivitas logam itu. Resitivitas adalah kebalikan dari konduktivitas
listrik, mengevaluasi seberapa kuat logam menentang aliran arus listrik. Hal
ini umumnya diukur di wajah berlawanan dari kubus satu meter material
dan digambarkan sebagai ohm meter ( m). Resitivitas sering diwakili
oleh huruf Yunani rho (). Konduktivitas listrik, di sisi lain, umumnya
diukur dengan siemens per meter (Sm
-1
) dan diwakili oleh huruf Yunani
sigma ( ).
Satu siemens sama dengan timbal balik dari satu ohm.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang
ketiganya banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar
itu sendiri. Unsur unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas
listrik, akan mempengaruhi sifat sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam
murni memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih
rendah kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah
rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi
juga membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan
dengan penggunaan penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar
ternyata juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut di
masyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi
logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi
termurahlah yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada
saat ini, logam Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih
diantara jenis logam penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi
teknis ekonomis termurah.
Dari jenisjenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga
merupakan penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang
kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International Electrochemical Comission
(IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya hantar kawat
tembaga yang kemudian dikenal sebagai International Annealed Copper
Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat
tembaga yang telah dilunakkan dengan proses anil (annealing), mempunyai
panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan listrik
(resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20oC, dinyatakan
mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Konduktivitas tembaga paling besar di bandingkan dengan
aluminium dan baja.2. Konduktivitas aluminium lebih kecil dibandingkan
tembaga namun lebih besar bila dibandingkan dengan baja. Dan
konduktivitas baja paling rendah dibandingkan tembaga dan aluminium.
Conductivity & Resistivity in Metals
Material
Resistivity
p(m) at 20C
Conductivity
(S/m) at 20C
Silver 1.59x10
-8
6.30x10
7

Copper 1.68x10
-8
5.98x10
7

Annealed Copper 1.72x10
-8
5.80x10
7

Gold 2.44x10
-8
4.52x10
7

Aluminum 2.82x10
-8
3.5x10
7

Calcium 3.36x10
-8
2.82x10
7

Beryllium 4.00x10
-8
2.500x10
7

Rhodium 4.49x10
-8
2.23x10
7

Magnesium 4.66x10
-8
2.15x10
7

Molybdenum 5.225x10
-8
1.914x10
7

Iridium 5.289x10
-8
1.891x10
7

Tungsten 5.49x10
-8
1.82x10
7

Zinc 5.945x10
-8
1.682x10
7

Cobalt 6.25x10
-8
1.60x10
7

Cadmium 6.84x10
-8
1.46
7

Nickel (electrolytic) 6.84x10
-8
1.46x10
7

Ruthenium 7.595x10
-8
1.31x10
7

Lithium 8.54x10
-8
1.17x10
7

Iron 9.58x10
-8
1.04x10
7

Platinum 1.06x10
-7
9.44x10
6

Palladium 1.08x10
-7
9.28x10
6

Tin 1.15x10
-7
8.7x10
6

Selenium 1.197x10
-7
8.35x10
6

Tantalum 1.24x10
-7
8.06x10
6

Niobium 1.31x10
-7
7.66x10
6

Steel (Cast) 1.61x10
-7
6.21x10
6

Chromium 1.96x10
-7
5.10x10
6

Lead 2.05x10
-7
4.87x10
6

Vanadium 2.61x10
-7
3.83x10
6

Uranium 2.87x10
-7
3.48x10
6

Antimony* 3.92x10
-7
2.55x10
6

Zirconium 4.105x10
-7
2.44x10
6

Titanium 5.56x10
-7
1.798x10
6

Mercury 9.58x10
-7
1.044x10
6

Germanium* 4.6x10
-1
2.17
Silicon* 6.40x10
2
1.56x10
-3


Konduktivitas
Jika sebuah benda memiliki elektron yang berlebih atau kurang
dari yang diperlukan untuk menyeimbangkan muatan inti atom yang
positif, benda tersebut akan memiliki muatan listrik. Ketika terdapat
elektron berlebih, benda tersebut dikatakan bermuatan negatif. Apabila
terdapat elektron yang kurang dari jumlah proton dalam inti atom, benda
tersebut dikatakan bermuatan positif. Ketika jumlah elektron dan jumlah
proton adalah sama, muatan keduanya meniadakan satu sama lainnya dan
benda tersebut dikatakan bermuatan netral. Benda makro dapat menjadi
bermuatan listrik melalui penggosokan dan menghasilkan efek
tribolistrik.
Elektron tunggal yang bergerak dalam vakum diistilahkan
sebagai elektron bebas. Elektron-elektron dalam logam juga berperilaku
seolah-olah bebas. Dalam kenyataannya, partikel yang umumnya
diistilahkan elektron dalam logam dan padatan lainnya merupakan kuasi-
elektron-kuasi-partikel, yang memiliki muatan listrik, spin, dan momen
magnetik yang sama dengan elektron asli, namun bermassa
berbeda. Ketika elektron bebas bergerak dalam vakum ataupun dalam
logam, ia akan menghasilkan aliran muatan yang disebut sebagai arus
listrik. Arus listrik ini kemudian akan menghasilkan medan magnetik.
Sebaliknya, arus dapat diciptakan pula dengan mengubah medan
magnetik. Interaksi ini dinyatakan secara matematis menggunakan
persamaan Maxwell.
Pada suhu tertentu, tiap-tiap material memiliki konduktivitas
listrik yang menentukan nilai arus listriknya ketika potensial
listrik dialirkan kepadanya. Contoh benda yang memiliki konduktivitas
listrik yang baik (disebut konduktor) misalnya emas dan tembaga,
sedangkan gelas dan teflon adalah konduktor yang buruk. Dalam
material dielektrik, elektron tetap terikat pada atom penyusunnya dan
material tersebut berperilaku seperti insulator. Sebaiknya logam memiliki
struktur pita elektronik yang mengandung pita elektronik yang terisi
sebagian. Keberadaan pita tersebut mengizinkan elektron dalam logam
berperilaku seolah-olah bebas (elektron terdelokalisasi). Elektron yang
terdelokalisasi ini tidak terikat pada atom apapun, sehingga ketika dialiri
medan listrik, elektron tersebut akan bergerak bebas seperti gas (gas
fermi) melalui material tersebut seperti elektron bebas.
Oleh karena tumbukan antara elektron dengan atom, kecepatan
hanyutan elektron dalam konduktor memiliki kisaran milimeter per detik.
Namun, kecepatan rambatan elektron biasanya adalah sekitar 75%
kecepatan cahaya. Ini terjadi karena sinyal elektrik merambat sebagai
gelombang, yang kecepatannya tergantung dari konstanta dielektrik
material atau bahan.
Logam merupakan konduktor panas yang baik, utamanya
disebabkan oleh elektron terdelokalisasi yang bebas untuk mentranspor
energi termal antaratom. Namun, berbeda dengan konduktivitas listrik,
konduktivitas termal logam hampir tidak tergantung pada suhu.
Konduktivitas termal diekspresikan secara matematis menurut hukum
Wiedemann-Franz, yang menyatakan bahwa rasiokonduktivitas
termal terhadap konduktivitas listrik berbanding lurus terhadap
temperatur. Kebalauan termal dalam kisi logam meningkatkan resistivitas
listrik material, sehingganya membuat arus listrik tergantung pada
temperatur.
Ketika didinginkan di bawah temperatur kritis, material dapat
mengalami transisi fase yang menyebabkannya kehilangan semua
resistivitas arus listrik. Hal ini dinamakan superkonduktivitas.
Dalam teori BCS, perilaku ini dimodelkan oleh pasangan elektron yang
memasuki keadaan kuantum kondensat Bose-Einstein. Pasangan
Cooper ini memiliki gerakan yang dikopling oleh materi sekitar via
getaran kekisi yang disebut fonon, sehingga elektron dapat menghindari
tumbukan dengan atom-atom material yang menciptakan hambatan
listrik. (Pasangan Cooper memiliki jari-jari sekitar 100 nm, sehingga
dapat bertumpang tindih satu sama lain.) Walaupun begitu, mekanisme
mengenai bagaimana superkonduktor temperatur tinggi bekerja masih
belumlah terpecahkan.
Elektron yang berada dalam padatan konduktor, yang sendirinya
juga merupakan kuasipartikel, ketika dikungkung secara ketat pada
temperatur yang mendekati nol absolut, akan berperilaku seolah-olah
terbelah lebih jauh menjadi dua kuasipartikel: spinon dan holon. Spinon
memiliki spin dan momen magnetik, sedangkan holon memiliki muatan
listrik.


B. KONDUKTIVITAS LISTRIK KERAMIK
Dielektrik merupakan isolator, memainkan peran inert di dalam
rangkaian listrik. Sifat utama yang harus dimiliki suatu isolator adalah
kekuatan dielektrik yang merupakan nilai gradien potensial (V/mm).
Tabel Sifat sifat Isolator Listrik
Material Keramik
Resistivitas (20C)
ohm.m
Kekuatan
Dielektrik (V/mm)
Gelas kapur-soda 10
13
10.000
Gelas Pyrex 10
14
14.000
Gelas silika 10
17
10.000
Mika 10
11
40.000
Porselen steatit 10
12
12.000
Porselen mulit 10
11
12.000

Isolator yang bagus memiliki nilai yang tinggi untuk keduanya,
akan tetapi tidak ada korelasiantara keduanya karena pada akhirnya
kegagalan listrik umumnya terjadi akibat adanya pengotor, retak, garit
(flaw) dan ketaksempurnaan lainnya, bukan karakteristik bawaan material
tersebut.
Material dielektrik tidak menghantarkan arus listrik. Namun
demikian, material-material dielektrik tersebut tidak sepenuhnya inert
terhadap medan listrik. Elektron dan nukleus-nukleus atom mengandung
proton akan menggeser posisi mereka sebagai tanggapan terhadap medan
ini. Sebagai contoh, posisi rata-rata elektron akan terletak pada sisi atom
yang lebih dekat dengan elektroda positif, sementara nukleus atomiknya,
yang mengandungproton akan sedikit bergeser ke arah elektron negatif.
Pergeseran ini biasa disebut polarisasi.














Isolator Busi
Isolator ini mengonduksi kalor ke kulit logam dari busi tersebut.
Material utama pada isolator listrik ini adalah AL
2
O
3.
Setiap ion Al
3+
telah kehilangan ketiga elektron valensinya, dan setiap ion O
2-

mengandung dua elektron tambahan, yang dipegang secara kuat,
sehingga kedua elektron tersebut tidak dapat melakukan konduksi listrik
atau termal. Kation (3+) dan anion (2-) saling menarik dengan kuat,
sebagaimana yang dibuktikan oleh suhu leburnyayang tinggi (3670F),
dan oleh kekerasan AL
2
O
3
yang tinggi.

Material Piezoelektrik
o Piezoelektrivitas


Nukleus positif
Elektron
Medan negatif
Medan positif
Tidak terdapat
medan eksternal
Piezoelektrisitas adalah sebuah fenomena saat sebuah gaya
yangditerapkan pada suatu segment bahan menimbulkan muatan
listrik pada permukaan segmen tersebut. Sumber fenomena ini adalah
adanya distribusi muatan listrik pada sel sel kristal. Nilai koefisien
muatan piezoelektrik berada pada rentang 1 100 pico coloumb/
Newton.
o Awal mula Bahan Piezoelektrik
Kata piezoelektrik berasal bahasa Latin, piezein yang berarti
diperas atau ditekan dan piezo yang bermakna didorong. Bahan
piezoelektrik ditemukan pertama kali pada tahun 1880-an oleh
Jacques dan Pierre Curie. Kata piezo berarti tekanan, sehingga efek
piezoelektrik terjadi jika medan listrik tebentuk ketika material
dikenai tekanan mekanik. Mereka mengombinasikan pengetahuan
mereka akan piroelektrisitas (kemampuan bahan-bahan tertentu untuk
menghasilkan sebuah potensial listrik saat bahan-bahan itu dipanaskan
atau didinginkan) dengan pemahaman akan struktur dan perilaku
sebuah kristal. Keduanya kemudian mendemonstrasikan efek
piezoelektrik pertama dengan menggunakan kristal turmalin, kuarsa,
ratna cempaka, dan garam rossel. Dari uji coba tersebut diketahui
bahwa kristal kuarsa dan garam rossel memperlihatkan kemampuan
piezoelektrisitas paling besar saat itu.
Piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan
listrik ketika dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika
medan listrik diterapkan, maka material tersebut akan mengalami
regangan atau tekanan mekanis.
o Efek Piezoelektrik
Efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik tebentuk ketika
material dikenai tekanan mekanik. Pada saat medan listrik melewati
material, molekul yang terpolarisasi akan menyesuaikan dengan
medan listrik, dihasilkan dipole yang terinduksi dengan molekul atau
struktur kristal materi. Penyesuaian molekul akan mengakibatkan
material berubah dimensi. Fenomena tersebut dikenal dengan
electrostriction (efek piezoelektrik).

Skematik material Piezoelektrik

o Karakteristik Material Piezoelektrik
Material Piezoelektrik adalah keramik yang terpolarisasi,
seperti material quartz (SiO
2
) atau barium titanate (BaTiO
3
) yang akan
menghasilkan medan listrik material berubah dimensinya akibat gaya
mekanik. Keramik yang terpolarisasi disini yaitu beberapa bagian
molekul bermuatan positif dan sebagian yang lain bermuatan negative
dengan elektroda-elektroda yang menempel pada dua sisi yang
berlawanan. Pada saat medan listrik melewati material, molekul yang
terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan
dipole yang terinduksi dengan molekul atau struktur kristal materi.
Penyesuaian molekul akan mengakibatkan material berubah dimensi.
Fenomena tersebut dikenal dengan electrostriction (efek
piezoelektrik).
Barium titanate dan zirconate titanate merupakan material
piezoelektrik buatan manusia. Di alam ada banyak material alami
yang dapat memberikan efek piezoelektrik, seperti berlinite, kuarsa,
turmalin, dan garam rossel. Material jenis ini antara lain yaitu lapisan
tipis rhombohedral lead zirconium titanate (PZT) sebagai actuator
untuk MEMS, lapisan tipis aluminium nitride (AIN) sebagai filterfr
atau resonantor (orde GHZ) berbasis efek surface acoustic wave
(SAW), komposit piezoelektrik seperti serbuk keramik PTCa yang
didispersikan dalam epoxy digunakan sebagai actuator pembalik
(listrik menjadi energy mekanik)

o Aplikasi Material Piezoelektrik
Aplikasi yang selama ini dianggap paling sesuai
menggunakan efek piezoelektrik adalah sumber energi bertegangan
tinggi, sensor, dan motor piezoelektrik. Ke depannya penggunaan efek
tersebut untuk perangkat elektronik akan lebih bervariasi disebabkan
kecenderungan manusia untuk memperkecil segala alat aplikatif agar
terkesan lebih efisien. Bahkan, efek itu menjadi pelopor dari
penanaman chip ke dalam tubuh manusia karena sumber energi yang
dihasilkan harus didapatkan langsung dari gerak dalam tubuh itu
sendiri. Aplikasi piezoleketrik anatara lain:
Penghasil listrik tegangan tinggi
Pemanfaatan Bahan Piezoelektrik ahan piezoelektrik dapat
menghasilkan beda potensial ngga ribuan volt sehingga banyak
digunakan sebagai umber tegangan tinggi.
Piezoelektrik sudah mulai digunakan di Jepang, tepatnya
di stasiun kereta api listrik di Jepang. Nama stasiun KRL tersebut
adalah East Japan Railway Company (JR East). Awalnya
manajemen stasiun ini hanya ingin mencari alternatif energi untuk
memberikan energi ke sistem ticketing, display keberangkatan, dan
lampu penerangan.
Dengan permisalan satu langkah kecil dapat menyalakan
lampu dengan daya 60 Watt selama satu detik. Dengan sedikit
perhitungan maka JR East Station yakin bahwa dengan lantai yang
efektif diinjak sebesar 25 meter kuadrat maka akan menghasilkan
daya sebesar 1.400 kW. Energi ini dapat menjalankan satu buah
kereta listrik

Pada tranduser ultrasonik:
Tansduser adalah alat yang mengubah suatu bentuk energi
kedalam bentuk energi yang lain. Transduser ultrasonik mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk suara dan
sebaliknya. Transduser akan mengeluarkan gelombang ultrasonik
dengan frekuensi di atas 20 kHz. Transduser ultrasonik 40 kHz
akan membangkitkan gelombang dengan frekuensi 40 kHz,
transduser akan aktif jika diberi sinyal dengan frekuensi dengan 40
kHz. Transduser ultrasonik terdiri atas dua macam yaitu pengirim
(transmitter) Tx dan penerima (receiver) Rx. Transduser ultrasonik
terbuat dari material piezoeletrik, yaitu terbuat dari material quartz
(SiO3) atau barium titanat (BaTiO3) yang akan menghasilkan
medan listrik pada saat material berubah bentuk atau dimensinya
sebagai akibat gaya mekanik. Fenomena tersebut dikenal dengan
efek piezoelektrik. Bahan piezoelektrik yang digunakan pada
transduser ultrasonik mengubah sinyal listrik menjadi getaran
mekanik dan mengubah kembali getaran mekanik menjadi energi
listrik. Elemen aktif adalah inti dari transduser yang mengubah
energi listrik menjadi energi suara dan sebaliknya. Elemen aktif
pada transduser ultrasonik biasanya adalah sebuah material
terpolarisasi yaitu material piezoelektrik.
C. STRUKTUR DARI LOGAM
Logam mencapai sekitar dua pertiga dari semua elemen dan sekitar
24 % dari massa planet. Logam ada di sekitar kita dalam bentuk seperti
struktur baja, kawat tembaga, aluminium foil, dan perhiasan emas. Logam
banyak digunakan karena sifatnya yang kuat, daktilitas, titik leleh tinggi,
konduktivitas panas dan listrik.
Sifat ini juga menawarkan petunjuk tentang struktur logam. Seperti
dengan semua unsur logam yang terdiri dari atom. Kekuatan logam
menunjukkan bahwa atom-atom ini diselenggarakan bersama oleh ikatan
yang kuat. Obligasi ini juga memungkinkan atom untuk bergerak, jika tidak
bagaimana mungkin logam ditempa menjadi lem Cbaran atau ditarik
menjadi kawat. Sebuah model yang masuk akal akan menjadi salah satu di
mana atom yang diselenggarakan bersama oleh yang kuat, tapi
terdelokalisasi, dan obligasi.
Bonding
Obligasi tersebut dapat terbentuk antara atom logam yang
memiliki elektronegativitas yang rendah dan tidak menarik elektron
valensi logam yang kuat. Hal ini akan memungkinkan elektron terluar
untuk dibagi ke semua atom sekitarnya, sehingga ion positif (kation)
dikelilingi oleh lautan elektron (kadang-kadang disebut sebagai awan
elektron)

Metallic Bonding
Karena elektron valensi ini dibagi ke semua atom, mereka tidak
berhubungan dengan salah satu atom. Hal ini sangat berbeda dari ikatan
ionik atau kovalen, di mana elektron yang dimiliki oleh satu atau dua
atom. Ikatan logam itu kuat dan seragam. Karena elektron tertarik ke
banyak atom, mereka memiliki mobilitas yang cukup memungkinkan
untuk panas yang baik dan konduktivitas listrik terlihat pada logam.
Di atas titik leleh, logam adalah cairan, dan atom mereka secara
acak diatur dan relatif bebas bergerak. Namun, ketika didinginkan di
bawah titik lelehnya, logam mengatur ulang untuk membentuk dan
memerintahkan struktuk Kristal.
Sifat Mekanik
Ketika beban kecil (tegangan) diterapkan untuk logam, justru
logam tersebut akan rusak dan mereka kembali ke bentuk aslinya saat
beban dilepaskan. Bending lembaran baja adalah contoh di mana obligasi
yang bengkok atau diregangkan hanya sebagian kecil. Ini disebut
deformasi elastis dan melibatkan sementara peregangan atau lipatan dari
ikatan antara atom.

Deformasi Elastik pada suatu Logam
Ketika tegangan tinggi diterapkan, permanen deformasi terjadi.
Misalnya, ketika klip kertas dibengkokkan dalam jumlah besar dan
kemudian dilepaskan, itu akan tetap sebagian bengkok. Permanen
deformasi ini melibatkan pemecahan obligasi, biasanya dengan gerakan
dislokasi. Lihat Gambar. Dislokasi bergerak dengan mudah dalam logam,
karena ikatan terdelokalisasi, tetapi tidak bergerak dengan mudah di
keramik. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian besar logam yang ulet,
sedangkan keramik yang rapuh.

Gerakan dislokasi dalam Kristal
Jika ditempatkan di dasar yang terlalu luas dan melebihi
tekanan, logam secara mekanis akan gagal, atau fraktur. Hal ini juga
dapat menyebabkan dari waktu ke waktu dari banyak tekanan kecil.
Alasan paling umum (sekitar 80%) untuk kegagalan logam kelelahan.
Melalui aplikasi dan pelepasan tekanan kecil (sebanyak jutaan kali)
sebagian logam yang digunakan, terbentuk retakan kecil dalam logam
dan tumbuh perlahan-lahan. Akhirnya logam secara permanen cacat atau
rusak.
Logam Campuran (Alloy)
Kehadiran unsur-unsur lain dalam logam juga dapat mengubah
sifat-sifatnya, kadang-kadang secara drastis. Pengaturan dan jenis ikatan
dalam logam memungkinkan penambahan unsur-unsur lain ke dalam
struktur, membentuk campuran logam yang disebut alloy. Bahkan jika
elemen yang ditambahkan adalah nonmetals, alloy mungkin masih
memiliki sifat logam.
Alloy tembaga yang diproduksi sangat awal dalam sejarah kita.
Bronze, alloy tembaga dan timah, merupakan alloy pertama yang
diketahui. Itu mudah untuk menghasilkan karena hanya dengan
menambahkan timah tembaga cair. Peralatan dan senjata yang terbuat
dari alloy ini lebih kuat daripada tembaga murni. Menambahkan seng
untuk menghasilkan tembaga alloy lain, kuningan. Meskipun kuningan
lebih sulit untuk menghasilkan daripada perunggu, juga dikenal di zaman
kuno.
Alloy adalah campuran dan komposisi dari persentase logam
yang dapat bervariasi. Hal ini berguna, karena sifat-sifat alloy dapat
dimanipulasi dengan berbagai komposisi. Misalnya, listrik membutuhkan
solder dengan sifat yang berbeda yang digunakan oleh tukang pipa.
Solder listrik mengeras sangat cepat dan segera menghasilkan koneksi.
Ini tidak akan praktis untuk tukang pipa yang membutuhkan beberapa
waktu untuk mengatur pipa. Solder listrik mengandung sekitar 60 %
timah, sedangkan solder tukang ledeng mengandung sekitar 30 %.
Timah awalnya mengandung timbal ,karena digunakan untuk
piring dan gelas, Timah pada zaman sekarang dibuat dengan bahan
bebas timah. Peningkatan pengetahuan tentang sifat-sifat logam juga
menyebabkan alloy baru. Beberapa kuningan membentuk alloy yang bisa
ditekuk dan akan kembali ke bentuk aslinya ketika dipanaskan. alloy
seng, digunakan sebagai pelapis pada baja, korosi lambat (baja galvani).
Keseragaman atom pada logam
Logam merupakan struktur raksasa dari atom-atom yang
berikatan satu sama lain melalui ikatan logam. Raksasa menunjukkan
jumlah yang sangat banyak tetapi jumlah atom yang terlibat sangat
bervariasi tergantung pada ukuran potongan logam.
o Koordinasi 12
Kebanyakan logam adalah terjejal (close packed) yakni,
struktur tersebut memuat atom sebanyak mungkin pada volum yang
tersedia. Setiap atom pada struktur mengalami 12 sentuhan dari atom
tetangganya. Keadaan logam yang seperti ini digambarkan sebagai
terkoordinasi 12. Tiap atom memiliki 6 sentuhan dari atom yang lain
pada tiap lapisan.

Dan juga tiga atom yang menyentuhnya pada lapisan diatasnya dan
tiga atom yang lain pada lapisan dibawahnya.

Diagram yang kedua tersebut menunjukkan lapisan yang terletak di
atas lapisan yang pertama. Lapisan tersebut akan saling berhubungan
dengan lapisan dibagian bawahnya. (Keduanya tersusun dengan cara
penempatan yang berbeda dengan lapisan yang ketiga pada struktur
terjejal, tetapi hal ini dipelajari pada pembahasan tingkat dasar).
o Koordinasi 8
Beberapa logam (khususnya yang terletak pada golongan 1
pada tabel periodik) terjejal kurang efektif, atom-atom logam tersebut
hanya memiliki 8 sentuhan atom tetangganya. Inilah yang disebut
dengan terkoordinasi 8.



Diagram sebelah kiri menunjukkan bahwa tidak ada atom
yang saling bersentuhan satu sama lain pada satu lapisan yang sama.
Atom-atom tersebut hanya tersentuh oleh atom pada lapisan di atas
dan dibawahnya. Diagram sebelah kanan menunjukkan 8 atom (4 di
atas dan 4 di bawah) yang menyentuh atom yang berwarna gelap).
o Butiran Kristal
Adalah sesuatu hal yang dapat menyesatkan jika mengira
bahwa semua atom pada sepotong logam tersusun pada cara yang
teratur. Tiap potong logam terdiri dari jumlah butiran kristal, yang
sangat banyak, yang mana tiap butiran memiliki daerah yang seragam.
Pada atom yang terletak pada batas butiran dapat memiliki struktur
yang tidak lurus.

Sifat Fisik Logam
o Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih
yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda
antara logam yang satu dengan logam yang lain tergantung pada
jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada
susunan atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium
memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah karena tiap
atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada
ikatan tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi:
Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif
(terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak
seperti kebanyakan logam.
Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar
(berarti bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang
juga menyebabkan lemahnya ikatan.
o Daya hantar listrik
Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi
bebas bergerak di seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-
elektron tersebut dapat melintasi batas butiran kristal. Meskipun
susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal, selama
atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada.
Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini
menunjukkan bahwa meskipun atom logam bebas bergerak, elektron
yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa sampai logam
mendidih.
o Daya hantar panas
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas
diteruskan oleh elektron sebagai akibat dari penambahan energi
kinetik (hal ini memnyebabkan elektron bergerak lebih cepat). Energi
panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang
bergerak.
Kekuatan dan kemampuan kerja
o Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa
(dapat dipipihkan menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang
(dapat ditarik menjadi kawat). Hal ini karena kemampuan atom-atom
logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang
lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.
Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom
akan mulai menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut
dilepaskan lagi, atom-atom tersebut akan kembali pada posisi asalnya.
Pada kondisi seperti itu, logam dikatakan menjadi elastis.

Jika tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-
atom akan menggelimpang satu sama lain sampai pada posisi yang
baru, dan logam berubah secara permanen.

o Kekerasan logam
Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang
lain ini dihalangi oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun
sebagai mana mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak batas
butiran (butiran-butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih
keras.
Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan
suatu daerah dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama
lain, logam cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan jumlah
batas butiran tidak hanya membuat logam menjadi semakin kuat,
tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.
D. KERAMIK TERSUSUN ATAS ATOM ATOM YANG BERBEDA
UKURAN
Keramik adalah senyawa yang mengandung unsur logam dan non
logam. Keramik tersusun atas minimal dua jenis unsur. Ikatan atom pada
keramik. Jenis ikatan yang terjadi didalamnya adalah ikatan kovalen dan
ikatan ionic. Untuk keramik yang memiliki ikatan ionik murni, struktur
kristalnya terdiri atas ion-ion bermuatan, bukan atom seperti pada logam.
Berikut adalah factor-faktor yang memengaruhi struktur kristal keramik
ionik, yaitu :
1. Jumlah muatan dari masing-masing ion penyusun
Kristal keramik harus netral, di mana muatan positif harus sama dengan
muatan negatif. Hal ini tergambar dari rumus kimia senyawa keramik.
Sebagai contoh, setiap ion Ca memiliki muatan +2 dan ion F memiliki
muatan -1, sehingga senyawa keramik yang terbentuk adalah CaF2.
2. Ukuran relatif kation dan anion
Hal ini berkaitan dengan radius kation, rc dan radius anion, ra. Oleh
karena kation melepaskan elektron, maka ukurannya biasanya lebih kecil
daripada anion, sehingga rasio rc/ra lebih kecil dari satu. Setiap ion
cenderung memiliki ion tetangga berlawanan muatan sebanyak mungkin.
Struktur kristal keramik yang stabil adalah jika seluruh anion menempel
dengan kation disekelilingnya.
3. Bilangan koordinasi (yaitu jumlah anion tetangga dari sebuah kation)
Hal ini berhubungan dengan rasio radius kation-anion. Untuk setiap
bilangan koordinasi, ada nilai minimum rc/ra agar terbentuk struktur
yang stabil, yang nilainya semata-mata berdasarkan faktor geometri.
Bilangan koordinasi meningkat dengan bertambahnya rc/ra Bilangan
koordinasi dari beberapa kation-anion.
Jenis material keramik sifatnya relatif keras dan rapuh. Keramik
memiliki ketahanan yang tinggi terhadap temperature tinggi. Atom- atom
penyusun keramik memiliki ukuran yang berbeda dan jari- jari atom yang
berbeda pula. . Keramik hampir tidak memiliki keuletan sama sekali.
Ketiadaan keuletan pada keramik membuatnya sangat rentan terhadap beban
impak, meskipun ketahanan impak juga ditentukan oleh bentuk benda
kerjanya.
Keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas yaitu kristal dan amorf
(non kristalin). Dalam material kristalin terdapat keteraturan jarak dekat
maupun jarak jauh, sedang dalam material amorf memungkinkan adanya
keteraturan jarak pendek, keteraturan pada jarak jauh tidak ada. Beberapa
keramik dapat berada dalam kedua bentuk tersebut, misalnya SiO2. bentuk
amorf dari keramik adalah gelas. Pada suhu tinggi, gelas merupakan cairan
sempurna. Atom atom bergerak dengan bebas. Apabila mengalami
pendinginan sampai dibawah titik leleh maka akan mengalami penyusutan
termal akibat penyusunan kembali atom agar menghasilkan penumpukan
atom yang lebih efisien.
Jenis ikatan yang dominan dan struktur internal (kristalin atau
amorf) yang ada pada suatu keramik mempengaruhi sifat-sifat bahan
tersebut. Sifat termal yang penting dari bahan keramik adalah kapasitas
panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas
bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan.
Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi
(getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut. Hantaran panas dalam
padatan melibatkan transfer energi antar atom-atom yang bervibrasi. Vibrasi
atom akan mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan
hasilnya adalah gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya yakni
fonon. Fonon bergerak dalam bahan sampai terhambur baik oleh interaksi
fonon-fonon maupun cacat kristal. Keramik amorf yang mengandung
banyak cacat kristal menyebabkan fonon selalu terhambur sehingga keramik
merupakan konduktor panas yang buruk. Mekanisme hantaran panas oleh
elektron, yang dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena
elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang
ringan. Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan
karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan
gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.
Keramik terutama gelas, memiliki sifat transparansi. Material yang
transparan, seperti gelas mampu mentransmisikan cahaya dengan difus,
seperti gelas terfrosted, disebut bahan translusen. Cahaya yang
ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke air
akan mengalami pembiasan. Pembiasan cahaya ini akibat dari perubahan
kecepatan rambat yang asal mulanya dari polarisasi elektronik. Karena
polarisasi meningkat dengan naiknya ukuran atom. Hal ini merupakan
akibat dari ukuran atom penyusunnya yang berbeda beda.
E. DAFTAR PUSTAKA
http://ilmubahanlistrik.blogspot.com/

Safa Kasap Prof., Cyril Koughia Ph.D., Harry Ruda Prof., Robert Johanson
Prof. (Springer Handbook of electronic and photonic materials-2007).

Van Vlack, Lawrence H.2004. Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai