Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ILMU BAHAN ( BAHAN ISOLATOR PADAT)

Anggota Kelompok :

Dedek Rahmat

Sukma Angraini

Fajri Azman

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS TEKNIK

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

PADANG

2019

i
ABSTRAK
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan apa saja bahan –
bahan isolator padat. Isolator adalah bahan yang sukar atau tidak dapat sama
sekali menghantarkan aliran listrik. Sangat baik bila dipakai untuk menyekat atau
mengisolasi bahan penghantar atau memisahan bagian-bagian yang bertegangan
atau bagian-bagian yang aktif. Sehingga untuk bahan isolator ini perlu
diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut, seperti sifat listrik, sifat
mekanis, sifat termal , ketahanan terhadap bahan-bahan kimia dan lain-lain.

Isilator padat adalah bahan yang sukar atau tidak dapat sama sekali
menghantarkan arus listrik yang bersifat padat. Ada beberapa bahan isolator padat
yang sering kita temukan di kehidupan sehari – hari. Contohnya, kain, benang,
kayu, dll.

ii
DAFTAR ISI

TUGAS ILMU BAHAN ( BAHAN ISOLATOR PADAT)...............................................................i


ABSTRAK.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
PENDAHULUAN..................................................................................................................v
1.      Maksud dan Tujuan................................................................................................v
2.      Bentuk Isolator.......................................................................................................v
3.      Pembagian Kelas Bahan Isolator...........................................................................vi
PEMBAHASAN....................................................................................................................1
1. Pengertian Isolator.....................................................................................................1
2. Kegagalan Isolasi........................................................................................................2

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah ‫ تعالى و سبحانه‬yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
‫ﷺ‬.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah ‫ تعالى و سبحانه‬atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari
mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul “Bahan Isolator
Padat”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

iv
PENDAHULUAN
1.      Maksud dan Tujuan
Bahan isolator adalah bahan yang sukar atau tidak dapat sama sekali
menghantarkan aliran listrik. Sangat baik bila dipakai untuk menyekat atau
mengisolasi bahan penghantar atau memisahan bagian-bagian yang bertegangan
atau bagian-bagian yang aktif. Sehingga untuk bahan isolator ini perlu
diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut, seperti sifat listrik, sifat
mekanis, sifat termal , ketahanan terhadap bahan-bahan kimia dan lain-lain.
1)      Sifat listrik
Yaitu suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis listrik yang besar agar
dapat mencegah terjadinya rambatan atau kebocoran arus listrik antara hantaran
yang berbeda tegangan atau dengan tanah.
2)      Sifat Mekanis
Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan isolator, maka perlu
dipertimbangkan kekuatannya supaya dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan
karena akibat salah pemakaian. Misal memerlukan bahan yang tahan terhadap
tarikan, maka dipilih bahan dari kain bukan dari kertas karena lain lebih kuat
daripada kertas.
3)      Sifat Termis
Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus gaya magnit
berpengaruh kepada isolator termasuk pengaruh panas dari luar sekitarnya.
Apabila panas yang terjadi cukup tinggi, maka diperlukan pemakaian isolator
yang tepat agar panas tersebut tidak merusak isolatornya.
4)      Sifat Kimia
Akibat panas yang cukup tinggi dapat mengubah susunan kimianya, begitu
pula kelembaban udara atau basah disekitarnya. Apabila kelembaban dan keadaan
basah tidak dapat dihindari, maka harus memilih bahan isolator yang tahan air,
termasuk juga kemungkinan adanya pengaruh zat-zat yang merusak seperti : gas,
asam, garam, alkali, dan sebagainya.

2.      Bentuk Isolator


Bentuk isolator menyerupai dengan bentuk benda pada umumnya, yaitu:
padat, cair, dan gas sesuai dengan kebutuhannya.

v
a.      Isolator bentuk padat
Beberapa macam isolator bentuk padat sesuai dengan asalnya, diantaranya:
a)      Bahan tambang, seperti: batua pualam, asbes, mika, mekanit, mikafolium,
mikalek, dan sebagainya.
b)      Bahan berserat, seperti: benang, kain, (tekstil), kertas, prespan, kayu, dll.
c)      Gelas dan keramik
d)     Plastik
e)      Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya,
f)       Bahan -bahan lain yang dipadatkan.
b.      Isolator bentuk cair
Isolator dalam bentuk cair ini yang paling banyak digunakan adalah minyak
transformator dan macam-macam minyak hasil bumi.
c.       Isolator bentuk gas
Isolator dalam bentuk gas ini dapat dikelompokkan ke dalam : udara dan
gas-gas lain, seperti : Nitrogen, Hidrogen dan Carbondioksida (CO2), dan lain-
lain.

3.      Pembagian Kelas Bahan Isolator


Berdasarkan suhu maksimum yang diizinkannya, maka bahan isolator listrik
dapat dibagi menjadi :
Kelas Maksimum Temperatur ( 0C )
Y 90
A 150
E 120
B 130
F 155
H 180
C 180 ke atas

1)      Kelas Y
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti kertas,
karton, katun, sutera, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau

vi
bahan pencelup laiinya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada
suhu rendah.
2)      Kelas A
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis atau
kompon atau yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti isolatorfiber pada
transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan
kertas yang telah dicelum, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis damar-
oleo dan daman polyamide.
3)      Kelas E
Yaitu bahan isolator kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis
dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat
polyethylene terephthalate.
4)      Kelas B
Yaitu bahan bukan organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup
atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas
(dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).
5)      Kelas F
Yaitu bahan bukan organik yang dicelup atau direkat menjadi satu
dengan eposide, polyurethane atau pernis lain yang tahan panas tinggi.
6)      Kelas H
Yaitu semua bahan komposisi bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber
dicelup dalam silikon dan tidak mengandung sesuatu bahan organis seperti kertas,
katun dll.
7)      Kelas C
Yaitu bahan bukan organik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan
zat-zat organik, seperti : mika, mikanit, yang tahan panas (menggunakan bahan
pengikat bukan organik), mikalek, gelas dan bahan keramik. Hanya satu bahan
organis saja yang termasuk kelas C yaitu polytetrafluoroethylene (teflon).

vii
PEMBAHASAN

1. Pengertian Isolator
Bahan isolator adalah bahan yang sukar atau tidak dapat sama sekali
menghantarkan aliran listrik. Sangat baik bila dipakai untuk menyekat atau
mengisolasi bahan penghantar atau memisahan bagian-bagian yang bertegangan
atau bagian-bagian yang aktif.
Oleh karena bahan isolator berkaitan dengan pemisahan bagian-bagian
yang bertegangan maka sifat kelistrikan menjadi bagian yang sangat penting
untuk dipelajari, selain itu sifat mekanis, sifat thermal juga sifat kimiawi perlu
juga diperhatikan.
Mempelajari kelompok-kelompok bahan isolasi dapat didasarkan pada
jenis bahannya. Bahan Isolasi terdiri dari Isolasi bentuk padat, isolasi bentuk cair
dan isolasi bentuk gas. Pada bagian awal ini kita akan mempelajari bahan isolasi
bentuk Padat.
Ada beberapa bahan isolasi bentuk padat yang dikenal dalam bidang
kelistrikan. Bahan-bahan tersebut antara lain:

1.  Bahan Tambang

Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan terdapat dari penggalian dalam
tanah dalam bentuk bijih (seperti besi, seng, bongkahan batu : pualam, batu tulis,
dll.) yang harus diproses dahulu untuk mendapatkan bahan yang dikehendaki.
Beberapa macam bahan tambang tersebut antara lain :
         Batu pualam, yaitu batu kapur (CaCo3) atau dolomit merupakan bongkahan batu
besar yang dipotong-potong menjadi lempengan tebal dengan ukuran tertentu.

1
         Asbes, yaitu bahan berserat, tidak kuat dan mudah putus, dan sebenarnya kuat
baik digunakan untuk isolator listrik..
         Mika, yaitu mempunyai sifat-sifat teknis yang baik, sehingga banyak digunakan
sebagai bahan isolator.
          Mikanit, yaitu Mika yang telah mendapat perubahan bentuk maupun susunan
bahannya sesuai kebutuhan. Tujuan melapis mika dan terkadang dengan tambahan
kain, kertas atau pita adalah untuk memperoleh tebal yang dikehendaki agar dapat
mempertinggi daya sekat listrik, dan untuk menanbah kekuatan mekanis agar
tidak retak jika digulung atau dilipat.
         Mikafolium, yaitu sejenis mikanit dan sebagai bahan menggunakan mika yang
ditaburkan di atas lapisan kertas tipis dengan perekat pernis dan bahan sintetis
lain. Mikafolium mudah dibengkokan dengan cara pemanasan, dan bahan ini
digunakan sebagai isolator untuk pembungkus kawat atau batang lilitan pada
mesin-mesin listrik tegangan tinggi.
         Mikalek, yaitu dengan menggunakan gelas dan plastik sebagai bahan dasar,
bubuk mika sebagai pengisi dan ditambah perekat pernis kemudian dicetak.
Pengepresan cetakan membutuhkan suhu yang tinggi untuk dapat melunakan
gelas, sehingga bahan ini mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
         Batu tulis, yaitu merupakan bahan isolator dengan bentuk berlapis -lapis dan
mudah dibelah-belah dengan pahat atau martil. Batu tulis ini tidak dapat digosok
halus seperti pualam, mempunyai mekanis kuat sebagai isolator, tetapi kurang
menarik dan dapat menyerap air. Walaupun lebih tahan terhadap asam dan panas
tetapi bahan ini sudah jarang dipakai.
         Phlogopite, yaitu batu ambar mika yang mengandung kalium, silikat magnesium
aluminium yang berasal dari kanada dan madagaskar. Sedangkan Muscivite
adalah mika putih yang mengandung kalium, silikat aluminium yang merupakan
salah satu bahan isolator terbaik karena lebih kuat, lebih keras, lebih fleksibel
daripada Phlogopite dan juga tahan terhadap asam dan zat alkali. 

 2. Bahan Berserat

2
Bahan dasar yang dipergunakan untuk bahan berserat berasal dari tiga
macam, yaitu tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan (sintetis). Sebenarnya
bahan ini kurang baik sebagai bahan isolator listrik karena sifatnya sangat
menyerap cairan, sedangkan cairan itu dapat merusak isolator yang menyebabkan
daya sekatnya menurun. Tetapi karena faktor-faktor lain seperti : bahan berlimpah
sehingga murah harganya; daya mekanisnya cukup kuat dan fleksibel; dan dengan
disusun berlapis lapis dan dicampur dengan zat-zat tertentu untuk meningkatkan
daya sekat, daya mekanis dan daya tahan panas, sehingga bahan berserat ini
banyak dipakai sebagai isolator listrik.
Beberapa bahan yang termasuk bahan berserat, antara lain :
         Benang
Benang merupakan hasil pemintalan pertama dari sebuah kapas yang
berserat cukup panjang, setelah biji-bijinya yang menempel dipisahkan terlebih
dahulu. Dari kumpulan benang ini dapat dibuat tali, pita, dan kain tenun, yang
selanjutnya disebut dengan tekstil. Dalam bidang kelistrikan banyak digunakan
sebagai isolator kawat. Pemakaian benang banyak dipakai untuk isolator kawat
halus yang digunakan dalam pembuatan pesawat-pesawat cermat seperti
pengukuran listrik. Sekarang banyak digunakan benang sintetis dari bahan plastik,
gelas, dan sebagainya karena lebih kuat dan tahan panas.
    
         Prespan
Prespan juga sebetulnya kertas, karena bahan dasarnya sama hanya
berbeda sifatsifatnya saja. Dibandingkan dengan kertas, prespan lebih padat

3
sehingga kurang menyerap air. Padat karena pembuatannya ditekan dengan
tegangan tinggi sehingga lebih keras dan lebih kuat, tetapi dapat dibengkokan
dengan tidak retak-retak sehingga baik sekali untuk isolator alur stator atau rotor
mes in listrik, juga pada transformator sebagai isolator lilitan dan kawatnya.
Prespan ini di pasaran berbentuk lembaran atau gulungan dengan ukuran tebal
antara 0,1 sampai 5 mm, warnanya kekuning-kuningan, coklat muda atau abu.
Karena daya menyerap air masih ada, maka dalam pelaksanaannya selalu masih
perlu dilapisi lak isolator.
         Kayu
Pada tahun-tahun yang silam, kayu banyak digunakan sebagai isolator
misalnya untuk tiang listrik, karena terdapat dimana-mana dan harganya murah.
Sekarang kayu banyak terdesak oleh besi, beton, dan bahan sintetis. Kelebihan
kayu adalah kekuatan mekanisnya cukup tinggi tergantung dari macam dan
kerasnya kayu, tetapi kelemahannya adalah menyerap air, dapat rusak karena
hama dan penyakit serangga sehingga mudah rapuh. Supaya daya tahan lama,
maka kayu harus diawetkan lebih dahulu.

3.      Keramik

Keramik didapat dari bahan galian dengan melalui proses pemanasan,


kemudian dijadikan barang keramik, seperti cangkir teko, dalam teknik listrik
digunakan untuk isolator loceng dan mantal. Keramik yang digunakan untuk
keperluan teknik listrik harus mempunyai daya sekat yang besar dan dapat
menahan gaya mekanis yang besar seperti porselin dan steatit. Bahan isolator dari

4
porselin seperti: isolator lonceng, isolator mantel, isolator cincin, isolator
tegangan tinggi, sekering pipa porselin, dan lain-lain. Sedangkan bahan isolator
terbuat dari steatit, antara lain: sakelar, kontak tusuk, manik-manik isolator kawat
penghubung yang dapat melentur (fleksibel) dan letaknya berdekatan dengan alat
pemanas listrik, untuk pembuatan bumbung penerus (tube), pena-kontak -baut,
badan alat-alat pemanas seperti kompor listrik, seterika, dan lain-lain.

2. Kegagalan Isolasi
Kegagalan isolasi padat terdiri dari :
A. Kegagalan asasi (intrinsik) terjadi jika diterapkan tegangan tinggi pada
lapisan dielektrik yang tipis. Hal ini terjadi pada waktu yang singkat dan
disebabkan karena medan listrik yang tinggi di mana elektron mendapat
energi dari tegangan luar sehingga melintasi celah yang terlarang sampai
ke lapisan konduksi. Sifat kegagaln ini adalah :
- Terjadi pada suhu yang rendah, suhu kamar atau lebih rendah.
Kekuatan kegagalan tidak bergantung pada bentuk gelombang dari
tegangan yang diterapkan dan terjadi pada waktu yang singkat.
- Kegagalan bergantung pada bentuk, besar dari spesimen dan bentuk
dari kegagalan.

B. Kegagalan elektromekanik adalah kegagalan yang disebabkan oleh adanya


perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi padat
sehingga timbul tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan listrik yang
terjadi menimbulkan tekanan mekanik yang menyebabkan timbulnya tarik
menarik antara kedua elektroda tersebut. Pada tegangan 106 volt/cm
menimbulkan tekanan mekanik 2 s.d 6 kg/cm2. Tekanan atau tarikan
mekanis ini berupa gaya yang bekerja pada zat padat berhubungan dengan
Modulus Young.

C. Kegagalan Streamer Untuk mendapatkan kegagalan streamer, ujung


katoda haru dimasukkan dalam isolasi yang akan diuji. Bila elektroda
ditempatkan pada permukaan bahan isolasi maka elektron dari katoda akan
menembus ke anoda melewati dua medium, yaitu medium udara

5
diperbatasan dan langsung melewati dielektrik. Karena permitivitas udara
lebih kecil dari elektrik, kegagalan ini terjadi lebih awal daripada
dielektrik. Kegagalan dielektrik tidak berbentuk discharge tunggal tapi
berbentuk pohon yang bercabang yang dinamakan “linchtenberger tree”
di mana proses terjadinya sangat singkat ( detik hingga beberapa menit ).

D. Kegagalan Termal Umumnya terjadi karena panas disebabkan kerugian


dielektrik. Panas sebagaian dipakai untuk menaikkkan suhu dari bahan
dielekrik dan sebagian hilang di udara. Kenaikan suhu menyebabkan
konduktivitas naik. Kriterianya adalah sebgai berikut:
- Terjadi pada suhu tinggi
- Kekuatan medan pada waktu terjadinya kegagalan tergantung pada
bentuk dan besarnya isolasi
- Waktu yang diperlukan untuk kegagalan adalah dalam milidetik
- Pada medan bolak balik harga tegangan gagal lebih kecil dari medan
yang tetap karena kerugian daya bertambah

Pada medan bolak-balik, panas yang terjadi adalah

E.     Kegagalan Erosi Pada pembuatan suatu isolasi dari kabel bawah tanah dan
alat lainnya kadang-kadang tidak sempurna, sehingga sering terdapat
rongga dalam isolasi. Rongga ini berisi udara atau benda lain, yang
mempunyai kekuatan medan atau kekuatan dielektrik yang berbeda dengan
kekuatan dielektrik dari bahan isolasi. Bila rongga berisi udara maka akan
terdapat konsentrasi medan listrik. Karena itu, pada nilai tegangan normal
kekuatan medan pada rongga dapat bernilai melebihi kekuatan kegagalan,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kegagalan. Kekuatan medan
dalam reongga ditentukan oleh perbandingan dari permitivitas dan bentuk
rongga. Pada setiap pelepasan muatan terjadilah panas, dan lama kelamaan
muka dari rongga akan terjadi karbonisasi dan dapat merusak susunan
kimia isolasi dan terjadinya erosi. Mason dan Krueger melakukan
percobaan pada suatu spesimen berbentuk persegi panjang. Benda dibagi

6
menjadi dua bagian, yaitu bagian yang terdapat rongga dan bagian yang
tidak rongga.
( Pawiloi, Asrul. 2010. P. 6-9 )
Kegagalan yang terjadi pada praktek :
1. Kegagalan Kimia dan Elektro Kimia
Kehadiran udara dan gas lainnya menyebabkan bahan isolasi padat
mangalami perubahan struktur secara kimiawi yang dapat berlanjut pada
tekanan listrik secara terus menerus yang pada akhirnya menyebabkan
kegagalan isolasi. Beberapa reaksi kimia penting yang terjadi adalah :

·      Oksidasi : Kehadiran udara atau oksigen, pada material padat seperti karet
dan polyethilene mengalami oksidasi yang dapat meyebabkan keretakan
pada permukaan isolator.

·      Hidrolisis : Ketika uap air dan embun muncul di atas permukaan suatu
material padat, maka hidrolisis akan terjadi dan material tersebut dan
menyebabkan material akan kehilangan atau berkurang sifat listrik maupun
sifat mekanisnya. Hidrolisis biasanya terjadi pada material padat seperti
kertas, kain dan beberapa material seluler akan mengalami perubahan sifat
kimiawi yang sangat cepat. Perubahan kimia (hidrolisis) juga terjadi pada
material padat lainnya seperti plastik (polyethilene) yang menyebabkan
penurunan umur pakai dari material tersebut (aging).

·      Aksi Kimiawi. Meskipun tidak terdapat medan listrik yang tinggi, namun
peningkatan penurunan sifat kimia pada material isolasi dapat
menyebabkan terjadinya berbagai proses material isolasi dapat
menyebabkan terjadinya berbagai proses ketidakstabilan kimiawi karena
adanya temperatur yang tinggi, oksidasi maupun terbentuknya ozon.
Meskipun material isolasi padat digunakan pada berbagai kepentingan
penggunaan dan kondisi yang berbeda, reaksi kimia akan terjadi pada
berbagai material yang dapat mandorong terjadinya penurunan sifat listrik

7
maupun sifat mekanis yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan isolasi.
Efek elektro-kimia dan penurunan sifat kimia material dapat diperkecil
dengan cara mengkaji lebih mendalam dan melakukan pengujian material
secara lebih berhati-hati. Isolatornya yang terbuat dari bahan glass
(campuran sodium) harus dihindarkan dari keadaan udara lembab dan
basah, sebab sodium dapat menyebabkan keadaan menjadi tidak stabil,
sehingga soda yang dilepaskan ke permukaan akan menimbulkan
pembentukan suatu alkali kuat yang akan menyebabkan penurunan sifat
material secara menyeluruh.

2. Kegagalan Tracking dan Treeing


Jika suatu bahan isolasi padat diterapkan tekanan listrik dalam
jangka waktu yang lama maka akan mengalami kegagalan. Secara umum,
terdapat dua gejala yang dapat diamati pada material tersebut, yaitu: (a)
Adanya bagian konduksi pada permukaan isolator. (b) Suatu mekanisme
yang bekerja yang menyebabkan arus bocor melalui bagian konduksi yang
pada akhirnya mendorong ke arah pembentukan suatu percikan
(discharge). Percikan yang terjadi akan menyebar selama proses
penjejakan karbon (tracking) dan membentuk cabang-cabang yang
menyerupai pohon (pepohonan) yang dikenal dengan istilah “treeting”.

Fenomena pepohonan listrik (treeing) dapat dijelaskan dengan


menggunakan sebuah spesimen (conducting film) yang diletakkan di antara
dua elektroda. Dalam prakteknya, spesimen tersebut diberikan suatu cairan
pelembab kemudian diterapkan tegangan, dan dalam waktu tertentu pada
permukaan spesimen akan mengalami kekeringan. Pada saat yang sama
terjadi percikan yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan
material. Pada material padat seperti kertas, akan terbentuk karbonisasi di
daerah terjadinya percikan api, dan selanjutnya karbonisasi yang terbentuk
akan bertindak sebagai saluran konduksi permanen yang kemudiannya
dapat meningkatkan tekanan yang berlebihan. Proses ini adalah merupakan

8
proses kumulatif, dan isolator mengalami kegagalan akibat terjadinya
jembatan karbon diantara elektroda. Fenomena ini dikenal dengan istilah
“tracking”.

Pada sisi yang lain, treeing terjadi karena erosi dari material pada
ujung percikan. Erosi mengakibatkan permukaan menjadi kasar, dan oleh
sebab itu dapat menjadi sumber pengotoran dan pencemaran. Kejadian ini
akan meningkatkan konduktivitas, dan pada sisi yang lain akan
membentuk jembatan antara bagian konduksi tadi dengan elektroda yang
selanjutnya mengakibatkan kegagalan mekanik (keretakan ) pada bahan
isolator.

Umumnya, tracking terjadi pada tegangan yang rendah yaitu


sekitar 100 V, sedang treeing terjadi pada tegangan tinggi. Treeing dapat
dicegah melalui usaha membersihkan permukaan material, menciptakan
keadaan kering, dan pada permukaan yang halus (yang tidak terjadi
kekasaran permukaan). Oleh karena itu pemilihan material harus
didasarkan pada material yang mempunyai resistansi yang tinggi terhadap
fenomena “treeing”.

9
DAFTAR PUSTAKA
(2013, September). Tugas Ilmu Bahan (Bahan Isolator Padat). Dikutip 1
September 2019 dari fresc-science: https://caramenulisbuku.com/cara-menulis-
daftar-pustaka-dari-internet/cara-menulis-daftar-pustaka-internet.htm

(2013, Desember). Bahan Isolasi Padat. Dikutip 1 September 2019 dari


artofelectro: http://artofelectro.blogspot.com/2013/12/bahan-isolasi-padat.html

(2013, Desember). Bahan Isolasi Bentuk Padat. Dikutip 11 Oktober 2019 dari
bahanlistriksamodro: http://bahanlistriksamodro.blogspot.com/2018/12/isolator-
padat_18.html

(2016, Januari). Bahan Isolasi Padat (Karet). Dikutip 11 Oktober 2019 dari
kekegibs: http://kekegibs.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

10

Anda mungkin juga menyukai