Anda di halaman 1dari 13

c.

Selubung Dalam
G : karet
2G : karet butyl
K : timah
KL : alumunium dengan permukaan licin
KWK : selubung dar i XLPE
Y : selubung dar i PVC
2Y : selubung dar i politilen
Z : selubung dari pita seng
d. Perisai
B : pita baja
F : baja pipih
L : Jalinan Kawat baja
Q : Kawat baja berlapis seng
R : Kawat baja bulat satu lapis
RR : kawat baja bulat dua lapis
Z : kawat baja berbentuk huruf Z
e. Spiral
D : spiral anti tekan
Gb : spiral dari pita baja
f. Selubung Luar
A : selubung dar i yute
Y : selubung dar i PVC
g. Bentuk Penghantar Kabel
Se : sektor pejal
Sm : sektor serabut
Re : bulat pejal
Rm : bulat serabut
B. ISOLATOR
Isolator adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan listrik.
Isolator juga disebut dengan penyekat, karena bertujuan untuk memisahkan bagian-bagian
yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan untuk alasan keamanan. Dalam bahan
isolator, valensi elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Sehingga untuk bahan

Dasar Listrik dan Elektronika 28


penyekat ini perlu diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut, sepeti: sifat listrik,
sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia, dan lain-lain.
1. Sifat Bahan untuk Isolator
a. Sifat Listrik
Suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis listrik yang besar harus dapat
mencegah terjadinya rambatan atau kebocoran arus antara hantaran yang berbeda
tegangan atau dengan tanah. Kebocoran arus tersebut harus dibatasi sampai sekecil-
kecilnya supaya tidak terjadi kebocoran dimana tidak boleh melebihi batas yang
ditentukan oleh peraturan yang berlaku.
b. Sifat Mekanis
Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka perlu
dipertimbangkan kekuatannya supaya dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan
karena akibat salah pemakaian. Misal memer lukan bahan yang tahan terhadap tarikan,
maka dipilih bahan dari kain bukan dari kertas karena lain lebih kuat daripada kertas.
c. Sifat Termis
Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus gaya magnet
berpengaruh kepada penyekat termasuk pengaruh panas dari sekitarnya. Apabila panas
yang terjadi cukup tinggi, maka diperlukan pemakaian penyekat yang tepat agar panas
tersebut tidak merusak penyekatnya.
d. Sifat Kimia
Akibat panas cukup tinggi dapat mengubah susunan kimianya, begitu pula
kelembaban udara atau basah disekitarnya. Apabila kelembaban dan keadaan basah
tidak dapat dihindari, maka harus memilih bahan penyekat yang tahan air, termasuk
juga kemungkinan adanya pengaruh zat-zat yang merusak seperti: gas, asam, garam,
alkali dan sebagainya.

2. Macam-macam Bentuk Isolator


Isolator atau penyekat yang digunakan pada umumnya memiliki berbagai bentuk,
yaitu bentuk padat, cair, dan gas.
a. Bentuk Padat
Beberapa macam penyekat bentuk padat sesuai dengan asalnya, diantaranya:
1) Bahan tambang, seperti: batu pualam, asbes, mika mekanit, mikafolium, mikalek
dan sebagainya.

Dasar Listrik dan Elektronika 29


2) Bahan berserat, seperti: benang, kain (tekstil), kertas, prespan, kayu, dan lain-lain.
3) Gelas dan keramik.
4) Plastik.
5) Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya.
b. Bentuk Cair
Penyekat dalam bentuk cair yang paling banyak digunakan adalah minyak
transformator dan macam-macam minyak hasil bumi.

Sumber: kritilims.com
Gambar 2.13 Minyak Transformator
c. Bentuk Gas
Penyekat dalam bentuk gas ini dapat dikelompokkan dalam bentuk udara dan gas-
gas lain, seperti nitrogen, hidrogen dan karbondioksida (CO2), dan lain-lain.

Sumber: china-power-transformer.com
Gambar 2.14 Instalasi Isolasi Gas pada GIS (Gas Insulated Switchgear)

3. Contoh Penggunaan Bahan Isolator/Penyekat


Contoh penggunaan bahan isolator atau penyekat diantaranya sebagai berikut.
a. Plastik/PVC dan karet untuk membungkus (menyelubungi) kawat penghantar (kabel).

Dasar Listrik dan Elektronika 30


b. Plastik keras dipakai sebagai rumah kapasitor (kondensator).
c. Mika dipakai sebagai penyekat tahan panas, dipasang antara elemen pemanas pada
alat-alat pemanas (misal: setrika listrik) atau komponen elektronika (misal: transistor)
dengan bodi peralatan.
d. Keramik dipakai sebagai bahan dielektrikum kapasitor, isolator tegangan tinggi, dan
sebagai pembungkus/rumah resistor.
e. Kertas dipakai sebagai bahan dielektrikum kapasitor, kertas prespan dipakai sebagai
lapisan penyekat pada lilitan motor listrik, dan kertas minyak dipakai sebagai lapisan
penyekat pada lilitan transformator (trafo).

4. Pembagian Kelas Bahan Penyekat


Berdasarkan suhu maksimum yang diizinkannya, maka bahan penyekat listrik dapat
dibagi menjadi beberapa kelas yang ditampilkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Pembagian Kelas Penyekat Berdasarkan Suhu Maksimum
Maksimum
Kelas
Temperatur (oC)
Y 90
A 150
E 120
B 130
F 155
H 180
C 180 ke atas
a. Kelas Y
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti kertas, karton,
katun, sutera, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan
pencelup laiinya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu
rendah.
b. Kelas A
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis atau kompon atau
yang terendam dalam cair an dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator
yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah
dicelum, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis damar-oleo dan daman
polyamide.
c. Kelas E

Dasar Listrik dan Elektronika 31


Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis
dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat
polyethylene terephthalate.
d. Kelas B
Yaitu bahan bukan or ganik (seperti : mika, gelas, f iber, asbes) yang dicelup atau
direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan
dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).
e. Kelas F
Yaitu bahan bukan or ganik yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan eposide,
polyurethane atau pernis lain yang tahan panas tinggi.
f. Kelas H
Yaitu semua bahan komposisi bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber dicelup
dalam silikon dan tidak mengandung sesuatu bahan or ganis seperti kertas, katun dan
lain-lain.
g. Kelas C
Yaitu bahan bukan or ganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan zat-zat
organik, seperti: mika, mikanit, yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat
bukan organik), mikalek, gelas dan bahan ker amik. Hanya satu bahan or ganis saja
yang termasuk kelas C yaitu polytetrafluoroethylene (teflon).
Praktikum
Bahan-bahan Isolator dan Konduktor
A. Tujuan
Memeriksa alat dan bahan di sekitar dan mengklasifikasikannya.
B. Alat dan Bahan
1. Multi meter atau ohm meter
2. Kabel penghubung
3. Alat dan/atau bahan di sekitar
C. Petunjuk Praktik
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
2. Jaga kebersihan lingkungan praktik dan alat praktik!
3. Setelah selesai, kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dengan rapi!
D. Langkah Percobaan

Dasar Listrik dan Elektronika 32


1. Mintalah guru kalian terlebih dahulu untuk mengajari cara menggunakan ohm meter!
2. Kumpulkan alat-alat yang ada di sekitar (seperti pensil, penghapus, penggaris, kursi,
dan lain-lain)!
3. Hubungkan kabel penghubung ke port ohm meter!
4. Hubungkan kabel ke masing-masing ujung alat yang diperika seperti gambar di
bawah!

Sumber: Gambar diadaptasi dari jebbush.co


Gambar 2.15 Pemasangan Pengujian Benda Konduktor dan Isolator
5. Isikan hasil pemeriksaan pada tabel berikut!
Tabel 2.3 Data Pemeriksaan Benda di Lingkungan Sekitar
No. Alat/Bahan Bahan Konduktor Isolator
Pembuat
1 Pensil Kayu 
2
3
4
5
6
7
8
9
10

6. Diskusikan dengan kelompok mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan!


7. Buatlah laporan dan kesimpulan berdasarkan hasil pemeriksaan!

Dasar Listrik dan Elektronika 33


C. SEMIKONDUKTOR
Berdasarkan penelitian, sifat listrik beberapa bahan dapat berubah tergantung pada
kondisi. Gelas sebagai contoh adalah isolator yang baik pada suhu ruangan, tetapi akan
menjadi konduktor ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Gas-gas dalam udara, secara
normal merupakan bahan isolasi juga akan menjadi konduktif jika dipanaskan pada suhu
yang tinggi. Beberapa logam menjadi konduktor yang buruk ketika dipanaskan, dan menjadi
konduktor yang baik ketika didinginkan. Banyak bahan konduktif menjadi konduktif
sempurna dan disebut superkonduktivitas pada suhu yang sangat rendah.
Selain konduktor dan isolator seperti yang telah diuraikan di atas, dikenal pula satu
jenis bahan listrik yang memiliki sifat unik yaitu semi konduktor. Nilai resistansi bahan
semikonduktor adalah di atas nilai resistansi bahan konduktor tetapi di bawah nilai resistansi
bahan isolator. Itulah sebabnya mengapa bahan ini disebut sebagai bahan semikonduktor.

Sumber: electronics.howstuffworks.com
Gambar 2.16 Contoh Komponen Elektronika yang Terbuat dari Bahan Semikonduktor
Semikonduktor juga merupakan bahan dasar dari komponen elektronika seperti dioda,
transistor, IC (Integrated Circuit), solar sel, dan komponen-komponen lain. Bahan yang
biasa dipakai sebagai semikonduktor yaitu silikon (Si) dan germanium (Ge). Tahanan jenis
semikonduktor tergantung dari jenis bahan dan suhunya. Apabila nilai tahanannya
bertambah ketika suhunya naik, bahan semikonduktor seperti ini memiliki koefisien suhu
positif. Apabila nilai tahanannya berkurang ketika suhunya naik, bahan semikonduktor
seperti ini memiliki koefisien suhu negatif.
Untuk memproses bahan-bahan semikonduktor tersebut menjadi komponen
elektronika, perlu dilakukan proses “Doping” yaitu proses untuk menambahkan
ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni (semikonduktor intrinsik)
sehingga dapat merubah sifat atau karakteristik kelistrikannya. Beberapa bahan yang
digunakan untuk menambahkan ketidakmurnian semikonduktor antara lain adalah Arsenic,

Dasar Listrik dan Elektronika 34


Indium dan Antimony. Bahan-bahan tersebut sering disebut dengan “Dopant”, sedangkan
Semikonduktor yang telah melalui proses “Doping” disebut dengan semikonduktor
ekstrinsik.
Semikonduktor yang telah dilalui proses Doping yaitu semikonduktor yang impurity
(tidak murni) atau semikonduktor Ekstrinsik yang siap menjadi Komponen Elektronika yang
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, semikonduktor tipe N dan semikonduktor tipe P.
Untuk penjelasan lebih rinci, perhatikan pembahasan di bawah ini.
1. Semikonduktor Intrinsik
Bila suatu bahan didinginkan hingga mencapai suhu -273oC (0oK), bahan
semikonduktor ini tidak akan dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan tidak
adanya elektron bebas yang dikandung oleh bahan tersebut. Jadi pada suhu -273oC, bahan
semikonduktor menjadi isolator.
Bila suatu bahan semionduktor dengan suhu -273oC dipanaskan hingga mencapai
suhu 0oC, maka bahan semikonduktor tersebut mulai dapat menghantarkan arus listrik.
Daya hantar jenis (ρ) bahan semikonduktor naik secara eksponensial (kuadratis)
dengan kenaikan suhu. Mengapa dengan pemanasan (heating) dapat membuat bahan
semikonduktor menjadi konduktif?
Bila suatu kristal dipanaskan, maka atom-atom kristal tidak akan tinggal diam,
tetapi bergerak ke segala penjuru. Akibatnya ikatan atom terhadap elektron terikat
(elektron valensi) terlepas, sehingga berubah menjadi elektron bebas. Elektron bebas
menjadi semakin banyak, sehingga daya hantar bahan semikondukor juga menjadi naik.
Dari fenomena tersebut dapat diatakan bahwa daya hantar bahan semikonduktor berubah
tergantung pada suhu.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Komponen elekronik seperti diode dan transistor dibuat dari bahan semikonduktor.
Misalnya dioda terbuat dari dua jenis bahan semikonduktor tipe P dan tipe N.

Dasar Listrik dan Elektronika 35


Sumber: BSE Dasar dan Pengukuran Listrik Semester 1, 2014
Gambar 2.17 Struktur Kristal Atom Silikon
Agar konduktivitas bahan semikonduktor untuk komponen elektronik ini tidak
tergantung suhu (konduksi instrinsik) maka ditempuh cara lain, yaitu mencampurkan
suatu kristal atom lain ke kristal atom bahan semikonduktor atau disebut dopping.
Misalnya kristal atom silikon yang memiliki 4 elektron valensi di-dopping dengan
kristal atom arsenik yang memiliki lima elektron valensi, akibatnya campuran ini akan
kelebihan elektron, dan disebut sebagai bahan semikonduktor tipe N.

Sumber: BSE Dasar dan Pengukuran Listrik Semester 1, 2014


Gambar 2.18 Bahan Semikonduktor Tipe N
Sebaliknya bila kristal atom silikon di–dopping dengan kristal atom indium yang
hanya memiliki tiga elektron valensi, maka campuran ini akan kekurangan elektron,
sehingga menghasilkan bahan semikonduktor tipe P.

Dasar Listrik dan Elektronika 36


Sumber: BSE Dasar dan Pengukuran Listrik Semester 1, 2014
Gambar 2.19 Bahan Semikonduktor Tipe P
Komponen elektronik seperti diode, transistor dan SCR, terbuat dari gabungan
bahan semikonduktor type P dan tipe N. Pembahasan lebih lanjut tentang komponen
elektronik tersebut akan dibahas di dalam bab selanjutnya (bab III).

Cakrawala
Superkonduktor

Superkonduktor adalah suatu material yang tidak


memiliki hambatan dibawah suatu nilai suhu tertentu. Suatu
superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor,
semikonduktor ataupun suatu insulator pada keadaan ruang.
Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi
superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang
Sumber: aps.org fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas
Gambar 2.20 Heike
Kamerlingh Onnes.
Leiden pada tahun 1911. Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes
berhasil mencairkan helium dengan cara mendinginkan hingga
4 K atau -269oC. Kemudian pada tahun 1911, Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari
logam pada suhu yang sangat dingin. Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu
logam akan turun ketika didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat

Dasar Listrik dan Elektronika 37


mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur logam mendekati
0 K atau nol mutlak. Beberapa ahli ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin
memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu
mencapai nol mutlak. Dilain pihak, ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan
bahwa hambatan akan menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang
sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat murni
dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes
terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya tiba-tiba menjadi hilang.
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan energi.
Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan superkonduktor dalam
suatu rangkaian tertutup dan kemudian mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu
tahun kemudian ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes
diberi nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika pada
tahun 1913.
Sumber: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1100396563

Jelajah Internet
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai bahan
konduktor, isolator, semikonduktor maupun superkonduktor
kalian dapat mengunjungi link di bawah atau menggunakan kode
QR di samping. Materi yang disajikan link di bawah terdapat
gambar dan animasi untuk membantu kalian memahami materi
bab II ini lebih jauh lagi.
https://www.halbleiter.org/en/fundamentals/conductors-
insulators-semiconductors/

Tugas Mandiri
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Bersama kelompok Anda, coba carilah informasi mengenai bagaiman proses
pembuatan transistor dari berbagai sumber belajar (internet, buku teks, guru, dan lain-lain),
kemudian tuliskan hasil pekerjaan kalian pada buku tugas masing-masing!

Dasar Listrik dan Elektronika 38


Rangkuman
1. .Konduktor atau penghantar adalah material yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik.
2. Syarat suatu bahan dikatakan konduktor yang baik apabila (a) konduktivitasnya cukup
baik, (b) kekuatan mekanisnya cukup tinggi, (c) koefisien muai panjangnya kecil, (d)
modulus elastisitas cukup besar dan (e) nilai resistansi kecil.
3. Konduktor dapat dibedakan menjadi berbagai klasifikasi, antara lain (a) menurut
bahannya, (b) menurut konstruksinya, dan (c) bentuk fisiknya.
4. Penamaan kabel penghantar listrik memiliki standar yang sudah penamaan.
5. Isolator atau penyekat adalah material yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan
muatan listrik.
6. Pemilihan bahan penyekat yang akan digunakan untuk bidang kelistrikan perlu
diperhatikan sifat listrik, mekanis, termis, dan kimia.
7. Penyekat yang digunakan pada umumnya memiliki berbagai bentuk, yaitu bentuk padat,
cair, dan gas.
8. Berdasarkan suhu maksimum yang diizinkan bahan penyekat listrik dibedakan menjadi
kelas Y, kelas A, kelas E, kelas B, kelas F, kelas H, dan kelas C.
9. Semikonduktor adalah bahan yang memiliki sifat atau tahanan jenis di antara konduktor
dan isolator, sering juga disebut sebagai bahan setengah penghantar.
10. Semikonduktor yang masih murni disebut semikonduktor instrinsik, sedangkan
semikonduktor yang telah dilalui proses Doping yaitu semikonduktor yang impurity
(tidak murni) atau semikonduktor Ekstrinsik.
11. Semikonduktor ekstrinsik dibedakan menjadi dua, yaitu semikonduktor tipe N dan tipe
P.

Penilaian Harian
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan perbedaan konduktor, isolator, dan semikonduktor!
2. Sebutkan contoh komponen elektronik yang terbuat dari bahan semikonduktor!
3. Diketahui sebuah penghantar tembaga memiliki panjang 15 meter dengan luas
penampang 0,5 cm2. Tentukan hambatan penghantar tembaga tersebut jika hambatan jenis
tembaga adalah 1,68 x 10-8!

Dasar Listrik dan Elektronika 39


4. Jelaskan mengapa sebuah bahan konduktor dapat menghantar arus listrik sedangkan
bahan isolator tidak dapat menghantarkan!
5. Sebutkan contoh bahan isolator baik yang berwujud cair, padat, dan gas yang
dimanfaatkan di bidang kelistrikan!

Refleksi
Setelah mempelajari bab kedua ini, Anda tentu menjadi lebih paham tentang bahan
pembentuk benda-benda di sekitar kita yang diklasifikasikan menjadi bahan konduktor,
isolator, dan semikonduktor. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada bab pertama ini,
mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman
maupun guru Anda, karena dengan memahami bab ini kalian akan sangat terbantu dalam
memahami materi-materi berikutnya.

Dasar Listrik dan Elektronika 40

Anda mungkin juga menyukai