Anda di halaman 1dari 28

Upskilling Pelaksana Yanti

4 Juni 2022
Ilmu Bahan
 Sifat listrik bahan :
1. Jika elektron bergerak bebas, mudah terjadi arus listrik, maka dapat disebut sebagai
penghantar listrik (logam).
2. Jika bahan mudah membentuk kutub positif dan negatif, memiliki sifat dielektrik, dapat
disebut sebagai konduktor ion positif/negatif [keramik].
3. Jika elektron terikat pada atom, tidak mudah terjadi arus listrik, dapat disebut sebagai isolator
atau non-konduktor
4. Jika bahan dielektrik diberi medan listrik cukup kuat yang melebihi “kekuatan
dielektrik”nya, isolator dapat menjadi konduktor.
 Sifat Listrik Bahan
1. Tahanan
2. Konduktivitas
3. Kekuatan dielektrik
 Data tahanan-jenis beberapa bahan :
 Data kekuatan dielektrik beberapa bahan
Penghantar Listrik
Definisi Penghantar

 Penghantar  adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair


atau gas.
 Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.
 Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil.
 Pada umumnya logam bersifat konduktif.
Sifat dasar bahan penghantar

 beberapa sifat penting yang dimiliki penghantar ialah :


 tahanan jenis listrik,
 koefisien suhu tahanan,
 daya hantar panas,
 kekuatan tegangan tarik, dan
 timbulnya daya elektro-motoris termo
Daya Hantar Listrik

 Arus listrik yang mengalir dalam penghantar selalu mengalami tahanan dari penghantar itu
sendiri.
 Besarnya tahanan tergantung bahannya, dan besarnya tahanan tiap meter dengan
penampang 1 mm2 pada suhu 20˚C dinamakan tahanan jenis
Daya Hantar Listrik

 atau
Dimana
 R = besaran tahanan dalam satuan ohm (Ω)
 l= panjang kawat dalam satuan meter (m)
 A=penampang kawat dalam satuan m2
 ρ(rho)= tahanan jenis (resistivity) dalam satuan ohm meter
Daya Hantar Listrik
 Sedangkan daya hantar (conductivity) merupakan inverse
dari resistivity

 Dengan satuan Siemens per meter (S/m)


Soal

 Berapakah hambatan seutas kawat aluminium (hambatan jenis 2,65 × 10 -8Ω .m) yang
memiliki panjang 20 m dan diameter 2,8 mm (bentuk lingkaran)?
 Tentukan pula daya hantarnya (conductivity)!
Bahan Penyekat
Pertemuan 5
 
Bahan Isolasi

 Bahan Penyekat (Insulator/isolator) adalah bahan yang befungsi untuk menyekat (misalnya
antara 2 penghantar); agar tidak terjadi aliran listrik/kebocoran arus apabila kedua
penghantar tersebut bertegangan.
 Jadi bahan penyekat harus mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang
tinggi.
Fungsi utama dari suatu bahan isolasi adalah:

Untuk mengisolasi antara


suatu penghantar dengan
Untuk menahan gaya
penghantar lainnya. Mampu menahan tekanan
mekanis akibat adanya arus
Misalnya antara konduktor yang diakibatkan panas dan
pada konduktor yang
fasa dengan konduktor fasa reaksi kimia
diisolasi,
lainnya, atau konduktor
fasa dengan tanah
Sifat-sifat
yang perlu •Sifat listrik
di •Sifat mekanis
perhatikan •Sifat Termal
•Sifat kimia
pada bahan
isolasi
Sifat Listrik

 yaitu suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis listrik yang besar agar dapat mencegah
terjadinya rambatan atau kebocoran arus listrik antara hantaran yang berbeda tegangan
atau dengan tanah.
 Karena pada kenyataannya sering terjadi kebocoran, maka harus dibatasi sampai sekecil-
kecilnya agar tidak melebihi batas yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku (PUIL :
peraturan umum instalasi listrik).
Konduktifitas
 Konduktifitas bahan : Kemampuan bahan untuk menghantarkan listrik
 Konduktifitas bahan berbanding terbalik dengan resistifitas bahan ().

Resistansi (R):
R l A
R R
A l

Resistifitas ():
1 cm
A  x cm 2
A = 1 cm2 R   .cm
l cm
l = 1 cm
. Sifat Mekanis

 Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka perlu dipertimbangkan


kekuatannya agar dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan karena akibat salah
pemakaian.
 Misal memerlukan bahan yang tahan terhadap tarikan, maka dipilih bahan dari kain bukan
dari kertas karena kain lebih kuat daripada kertas.
Sifat Termis
 Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus gaya magnit berpengaruh kepada isolasi
termasuk pengaruh panas dari luar sekitarnya.
 Apabila panas yang terjadi cukup tinggi, maka diperlukan pemakaian isolasi yang tepat agar panas tersebut
tidak merusak penyekatnya.
 Bahan isolasi harus memiliki sifat themal sebagai berikut:
1. kemampuan untuk menahan panas tinggi (daya tahan panas)
2. kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
3. konduktivitas panas tinggi.
4. koefisien muai panas rendah.
5. tidak mudah terbakar.
6. tahan terhadap busur api, dan lain-lain.
Sifat kimia

 Akibat panas yang cukup tinggi dapat mengubah susunan kimianya, begitu pula
kelembaban udara atau basah disekitarnya.
 Apabila kelembaban dan keadaan basah tidak dapat dihindar, oleh karena itu bahan isolasi
harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memiliki daya tahan terhdap minyak dan ozon
2. memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
3. daya serap air rendah
4. Stabil ketika mengalami radiasi
 
Pembagian Kelas Bahan Isolasi
 Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa Kelas berdasarkan suhu kerja
maksimum,

1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C


Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti Katun, sutera
alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen,
polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan
pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu
rendah.
2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal atau kompon,
minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan poliamil atau yang terendam dalam
cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak).
Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termasuk kawat email
(enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-polyamide.
3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C

Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal,
polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis dengan bahan selulosa,
pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate.
4. Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C
Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau direkat
menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan dasar minyak
pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).

5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C


Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau
vernis yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C

Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup
dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas, katun, dan sebagainya). Dalam kelas
ini termasuk juga karet silikon dan email kawat poliamid murni.

7. Kelas C, suhu kerja diatas 180°C


Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic, misalnya
mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks,
gelas, dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu
politetra fluoroetilen (Teflon).
Macam-macam bahan isolasi

Bahan •Bahan isolasi padat


isolasi •Bahan isolasi cair
•Bahan isolasi gas
listrik
Bahan isolasi bentuk padat

 Bahan tambang, seperti : batua pualam, asbes, mika, mekanit, mikafolium, mikalek, dan
sebagainya.
 Bahan berserat, seperti : benang, kain, (tekstil), kertas, prespan, kayu, dll.
 Gelas,
 Keramik,
 Plastik,
 Karet,
 Ebonit dan bakelit
 dan bahan-bahan lain yang dipadatkan.

Anda mungkin juga menyukai