OR
Oleh : Dosen
1. Thoriq Ramadhan Al Hikmah Pembimbing :
2. M. Ryan Alhafidz Ir. Endah Budi P,
3. Guntur Akhmad Zulkarnain MT.
4. Ayatullah Farhan
Pengertian Secara Umum
Dalam bidang kelistrikan, isolator
merupakan bahan penyekat listrik untuk
mencegah perpindahan arus dan
tegangan tembus yang tidak diinginkan.
Terdapat juga isolator panas yang
digunakan untuk mencegah perpindahan
kalor yang tidak diinginkan dari konduktor
panas.
*Isolator listrik juga merupakan isolator panas, karena jika suatu
isolator menahan listrik akan menghasilkan panas.
2
Syarat-syarat Isolator
Kemampuan mengisolir arus listrik Tahanan Tinggi
Kemampuan untuk mengisolir arus Kemampuan untuk menghambat arus
3
[1]
Apa Perbedaan Resistivitas dan Resistansi ?
Resistansi adalah kemampuan menghambat arus
listrik. Sedangkan resistivitas adalah nilai hambatan
jenis yang merupakan besarnya resistansi yang ada
pada suatu penghantar yang panjangnya 1 meter
dalam luas penampang 1mm2
4
Syarat-syarat Isolator
Tegangan breakdown Struktur Atom
Tegangan breakdown[2] juga disebut Dalam isolator, elektron valensi terikat
kekuatan dielektrik[3]. Semua isolator
erat bersama-sama, hal ini mencegah
akan menghantarkan panas dan listrik
jika mengalami tegangan yang sangat mereka tidak mudah bergerak. Ketika
tinggi melebihi kapasitas yang dapat gerakan elektron dibatasi, tidak ada arus
ditahan. Dengan memposisikan bahan
dapat mengalir,
pada tegangan yang sangat tinggi,
komposisi bahan akan berubah dan itu
akan kehilangan kemampuannya
isolasinya, di mana perubahan ini terjadi
dikenal sebagai Tegangan breakdown.
5
Hubungan breakdown voltage dengan kekuatan
[2]
dielektrik?
BV adalah suatu kondisi di mana isolator menerima tegangan
tinggi dalam selang waktu yang singkat dan terjadi tembus
tegangan. Dielektrik adalah bahan isolator listrik yang dapat
dipolarisasikan dengan cara menempatkan bahan dielektrik dalam
medan listrik. Polarisasi : bila pada suatu bahan dielektrik diberikan
medan listrik, maka muatan positip akan bergerak searah dengan
arah medan listrik sedangkan muatan negatip bergerak
berlawanan arah dengan arah medan listrik. Kekuatan Dielektrik
adalah kekuatan atau kemampuan suatu bahan dielektrik dalam
menahan tegangan listrik.
Hubungan keduanya adalah jika kekuatan dielektrik tidak cukup
menahan tegangan yang diterima, maka akan terjadi tembus
tegangan 6
[3]
Apakah konstanta dielektrik dipengaruhi dimensi?
Konstanta yang melambangkan rapat fluks
elektrostatis dalam suatu bahan bila diberi potensial
listrik/tegangan. Konstanta merupakan perbandingan
antara nilai kapasitansi kapasitor pada bahan dielektrik
dengan nilai kapasitansi di ruang hampa.
7
Syarat-syarat Isolator
Permeabilitas udara
Permeabilitas udara [4]
, kemampuan suatu material untuk
8
[4]
Maksud dari permeabilitas?
Konstanta yang melambangkan rapat fluks
elektrostatis dalam suatu bahan bila diberi potensial
listrik/tegangan. Konstanta merupakan perbandingan
antara nilai kapasitansi kapasitor pada bahan dielektrik
dengan nilai kapasitansi di ruang hampa.
9
Karakteristik Sifat Isolator
Sifat Kelistrikan
tanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil mungkin mugkin (tidak
10
Karakteristik Sifat Isolator
Sifat Mekanis
tarikan, maka kita harus menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan
dari luar (alam sekitar). Dalam hal ini, kalau panas yang ditimbulkan cukup
tinggi,maka penyekat yang digunakan harus tepat. Adanya panas juga harus
Panas yang tinggi diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan perubahan susunan bahan
kimia. Demikian juga pengaruh adanya kelembaban udara, kondisi basah yang ada disekitar
bahan penyekat. Jika kelembaban tidak dapat dihindari maka sebaiknya dipilih bahan penyekat
yang tahan terhadap air. Demikian juga adanya zat-zat lain yang dapat merusak struktur
kimia bahan.
Mengingat adanya bermacam-macam asal, sifat dan ciri bahan penyekat, maka memudahkan kita
dalam memilih untuk aplikasi dalam kelistrikan, kita akan membagi bahan penyekat
berdasarkan kelompoknya.
Klasifikasi Isolator Padat
Berdasarkan Suhu[5]
Kelas Maksimum Temperatur ( 0C )
Y 90
E 120
B 130
A 150
F 155
H 180
C 180 ke atas
14
Apakah klasifikasi suhu hanya terdapat pada isolator
[5]
padat?
Ya, klasifikasi ini hanya tertujukan pada isolator
padat, karena menurut informasi yang kami dapat ,
dari contoh setiap klasifikasi tersebut hanya isolator
yang bersifat padat.
15
Kelas Y
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti kertas,
karton, katun, sutera) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup
lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik.
Kelas E
Penyekat kawat email yang memakai bahan pengikat polivinil formal, poli urethan
dan damar epoksi dengan bahan pengisi selulose, pertinaks dan tekstolit, film triasetat,
filem serat polietilin tereftalat.
Kelas B
Bahan nonorganik (mika, gelas, fiber, asbes) dicelup atau direkat menjadi satu
dengan pernis atau konpon, bitumen, sirlak, bakelit.
Kelas A
Bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam vernis, aspal, minyak trafo,
email yang dicampur vernis dan poliamid.
16
Kelas F
Bahan bukan organik dicelup dan direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan,
atau vernis yang tahan panas tinggi.
Kelas H
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang
dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas, katun, dan sebagainya).
Dalam kelas ini termasuk juga karet silikon dan email kawat poliamid murni.
Kelas C
Bahan onorganik yang tidak dicelup dan tidak diikat dengan subtansi organik,
misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik),
mikaleks, gelas, dan bahan keramik.
17
Isolator Berdasarkan Wujudnya
PADAT CAIR
GAS 18
ISOLATOR
PADAT
Isolator padat yang digunakan dalam peralatan sistem
tenaga listrik adalah bahan organis, anorganis dan polimer
sintetis. Contoh bahan organis adalah kertas, kayu, dan
karet, sedang bahan anorganis adalah keramik dan mika.
Contoh polimer sintetis adalah polyvinyl chloride dan resin
epoksi. Bahan isolasi padat yang banyak digunakan adalah
mika, keramik, dan gelas. Kemampuan isolator sangat
dipengaruhi oleh sifat bahan isolator dan besar polutan
yang menempel pada permukaan bahan isolator.
19
Contoh Isolator
Padat
KACA PORSELIN
Kegagalan Elektromekanik
Kegagalan yang disebabkan oleh adanya perbedaan polaritas antara elektroda yang
mengapit zat isolasi padat sehingga
timbul tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan listrik yang terjadi menimbulkan tekanan
mekanik yang
menyebabkan timbulnya tarik menarik antara kedua elektroda tersebut.
Kegagalan Termal
Kegagalan yang terjadi jika kecepatan pembangkitan panas di suatu titik dalam bahan
melebihi laju kecepatan
pembuangan panas keluar. Akibatnya terjadi keadaan tidak stabil sehingga bahan 21
ISOLATOR
CAIR
Bahan isolasi cair ini biasanya digunakan pada
peralatan seperti transformator, pemutus beban,
rheostat. Bahan isolasi cair memiliki dua fungsi
yaitu sebagai pemisah antara bagian yang
bertegangan atau pengisolasi dan juga sebagai
pendingin. Persyaratan agar bahan cair dapat
digunakan sebagai bahan isolasi adalah mempunyai
tegangan tembus dan daya hantar panas yang
tinggi. 22
Alasan menggunakan
isolator cair [6] :
▰ Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih
dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki
kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut
hukum Paschen.
▰ Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang
akan diisolasi dan secara serentak melalui proses
konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi.
▰ Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri
sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan
23
[6]
Maksud dari alasan menggunakan isolator tertentu
(cair)?
Menurut informasi yang kita peroleh ini adalah opsi
yang lebih baik dari isolator gas tapi tidak lebih baik
dari isolator padat dalam segi kekuatan dielektrik
menurut HK. Paschen.
V = Tegangan (volt)
f = frekuensi (Hz)
p = tekanan (mm Hg)
d = jarak antarelektroda (cm)
24
Penerapan Isolator Cair
27
Klasifikasi Isolator Gas
Berdasarkan kekuatan dielektrik, rugi-rugi dielektrik, stabilitas kimia, korosi, dll,
isolator gas dapat diklasifikasikan menjadi :
Gas Oksida,
contohnya :
1. Gas
Karbondioksida
2. Gas Sulphur
dioksida
Gas Hidrokarbon, 28
Penerapan Isolator Gas
Pada gardu induk Konvensional
Mengacu pada arti dasar isolasi sebenarnya yaitu pemisah antara bagian bertegangan yang
satu dan bertegangan yang
lainnya, berarti gardu induk konvensional (gardu induk dengan isolasi udara) adalah gardu
induk di mana antar gardu
induk tersebut terpisah oleh udara sebagai isolasinya sehingga diperlukan tempat
pembangunan gardu yang luas. Udara
yang dimaksud di sini adalah udara biasa di mana tempat kita bernapas menghirup.
30
Kegagalan Isolator Gas
Mekanisme Kegagalan Isolasi Gas Dalam mekanisme tembus listrik bahan isolasi, ada
beberapa peristiwa/proses yang berperan di dalamnya, antara lain:
Ionisasi, yaitu peristiwa terlepasnya elektron dari ikatan atom netral sehingga menghasilkan
satu elektron bebas
dan ion positif.
Deionisasi, yaitu peristiwa dimana satu ion positif menangkap elektron bebas sehingga ion
positif tersebut
menjadi atom netral.
Emisi, yaitu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam menjasi elektron bebas Proses
dasar dalam
kegagalan isolasi gas adalah ionisasi benturan oleh elektron.
Kegagalan Steamer
Ciri utama kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah besar foto ionisasi molekul gas 31
KOORDINASI
ISOLATOR[7]
• Koordinasi isolator dapat didefenisikan sebagai korelasi
antara daya isolasi alat-alat dan sirkuit listrik di satu pihak
dan karakteristik alat-alat pelindungnya di lain pihak,
sehingga isolasi tersebut terlindung dari bahaya-bahaya
tegangan lebih secara ekonomis.
33
Karakteristik Koordinasi
Isolator
Karakteristik koordinasi isolator adalah sebagai berikut:
Dalam hal kemampuan isolasi untuk menghadapi surja hubung dan surja petir maka yang
berperan adalah kemampuan isolasi terhadap kenaikan tegangan yang dikenakan padanya.
Dalam pengoperasian normal isolasi peralatan sistem tenaga ditentukan sesuai dengan
tegangan kerja (kelas tegangan) dimana peralatan itu beroperasi.
Pengaman petir dan dan surja hubung memerlukan penetapan dari level tegangan yang
disebut level tegangan shunt, yaitu perangkat pengaman seperti arrester.
Batas ketahanan impuls petir yang disebut sebagai Basic Impulse Level (BIL) adalah ketentuan
untuk setiap sistem tegangan nominal dari berbagai peralatan.
Semua peralatan dan komponen-komponennya harus mempunyai BIL di atas level sistem
proteksi, sesuai margin. Nilai batas ini biasanya ditentukan berdasarkan isolasi udara dengan
metoda statistik.
Untuk peralatan yang bukan isolasi seperti trafo isolasi, batas margin batas margin ditetapkan
berdasarkan metoda konvensional.
34
TERIMA
KASIH 35