Anda di halaman 1dari 8

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

Vol. 9 No. 1 Agustus 2016

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS PADA ISOLASI


RUBBER DALAM RENDAMAN MINYAK

Slamet Hani1
1
Jurusan Teknik Elektro, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Masuk: 15 April 2016, revisi masuk : 21 Mei 2016, diterima: 17 Juni 2016

ABSTRACT
Insulation materials used to secure the power lines must be guaranteed in
advance to endure, and perform as expecled. Insulation materials fatal failure in the
operation of electric power, as it will cause the cessation of service.Those problems be a
very interesting experiment, in this study will be carried out tests on the insulation tape
made from rubber. Tests will be carried out in open air conditions and immersed in
transformer oil. The testing focused on aspects of the thickness of the specimen.After
testing that the test results of high voltage states, in the open air breakdown voltage
greater because of the thickness affects the breakdown voltage. And when soaked
breakdown voltage value decreases due to the ugly rubber chemical properties of oil
resistance and solvent resistance.Insulating tape Scotch ™ 130C Linerless Rubber
Splicing Tape 3M production has a breakdown voltage of 22 888 V in the open air with a
thickness of 0.762 mm and 25 833 V transformer oil in a bath with a thickness of 0.762
mm for 20 minutes immersion.

Keywords: testing, isolation, breakdown voltage

INTISARI
Bahan isolasi yang akan digunakan untuk menahan tegangan listrik terlebih
dahulu harus diketahui besar tegangan yang mampu ditahannya, agar dalam tugasnya
menahan tegangan tidak mengalami kegagalan. Kegagalan bahan isolasi berakibat fatal
dalam operasi tenaga listrik, karena akan menyebabkan terhentinya pelayanan.
Permasalahan tersebut sangat menarik untuk dijadikan eksperimen, yang dalam
penelitian ini khusus pada isolasi pita yang berbahan karet. Pengujian akan dilakukan
pada kondisi udara terbuka dan direndam pada minyak transformator. Pengujian tersebut
difokuskan pada aspek ketebalan benda uji.Setelah dilakukan pengujian tegangan tinggi
ternyata, pada udara terbuka tegangan tembus semakin besar sesuai ketebalan untuk
mengatasi tegangan tembus tersebut. Dan saat direndam nilai tegangan tembus
menurun karena sifat kimia karet jelek terhadap ketahanan minyak dan ketahanan
pelarut.Isolasi pita Scotch™ 130C Linerless Rubber Splicing Tape produksi 3M memiliki
tegangan tembus sebesar 22.888 V di udara terbuka dengan ketebalan 0,762 mm dan
25.833 V dalam rendaman minyak transformator dengan ketebalan 0,762 mm selama 20
menit rendaman.

Kata Kunci : pengujian, isolasi, tegangan tembus

PENDAHULUAN. daya listrik terbagi menjadi dua yaitu


Penyediaan energi listrik pada kabel berisolasi dan kabel tanpa isolasi.
konsumen melibatkan sistern tenaga Kabel yang berisolasi terdiri dari
listrik dari pembangkit, transmissi, penghantar, lapisan isolasi (insulation),
distribusi, dan pusat-pusat beban. Dalam screen, dan protective sheaf. lsolasi
penyaluran tenaga listrik dari pembangkit kabel berfungsi untuk memisahkan antar
ke konsumen tersebut sarana yang dua penghantar bertegangan dan kawat
digunakan adalah kabel listrik sebagai netral/tidak bertegangan. Karena fungsi
penghantar daya. Secara umum kabel yang penting inilah, maka isolasi kabel
menjadi perhatian yang cukup serius

73
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 9 No. 1 Agustus 2016

sehingga isolasi pada kabel mampu digunakan pada proses konstruksi suatu
menaham pembebanan medan listrik dan peralatan. Adanya partial discharge di
mampu membawa daya baik dalam dalam bahan isolasi dapat ditentukan
keadaan kontinyu ataupun keadaan dengan tiga metode yaitu: dengan
hubung singkat. pengukuran tegangan pada objek,
Isolasi padat pada isolasi kabel dengan peng-ukuran arus di dalam
dikelompokkan menjadi isolasi kertas rangkaian luar dan mengukur intensitas
dan isolasi sintetis/polimer. Isolasi sinte- radiasi gelombang elektromagnetik yang
tis terdiri atas thermoplastik seperti disebabkan karena adanya peluahan
polyethylene, polyvinil chlorida (PVC), parsial.
dan elestomer (karet buatan) yang terdiri Kegagalan isolasi (insulation
dari Conducting Rubber, Natural Rubber, breakdown, insulation failure) disebabkan
Styrene Butadiene Rubber, dan Nitrile karena beberapa hal antara lain isolasi
Butadiene Rubber. tersebut sudah lama dipakai, berkurang-
Dalam keadaan tertentu isolasi nya kekuatan dielektrik dan karena
harus dikelupas dari kabel listriknya isolasi tersebut dikenakan tegangan
untuk tujuan tertentu misalnya penyam- lebih. Pada prinsipnya tegangan pada
bungan kabel, pada ujung-ujung kabel. isolator merupakan suatu tarikan atau
Sebagai pengganti dari isolasi kabel ini tekanan (stress) yang harus dilawan oleh
biasanya digunakan isolasi pita untuk gaya dalam isolator itu sendiri agar
menutup penghantar yang terbuka isolator tidak gagal. Dalam struktur
tersebut. molekul material isolasi, elektron-elektron
Peluahan parsia l(partial dischar- terikat erat pada molekulnya, dan ikatan
ge) adalah peristiwa pelepasan/loncatan ini mengadakan perlawanan terhadap
bunga api listrik yang terjadi pada suatu tekanan yang disebabkan oleh tegangan.
bagian isolasi (pada rongga dalam atau Bila ikatan ini putus pada suatu tempat
pada permukaan) sebagai akibat adanya maka sifat isolasi pada tempat itu hilang.
beda potensial yang tinggi dalam isolasi Bila pada bahan isolasi tersebut
tersebut. Peluahan parsialdapat terjadi diberikan tegangan akan terjadi
pada bahan isolasi padat, bahan isolasi perpindahan elektron-elektron dari suatu
cair maupun bahan isolasi gas. molekul ke molekul lainnya sehingga
Mekanisme kegagalan pada bahan timbul arus konduksi atau arus bocor.
isolasi padat meliputi kegagalan asasi Karakteristik isolator akan berubah bila
(intrinsik), elektro mekanik, streamer, material tersebut kemasukan suatu
thermal dan kegagalan erosi. Kegagalan ketidakmurnian (impurity) seperti adanya
pada bahan isolasi cair disebabkan oleh arang atau kelembaban dalam isolasi
adanya kavitasi, adanya butiran pada zat yang dapat menurunkan tegangan gagal
cair dan tercampurnya bahan isolasi cair. (Ariawan, Putu Rusdi, 2010).
Pada bahan isolasi gas mekanisme Bahan isolasi digunakan untuk
townsend dan mekanisme streamer memisahkan bagian-bagian bertegangan
merupakan penyebab kegagalan.Dari atau bagian-bagian yang aktif. Untuk itu
uraian di atas menunjukkan bahwa sifat kelistrikannya memegang peran
kegagalan isolasi ini berkaitan dengan yang sangat penting, namun demikian
adanya peluahan parsial (Abdul Syamsir, sifat mekanis, sifat thermal, ketahanan
2003). terhadap bahan kimia serta sifat lainnya
Pengukuran peluahan parsial perlu diperhatikan (Muhaimin, 1999).
pada peralatan tegangan tinggi Maksud pengujian isolasi adalah untuk
merupakan hal yang sangat penting mengetahui kinerja isolasi, supaya
karena dari data yang diperoleh dan kegagalan dalam operasi dapat dihindar-
interpretasinya dapat ditentukan reabiliti kan sebelumnya (Artono Arismunandar,
suatu peralatan yang disebabkan oleh 1983).
penuaan (agging) dan resiko kegagalan Isolator listrik adalah bahan yang
dapat dianalisis. Spesifikasi pengujian tidak bisa atau sulit melakukan per-
partial discharge tergantung pada tipe pindahan muatan listrik. Dalam bahan
peralatan tes dan bahan isolasi yang isolator valensi elektronnya terikat kuat

74
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 9 No. 1 Agustus 2016

pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini Nilai tegangan gagal standar


dipergunakan dalam alat-alat elektronika dengan faktor koreksi suhu udara dan
sebagai isolator, atau penghambat tekanan udara diperoleh rumusan seba-
mengalirnya arus listrik. Isolator berguna gai berikut:
pula sebagai penopang beban atau Vb
pemisah antara konduktor tanpa VS  …………………......…(1)
membuat adanya arus mengalir ke luar 
atau antara konduktor. Istilah ini juga dimana:
dipergunakan untuk menamai alat yang VS :Tegangan gagal standar (V)
digunakan untuk menyangga kabel
transmisi listrik pada tiang listrik. Vb :Tegangan gagal yang diukur
Beberapa bahan, seperti kaca, pada kondisi sebenarnya (V)
kertas, atau teflon merupakan bahan  : Faktor koreksi suhu udara dan
isolator yang sangat bagus. Beberapa
tekanan udara
bahan sintetis masih "cukup bagus"
dipergunakan sebagai isolator kabel. Faktor koreksi suhu udara dan
Contohnya plastik atau karet. Bahan-
tekanan udara memiliki persamaan
bahan ini dipilih sebagai isolator kabel
sebagai berikut:
karena lebih mudah dibentuk/diproses
bB 273  20
sementara masih bisa menyumbat aliran   X ………(2)
listrik pada voltase menengah (ratusan, 760 273  t B
mungkin ribuan volt).
dimana:
Mekanisme Flashover Pada
Isolasi Padat, kegagalan isolasi adalah bB : Tekanan udara saat pengujian
kondisi dimana suatu isolator tidak dapat (mBar)
berfungsi sebagai isolasi karena tidak t B : Suhu udara saat pengujian
mampu menanggung tegangan yang
ditahannya. Pada isolasi padat, terjadi- (ºC)
nya kegagalan dapat dibedakan dalam 2
kategori yaitu: kegagalan tembus METODE
(breakdown voltage) dan kegagalan pada Bahan yang akan di uji berupa
permukaan isolator (flashover). Kegagal- isolasi pita (tape insulation) yang beredar
an berupa tembus berkaitan dengan dipasaran yaitu: Scotch™ 130C Linerless
adanya rongga udara pada isolator yang Rubber Splicing Tape produksi 3M
menyebabkan partial discharge, rongga dengan bahan utama rubber. Ukuran
udara ini muncul ketika ada udara yang disesuaikan dengan produk yaitu: 19mm
tejadi saat pembuatan isolator tersebut. x 9,1m x 0,762mm.
Berbeda dengan kegagalan tembus, Alat yang digunakan untuk
kegagalan flashover biasanya ditandai pengujian, satu set pembangkit tegang-
dengan adanya loncatan busur api dari an AC, untuk menghasilkan tegangan
kedua elektroda yang mengapit isolator tinggi AC yang diperlukan untuk peng-
tersebut. Munculnya busur api dipenga- ujian ketahanan isolasi bahan dalam
ruhi oleh lingkungan disekitar isolator dan menerima tegangan. Alat ini terdiri dari:
kondisi permukaan isolator. Adanya Satu set pembangkit tegangan
pengaruh lingkungan disekitar isolator tinggi AC, untuk menghasilkan tegangan
yang berbeda-beda membuat setiap tinggi AC yang diperlukan untuk menguji
perhitungan tegangan gagal memerlu- bahan isolator. Alat ini terdiri dari :
kan suatu faktor koreksi untuk menda- Tranformator penaik tegangan dengan
patkan hasil tegangan gagal standarnya. kapasitas,Tegangan primer:100/200V,
Untuk mendapatkan tegangan gagal Tegangan sekunder: 25 kV dan 50 kV,
standar maka dilakukan suatu koreksi Kapasitas : 5 kVA, Frekuensi : 50 Hz.
dengan menggunakan suhu udara, Peralatan pengukuran, tipe
tekanan udara, dan kelembaban udara D205 (52) “High Voltage Testing Divi-
ketika tegangan gagal tersebut terjadi. ce”, ex jepang. Dengan spesifikasi alat
yaitu:Kapasitas: 5 kVA,Tegangan masuk
impuls: 200 kV, Resistor (50 kΩ), di-

75
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 9 No. 1 Agustus 2016

gunakan untuk melindungi transfor-mator Metode pengujian waktu singkat


dari arus yang besar saat terjadi (Short Time Test) yaitu menerapkan
tegangan gagal. pada elektroda pengujian dari nol sampai
Alat penguji (Sphere Gap), untuk dengan tegangan tembusnya dalam
menguji bahan terhadap kemampuan- rentang waktu 10 - 20 detik. Besarnya
nya menahan tegangan AC. Pada alat kecepatan kenaikan tegangan harus
penguji menggunakan 2 elektroda (Cha- disesuaikan dengan persyaratan terse-
nging Electrode) jenis batang dengan but, sehingga sebelum dilakukan peng-
luas penampangnya 1,25 cm2. Elektroda ambilan data dilakukan pemilihan
tersebut berfungsi untuk menjepit dan kecepatan perubahan tegangan dengan
menghantarkan tegangan tinggi ke melakukan pengujian awal sehingga
bahan yang akan di uji. diketahui kecepatan perubahan tegangan
Alat pengukur tegangan gagal yang menghasilkan dielektrik dalam
yang diatur oleh Sliding voltage regulator waktu tidak kurang dari 10 detik dan tidak
(SVR), dimana SVR tersebut dinaikkan lebih dari 20 detik. Kecepatan kenaikan
hingga mendapatkan nilai tegangan tegangan dalam penelitian ini sebesar
gagal minyak yang ditunjuk-kan oleh 1,5 kV/detik. Rangkaian yang digunakan
break down voltage dimana dalam dalam pengujian ini adalah rangkaian
hitungan kV. Dalam pengujiannya dilaku- bolak balik seperti Gambar 1.
kan sebanyak 3 kali pengujian. Pada
pengujian tegangan tembus ini, terhadap
bahan diberikan tegangan yang berupa
tegangan tinggi AC frekuensi rendah (50
Hz). Peralatan diatas dibuat oleh Yokyo
Ttransformator Co.LTD Jepang. Peng-
ujian kuat dielektrik dilakukan dengan
mengacu pada stardar pengujian
American Society For Testing and
Material (ASTM) D149-87 yang merupa-
kan stardar pengujian guna menentukan Gambar 1. Rangkaian pengujian isolasi
gagal bahan dielektrik melalui ketebalan pita
bahan tersebut (puncture) dan juga
tegangan gagal dielektrik sepanjang PEMBAHASAN
antarmuka (interface) antara bahan uji Pada Kelembaban udara: 56 %,
padat dan dengan media gas atau cairan Tekanan udara: 985 mBar dan suhu
disekelilingnya (flashover). Inti dari udara: 28ºC maka hasil pengujian dapat
pengujian ini ialah meningkatkan di tunjukkan pada Tabel 1, sedangkan
tegangan yang diterapkan pada isolasi rata-rata tegangan tembus isolasi pita di
pita dari nol atau dari tingkat tertentu udara denagn perekat ditunjukkan pada
hingga mencapai tingkat tegangan yang Tabel 2.
menghasilkan kegagalan dielektrik bahan Tegangan dadal standart pada
tersebut. temperatur 280C dan tekanan 985 mBar.
Dalam pengujian ini isolasi pita Untuk pengukuran pada suhu dan
dibuat dengan ukuran yang cukup luas. tekanan udara yang lain diberikan faktor
Karena keterbatasan ukuran isolasi pita koreksi δ (δ= intensitas udara) yang
(dengan lebar 19mm), maka untuk dapat dihitung sesuai dengan rumus:
mendapatkan ukuran yang dikehendaki bB 273  20
ditempuh dengan cara menumpuk antar   X
760 273  t B
isolasi pita satu dengan yang lainnya
Tegangan dadal standart dengan
pada setengah lebarnya. Untuk satu
faktor koreksi δ dapat diperoleh dengan
benda uji satu lapis dengan ukuran 7cm
rumus:
x 5,7cm x 0,762mm, dua lapis 7cm x
V
5,7cm x 1,524mm, tiga lapis 7cm x 5,7cm VS  b
x 2,286mm. Masing-masing dibuat tiga 
benda uji. Hasil perhitungan rata-rata
tegangan tembus isolasi pita diudara

76
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 9 No. 1 Agustus 2016

berdasarkan bersamaan diatas dapat Scotch™ 130C Linerless Rubber Spli-


ditunjukkan pada Tabel 3. cing Tape 3M. Persamaan garis regresi
Selanjutnya dengan mengguna- yang diperoleh adalah ,
kan nilai rata-rata dilakukan analisis dengan nilai koefisien determinasi
regresi dengan menggunakan tebal ba- sebesar 0,908 atau 90,8%. Mengguna-
han uji sebagai variabel bebasnya (nilai kan persamaan regresi yang diberikan
pada sumbu X), dan nilai variabel tak dapat diperoleh nilai-nilai tegangan
bebasnya (nilai pada sumbu Y) adalah tembus yang dapat ditunjukan Tabel 4.
rata-rata tegangan tembus isolasi pita

Tabel 1. Hasil pengujian tegangan tembus isolasi pita di udara dengan perekat.
Tebal bahan
Pengujian
1 lapis 2 lapis 3 lapis
Tegangan tembus (V) 23.000 32.000 34.000
Uji 1 Ukuran (cm x mm) 7cmx0,762mm 7cmx1,524mm 7cmx2,286mm
Tegangan tembus (V) 22.000 31.000 36.000
Uji 2 Ukuran (cm x mm) 7cmx0,762mm 7cmx1,524mm 7cmx2,286mm
Tegangan tembus (V) 20.000 33.000 35.000
Uji 3 Ukuran (cm x mm) 7cmx0,762mm 7cmx1,524mm 7cmx2,286mm

Tabel 2. Rata-rata tegangan tembus ketebalan bahan uji akan memberikan


isolasi pita di udara dengan perekat sumbangan sebesar 90,8% terhadap
Rata-rata tegangan perubahan nilai tegangan tembus isolasi
Tebal bahan Scotch™ 130C Linerless Rubber Splicing
tembus (V)
1 lapis 21.666,67 Tape dari 3M.
2 lapis 32.000 Dari pengujian diatas dapat
3 lapis 35.000 diketahui bahwa semakin banyak lapisan
yang dipakai isolasi pita (tape insulation)
Tabel 3.. Rata-rata tegangan tembus akan semakin besar tegangan tembus
isolasi pita di udara berdasarkan rumus. yang terjadi pada isolasi pita ini berarti
Rata-rata tegangan ketebalan bahan uji dapat mempengaruhi
Tebal bahan besarnya nilai tegangan tembusnya. Jadi
tembus (V)
1 lapis 17.168,52 dalam penggunakaanya sehari-hari atau
2 lapis 25.356,58 dalam lapangan isolasi pita (tape
3 lapis 27.733,76 insulation) dapat disesuaikan dengan
menambah lapisannya untuk
Tabel 4. Rata-rata tegangan tembus memperbesar tegangan tembusnya atau
isolasi pita di udara berdasarkan per- memper kecil kuat dielektriknya.
samaan regresi.
Rata-rata tegangan
Tebal bahan
tembus (V)
1 lapis 22.888
2 lapis 29.554
3 lapis 36.220

Ditinjau dari persamaan regresi


yang dihasilkan atas pengolahan data
pengujian dapat dinyatakan bahwa
ketebalan bahan uji memberikan kenaik-
an tegangan tembus isolasi pitaScotch™ Gambar 3. Kurva regresi pengujian
130C Linerless Rubber Spliing Tape isolasi pita di udara
dari3M. Koefisien determinasi yang dida-
pat sebesar 90,8% menunjukan bahwa Dari analisa diatas dapat ditulis-
kan perbandingan dari nilai tegangan

77
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 9 No. 1 Agustus 2016

tembus isolasi pita Scotch™ 130C dengan waktu yang berbeda yaitu 20
Linerless Rubber Splicing Tape dari 3M menit,40 menit,dan 60 menit.
sebagai berikut: Tegangan tembus hasil Pada Kelembaban udara: 56 %,
pengujian: 21.666,67V,Tegangan tembus Tekanan udara: 985 mBar dan Suhu
standar pabrik: 17.145V, Tegangan tem- udara : 28 ºC maka hasil pengujian
bus standar dengan rumus: 17.168,52 dapat di tunjukakan tabel 5. Dan rata-
Tegangan tembus dengan persamaan rata tegangan tembus isolasi pita dalam
regresi: 22.888 V rendaman minyak transformator ditunjuk-
kan Tabel 6.
PEMBAHASAN Tegangan dadal standart pada
Hasil pengujian isolasi pita dalam temperatur 280C dan tekanan 985 mBar.
rendaman minyak transformator, dimak- Untuk pengukuran pada suhu dan
sudkan untuk mengetahui apakah tega- tekanan udara yang lain diberikan faktor
ngan tembus isolasi pita setelah koreksi δ (δ= intensitas udara) yang
direndam dalam minyak transformator dapat dihitung sesuai dengan persamaan
diatas ditunjukkan Tabel 7.

Tabel 5. Hasil pengujian tegangan tembus isolasi pita dalam rendaman minyak
transformator.
Lama rendaman
Tebal bahan Uji Pengujian
20 menit 40 menit 60 menit
Tegangan tembus (V) 27.000 26.000 25.000
Uji 1 Ukuran (cm x mm) 7cmx0,762 7x0,762 7x0,762
Tegangan tembus (V) 24.000 24.000 25.000
1 lapis Uji 2 Ukuran (cm x mm) 7x0,762 7x0,762 7x0,762
Tegangan tembus (V) 33.000 32.000 32.000
Uji 1 Ukuran (cm x mm) 7x1,524 7x1,524 7x1,524
Tegangan tembus (V) 34.000 34.000 33.000
2 lapis Uji 2 Ukuran (cm x mm) 7x1,524 7x1,524 7x1,524
Tegangan tembus (V) 38.000 36.000 34.000
Uji 1 Ukuran (cm x mm) 7x2,286 7x2,286 7x2,286
Tegangan tembus (V) 37.000 38.000 36.000
3 lapis Uji 2 Ukuran (cm x mm) 7x2,286 7x2,286 7x2,286

Tabel 6. Rata-rata tegangan tembus bahan uji sebagai variabel bebasnya


isolasi pita dalam rendaman minyak (nilai pada sumbu X), dan nilai variabel
transformator. tak bebasnya (nilai pada sumbu Y) ada-
lah rata-rata tegangan tembus isolasi
Tebal Lama Rata-rata pita Scotch™ 130C Linerless Rubber
bahan rendaman tegangan Splicing Tape 3M, dengan waktu renda-
tembus (V) man 60 menit.
20 menit 25.500 Persamaan garis regresi diper-
1 lapis 40 menit 25.000 oleh adalah untuk waktu rendaman 20
60 menit 25.000 menit: dengan nilai koefisien determi-
20 menit 35.500 nasi sebesar 0,871 atau 87,1%, untuk
2 lapis 40 menit 33.000 waktu rendaman 40 menit: dengan nilai
60 menit 32.500 koefisien determinasi sebesar 0,964 atau
20 menit 37.500 96,4%, dan untuk waktu rendaman 60
3 lapis 40 menit 37.000 menit: dengan nilai koefisien deter-
60 menit 35.000 minasi sebesar 0,923 atau 92,3%. Meng-
gunakan persamaan regresi yang diberi-
Dengan menggunakan nilai rata- kan dapat diperoleh nilai-nilai tegangan
rata pada tabel diatas dilakukan analisis tembus ditunjukan Tabel 8.
regresi dengan menggunakan tebal

78
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 9 No. 1 Agustus 2016

Tabel 6. Rata-rata tegangan tembus determinasi yang didapat sebesar 20


isolasi pita dalam rendaman minyak menit: 87,1%, 40 menit: 96,4%,dan untuk
transformator. 60 menit: 92,3%.

Tebal Lama Rata-rata


bahan rendaman tegangan
tembus (V)
20 menit 25.500
1 lapis 40 menit 25.000
60 menit 25.000
20 menit 35.500
2 lapis 40 menit 33.000
60 menit 32.500
20 menit 37.500
3 lapis 40 menit 37.000 Gambar 5. Kurva regresi pengujianisolasi
60 menit 35.000 pita dalam minyak trafo dengan waktu
rendaman 40 menit
Tabel 7. Rata-rata tegangan tembus
isolasi pita dalam rendaman minyak
transformatorberdasarkan rumus.

Rata-rata
Tebal Lama tegangan
bahan rendaman tembus (V)
20 menit 20.206,02
1 lapis 40 menit 19.809,83
60 menit 19.809,83
20 menit 28.129,95
2 lapis 40 menit 26.148,97 Gambar 6. Kurva regresi pengujianisolasi
60 menit 25.752,77 pita dalam minyak trafodengan waktu
20 menit 29.714,74 rendaman 60 menit
3 lapis 40 menit 29.318,54
60 menit 27.733,76 Tabel 8. Rata-rata tegangan tembus
isolasi pita dalam rendaman minyak
transformator berdasarkan persamaan
regresi.

Tebal Lama Rata-rata


bahan rendaman tegangan
tembus (V)
20 menit 26.833
1 lapis 40 menit 25.667
60 menit 25.833
20 menit 32.833
Gambar 4. Kurva regresi pengujianisolasi 2 lapis 40 menit 31.667
pita dalam minyak trafo dengan waktu 60 menit 30.833
rendaman 20 menit 20 menit 38.833
3 lapis 40 menit 37.667
Ditinjau dari persamaan regresi 60 menit 35.833
yang dihasilkan atas pengolahan data
pengujian dapat dinyatakan bahwa Hasil tersebut menunjukkan
dengan bertambahnya waktu rendaman bahwa lamanya waktu rendaman akan
memberikan penurunan tegangan tem- memberikan pengaruh sebesar 87,1%
bus isolasi pita Scotch™ 130C Linerless (20 menit), 96,4% (40 menit), 92,3% (60
Rubber Splicing Tape dari3M.Koefisien menit) terhadap perubahan nilai

79
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 9 No. 1 Agustus 2016

tegangan tem-bus isolasi pita Scotch™ bus standar pabrik: 17.145 V, Tegangan
130C Linerless Rubber Splicing Tape tembus standar dengan rumus:
dari3M. 17.168,52V, Tegangan tembus dengan
Sifat kimia rubber yang tahan persamaan regresi: 22.888 V.
terhadap minyak ini berpengaruh pada Lama rendaman juga mempeng-
tegangan tembus yang terjadi. Pembeng- aruhi semakin lama isolasi pita direndam
kakan yang terjadi pada rubber akan dalam minyak transformator maka sema-
menambah volume pada rubber yang kin turun tegangan tembusnya yang
terisi bahan pelarut (minyak) yang berarti sifat kimia isolasi pita yang
memiliki tegangan tembus yang lebih berbahan rubber jelek jika direndam
rendah dari tegangan tembus rubber. dalam minyak.
Adanya bahan pelarut yang mengisi Isolasi pita memiliki kekenyalan
dalam rubber akan menurunkan nilai yang baik,kekuatan tarik yang tinggi,
tegangan tembus rubber tersebut. Hasil tetapi rendah transisi gelasnya (Tg
dari pengujian menyatakan bahwa kurang lebih 75ºC). Karet alam memiliki
semakin lama waktu rendaman, meng- sifat antara lain dapat digunakan sampai
akibatkan menurunnya tegangan tembus temperatur 90ºC paling tinggi, melunak
pada isolasi pita tersebut. pada 130ºC dan mengurai pada kira-kira
200ºC.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilak- DAFTAR PUSTAKA
sanakan, maka dapat ditarik beberapa Abdul Syamsir, “Teori Kegagalan Isolasi”,
kesimpulan berikut. 2003, Universitas Trisakti.
Isolasi pita Scotch™ 130C Liner- Ariawan Putu Rusdi, 2010, “Analisis
less Rubber Splicing Tape produksi 3M Kegagalan Minyak Transformator
memiliki tegangan tembus sebesar Universitas Udayana Denpasar.
22.888 V di udara terbuka dengan Arismunandar,Artono,1994,Teknik Te-
ketebalan 0,762 mm dan 25.833 V dalam gangan Tinggi, Jakarta, ceta-kan
rendaman minyak transformator dengan ketujuh, PT.Pradnya Paramita.
ketebalan 0,762 mm selama 20 menit Malik,N.H., Al-Arainy,A.A.,and Quereshi,
rendaman. M.I., 1995, “Electrical Insulation
Hasil perbandingan nilai tegang- in PowerSystem”,New York ,
an tembus isolasi pita Scotch™ 130C Marcell Decker,Inc.
Linerless Rubber Splicing Tape dari 3M Muhaimin, 1999, “Bahan-Bahan Listrik”,
sebagai berikut:Tegangan tembus hasil Jakarta, Pradnya Paramita.
pengujian: 21.666,67 V, Tegangan tem-

80

Anda mungkin juga menyukai