Anda di halaman 1dari 16

Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

KAJIAN BAHAN ISOLATOR UNTUK TEGANGAN TINGGI MBE


LATEKS
Elin Nuraini, Suyamto, Darsono
Pusat Teknologi Akslerator dan Proses Bahan, PTAPB-BATAN Yogyakarta
Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281, Telepon ; (0274) 488435, 484436
e-mail: elin@batan.go.id

ABSTRAK
KAJIAN BAHAN ISOLATOR UNTUK TEGANGAN TINGGI MBE LATEKS. Telah dilakukan kajian berbagai
jenis bahan isolator untuk tegangan tinggi pada MBE (Mesin Berkas Elektron) lateks. Dalam tegangan tinggi
MBE terdapat banyak masalah yang erat kaitannya dengan masalah isolasi sehingga penentuan isolator
merupakan kajian yang penting dan perlu dilakukan pengujian sebelum dipakai. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya discharge maupun short circuit pada bagian-bagian yang bertegangan agar
tidak terjadi kegagagalan isolasi yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan operasi bahkan kerusakan MBE
secara keseluruhan. Dalam kajian ini disajikan beberapa permasalahan penyekatan pada bagian sumber tegangan
tinggi MBE yaitu pada transformator dan pelipat tegangan, kemudian dilakukan bahasan isolator yang dipakai.
Pada transformator dipakai berbagai macam isolator bahan padat untuk penyekatan antar gulungan dan bahan
cair untuk penyekatan antara kumparan dan body. Untuk penyekatan antara komponen pelipat tegangan dan body
digunakan bahan gas SF6 sebagai isolator
Kata kunci: isolator, sumber tegangan tinggi, MBE

ABSTRACT
REVIEW OF INSULATOR MATERIAL FOR HIGH VOLTAGE OF EMB LATEX. A review of high voltage
source insulators for EBM (electron beam machine) latex have been carried out for various types. In high voltage
EBM there are many problems that are closely related to the insulation thus the determination of insulators is an
important study and needs to be tested before use. It aims to avoid the possibility of discharge and short circuit the
voltage parts in order to avoid failure of insulation which may result in disruption of operations, even damage the
overall EBM. This review presents some problems of insulation on the part of high-voltage source EBM in the
voltage transformer and voltage multipler, then carried the discussion of insulators used. A transformer uses a
variety of solid insulating material for insulation between the windings and liquid materials for the insulation
between the coil and the body. For insulation between the components of voltage multipler and body SF6 gas is
used as an insulator
Key words: insulator, high voltage source, EBM

PENDAHULUAN padat misalnya kertas, nylon, Plexiglas, bentuk gas


misalnya SF6, CO2, N2 dan bentuk cair misalnya oli
solasi adalah salah satu dari beberapa persoalan

I yang penting dalam teknik listrik khususnya pada


pengoperasian tegangan tinggi. Pada peralatan-
peralatan pemercepat partikel (particle accelerator)
trafo, oli silikon. Di PTAPB-BATAN Yogyakarta saat
ini sedang dilakukan kegiatan rancangbangun MBE
sehingga perlu didukung oleh berbagai bidang
penelitian yang terkait dengan isolator tegangan tinggi.
seperti MBE (Mesin Berkas Elektron) selalu Pada makalah ini dikaji jenis bahan isolator tegangan
digunakan tegangan tinggi. Oleh sebab itu dalam tinggi MBE dengan tujuan untuk memperoleh
pengoperasian peralatan tersebut terkait dengan informasi jenis material apa saja yang sesuai dan dapat
persoalan tegangan tinggi misalnya teknik digunakan sebagai penyekat bagian-bagian yang
pembangkitan, sistem keselamatan dan isolator. bertegangan tinggi pada MBE.
Isolator merupakan bagian yang sangat penting dalam
sistem tenaga listrik. Isolator sangat diperlukan untuk
memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang METODOLOGI
bertegangan sehingga antara penghantar tersebut tidak
terjadi lompatan listrik atau percikan. Seperti Studi pustaka
umumnya isolator, isolator pada tegangan tinggi juga Mencari informasi lewat buku-buku pustaka,
dikelompokkan menurut jenis bahannya yaitu bentuk jurnal, dan internet.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi 100


Akselerator dan Aplikasinya
Vol. 15, Oktober 2013 : 100 - 108
Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

Cara Pengukuran Tegangan Dadal Bushing 7. Mengecek lampu indikator ready menyala, untuk
menyatakan alat siap dioperasikan
Pada pengujian tegangan dadal bushing
tegangan tingginya menggunakan sumber tegangan 8. Menekan tombol on, amati parameter kenaikan
tinggi generator neutron (tipe Felici). Langkah-langkah tegangan pada tampilan monitor, bila sudah terjadi
cara pengujiannya sebagai berikut: dadal tegangan parameter tegangan akan berhenti,
nilai ini menunjukkan besarnya tegangan tembus
1. Meletakkan benda uji (bushing) yang akan di uji dari media zat cair.
sesuai gambar berikut:
9. Mengulangi proses tersebut sampai 6 kali ulangan
dengan menekan tombol reset dilanjutkan
menekan tombol on.
10. Mencatat dan mengamati hasil parameter tegangan.

Sifat Isolator Yang Baik


Agar isolator dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik harus mempunyai sifat elektris, mekanis,
termis dan sifat kimia yang baik. Dari sifat-sifat
tersebut, sifat elektris merupakan sifat yang paling
penting suatu isolator dan hal ini ditunjukkan oleh
kekuatan dielektrisnya atau resistivitasnya.
2. Menaikkan tegangan secara pelan-pelan sampai ter-
jadi dadal tegangan yang ditandai dengan adanya Sifat elektris
arus pada ampermeter. Sebagai contoh pada Sifat elektris merupakan sifat yang paling
bushing primer pada 12 kV arus bocor sudah ada (5 penting dari sebuah isolator dan hal ini ditunjukkan
µA), maka percobaan dihentikan, karena data oleh kekuatan dielektrisnya yang identik dengan
tegangan dadal sudah diperoleh. tahanan jenisnya. Di sini kuat dielektrik adalah
merupakan kemampuan memisahkan antara bagian-
bagian yang berarus atau bertegangan, bagian yang
Cara Pengujian Tegangan Tembus Trafo
bertegangan dengan body maupun bagian yang
Daya tahan isolasi dari suatu bahan media bertegangan dengan tanah (ground). Isolator yang
isolasi (zat cair) diuji dengan cara mengamati sampai baik harus mempunyai tahanan jenis yang besar. Bahan
sejauh mana bahan isolasi dapat menahan tegangan isolator juga sering disebut sebagai bahan dielektrik,
yang dikenakan pada suatu pasangan elektrode penguji sehingga isolator yang baik harus mempunyai kuat
dengan sela (gap) tertentu yang dipasang didalam dielektrik yang besar.
bahan isolator yang diuji tersebut.
Sifat mekanis
Langkah-langkah Cara Pengujian Tegangan
Isolator yang baik harus mempunyai kekuatan
Tembus
mekanik yang baik. Termasuk dalam kuat mekanik
Sebelum mengoperasikan alat uji terlebih tersebut antara lain tahan terhadap tekanan mekanik
dahulu perlu dimahami prosedur pelaksanaannya guna dan tidak mudah aus yaitu kerusakan yang disebabkan
menjamin keamanan: oleh pemakaian, kaitannya dengan kualitas bahan yang
1. Mempersiapkan alat dan memastikan keadaan alat dipakai.
siap digunakan.
Sifat termis
2. Membuka penutup cashing dengan cara memutar
knop pengunci. Suatu isolator yang baik harus tahan terhadap
3. Melepas dan bersihkan kotak uji kemudian panas, baik panas yang berasal dari dalam yang
mengisikan penuh cuplikan media zat cair (minyak diakibatkan oleh arus listrik maupun panas dari luar
trafo) yang akan di uji agar elektrode lucutan atau dari lingkungan sekitar. Akibat dari panas yang
tercelup. tinggi dapat mengubah susunan kimia dari bahan
isolator sehingga dapat menurunkan kuat dielektrik-
4. Memasukkan kotak uji pada dudukan slot
nya. Maka adanya panas tidak boleh melemahkan
elektrode.
kekuatan dielektriknya secara berlebihan atau bahkan
5. Mengatur magnetik motor sampai pengaduk merusak bahan penyekat tersebut.
berputar kontinyu.
6. Menutup kembali cashing dan putar knop pada Sifat kimia
posisi mengunci.
Termasuk sifat kimia pada isolator adalah sifat
higroskopis, yaitu sifat yang menunjukkan mudah dan
KAJIAN BAHAN ISOLATOR UNTUK TEGANGAN TINGGI 101
MBE LATEKS
Elin Nuraini, Suyamto, Darsono
Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

tidaknya suatu bahan isolator menyerap air. Karena air dipakai isolasi email, sedangkan untuk isolasi antara
merupakan bahan yang konduktif, maka semakin basah belitan atau bundle dapat digunakan diamond paper
suatu isolator, tahanan jenisnya atau kuat dielektriknya atau prespan atau di sini digunakan plastik mika
akan mengecil dan kemampuan isolasinya akan turun. (PTFE) (Gambar 2).[1]
Jadi isolator yang baik harus mempunyai sifat tidak
higroskopis. Sifat kimia yang lain adalah sifat mudah
berkarat yang disebabkan oleh kondisi lingkungan
seperti gas, garam, alkali dan sebagainya.
Seperti diketahui bahwa di dalam MBE lateks
yang sedang dirancangbangun dipakai tegangan tinggi
jenis Cockcroft-Walton seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Pada tegangan tinggi tersebut terdapat dua
bagian atau komponen atau peralatan bertegangan Gambar 2. Isolasi gulungan (a) primer, (b)
tinggi yang harus mendapatkan perhatian khusus sekunder.
terhadap isolasinya yaitu pada transformator dan pada
pelipat tegangan. Oleh sebab itu kajian isolator ini 2. Isolator antara kawat keluaran dengan casing
difokuskan pada kedua peralatan tersebut.
Trafo frekuensi tinggi (TFT) pada MBE lateks
didesain beroperasi pada tegangan 7 kV/17,5 kV
(tegangan masukan pada trafo 7 kV dan tegangan
luaran 17,5 kV. Untuk mengisolasi antara kawat
kumparan yang keluar dari trafo dengan body, baik
di sisi primer maupun sekunder digunakan bushing
yang ada di pasaran (Gambar 3).

Gambar 1. TFT pada STT jenis Cockcroft-


Walton MBE Lateks.

Isolator Pada Transformator


Transformator pada tegangan tinggi MBE (a)
dioperasikan pada tegangan dan frekuensi tinggi
sehingga harus dipakai inti dari bahan ferit. Dalam hal
isolasi tegangan tinggi digunakan bahan isolator
seperti pada umumnya yaitu padat, cair dan gas di
mana bagian-bagian yang yang harus diisolasi adalah:
1. Isolasi antara belitan atau gulungan (winding)
Pada trafo tegangan tinggi khususnya pada
kumparan sekunder, tegangan antar belitannya
dapat mencapai orde 5 kV, oleh sebab itu isolasi
pada bagian tersebut harus mendapatkan perhatian
yang serius. Berdasarkan pengalaman, tidak jarang
(b)
pada bagian inilah yang sering mengalami gangguan
hubung singkat yang dapat mengakibatkan Gambar 3. Bushing (a) Primer, (b) Sekunder.
kegagalan beroperasinya trafo ataupun kegagalan
beropersinya MBE secara keseluruhan. Untuk
Bahan dari isolator tersebut adalah isolasi keramik
menyalurkan arus pada trafo berdaya besar belitan
untuk sekunder, dan di dalamnya diberi pipa dari
atau gulungan harus mempunyai ukuran yang besar
bahan alumina dengan harapan tegangan dadalnya
sehingga sering dipakai kawat bundle yaitu
tinggi, sedangkan untuk primer dipakai bushing dari
gabungan beberapa kawat tunggal yang diikat
bahan polyethilen, (Gambar 4).
menjadi satu. Untuk isolasi antar kawat hanya

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi 102


Akselerator dan Aplikasinya
Vol. 15, Oktober 2013 : 100 - 108
Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

Gambar 4. Bushing primer dan sekunder pada trafo frekuensi tinggi yang
terintegrasi dengan osilator daya RF.

Hasil pengukuran tegangan dadal bahan dan bushing ditunjukkan pada Tabel 1.[2]

Tabel 1. Hasil pengujian tegangan dadal bahan dan bushing.

No. Bahan Isolator Metode pengujian Tegangan dadal* Keterangan


(kV)
Teflon, pejal bulat, berlubang, elektroda pipa
1 φo : 50 mm, φi : 6 mm, L : tembaga 15
120 mm
* pada saat mun-
Alumina, bentuk pipa, φo : 10 elektroda pipa cul arus bocor
2 25
mm, φi : 6 mm, L : 120 mm tembaga sebesar 5 µA
3 Bushing primer, polyethilen Lihat Gambar 1 12
4 Bushing sekunder, keramik Lihat Gambar 1 17

3. Isolator antara kumparan primer maupun sekunder sehingga tahanan isolasinya merupakan batasan
terhadap inti trafo minimum yang harus dipenuhi. Untuk mengisolasi
bagian ini digunakan minyak trafo merk DIALA B.
Pada trafo tegangan tinggi khususnya pada daerah
sekunder mempunyai electrical field stress yang
sangat tinggi. Oleh sebab itu untuk bobin atau
koker kumparan primer maupun sekunder,
digunakan bahan plexiglas karena disamping
mempunyai banyak pilihan tebal yang sesuai
dengan kebutuhan dibandingkan dengan bahan
vertinex, juga dapat berlaku sebagai isolator yang
baik (Gambar 5 dan Tabel 2).[2; 3]
4. Isolator antara gulungan dan inti trafo dengan
rumah trafo (casing)
Beda tegangan antara kumparan terhadap body
dapat mencapai puluhan kV tergantung trafo yang
dibuat. Jarak terdekat komponen gulungan dan inti Gambar 5. Koker primer dan sekunder
trafo terhadap casing merupakan titik kritis dari bahan plexiglas.
terjadinya discharge atau lompatan bunga api

KAJIAN BAHAN ISOLATOR UNTUK TEGANGAN TINGGI 103


MBE LATEKS
Elin Nuraini, Suyamto, Darsono
Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

Tabel 2. Kuat dielektrik kd dan tegangan dadal Vd berbagai macam


isolator bahan padat.
No Bahan isolator Kuat dielektrik Tegangan dadal Vd
(kd) (kV/cm)
1 Karet 2,94 -
2 Teflon 2 -
3 Plexiglass 3,4 -
4 Vinil 3,18 -
5 Pholytelin 2,25 -
7 Mika 3-6 -
8 Gelas kuarsa 3,8 600
9 Kaca 3,8 – 6,9 2500
10 MgO (polikristal) 9,3 100
11 AI203 (polikristal) 9,5 100-300
12 TiO2 (polikristal) 96 20-120
13 BaTiO3 1200-1500 120
Keterangan: kd pada suhu kamar

Minyak transformator adalah minyak mineral f. Sifat kimia yang stabil.


yang diperoleh dengan pemurnian minyak mentah.
Di samping persyaratan di atas, sifat-sifat listrik
Dalam pemakaiannya, karena pengaruh panas dari
yang menentukan unjuk kerja cairan minyak sebagai
rugi-rugi di dalam transformator akan timbul hidro-
isolasi adalah:
karbon di dalam minyak. Selain berasal dari minyak
mineral, minyak transformator dapat pula yang dapat a. Breakdown withstand yaitu kemampuan untuk
dibuat dari bahan organik, misalnya minyak trafo tidak mengalami ketembusan dalam.
piranol, silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak trans-
b. Kondisi tekanan listrik (electric stress) yang tinggi.
formator harus mempunyai tegangan dadal atau tembus
yang tinggi. Sebagian besar trafo tenaga, kumparan- c. Kapasitansi listrik per unit volume yang menen-
kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, tukan permitivitas relatifnya.
terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar,
d. Minyak petroleum oli merupakan substansi
karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media
nonpolar yang efektif karena merupakan campuran
pemindah panas dengan cara disirkulasi dan bersifat
cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki per-
pula sebagai isolasi dengan daya tegangan tembus
mitivitas sekitar 2 atau 2,5. Ketidak bergantungan
tinggi sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi
isolasi. Panas mengalir melalui media oli pendingin
membuat bahan ini lebih banyak dipakai
secara konveksi bebas, melalui casing transformator
dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar.
secara konduksi dan melalui lingkungan secara
Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
konveksi bebas, sehingga, didapatkan jenis
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permiti-
pendinginan tipe ONAN (Oil Natural Air Natural).
vitas 5 untuk gelombang mikro.
Minyak trafo yang berlaku sebagai isolator dan
e. Faktor daya disipasi dari minyak di bawah tekanan
pendingin harus memenuhi beberapa persyaratan: [4]
bolak balik dan tinggi akan menentukan unjuk
a. Kekuatan isolasi tinggi. kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat
b. Penyalur panas yang baik memiliki berat jenis sejumlah rugi-rugi dielektrik. Faktor disipasi
yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam sebagai ukuran rugi-rugi daya merupakan
minyak dapat mengendap dengan cepat. parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor.
Minyak transformator murni memiliki faktor
c. Viskositas yang rendah agar lebih mudah ber- dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 20o C dan
sirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi 10-3 pada 90o C pada frekuensi 50 Hz
lebih baik.
f. Resistivitas suatu cairan dapat digolongkan sebagai
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang isolasi cair bila resitivitasnya lebih besar dari 109
dapat membahayakan. W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang
e. Tidak merusak bahan isolasi padat. diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m
atau lebih.[5]

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi 104


Akselerator dan Aplikasinya
Vol. 15, Oktober 2013 : 100 - 108
Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

Tabel 3. Beberapa karakteristik dielektrik isolator cair.[6]

No. Karakteristik Minyak Minyak Minyak Minyak Minyak


trafo kabel capasitor PETEP silikon

1. Tegangan dadal pada suhu 20 oC 15 kV/mm 30 20 ¾ 15 30-40


jarak 2,5 mm

2. Permitivitas relatip (50 Hz) 2,2-2,3 2,3-2,6 2,1 2,7 2-73

Tan δ(50 Hz)

(1 kHz) 0,001 0,002 0,25×10-3 0,25×10-3

0,0005 0,0001 0,10×10-3 0,10×10-3

3. Resistivitas (Ohm-m) 1012 - 1013 1012 - 1013 1012 - 1014 > 1014 3 × 1014

4. Berat jenis pada 20 °C 0,89 0,93 0,88 - 0,89 0,96 - 0,97 1,0 - 1,1

5. Viskositas pada 20 °C (CS) 30 30 30 80 10 - 100

6. Nilai keasaman (mg/gm KOH) Nil Nil Nil <0,03 Nil

7. Indeks bias 1,4820 1,4700 1,4740 1,4555 1,5-1,6

8. Saponification (mg KOH/gm 0,01 0,01 0,01 < 0,01


minyak)

9. Ekspansi termal (20-100 °C) 7 × 10-4/o C 7 × 10-4/o C 7 × 10-4/o C 0,00075 5 × 10-4 /o C

10. Kadar air yang dijinkan (ppm) 50 50 50 200 < 30

Dari Tabel 3 terlihat bahwa minyak trafo Tabel 4. Hasil pengujian tegangan tembus
bersifat sebagai penyalur panas yang baik memiliki minyak trafo merk TOTAL.
berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat serta harganya No Tegangan dadal (kV/2,5 Keterangan
lebih murah dibandingkan dengan minyak silikon, mm)
akan tetapi miyak silikon mempunyai kelebihan tahan
oksidasi, stabil terhadap suhu tinggi bahkan sampai Sebelum Setelah
1500 °C chlorinated hidrocarbon tidak diproduksi dipurifiksi dipurifikasi
karena beracun. Minyak PETEP tegangan dadalnya
hampir sama dengan oli trafo dan Hight Temperatur 1 30,5 83,5
Hidrocarbon (HTH) oil sebenarnya mempunyai sifat
sebagai isolasi listrik yang baik, akan tetapi 2 34,9 68,7 Jarak elektrode
mempunyai kemampuan transfer panas jelek, biasanya (R) = 2,5 mm
sebagai campuran minyak trafo. Pada trafo ini 3 30,7 81,8
digunakan minyak trafo merk DIALA B yang hasil Waktu
pengujiannya ditunjukkan pada Tabel 4 dan 5. 4 33,2 68,1 pengujian (t) =
Hasil pengujian kualitas tegangan tembus dari 1 menit
sampling yang dilakukan sebelum dipurifikasi untuk 5 30,7 67,2
kedua jenis merk minyak trafo DIALA B dan TOTAL, Kenaikan
masing-masing nilai tegangan tembus rata-ratanya 6 38,4 82,9 tegangan = 3
adalah: 15,06 kV/2,5 mm dan 33,06 kV/2,5 mm. kV/detik
Perhitungan pada udara secara konveksi bebas, Rata-rata = Rata-rata =
menghasilkan koefisien perpindahan panas (h) sebesar 33,06 74,8
12,154 W/m2K.

KAJIAN BAHAN ISOLATOR UNTUK TEGANGAN TINGGI 105


MBE LATEKS
Elin Nuraini, Suyamto, Darsono
Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

Tabel 5. Hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo merk DIALA B.

Tegangan Dadal (kV/2,5 mm)


No Sebelum Setelah Keterangan
dipurifiksi dipurifikasi
1 14,7 75,0
2 13,3 70,1 Jarak elektrode (R) = 2,5 mm
3 14,1 73,0 Waktu pengujian (t) = 1 menit
4 18,7 72,9 Kenaikan tegangan = 3 kV/detik
5 13,0 73,2
6 16,3 72,7
Rata-rata= 15,016 Rata-rata= 72,7

Setelah dilakukan purifikasi pada minyak, daya ikat 1 buah elektron terluar atom sulfur. Dengan
dielektrikum menjadi lebih tinggi, hasil nilai rata-rata demikian maka SF6 menjadi gas yang inert atau stabil
tegangan tembus adalah 62,48 kV/2,5 mm untuk merk seperti halnya gas mulia. Sampai saat ini SF6
DIALA B dan 74,8 kV/2,5 mm untuk merk TOTAL. merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis
Adapun karakteristik minyak trafo yang digunakan 6,139 kg/m3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu
seperti ditunjukkan pada Gambar 6. 0 °C dan tekanan 1 atmosfir. Sifat lainnya adalah: tidak
terbakar, tidak larut pada air, tidak beracun, tidak
berwarna dan tidak berbau. SF6 juga merupakan bahan
isolasi yang baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi
udara. Perbandingan SF6 dengan beberapa gas lain
seperti tercantum pada Tabel 6.

Gambar 6. Karakteristik tegangan dadal oli


trafo STT-MBE.

Isolator Pada Pelipat Tegangan


Seperti diketahui bahwa tegangan yang terjadi Gambar 7. Molekul sulphur hexa fluoride.
pada peralatan pelipat tegangan semakin tinggi pada
tingkat pelipatan yang paling atas. Keluaran tegangan
yang paling tinggi terjadi disisi paling atas dari Tabel 6. Perbandingan SF6 dengan bebe-
konstruksi pelipat tegangan. Peralatan pelipat tegangan rapa gas lain.
tersebut dimasukkan ke dalam suatu tabung yang di
dalamnya berisi isolator bahan gas yaitu SF6 yang
bertekanan tinggi yaitu sebesar 5 bar.
Sulfur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu
gas bentukan antara unsur sulfur dengan fluor dengan
reaksi eksotermis S + 3 F2 → SF6 + 262 kilo kalori
dan molekul SF6 seperti ditunjukkan pada Gambar 7.
Terlihat pada Gambar 7 bahwa molekul SF6
mempunyai 6 atom fluor yang mengelilingi sebuah
atom sulfur, di sini masing-masing atom fluor meng-

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi 106


Akselerator dan Aplikasinya
Vol. 15, Oktober 2013 : 100 - 108
Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa untuk


pembentukan SF6 timbul panas, ini berarti bahwa pada
pemisahan SF6 menjadi sulfur dan fluor memerlukan
panas dari sekelilingnya sebesar 262 kilokalori/
molekul. Hal ini tepat sekali digunakan untuk bahan
pendinginan pada peralatan listrik yang menimbulkan
panas atau bunga api pada waktu bekerja, misalnya
sakelar pemutus beban. Sifat dari SF6 sebagai media
pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar
pemutus beban adalah
1. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk
mengoperasikan mekanismenya. Pada prinsipnya (a)
SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa
memerlukan energi untuk mengkompresikannya,
namun semata-mata karena pengaruh panas busur
api yang terjadi.
2. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun
sebagai pengisolasi dapat dengan mudah dideteksi.
3. Penguraian pada waktu memadamkan busur api
maupun pembentukannya kembali setelah pema-
daman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsur
pembentuknya).
4. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada (b)
CB? konduktivitasnya tetap rendah dibandingkan Gambar 8. (a) Grafik tegangan dadal ruang
pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi hampa sebagai fungsi jarak
kemungkinan busur api tidak stabil dengan elektroda, (b) Grafik perubahan
demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan kuat dielektrik udara terhadap
tegangan antar kontak. perubahan kelembaban dan
5. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif suhu.[3]
sehingga penguraiannya menjadikan dielektriknya
naik secara bertahap.
6. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama KESIMPULAN
operasi pemutusan dan dengan adanya hal ini busur
api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya Dalam tegangan tinggi MBE terdapat banyak
rendah. masalah yang erat kaitannya dengan masalah isolasi
sehingga penentuan isolator merupakan kajian yang
Bahan isolator gas selain SF6, udara juga me- penting sehingga perlu dilakukan pengujian
rupakan bahan isolator yang paling banyak digunakan sebelumnya sebelum dipakai. Dalam tegangan tinggi
terutama pada jaringan listrik. Pada tegangan yang MBE yang telah dibuat, pada bagian transformator
tidak terlalu tinggi, udara merupakan penyekat yang dipakai isolator minyak trafo merk DIALA B dengan
baik, namun bila tegangannya terlalu besar akan terjadi tegangan dadal rata-rata 6,00 kV/mm sebelum
loncatan arus melalui udara. Besarnya tegangan dadal dipurifikasi dan 29,08 kV/mm setelah dipurifikasi.
atau tegangan tembus (breakdown voltage) untuk Sedangkan untuk bushing primer dan sekunder
udara adalah 3 – 5 kV/mm. Karena sifatnya, tegangan masing-masing mempunyai tegangan dadal 12 kV dan
dadal isolator udara merupakan hal yang sangat 17 kV. Untuk isolator pada bagian pelipat tegangan
penting karena besarnya sangat tergantung pada digunakan SF6 dengan tegangan dadal 7,5 – 12,5
tekanan dan jarak elektroda. Pada Gambar 8 kV/mm pada tekanan 1 atmosfir.
ditunjukkan tegangan dadal ruang hampa sebagai
fungsi jarak atau spasi dari elektroda, sedangkan pada
Gambar 8 ditunjukkan perubahan kuat dielektrik DAFTAR PUSTAKA
isolator udara sebagai fungsi kelembaban (humidity)
dan suhu. Besarnya kuat dielektrik dari udara adalah [1] DARSONO, Peran Teknologi Akselerator Dalam
1,0006, sedangkan untuk udara hampa besarnya sama Mendukung Industri, Prosiding PPI Teknologi
dengan 1 (satu) sehingga kadang-kadang diambil Akselerator dan Aplikasinya, Vol.10, Oktober
pendekatan bahwa konstanta dielektrik udara sama 2008, PTAPB-BATAN.
dengan konstanta dielektrik ruang hampa. Begitu juga [2] SUYAMTO dkk, Rancangbangun Transformator
permitivitas udara, besarnya diambil sama besar Frekuensi Tinggi Untuk Sumber Tegangan Tinggi
dengan permitivitas ruang hampa yaitu 8,854.10-12 Cockcroft Walton –MBE. Proposal Program
F/(m.coulomb2/mm2). Insentif PI-PKPP 2012.
KAJIAN BAHAN ISOLATOR UNTUK TEGANGAN TINGGI 107
MBE LATEKS
Elin Nuraini, Suyamto, Darsono
Volume 15, Oktober 2013 ISSN 1411-1349

[3] SUYAMTO, Fisika Bahan Listrik, Cetakan 1, mempunyai kuat dielektrik 2,94 dan 2, sedang untuk
Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Agustus bahan Plexiglas® mempunyai kuat dielektrik 3,4.
2008, ISBN : 978-602-8300-91-9
[4] www.elektroindonesia.com, "Sifat isolator yang Indah K.
baik", 2007. − Minyak isolator berasal dari bahan apa?
[5] www.elektroindonesia.com, " Persyaratan sifat- − Bahan isolator padat, cair, gas berasal dari apa?
sifat listrik untuk isolasi Cair", 2009.
[6] MS NAIDU, V KAMARAJU, Engineering High Elin Nuraini
Voltage, fourth edition tata Mc Graw-Hill − Minyak isolator yang digunakan pada transformator
Publishing Company Limited. adalah minyak mineral yang diperoleh dengan
pemurnian minyak mentah. Dan di sini minyak
trafo yang digunakan minyak trafo merk DIALAB.
− Bahan isolator padat yang digunakan :
TANYA JAWAB • Untuk isolasi antara belitan (winding) digunakan
diamond paper atau prespan, dan khusus pada
Dewanto penelitian ini digunakan plastik mika.
• Isolator antara kawat keluaran dengan casing
− Cara/teknik pengujian tegangan dadal pada isolasi untuk bushing primer digunakan isolasi dari
belitan (winding)? bahan polyethilen, sedang pada sekunder
− Plexiglas® adalah isolator terbaik dibandingkan digunakan isolasi padat dari bahan keramik.
dengan material apa? • Isolator antara kumparan primer dan sekunder
terhadap inti trafo digunakan isolasi padat dari
Elin Nuraini bahan Plexiglas®.
− Teknik pengujian tegangan dadal pada isolasi − Bahan isolator cair menurut literatur diantaranya
belitan/winding sebagai berikut: minyak trafo, minyak kabel, minyak kapasitor,
1. Bundel konduktor (winding) tiap kawat dikupas minyak PEREP dan minyak silikon. Akan tetapi
emailnya. pada penelitian ini digunakan minyak trafo merk
DIALAB karena minyak trafo bersifat sebagai
2. Tegangan tinggi dikenakan pada konduktor,
penyalur panas yang baik dan harganya lebih murah
sedangkan isolatornya diground melalui
dibanding minyak silikon.
ampermeter.
3. Tegangan tinggi dinaikkan perlahan-lahan − Bahan isolasi gas ada beberapa diantaranya udara,
sampai ampermeter menunjukkan arus yang N2, karbondioksida, hidrogen dan gas SF6. Pada
mengindika-sikan bahwa isolator telah gagal penelitian ini digunakan gas SF6 dengan alasan gas
atau dadal. SF6 tidak beracun, tidak larut dalam air dan
mempunyai daya isolasi 2,5 kali kemampuan isolasi
− Plexiglas® merupakan isolator terbaik disbanding-
diudara.
kan dengan bahan isolator karet dan teflon yang

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi 108


Akselerator dan Aplikasinya
Vol. 15, Oktober 2013 : 100 - 108
SINTEK: JURNAL MESIN TEKNOLOGI

Homepage: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek

EFEK PEMASANGAN ISOLATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN


BAKAR LPG MESIN SANGRAI BIJI KOPI INDUSTRI KECIL
Intan Hardiatama 1,*, Muhammad Trifiananto2
1,2
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jl. Kalimantan No37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember ,
Kode Pos 68121

*E-mail: intan.hardiatama@unej.ac.id

Diterima: 30-10-2018 Direvisi: 06-11-2018 Disetujui: 01-12-2018

ABSTRAK

Biji kopi di Kabupaten Jember terus ditingkatkan produksinya seiring dengan perluasan lahan tanam baru. Lahan
tanam kopi baru ditambah 9 hektar berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember dari tahun 2008.
Produksi biji kopi di Kabupaten Jember pada tahun 2011 berjumlah 28.961,79 kuintal, dari 22.080,47 kuintal
untuk tahun 2010. (Budiharjo, 2014). Peningkatan hasil produksi biji kopi dan luas lahan tidak diikuti dengan
tingkat kemakmuran petani pemilik lahan kopi (Budiharjo, 2014). Salah satu teknologi tepat guna untuk
meningkatkan nilai jual produk kopi yaitu penyangraian dan pengemasan. Metode penyangraian yang
digunakan sangat mempengaruhi kualitas dan mutu kopi. Penelitian ini terfokus pada variasi isolator yang
diterapkan pada mesin sangrai. Tujuan penelitian ini mengetahui laju kehilangan panas dari mesin sangrai kopi
setelah diberikan penambahan isolator dan mengetahui berapa biaya produksi kopi dengan menggunakan mesin
sangrai yang diberikan penambahan isolator. Penelitian secara eksperimen menggunakan mesin sangrai kopi
berbahan bakar LPG dengan kapasitas 10 kg.penelitian dilakukan dengan memvariasikan isolator yang
digunakan antara lain tanpa isolator,penambahan aluminium foil, penambahan glass wool, penambahan serbuk
kayu, penambahan glass wool dan extruded polystrene foam, yang terakhir penambahan serbuk kayu dan
extruded polystrene foam. Pengambilan data dilakukan menggunakan sensor temperatur dan data logger dengan
empat buah termokopel tipe K mak 6675. Selain pengambilan data temperatur juga dilakukan pengambilan data
konsumsi LPG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil konduktivitas termal suatu bahan isolator,
heat ratenya juga semakin rendah sehingga konsumsi bahan bakar semakin minim.

Kata Kunci: data logger, isolator,lpg, mesin sangrai kopi, termokopel

ABSTRACT

Coffee beans in Jember Regency continue to be increased in line with the expansion of new crop fields. New
coffee plantations plus 9 hectares were based on data from the Jember Regency Statistics Agency from 2008.
Coffee bean production in Jember District in 2011 totaled 28,961.79 quintals, from 22,080.47 quintals for 2010.
(Budiharjo, 2014). The increase in coffee bean production and land area is not followed by the level of
prosperity of coffee farmers who own the land (Budiharjo, 2014). An appropriate technology to increase the
selling value of coffee products are roasting and packaging. The roasting method used greatly affects the
quality of coffee. This study focused on the variation of insulators applied to roasting machines. The purpose of
this study was to determine the rate of heat loss from the coffee roaster machine after being given the addition of
an insulator and find out how much coffee production costs using a roaster machine which was given the
addition of an insulator. Experimental research using a coffee roaster machine with LPG fuel with a capacity of
10 kg. Research was carried out by varying the insulators used such as without insulators, adding aluminum foil,
adding glass wool, adding wood powder, adding glass wool and extruded polystrene foam, the last addition
wood powder and extruded polystrene foam. Data retrieval was carried out using a temperature sensor and data
logger with four thermocouple types K mak 6675. In addition to data retrieval of temperature, LPG consumption

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 12 No. 2 2018


ISSN: 2088-9038, e-ISSN: 2549-9645 100
data was also collected. The results showed that the smaller thermal conductivity of an insulating material,
produced lower heat ratio and lower fuel consumption.

Keywords: data logger, insulator, lpg, coffee roaster machine, thermocouple

PENDAHULUAN didapatkan hasil isolator triplek 9mm dapat


meredam panas paling baik.
Biji kopi di Kabupaten Jember terus
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas,
ditingkatkan produksinya seiring dengan
maka pada pengembangan penelitian ini dipilih
perluasan lahan tanam baru. Lahan tanam kopi
bahan isolator berupa aluminium foil, glass
baru ditambah 9 hektar berdasarkan data Badan
wool, extruded polystyrene foam dan serbuk
Pusat Statistik Kabupaten Jember dari tahun
kayu dengan kondutivitas termal secara
2008. Produksi biji kopi di Kabupaten Jember
berurutan sebesar 0,000017 W/m.K; 0,043
pada tahun 2011 berjumlah 28.961,79 kuintal,
W/m.K; 0,027 W/m.K dan 0,087 W/m.K, [3].
dari 22.080,47 kuintal untuk tahun 2010, [1].
Untuk variasi pemasangan isolator khusus
Peningkatan hasil produksi biji kopi dan
foam tidak berdiri sendiri ataupun dipasangkan
luas lahan tidak diikuti dengan tingkat
dengan aluminium foil, melainkan dipasangkan
kemakmuran petani pemilik lahan kopi [1].
dengan glass wool atau serbuk kayu dengan
Teknologi pasca panen perlu diterapkan untuk
pertimbangan foam mudah leleh pada
memberikan nilai tambah produksi kopi di
temperatur tinggi.
Jember. Salah satu teknologi tepat guna untuk
meningkatkan nilai jual produk kopi yaitu
METODE PENELITIAN
penyangraian dan pengemasan. Metode
penyangraian yang digunakan sangat Tahap Penelitian meliputi tahap pembuatan
mempengaruhi kualitas dan mutu alat, tahap instalasi alat ukur, dan tahap
kopi.Penyangraian merupakan salah satu pengujian.
teknik pengolahan kopi dengan tingkat 1. Tahap Pembuatan alat
kebutuhan energi yang paling besar dibanding Pembuatan alat dilakukan di bengkel mesin
tahap pengolahan yang lain. Proses sangrai dengan bahan stainless steel foodgrade ,
berpengaruh besar terhadap cita rasa kopi. dengan lama pengerjaan 2 minggu
Mesin sangrai dari segi desain dan standar 2. Tahap Instalasi alat ukur
keamanan sebagai pengolahan makanan Instalasi alat ukur berupa termokopel di
sebenarnya sudah banyak beredar di pasang sesuai dengan gambar 1
masyarakat. Kelemahan alat sangrai yang
beredar di pasaran terletak pada bahannya,
yaitu dari bahan baja tahan karat (stainless
steel) tanpa isolator. Baja tahan karat
merupakan bahan konduktor, sehingga rentan
menyebabkan kehilangan panas (losses).
Kerugian panas akan menyebabkan konsumsi
bahan bakar semakin bertambah besar.
Bertitik tolak pada desain alat sangrai yang
sudah ada (tanpa isolator pada body), akan
dilakukan modifikasi alat sangrai dengan Gambar 1. Posisi peletakan termokopel K
menambahkan isolator pada body terfokus
pada ruang sangrai dan ruang bakar. Dengan 3. Tahap pengujian
adanya penambahan isolator, diharapkan dapat Langkah pengujian yaitu sebagai
meminimalkan kehilangan panas (losses), berikut:
sehingga konsumsi bahan bakar dapat ditekan. a. Lapisi tabung luar dengan bahan isolasi
Burlian dkk [2] melakukan penelitian aluminium foil
tentang pengaruh penambahan ketebalan b. Menghidupkan saklar mesin
isolator terhadap laju perpindahan panas. c. Mengatur thermostat pada suhu 200 C
Digunakan triplek dengan ketebalan 3-9mm, d. Aktifkan arduino uno dan termokopel K
serta hubungkan dengan laptop

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 12 No. 2 2018


ISSN: 2088-9038, e-ISSN: 2549-9645 101
e. Mesin dioperasikan selama 30 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN
f. Matikan mesin
1. Distribusi Temperatur
g. Turunkan suhu termostat secara bertahap
h. Setelah dioperasikan selama 30 menit, Data distribusi temperatur pada
tabung LPG ditimbang dan diukur berat penelitian ini dilakukan menggunakan 4 buah
awal dan akhir dengan menggunakan termokopel tipe K max 6675 yang
timbangan digital. dihubungkan dengan perangkat arduino uno
i. Ganti lapisan aluminium foil dalam dan dapat melakukan pencatatatan (data
tabung dengan bahan isolator berikutnya logger) suhu setiap detik. Posisi keempat
dengan urutan sebagai berikut:
termokopel seperti dijelaskan pada gambar 1,
 glass wool
 serbuk kayu berikut keterangan gambar tersebut:
 glass wool + extruded polystyrene  Posisi termokopel 1 (T1) diletakkan pada
foam posisi atas silinder sangrai tepat di dekat
 serbuk kayu + extruded polystyrene cerobong keluaran asap.
foam  Posisi termokopel 2 (T2) diletakkan di
 tanpa isolator ruang pembakaran yakni di dekat
4. Tahap pengambilan data sumber panas.
Pengambilan suhu di 4 titik dilakukan  Posisi termokopel 3 (T3) diletakkan di
tiap detik dan dicatat oleh data logger dengan silinder sangrai bagian ujung dan lebih
bantuan perangkat arduino uno. Data selisih dekat ke permukaan silinder.
berat LPG awal dan akhir dicatat saat akan  Posisi termokopel 4 (T4) diletakkan di
memulai dan setelah penelitian. silinder sangrai bagian ujung dan
berdekatan dengan pusat silinder (poros
5. Analisa data
Data yang telah didapat berupa distribusi silinder).
temperatur dan berat LPG diolah dengan
menggunakan microsoft Excel dan dianalisa. a. Distribusi Temperatur Mesin sangrai
Grafik uji karakterisrik penggunaan isolator tanpa lapisan isolator.
ditampilkan menggunakan program Microsoft
Office Excel 2010.
Heat rate dihitung dengan menggunakan
rumus dalam kasus multilayer dengan material
yang berbeda

Gambar 3. Grafik distribusi temperatur mesin


sangrai tanpa isolator

Gambar 2. Sirkuit panas pada kasus dinding Grafik distribusi temperatur mesin sangrai
multilayer [3] tanpa lapisan isolator seperti yang ditunjukkan
pada gambar 3 diatas menunjukkan bahwa
𝑘𝐴
𝑞 = − ∆𝑥 (𝑇2 − 𝑇1 ) (1) pada ke empat objek mengalami penurunan
𝑇∞,1 −𝑇∞,4 suhu secara linier. Pada objek 1 temperatur
𝑞𝑥 = − 1 𝐿 𝐿 𝐿 1
(2) awal sebesar 137,50C dan temperatur akhirnya
[( )+( 𝐴 )+( 𝐵 )+( 𝐶 )+( )]
ℎ1 𝐴 𝑘𝐴 𝐴 𝑘𝐵 𝐴 𝑘𝐶 𝐴 ℎ4 𝐴
sebesar 1150C (ΔT= 22,50C). Objek 2
temperatur awal sebesar 114,50C dan
temperatur akhir sebesar 96,50C (ΔT= 180C).

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 12 No. 2 2018


ISSN: 2088-9038, e-ISSN: 2549-9645 102
Objek 3 temperatur awal sebesar 1420C dan
temperatur akhir sebesar 124,250C (ΔT=
17,750C). Objek 4 temperatur awal sebesar
134,750C dan temperatur akhir sebesar 117,50C
(ΔT= 17,250C).

b. Distribusi Temperatur Mesin Sangrai


yang Dilapisi glass wool

Gambar 5. Grafik distribusi temperatur mesin


sangrai dengan lapisan glass wool dan extruded
polystrene

Ketika mesin sangrai diberi variasi


lapisan isolator berupa kombinasi antara glass
wool dan extruded polystrene, grafik distribusi
temperaturnya seperti ditunjukkan pada
Gambar 4. Grafik distribusi temperatur mesin
sangrai tanpa isolator dengan lapisan glaswool gambar 5 diatas. Perubahan temperatur dari ke
empat objek cukup fluktuatif, tetapi secara
Berkebalikan dengan grafik pada trend objek 1 dan objek 2 mengalami
gambar 3, justru pada mesin sangrai setelah penurunan temperatur sedangkan objek 3 dan 4
diberi isolator berupa glass wool memiliki mengalami kenaikan temperatur meski di awal
distribusi temperatur yang lebih fluktuatif sempat terjadi penurunan temperatur. Yang
dibanding yang tidak diberi isolator. Grafik menyebabkan fluktuasi temperatur ini
pada gambar 4 menunjukkan bahwa dimungkinkan karena sifat glass wool yang
temperatur objek 1 dan 2 mengalami memiliki batas kemampuan dalam menyerap
penurunan seiring pertambahan waktu, panas. Glasswoll meredam panas dengan cara
sedangkan temperatur objek 3 dan 4 menyerap. Kelemahan sistem serap yaitu
mengalami peningkatan. Pada objek 1 sangat bergantung pada ketebalan maka bila
temperatur awal sebesar 191,50C dan daya tampung sudah tidak memuat maka panas
temperatur akhirnya sebesar 1730C (ΔT= akan tetap memuai [4]. Selain sifat glass wool,
18,50C). Objek 2 temperatur awal sebesar sifat extruded polystrene yang penggunaannya
135,750C dan temperatur akhir sebesar dikombinasikan dengan glass wool ini juga
125,750C (ΔT= 100C). Objek 3 temperatur memiliki pengaruh terhadap fluktuasi
awal sebesar 153,750C dan temperatur akhir temperatur yang terjadi. Extruded polystrene
sebesar 1800C (ΔT= -26,250C). Objek 4 foam memiliki konfigurasi sel tertutup yang
temperatur awal sebesar 1480C dan temperatur memungkinkan untuk memperoleh nilai
akhir sebesar 1490C (ΔT= -10C). resistansi (R) yang tinggi sebagai ukuran untuk
isolator. Nilai R menentukan kapasitas elemen
c. Distribusi Temperatur Mesin Sangrai untuk melawan panas. Semakin tinggi nilai R,
yang Dilapisi glass wool & Extruded semakin baik kemampuan bahan untuk
Polystyrene foam melawan panas. Hal ini dapat mengurangi daya
hantar panas yang keluar (heat loss) dari ruang
sangrai [5].
Objek 1 memiliki temperatur awal sebesar
191,750C dan temperatur akhirnya sebesar
1860C (ΔT= 5,750C). Objek 2 temperatur awal
sebesar 1410C dan temperatur akhir sebesar

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 12 No. 2 2018


ISSN: 2088-9038, e-ISSN: 2549-9645 103
133,50C (ΔT= 7,50C). Objek 3 temperatur awal
sebesar 149,750C dan temperatur akhir sebesar
1580C (ΔT= -8,250C). Objek 4 temperatur awal
sebesar 152,750C dan temperatur akhir sebesar
154,750C (ΔT= -20C).

d. Distribusi Temperatur Mesin Sangrai


yang Dilapisi Aluminium Foil

Gambar 7. Grafik distribusi temperatur mesin


sangrai dengan lapisan serbuk kayu dan extruded
polystrene foam

Dari keempat objek pada gambar 7,


hanya 3 objek yang mengalami tren penurunan
temperatur yakni objek 1,2 dan 4. Seperti pada
kasus variasi isolator yang lain, objek 3
memiliki tren perubahan temperatur yang
cenderung meningkat dan dalam kasus isolator
campuran serbuk kayu dan extruded polystrene
Gambar 6. Grafik distribusi temperatur mesin foam ini perubahan temperaturnya cenderung
sangrai dengan lapisan aluminium foil
fluktuatif. Berikut perincian perubahan
temperatur masing – masing objek dari gambar
Berdasarkan grafik pada gambar 6 dapat
7 diatas, objek 1 memiliki temperatur awal
diketahui bahwa secara keseluruhan objek
sebesar 191,50C dan temperatur akhirnya
mengalami penurunan temperatur. Distribusi
sebesar 174,250C (ΔT= 17,250C). Objek 2
temperatur terendah terjadi pada objek 2, hal
temperatur awal sebesar 146,750C dan
ini disebabkan karena objek 2 mengukur
temperatur akhir sebesar 137,250C (ΔT=
perubahan temperatur di ruang bakar (tempat
9,50C). Objek 3 temperatur awal sebesar
kompor) yang dimungkinkan karena heatloss
193,750C dan temperatur akhir sebesar
di posisi ini lebih besar dibanding bagian lain.
198,250C (ΔT= -4,50C). Objek 4 temperatur
Pada pelapisan isolator berupa aluminium foil
awal sebesar 184,750C dan temperatur akhir
ini memang pada ruang bakar diberikan lubang
sebesar 179,250C (ΔT= 5,50C).
yang untuk ventilasi udara masuk. Lubang ini
dibuat agar pembakaran dapat terjadi, karena
2. Pengaruh Variasi Isolator
jika ditutup rapat udara tidak dapat memasuki
Dalam penelitian ini digunakan lima
ruang bakar sehingga pembakaran tidak bisa
variasi penambahan isolator dan 1 tanpa
terjadi.
isolator sebagai pembanding. Untuk
Perubahan temperatur masing –
mengaetahui adanya pengaruh variasi isolator,
masing objek dari gambar 3 dijabarkan sebagai
pada penelitian ini dilakukan melalui
berikut : Pada objek 1 temperatur awal sebesar
penghitungan heat rate dan konsumsi bahan
197,750C dan temperatur akhirnya sebesar
bakar selama proses penyangraian yang
181,50C (ΔT= 16,250C). Objek 2 temperatur
dilakukan selama 30 menit pada setiap variasi.
awal sebesar 1620C dan temperatur akhir
Penghitungan heat rate menggunakan rumus
sebesar 153,50C (ΔT= 8,50C). Objek 3
(2).
temperatur awal sebesar 199,50C dan
Hasil perhitungan dari ke enam variasi
temperatur akhir sebesar 1940C (ΔT= 5,50C).
ditunjukkan pada grafik gambar 8.
Objek 4 temperatur awal sebesar 193,250C dan
temperatur akhir sebesar 188,250C (ΔT= 50C).

e. Distribusi Temperatur Mesin Sangrai


yang Dilapisi Aluminium Foil

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 12 No. 2 2018


ISSN: 2088-9038, e-ISSN: 2549-9645 104
Keterangan gambar 9:
Clean : tanpa isolator
G.W : glass wool
G.W & E.P.F : glass wool dan extruded
polystrene foam
A.F : aluminium foil
S.K : serbuk kayu
S.K & E.P.F : serbuk kayu dan extruded
polystrene foam
Gambar 8. Grafik heat rate pada mesin sangrai
Data diatas adalah perbandingan
Keterangan gambar 8:
konsumsi bahan bakar (LPG) dengan
Clean : tanpa isolator
pemakaian isolator dan tanpa pemakaian
G.W : glass wool
G.W & E.P.F : glass wool dan extruded isolator. Didapatkan bahwa saat mesin sangrai
polystrene foam tanpa isolator mengkonsumsi bahan pakar
A.F : aluminium foil paling banyak yaitu sebesar 0,15 kg, sedangkan
S.K : serbuk kayu yang paling hemat yaitu aluminium foil dengan
S.K & E.P.F : serbuk kayu dan extruded hanya 0,05 kg. Besar kecilnya konsumsi bahan
polystrene foam bakar ditentukan oleh lama bukaan dari katup
Berdasarkan grafik pada gambar 8 diatas dapat
yang dikontrol oleh thermostat. Saat
diketahui bahwa heat rate tertinggi terjadi pada
variasi tanpa pelapisan isolator pada dinding temperatur di termostat tercapai maka bukaan
mesin sangrai, artinya laju perpindahan panas katup mengecil dan hanya digunakan untuk
ke lingkungan pada variasi tanpa isolator ini menstabilkan suhu saja bukan untuk
tinggi. Heat rate terendah terjadi pada variasi menambah temperatur.
dengan pelapisan aluminium foil, hal ini Data diatas adalah perbandingan
berkorelasi dengan nilai konduktivitas termal konsumsi bahan bakar (LPG) dengan
aluminium foil. Seperti kita ketahui bahwa
aluminium foil memiliki nilai konduktivitas pemakaian isolator dan tanpa pemakaian
termal terendah diantara jenis isolator lainnya isolator. Didapatkan bahwa saat mesin sangrai
dan juga sifat aluminium foil yang reflektif tanpa isolator mengkonsumsi bahan pakar
terhadap panas, sehingga panas tidak mudah paling banyak yaitu sebesar 0,15 kg ,
keluar ke lingkungan dan menjadikan laju sedangkan yang paling hemat yaitu glasswool
perpindahan panasnya juga rendah. dan foam dengan hanya 0,03 kg didapatkan
penghematan sebesar 80 % dibandingkan tanpa
3. Efisiensi Bahan Bakar
isolator. Besar kecilnya konsumsi bahan bakar
ditentukan oleh lama bukaan dari katup yang
dikontrol oleh thermostat. Saat temperatur di
termostat tercapai maka bukaan katup kecil dan
hanya digunakan untuk menstabilkan suhu saja
bukan untuk menambah temperatur. Pada
isolator glaswool + foam memiliki
konduktifitas termal yang kecil dan juga
ketebelan total sebesar 3,5 cm mampu
meredam panas keluar dari dapur sangrai
sehingga temperatur di dalam dapur dapat
terjaga konstan. Konsumsi bahan bakar
Gambar 9. Diagram batang konsumsi LPG
seharusnya berkorelasi terhadap heat rate.

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 12 No. 2 2018


ISSN: 2088-9038, e-ISSN: 2549-9645 105
Pada subbab sebelumnya ditunjukkan bahwa [4] Pemerintah Kabupaten Jember. “Si Hitam
heat rate terendah dimiliki oleh isolator Yang Menjanjikan”. 30 September2012.
http://jemberkab.go.id/si-hitam-yang-
aluminium foil sehingga seharusnya bahan menjanjikan/.“Produk glass wool”.
inilah yang mengonsumsi bahan bakar paling http://www.insulasi.com/produk-112-
sedikit diantara isolator lainnya. Tetapi pada glasswool.html
penelitian ini justru pada variasi isolator [5] Mintorogo, Widigdo dan Juniwati., 2013,
“Efektivitas Styrofoam sebagai Isolator Panas
aluminium foil menghabiskan bahan bakar pada Atap Miring di Surabaya”. Laporan
sebanyak 0,05 kg (lebih banyak dibandingkan Penelitian (2013).
dengan variasi isolator glass wool dan foam).
Hal ini dimungkinkan terjadi karena pada saar
variasi isolator aluminium foil pada ruang
bakar tidak dapat ditutup secara rapat agar
udara dapat masuk ke ruang bakar sehingga
pembakaran tetap dapat terjadi. Sedangkan
pada variasi isolator glass wool dan foam pada
ruang bakar tertutup lebih rapat karena udara
masih tetap dapat masuk melalui celah glass
wool sehingga heat loss pada variasi isolator
aluminium foil lebih besar dibanding variasi
glass wool dan foam.

KESIMPULAN
Semakin kecil nilai konduktivitas termal
bahan, heat ratenya juga akan semakin rendah
artinya perpindahan panas ke lingkungan
semakin rendah sehingga bahan bersifat
isolator. Semakin rendah heat rate suatu
material isolator, berkaitan dengan penggunaan
bahan bakarnya (lpg) juga semakin efisien.
Selain nilai konduktivitas termal suatu bahan,
ketebalan suatu bahan isolator juga sangat
berpengaruh terhadap heat ratenya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Budiharjo, Agus dan Sasongko., 2014,


“Jaringan Pemasaran Kopi Rakyat di
Kabupaten Jember”.
[2] Burlian, Firmansyah dan Khoirullah, I.M.,
2014, “Pengaruh Variasi Ketebalan Isolator
Terhadap Laju Kalor dan Penurunan
Temperatur Pada Permukaan Dinding Tungku
Biomassa”. Seminar Nasional Mesin dan
Industri (SNMI9)(2014).
[3] DeWitt, Incropera., dan Lavine B., T.A,
(2011), Fundamentals of Heat and Mass
Transfer, 6th edition, John Wiley & Sons, Inc.,
New York.“Glasswool”.
https://en.wikipedia.org/wiki/Glass_wool

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 12 No. 2 2018


ISSN: 2088-9038, e-ISSN: 2549-9645 106

Anda mungkin juga menyukai