Disusun oleh
NIM : 1902321022
Kelas : 4E
1.3 Tujuan
1. Mempelajari proses tembus tegangan DC pada minyak.
2. Mempelajari karakteristik tembus tegangan DC pada minyak.
1.4 Umum
Pengujian ini menunjukkan evaluasi dari tegangan tembus menurut VDE 0370.
Disebabkan penyebaran yang besar (lebih banyak minyak terkontaminasi), maka
tegangan tembus ditentukan sebagai nilai rata-rata dari lima pengukuran tersendiri.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tinjauan
Jika suatu tegangan dikenakan terhadap dua elektroda yang dicelupkan kedalam
cairan (isolasi) maka terlihat adanya konduksi arus yang kecil. Jika tegangan dinaikkan
secara kontinyu maka pada titik kritis tertentu akan terjadi lucutan diantara kedua
elektroda. Lucutan dalam zat cair ini akan terdiri dari unsur – unsur sebagai berikut :
1. Aliran listrik yang besarnya ditentukan oleh karakteristik rangkaian
2. Lintasan cahaya yang cerah dari elektroda yang satu ke elektroda yang lain.
3. Terjadi gelembung gas dan butir butir zat padat hasil dekomposisi zat cair.
2.2 Bahan Isolasi Cair
Bahan isolai cair merupakan bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik.Bahan
isolasi cair ini biasanya digunakan pada peralatan seperti transformator, pemutus beban,
rheostat. Bahan isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian
yang bertegangan atau pengisolasi dan juga sebagai pendingin. Persyaratan agar bahan
cair dapat digunakan sebagai bahan isolasi adalah mempunyai tegangan tembus dan
daya hantar panas yang tinggi (Muhaimin, 1991).
Beberapa alasan digunakannya bahan isolasi cair adalah sebagai berikut:
1. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi
gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum
paschen.
2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak
melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi.
3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi
pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah
mudah terkontaminasi.
Adapun sifat-sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah:
1. Withstand Breakdown
Yaitu kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi tekanan
listrik (electric stress ) yang tinggi.
2. Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya.
Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif
karena merupakan campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki
permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidakbergantungan permitivitas subtansi
nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan
dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang
mikro.
3. Faktor daya
Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan
menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah
rugi-rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi-rugi daya merupakan
parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator
murni memiliki faktor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 20oC dan 10-3
pada 90oC pada frekuensi 50 Hz.
4. Resistivitas
Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih besar
dari 109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan untuk
material isolasi adalah 1016 W-m atau lebih. (www.elektroindonesia.com, 2009).
2.3 Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan
pemurnian minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas
dari rugi-rugi didalam transformator akan timbul hidrokarbon. Selain berasal dari
minyak mineral, minyak transformator dapat pula yang dapat dibuat dari bahan organik,
misalnya minyak trafo piranol, silicon .Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus
mempunyai tegangan tembus yang tinggi. Sebagian besar trafo tenaga kumparan-
kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas
(disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga
berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Kekuatan isolasi tinggi
2. Penyalur panas yang baik memiliki berat jenis yang kecil, sehingga partikel-
partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik
4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
5. Tidak merusak bahan isolasi padat
6. Sifat kimia yang stabil
Sebagai bahan isolasi, minyak transfomator harus mempunyai tegangan tembus yang
tinggi. Jarak elektoda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan autotransformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum saat
terjadinya kegagalan isolasi yaitu terjadinya loncatan bunga api. Loncatan bunga api
dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca. Selain itu dapat dilihat dari voltmeter
tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan isolasi (karena setelah terjadinya
kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukan harga nol). Tegangan tembus nominal
minyak transformator untuk tegangan kerja tertentu dapat dilihat pada tabel 4.1.
R7 R6 220V
Testing Vessel
CTS
F 110kV
SWS
SB
TSH
F
A. Instruksi Pengujian
1. Objek Test:
Cangkir penguji minyak diisi dengan contoh dari minyak yang akan diuji (tidak
bebas). Minyak tersebut diisi dengan pelan-pelan ke dalam cangkir hingga di atas
yang ditentukan, untuk menghindari terbentuknya gelembung-gelembung. Kemudian
minyak harus dibiarkan minimal selama 10 menit sebelum diuji.
2. Pengujian
Tegangan harus dinaikkan dari nol hingga tembus dengan laju rata-rata 2-4 kV/detik.
Contoh minyak tersebut harus diuji 6 kali, interval waktu masing-masing pengujian
harus 2 menit. Tegangan harus dimatikan bila sudah tembus dan minyak diantara
elektoda sebaiknya diaduk dengan suatu batang dari bahan gelas (bila tidak maka
minyak yang terkontaminasi diantara elektroda-elektroda mempengaruhi tegangan
tembus berikutnya).
BAB IV
DATA PENGUKURAN DAN ANALISIS DATA
Jarak elektroda = 5 mm
B. Grafik Pengujian
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
PENGUJIAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan di dapat tegangan tembus rata-rata 8,14kV setiap jarak 5 mm.
Jika dalam standar minyak trafo adalah 40kV/2,5mm.
Minyak trafo yang digunakan pada pengujian isolasi zat cair ini harus segera diganti atau
dilakukan pemurnian karena dielektrik sebagi isolator sudah brkurang kefektivitasannya.
Jika minyak trafo lebih kental maka isolasi pada trafo juga semakin baik
5.2 Saran