Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

Teknik Tegangan Tinggi


UNIT 3 : KEGAGALAN ISOLASI CAIR

Nama : Zuhal Amirul Haq


NIM : 18/431082/TK/47675

Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi


Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik UGM
2021
Unit III
Kegagalan Isolasi Cair

I. Tujuan
1. Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pengujian kegagalan isolasi
cair
2. Praktikan mampu menjelaskan fenomena pre-breakdown dan breakdown pada isolasi
cair
3. Praktikan mampu menjelaskan pengaruh kualitas bahan isolasi cair terhadap besar
tegangan breakdown
4. Praktikan mampu menjelaskan pengaruh bentuk elektroda terhadap besar tegangan
breakdown pada isolasi cair
5. Praktikan mampu menjelaskan produk sampingan (byproduct) akibat breakdown pada
isolasi cair

II. Dasar Teori


1. Isolasi Cair
Dalam suatu sistem tenaga listrik, isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan
dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan sehingga tidak terjadi suatu
lompatan atau percikan muatan. Adanya lompatan muatan ini antara penghantar
bertegangan ini bisa menyebabkan suatu kegagalan dalam sistem tenaga listrik. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu sistem isolasi untuk mencegah terjadinya kegagalan yang
berupa lompatan muatan antar penghantar bertegangan.
Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan isolasi pada beberapa peralatan
dalam sistem tenaga misalnya tranformator, pemutus beban, kondensator, dll. Dalam
hal ini bahan isolasi cair berfungsi sebagai bahan pengisolasi sekaligus sebagai
pendingin. Karena itu persyaratan untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi
antara lain adalah memiliki tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.
Berikut adalah beberapa contoh dari isolasi cair yang digunakan di peralatan dalam
sistem tenaga adalah minyak transformator, minyak silikon, minyak kabel, dll. Untuk
kegiatan praktikum kali ini akan lebih fokus ke minyak transformator.
2. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang
dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagian bahan
isolasi minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus,
sedangkan sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas
yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak transformator
diharapkan akan mampu melindungi transformator dari gangguan. Berikut adalah
beberapa sifat yang harus dimiliki oleh minyak transormator
A. Sifat Minyak transformator
1) Sifat Fisik
- Kejernihan, minyak trafo memiliki suatu indeks kejernihan tertentu.
Dimana semakin jernih minyak trafo berarti bahwa masih belum banyak
terdapat suspensi atau endapan yang menyebabkan turunnya tegangan
tembus
- Viskositasi, nilai viskositas dari minyak trafo ini menurut standard
haruslah dibawah 18 Cst. Hal ini bertujuan untuk membuat sirkulasi berjalan
dengan baik dan bisa menjadi pendingin bagi inti dan kumparan pada
transformator
- Berat jenis, berat jenis yang rendah berarti partikel – partikel dalam
minyak trafo tidak mudah untuk mengendap
2) Sifat Elektrik
- Tahanan jenis ( resistivity ) , tahanan jenis disini sebagai parameter
yang menunjukkan adanya kontaminasi yang bersifat konduktif
- Tegangan tembus ( breakdown voltage ), suatu bahan isolasi yang baik
haruslah memiliki tegangan tembus minimal 30 kV
- Faktor kebocoran dielektrik, semakin tinggi nilainya maka semakin
banyak juga kontaminasi yang menyebabkan kebocoran dielektrik .

Minyak transformator sendiri mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon


yang terkandung dalam minyak transformator. Ini adalah senyawa hidrokarbon
parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain
ketiga senyawa diatas minyak transformator masih mengandung senyawa yang
disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil. Dalam pemakaiannya minyak
trafo ini bisa terjadi suatu kegagalan atau ketidaknormalan yang menyebabkan rantai
dari hidrokarbon ini terurai akibat adanya kegagalan isolasi.
3. Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair
Kegagalan dalam isolasi cair ini merupakan proses yang terjadi saat terdapat
lompatan muatan antara dua penghantar yang tidak terhubung. Berikut adalah teori
yang menjelaskan proses kegagalan dalam isolasi cair
A. Teori kegagalan elektronik
Teori ini menjelaskan bahwa kegagalan yang terjadi dalam dielektrik cair
terjadi karena terdapat suatu banjiran elektron (electron avalanche). Pancaran
medan elektron dari katoda di asumsikan bertabrakan dengan atom dielektrik cair.
Jika energi medan yang dihasilkan dari tabrakan sudah cukup besar, sebagian
elektron akan terlepas dari atom dan akan bergerak menuju anoda bersama
dengan elektron bebas. Banjiran elektron ini serupa dengan peluahan yang terjadi
pada gas dan peristiwa ini akan mengawali proses terjadinya kegagalan.
B. Teori kegagalan gelembung
Merupakan bentuk kegagalan zat cair yang disebabkan oleh adanya
gelembung - gelembung gas didalamnya. Penyebabnya adalah sebagai berikut
1) Bentuk elektroda yang tidak rata
2) Terjadinya tabrakan elektron, sehingga memunculkan suatu produk baru
berupa gelembung gas dalam bahan isolasi cair
3) Perubahan suhu dan tekanan pada zat cair
Munculnya gelembung – gelembung gas ini merupakan tanda – tanda bahwa
kegagalan total dalam isolasi cair akan terjadi.
C. Teori kegagalan bola cair
Jika terdapat medan listrik, maka molekul uap air yang terlarut memisah dari
minyak dan terpolarisasi membentuk suatu dipole. Jika jumlah molekul molekul
uap air ini banyak, maka akan tersusun semacam jembatan yang menghubungkan
kedua elektroda, sehingga terbentuk suatu kanal peluahan. Kanal ini akan
merambat dan memanjang sampai terjadi tembus listrik.
D. Teori kegagalan partikel padat
Merupakan jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya butiran ( Partikel )
zat padat didalam isolasi cair.

4. Partial Discharge
Akibat dari fenomena penyebab kegagalan isolasi yang sudah dijelaskan
sebelumnya adalah timbulnya suatu partial discharge. Hal ini merupakan fenomena
pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada
rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi
dalam isolasi tersebut. Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan
isolasi cair maupun bahan isolasi gas. Secara umum discharge terlihat sebagai pulsa
atau signal dengan durasi jauh lebih kecil dari 1µs. Ketika partial discharge terjadi, akan
menghasilkan beberapa gejala timbulnya energi yang dilepaskan, beberapa bentuk
dari energi tersebut antara lain :
- Elektromagnet : radio, cahaya dan panas
- Akustik : audio dan ultrasonik
- Gas : ozon dan oksida nitrat
Fenomena Partial discharge apabila terjadi secara terus menerus maka akan
menimbulkan panas berlebih pada daerah tertentu yang nantinya akan merusak
bahan isolasi dan mengarah kepada terjadinya kegagalan sistem.

5. Fenomena tegangan tembus ( breakdown voltage )


Suatu bahan isolasi dalam hal ini isolasi cair mempunyai elektron - elektron
yang saling terikat pada struktur molekul yang membentuk dielektrik cair tersebut.
Jika suatu tegangan diterapkan pada elektroda yang di celup pada isolasi cair maka
akan timbul medan listrik pada isolasi cair tersebut. Medan listrik yang muncul dari
elektroda bertegangan tinggi ini akan memberi gaya kepada elektron-elektron agar
terlepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas. Kemudian elektron bebas inilah
yang bisa memicu terjadinya banjiran elektron yang menyebabkan terjadinya
kegagalan tegangan tembus. Sehingga medan listrik ini merupakan beban yang
menekan isolasi cair agar berubah sifat menjadi konduktor.
A. Pengujian fenomena tegangan tembus
Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui kemampuan
minyak isolasi dalam menahan tegangan. Dalam pengujian fenomena
tegangan tembus ini digunakan dua elektroda yang dipisahkan oleh celah yang
diisi oleh bahan isolasi cair. Suatu sumber teganga tinggi disalurkan pada dua
buah elektroda yang dicelup pada minyak trafo. Sehingga akan menimbulkan
medan listrik yang akan mengionisasi elektron - elektron dan memberikan
gaya pada elektron yang terikat pada struktur molekul minyak trafo agar
terlepas dari ikatannya. Jika elektron yang terionisasi semakin banyak maka
akan terjadi banjiran elektron dan akan mengarah ke elektroda yang lain.
Banjiran elektron ini akan membentuk suatu jembatan konduktif. Jika
jembatan konduktif ini semakin besar maka akan terjadi peristiwa tembus
pada isolasi (breakdown). Beberapa hal yang mempengaruhi besar tegangan
tembus pada isolasi cair adalah sebagai berikut
- Kualitas bahan isolasi
Kualitas yang dimaksud disini adalah kemurnian dari bahan
isolasi cair. Kemurnian ini berarti bahan isolasi masih belum
terkontaminasi sesuatu yang bisa menurunkan kemampuan isolasi
dari bahan tersebut. Selain itu faktor usia pemakaian juga
berpengaruh terhadap ketahanan bahan isolasi terhadap suatu
tegangan tinggi
- Bentuk elektroda
Dua elektroda yang digunakan ini memiliki sebaran medan
yang berbeda. Dimana ketidakseragaman medan ini akan
berpengaruh kepada besaran tegangan tembus yang terukur dan
juga fenomena yang teramati. Semakin besar keseragaman
medan maka nilai tegangan tembus akan semakin besar. Hal ini
berarti kegagalan isolasi akan makin sulit untuk terjadi
- Jarak antar elektroda
Semakin jauh jarak antar elektroda berarti semakin banyak
pula bahan isolasi cair yang terlibat dalam proses isolasi. Hal ini
menyebabkan akan semakin susahnya terjadi proses kegagalan.
Sehingga dibutuhkan tegangan tembus yang besar.
B. Fenomena sebelum terjadinya tegangan tembus ( pre breakdown )
Proses sebelum terjadi tembus isolasi dimulai dengan menaikkan
tegangan uji secara bertahap dari tegangan rendah sampai tegangan
mendekati tegangan tembus isolasi. Saat sudah mendekati tegangan tembus
maka bisa memunculkan beberapa fenomena seperti bunyi desis, gelembung
udara, atau muncul busur api.
C. Fenomena saat terjadi tegangan tembus ( breakdown )
Terjadinya breakdown ini berarti sudah terjadi lompatan elektron dari
satu elektroda ke elektroda lainnya. Hal ini biasanya diikuti oleh munculnya
dentuman keras dan terlihatnya busur api penuh ( full arc ).
D. Fenomena setelah terjadinya tegangan tembus
Setelah fenomena breakdown terjadi akan terlihat beberapa
fenomena seperti munculnya gelembung gas, noda kehitaman pada bahan
isolasi cair, naiknya suhu pada bahan isolasi. Hal ini terjadi akibat adanya
tumbukan antar partikel yang bisa merusak susunan molekul yang ada pada
bahan isolasi sehingga memicu munculnya suatu produk baru.
III. Metode
Pada praktikum ini akan dilakukan uji kegagalan pada isolasi cair. Bahan isolasi yang
digunakan disini adalah minyak transformator. Digunakan beberapa parameter pembeda
yang akan diamati pengaruhnya terhadap fenomena breakdown. Perbedaan parameter
yang dimaksud adalah kemurnian bahan isolasi cair, bentuk elektroda, dan jarak antar
elektroda. Digunakan dua jenis tegangan uji yaitu tegangan tinggi AC dan tegangan tinggi
DC positif.
Pengujian ini dilakukan tidak berdasarkan standard procedure. Hal ini berpengaruh
pada data hasil praktikum yang tidak bisa dibandingkan dengan hasil pengujian lain yang
mengacu pada standard procedure.
1. Alat yang digunakan :
- High Voltage Testing Device: Control Board, AC Source (Testing Transformer),
dan DC Source (Silicon Rectifier and Stand, Smoothing Condenser, DC Voltage
Measuring Multiplier)
- Minyak Transformator Baru (Bening)
- Minyak Transformator Bekas (Keruh)
- Elektroda Bola
- Elektroda Jarum
- Hygrometer
- Barometer
- Thermometer
- Step Gauge
- Tongkat Grounding
2. Prosedur pengujian dan pengambilan data
Dalam praktikum kegagalan isolasi cair ini dilakukan 4 kondisi pengujian untuk
mengamati dampak dari parameter pembeda terhadap fenomena breakdown
voltage. Berikut adalah 4 kondisi pengujian :
A. Pengujian Isolasi Cair Bekas dengan Elektroda Bola-Bola
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi AC yang
dibangkitkan melalui Testing Transformer. Kemudian sisi High Voltage dari
trafo dihubungkan ke resistor 50 kΩ sebagai pembatas arus. Dari terminal
satu resistor dihubungkan ke elektroda bola 1. Kemudian elektroda bola 2
dihubungkan ke ground. kedua elektroda ini dimasukkan ke bahan isolasi
cair berupa minyak transformator bekas ( keruh ).
Untuk data yang diambil adalah berupa nilai tegangan breakdown,
fenomena pre breakdown, dan fenomena breakdown. Dilakukan juga
variasi jarak antar elektroda untuk melihat pengaruhnya terhadap data
yang akan diambil.
B. Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Bola-Bola
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi AC yang
dibangkitkan melalui Testing Transformer. Kemudian sisi High Voltage dari
trafo dihubungkan ke resistor 50 kΩ sebagai pembatas arus. Dari terminal
satu resistor dihubungkan ke elektroda bola 1. Kemudian elektroda bola 2
dihubungkan ke ground. kedua elektroda ini dimasukkan ke bahan isolasi
cair berupa minyak transformator baru ( bening ).
Untuk data yang diambil adalah berupa nilai tegangan breakdown,
fenomena pre breakdown, dan fenomena breakdown. Akan diamati
perbandingan pengaruh kemurnian dari bahan isolasi cair terhadap data
yang didapat.
C. Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat (AC Breakdown)
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi AC yang
dibangkitkan melalui Testing Transformer. Kemudian sisi High Voltage dari
trafo dihubungkan ke resistor 50 kΩ sebagai pembatas arus. Dari terminal
satu resistor dihubungkan ke elektroda 1 ( Jarum ). Kemudian elektroda 2
( bola ) dihubungkan ke ground. kedua elektroda ini dimasukkan ke bahan
isolasi cair berupa minyak transformator baru ( bening )
Untuk data yang diambil adalah berupa nilai tegangan breakdown,
fenomena pre breakdown, dan fenomena breakdown. Akan diamati
perbandingan perbedaan bentuk elektroda terhadap data yang diambil.
D. Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat (Positive DC
Breakdown)
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi DC yang
didapatkan dari menyearahkan tegangan tinggi AC yang dibangkitkan
melalui Testing Transformer. Kemudian sisi High Voltage dari trafo
dihubungkan ke resistor 50 kΩ sebagai pembatas arus. Dari terminal satu
resistor dihubungkan ke elektroda 1 ( Jarum ). Kemudian elektroda 2 ( bola
) dihubungkan ke ground. kedua elektroda ini dimasukkan ke bahan isolasi
cair berupa minyak transformator baru ( bening ).
IV. Data dan Analisis
1. Pengujian Isolasi Cair Bekas dengan Elektroda Bola-Bola

Pada pengujian ini digunakan elektrode bola – bola yang diberi bahan isolasi
cair berupa minyak transformator bekas ( keruh ). Tingkat kemurnian yang buruk yang
ditandai oleh keruhnya minyak trafo ini menunjukkan bahwa banyak partikel
kontaminasi yang menyebabkan buruknya kualitas bahan isolasi. Kemudian elektroda
yang digunakan merupakan elektroda bola – bola yang memiliki tingkat keseragaman
medan yang tinggi.
A. Tegangan tembus ( breakdown voltage )
Dari data diatas bisa dilihat bahwa nilai tegangan tembus akan
menurun disetiap pengujian. Hal ini disebabkan oleh ketidakmurnian dari
bahan isolasi cair yang menyebabkan nilai tegangan tembus yang rendah
dan cepat menurun seiring dengan penggunaan.
B. Fenomena pre breakdown

Dari pengamatan selama pengujian tidak teramati suatu fenomena


pre breakdown yang muncul. hal ini karena tingkat keseragaman medan
elektroda yang tinggi. Keseragaman tinggi ini membuat gejala yang
harusnya timbul saat mendekati proses breakdown tidak teramati dengan
baik.
C. Fenomena breakdown

Fenomena voltage breakdown terjadi saat terdengarnya bunyi


dentuman keras disertai dengan kenaikan arus dan tripnya MCB.
Terdapat juga suatu full arc yang terbentuk. Hal ini menandakan bahwa
adanya jembatan berupa lompatan muatan dari elektroda bola 1 ke
elektroda bola 2 yang terhubung ke ground.
D. Produk sampingan ( byproduct )

Setelah terjadinya breakdown akan muncul suatu produk sampingan


akibat dari percikan muatan. Percikan ini juga menimbulkan tabrakan
antar molekul yang memicu munculnya suatu gelembung udara.
Selain itu akibat adanya benturan keras ini juga bisa merusak rantai
hidrokarbon pada bahan isolasi minyak. Hal ini bisa dilihat dengan
munculnya bercak hitam pada bahan isolasi.

2. Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Bola-Bola

Pada pengujian ini digunakan elektroda bola – bola yang diberi bahan isolasi
cair berupa minyak transformator baru ( Jernih ). Tingkat kemurnian yang tinggi ini
berarti masih tidak ada suatu endapan partikel yang menurunkan kemampuan dari
bahan isolasi cair.
A. Tegangan tembus ( breakdown voltage )
Dari data diatas bisa dilihat bahwa nilai tegangan tembus memiliki
nilai yang cukup konsisten pada setiap pengujian. Hal ini dikarenakan
tingkat kemurnian bahan isolasi yang masih tinggi sehingga kemampuan
isolasinya masih sangat baik.
B. Fenomena pre breakdown

Dari hasil pengamatan tidak dapat suatu fenomena pre breakdown


yang teramati. Hal ini disebabkan oleh keseragaman medan yang tinggi.
Keseragaman tinggi ini membuat gejala yang harusnya timbul saat
mendekati proses breakdown tidak teramati dengan baik.
C. Fenomena breakdown

Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa fenomena yang terjadi sama
seperti pengujian sebelumnya yaitu munculny busur api penuh ( full arc )
dan gelembung gas. Munculnya full arc ini sebagi akibat dari partial
discharge.
D. Produk sampingan ( byproduct )

Setelah breakdown terjadi terlihat suatu bercak kehitaman yang


diakibatkan oleh rusaknya rantai hidrokarbon pada bahan isolasi cair.
Namun bercak hitam yang muncul tidak sebanyak pada isolasi bekas
dikarenakan pada isolasi bekas rantai hidrokarbon akan lebih mudah
untuk rusak akibat adanya benturan partikel. Sehingga memunculkna
bercak hitam yang lebih banyak.

3. Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat (AC Breakdown

Pada pengujian ini digunakan elektroda jarum - plat yang diberi bahan isolasi
cair berupa minyak transformator baru ( Jernih ). Ketidakseragaman medan yang tinggi
pada elektroda ini menyebabkan turunnya nilai tegangan tembus.
A. Tegangan tembus
Dari data diatas bisa dilihat bahwa nilai breakdown voltage pada
bahan isolasi menurun jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Hal
ini diakibatkan oleh tingginya ketidakseragaman medan pada elektroda
yang menyebabkan turunyya tegangan tembus isolasi.
B. Fenomena pre breakdown

Menurut pengamatan yang dilakukan bisa ditentukan bahwa


terdapat suatu fenomena pre breakdown yang muncul yaitu gelembung
gas, bunyi desingn dan juga muncul busur api. Namun munculnya busur
api ini bersifat non sustain ( tidak berkelanjutan ). Munculnya fenoma ini
akibat dari ketidakseragaman medan yang tinggi.
C. Fenomena breakdown

Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa fenomena yang terjadi sama
seperti pengujian sebelumnya yaitu munculny busur api penuh ( full arc )
dan gelembung gas. Munculnya full arc ini sebagi akibat dari partial
discharge.
D. Produk sampingan ( byproduct )

Dari pengujian ini bisa teramati juga gelembung gas dan muncul
bercak kehitaman yag merupakan akibat dari benturan muatan dan
lepasnya rantai hidrokarbon.

4. . Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat (Positive DC Breakdown)

Pada pengujian ini digunakan elektroda jarum – plat yang disambungkan ke


tegangan tinggi DC dan diberi isolasi cair berupa minyak trafo baru
A. Teganga tembus ( breakdown voltage )
Dari hasil pengamatan bisa dilihat nilai tegangan tembus seperti
tabel diatas. Nilai tegangan tembus ini relatif tidak stabil dikarenakan
sifat dari tegangan DC yang mengurangi keseragaman medan sehingga
nilai tegangan tembusnya cenderung tidak stabil.
B. Fenomena pre breakdown

Fenomena yang teramati adalah saat nilai tegangan diatas 30 kV akan


terdengar bunyi bising akibat adanya proses partial discharge. Selain itu
juga teramati partikel minyak yang bergerak akibat adanya gaya yang
dihasilkan oleh medan listrik.
C. Fenomena breakdown
Fenomena yang teramati saat terjadinya breakdown adalah muncul
suara dentuman keras yang diikuti oleh naiknya arus dan tripnya MCB.
D. Produk sampingan ( byproduct )
Setelah terjadinya breakdown terdapat produk sampingan berupa
bercak hitam dan gelembung. Dimana bercak hitam ini jika dibiarkan akan
terus bertambah dan merusak sifat isolasi dari bahan isolasi cair
V. Kesimpulan
1. Suatu isolasi cair dikatakan mengalamai kegagalan apabila terdapat lompatan muatan
antara 2 elektroda yang seharusnya tidak terhubung
2. Fenomena yang bisa teramati saat kondisi Pre breakdown ( bunyi bising, gelembung
gas ) maupun saat breakdown ( full arc, suara dentuman keras, naiknya suhu bahan
isolasi ) tergantung pada ketidakseragaman medan antar elektroda dan nilai tegangan
breakdown yang terjadi.
3. Semakin murni ( tidak terkontaminasi endapan atau partikel lain ) bahan isolasi cair
akan memiliki nilai tegangan tembus yang tinggi
4. Semakin tinggi ketidakseragaman medan antar elektroda, maka nilai tegangan
breakdown juga makin tinggi
5. Dalam proses breakdown bisa menimbulkan produk sampingan ( byproduct ) ini
diakibatkan oleh adanya benturan muatan yang sangat kuat sehingga bisa merusak
rantai hidrokarbon
Daftar Pustaka

1. https://www.teachmesoft.com/2018/12/penjelasan-mengenai-bahan-isolasi-cair.html
2. https://www.webstudi.site/2017/04/apa-itu-minyak-transformator-fungsi-dan.html
3. Chumaidi, Adib. 2012, “Analisis Kegagalan Minyak Isolasi Pada Transformator Daya Berbasis
Kandungan Gas Terlarut”.
4. Yuningtyastuti, Wibowo, wahyu kunto. “Analisis Karakteristik Breakdown Voltage Pada
Dielektrik Minyak Shell Diala B Pada Suhu 300c-1300c”. Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai