1.1 Breakdown
Didalam transformator daya digunakan dalam gardu induk, terdapat minyak
trafo yang berfungsi untuk memisahkan secara listrik kumparan primer dengan
kumparan sekundernya agar tidak terjadi tegangan tembus. Minyak trafo ini
memiliki tingkat isolasi yang lebih baik dibandingkan dengan udara bebas. Salah
satu parameter yang dapat menunjukan baik buruknya tingkat suatu bahan adalah
tegangan tembusnya
Gambar 1. Rangkaian Pengujian Tegangan Tembus Minyak
Untuk memasitikan kelayakn tegangan tembus dari minyak trafo tersebut
digunakan pengujian. Pengujian tegangan tembus minyak ini dilakukan dengan
memberi tegangan tinggi AC. Untuk membangkitkan tegangan tinggi arus bolak
balik, trafo uji yang digunakan adalah trafo satu fasa, hal ini disebabkan karena
pengujian biasanya dilakukan untuk setiap fasanya
Untuk mengetahui sampel minyak masih dalam keadaan baik maka dibutuhkan
hasil uji denga suatu standarisasi yang digunakan untuk minyak trafo adalah
standar IEC 156 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Standar yang biasa digunakan di lapangan adalah untuk trafo yang sudah
dipakai adalah 40 kV / 2,5 mm dan minyak baru adalah 50 kV/2,5 mm
1.1.3 Diagram Alir Pengujian Tegangan Tembus Minyak
Dimana:
Vb = tegangan tembus / Breakdown (kV)
A = Konstanta
D = panjang ruang celah (mm)
n = Konstanta yang nilainya kurang dari 1
1.1.6 Korelasi
1. Hubungan antara jarak sela elektroda tegangan tembus minyak adalah
berbanding lurus, artinya semakin besar jarak sela antar elektrodanya maka
semakin tinggi tegangan tinggi tegangan tembus yang terjadi pada minyak
2. Dengan jarak sela yang sama untuk jenis minyak yang berbeda memiliki
tegangan tembus yang berbeda pula tegangan tembus rata – rata pada minyak
pelumas lebih tinggi daripada tegangan tembus pada minyak kelapa.
1.2.1 Kegagalan Pada Isolasi Padat
Kegagalan isolasi padat terdiri dari :
A. Kegagalan asasi (intrinsik) terjadi jika diterapkan tegangan tinggi pada
lapisan dielektrik yang tipis. Hal ini terjadi pada waktu yang singkat dan disebabkan
karena medan listrik yang tinggi di mana elektron mendapat energi dari tegangan
luar sehingga melintasi celah yang terlarang sampai ke lapisan konduksi. Sifat
kegagaln ini adalah :
• Terjadi pada suhu yang rendah, suhu kamar atau lebih rendah. Kekuatan
kegagalan tidak bergantung pada bentuk gelombang dari tegangan yang diterapkan
dan terjadi pada waktu yang singkat.
• Kegagalan bergantung pada bentuk, besar dari spesimen dan bentuk dari
kegagalan.
E. Kegagalan Erosi
Pada pembuatan suatu isolasi dari kabel bawah tanah dan alat lainnya
kadang-kadang tidak sempurna, sehingga sering terdapat rongga dalam isolasi.
Rongga ini berisi udara atau benda lain, yang mempunyai kekuatan medan atau
kekuatan dielektrik yang berbeda dengan kekuatan dielektrik dari bahan isolasi.
Bila rongga berisi udara maka akan terdapat konsentrasi medan listrik. Karena itu,
pada nilai tegangan normal kekuatan medan pada rongga dapat bernilai melebihi
kekuatan kegagalan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kegagalan. Kekuatan
medan dalam reongga ditentukan oleh perbandingan dari permitivitas dan bentuk
rongga. Pada setiap pelepasan muatan terjadilah panas, dan lama kelamaan muka
dari rongga akan terjadi karbonisasi dan dapat merusak susunan kimia isolasi dan
terjadinya erosi. Mason dan Krueger melakukan percobaan pada suatu spesimen
berbentuk persegi panjang. Benda dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang
terdapat rongga dan bagian yang tidak rongga.