Anda di halaman 1dari 6

WORKSHOP TRANSMISI DAN DAN GARDU INDUK

TUGAS 3
“Proses Terjadinya Tegangan Tembus pada Isolator Gas”

Dosen :

Ir. Yahya Chusna Arif, M.T.

Disusun oleh :

Mardian Satria Budiarto

1303181006

2 D3 Elektro Industri A

TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2019/2020
I. Pendahuluan
Bahan isolasi cair merupakan bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik.
Bahan isolasi cair ini biasanya digunakan pada peralatan seperti transformator,
pemutus beban, rheostat, Pemutus Tenaga, switch gear. Bahan isolasi cair memiliki
dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan atau pengisolasi
dan juga sebagai pendingin. Oleh karena itu agar dapat digunakan, isolasi cair harus
memiliki tegangan tembus yang tinggi sebagai salah satu syaratnya.
Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama
adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum
Paschen. Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan
secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self
healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama
isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.
Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi ketembusan minyak
transformator seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan,
perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh kekuatan
dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau
minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak
transformator.
Ketembusan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan
karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya
kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada
prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress)
yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak
tembus. Dalam struktur molekul material isolasi, elektronelektron terikat erat pada
molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang
disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka
sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan
tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul
lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan
berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti
adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan
tembus.

II. Sifat-Sifat Listrik Cairan Isolasi


Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi
ketidakmurnian di dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses
kegagalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya
partikel padat, uap air dan gelembung gas.
Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah:
 Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan
dalam kondisi tekanan listrik (electric stress ) yang tinggi.
 Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas
relatifnya. Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif
karena merupakan campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki
permitivitas kira-kira 2 atau 2.5. Ketidakbergantungan permitivitas
subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak
dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air
memiliki permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki
permitivitas 5 untuk gelombang mikro. Hal ini dapat dilihat dari
persamaan berikut :

𝐷 = 𝜀. 𝐸
dengan
D = Kerapatan fluks listrik ( C/m2)
ɛ = Konstanta dielektrik (r. ɛ0)
E = Medan listrik(N/C)
 Faktor daya : Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak
balik dan tinggi akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi
berbeban terdapat sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai
ukuran rugi rugi daya merupakan parameter yang penting bagi kabel dan
kapasitor. Minyak transformator murni memiliki faktor dissipasi yang
bervariasi antara 10-4 pada 20°C dan 10-3 pada 90°C pada frekuensi 50
Hz.
 Resistivitas : Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila
resitivitasnya lebih besar dari109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi
resistivitas yang diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m
atau lebih. (W=ohm) Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh ASTM
yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa suatu bahan isolasi harus
memiliki tegangan tembus sebesar kurang lebih 30 kV untuk lebar sela
elektroda 1 mm, dengan kata lain kekuatan dielektrik bahan isolasi
kurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar ASTM D-1816
suatu bahan isolasi harus mampu menahan tegangan sebesar 28 kV
untuk suatu lebar sela elektroda sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan
standar yang diterima secara internasional dan harus dipenuhi oleh suatu
bahan yang dikategorikan sebagai suatu bahan isolasi

III. Mekanisme Kegagalan Pada Isolasi Cair (Minyak)


Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi
ketidakmurnian di dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses
kegagalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya
partikel padat, uap air dan gelembung gas.
Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui
dibandingkan dengan teori kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan
karena sampai saat ini belum didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses
kegagalan dalam zat cair yang benar-benar sesuai antara keadaan secara teoritis
dengan keadaan sebenarnya. Teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi menjadi
empat jenis sebagai berikut:

a) Teori Kegagalan Elektronik


Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas, artinya
proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan
yang terjadi dalam gas. Oleh karena itu supaya terjadi kegagalan
diperlukan elektron awal yang dimasukkan kedalam zat cair. Elektron
awal inilah yang akan memulai proses kegagalan.
b) Teori Kegagalan Gelembung Gas
Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan zat
cair yang disebabkan oleh adanya gelembung – gelembung gas di
dalamnya. Gelembumg – gelembung gas yang ada dalam cairan
tersebut akan memanjang searah dengan medan. Hal ini disebabkan
karena gelembung – gelembung tersebut berusaha membuat energi
potensialnya minimum. Gelembung – gelembung yang memanjang
tersebut kemudian akan saling sambung – menyambung membentuk
jembatan yang akhirnya akan mengawali proses kegagalan.

c) Teori Kegagalan Bola Cair


Jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain,
maka dapat terjadi kegagalan akibat ketakstabilan bola cair tersebut
dalam medan listrik. Medan listrik akan menyebabkan tetesan bola cair
yang tertahan didalam minyak yang memanjang searah medan dan pada
medan yang kritis tetesan ini menjadi tidak stabil. Setelah menjadi tidak
stabil bola cair yang tertahan dan bila panjangnya telah mencaai dua
pertiga celah eletroda maka saluran – saluran lucutan akan timbul.
Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang memanjang
sehingga menghasilkan kegagalan total.

d) Teori Kegagalan Tak Murnian Padat


Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan
oleh adanya butiran zat padat (partikel) di dalam isolasi cair yang akan
memulai terjadi kegagalan.
IV. Kekuatan Kegagalan
Dari semua teori yang membahas tentang kegagalan zat cair tidak
memperhitungkan hubungan antara panjang ruang celah (sela) dengan kekuatan
peristiwa kegagalan. Semuanya hanya membahas tentang kekuatan kegagalan
maksimum yang dicapai. Namun dari semua teori diatas dapat ditarik suatu
persamaan baru yang berisi komponen panjang ruang celah dan komponen
kekuatan peristiwa kegagalan pada benda cair, yaitu

𝑉 = 𝐴. 𝑑. 𝑛
dimana:
d : panjang ruang celah
A : konstanta
n : juga konstanta yang nilainya < 1

V. Daftar Pustaka
https://dickyoko.blogspot.com/2016/05/jenis-kegagalan-breakdown-pada-
bahan.html
https://yoyok-cahelektro.blogspot.com/2013/01/isolator-cair.html
https://ancharyu.wordpress.com/2010/02/27/isolator-cair/
https://wahyuoki26.blogspot.com/2016/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
https://jendeladenngabei.blogspot.com/2013/04/dengan-berkembangnya.html

Anda mungkin juga menyukai