Anda di halaman 1dari 5

DASAR TEORI

PENGUJIAN BAHAN ISOLASI GAS (UDARA)


Keperluan panel daya listrik untuk peralatan sector daya di
gardu induk transmisidan distribusi, gardu induk,gardu pabrik
dan gardu pembangkit dan dipusat - pusat beban listrik yang
sangat banyak, telah memberi dorongan untuk memahami
perawatannya. Juga penciptaan system daya tegangan serta
pemasangannya.
Cara pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel cara
perawatan kekuatan rangka dan dinding panel, cara perawatan
kekuatan rangka dan dinding panel, kemungkinan kesalahan
hubung singkat, semua hal tersebut menjadi pertimbangan
dalam mendesain panel daya listrik menengah. Pada panel
berisolasi udara factor kelembaban, kontaminasi, masuknya gas
eksplosif uap korosif, debu, binatang-binatang kecil masih
merupakan suatu masalah. Dengan menggunakan gas SF6
sebagai isolasi komponen utama, didalam panel baja kedap
udara maka semua komponennya terlindung dari faktor - faktor
diatas. Busbar panel diletakkan dalam selubung isolasi perfasa.
Sambungan panel dengan panel atau blok panel diberikan
dengan menggunakan busbar sumber
Ca berbasis semi
konduktif. Sifat isolasi SF6 menghambat percikan api di kontak kontak tetap.
Penggunaan panel-panel dengan isolasi gas mempunyai
kemungkinan terjadi kegagalan isolasi antara lain disebabkan
oleh partial discharge. Partial discharge (pelepasan partial)
merupakan peristiwa pelepasan atau loncatan bunga api listrik
yang terjadi pada suatu bagian isolasi pada rongga dalam atau
permukaan sebagai akibat adanya beda potensial tinggi dalam
isolasi tersebut partial discharge dapat terjadi bahan isolasi
padat maupun gas.
Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik. Isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan dua
atau lebih penghantar listrik yang bertegangan sehingga antara
penghantar penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik
atau percikan. Bahan isolasi akan mengalami pelepasan muatan
yang merupakan bentuk kegagalan listrik apabila tegangan yang
diterapkan melampaui kekuatan isolasinya. Kegagalan yang
terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan
kerusakan alat sehingga kontinuitas sistem terganggu. Proses
yang terpenting dalam mekanisme primer adalah proses katoda,
pada proses ini diawali dengan pelepasan elektron oleh suatu
elektroda yang diuji, peristiwa ini akan mengawali terjadinya
kegagalan percikan (spark breakdown). Elektroda yang memiliki
potensial rendah (katoda) akan menjadi elektroda yang
melepaskan
elektron.
Elektron
awal
yang
dibebaskan

(dilepaskan) oleh katoda akan memulai terjadinya banjiran


elektron dari permukaan katoda. Jika jumlah elektron yang
dibebaskan makin lama makin banyak atau terjadinya
peningkatan banjiran maka arus akan bertambah dengan cepat
sampai terjadi perubahan pelepasan dan peralihan pelepasan ini
akan menimbulkan percikan (kegagalan) dalam gas.
Udara merupakan bahan isolasi yang banyak digunakan
pada peralatan tegangan tinggi misalnya pada arrester sela
batang yang terpasang di saluran transmisi, selain itu udara juga
digunakan sebagai media peredam busur api pada pemutus
tenaga (CB = Circuit Breaker).
Sementara bahan isolasi cair banyak digunakan sebagai
isolasi dan pendingin pada trafo karena memiliki kekuatan isolasi
lebih tinggi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai tegangan
tembus yang terjadi pada media isolasi udara dan minyak
cenderung meningkat seiring pertambahan jarak sela. Selain itu
juga dilakukan pengujian pada minyak bekas dan minyak baru.
Hasil pengujian menunjukkan tegangan tembus pada minyak
baru lebih tinggi daripada minyak bekas dan tegangan tembus
isolasi udara lebih kecil daripada tegangan tembus minyak.
Partial discharge dari kegagalan bahan isolasi
Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa
pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu
bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan)
sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi
tersebut Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat,
bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas. Mekanisme
kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi kegagalan asasi
(intrinsik), elektro mekanik, streamer, thermal dan kegagalan
erosi. Kegagalan pada bahan isolasi cair disebabkan oleh adanya
kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya bahan
isolasi cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme townsend dan
mekanisme streamer merupakan penyebab kegagalan. Dari
uraian di atas menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini
berkaitan dengan adanya partial discharge.
Pengukuran partial discharge pada peralatan tegangan
tinggi merupakan hal yang sangat penting karena dari data data
yang diperoleh dan interpretasinya dapat ditentukan reability
suatu peralatan yang disebabkan oleh penuaan (agging) dan
resiko kegagalan dapat dianalisa. Spesifikasi pengujian partial
discharge tergantung pada tipe peralatan tes dan bahan isolasi
yang digunakan pada proses konstruksi suatu peralatan.
Adanya partial discharge di dalam bahan isolasi dapat
ditentukan dengan tiga metode yaitu : dengan pengukuran
tegangan pada objek, dengan pengukuran arus di dalam
rangkain luar dan mengukur intensitas radiasi gelombang

elektromagnetik yang disebabkan karena adanya partial


discharge.
Mekanisme Kegagalan Isolasi Gas
Proses dasar dalam kegagalan isolasi gas adalah ionisasi
benturan
oleh
elektron.
Ada dua jenis proses dasar yaitu :
Proses primer, yang memungkinkan terjadinya banjiran
elektron
Proses
sekunder,
yang
memungkinkan
terjadinya
peningkatan banjiran elektron
Pada saat penerapan tegangan dilakukan, bermacam
fenomena terjadi dalam dielektrik gas. Ketika tegangan yang
diterapkan adalah rendah, maka arus yang mengalir diantara
elektroda tersebut adalah kecil sehingga isolator masih dapat
menahan sifat listriknya. Akan tetapi bila arus yang diterapkan
adalah besar, maka arus yang mengalir dalam elektroda
meningkat tajam dan ini menyebabkan terjadinya
suatu
kegagalan listrik, yang mana ditandai dengan pelepasan, yang
mana ditandai dengan pelepasan muatan listrik (discharge).
Kegagalan
ini
menyebabkan
hilangnya
tegangan
dan
mengalirnya arus dalam bahan isolasi.
1.
Pelepasan yang bertahan sendiri (self-sustaining
discharge), dan
2.
Pelepasan yang tidak bertahan sendiri (non-selfsustaining discharge)
Mekanisme kegagalan gas, yang biasa disebut percikan,
adalah peralihan dari pelepasan tak bertahan ke berbagai jenis
pelepasan yang tak bertahan ke berbagai jenis pelepasan yang
bertahan sendiri. Percikan (spark) biasanya terjadi secara tibatiba.
Sifat mendasar dari kegagalan percikan (spark breakdown)
adalah bahwa tegangan pada sela jatuh menurun karena proses
yang menghasilkan kehantaran (conductivity) tinggi antara
anoda dan katoda. Pada saat ini dikenal dengan dua mekanisme
kegagalan gas, yaitu :
1. Teori/mekanisme Townsend, dan
2. Teori/mekanisme Streamer (Kanal).
Bermacam-macam kondisi fisik dalam gas seperti :
tekanan, temperatur (suhu), sifat dasar elektroda, permukaan
alami elektroda dan tersedianya partikel-partikel penghantar
dianggap sebagai dasar yang menentukan dalam terjadinya
proses ionisasi.
1. Mekanisme Kegagalan Townsend
Pada proses primer, elektron yang dibebaskan bergerak
cepat sehingga timbul energi yang cukup kuat untuk
menimbulkan banjiran elektron. Jumlah elektron Ne pada lintasan
sejauh dx akan bertambah dengan dNe, sehingga elektron bebas

tambahan yang terjadi dalam lapisan dx adalah dNe = Ne.dx .


Ternyata jumlah elektron bebas dNe yang bertambah akibat
proses ionisasi sama besarnya dengan jumlah ion positif
dN+ baru yang dihasilkan, sehingga
dNe = dN+ = Ne.(t).dt;
dimana
:

: koefisien ionisasi Townsend


dN+ : junlah ion positif baru yang dihasilkan
Ne
: jumlah total elektron
Vd
: kecepatan luncur elektron
Pada medan uniform, konstan, Ne = N0, x = 0 sehingga
Ne = N0 x . Jumlah elektron yang menumbuk anoda per detik
sejauh d dari katoda sama dengan jumlah ion positif yaitu N + =
N0 x
Jumlah elektron yang meninggalkan katoda dan mencapai
anoda
adalah
:

Arus ini akan naik terus sampai terjadi peralihan menjadi


pelepasan yang bertahan sendiri. Peralihan ini adalah percikan
dan
diikuti oleh perubahan arus dengan cepat
dimana karena d >> 1 maka 0 d secara teoritis
menjadi tak terhingga, tetapi dalam praktek hal ini dibatasi oleh
impedansi rangkaian yang menunjukkan mulainya percikan.
I 0exp(d )
I
1 [exp(d ) 1]
Persamaan di atas menjelaskan rata-rata total arus dalam
celah sebelum kegagalan terjadi. Pada jarak antara elektroda d
yang semakin besar, angka persamaan mendekati nol. Dan pada
saat jarak kritis d = d, maka :
1 [ exp (d) 1 ] = 0
Untuk harga d < ds , I dianggap sama dengan I 0 dan jika
sumber supply eksternal I0 dipindahkan, maka I akan menjadi nol.
Jika d = ds, 1 dan arus hanya dibatasi oleh tahanan dari
power supply rangkaian luar. Maka kondisi ini disebut mekanisme
kegagalan Townsend. Mekanisme ini dapat dituliskan sebagai:
d = ds, I
Umumnya, nilai exp(d) adalah besar dan karenanya
persamaan di atas direduksi menjadi :
[ exp (d) 1 ] = 1
Pada keadaan celah ruangan dan pemberian tekanan pada
nilai tegangan V, dimana nilai yang diberikan yaitu d adalah
memenuhi dalam kriteria kegagalan, maka ini disebut sebagai
gagal percikan V, dan jarak ds, disebut jarak percikan.

Mekanisme Townsend menjelaskan tentang fenomena


kegagalan yang hanya terjadi pada tekanan yang rendah lebih
tepatnya untuk P dan d (tekanan gas dan lebar celah), dan ini
bernilai sebesar 1000 torr-cm ke bawah.
2. Mekanisme Kegagalan Streamer
Ciri utama kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah
besar foto ionisasi molekul gas dalam ruang di depan streamer
dan pembesaran medan listrik setempat oleh muatan ruang ion
pada ujung streamer. Muatan ruang ini menimbulkan distorsi
medan dalam sela. Ion positif dapat dianggap stasioner
dibandingkan elektron-elektron yang begerak cepat dan banjiran
elektron terjadi dalam sela dalam awan elektron yang
membelakangi muatan ruang ion positif. Medan Er yang
dihasilkan oleh muatan ruang ini pada jari jari R adalah

Pada jarak dx, jumlah pasangan elektron yang dihasilkan


adalah x dx sehingga :

R adalah jari jari banjiran setelah menempuh jarak x,


dengan
rumus
diffusi
R= (2Dt).
Dimana t = x/V sehingga
Dimana :
N
: kerapatan ion per cm2,
e
: muatan elektron ( C ),
0 : permitivitas ruang bebas,
R
: jari jari (cm),
V
: kecepatan banjiran, dan
D
: koefisien diffusi.
Lokasi dan Pengukuran Partial Discharge
Partial
discharge
yang
merupakan
peristiwa
pelepasan/loncatan bunga api listrik pada suatu bagian dari
bahan isolasi padat kemungkinan terjadinya meliputi pada :
Rongga terhubung langsung pada elektroda
Rongga dalam isolasi
Rongga yang dipisahkan oleh elektroda
Permukaan elektroda
Titik elektroda yang berbentuk kanal
Rongga isolasi yang berbentuk kanal

Anda mungkin juga menyukai