Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada kemajuan teknologi tegangan tinggi , isolasi listrik memegang peranan yang
sangat penting dalam teknik tegangan tinggi. Isolasi listrik sangat diperlukan untuk
menunjang keandalan didalam penyaluran tegangan listrik. Isolasi listrik diperlukan untuk
memisahkan bagian-bagian yang bertegangan pada suatu penghantar jaringan tegangan
tinggi, sehingga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada masyarakat yang ada
pada areal yang terkena tegangan tinggi.
Isolasi listrik pada sistem transmisi tenaga listrik dalam mengisolasi atau
mengamankan konduktor dari tegangan membutuhkan suatu koordinasi isolasi. Koordinasi
isolasi yang merupakan korelasi kekuatan isolasi peralatan sistem tenaga listrik, Di satu pihak
dengan alat-alat proteksinya dilain pihak, sehingga peralatan sistem tenaga listrik terlindungi
dari bahaya-bahaya tegangan lebih secara ekonomis. Koordinasi isolasi didalam teknik
tegangan tinggi mempunyai tujuan untuk perlindungan terhadap peralatan dan penghematan.
Jenis-jenis isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan tinggi antara lain : isolasi
udara (gas), isolasi padat, isolasi cair. Dalam hal ini lebih diberatkan pada isolasi udara (gas).
Isolasi udara (gas) aplikasinya lebih banyak digunakan pada isolasi saluran transmisi udara.
Dalam pemilihan bahan isolasi lebih diberatkan pada keandalan dari bahan isolasi itu
sendiri maupu biaya operasional dari isolasi itu sendiri. Salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan memilih bahan isolasi yang cocok digunakan pada suatu peralatan tegangan tinggi
dengan memperhitungkan keandalan dan keserhanaan dari isolasi itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat masalah yang timbul dari latar belakang laporan di atas maka timbul
suatu permasalahan yaitu:
1. Bagaimana cara isolasi udara (gas) dalam mengisolasi atau mengamankan peralatan
tegangan tinggi ?
2. Bagaimana aplikasi dari isolasi gas pada peralatan pengaman maupun pada sakelar
pemisah ?
3.

1.3 Tujuan Pembuatan


Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui fungsi dari isolasi udara (gas).
2.Untuk mengetahui kemampuan dari isolasi udara pada saluran transmisi udara dengan
isolasi gas.

1.4 Manfaat Pembuatan


Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
fungsi dan kemampuan dari isolasi udara (gas) dalam mengisolasi dan mengamankan
konduktor dari tegangan lebih.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Dengan melihat permasalahan yang ada dan menghindari terjadinya perluasan
masalah, maka perlu adanya pembatasan dimana pada penulisan makalah ini akan membahas
mengenai :
1. Isolasi udara pada saluran udara
2. Jenis dan kegagalan pada isolasi gas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Isolasi
Isolasi merupakan suatu peralatan yangyang digunakan sebagai pembatas dan
pengaman pada peralatan listrik yang mempunyai kekuatan listrik yang cukup untuk
menjamin faktor keselamatan yang diperlukan pada saat peralatan listrik tersebut beroperasi
maupun tidak beroperasi.bahan isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan tinggi
dibedakan menjadi : bahan isolasi gas, bahan isolasi padat, bahan isolasi cair. Dalam
pembahasan kali ini lebih diberatkan pada jenis bahan isolasi gas.bahan isolasi gas digunakan
sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai media penyalur panas. Bahan isolasi gas dapat
berupa udara, sulphur hexa fluorida (SF6) dan gas-gas lainnya yang lazim digunakan di
dalam teknik listrik.
2.1.1 Isolator gas dan bagiannya
Isolator adalah salah satu komponen terpenting yang harus di ketahui dalam hal
keelektonikaan. Isolator terbagi atas beberapa macam salah satunya yaitu isolator gas.
Pada umumnya isolator gas digunakan sebagai media isolasi dan penghantar panas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada isolator gas ini adalah ketidakstabilan temperatur,
ketidaknormalan sifat kedielektrikan pada tekanan yang tinggi dan resiko ledakan dari gas
yang digunakan.
Berdasarkan kekuatan dielektrik,rugi-rugi dielektrik, stabilitas kimia,korosi, dll, isolator gas
dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Gas sederhana, contohnya :
a. Udara
b. Nitrogen
c. Helium
d. Hidrogen ,dan lain-lain

2. Gas Oksida, contohnya :


a. Gas karbondioksida
b. Gas Sulphur dioksida

3. Gas Hidrokarbon, contohnya :


a. Methana
b. Ethana
c. Propana dan lain-lain

4. Gas Elektronegatif, contohnya :


a. Gas Sulphur hexaflorida
b. CH2Cl2

Dalam pemilihan jenis isolator gas yang dipergunakan, perlu diperhatikan sifat dari
kedielektrikan gas yang digunakan pada temperatur dan tekanan dimana gas tersebut akan
digunakan sebagai media isolasi.
Beberapa sifat dari isolator gas sebagai media isolasi yang perlu diperhatikan antara
lain yaitu :
1. Sifat Kelistrikan, yang mencakup antara lain :
a. Tahanan isolasi
b. Kekuatan Dielektrik
c. Faktor Daya
d. Konstanta Dielektrik
e. Rugi-rugi dielektrik
2. Temperatur,
3. Sifat Kimia, dan
4. Sifat Mekanis
a. kerapatan volume
b. viskositas
c. absorpsi kelembaman
d. tekanan permukaan,dll

Mekanisme Kegagalan Isolasi Gas Dalam mekanisme tembus listrik bahan isolasi,ada
beberapa peristiwa/proses yang berperan di dalamnya, antara lain :

a. Ionisasi, yaitu peristiwa terlepasnya elektron dari ikatan atom netral sehingga
menghasilkan satu elektron bebas dan ion positif
b. Deionisasi, yaitu peristiwa dimana satu ion positif menangkap elektron bebas
sehingga ion positif tersebut menjasi atom netral
c. Emisi, yaitu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam menjasi elektron
bebas Proses dasar dalam kegagalan isolasi gas adalah ionisasi benturan oleh elektron.
Ada dua jenis proses dasar yaitu :
• Proses primer, yang memungkinkan terjadinya banjiran elektron
• Proses sekunder, yang memungkinkan terjadinya peningkatan banjiran elektron
Saat ini dikenal dua mekanisme kegagalan gas yaitu :
• Mekanisme Townsend
• Mekanisme Streamer

2.1.1 Mekanisme Kegagalan Townsend


Pada proses primer, elektron yang dibebaskan bergerak cepat sehingga timbul energi yang
cukup kuat untuk menimbulkan banjiran elektron. Jumlah elektron Ne pada lintasan sejauh
dx akan bertambah dengan dNe, sehingga elektron bebas tambahan yang terjadi Ne.dx .
Ternyata jumlah elektron bebas α dalam lapisan dx adalah dNe = dNe yang bertambah akibat
proses ionisasi sama besarnya dengan jumlah Ne.(t).dt; α ion positif dN+ baru yang
dihasilkan, sehingga dNe = dN+ = dimana :
α : koefisien ionisasi Townsend
dN+ : jumlah ion positif baru yang dihasilkan Ne : jumlah total elektron
Vd : kecepatan luncur elektron
konstan,Ne = N0, x = α Pada medan uniform,x α ε Ο sehinggaNe = NO Jumlah elektron yang
menumbuk anoda per ε detik sejauh d dari katoda sama dengan jumlah ion positif yaitu N+ =
N0 x α
Jumlah elektron yang meninggalkan katoda dan mencapai anoda adalah :
Arus ini akan naik terus sampai terjadi peralihan menjadi pelepasan yang bertahan sendiri.
Peralihan ini adalah percikan dan dα ε diikuti oleh perubahan arus dengan cepat dimana
karena >> d secara teoritis menjadi tak terhingga, tetapi α ε O À1 maka dalam praktek hal ini
dibatasi oleh impedansi rangkaian yang menunjukkan mulainya percikan.

2.1.2 Mekanisme Kegagalan Streamer


Ciri utama kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah besar foto ionisasi molekul gas
dalam ruang di depan streamer dan pembesaran medan listrik setempat oleh muatan ruang ion
pada ujung streamer. Muatan ruang ini menimbulkan distorsi medan dalam sela. Ion positif
dapat dianggap stasioner dibandingkan elektron-elektron yang begerak cepat dan banjiran
elektron terjadi dalam sela dalam awan elektron yang membelakangi muatan ruang ion
positif. Medan Er yang dihasilkan oleh muatan ruang ini pada jari jari R adalah :
Pada jarak dx, jumlah pasangan x dx sehingga : α ε α elektron yang dihasilkan adalah R
adalah √jari jari banjiran setelah menempuh jarak x, dengan rumus diffusi R= (2Dt).
Dimana t = x/V sehingga

dimana :

N : kerapatan ion per cm2, e : muatan elektron ( C ), 0 : permitivitas ruang bebas,ε R : jari jari
(cm), V : kecepatan banjiran, dan D : koefisien diffusi.

2.1.2 Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai tegangan tembus
yang cukup besar yaitu 30 kV / cm. Contoh yang mudah dapat dijumpai pada JTR,
JTM, dan JTT antara hantaran yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan udara.
Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk udara tidak linier seperti
ditunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Vt = f (celah udara) pada p = 1 atm, F = 50 Hz


Kalau dua buah elektroda yang dipisahkan dengan udara mempunyai beda
tegangan yang cukup tinggi yaitu tegangan yang melebihi tegangan tembus, maka
akan timbul loncatan bunga api. Bila tegangan tersebut dinaikkan lagi, maka akan
terjadi busur api.
Jika terdapat dua buah elektroda berbentuk bulat dipisahkan dengan udara yang jaraknya
cukup besar untuk harga tegangan dan memungkinkan terjadinya ionisasi pada udara
sekitarnya maka terbentuklah ozon. Pada sekitar elektroda tersebut akan timbul sinar
terang kebiru-biruan yang disebut korona.
Besarnya tegangan tembus pada udara dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara. Secara
umum, makin besar tekanannya, makin besar juga tegangan tembusnya. Tetapi untuk
keadaan pakem justru tegangan tembus akan menjadi lebih besar. Keadaan yang demikian
inilah yang digunakan atau diterapkan pada beberapa peralatan listrik.
2.1.3 Sulphur Hexa Fluorida

Sulphur hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur sulphur dengan
fluor dengan reaksi eksotermis:
S + 3 F2 SF2 + 262 kilo kalori.
Molekul SF6 seperti ditunjukkan pada gambar 2.2

Terlihat pada gambar 2.2 bahwa molekul SF6 mempunyai 6 atom fluor yang
mengelilingi sebuah atom sulphur, di sini masing-masing atom fluor mengikat 1 buah
elektron terluar atom sulphur. Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert atau stabil
seperti halnya gas mulia.
Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis 6,139 kg /
m3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu nol derajat celsius dan tekanan 1 atmosfir.
Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak larut dalam air, tidak beracun, tidak
berwarna dan tidak berbau. SF6 juga merupakan bahan isolasi8 yang baik yaitu 2,5 kali
kemampuan isolasi udara. Perbandingan SF6 dengan beberapa gas lain seperti tercantum
pada tabel : 2.1
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa untuk pembentukan SF6 menjadi Sulphur dan
Fluor memerlukan panas dari sekelilingnya sebesar 262k . kalori / molekul.
Hal ini tepat sekali digunakan untuk bahan pendinginan pada peralatan listrik yang
menimbulkan panas atau bunga api pada waktu bekerja , misalnya: sakelar pemutus beban.
Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar
pemutus beban adalah :
a) Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada
prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api adalah tampa memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang
terjadi.
b) Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan
mudah dideteksi.
c) Penguraian pada waktu pemadaman busur api maupun pembentukannya kembali
setelah pemadaman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsur pembentuknya).
d) Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitasnya tetap
rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur
api tidak stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan
antar kontak
e) Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan
dielektriknya naik secara bertahap.
f) Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan
adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.
Dibawah ini terdapat pendapat beberapa ahli tentang isolator gas. Yaitu Brophy, John R.
(Valencia, CA), dkk.
1. Sebuah isolator tegangan tinggi gas yang terdiri dari: elemen pertama memiliki bahan
dielektrik sumbu dan membentuk inti dengan sebagian besar permukaan luar silinder
berpusat pada kata kata sumbu inti mempunyai dasar memperluas permukaan inti
dalam pesawat secara substansial tegak lurus terhadap sumbu . kedua berbentuk
cangkir sebagian besar unsur bahan dielektrik yang mencakup lengan baju yang erat
kata mengelilingi inti dan secangkir dasar dengan permukaan yang menghadap
upwardly yang terletak di bawah facewise kata terhadap permukaan inti. kata inti
memiliki substansial memperluas lubang yang sejajar dengan sumbu untuk kata kata
bawah permukaan inti, kata sebuah alur di bawah permukaan inti kata yang
memanjang hingga ke permukaan silinder luar, dan sebagian besar di kata alur heliks
silinder yang memiliki permukaan luar ujung bawah kata berkomunikasi dengan alur
di kata bawah permukaan inti dan ujung atas yang berlawanan dan berarti termasuk
elemen konduktif listrik, membentuk lorong-lorong berkomunikasi dengan kata inti
lubang dan ujung atas kata sebagian besar alur heliks, untuk melewati therethrough
gas.
2. Sebuah isolator tegangan tinggi gas yang terdiri dari: elemen pertama yang mencakup
inti bahan dielektrik memiliki silinder pinggiran dan memiliki berseberangan
termasuk bagian bawah. elemen kedua yang meliputi bahan dielektrik lengan
memiliki lubang silinder diameter yang sama seperti kata inti dan yang erat kata
menerima inti, kata membentuk elemen kedua dari bawah permukaan di bagian
bawah kata lubang, ujung bawah kata inti berbohong facewise melawan kata bawah
permukaan. kata inti memiliki alur heliks secara substansial di pinggiran, membentuk
sebagian besar kata heliks bagian antara inti dan lengan, kata heliks bagian atas dan
bawah memiliki berakhir. kata inti memiliki sumbu silinder berpusat pada periferal
dan mengatakan sebagian besar inti memiliki lubang vertikal dengan memperluas atas
kata yang sejajar dengan sumbu untuk kata inti bagian bawah, kata bagian bawah kata
heliks kata bagian inti berbaring di bagian bawah, dan berkata inti telah alur di bagian
bawah kata inti yang memanjang dari kata vertikal dasar lubang untuk kata akhir kata
heliks bagian. berarti membentuk lorong digabungkan untuk kata atas kata akhir
heliks bagian untuk melewati gas yang melewati kata heliks bagian dan sepasang
masing-masing anggota konduktif listrik digabungkan ke puncak kata lubang vertikal
dan untuk berkata berarti membentuk sebuah lorong.
Gambar 2.3 Bentuk Isolator Gas

Gambar 2.4 Contoh Isolator gas

2.1.3 Gas-gas Lain


Gas bentukan fluoro organik misalnya C7F14, C7F8, C14 F24 mempunyaitegangan
tembus yang tinggi, berkisar antara 6 sampai 10 kali tegangan tembus udara. Ini berarti gas-
gas tersebut baik sekali untuk bahan isolasi misalnya: pada alat-alat pemutus.
Tampak pada tabel 2.1 bahwa hidrogen merupakan gas yang ringan walaupun
tegangan tembusnya tidak terlalu tinggi tetapi bagus untuk pendinginan karena konduktivitas
termalnya tinggi. Pada mesin-mesin listrik yang besar, penggunaan hidrogen sebagai
pendingin (misalnya : pada generator turbo, kondensor sinkron) dapat mengurangi rugi-rugi
pada belitannya. Dengan demikian daya guna mesin dapat naik. Di samping itu kebisingan
dapat dikurangi karena kepekatan hidrogen lebih rendah dibandingkan dengan udara.Tetapi
pemakaian hidrogen sebagai pendingin harus disekat dengan sempurna, karena pencampuran
hidrogen dengan udara dengan perbandingan tertentu dapat menyebabkan letusan.
Gas karbon dioksida (CO2) dapat digunakan sebagai gas residu pada bahan dielektrik
cair (minyak) pada alat-alat tegangan tinggi antara lain : kabel, transformator. Sifat-sifatnya
antara lain : resistivitas termal 6880 C ο/ W /cm3 , tegangan tembusnya rendah yaitu 157 V/
cm , permitivitas relatif pada suhu 0οC adalah 1.000985. Gas freon12 ( CCl2F2) yang
umumnya digunakan pada teknik pendinginan juga dapat digunakan sebagai bahan dielektrik
pada konndensator(kadang-kadang dicampur dengan gas nitrogen). Sifat-sifat Gas freon 12
antara lain resistivitas termalnya pada suhu 30 οC adalah 10400 Cο / W /cm3, tegangan
tembusnya lebih tinggi dari pada tegangan tembus CO2 yaitu 358 V / cm.
Gas neon adalah salah satu gas mulia yang banyak diginakan sebagai bahan pengisi
lampu-lampu tabung. Tegangan tembusnya sekitar 100 V / cm, resistivitas termalnya 2150
Cο / W / cm3 dan mempunyai massa jenis 0,000833 g / cm3. Dalam hal tegangan tembus,
disamping gas-gas tersebut diatas, keadaan pakem mempunyai tegangan tyembus yang tinggi
yaitu 10 2 kV / cm. Itulah sebabnya pada perkembangannya sejak tahun 60-an banyak
digunakan CB pakem disamping CB SF6 serta CB yang lain.

2.2 Tingkat Ketahanan Isolasi (Basic Impuls Insulation Level/BIL)


Basic Impuls Insulation Level/BIL adalah suatu referensi level yang dinyatakan dalam
impuls crest voltage dengan standar bentuk gelombang dari 1,5 mikro sekon ( di USA),
sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik ketahanan
impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut.
Pemikiran tentang tingkat isolasi suatu sistem tenaga listrik pertama-tama adalah
penyusunan suatu level umum isolasi pada atau diatas level tertentu, dimana hal ini akan
membatasi persoalan pada tiga kebutuhan yang fundamental, yaitu :
1. Pemilihan Level Isolasi yang Sesuai.
2. Jaminan bahwa break down dan flash over dari semua peralatan yang di isolasi /
isolator akan sama atyau melebihi level yang telah dipilih.
3. Penggunaan peralatan pengaman yang akan memberikan suatu perlindungan pada
peralatan-peralatan sistem tenaga listrik dengan baik dan ekonomis. Suatu isolasi
peralatan harus disesuaikan dengan tingkat ketahanan impuls sebesar tidak kurang
dari BIL. Dengan sendirinya peralatan harus mampu terhadap tegangan spesifikasi
baik impuls positif maupun negatif.
Suatu isolasi peralatan harus disesuaikan dengan tingkat ketahanan impuls sebesar
tidak kurang dari BIL. Dengan sendirinya peralatan harus mampu terhadap tegangan
spesifikasi baik impuls positif maupun negatif.

2.4 Koordinasi Isolasi


Koordinasi isolasi dapat di definisikan sebagai korelasi antara daya isolasi alat-alat
dan sirkuit listrik disatu pihak, dan karakteristik alat-alat pelindungnya dilain pihak, sehingga
isolasi tersebut terlindung dari bahaya-bahaya tegangan lebih.
Koordinasi isolasi dilakukan dengan menentukan kesesuaian yang diperlukan antara
daya isolasi alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat pelindung terhadap tegangan lebih,
yang masing-masing ditentukan oleh tingkat ketahanan impuls dan tingkat perlindungan
impulsnya.koordinasi isolasi mempunyai tujuan untuk perlindungan terhadap peralatan dan
penghematan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam koordinasi isolasi adalah:
1) Penentuan sifat gangguan
2) Penentuan daya isolasi petralatan seperti: isolator, bushing, dan trafo.
3) Penentuan tegangan impuls standart.
4) Karakteristik alat-alat pelindung seperti CB, Arrester.
5) Penentuan tingkat isolasi impuls dasar ( BIL ) yang disingkat Basic Impuls Insulation
Level. Bil ini merupakan suatu besar tegangan yang masih mampu ditahan oleh
peralatan listrik, atau kemampuan peralatanlistrik menahan tegangan maksimum pada
saat terjadi tegangan lebih.

Anda mungkin juga menyukai