Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TEKNIK TEGANGAN TINGGI

“KEGAGALAN TEMBUS ZAT CAIR”

DOSEN PEMBIMBING:
Ir. HERMAN NAWIR. M.T.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
44219014 MUH. FAHMI ALIM MUSTAKIM
44219016 MUH. FAJAR RAFSANJANI
44219018 NURFADLIA

PRODI D4 TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2021-2022
1

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum wr.wb

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat izin-Nya Makalah ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Makalah yang
diambil dari perkuliahan TEKNIK TEGANGAN TINGGI ini ditujukan sebagai
pegangan ataupun referensi bagi penulis khususnya dan bagi semua orang umumnya.
Dalam penyusunannya, penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan
dan doa dari pihak lain mustahil makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, krtik dan saran dari pembaca akan sangat
bermanfaat bagi penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Wassalamualaikum wr.wb

Makassar 4 Desember 2021

Penulis
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................1

DAFTAR ISI…..............................................................................................2

BAB I (PENDAHULUAN)...........................................................................3

1.1 Latar Belakang...................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................4

BAB II (PEMBAHASAN).............................................................................5

2.1 Partial Discharge.................................................................................5

2.2 Teori Kegagalan Zat Cair...................................................................9

2.3 Kegagalan Campuran Zat Cair-Padat.................................................9

2.4 Analisis kegagalan Minyak Trafo......................................................11

2.5 Perbedaan Minyak Trafo baru dan bekas...........................................28

BAB III (PENUTUP).....................................................................................38

3.1 Kesimpulan.........................................................................................38

3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................40
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah kegagalan listrik (electrical breakdown), atau tembus listrik atau dadalan


elektrik, memiliki sejumlah arti. Istilah ini bisa berarti gangguan pada sebuah sirkuit
listrik.
Kegagalan seperti ini biasanya mengakibatkan hubungan pendek atau sekering
yang meledak. Ini terjadi pada tegangan dadal. Kegagalan isolator yang
sesungguhnya sering terjadi dalam penerapan tegangan tinggi yang kadang-kadang
menyebabkan pembukaan sebuah pemutus sirkuit pelindung. Electrical breakdown
sering pula diasosiasikan dengan kegagalannya bahan isolasi padat atau cair yang
digunakan dalam kondensator maupun transformator tegangan tinggi di
kabel distribusi listrik. Electrical breakdown juga bisa terjadi di sepanjang sejumlah
dawai isolator yang dipasang pada saluran listrik, di dalam kabel listrik bawah tanah,
atau kabel yang membusur pada cabang pohon terdekat. Dalam tekanan listrik yang
cukup kuat, electrical breakdown bisa berlangsung di dalam zat padat, cair, atau gas.
Namun, mekanisme kegagalan yang spesifik sangat berbeda di setiap fase dielektrik.
Kesemua ini menyebabkan kerusakan instrumen yang membahayakan.
Kegagalan sistem isolasi peralatan tenaga listrik akan menimbulkan kerugian yang
besar bagi perusahaan pembangkit tenaga listrik karena kegagalan sistem ini
mengakibatkan adanya pengeluaran uang untuk biaya penggantian peralatan yang
rusak, dan mengurangi pendapatan perusahaan tersebut dari hasil penjualan energi.
Kegagalan sistem ini juga mengakibatkan kerugian besar bagi konsumen terutama
konsumen industri. Karena itu kualitas sistem isolasi peralatan perlu diuji dengan
tegangan tinggi untuk menjamin bahwa peralatan tersebut dapat bekerja pada
keadaan tegangan normal maupun pada keadaan tegangan yang lebih tinggi daripada
tegangan normalnya.
4

Untuk maksud pendinginan, minyak trafo digunakan yang mana mempunyai


fungsi ganda yaitu pendinginan dan isolasi. Perlu dikemukakan bahwa minyak
transformator harus memiliki mutu yang tinggi dan senantiasa berada dalam keadaan
bersih. Disebabkan energi panas yang dibangkitkan dari inti maupun kumparan, suhu
minyak akan naik. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada
minyak transformator. Lagi pula dalam jangka panjang waktu yang lama akan
terbentuk berbagai pengotoran yang akan menurunkan mutu minyak transformator.
Hal-hal ini dapat mengakibatkan kemampuan pendinginan maupun isolasi minyak
akan menurun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Partial Discharge?
2. Apa yang dimaksud Teori Kegagalan Zat Cair?
3. Apa yang dimaksud Kegagalan Campuran Zat Cair-Padat?
4. Apa yang dimaksud Minyak Trafo?
5. Bagaimana menentukan waktu masa pakai Minyak Trafo?
6. Bagaimana proteksi Minyak Trafo pada Generator?
7. Apa saja Perbedaan Minyak Trafo baru dan bekas?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini untuk membahas tentang teori kegagalan zat cair dan
campuran serta memahami tentang Partial Discharge dan bagaimana minyak trafo
digunakan sebagai pendinginan dan isolasi.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Partial Discharge

Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga


api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada
permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi
tersebut Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair
maupun bahan isolasi gas. Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat
meliputi kegagalan asasi (intrinsik), elektro mekanik, streamer, thermal dan
kegagalan erosi. Kegagalan pada bahan isolasi cair disebabkan oleh adanya
kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya bahan isolasi cair. Pada
bahan isolasi gas mekanisme townsend dan mekanisme streamer merupakan
penyebab kegagalan. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini
berkaitan dengan adanya partial discharge.
Pengukuran partial discharge pada peralatan tegangan tinggi merupakan hal
yang sangat penting karena dari data data yang diperoleh dan interpretasinya dapat
ditentukan reability suatu peralatan yang disebabkan oleh penuaan (agging) dan
resiko kegagalan dapat dianalisa. Spesifikasi pengujian partial discharge
tergantung pada tipe peralatan tes dan bahan isolasi yang digunakan pada proses
konstruksi suatu peralatan.
Adanya partial discharge di dalam bahan isolasi dapat ditentukan dengan
tiga metode yaitu : dengan pengukuran tegangan pada objek, dengan pengukuran
6

arus di dalam rangkain luar dan mengukur intensitas radiasi gelombang


elektromagnetik yang disebabkan karena adanya partial discharge.

2.2 Teori Kegagalan Zat Cair


Jika suatu tegangan dikenakan terhadap dua elektroda yang dicelupkan
kedalam cairan (isolasi) maka terlihat adanya konduksi arus yang kecil. Jika
tegangan dinaikkan secara kontinyu maka pada titik kritis tertentu akan terjadi
lucutan diantara kedua elektroda. Lucutan dalam zat cair ini akan terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut :
1. Aliran listrik yang besarnya ditentukan oleh karakteristik rangkaian
2. Lintasan cahaya yang cerah dari elektroda yang satu ke elektroda yang lain.
3. Terjadi gelembung gas dan butir butir zat padat hasil dekomposisi zat cair
4. Terjadi lubang pada elektroda
a. Kegagalan Elektronik pada Zat Cair
Jika elektroda memiliki bagian permukaan tidak rata (ada yang runcing)
maka kuat medan yang terbesar terdapat pada bagian yang runcing tersebut. Kuat
maksimum ini akan mengeluarkan elektron e1 yang akan memulai terbentuknya
banjiran elektron. Elektron yang dihasilkan e1, e2, e3 dan en yang kemudian akan
menyebabkan timbulnya arus konduksi dalam zat cair pada kuat medan yang tinggi.
Arus yang timbul mempunyai kerapatan (Schottky) :

dimana :
J : kerapatan arus konduksi; J1: kerapatan arus termionik; Ea : kuat medan yang
diterapkan; m : faktor ketidakrataan permukaan (=10 untuk permukaan halus) 
b. Kegagalan gelembung atau Kavitasi pada Zat Zair
7

Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan isolasi zat


cair yang disebabkan oleh gelembung-gelembung gas didalamnya. Sebab sebab
timbulnya gelembung gas ( Kao dan Krasucki) adalah :
 Permukaan elektroda tidak rata, sehingga terjadi kantong kantong udara
dipermukaannya
 Adanya tabrakan elektron sehingga terjadi produk-produk baru berupa gas
 Penguapan cairan karena adanya lucutan pada bagian bagian elektroda yang tajam
dan tidak teratur
 Zat cair mengalami perubahan suhu dan tekanan

Medan listrik dalam gelembung gas yang ada dalam isolasi zat cair   
dimana e 1 adalah permitivitas zat cair dan E0 adalah medan listrik dalam zat cair
tanpa gelombung.
Bila Eb sama dengan batas medan ionisasi gas, maka akan terjadi lucutan pada
gelombung. Hal ini akan mempercepat pembentukan gas karena dekomposisi zat cair
dan dapat mengakibatkan kegagalan isolasi.
Karena pengaruh medan yang kuat diantara elekroda maka gelobung gelombung
udara dalam cairan tersebut akan berubah menjadi memanjang searah dengan medan.
gelembung gelembung tersebut akan saling sambung menyambung dan membentuk
jembatan yang akhirnya akan mengawali terjadinya kegagalan seperti dalam gambar:

Gambar 1 Kekuatan gagal medan gelombung


Kekuatan gagal medan gelembung adalah : 
8

dimana e 1 dan e 2 adalah permitivitas zat cair dan permitivitas gelembung , r jari jari


awal gelembung (dianggap bola), Vb jatuh tegangan dalam gelembung dan   adalah
gaya tegang (tension) permukaan zat cair.
c. Kegagalan Bola Cair dalam Zat Cair
Jika suatu zat isolasi cair mengandung sebuah bola cair atau jenis cairan lain, maka
dapat terjadi kegagalan akibat ketidakstabilan bola cair tersebut dalam medan listrik.
Bola cair yang dikenai medan E akan beruabah bentuk menjadi sferoida seperti
ditunjukkan dalam gambar berikut dengan medan di dalamnya sebesar E 2, maka
hubungan antara kedua medan

adalah :  dan 
e 1 permitivitas zat cair isolasi dan e 2 adalah permitivitas zat cair 
 

Gambar 2 Medan listrik bentuk sferoida


d. Kegagalan Butiran Padat dalam Zat Cair
Kegagalan ini disebabkan oleh adanya butiran (particle) didalam bahan isolasi yang
akan menyebabkan terjadinya kegagalan seperti yang ditunjukkan dalam gambar di
bawah.
Besarnya gaya yang bekerja pada butiran dalam medan tak homogen (Kok) :
9

dimana : R jari jari butiran dan E gradien tegangan

Gambar 3 Kegagalan butiran Padat


Untuk medan yang seragam, medan poaling kuat ditempat yang seragam,
disini grad.E2=0. Oleh sebab itu butiran akan tertarik ke tempat dimana medannya
seragam. Akibatnya butiran akan sejajar diantara kedua elektroda dan seolah olah
membentuk jembatan yang mengawali terjadinya kegagalan isolasi. Adanya butiran
penghantar diantara elektroda akan mengakibatkan pembesaran medan dalam zat cair
didekat permukaan butiran. Pembesaran medan ini ditentukan oleh bentuk butiran.

2.3 Kegagalan Campuran Zat Cair-Padat


Kegagalan isolasi cair-padat (isolasi kertas dicelup dalam minyak) biasanya
disebabkan oleh pemburukan. Pemburukan yang dapat menyebabkan kegagalan
isolasi cair-padat yaitu :
10

 Pemburukan karena pelepasan dalam (internal discharge)


 Pemburukan elektro-kimiawi
Jika campuran dielektrik zat cair-padat memiliki kekuatan gagal yang berbeda
beda maka jika tegangan listrik dinaikkan, akan terjadi kegagalan pada zat yang
paling lemah. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan parsial (partial discharge).
Pelepasan ini mengakibatkan pemburukan perlahan lahan karena :
1. Disintegrasi dielektrik padat yang diakibatkan pemboman oleh elektron dan ion
yang dihasilkan.
2. Aksi kimiawi pada dielektrik karena ionisasi gas.
3. Suhu tinggi di daerah pelepasan.
Pemburukan elektro-kimiawi terjadi karena ion-ion yang dibebaskan oleh arus
pada elektroda bisa menyebabkan kerusakan. Derajat kerusakan yang terjadi
tergantung pada sifat ion yang terbawa dan reaksi kimia dengan ionisasi. Kerusakan
bisa terjadi pada tegangan DC maupun AC

2.4 Analisis kegagalan Minyak Trafo

A Pengertian Minyak Trafo

Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian


minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-
rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon. Sebagian besar dari
transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam
minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media
pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya
tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

B Prinsip kerja Minyak Trafo

Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk
menahan tegangan tembus sedang sebagai pendingin minyak transformator harus
11

dapat meredam panas yang ditimbulkan sehingga dengan kedua kemapuan ini maka
minyak akan mampu melindungi transformator dari gangguan.
C Kegunaan Minyak Trafo
Fungsi minyak transformator pada peralatan tegangan tinggi adalah:
(a) sebagai pendingin
Minyak transformator berfungsi sebagai pendingin karena minyak transformator
mampu menghantarkan panas dengan baik

(b) sebagai isolator pada peralatan tegangan tinggi

Minyak transformator yang baik harus bisa menjadi pemisah tegangan antara
bagian-bagian yang memiliki beda fasa. Hal ini dimaksudkan agar diantara bagian-
bagian yang memiliki beda fasa tidak terjadi lompatan listrik (flash over) ataupun
percikan listrik (spark over).

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut minyak yang ideal harus memiliki


syarat berikut[12] :
a. Kejernihan
b. Masajenis
c. Viskositas Kinematik
d. Titik Nyala
e. Titik Tuang
f. Angka Kenetralan
g. Tegangan Tembus
h. Faktor Kebocoran Dielektrik
i. Kandungan Air
j. Tahanan Jenis
k. Murah dan Mudah Didapat
12

D Analisis kegagalan Minyak Trafo

Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian bagian yang mempunyai beda


tegangan agar supaya diantara bagian bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik
(flash-over) atau percikan (spark-over). Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan
tinggi yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan
kerusakan alat sehingga kontinyuitas sistem menjadi terganggu.
Dari beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini
berkaitan dengan adanya partial discharge. Partial discharge ini dapat terjadi pada
material isolasi padat, material ioslasi cair dan juga material isolasi gas. Mekanisme
kegagalan pada material isolasi padat meliputi kegagalan asasi (intrinsik), elektro
mekanik, streamer, termal dan kegagalan erosi. Pada material isolasi gas kegagalan
terutama disebabkan oleh mekanisme Townsend dan mekanisme streamer.
Sedangkan kegagalan pada material isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi,
adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya material isolasi cair.

E  Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair


Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama
adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum
Paschen. Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan
secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self
healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi
cair adalah mudah terkontaminasi.
Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan minyak
transformator seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan,
perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh kekuatan
dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau
13

minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak


transformator.
Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena
beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan
dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada perinsipnya
tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus
dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak gagal. Dalam
struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan
ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya
tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu
hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan
elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus
konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut
kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau kelembaban
dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal.

F Sifat-Sifat Listrik Cairan Isolasi


Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah :

 Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami kegagalan  dalam


kondisi tekanan listrik (electric stress ) yang tinggi.

 Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya.


 Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena
meruapakan campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas
kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar
pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan
bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
14

frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang


mikro.
 Faktor daya

Faktor daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan
menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi
rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya merupakan parameter
yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki faktor
dissipasi yang bervariasi antara 10 pada 20 C dan 10 pada 90 C pada frekuensi 50
-4 o -3 o

Hz.

 Resistivitas
 Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih
besar dari 10 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan
9

untuk material isolasi adalah 10 W-m atau lebih


16

G Kekuatan Dielektrik

Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu material untuk bisa


tahan terhadap tegangan tinggi tanpa berakibat terjadinya kegagalan. Kekuatan
dielektrik ini tergantung pada sifat atom dan molekul cairan itu sendiri. Namun
demikan dalam prakteknya kekuatan dielektrik tergantung pada material dari
elektroda, suhu, jenis tegangan yang diberikan, gas yang terdapat dalam cairan dan
sebagainya yang dapat mengubah sifat molekul cairan. Dalam isolasi cairan kekuatan
dielektrik setara dengan tegangan kegagalan yang terjadi.
Dalam upaya memberikan gambaran tentang kekuatan dielektrik maka akan lebih
memudahkan bila dua dielektrik seri ditinjau. Dalam hal ini medan dianggap
seragam, arus bocor diabaikan dan konsentrasi fluks pada pinggiran juga diabaikan.
Oleh karena perpindahan (displacement) netral sama, maka :
E E D =D
n1 n2 n1 n2
15

e E =e E
1 n1 2 n2

x x E =(v /x ) dan E =(v /x )


1 2 n1 1 1 n2 2 2

e , e adalah permitivitas
1 2

v , v adalah tegangan tiap dielektrik


1 2

Jika n buah dielektrik dalam hubungan seri maka gradien atau kuat medannya pada
titik x adalah:  
Jika terdapat lapisan udara, minyak dan padat yang tebalnya 0.5 inci dengan
permitivitas masing-masing 1, 2 dan 4; tegangan V=280 kV. Berdasarkan rumus
diatas gradien tegangan udara 320 volt/mil, minyak 160 volt/mil dan bahan padat 80
volt/mil. Oleh karena itu udara mulai gagal saat 54 volt/mil, minyak pada saat 200
volt/mil dan bahan padat pada saat 25- - 300 volt/mil.

I Pengujian Kualitas Minyak Transformator

1.Pengujian kekuatan elektrik minyak Transformator

Kekuatan listrik merupakan karakteristik penting dalam material isolasi. Jika


kekuatan listrik rendah minyak transformator dikatakan memiliki mutu yang jelek.
Hal ini sering terjadi jika air dan pengotor ada dalam minyak transformator.
Pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui kegagalan minyak transformator.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan uji kegagalan ini antara lain:
Ø  Jarak elektroda 2.5 mm
Ø  Bejana dan elektroda harus benar-benar kering dan bersih setiap sebelum pengujian,
elektroda harus dicuci dengan minyak transformator yang akan diuji.
Ø  Minyak yang akan diuji harus diambil dengan alat yang benar-benar bersih, minyak
pertama yang keluar dibuang supaya kran-kran menjadi bersih. Minyak lama pada
waktu pertama alirannya dibuang.
Ø  Botol tempat minyak transformator ditutup dengan lilin supaya kotoran dan uap air
tidak masuk.
16

2. Pengujian Viskositas Minyak Transformator


Viskositas minyak adalah suatu hal yang sangat penting karena minyak
transformator yang baik akan memiliki viskositas yang rendah, sehingga dapat
bersirkulasi dengan baik dan akhirnya pendinginan inti dan belitan trasformator
dapat berlangsung dengan baik pula.

1.Titik Nyala (flash point)


Temperatur ini adalah temperatur campuran antara uap dari minyak dan udara
yang akan meledak (terbakar) bila didekati dengan bunga api kecil. Untuk mencegah
kemungkinan timbulnya kebakaran dari peralatan dipilih minyak dengan titik nyala
yang tinggi. Titik nyala dari minyak yang baru tidak boleh lebih kecil dari 135 C,
o

sedangkan suhu minyak bekas tidak boleh kurang dari 130 C. Untuk mengetahui
o

titik nyala minyak transformator dapat ditentukan dengan menggunakan alat Close
up tester.

J. Pemurnian Minyak Transformator


Minyak transformator dapat terkontaminasi oleh berbagai macam pengotor
seperti kelembaban, serat, resin dan sebagainya. Ketidakmurnian dapat tinggal di
dalam minyak karena pemurnian yang tidak sempurna. Pengotoran dapat terjadi saat
pengangkutan dan penyimpanan, ketika pemakaian, dan minyak itu sendiri pun dapat
membuat pengotoran pada dirinya sendiri. Beberapa metode pemurnian minyak
transformator adalah sebagai berikut :

a.   Mendidihkan (boiling)
Minyak dipanaskan hingga titik didih air dalam alat yang disebut Boiler. Air
yang ada dalam minyak akan menguap karena titik didih minyak lebih tinggi dari
pada titik didih air. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana namun
memiliki kekurangan. Pertama hanya air yang dipindahkan dari minyak, sedangkan
17

serat, arang dan pengotor lainnya tetap tinggal. Kedua minyak dapat menua dengan
cepat karena suhu tinggi dan adanya udara.
Kekurangan yang kedua dapat diatasi dengan sebuah boiler minyak hampa
udara (vacum oil boiler). Alat ini dipakai dengan minyak yang dipanaskan dalam
bejana udara sempit (air tight vessel) dimana udara dipindahkan bersama dengan air
yang menguap dari minyak. Air mendidih pada suhu rendah dalam ruang hampa oleh
sebab itu menguap lebih cepat ketika minyak dididihkan dalam alat ini pada suhu
yang relatif rendah. Alat ini tidak menghilangkan kotoran pada kendala pertama,
sehingga pengotor tetap tinggal.

b.      Alat Sentrifugal (Centrifuge reclaiming)


Air serat, karbon dan lumpur yang lebih berat dari minyak dapat dipindahkan
minyak setelah mengendap. Untuk masalah ini memerlukan waktu lama, sehingga
untuk mempercepatnya minyak dipanaskan hingga 45 - 55 C dan diputar dengan
o

cepat dalam alat sentrifugal. Pengotor akan tertekan ke sisi bejana oleh gaya
sentrifugal, sedangkan minyak yang bersih akan tetap berada ditengah bejana. Alat
ini mempunyai efesiensi yang tinggi. Alat sentrifugal hampa merupakan
pengembangannya.
Bagian utama dari drum adalah drum dengan sejumlah besar piring / pelat
(hingga 50) yang dipasang pada poros vertikal dan berputar bersama-sama. Karena
piring mempunyai spasi sepersepuluh millimeter, piring piring ini membawa minyak
karena gesekan dan pengotor berat ditekan keluar.

c.       Penyaringan (Filtering)


Dengan metode ini minyak disaring melalui kertas penyaring sehingga
pengotor tidak dapat melalui pori-pori penyaring yang kecil, sementara embun atau
uap telah diserap oleh kertas yang mempunyai hygroscopicity yang tinggi. Jadi filter
press ini sangat efesien memindahkan pengotor padat dan uap dari minyak yang
merupakan kelebihan dari pada alat sentrifugal.
18

Walaupun cara ini sederhana dan lebih mudah untuk dilakukan, keluaran
yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan alat sentrifugal yang
menggunakan kapasitas motor penggerak yang sama. Filter press ini cocok
digunakan untuk memisahkan minyak dalam circuit breaker (CB), yang biasanya
tercemari oleh partikel jelaga (arang) yang kecil dan sulit dipisahkan dengan
menggunakan alat sentrifugal.

d.  Regenerasi (Regeneration)
Produk-produk penuaan tidak dapat dipindahkan dari minyak dengan cara
sebelumnya. Penyaringan hanya baik untuk memindahkan bagian endapan yang
masih tersisa dalam minyak. Semua sifat sifat minyak yang tercemar dapat
dipindahkan dengan pemurnian menyeluruh yang khusus yang disebut regenerasi.
Dalam menggunakan absorben untuk regenerasi minyak transformator sering
dipakai di gardu induk dan pembangkit. Adsorben adalah substansi yang partikel
partikelnya dapat menyerap produk produk penuaan dan kelembaban pada
permukaannya. Hal yang sama dilakukan adsorben dalam ruang penyaring tabung
gas yang menyerap gas beracun dan membiarkan udara bersih mengalir. Regenerasi
dengan adsorben dapat dilakukan lebih menyeluruh bila minyak dicampur dengan
asam sulfur. Ada dua cara merawat minyak dengan adsorben yaitu :
·         Pertama, minyak yang dipanasi dapat dicampur secara menyeluruh dengan
adsorben yang dihancurkan dan kemudian disaring.
·         Kedua, minyak yang dipanaskan dapat dilewatkan melalui lapisan tebal adsorben
yang disebut perkolasi.
Adsorben untuk regenerasi minyak transformator terdiri dari selinder yang
dilas dengan lubang pada dasarnya dimana adsorber ditempatkan dengan minyak
yang dipanaskan (80-100 C) hingga mengalir ke atas melalui adsorber. Ketika
o

minyak mengalir ke atas, filter tersumbat oleh partikel halus adsorber dan udara
dibersihkan dari adsorber lebih cepat dan lebih menyeluruh pada awalnya. Adsorber
yang digunakan untuk regenerasi minyak transformator kebanyakan yang terbuat
19

silica gel dan alumina atau sejenis tanah liat khusus yang dikenal sebagai pemutih
(bleaching earth), lempung cetakan (moulding clay).
Transformator tentunya harus diistirahatkan (deenergized) ketika minyaknya
akan dimurnikan atau diregenerasi dengan salah satu metode diatas, walaupun
demikian hal di atas dapat dilaksanakan dalam keadaan berbeban jika dilakukan
perlakuan khusus. Pengembangan metode regenerasi minyak transformator dalam
kedaan berbeban adalah dengan filter pemindah pemanas (thermal siphon filter) yang
dihubungkan dengan tangki minyak transformator. Filter ini diisi dengan adsorben
sebanyak 1 % dari berat minyak transformator.

K Prosedur Pengujian Tegangan Gagal Minyak Transformator dengan Berbagai


Macam Elektroda

Berbagai macam elektroda yang digunakan untuk pengetesan ini dimaksudkan


untuk mendapatkan hasil pengujian kegagalan minyak transformator dalam keadan
volume minyak tertekan, medan seragam dan tak seragam.

*  Pemrosesan Minyak Transformator (Oil processing)


Kekuatan dielektrik dari minyak transformator sangat dipengaruhi oleh pemrosesan
dan kondisi pengujian, karean menentukan kualitas dari minyak transformator
selama pengujian. Sifat minyak akan hilang melalui uap lembab, gas,
ketidakmurnian, dan pengisian kedalam tangki pengujian. Kualitas minyak harus
dicek secara periodik dengan oil cup tester, sehingga dapat diperoleh informasi
bahwa pengurangan kekuatan elektrik dari minyak transformator diabaikan jika
tangki ditutup 4 hari. Jika kekuatan dielektrik minyak menurun dari nilai awal 65
kV/25 mm sampai 55 kV/2.5 mm, atau jika lebih dari 4 hari setelah diisi minyak,
maka minyak harus diganti.
*  Penerapan Tegangan
20

Tegangan AC dan tegangan impuls biasanya digunakan dalam pengujian. Pengujian


dengan tegangan AC dapat diperoleh dengan Steady voltage raising method dan
Withstand voltage method, dengan kenaikan dari 5 sampai 10 % step, mulai 60 %
dari ekspektasi breakdown voltage. Impuls voltage dibuat dengan up and down
method dari 5 sampai 10 % step dari ekspektasi breakdown voltage. Probablitas
pengujian kegagalan dapat diperoleh dalam 2 cara yaitu :
1.Tegangan AC naik pada kegagalan dengan kecepatan konstan 3 kV/sec. Prosedur
ini diulang sampai 500 kali dalam interval 1 menit.

2.Voltage band antara 0 sampai 100 % breakdown voltage, yang dibagai dalam
beberapa level.Tegangan Ac telah diaplikasi selama 1 menit 20 kali tiap level
tegangan, sedangkan tegangan impuls telah diaplikasi 20 kali tiap level tegangan.

2.5 Perbedaan Minyak Trafo baru dan bekas


Analisis menggunakan media Isolasi Minyak Bekas dan Baru dengan Tenperatur,
Jaraksela, dan Polaritas yang Berbeda

TEGANGAN TEMBUS MINYAK BEKAS JARUM (FASA)

50

40
30T 10 C
T 30 C
20
T 50 C
10

2,5 5 7,5
JARAK SELA
(mm)

Gambar 4 Grafik tegangan tembus pada isolasi minyak bekas dengan polaritas elektroda
jarum sebagai fasa

TEGANGAN TEMBUS MINYAK BARU JARUM


(GROUND)
80
70
60
50 T 10 C
40 T 30 C
30
20 T 50 C
10
0

2,5 5 7,5

JARAK SELA
(mm )
21

Gambar 5 Grafik tegangan tembus pada isolasi minyak bekas dengan polaritas elektroda
jarum sebagai ground

TEGANGAN TEMBUS MINYAK BARU JARUM (FASA)

70
60
50
40 T 10 C
30 T 30 C
20 T 50 C
10
0

2,5 5 7,5
JARAK SELA (mm)

Gambar 6 Grafik tegangan tembus pada isolasi minyak baru dengan polaritas
elektroda jarum sebagai fasa.

TEGANGAN TEMBUS MINYAK BARU JARUM (GROUND)

80
70
60
50 T 10 C
40 T 30 C
30
T 50 C
20
10
0

2,5 5 7,5

JARAK SELA (mm)

Gambar 7 Grafik tegangan tembus pada isolasi minyak baru dengan polaritas
elektroda jarum sebagai ground.
22

Berdasarkan gambar 4,5,6,7 dapat diketahui bahwa tegangan tembus pada


isolasi minyak cenderung mengalami peningkatan seiring bertambahnya jarak
sela.
Pada ketiga kondisi temperatur terlihat bahwa kondisi temperatur 30 0C
pada jarak yang sama memiliki tegangan tembus yang lebih besar daripada
temperatur 10
0
C dan lebih kecil daripada temperatur 50 0C.
Minyak yang tadinya dalam kondisi temperatur ruang kemudian diberi es
beku pada sisi luar penampung dengan maksud mengkondisikan minyak
sampai 10oC. Pada saat minyak menyesuaikan suhu es secara perlahan maka
minyak juga mengalami stres penekanan dingin maka viskositas naik karena
pengaruh suhu 100C jika dikenai tegangan, pada elektron-elektron yang bebas
akan mempermudah terbentuk suatu kanal, kanal ini akan mempermudah
terjadi break down, faktor lain yang mempengaruhi terjadi breakdown juga
adanya pembentukan gelembung udara
Dalam temperatur ruang (30oC) viskositas minyak standar. Tegangan
tembus dipengaruhi oleh penerapan tegangan pada elektroda. Pada
temperature 500C, minyak dipanaskan hingga temperatur lebih tinggi, karena
panas bersirkulasi dengan baik maka sehingga molekul minyak selalu
bergerak karena dia berusaha melepaskan panas minyak. Jika dia dikenai
tengangan maka walaupun ada elektron yang telah terbebas, karena minyak
bersirkulasi terus sehingga mempersulit pertumbuhan kanal elektron Terdapat
perbedaan tegangan tembus antara dua polaritas elektroda jarum-fasa dan
bidang-ground atau sebaliknya elektroda jarum-ground dan bidang-fasa.
Faktor yang mempengaruhi selisih nilai tegangan tembus pada minyak trafo
dengan polaritas yang berbeda (jarun-fasa) dan bidang-fasa) elektron yang
dibebaskan pada elektroda jarum-fasa lebih banyak dibandingkan bidang-fasa,
karena elektron mudah bergerak pada elektroda yang mempunyai permukaan
23

elektroda runcing atau tidak rata (rapat muatan tinggi).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api


listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada
permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut

2. 4 Teori Kegagalan Zat Cair

a. Kegagalan Elektronik pada Zat Cair

b. Kegagalan gelembung atau Kavitasi pada Zat Zair

c. Kegagalan Bola Cair dalam Zat Cair

d. Kegagalan Butiran Padat dalam Zat Cair

3. Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian


minyak mentah yang prinsip kerjanya kemampuan untuk menahan tegangan
tembus sedang sebagai pendingin minyak transformator harus dapat meredam
24

panas yang ditimbulkan sehingga dengan kedua kemapuan ini maka minyak akan
mampu melindungi transformator dari gangguan.

4. Kegagalan isolasi cair-padat (isolasi kertas dicelup dalam minyak) biasanya


disebabkan oleh pemburukan. Pemburukan yang dapat menyebabkan kegagalan
isolasi cair-padat yaitu :

 Pemburukan karena pelepasan dalam (internal discharge)


 Pemburukan elektro-kimiawi

3.2 Saran

Pembuatan makalah ini dilakukan degan metode analisis pada berbagai


referensi. Nilai tegangan tembus terhadap perubahan temperature, jarak sela
dan polaritas pada tegangan tembus minyak didapatkan dengan analisis tanpa
pengujian terlebih dahulu. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu diadakan
pengujian terlebih dahulu untuk mengetahui karakteristik minyak trafo baik
karakteristik fisik maupun karakteristik kimia dan perlunya peralatan
pendukung dari laboratorium untuk pengujian yang lebih layak.
25

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/385057879/Sistem-Proteksi-Generator-Dan-Sistem-
Proteksi-Trafo-Pembangkit

https://www.scribd.com/doc/229150331/Minyak-Trafo

https://www.slideshare.net/MakmurSaini1/kegagalan-tembus-pada-cair

https://www.slideshare.net/MakmurSaini1/proses-kegagalantembus-zat-cair-pada-teknik-
tegangan-tinggi

https://www.webstudi.site/2017/04/apa-itu-minyak-transformator-fungsi-dan.html?m=1

https://www.neliti.com/id/publications/171556/fungsi-minyak-isolasi-pada-transformator-
yang-berkapasitas-besar

https://www.scribd.com/document/390720206/Pemurnian-Minyak-Transformator
26
27

Anda mungkin juga menyukai