Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH INSTRUMENTASI LABORATORIUM MEDIK

”PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT ELEKTROFORESIS”

DISUSUN OLEH :

Nama :Eleven Febrio Koslim


NIM : 51122015

Dosen Pengampu :

Bastian, S.Si.T.,M.Biomed
NBM : 1319320

PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
IKesT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya dan sehingga penyusun dapat
merampungkan penyusunan makalah tentang “ penggunaan dan
perawatan alat Elektroforesis”

Penyusunan makalah semaksimal mungkin diupayakan dan


didukung bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
merampungkan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan.

Penyusun mengharapkan panduan ini dapat bermanfaat bagi kita


semua. Aamin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Palembang, 29 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...........................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................2
BAB II: PEMBAHASAN.................................................................6

2.1 Definisi Alat Elektroforesis ...........................................6


2.2 Prinsip Kerja Alat Elektroforesis ....................................8
2.3 Perawatan Alat Elektroforesis………..…………………9
BAB III : PENUTUP........................................................................11

3.1 Kesimpulan .....................................................................11


3.2 Saran................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................12

LAMPIRAN...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektroforesis merupakan suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan
pada pergerakan molekul-molekul bermuatan di dalam medan listrik (titik
isoelektrik). Pergerakan molekul dalam dalam medan listrik dipengaruhi oleh
bentuk, ukuran, dan besar muatan dari molekul. Elektroforesis merupakan suatu
metode pemisahan yang memanfaatkan medan listrik yang dihasilkan dari
elektroda-elektroda untuk memisahkan senyawa-senyawa yang memiliki muatan
berupa kation ataupun anion. Memiliki perbedaan yang cukup jelas dengan sel
elektrokimia, elektroforesis memanfaatkan medan listrik. Sedangkan elektrokimia
memanfaatkan elektroda untuk melakukan reaksi reduksi dan oksidasi. Teknik
elektroforesis sudah sangat lama ditemukan sekitar abad ke 19 hanya saja
pengembangannya secara signifikan dimulai tahun 1956 oleh Hunter dan Moller
melakukan penelitian tentang sifat-sifat enzim sebagai katalisator untuk melihat
pengaruh kimia pada perkembangannya. Alat elektroforesis terdiri dari medium
pemisah yang terhubung dengan dua elektroda dan kertas saring. Media pemisah
dapat berupa gel Agarosa, pati atau poliakrilamida. Media terdiri dari dua bagian
yang dihubungkan dengan sumbu asbes; satu bagian berisi elektroda platina dan
yang lain kontak dengan medium elektroforesis.
Elektroforesis terdiri dari beberapa komponen utama dalam
penggunaanya. Yang pertama adalah larutan elektrolit yang berfungsi sebagai
pembawa komponen. Umumnya berupa larutan
buffer dengan pH tertentu sesuai dengan karakteristik senyawa yang akan
dipisahkan. Berikutnya media pemisah merupakan tempat proses pemisahan
terjadi. Media pemisah ini berupa kertas (selulosa asetat, selulosa nitrat), gel kanji,
gel polikrilamid, busa poliuretan atau agar-agar. Selanjutnya yang paling penting
adalah elektroda yang berfungsi sebagai penghubung arus listrik dengan media
pemisah dan baterai atau arus listrik sebagai sumber energi (source) pada
rangkaian alat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alat elektoforesis ?
2. Bagaimana prinsip penggunaan elektroforesis ?
3. Bagaimana cara perawatan Alat elektroforesis?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui karakteristik alat instrumen elektroforesis serta prinsip
dan cara penggunaannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Elektroforesis merupakan suatu cara analisis kimiawi yang
didasarkan pada pergerakan molekul-molekul bermuatan di dalam medan
listrik (titik isoelektrik). Pergerakan molekul dalam medan listrik
dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, dan besar muatan dari molekul. Metode
pemisahan Gel Electrophoresis System merupakan salah satu metode yang
murah dan mudah untuk dikembangkan. Metode ini biasanya digunakan
untuk pemisahan DNA dan protein. Pergerakan molekulnya sendiri
tergantung pada beberapa faktor, yaitu : massa, bentuk molekul dan suhu,
porositas dan viskositas media.
Elektroforesis melalui gel agarose merupakan teknik pemisahan yang
sederhana, cepat dan tepat dalam memisahkan molekul yang diinginkan, biasanya
digunakan untuk memisahkan fragmen DNA. Fragmen terdeteksi oleh pewarnaan
gel dengan pewarna intercalating, Ethidium Bromide, diikuti oleh visualisasi/
fotografi di bawah sinar UV.

Elektroforesis asam nukleat dapat dideteksi dengan pewarnaan dan


divisualisasikan di bawah sinar UV dengan panjang gelombang 300 nm. Ethidium
Bromide (EtBr) adalah pewarna yang paling umum digunakan untuk visualisasi
DNA pada gel agarose (Sharp, et al., 1973). Ketika terpapar sinar UV, elektron
dalam cincin aromatik molekul Ethidium diaktifkan, yang mengarah pada 2
pelepasan energi (cahaya) ketika elektron kembali ke keadaan dasar. EtBr bekerja
dengan menginterkalasi dirinya sendiri dalam molekul DNA.
EtBr merupakan biohazard yang serius karena bersifat mutagenik,
karsinogenik, dan teratogenik. EtBr juga dapat diserap melalui kulit dan dapat
mengiritasi mata, mulut, dan saluran pernapasan bagian atas. Selain itu, EtBr
dianggap sebagai limbah berbahaya dan harus dibuang dengan tepat. Sedangkan
pewarna lain seperti SYBR gold dan SYBR green keduanya sangat sensitif.
Walaupun kedua pewarna ini memiliki toksisitas yang lebih rendah dari EtBr,
tetapi mereka jauh lebih mahal. Saat ini, banyak sekali pewarna yang lebih aman
dan dapat digunakan untuk mewarnai DNA, seperti GelRed, peqGREEN,
PicoGreen dan DAPI yang sudah banyak digunakan pada laboratorium. Masing-
masing pewarna tersebut memiliki sensitivitas dan gambaran hasil yang berbeda
pula dalam mewarnai DNA hasil elektroforesis pada gel agarose. Misalnya pada
pewarna GelRed, sensitivitas pewarna yang diberikan lebih tinggi dibanding EtBr
dan dengan tingkat toksisitas dan mutagenik yang sangat rendah. Hematoxylin dan
Methylene Blue yang merupakan pewarna histokimia juga ternyata dapat
digunakan untuk mewarnai DNA dengan prinsip pewarna basa akan mewarnai
struktur asam pada jaringan termasuk DNA/RNA yang bermuatan asam.

2.2 Prinsip Kerja elektroforesis


Menurut George Stokes besarnya gaya gesek pada fluida disebabkan viskositas
fluida. Semakin besar viskositas (kekentalan) fluida maka akan semakin sulit
suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda
bergerak dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair viskositas dihasilkan oleh gaya
kohesi antara molekul zat cair. Gaya ini disebut gaya Stoke. Suatu molekul
bermuatan Q dalam medan listrik berkekuatan x akan bergerak dengan kecepatan
v karena mengalami gaya sebesar qx. Jika f merupakan koefisien gesekan (friksi),
maka molekul tersebut akan mengalami gaya hambat sebesar vf, sehingga qx = vf.
Maka koefisien gesekan (f) Pada elektroforesis media pemisahnya berupa gel
Agarosa atau lainnya yang memiliki tingkat viskositas tinggi. Dengan demikian
dapat dihitung laju molekulnya Alat elektroforesis terdiri dari medium pemisah
yang terhubung dengan dua elektroda dan kertas saring. Media pemisah dapat
berupa gel Agarosa, pati atau poliakrilamida. Media terdiri dari dua bagian yang
dihubungkan dengan sumbu asbes; satu bagian berisi elektroda platina dan yang
lain kontak dengan medium elektroforesis. Elektroforesis terdiri dari beberapa
komponen utama dalam penggunaanya. Yang pertama adalah larutan elektrolit
yang berfungsi sebagai pembawa komponen. Umumnya berupa larutan buffer
dengan pH tertentu sesuai dengan karakteristik senyawa yang akan dipisahkan.
Berikutnya media pemisah merupakan tempat proses pemisahan terjadi. Media
pemisah ini berupa kertas (selulosa asetat, selulosa nitrat), gel kanji, gel
polikrilamid, busa poliuretan atau agar-agar. Selanjutnya yang paling penting
adalah elektroda yang berfungsi sebagai penghubung arus listrik dengan media
pemisah dan baterai atau arus listrik sebagai sumber energi (source) pada
rangkaian alat.

2.3 Perawatan Alat Elektroforesis


Elektroforesis terdiri dari beberapa komponen utama dalam
penggunaanya. Yang pertama adalah larutan elektrolit yang berfungsi sebagai
pembawa komponen. Umumnya berupa larutan buffer dengan pH tertentu sesuai
dengan karakteristik senyawa yang akan dipisahkan. Berikutnya media pemisah
merupakan tempat proses pemisahan terjadi. Media pemisah ini berupa kertas
(selulosa asetat, selulosa nitrat), gel kanji, gel polikrilamid, busa poliuretan atau
agar-agar. Selanjutnya yang paling penting adalah elektroda yang berfungsi
sebagai penghubung arus listrik dengan media pemisah dan baterai atau arus
listrik sebagai sumber energi (source) pada rangkaian alat. Keberhasilan dari
teknik elektroforesis dipengaruhi pemilihan medium pemisahnya. Ada dua
medium yang sering digunakan dalam menggunakan elektroforesis. Yang pertama
gel Agarosa merupakan metode standar untuk mengidentifikasi serta memurnikan
fragmen-fragmen Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dan Ribose Nucleic Acid.
Senyawaan tersebut merupakan pembawa genetika pada makhluk hidup-dilakukan
pada medan listrik horizontal. Kelebihan dari gel ini lebih mudah, sederhana dan
laju pemisahannya lebih cepat membentuk fragmenfragmen dan tidak bersifat
toksik. Hanya saja kelemahannya gel ini memiliki sensitifitas tinggi dan mudah
rusak sehingga memerlukan ketelitian dan kehati-hatian pada proses
pengerjaannya. Yang kedua gel poliakrilamida. Gel ini memiliki memiliki resolusi
tinggi pada hasil pemisahannya. Membutuhkan tegangan listrik yang tinggi pada
pengerjaannya dan dilakukan pada medan listrik vertical. Persiapan pengerjaan
membutuhkan waktu relatif lama, mahal dan memiliki laju pemisahan yang lebih
lambat dibandingkan gel Agarosa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Elektroforesis

Proses pemisahan dengan elektroforesis sangat dipengaruhi oleh teknik


pengerjaan dalam pengoperasian alat tersebut. Disamping medium pemisah yang
sudah dielaskan diatas, ada beberapa faktor penentu lainnya yang dapat
mempengaruhi proses pemisahan yaitu :
a. Sampel
Sampel yang akan dipisahkan sangat memungkinkan memberi pengaruh
laju perpindahan ditinjau dari muatan, ukuran, dan bentuk molekul. Jumlah
muatan total akan berbanding lurus dengan laju perpindahan, konsentrasi muatan
yang bermigrasi tergantung pada pH. Untuk ukuran molekul apabila yang
diperoleh lebih besar menyebabkan perpindahan molekul menurun dan
membutuhkan energi perpindahan yang cukup besar dibandingkan dengan bentuk
molekul yang berbeda dengan ukuran yang sama.

b. Larutan Buffer

Larutan buffer berfungsi untuk mempertahankan pH di dalam medium


pemisah, dan berfungsi sebagai media penyedia elektrolit pada proses pergerakan
aliran listrik. Larutan buffer harus memiliki interkasi dengan molekul yang
dipisahkan, dan pH yang digunakan menjadi perhatian sehingga kumpulan
molekul dapat dipisahkan satu sama lain tetapi tidak mengalami perubahan
struktur. Larutan penyangga harus dipilih dengan cermat, keterkaitan ion buffer
dalam berinteraksi dengan senyawa yang diteliti, pH dipilih berdasarkan jenis
campuran yang akan dipisahkan. Umumnya pemisahan dapat dicapai pada titik
isolistrik (yaitu titik ketika pH suatu makromolekul bermuatan nol akibat
bertambahnya atau kehilangan muatan), salah satu senyawa yang dipilih
sebaiknya tidak mengakibatkan perubahan kimia atau perubahan struktur molekul
yang akan diteliti. Kisaran kekuatan ionik larutan buffer pada 0,05-0,15 mol/L dan
biasanya diambil nilai di antara kedua nilai ekstrem. Pada kekuatan ionik yang
rendah akan
terjadi pergerakan molekul yang cepat dan produksi panas yang rendah, akan
tetapi terjadi difusi yang nyata. Di pihak lain, pada kekuatan ioni k yang tinggi,
diperoleh pita-pita yang tajam, namun akan terjadi produksi panas yang lebih
tinggi dan terjadi pergerakan molekul pada jarak yang pendek.

c. Medan listrik
Sumber suatu listik yang stabil sangat diperlukan untuk menghasilkan
aliran listrik dengan tegangan yang konstan. Kekuatan ionik medan listrik pada
kisaran 2-8 V/cm sesuai pada suhu ruang. Kekuatan medan magnet yang
dihasilkan jika lebih besar dari 10 V/cm, maka dapat memberikan efek pemanasan
yang dapat menyebabkan pada media penyangga terjadi kehilangan air yang
diakibatkan proses penguapan. Hal tersebut juga mengakibatkan pergeseran hasil
fragmen-fragmen. Pemanasan merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan
senyawa-senyawa terdenaturasi. Disamping kekurangan dengan menggunakan
tegangan yang tinggi, keuntungan elektroforesis pada voltase tinggi
mengakibatkan pemisahan yang sangat cepat. Sehingga senyawa-senyawa dengan
berat molekul rendah akan mengalami proses difusi yang paling baik dipisahkan
dalam kondisi elektroforesis tegangan tinggi.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1. adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan mobilitas


analitmenunjukkan dalam medan listrik diterapkan. metode elektroforetik
dapat diterapkanuntuk pemisahan dari suatu sampel dengan variety luas,
termasuk protein, asam nukleat,asam amino dan karbohidrat.
2. Metode pemisahan elektroforesis didasarkan pada interaksi partikel-
partikel bermuatanoleh medan listrik. Partikel bermuatan listrik negatiaf
akan bergerak kekutub positif (anoda). Sebaliknya , partikel bermuatan
listrik positif akan bergerak kekutub negative(katoda). Sementara partikel
netral tidak bergerak . Jadi medan listrik menyebabkan pemisahan pada
metode elektroforesis.
3. Jenis-jenis elektroforesis adalah elektroforesis zona (wilayah),
elektroforesis kertas,elektroforesis Gel, dan elektroforesis kapiler
4. Gel media dalam elektroforesis gel (GE) adalah gel agarosa dan Gel
poliakrilamida
5. Elektroforesis digunakan untuk meneliti DNA dalam berbagai
bidang,misalnya :di bidang kepolisian teknik ini digunakan nuntuk
pemeriksaan DNA, setiap orang memilikikarakteristik khusus, misalnya
sidik jari. Sehingga membantu polisi dalam mengungkapsebuah
kasus.Dalam kegiatan biologi molekuler, elektroforesis merupakan salah
satucara untuk memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan produk
PCR.Memudahkan identifikasi protein yang terdapat pada sebuah DNA

1.2 Saran
Setelah melakukan proses perancangan, pengujian dan analisa terhadap
alat, terdapat beberapa saran dan rekomendasi untuk pengembangan alat
elektroforesis termoelektrik berikutnya :

1. Desain body elektroforesis pada bagian tengah bak (bak tengah) dengan
ketinggian yang lebih tinggi dari alat elektroforesis penulis, karena hal ini dapat
memudahkan dalam pengujian menggunakan DNA. Sebab dalam pengujian
dengan DNA gel agarosa harus tercelup dengan larutan TAE.

2. Penempatan termokopel harus sangat diperhatikan karena jika penempatannya


salah maka data yang dihasilkan tidak mempresentasikan keadaan yang
sebenarnya dan data yang dihasilkan tidak valid. Pastikan lilitan pertama pada
termokopel itu terletak atau mengenai pada bidang atau ruang yang ingin
diukur,karena pada lilitan pertama itulah temperatur diukur.

3.Gunakan jack (menghubungkan regulator dengan alat elektrooforesis) dengan


material yang tahan korosi (stainless steel) karena sifat larutan TAE yang sangat
korosif. Akan tetapi jika tidak dapat ditemukan usahakanlah agar bagian terbawah
bawah dari jack tersebut tidak mengenai atau tercelup larutan TAE.
DAFTAR PUSTAKA

Ridwan, Muhammad Harahap, Elektroforesis “Analisis Elektronika Terhadap


Biokimia Genetika”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Vol. 2
No. 1, Februari 2018, hal. 21-26

Atik Rohmana Maftuhatul Fuad, Ita Ulfin, Fredy Kurniawan, Penggunaan Agar-
agar komersial sebagai media gel elektroforesis pada zat warna remazil “
pengaruh komposisi buffer, ph buffer dan konsentrasi media”. Jurnal
Sains dan Seni ITS. Vol. 5, No. 2 Februari 2019

Khairul Anam, Widya Cahyadi, Ihsanul Azmi, Kartika Senjarini, Rike Oktarianti,
Analisis Hasil Elektroforesis DNA dengan Image Processing
Menggunakan Metode Gaussian filter. Indonesian Journal of Electronics
and Instrumentation Systems (IJEIS) Vol.11, No.1, April 2021

N. Sri Hartat1, E. Sudarmonowati, A. Fahdiar1, dan UJ. Siregar, Penggunaan


Teknik Elektroforesis Gel Pati untuk MendeteksiVariasi
IsozimEmpatJenis Tanaman Buah (Garciniamangostana,
Parkiajavanica,Nepheliumlappaceum, dan Artocarpus heterophyllus),
Pusat Pengembangan dan Bioteknologi.

Freta Kirana Balladona, Ismail Maskromo, Dewi Sukma, Sudarsono,


PENGEMBANGAN PENANDA MOLEKULER BERDASARKAN
SITUS SNP DAN INDEL GENOM KLOROPLAS KELAPA, Jurnal
Agronida. Volume 6 Nomor 1, April 2020

Ismaun, Muzuni , Nur Hikmah, DETEKSI MOLEKULER BAKTERI


Escherichiacoli SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT DIARE DENGAN
MENGGUNAKAN TEHNIK PCR. Jurnal Biologi Makasar. Bioma
volume 6 nomor 2 : 1 – 9, Juli – Desember 2021
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai