“ELEKTROFORESIS”
Kelas/Kelompok : 1A/3
KUPANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat, bimbingan dan rahmat-Nya, sehinga penulisan makalah
dengan judul “Elektroforesis” dapat di selesaikan dengan baik. Penulis
menyadari bahwa tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
dan petunjuk dari berbagai pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………….............. 2
DAFTAR 3
ISI…………………………………………………………….
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………….. 4
1. Latar Belakang……………………………………………….... 4
1
1. Rumusan Masalah…………………………………………….. 5
2
1. Tujuan…………………………………………………............. 5
3
2. Jenis-Jenis elektroforesis……………………………................ 14
2
2. Instrument elektroforesis…………………………………...... 26
3
3
2. Kelebihan dan Kekurangan Elektroforesis........................ 33
4
BAB III. 35
PENUTUP……………………………………………………..
3. Simpulan………………………………………………………... 35
1
3. Saran ………………………………………………………....... 35
2
DAFTAR PUSTAKA………………................................................. 36
BAB I
PENDAHULUAN
4
Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat di negara-negara
berkermbang akan selalu diikuti pula dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang
semakin marak di bidang teknologi. Salah satu diantaranya adalah pengembangan
di bidang Biologi Molekuler. Bidang ilmu pengetahuan Biologi Molekuler ini
telah dimulai pada akhir abad ke 19, setelah rnetode elektroforesis ditemukan dan
dipakai untuk menganalisa berbagai kegiatan penelitian di bidang Kimia, Biologi
(Genetika, Taksonomi dan Bio-sistematik). Ringkasnya metode elektroforesis ini
mulai berkembang akhir abad ke 19 setelah ditemukan penelitian yang
menunjukkan adanya efek dari listrik terhadap partikel-partikel atau molekul-
molekul yang bermuatan listrik, dalam ha1 ini termasuk juga protein (Pornet,
Quincke, Hardy. dalam Richardson dkk, 1986). menurut passteur dkk. (1988)
elektroforesis berasal dari bahasa Junani yangmempunyai arti transport atau
perpindahan melalui partikel-partikel listrik.
5
c. Bagaimana instrumen dari elektroforesis?
d. Bagaimana kelebihan dan kekurangan elektroforesis?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui prinsip dan teori elektroforesis.
b. Mengetahui Jenis-Jenis Elektroforesis.
c. Mengetahui Instrumen dari Elektroforesis.
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan elekroforesis.
BAB II
PEMBAHASAN
6
pada analisis serta skala preparatif. keuntungan utama atas metode khromatografi
cair adalah efisiensi yang lebih tinggi dari pemisahan elektroforesis. hal ini
terutama berlaku bagi molekul besar.(Andreas Manz, et.al, 2010)
7
dalam gel juga didasarkan pada perbedaan dalam mobilitas. tambahan, gel
memiliki efek pemisahan. compoundes besar terbelakang lebih dari senyawa yang
lebih kecil. ini berarti bahwa dalam elektroforesis gel dua senyawa dengan biaya
dua rasio ukuran yang sama dapat dipisahkan selama mereka berbeda dalam
ukuran. (Andreas Manz, et.al, 2010)
Prinsip elektroforesis, jika suatu fase zat bermuatan, diberi beda potensial,
fase tersebut akan berpindah sepanjang medium yang kontinu ke arah katoda atau
anoda sesuai dengan muatan partikel. Dasar elektroforesis adalah pembentukan
suatu ketidakhomogenen atau gradasi konsentrasi sepanjang sistem. Koloid,
protein enzim menunjukan mobilitas elektroforesis spesifik dan titik isoelektrik
yang dapat digunakan untuk identifikasi zat-zat spesifik. Pemisahan dapat
dilakukan bila senyawa-senyawa yang telah terpisah tidak secara spontan
bercampur kembali akibat serkulasi konvektif. Keterbatasan elektroforesis free
boundry dapat diatasi secara parsial dengan melakukan kromatografi pendahuluan
sebelum proses elektroforesisnya sendiri. Ini dilakukan dengan mencampurkan
larutan buffer dan memvariasikan konsentrasi non elektrolit yang larut, kemudian
biarkan menyerap vertikal pada tabung elektroforesis yang akan digunakan,
sehingga terbentuk gradien perbedaan kerapatan akibat gravitasi. Di pihak lain
bila perpindahan elektroforesis dilakukan pada suatu medium berpori, wilayah
perpindahannya tidak dipengaruhi oleh gradien kerapatan dan temperatur. Pada
medium tersebut aliran cairan dalam tabung berbanding terbalik terhadap kuadrat
dari jari-jari penampang melintang tabung. Kertas saring, agar, kanji, gelatin,
butiran-butiran kaca umumnya digunakan karena memiliki rongga-rongga kapiler.
Kertas penyaringlah yang paling sering digunakan karena pemisahan yang
sempurna dapat dilakukan dan mudah dikelola. Pemisahan dapat dilakuakan baik
horizontal maupun vertikal dan interferensi anomali paling kecil pada boundary.
8
Pada umumnya istilah elektrokromatografi digunakan untuk pemisahan
berdasarkan perbedaan transfor fisik zat terlarut yang bermuatan didalam medium
kertas akibat pengaruh gradien potensial (Kopkar, 2008).
Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada
pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik
dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut
akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul
tersebut tergantung pada muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada
bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang
terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris
lingkungan(Ricardson dkk. 1986):
F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E adalah
medan listrik.Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA. Menurut Titrawani 1996
ektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan
molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik (titik isoelektrik).
Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, besar
muatan dan sifat kimia dari molekul. Menurut Ricardson dkk 1986 Pemisahan
dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran berat molekul dan muatan listrik yang
dikandung oleh makro-molekul tersebut. Bila arus listrik dialirkan pada suatu
medium penyangga yang telah berisi protein plasma maka komponen- komponen
protein tersebut akan mulai bermigrasi (Ricardsondkk. 1986).
9
Perpindahan partikel bermuatan dalam kertas tergantung pada tanda dan
besarnya muatan pada zat terlarut, permukaan, muatan, tegangan yang digunakan,
konsentrasi elekrolit, kuat ion, pH, temperatur, viskositas, adsortivitas zat terlarut
dan sifat-sifat fisika kimia lainnya medium migrasi. Ion yang berpindah pada
suatu arah juga mempengaruhi mobilitas ion-ion lain yang bergerak pada arah
yang berlawanan. Lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel bermuatan sesuai
dengan :
Ute U ,V
d = qk = L (persamaan 2.1)
a. Mobilitas elektroforesis
10
Ffr = 6 . ἠ . π . r. Vep (persamaan 2.3)
Pada gaya listrik yang konstan, keseimbangan tercapai antara gesekan dan
gaya listrik (persamaan 2.4), maka partikel ion bergerak dengan kecepatan
konstan, Vep (persamaan 2.5).
Fef = Ffr (persamaan 2.4)
Vep = q.E (persamaan 2.5)
6. ἠ.π.r
Mobilitas elektroforesisμep didefinisikan sebagai rasio dari kecepatan
migrasi Vep atas kekuatan medan elctric, E (persamaan 2.6). μep lebih sering
digunakan daripada VEP untuk menggambarkan migrasi ion.
μep = Vep / E = q.E (persamaan 2.6)
6. ἠ.π.r
Dalam penerapan medan listrik kation dilapisan difus bergerak menuju katoda
dan tarik solusi massal dengan mereka. gerakan ini dari solusi massa disebut
aliran elektro osmosis. Dalam elektroforesis gelphenomenonofEOF juga disebut
11
sebagai electro endo osmosis. Kecepatan dari EOF ,VEOF berbanding lurus dengan
konstanta dielektrik dan potensizeta, dari buffer serta kekuatan medan listrik
diterapkan, E.Veof berbanding terbalik dengan viskositas buffer pemisahan.
ε .ᶊ. E
VEOF = 4 . π .ἠ
( persamaan 2.7)
Seringkali arah mobilita selektro osmosis dari solusi massal adalah melawan arah
darii onanalit. Ini adalah karena bagi kebanyakan pemisah anbio meleculari
onanalit bermuatan negatif dan akan diseret kearah anoda sedangkan EOF
diarahkan katoda.
Profil aliran EOF memiliki bentuk plug. kecepatan aliran identik atas selurh
diameter kapiler , kecuali untuk bergerak lebih lambat lapisan difus dekat dengan
dinding kapiler. Distribusi kecepatan homogeneus meminimalkan pelebaran pita
dan dengan demikian meningkatkan efisiensi pemisahan. situasiyang sangat
berbeda terjadi dengan tekanan aliran didorong digunakan dalamC hromatografy
cair.disini profil aliran parabola kecepatan aliran memiliki distribusi besar atas
diameter kolom. Analit dalam arus tengah jauh lebih cepat dari pada analit lebih
dekat kedinding saluran.Hasil ini dalam pelebaran pita dan hilangnya efisiensi
pemisahan.
Kontrol EOF
Dalam kapiler, eof dapat dikontrol oleh: 1). beroperasi pada pH rendah, 2).
permukaan kimia modification, 3). pelapisan dinamis dinding kapiler misalnya
dengan lapisan polimer atau, 4). menggunakan aditif yang mengubah viskositas
1). Biaya permukaan dinetralkan dengan mengoperasikan atapH cukup rendah
untuk protonate kelompok silanol. ini namun hanya terjadi pada pH, 4, pHdi mana
banyak biomolekul tidak stabil.
2). Modifikasi kimia dari gugus silanol pada dinding kapiler dapat dilakukan
untuk membuat mereka sangat hydophilic atau sangat hidrofobik. permukaan
12
hidrofilik, diperoleh dengan pengobatan dengan asam sulfonat, mempertahankan
konstan, EOF tinggi. kelompok fungsional hidrofobik melekat memimpin
permukaan penekanan EOF. masalah dengan modifikasi kimia adalah bahwa
stabilitas jangka panjangnya sering sangat redah.
3). Alternatif adalah lapisan dinamis dinding saluran dengan menambahkan
polimer seperti polietilena glikol (PEG) ke bufferrun. lapisan polimer kental
terbentuk pada dinding kapiler,yang topeng biaya dan menekan EOF.
4). Aditif netral seperti hidroksil etil selulosa atau Polyvinil alkohol meningkatkan
viskositasbuffer menjalankan dan dengan demikian mengurangi kecepatannya.
Selanjutnya, mereka menekan interaksi permukaan analit. sama, pelarut organik
seperti asetonitrilmetahnol dan dapat digunakan untuk mengurangi atau
meningkatkan viskositas masing-masing. surfaktan kationik seperti
dedocyltrimetilamonium bromidamenyerapkedindingcapillarlydandengan
demikian mengubahmuatan permukaan. inimembalikkanarahEOF.
surfaktanharusdigunakanpada konsentrasi
rendahuntukmenghindaripembentukanmisel, yangdapatmenggangguproses
pemisahan.
c. Efisiensi Pemisahan dan Resolusi
μappdarisuatuanalitditentukanolehjumlahdarimobilitaselektroforetiknyaμep dan
mobilitaselektroosmosisμEOF.(Andreas Manz, et.al, 2010)
nmereka dalam mobilita sjelas. Kation memiliki μapp tertinggi karena mereka
berada diarah yang sama dengan μEOF. Spesies netral tidak memiliki μep.
13
Karenanya mereka diseret pada kecepatan dari solusi massal.Anion mencapai
mobilitas nyatanya , μapp, dan peranan kekuatan medan listrik, E (persamaan 2.8).
kekuatan medan, E, adalah perbandingan dari voltase, V, panjang kapiler, L.
Karena itu v, dapat dijelaskan sebagai:
Dalam teori jutaan pelat teoritis per meter bisa kita dapatkan dengan
elektroforesis membuat teknik ini unggul dari LC, di mana jumlah plate per
kolom biasanya di urutan sepuluh ribu. Dalam prakteknya, bagaimanapun, plat
nomor yang lebih rendah diamati pada elektroforesis. pelebaran pita disebabkan
oleh injeksi sampel dan adsorpsi analit pada matriks pemisahan yang mengarah ke
plat nomor di urutan ratusan ribu ketimbang jutaan .
Resolusi, Rs, antara dua ion tergantung dari perbedaan dalam mobilitas
√
1
Rs = ∆μep . √ V . 1
μ app
. 4 . √2 D
(persamaan 2.14)
14
Metode elektroforesis merupakan salah satu metode pemisahan
konvensional yang telah mengalami perkembangan teknik dan metode yang lebih
canggih atau modern sebagai penyempurnaan dari metode koinvensional yang
sebelumnya. Adapun jenis-jenis elektroforesis yang dikenal 2 (dua) kelompok
teknik elektroforesis, yaitu:
a. Tanpa ada pengemban padat atau matriks (Elektroforesis lapisan gerak /
moving boundary)
Misalnya Elektroforesis Tiselius dimana penentuan mobilitas dan titik
isoelektrik suatu protein. Molekul protein yang diselidiki ada diseluruh
larutan dan posisinya sebagai fungsi waktu. Kekurangan dari alat ini adalah
mahal dan pemamfaatan kurang.
b. Dengan pengemban padat atau matriks seperti:
- Elektroforesis Zone (Elektroforesis wilayah)
- Elektroforesis Kertas
- Elektroforesis selulosa asetat
- Elektroforesis gel
1. Elektroforesis Zone (Elektroforesis Wilayah)
Elektroforesis wilayah, ada berbagai faktor yang mempengaruhi laju
perpindahan elektroforesis wilayah, faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan
ion-ion adalah mobilitas ion, tipe resolusinnya, macam larutan buffernya, pH yang
digunakan, kuat ion zat terlarut, temperatur, ada atau tidaknya fenomena
elektroforesis atau elektroosmosis. Medium yang umum digunakan adalah kertas
saring, selulosa, asetat, gel seperti kanji, poliakrelimida dan bubuk gel (Kopkar,
2008).
Tujuan dari teknik elektroforesis ini adalah untuk uji kemurnian preparat,
penentuan komponen dalam campuran, penentuan bobot molekul, dan penentuan
perubahan mobilitas atau konformasi.
2. Elektroforesis Kertas
Kisah teknik pemisahan DNA/RNA ini berawal dari sekelompok ilmuwan
biokimia di awal tahun 1950-an yang sedang meneliti mekanisme molekular
DNA/RNA hidrolisis. Saat itu, tepatnya tahun 1952, Markham dan Smith
15
mempublikasikan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui mekanisme pembentukan
zat antara (intermediate) posfat siklik, yang kemudian menghasilkan nukleosida
2′-monoposfat dan 3′-monoposfat. Ternyata mereka menggunakan suatu peralatan
yang dapat memisahkan komponen campuran reaksi hidrolisis tadi, salah satunya
yaitu nukleotida ‘siklik’ yang membawa pada kesimpulan bahwa hidrolisis RNA
terjadi melalui pembentukan intermediate posfat siklik. Peralatan itu dinamakan
‘elektroforesis‘, yang dibuat dari kertas saring Whatman nomor 3, sebuah tangki
kecil dan berbagai larutan penyangga (buffer). Nukleotida yang sudah terhidrolisis
ditaruh di atas kertas saring, kemudian arus listrik dialirkan melalui kedua ujung
alat elektroforesis.
16
masuk dalam aplikator dari suatu resevoir sampel. Kedua ujung kertas saring
dalam bentuk alur tercelup dalam dua ruang elektroda.
17
alami pada rangka gula-fosfat yang dimilikinya. Untuk menjaga agar laju
perpindahan asam nukleat benar-benar hanya berdasarkan ukuran (yaitu
panjangnya), zat seperti natrium hidroksida atau formamida digunakan untuk
menjaga agar asam nukleat berbentuk lurus. Sementara itu, protein didenaturasi
dengan deterjen (misalnya natrium dodesil sulfat, SDS) untuk membuat protein
tersebut berbentuk lurus dan bermuatan negatif.
Pita-pita (band) pada lajur-lajur (lane) yang berbeda pada gel akan tampak
setelah proses pewarnaan; satu lajur merupakan arah pergerakan sampel dari
"sumur" gel. Pita-pita yang berjarak sama dari sumur gel pada akhir elektroforesis
mengandung molekul-molekul yang bergerak di dalam gel selama elektroforesis
dengan kecepatan yang sama, yang biasanya berarti bahwa molekul-molekul
tersebut berukuran sama. "Marka" atau penanda (marker) yang merupakan
campuran molekul dengan ukuran berbeda-beda dapat digunakan untuk
menentukan ukuran molekul dalam pita sampel dengan meng-elektroforesis
marka tersebut pada lajur di gel yang paralel dengan sampel. Pita-pita pada lajur
marka tersebut dapat dibandingkan dengan pita sampel untuk menentukan
ukurannya. Jarak pita dari sumur gel berbanding terbalik terhadap logaritma
ukuran molekul.
18
DNA merupakan molekul bermuatan negatif, sehingga bila diletakkan di
medan listrik, DNA akan bergerak (migrasi) dari kutub negatif ke kutub positif.
Pergerakan kecepatannya tergantung dari :
19
h. Menentukan atau mengidentifikasi berat molekul DNA, RNA, dan
protein tertentu.
i. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan genetik antar individu
j. Mengetahui jumlah fragmen DNA yang diklon dalam rekombinan
DNA plasmid
k. Menganalisa fragmen DNA yang diamplifikasi lewat PCR
Gel Media
20
Menurut Stenesh dalam Titrawani (1996) teknik elektroforesis dapat
dibedakan menjadi dua cara, yaitu : elektroforesis larutan (moving boundary
electrophoresis) dan elektroforesis daerah (zone electrophoresis). Pada teknik
elektroforesis larutan, larutan penyangga yang mengandung makro-molekul
ditempatkan dalam suatu kamar tertutup dan dialiri arus listrik. Kecepatan migrasi
dari makro-molekul diukur dengan jalan melihat terjadinya pemisahan dari
molekul (terlihat seperti pita) di dalam pelarut. Sedangkan teknik elektroforesis
daerah adalah menggunakan suatu bahan padat yang berfungsi sebagai media
penunjang yang berisi (diberi) larutan penyangga. Media penunjang yang biasa
dipakai adalah gel agarose, gel pati, gel poliakrilamida dan kertas sellulose
poliasetat. Adapaun menurut Sargent & George (1975) elektroforesis daerah
disebut sebagai elektroforesis gel dengan dua buah model yaitu horizontal dan
vertikal. Metode yang biasa digunakan adalah model horizontal, karena
mempunyai beberapa keuntungan yaitu peralatan yang digunakan sangat
sederhana, relatif murah dan pemisahan untuk enzim tertentu dapat menghasilkan
pemisahan yang lebih baik.
21
sampai 500 nm FUNDS konsentrasi 0,16% (1,6 mg/mL-1). pori-pori besar hanya
terbatas untuk protein berat molekul yang sangat tinggi atau asam nukleat. untuk
sebagian analit, agarosa gel nonrestrictive.
Molekul DNA kecil akan melintasi gel lebih cepat karena ruang gerak
yang tersedia untuk melintasi gel lebih banyak.
2. Konsentrasi gel.
Konsentrasi agarosa yang semakin tinggi menyebabkan molekul-molekul
DNA sukar melewati gel. Konsentrasi gel tinggi mempermudah DNA
berukuran kecil melewati gel, sedangkan konsentrasi gel rendah
mempermudah molekul DNA berukuran besar untuk melintasi gel.
3. Bentuk Molekul
Molekul yang berbentuk supercoil atau elips akan bergerak lebih cepat
melewati gel.
4. Densitas muatan
Molekul dengan densitas tinggi akan lebih cepat bergerak dibandingkan
molekul dengan densitas yang rendah. Densitas merupakan jumlah muatan
per unit volume molekul.
5. Pori-pori gel.
22
Pori-pori yang lebih besar akan mempermudah pergerakan DNA melewati
gel, sedangkan pori-pori yang lebih kecil akan lebih sulit dilalui oleh
molekul DNA.
6. Voltase.
Voltase tinggi akan menyebabkan cepatnya pergerakan molekul DNA. Hal
tersebut dikarenakan oleh tingginya muatan positif yang ditimbulkan.
7. Larutan buffer.
Buffer dengan kadar ion tinggi akan menaikkan konduktansi listrik
sehingga migrasi DNA akan lebih cepat.
23
searah dialirkan. Komponen-komponen yang bermuatan positif bergerak menuju
katoda (kutub negatif). Sebaliknya komponen-komponen yang bermuatan negatif
bergerak menuju anoda (kutub positif). Sedangkan komponen-komponen yang
netral tidak bergerak. Hasil pemisahan elektroforesis konvensional ditunjukan
oleh adanya noda-noda berwarna sepanjang media pemisah(Sumar Hendayana,
Ph.D, 2006).
Aliran Elektroforentik.
Sifat alamiah ion-ion selalu bergerak menuju kutub listrik yang berlawanan,
kation akan bergerak menuju katoda (kutub listrik negatif), sebaliknya anion akan
bergerak menuju anoda (kutub listrik positif). Akan tetapi, molekul netral tidak
24
akan bergerak. Aliran ion-ion menuju kutub listrik yang berlawanan ini disebut
aliran elektroforetik yang diperlihatkan dalam gambar 2. Aliran elektroforetik
inilah yang merupakan dasar pemisahan dalam elektroforesa klasik (Sumar
Hendayana, Ph.D, 2006).
Aliran elektroosmotik.
Dalam elektroforesik kapiler, pipa kapiler yang terbuat dari gelas menggantikan
media kertas atau lempeng silika gel pada elektroforesis klasik. Di sini, latutan
buffer dipakai sebagai pengisis pipa kapiler. Bila permukaan pipa kapiler tersebut
berkontak dengan larutan dalam air maka permukaan gelas akan dilapisi anion
(SiO-) yang berasal dari reaksi hidrolisis silika dengan air sehingga permukaan
pipa kapiler tersebut bermuatan negatif. Akibatnya kation-kation yang berasal dari
buffer menutupi lapisan negatif pipa kapiler dan merupakan lapisan kedua pada
permukaan pipa kapiler. Kalau arus listrik searah bertegangan tinggi dialirkan
diantara ujung-ujung pipa kapiler maka kation-kation yang melapisi permukaan
pipa kapiler tersebut akan bergerak menuju katoda (kutub negatif). Aliran lapisan
kation yang cepat ke katoda ini dikenal dengan aliran elektrostatik. Aliran
elektroosmotik diilustrasikan dalam gambar 3(Sumar Hendayana, Ph.D, 2006).
25
analogi. Aliran elektroosrnotik dapat dianalogikan sebagai aliran sungai yang
deras. Ion positif (kation) dapat dianalogikan sebagai ikan yang sedang berenang
ke hilir sedangkan ion negatif (anion) dapat dianalogikan sebagai ikan yang
sedang berenang ke hulu, dan molekul netral dapat dianalogikan sebagai ikan
mati. Bila air sungai mengalir dengan deras maka semua ikatan yang ada dalam
sungai akan menuju ke hilir.
( μef + μeo) E
N= 2D (persamaan 2.16)
26
Berdasarkan persamaan diatas, efisiensi ditentukan oleh tegangan listrik dan
koefisien difusi. Semakin besar tegangan listrik yang diberikan maka semakin
efisien pemisahan. Oleh karena itu, tegangan listrik yang dialirkan ke dalam
sistem elektroforesis sangat besar (10.000-30.000 V). Molekul kecil akan lebih
cepat berdifusi lambat atau D besar, sebaliknya molekul besar akan terdifusi
lambat atau D kecil. Efisiensi pemisahan (N) dalam elektroforesis kapiler
berbanding terbalik dengan koefisien difusi (D). Semakin kecil koefisien difusi
maka semakin besar harga N. Artinya, pemisahan elektroforesis akan semakin
baik untuk molekul-molekul yang besar. Gambar 4 terlihat bahwa harga N naik
tajam dengan kenaikan tegangan listrik hingga mencapai 20 kv dan mencapai
puncaknya pada 30 kv. Pemberian tegangan yang terlalu tinggi (>30 kv) tidak
menyebabkan kenaikan harga N lagi. Hal ini disebabkan sistem tidak dapat lagi
menghilangkan panas yang ditimbulkan oleh tegangan tinggi. Ingat, rendahnya
efisiensi dalam elektroforesis konvensional diaktivkan oleh panas yang
ditimbulkan oleh tegangan listrik yang tinggi(Sumar Hendayana, Ph.D, 2006).
1. Elektroforesis Gel
27
sampai 1 cm id dan 3 sampai 10 cm panjangnya. alternatif gel dapat berperan
sebagai lempengan persegi panjang tipis di mana beberapa sampel dapat
dijalankan secara paralel. gel slab dapat dipolimerisasi pada foil lembam untuk
pemisahan horizontal atau dituangkan ke dalam tangki vertikal. ketebalan gel slab
adalah sekitar 1-3 mm. minigel yang memiliki panjang dan lebar sekitar 8cm x 8
cm, tapi gel lebih besar hingga 40 x 20 cm juga umumnya digunakan.
28
Preparasi Sampel Dan Sistem Buffer
29
Isoelektrik Focussing (IEF) memungkinkan pemisahan analit zwitterionic seperti
protein atau peptida menurut ke titik isoelektrik mereka. ief diterapkan untuk
pemisahan dan pemurnian protein peptida dan asam amino pada analitis serta
skala preparatif. Gel agarose dan PA keduanya digunakan pada metode IEF.
Pipa Kapiler.
30
25-100 μm dan panjang antara 50-100 cm. Dimensi pipa kapiler, diameter dan
panjang ternyata mempengaruhi efisiensi (N) pemisahan elektroforesis kapiler.
Semakin kecil ukuran dimeter pipa kapiler maka semakin besar harga N
(pada gambar 6) oleh karena itu, semakin besar diameter (> 100 m) maka
pemisahan semakin tidak efisien.
Buffer.
Pipa kapiler diisi dengan larutan buffer dan kedua ujung pipa kapiler
tersebut tercelup dalam larutan buffer selain berfungsi sebagai larutan elektrolit
untuk menghantarkan arus listrik juga berfungsi pengontrol muatan molekul.
Karena sutu molekul dapat bermuatan positif, negatif atau netral bergantung pada
pH larutan dan sebagaimana fungsi buffer dapat menahan pH. Dengan kata lain,
pH buffer dapat mengontrok selektifitas pemisahan elektroforesis.
Sumber arus.
31
Cuplikan berupa larutan yang akan dipisahkan dimasukkan melalui ujung
pipa kapiler yang tercelup dalam anoda. Teknik pemasukan cuplikan ke dalam
pipa kapiler dapat dilakukan dengan dua cara yaitu berdasarkan tekanan dan
elektrokinetika yang masing-masing dapat diformasi dengan persamaan.
∆ pπ 4 tC
Q= 8 ηL (persamaan 2.17)
Q adalah jumlah cuplikan yang disuntikan, P adalah beda tekanan di antara kedua
ujung pipa kapiler, r adalah jari-jari pipa kapiler, t adalah lamanya pengaliran
tegangan listrik, C adalah konsentrasi cuplikan, η adalah visikositas, μef dan , μeo,
kuata rus, dan L adalah panjangh pipa kapiler. Bila ujung pipa kapiler dicelupkan
ke dalam cuplikan maka dengan gaya kapilaritas cuplikan akan terisap dengan
sendirinnya karena adanya perbedaan tekanan di antara kedua ujung pipa kapiler.
Kemudian ujung pipa kapiler tersebut dicelupkan kembali ke dalam larutan buffer.
Dengan teknik elektrokinetik, tegangan listrik dialirkan beberapa saat ketika salah
satu ujung pipa kapiler tercelup dalam cuplikan. Dengan demikian sejumlah
cuplikan akan masuk kedalam pipa kapiler.
Detektor.
Semua solut baik yang bermuatan maupun netral bergerak ke satu arah
yaitu kekatoda maka hal ini mempermudah pendeteksian. Dengan demikian
detektor dapat diletakan di salah satu ujung pipa kapiler yaitu didekat katoda.
Berbagai detektor telah digunakan untuk mendeteksi komponen-komponen hasil
pemisahan, antara lain spektrometri (seperti UV, dan Fluoresen) dan detektor
elektrokimia (seperti konduktometri dan amperometri). Detektor UV diperlihatkan
dalam gambar 2.14. Keuntungan penggunaan pipa kapiler yang terbuat dari gelas
silika adalah transparan terhadap sinar UV. Hal ini memungkinkan pendeteksian
aliran komponen hasil pemisahan secara online, artinya tidak perlu mengganggu
aliran komponen hasil pemisahan. Detektor flurosen pada gambar 2.15 dapat
32
digunakan dalam elektroforesis kapiler dengan teknik penggunaan yang sama
detector UV, detektor elektrokimia pada gambar 2.16.
Semua komponen campuran (solut) bergerak ke anoda dan ketika solut melawati
sinar UV maka sinar tersebut akan teradsorbsi yang selanjutnya intensitas cahaya
yang diserap oleh solut-solut dapat diukur sebagai besaran listik.
Aplikasi Elektroforesis
33
berpasangan dari fragmen DNA dapat diperkirakan oleh perbandingan pita
ke pita dalam barisan DNA.
Analisis Peptida.
Peptida disusun oleh beberapa asam amino , jadi molekul peptide lebih besar
daripada molekul asam amino. Hasil pemisahan sintesis peptide dengan
metode CE dan HPLC .
Detektor UV digunakan pada kedua metode pemisahan tersebut. CE
dilakukan pada pipa kapiler dengan panjang 65 cm dan diameter 50 mikrometer
dalam buffer citrate. Sedangkan HPLC dilakukan secara gradien pada kolom C-8
(220 x 2 mm) dengan fas gerak 0.1 % “ (FA dalam air dan 0,08 % TFA dalam
acetonitril. Hasilnya, CE memperlihatkan jumlah peak yang lebih banyak daripada
peak HPLC yang berarti CE memberikan resolusi yang lebih baik daripada HPLC
untuk pemisahan peptida.
34
1. Di bidang kepolisian teknik ini digunakan nuntuk pemeriksaan DNA,
setiap orang memiliki karakteristik khusus, misalnya sidik jari. Sehingga
membantu polisi dalam mengungkap sebuah kasus.
2. Dalam kegiatan biologi molekuler, elektroforesis merupakan salah satu
cara untuk memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan produk
PCR.
3. Memudahkan identifikasi protein yang terdapat pada sebuah DNA.
35
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
36
2. Metode pemisahan elektroforesis didasarkan pada interaksi partikel-partikel
bermuatan oleh medan listrik. Partikel bermuatan listrik negatiaf akan
bergerak kekutub positif (anoda). Sebaliknya , partikel bermuatan listrik
positif akan bergerak kekutub negative (katoda). Sementara partikel netral
tidak bergerak .
3. Jenis-jenis elektroforesis adalah elektroforesis zona (wilayah), elektroforesis
kertas, elektroforesis Gel, dan elektroforesis kapiler.
4. Elektroforesis digunakan untuk meneliti DNA dalam berbagai bidang,
misalnya :di bidang kepolisian teknik ini digunakan nuntuk pemeriksaan
DNA, setiap orang memiliki karakteristik khusus, misalnya sidik jari.
Sehingga membantu polisi dalam mengungkap sebuah kasus.Dalam kegiatan
biologi molekuler, elektroforesis merupakan salah satu cara untuk
memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan produk PCR.
DAFTAR PUSTAKA
37
Richardson, b. J, p. R. Baverstock and m. Adams 1986. Allozyme electro-
phoresis. A handbook for animal sys- tematics and population studies. Aca-
demic press, inc. San diego : 410 pp. Sambrook, j. & d. W. Russell. 2001.
Molecular cloning: a laboratory manual vol 2. 3rd ed. Cold spring harbour
laboratory press, new york: xvii + 3.4--14.53 + 1.44
S.M. Kopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta.
38