Anda di halaman 1dari 23

5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .

com

BAB VIII

DIAGNOSIS MIKOLOGI

Mikologi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari tentang jamur yang


dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Jamur termasuk tumbuhan filum
talofita yang tidak mempunyai akar, batang dan daun. Jamur tidak bisa
menghisap makanan dari tanah dan tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa
mencerna makanan sendiri oleh karenanya hidup sebagai parasit atau saprofit
pada organisme yang lain.
Sampai saat ini dikenal kurang lebih 200.000 spesies jamur tetapi hanya
50 spesies yang pathogen pada manusia, yaitu ;
• 20 spesies menyerang kulit
• 20 spesies menyerang subkutis
• 18 spesies menyerang alat dalam atau sistemik

8.1 Morfologi Jamur

yeast
Morfologi jamur dibedakan berdasarkan bentuk koloninya, Ragi ( ) menghasilkan
koloni yang kompak, seperti krim (teksturnya), dan lembab pada

permukaan medium agar. Sedangkan jamur berfilamen atau kapang (mold)


menghasilkan koloni yang berserat seperti kapas, atau seperti tepung. Beberapa
jamur patogen memiliki bentuk hidup sebagai ragi dan jamur berfilamen, disebut
dimorfik. Dimorfisme bentuk hidup dapat bersifat tergantung pada perubahan
suhu lingkungan. Bentuk kapang terbentuk pada suhu 25-30oC, sedangkan
bentuk ragi dibentuk pada suhu mencapai 35-37oC.
8.1.1. Ragi (Yeasts)
Ragi merupakan mikroorganisme uniselular, berbentuk bulat hingga
oval, berukuran antara 2 – 60 µm. Sel-sel ragi dapat bereproduksi secara
aseksual dengan membentuk tunas, dan secara seksual dengan membentuk
askospora atau basidiospora. Parameter yang digunakan untuk dapat
memebdakan jenis ragi adalah ukuran, keberadaan kapsul, dan mekanisme
pembentukan tunas (budding). Umumnya ragi merupakan anggota

kelompok Ascomycota, Basidiomycota, atau Deuteromycota. Terdapat dua

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 1/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

istilah yang harus dibedakan dari perkembangan ragi, yaitu “germ

tube”dan “pseudohypae”. “Germ tube”adalah perpanjangan dinding sel yang


tidak mengalami konstriksi atau pelekukan, struktur ini dibentuk pada

saat ragi mulai membentuk hifa. “Pseudohypae”adalah perpanjangan


dinding sel yang disertai dengan pelekukan, sehingga secara morfologi
akan tampak seperti hifa bersekat.

Gambar 8.1. Pseudohifa


(Sumber: http://timm.main.teikyo-
u.ac.jp/pfdb/image/iwaguchi_s_1/webpage.html

8.1.2. Kapang (Molds)


Struktur dasar kapang adalah hifa yang berbentuk seperti tabung

memanjang. Hifa berkembang membentuk struktur seperti benang (tampak


secara makroskopis), disebut miselium. Miselium dapat berpenetrasi ke

dalam medium untuk mengambil nutrisi bagi pertumbuhannya. Hifa


vegetatif dapat berkembang menjadi hifa reproduktif pada kondisi yang
sesuai. Bagian hifa yang terdapat pada permukaan substrat atau medium
disebut hifa aerial, dapat membentuk tubuh buah untuk memproduksi
spora aseksual.
Terdapat tiga jenis hifa berdasarkan septa (segmen) atau batas antar
dinding sel satu dengan dinding sel lainnya. Hifa senositik adalah jenis hifa

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 2/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

yang tidak memiliki septa, hifa jenis ini dimiliki oleh kelompok

Zygomycota. Hifa dengan septa berpigmen gelap, dimiliki oleh kapang


“dematiceous”; dan hifa hialin merupakan hifa bersepta tanpa pigmen.

Gambar 8.2 Jenis-jenis hifa kapang


kiri: Hifa senositik (Rhizopus); kanan: hifa hialin ,
Diambil dari : http://www.mycology.adelaide.edu.au/virtual/2006/ID2-
Jan06.html

Elemen yang terkecil dari jamur disebut hifa yaitu berupa benang-
benang filamen yang terdiri dari sel-sel yang mempunyai dinding,
protoplasma, inti dan biasanya mempunyai sekat. Hifa yang tidak
mempunyai sekat disebut hifa sinositik. Benang-benang hifa ini bercabang-
cabang dan bila membentuk anyaman disebut miselium.
Hifa berkembang biak atau tumbuh menurut panjangnya dengan
membentuk spora. Spora adalah alat reproduksi yang bisa dibentuk dalam
hifa sendiri atau oleh alat-alat khusus dari jamur sebagai alat reproduksi.
Besarnya antara 1-3µ dengan bentuknya bisa bulat, segi empat, kerucut
atau lonjong. Spora-spora ini dalam pertumbuhannya makin lama makin
besar dan memanjang sehingga membentuk satu hifa.
Hifa umumnya mempunyai satu sekat, tetapi ada kalanya dari satu
spora, dapat terbentuk satu hifa semu. Hifa semu dibentuk dari sel ragi.
Pada salah satu sisinya membentuk tonjolan yang lebih besar sehingga
tampak menyerupai hifa dan tidak mempunyai sekat. Anyaman dari hifa
ini disebut miselium semu.

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 3/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

Spora merupakan bola-bola kecil yang berukuran 1-3µ, merupakan


alat reproduksi. Ada dua macam spora yaitu :
1) Spora seksual

Yaitu spora yang dibentuk dalam suatu organ khusus yang


sebelumnya terjadi penggabungan dari dua hifa dan gabungan ini
akhirnya membentuk alat reproduksi yang khas, misalnya :
a. Askospora : spora-spora yang dibentuk dalam suatu kantong atau
askus.
b. Basidospora : spsora yang dibentuk pada bagian atas basidium.
c. Oospora : spora-spora yang dibentuk dalam oosit.

d. Zigospora : spora-spora yang dibentuk dari dua hifa yang


sebelumnya telah bergabung.

Gambar 8.3. Skema reproduksi spora seksual pada jamur


(http://okaok.multiply.com/journal?&page_start=40)

1) Spora aseksual
Yaitu spora yang langsung dibentuk oleh hifa tanpa melalui

penggabungan dari hifa-hifa reproduktif. Ada tiga jenis yaitu :

217 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 4/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

a. Talospora

• Artrospora yaitu spora-spora yang langsung dibentuk di dalam satu hifa atau
miselium dengan membagi protoplasma.

Gambar 8.4. Artrospora (http://gmg.xoom.it/Microonline/Micologia


%20generale/micologia.htm)

• Blastospora yaitu anak sel yang dibentuk dari suatu sel atau induk,
umumnya pada ragi.

Gambar 8.5. Blastospora


(http://gmg.xoom.it/Microonline/Micologia%20generale/micologia.htm)
• Klamidospora yaitu dari suatu hifa pada bagian tengahnya membentuk
tonjolan protoplasma, dan selanjutnya protoplasma terbagi-bagi menjadi
spora.

Gambar 8.6. Klamidospora

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 5/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

(http://gmg.xoom.it/Microonline/Micologia%20generale/micologia.htm)

a. Konidiospora
Dibentuk dari ujung hifa, disini protoplasma membagi diri.
Terdapat 2 macam bentuk : makro dan mikrokonida.

Gambar 8.7. Konidiospora


(http://www.virtual.unal.edu.co/cursos/medicina/2010828/lecciones/cap9/cap9-1b.htm)

b. Sporangiospora
Dibentuk dari sporangium yaitu dari ujung hifa atau miselium
khusus yang berbentuk benjolan dan dari benjolan ini dibentuk spora-
spora.

Gambar 8.8. Sporangiospora


(http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/Lects/Fungi.htm)

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & Imunologi

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 6/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

8.1Pembagian atau Klasifikasi Penyakit Jamur

8.1.1 Berdasarkan geografis


Yaitu menurut letak penyebarannya, penyakit jamur yang menyerang
seluruh dunia atau beberapa tempat di dunia. Contoh :

a. Jamur yang tersebar luas yang dapat menyerang seluruh


permukaan bumi , misalnya : Trikopitosis dan Histoplasmosis.
b. Jamur yang hanya menyerang beberapa bagian di dunia ini,
misalnya : Bakstimikosis Amerika Utara dan blastomikosis
Amerika Selatan.
8.1.1 Berdasarkan morfologi koloni

a. Jamur yang berfilamen yaitu jamur yang pada pembiakan


memberikan koloni filamen misalnya Tricophyton dan Microsporum
b. Jamur ragi yaitu jamur yang pada pembiakan memberikan koloni
ragi misalnya kandida
c. Jamur yang mempunyai 2 bentuk (jamur ganda) yaitu jamur yang

pada pembiakan temperatur 370C menghasilkan koloni ragi tetapi


pada temperatur kamar akan memberikan koloni filamen misalnya :
Spotrikosis.
8.1.1 Berdasarkan etiologi
Pembagian ini sukar karena kita harus sampai pada spesies
jamur sebagai penyebab penyakitnya misalnya :
a. Trikopitosis : penyebabnya Trichophyton
b. Aspergilosis : penyebabnya spesies aspergilus

c. Epidermopitosis : penyebabnya spesies


epidermophyton 8.1.1 Berdasarkan topografi (bentuk klinis)
a. Mikosis superfisialis yaitu jamur yang menyerang lapisan luar
pada kulit, kuku dan rambut. Dibagi dalam dua bentuk yaitu :
• Dermatofitosis, yang terdiri dari : Tinea Kapitis, Tinea Kruris, Tinea Korporis,
Tinea pedis atau manus, Tinea Unguium (onikomikosis), Tinea Interdigitalis,
Tinea Imbrikata, Tinea Favosa, Tinea Baarbae.

• Nondermatofitosis terdiri dari : Tinea Versicolor, Piedra Hitam, Piedra Putih.

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 7/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

Perbedaan antara dermatofitosis dan nondermatofitosis

terletak pada infeksi di kulit. Golongan dermatofitosis


menyerang atau menimbulkan kelainan di dalam epidermis,
mulai dari stratum korneum sampai stratum basalis, sedangkan
golongan nondermatofitosis hanya pada bagian superfisialis
dari epidermis. Hal ini disebabkan dermatofitosis mempunyai
afinitas terhadap keratin yang terdapat pada epidermis, rambut
dan kuku sehingga infeksinya lebih dalam.
a. Mikosis Intermediat yaitu jamur-jamur yang menyerang kulit,
mukosa, subkutis dan alat-alat dalam terutama yang
disebabkan oleh spesies kandida sehingga penyakitnya disebut
kandidiasis seperti Candida albicans.
b. Mikosis Dalam yaitu jamur-jamur yang menyerang subkutis dan
alat-alat dalam. Adapun jamur yang termasuk dalam golongan
ini yaitu : Aktinomikosis, Nokardiosis, Kriptokokosis, Fikomikosis
sublutis, Aspergilosis, Histoplasmoosis,

Kromomikosis, Sporotrikosis, Blastomikosis Amerika Utara dan


Amerika Selatan, Misetoma “Madura Foot”.

8.1 Cara penularan penyakit yang disebabkan oleh jamur


Masuknya jamur dalam tubuh dapat melalui :
1) Melalui luka kecil atau aberasi pada kulit misalnya golongan
dermatofitosis, kromoblastomikosis.
2) Melalui saluran napas, dengan mengisap elemen-elemen jamur seperti
pada histoplastosis.
3) Melalui kontak tetapi tidak perlu ada luka atau aberasi kulit seperti
golongan dermatofitosis.

8.1 Pengambilan dan Penanganan Sampel


Pengambilan sampel yang benar dan penanganan sampel yang tepat
menentukan akurasi keberhasilan pemeriksaan mikologi. Semua sampel untuk

pemeriksaan mikologi harus segera ditangani dan dikirim. Hal ini dikarenakan

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 8/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

pertumbuhan jamur yang relatif lambat sehingga isolasi untuk jamur patogen

yang diinginkan menjadi sulit dilakukan karena adanya pertumbuhan


mikroorganisme lain yang lebih cepat, seperti bakteri.
Beberapa sampel yang umumnya diambil untuk pemeriksaan mikologi
adalah rambut, kulit, kuku, darah, sumsum tulang, cairan serebrospinal, cairan
atau eksudat pada luka, cairan pada saluran pernapasan, dan spesimen yang
berasal dari saluran genital dan saluran pencernaan.
8.5.8.Kerokan Rambut, Kulit, Kuku
Lampu Wood dapat digunakan untuk melihat adanya rambut yang
terinfeksi jamur, misalnya infeksi Microsporum audouinii. Jamur akan
berfluoresen jika terkena sinar lampu. Forceps steril harus digunakan
untuk mengambil rambut. Helaian rambut dipotong-potong menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil, kemudian diletakkan pada permukaan
agar yang berisi media pertumbuhan jamur mengandung kloramfenikol
dan sikloheksimd, diinkubasi pada suhu 22o-30oC hingga 21 hari untuk
memastikan hasil negatif.

Gambar 8.9. Kultur jamur dari spesimen rambut


(Sumber: http://www.citizendia.org/Dermatophyte_Test_Medium)

Sampel kulit didapatkan dari kerokan kulit pada permukaan lesi di


permukaan kulit. Kulit yang akan dikerok dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan isopropanol alkohol 70%. Pemeriksaan kerokan kulit
umumnya dilakukan menggunakan larutan KOH 10% yang dapat

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 9/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

menghancurkan jaringan yang mengandung keratin sehingga hifa jamur


dapat tampak lebih jelas.
Pengambilan sampel kuku dilakukan dengan mengerok atau
menggunting kuku. Gunting yang digunakan harus steril. Kuku terlebih
dahulu dibersihkan dengan isopropanol alkohol 70%, dikerok atau
digunting untuk pemeriksaan dengan KOH dan diinokulasi pada media
pertumbuhan. Potongan kuku harus diperkecil untuk penanaman pada
media.

8.5.8. Darah dan Sumsum Tulang


Darah dari pasien septisemik dapat mengandung jamur patogen
maupun oportunis. Kultur darah dapat digunakan untuk menentukan
keberadaan infeksi jamur dalam darah. Sistem kultur yang telah tersedia
untuk pemeriksaan sel-sel ragi diantaranya adalah BACTEC (Becton
Dickinson, Spark, Md), BacT/ALERT (bioMérieux, Durham, NC) dan ESP
(Trek Diagnostics, Westlake, Ohio). Sistem sentrifugasi lisis juga

dapat digunakan terutama pada daerah yang sering ditemukan adanya


jamur dimorfik dalam darah. Sentrifugasi dilakukan untuk melisis eritrosit
dan leukosit sehingga jamur akan keluar dari sel. Sedimen yang
dihasilkan selanjutnya ditanam pada media yang sesuai dan diinkubasi
pada suhu 30oC selama 21 hari.
Sampel sumsum tulang ditambahkan heparin dan langsung ditanam
pada media pertumbuhan.

8.5.9. Cairan Serebrospinal/Cerebrospinal Fluid (CSF)


Preparasi sampel CSF dilakukan dengan penyaringan menggunakan
membran filter ukuran 0,45 µm. Membran filter selanjutnya diletakkan di
atas media pertumbuhan dan diinkubasi. Setiap hari membran filter harus
dipindahkan pada area media yang berbeda, dan diamati ada/tidaknya
pertumbuhan jamur. Jika terdapat kurang dari 1 mL sampel, dapat
dilakukan sentrifugasi. Satu tetes konsentrat diperiksa dengan tinta India,

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 10/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

dan sisanya diinokulasi pada media. Penggunaan antimikroba pada

media pertumbuhan tidak diperlukan karena sampel CSF umumnya steril.

8.5.10.Saluran Pernafasan
Infeksi jamur merupakan salah satu penyebab infeksi terbanyak pada
saluran pernapasan. Sekresi saluran berupa sputum, sputum diinduksi,
bronchial washing, bronchoalveolar lavage dan aspirat trakea merupakan
jenis-jenis sampel yang diperiksa dari saluran pernapasan.

Sputum harus didapatkan dengan batuk dalam pada pagi hari, jika
tidak berhasil dapat dilakukan dengan menggunakan nebulizer untuk
mendapatkan sputum diinduksi. Spesimen yang terlalu kental
dihomogenisasi dengan menambahkan bahan bersifat mukolitik yaitu
crystalline N-acetyl-L-cystine. Sampel yang homogen dapat langsung
diperiksa langsung di bawah mikroskop dan diinokulasi pada media (0,5 mL).

Spesimen yang berasal dari saluran pernapasan mengandung berbagai

jenis mikroorganisme, sehingga untuk menumbuhkan jamur patogen


ditambahkan antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Kombinasi agar non-selektif seperti agar SABHI (agar penghambat jamur)
dan agar BHI (brain-heart infusion) dengan kloramfenikol dan
sikloheksimid merupakan media yang juga dapat digunakan untuk kultur
jamur dari spesimen saluran pernapasan.

8.5.11.Urin
Sampel urin harus segera diperiksa setelah pengambilan sampel.
Sampel urin yang telah lebih dari 24 jam tidak dapat digunakan untuk
bahan kultur. Pemeriksaan langsung dapat dilakukan untuk menemukan
sel ragi maupun hifa. Preparasi untuk kultur dilakukan dengan teknik
sentrifugasi, sedimen dikultur pada agar SABHI dan agar BHI dengan
kloramfenikol dan sikloheksimid untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 11/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

8.5.12.Luka dan Jaringan

Cairan pada luka dapat diperiksa untuk menemukan granula, jika tidak
terdapat granula sampel dapat langsung ditanam pada permukaan agar.

Jaringan yang akan diperiksa terlebih dahulu diproses dengan Stomacher


(Tekmar, Cincinnati, Ohio) yang berfungsi mengeluarkan sitoplasma sel-
sel pada jaringan dalam media cair. Suspensi media cair selanjutnya
dijadikan bahan pemeriksaan. Sebanyak 0,1 mL suspense dapat dikultur
pada permukaan media dan diinkubasi pada suhu 30oC selama 21 hari.

8.1 Cara menegakkan diagnosis


Selain dari gejala-gejala khas setiap jamur diagnosis suatu penyakit
jamur harus dibantu dengan pemeriksaan laboratorium, yaitu :
1) Pemeriksaan preparat langsung
2) Pembiakan
3) Reaksi imonulogis
4) Biopsi atau gambaran pemeriksaan histopatologi

5) Pemeriksaan dengan sinar Wood.

Skema : Diagnosis pemeriksaan penyakit jamur

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 12/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

(Connie R. Mahon, Diagnostic Microbiology)

8.6.1. Pemeriksaan preparat langsung


Untuk melihat apakah ada infeksi jamur perlu dibuat preparat
langasung dari kerikan kulit, rambut atau kuku. Sediaan dituangi larutan
KOH 10-40% dengan maksud melarutkan keratin kulit atau kuku
sehingga akan tinggal kelompok hifa. Sesudah 15 menit atau sesudah
dipanasi diatas api kecil jangan sampai menguap, dilihat dibawah
mikroskop, dimulai dengan pembesaran 10 kali.
Adanya elemen jamur tampak berupa benang-benang bersifat
konotur ganda. Selain itu tampak juga bintik spora berupa bola kecil
sebesar 1-3µ.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk diperiksa didapat dari:
a. Kulit, bahan diambil dan dipilih dari bagian lesi yang aktif yaitu
daerah pinggir. Terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70%
lalu dikerok dengan skalpel sehingga memperoleh skuama yang

cukup. Letakkan diatas gelas objek lalu dituangi KOH 10%.


b. Rambut, rambut yang dipilih adalah rambut yang terputus-putus
atau rambut yang warnanya tak mengilat lagi, tuangi KOH 20% ,
lihat adanya infeksi endo atau ektotrik.
c. Kuku, bahan yang diambil adalah masa detritus dari bawah kuku
yang sudah rusak atau dari bahan kukunya sendiri , selanjutnya
dituangi dengan KOH 20% -40% dan dilihat dibawah mikroskop,
dicari hifa atau spora.
Dengan preparat langsung ini sebenarnya diagnosis suatu
dermatomikosis sudah dapat ditegakkan. Penentuan etiologi
spesies diperlukan untuk keperluan penentuan prognosis,
kemajuan terapi dan epidemiologis.

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 13/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

Gambar 8.10. Hasil pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit


(http://www.sodiycxacun.web.id/2010/05/dermatomikosis-mikosis-superfisial.html )

8.6.1. Pembiakan atau kultur


Untuk pembiakan jamur digunakan media khusus jamur.
Pemilihan media yang digunakan dilakukan berdasarkan jenis jamur
yang dicurigai, level identifikasi (genus, spesies), adanya kemungkinan
kontaminasi mikroorganisme lain dan fasilitas laboratorium.
Dua tipe media yang sering digunakan untuk isolasi jamur adalah
media selektif (agar BHI) yang dapat ditumbuhi oleh semua jenis jamur

yang terdapat pada sampel. Penggunaan media potato flakes agar


(PFA), agar penghambat jamur (inhibitory molds agar-IMA), atau
kombinasi Sabouraud’s dextrose agar (SDA) dan BHI (SABHI)
digunakan sebagai media selektif. 4
Media SDA dapat digunakan untuk menumbuhkan jamur-jamur
kulit maupun ragi dari kultur sampel vagina. SDA dengan penambahan
sikloheksimid dan kloramfenikol juga dapat digunakan untuk
menumbuhkan jamur-jamur kulit. SDA (2%) merupakan media yang

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 14/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

paling banyak digunakan untuk subkultur jamur yang telah diisolasi

pada medium pengaya, fungsinya untuk menghambat terbentuknya


spora dan mempertahankan bentuk hifa.
Penggunaan media yang lebih selektif juga digunakan untuk
menumbuhkan jamur. Penambahan beberapa antibiotik seperti penisilin
(20 U/mL), streptomisin (40 U/mL), gentamisin (5 µg/mL), atau
kloramfenikol (16 µg/mL) digunakan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri, sedangkan sikloheksamid (0,5 µg/mL) digunakan untuk
menghambat pertumbuhan jamur lain. Jamur patogen yang bersifat
oportunistik seperti Cryptococcus neoformans dan Aspergillus
fumigatus dapat dihambat oleh sikloheksamid sehingga penggunaan
kedua media, selektif dan non-selektif, harus dilakukan bersamaan.

Media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur harus cukup


banyak sehingga tidak mengalami dehidrasi sebelum isolasi berhasil
dilakukan. Untuk kepentingan tersebut digunakan cawan petri
berdiameter 100 mm atau botol bertutup ulir berukuran 25 x 150 mm

agar volume media mencukupi. Pelat agar pada cawan petri memiliki
keunggulan karena dapat menyediakan permukaan yang luas untuk
isolasi dan memudahkan penggunaan zat penghambat tumbuh bagi
mikroba kontaminan. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketebalan
media yang dituangkan minimal 25 mL untuk memperlambat terjadinya
kekeringan media selama masa inkubasi.
Inkubasi jamur dilakukan pada suhu ruang yaitu 30oC dimana
bakteri tidak dapat tumbuh secara optimal. Pada jamur-jamur dimorfik
dibutuhkan suhu pertumbuhan 37oC untuk menghasilkan bentuk
dimorfiknya. Pertumbuhan jamur pada media harus diamati selama 30
hari, meskipun telah dikontaminasi oleh bakteri maupun jamur lain
untuk menentukan hasil negatif. Beberapa jenis jamur seperti H.
capsulatum dapat tumbuh di permukaan koloni C. albicans maupun
permukaan koloni jamur lainya.

Informasi yang harus dicatat pada saat melakukan kultur adalah

waktu pertumbuhan jamur mulai dapat diamati (hari ke- atau jam ke-)

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 15/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

atau munculnya bentuk tubuh buah, ditemukan koloni ragi atau bentuk

hifa, media isolasi yang digunakan, kondisi pertumbuhan (suhu), dan


bentuk koloni yang ditemukan. Karakteristik-karakteristik ini dapat
digunakan untuk melakukan identifikasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada hasil pembiakan adalah :
a. Bentuk Koloni, ada 3 bentuk koloni jamur, yaitu :
• Koloni ragi, makroskopis tampak bundar, lunak atau lembek dengan
permukaan halus atau rata, mengkilat, tidak berpigmen, warna kekuningan,
seperti koloni bakteri. Bila diperiksa secara mikroskopis hanya didapati sel-
sel ragi yang berupa sel yang bulat dan tampak seolah-olah mempunyai dua
dinding dan kadang-kadang ada dua tunas (satu bola besar dengan tunas
bola yang kecil yang disebut “BUDDING”), misalnya pada Candida.

Gambar 8.11 Koloni Ragi


(http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/11/morfologi-koloni.html)
• Koloni menyerupai ragi, secara makroskopis tampak lembek, permukaan

halus, mengkilat dan warnanya putih kekuningan. Secara mikroskopis


tampak seperti sel tunggal dan kadang-kadang tampak miselium semu (sel-
sel panjang tetapi tidak khas dan tidak bersekat). Juga ada sel yang
berbentuk bulat dan kadang-kadang ada yang bertunas.
• Koloni Filamen, secara makroskopis tampak seperti kapas berupa benang
halus, permukaan dan pinggir tidak rata dan menonjol diatas permukaan
media. Mikroskopis tampak sebagai hifa sejati, yaitu benang-benang yang
bersifat kontur ganda, berinti dan memunyai sekat misalnya; trikopiton,
mikrosporon,dan epidermofiton. Kadang-kadang tampak bentuk campuran

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 16/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

yaitu pembiakan pada temperatur 370C dapat menghasilkan koloni ragi, tetapi

pada temperatur kamar akan menghasilkan koloni filamen, misalnya


sporotrikosis.

Gambar koloni filament


(Sumber: http://www.moldbacteriaconsulting.com/tag/fungi)
a. Bentuk Hifa, bentuk hifa ini dapat dibedakan dalam beberapa jenis
yaitu:
• Menurut fungsinya : Hifa Vegetatif, berfungsi untuk perkembangan dan
mengambil makanan; Hifa Reproduktif, dikhususkan untuk membentuk atau
memperbanyak diri dengan spora.
• Menurut jenisnya: Hifa Berseptum dan Hifa Tidak Berseptum (senosistik).

Gambar 8.12. a. Hifa senositik, b. hifa berseptum


(http://yeadhi.blogspot.com/2010_01_01_archive.html)

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 17/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

• Pembagian lain: Hifa Sejati yaitu apabila panjang hifa lebih dari lebar dan

Hifa Semu.
a. Bentuk Spora : talospora, konidiospora, sporangiospora

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 18/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

S
e
D k
m
e

mr a
ato nIde

fi

ti
at kfi
a

is

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 19/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

8.6.1.Reaksi imunologis (alergi), dengan menyuntikkan secara intrakutan

semacam antigen yang dibuat dari koloni jamur , reaksi (+) berarti
infeksi oleh jamur (+), misalnya :
a. Reaksi Trikofitin, antigen yang dibuat dari pembiakan trikofitosis.
Kalau (+) berarti ada infeksi trikofiton.
b. Reaksi Histoplasmin, antigen yang dibuat dari pembiakan
histoplasma. Kalau (+) berarti ada infeksi histoplasma (+).
c. Reaksi sporotrikin, antigen dibuat dari koloni sporoptricium schenkii.
Kalau (+) berarti infeksi oleh spesies sporotrikum.

8.6.1. Biopsi atau pemeriksaan histopatologi


Khusus dilakukan untuk pemeriksaan penyakit jamur golongan
mikosis dalam. Dengan pewarnaan khusus dari suatu jaringan biopsy,
dapat dicari elemen jamur dalam jaringan tersebut. Pewarnaan khusus
seperti pewarnaan Gram , HE dan PAS dapat mewarnai elemen jamur
dalalm jaringan sehingga tampak lebih jelas. Selain itu, pemeriksaan

histopatologi sangat penting untuk melihat reaksi jaringan akibat infeksi


jamur.

Gambar 8.13 Perbandingan beberapa hasil pewarnaan Jamur


(Sumber:http://3bp.blogspot.com/_EPA1g2DGzmo/R9H0Cvbxn51/AAAAAA
AAAEY/VRfKdeWLZfw/s160-h/candidiasin3.jpg)

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 20/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

8.6.2. Pemeriksaan dengan sinar Wood

Sinar Wood adalah sinar ultraviolet yang setelah melewati suatu


“saringan wood”, sinar yang tadinya polikromatis menjadi
monokromatis dengan panjang gelombang 3600A. Sinar ini tidak dapat
dilihat. Bila sinar ini diarahkan ke kulit atu rambut yang mengalami
infeksi oleh jamur-jamur tertentu, sinar ini akan berubah menjadi dapat
dilihat, dengan memberi warna yang kehijauan atau fluoresensi.
Apabila pemeriksan dengan cara ini memberi fluoresensi, pemeriksaan
sinar Wood disebut positif dan apabila tidak ada fluoresensi disebut
negative. Jamur-jamur yang memberikan fluoresensi adalah
Microsporum lanosum, Microsporum audoinii, M.canis dan Malassezia
furtur (penyebab tinea versikolor).

Gambar 10. Mikroskopis Malassezia furtur hasil pemeriksaan dengan


sinar woods
(http://imadeharyoga.wordpress.com/2009/07/24/penatalaksanaan-pitiriasis-versikolor-atau-panu/ )

8.6.6 Uji Kepekaan terhadap Antijamur


Jenis obat antijamur yang digunakan sebagai terapi dikelompokkan ke
dalam beberapa kelas, yaitu polyenes, azoles dan candins. Amphotericin B
(AMB) merupakan antijamur utama yang dapat membunuh hampir seluruh
jamur. Namun penggunaan obat ini juga berefek samping pada manusia seperti

215 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & I m u n o l o g i

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 21/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

menimbulkan demam, rigors, kerusakan ginjal hingga syok. Terapi dengan obat

ini harus mempertimbangkan efek sampingnya terhadap pasien. Obat yang


paling banyak digunakan adalah kelompok azoles, yaitu fluconaozle (FLU),
itraconazole (ITRA), dan voriconazole (VORI). Kelompok azoles memiliki
mekanisme penghambatan terhadap aktivitas jamur dan memiliki efek samping yang
lebih ringan. Namun terapi berlebihan atau kesalahan penggunaan obat
menyebabkan resistensi pada beberapa jenis jamur sehingga uji kepekaan terhadap
antijamur perlu dilakukan sebelum pengobatan ditentukan.

Uji sensitivitas terhadap antijamur yang direkomendasikan oleh komite


nasional untuk standar laboratorium klinik (CLSI) adalah M27-A2 untuk ragi,
M38-A untuk kapang, dan M44-A untuk uji difusi.

Metode M44-A adalah metode yang paling banyak digunakan. Teknik


pengujian hampir sama dengan uji sensitivitas pada bakteri. Agar Mueller-Hinton
digunakan sebagai media. Beberapa produk untuk uji sensitivitas diantaranya
Trek Diagnostic System (Cleveland, Ohio) dan Etest (AP Biodisk, Solina,

Sweden).

DAFTAR PUSTAKA

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & Imunologi

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 22/23


5/7/2018 D iagnosis M ikol - slide .com

Betty A. Forbes, Daniel F. Sahm, and Alice S. Weissfeld, 2007, Bailey & Scott’s,

Diagnostic Microbilogy, Twelfth edition, Mosby Elsevier, Texas

http://adasidna.blogspot.com/2008/03/candidiasis-diagnosa-dan-identifikasi.html

http://gmg.xoom.it/Microonline/Micologia%20generale/micologia.htm

http://imadeharyoga.wordpress.com/2009/07/24/penatalaksanaan-pitiriasis-

versikolor-atau-panu
http://okaok.multiply.com/journal?&page_start=40

http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/11/morfologi-koloni.html

http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/Lects/Fungi.htm

http://www.sodiycxacun.web.id/2010/05/dermatomikosis-mikosis-

superfisial.html)

http://www.virtual.unal.edu.co/cursos/medicina/2010828/lecciones/cap9/cap9-

1b.htm

http://yeadhi.blogspot.com/2010_01_01_archive.html

Mahon and Manuselis, 1995, Textbook of Diagnostic Microbiology, WB.

Saunders Company, Philadelphia

R.S. Siregar, Penyakit Jamur Kulit, Edisi ke-2, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta, 2002

216 | D i a g n o s t i k M i k r o b i o l o g i & Imunologi

http://slide .com /reader/full/diagnosis-m ikol 23/23

Anda mungkin juga menyukai