Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAKTERIOLOGI I

PEMANFAATAN METABOLISME BAKTERI


DALAM ERA MODERN

OLEH :
PETRONELA DJAMI
PO 530333318 777
TINGKAT 1A

PRODI ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya,
sehingga “Makalah Pemanfaatan Metabolisme Bakteri dalam Era Modern ” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Kupang,Juli 2019
Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme Bakteri

2.2 Pemanfaatan Metabolisme Bakteri

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil


yaitu dalam skala micrometer atau micron (μ) atau sepersejuta meter dan tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam percakapan sehari-hari atau untuk
kepentingan praktis mikroorganisme sering disebut sebagai mikroba atau kUntuk
mempelajarinya diperlukan cara tertentu yaitu observasi mikroskopik dan biakan
atau pure culture. Termasuk dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri
(eubactera, archaebacteria), fungi (yeasts, molds), protozoa, microscopic algae dan
virus serta beberapa macam cacing (helmints). Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi. Ilmu mikrobiologi kedokteran mempelajari
mikroorganisme sebagai penyebab penyakit infeksi, cara mendiagnosis,
pengobatan, pencegahan dan pengendalian infeksi.Semua mikroorganisme adalah
sel kecuali virus.
Teori tentang sel menyebutkan bahwa makhluk hidup dapat berupa
organisme sel tunggal atau organisme yang tersusun atas berbagai sel (multisel).
Sel merupakan unit kompleks dari suatu sistem kehidupan. Semua makhluk hidup
yang ada berasal dari replikasi atau transformasi dari sel yang ada sebelumnya. Sel
adalah struktur yang dibatasi suatu membran, bermetabolisme secara aktif dan
mengandung materi hereditas.
Teori bahwa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit atau Germ
theory of disease yang digagas oleh Louis Pasteur merupakan alasan yang sangat
kuat mengapa semua dokter dan tenaga kesehatan harus mengetahui ilmu
mikrobiologi. Anton van Leeuwenhoek (1670-an) adalah first microbiologist yang
pertama kali mengamati mikroorganisme menggunakan mikroskop sederhana.
Louis Pasteur (1860-an) berhasil membuktikan adanya mikroorganisme penyebab
kontaminasi dengan percobaan anti-spontaneous generation. Pasteur memegang
peran utama dalam penemuan dan pengembangan vaksin seperti vaksin rabies.
Selain itu, ia juga menemukan metode fermentasi danaseptic technique untuk
menghindari kontaminasi mikroba pada saat operasi.

4
Metode pencegahan kontaminasi mikroba pada makanan/minuman cair
(susu, anggur, bir) dengan cara pemanasan disebut Pasteurisasi. Ignaz Semmelweis
(1840-an) adalah dokter yang mengajarkan tentang hand washing yang terbukti
sangat efektif dalam mencegah kontaminasi atau penularan penyakit. Joseph Lister
(1860-an) adalah orang pertama yang memproduksi dan menggunakan antiseptik.
Robert Koch (1870-an) menyusun Koch's Postulates yang menyatakan tahapan
bagaimana suatu mikroba menyebabkan penyakit tertentu. Postulat tersebut berisi
4 butir pernyataan yang mampu menjawab secara empiris kebenaran Germ theory
of disease. Postulat tersebut berbunyi: Mikroorganisme tertentu ada (dapat
diisolasi) pada setiap kasus penyakit infeksi, mikroorganisme tersebut dapat
dibiakan dalam biakan murni di luar inang (in vitro), jika mikroorganisme tersebut
di-inokulasi pada inang yang rentan (susceptible host) akan menyebabkan penyakit
infeksi yang sama dengan penyakit infeksi yang terjadi pada inang asal
mikroorganisme tersebut diisolasi, mikroorganisme dari inang yang rentan tersebut
dapat diisolasi kembali dalam biakan murni. Koch juga menemukan beberapa
bakteri: Bacillus anthracis, Mycobacterium tuberculosis dan Vibrio cholera. Koch
juga mengembangkan media untuk membiakan bakteri. Dmitri Iwanowski (1890-
an) adalah penemu virus pertama yaitu tobacco mozaic virus. Alexander Fleming
(1920-an) adalah penemu penicillin (first antibiotic).

Fleming menemukan jamur yang bersifat antibakteri pada cawan petrinya


secara tidak sengaja. Jamur itu memproduksi penisilin yang ternyata merupakan
suatu antibiotik. Karena keterbatasan produksi maka penggunaan penisilin baru
meluas pada tahun 1940-an.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Metabolisme Bakteri?


2. Apa saja manfaat Metabolisme Bakteri?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Metabolisme Bakteri
2. Untuk mengetahui apa manfaat Metabolisme Bakteri

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme Bakteri

Metabolisme adalah semua reaksi yang terjadi dalam organism hidup untuk
memperoleh dan menggunakan energi, sehingga organisme dapat melaksanakn
berbagai fungsi hidup. Metabolisme terdiri dari dua proses yang berlawanan yang
terjadi secara simultan. Reaksi tersebut adalah :
 
1. Sintesis protoplasma dan penggunaan energi yang di sebut sebagai
Anabolisme.
Bakteri memperoleh energi melalui proses oksidasi-reduksi. Oksidasi
adalah proses pelepasan electron sedangkan reduksi adalah proses
penangkapan electron. Karena electron tidak dapat berada dalam bentuk
bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksireduksi. Hasil
dari reaksi oksidasi energi.

2. Oksidasi substrat diiringi dengan terbentuknya energi disebut


dengan Katabolisme.
Katabolisme merupakan beberapa jalur metabolisme yang
membebaskan atau mengeluarkan energi dengan memecah molekul
kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Jalur utama
katabolisme ini adalah respirasi selular, dimana glukosa dan bahan bakar
organik lainnya dipecah dengan adanya oksigen menjadi karbon dioksida
dan air.

2.2 Pemanfaatan Metabolisme Bakteri

A. Bidang Pangan

6
Metabolisme Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus menjadiYoghurt

Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan cara


penambahan bakteri-bakteri Laktobacillus bulgaris dan Streptoccus thermophillus.
Dengan fermentasi ini maka rasa yoghurt akan menjadi asam, karena adanya
perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri-bakteri tersebut. Apabila tidak
diinginkan rasa yang tidak terlalu asam, tambahkan zat pemanis (gula, sirup)
maupun berbagai flavour buatan dari buah-buahan strawberry, nenas, mangga,
jambu, dan sebagainya.

Minuman lactobacillus yang banyak dijual di pasaran dan yoghurt


ternyata punya perbedaan. Menurut Carmen, dalam proses pembuatannya,
minuman lactobacillus hanya menggunakan satu bakteri yaitu Lactobacillus
bulgaricus. Sedangkan prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan
menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam
laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih
berperan pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih
berperan pada pembentukan cita rasa yoghurt.

Proses fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein susu.


Sel-sel bakteri menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan
energi dan memecah laktosa tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan
galaktosa dengan bantuan enzim β-galaktosidase. Proses fermentasi akhirnya akan
mengubah glukosa menjadi produk akhir asam laktat.

Laktosa → Glukosa+Galaktosa →Asam piruvat → Asam


laktat+CO2+H2O

Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil


fermentasi susu ini merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan
protein susu terkoagulasi pada suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan. Proses
ini memakan waktu 1-3 hari yang merupakan waktu tumbuh kedua bakteri, dan
bekerja menjadi 2 fasa, kental dan bening encer dan rasanya asam.

Setelah diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya


dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka
berkembanglah industri pembuatan yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang
difermentasikan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40 derajat

7
celcius selama 2,5 jam sampai 3,5 jam. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri
tersebut dapat mengubah susu menjadi yogurt yang melalui proses fermentasi.

 Metabolisme Bakteri Asam Laktat

Bakteri asam laktat berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu


menjadi asam laktat menurut reaksi berikut :

C12H22O11 + H2O  →  4CH3CHOHCOOH


Laktosa            Air                   Asam laktat

Tahapan metabolisme bakteri asam laktat dalam pembuatan keju adalah:

1. Pengasaman

Susu dipanaskan agar bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus and


Lactobacillus dapat tumbuh. Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan
merubahnya menjadi asam laktat. Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat
dalam susu (protein kasein, lemak, beberapa vitamin dan mineral) menggumpal
dan membentuk dadih.

2. Pengentalan

Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang


membuat protein menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih)
dan padat (dadih). Setelah dipisahkan, air dadih kadang dipakai untuk membuat
keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi namun biasanya air dadih tersebut
dibuang. Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada
menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting
bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2
jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut.

3. Pengolahan dadih

Beberapa keju lunak dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya


pada keju-keju lainnya, dadih diiris dan dicincang menggunakan tangan atau
dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan lebih banyak air dadih. Semakin kecil
potongan dadih maka keju yang dihasilkan semakin padat.

B. Bidang Senjata Bioterorisme

8
Kemajuan ilmu bioteknologi (terutama rekayasa genetika) memiliki dampak
negatif dan positif dalam pengembangan senjata biologi. dalam positif yang
ditimbulkan adalah munculnya metode dan berbagai cara deteksi, identifikasi, dan
neutralisasi agen biologi patogen secara lebih cepat. Berbagai jenis vaksin dan
anti-toksin juga telah dikembangkan untuk mengontrol bakteri dan virus patogen
yang digunakan sebagai senjata biologi. Modifikasi materi genetik/DNA
organisme juga telah diterapkan untuk membuat racun, elemen yang menular,
maupun senjata biologi yang mematikan. Data Proyek Genom Manusia (Human
Genome Project) juga telah dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem pertahanan
sipil dan nasional suatu negara dalam melawan penggunaan dan pembuatan senjata
biologi serta mengembangkan antibiotik dan vaksin baru.

Kemajuan bioteknologi juga dapat disalahgunakan oleh sebagian orang


untuk mengembangkan senjata biologi yang sangat berbahaya, contohnya adalah
menghasilkan organisme makroskopis yang secara genetik sudah dimodifikasi
untuk memproduksi toksin atau racun berbahaya. Berbagai agen biologi patogen
juga dapat direkayasa secara genetik agar lebih tahan atau stabil pada kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan dan memiliki resistensi terhadap
antibiotik, vaksin, dan terapi yang sudah ada. Selain itu, bioteknologi juga
dimanfaatkan untuk pembuatan agen biologi yang tidak dapat dikenali oleh sistem
imun atau antibodi tubuh karena profil imunologisnya telah diubah. Apabila
senjata biologi yang telah dikembangkan dimanfaatkan untuk bioterorisme atau
penyalahgunaan lainnya maka akan timbul kekacauan di dunia.

B. Bidang Penanggulangan Limbah

 Bakteri yang digunakan untuk mengurangi polutan


Mikroorganisrne yang telah direkayasa dapat digunakan untuk
menggantikan suatu proses produksi sehingga hanya menghasilkan polutan
sedikit mungkin. Beberapa contoh adalah produksi enzim, vitamin,
karbohidrat dan lipida yang menggunakan mikroorganisme akan
menghasilkan limbah produksi lebih sedikit jika dibandingkan dengan
produksi enzim, vitamin, karbohidrat dan lipida yang menggunakan
tumbuhan. Penggunaan Bacillus thuringiensissebagai bioinsektisida dan
penggunaan Bacillus subtilissebagai bio-fosfor (Budiyanto, 2004).
Penggunaan bakteri sebagai pengganti insektisida sintetis dapat membantu
mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus keracunan bagi serangga
berguna (non target) (Soesanto, 2006). Telah diteliti dampak residu herbisida
9
yang tertahan di dalamtanah dapat diuraikan dengan bantuan mikrobiologi
dalam tanah khususnya bakteri. Penggunaan herbisida 2,4-D dengan
konsentrasi nisbi 100% selama 10 hari menjadi kira-kira 10% (Pelczar dm
Chan, 2005). Isolat Acinotobacteryang diambil dari lingkungan mampu
mendegradasi dengan kisaran yang luas senyawa aromatik. Rute utama
untuk stadium akhir asimilasi metabolit adalah lewat catechol atau
protocatechuate (3,4-dihydroxybenzoate) dan lintas beta-ketoadipate
(Anonimus, 2008a).Bakteri juga bermanfaat sebagaibioremediasi.
Bioremediasi adalah proses yang menggunakan mikroorganisme seperti
bakteri, jamur, tanaman hijau atau enzimnya untuk mengembalikan
lingkungm alami yang berubah akibat kontaminan ke kondisi asalnya.
Bioremediasi dikerjakan untuk kontaminan tanah yang spesifik, yakni
degradasi hidrokarbon diklorinasi oleh bakteri. Contoh banyak pendekatan
umum dalam hal membersihkan tumpahan minyak dengan penambahan
pupuk nitrat atau sulfat ke fasilitas dekomposisi dari minyak mentah dengan
bakteri indo/eksogenous (Anonimus, 2008d).Secara alami kejadian
bioremediasi dan fitoremediasi telah digunakan berabad-abad lamanya.
Contoh desalinasi lahan pertanian dengan fitoekstraksi merupakan tradisi
yang lama. Teknologi bioremediasi menggunakan mikroba dilaporkan oleh
George M. Robinson. Mereka bekerja di daerah petrolium untuk Santa
Maria, California selama 1960. Teknologi bioremediasi secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi in situatau ex situ. Bioremediasi in situ termasuk
perlakuan material kontaminan di tempat. Sebaliknya ex situtermasuk
berpindah material kontaminan ke tempat yang lain yang diperlakukan.
Contoh bioremidiasi adalah bioventing, biofarming, bioreactorf composting
bioaugmentalion, dan rhizofiltralion

 Bakteri sebagai organisme pembersih (biocliner)

Bakteri yang direkayasa dapat digunakan sebagai organisme


pembersih (biocliner) jenis polutan (limbah) yang dimungkinkan
menghasilkan bahan yang lebih bernilai ekonomi. Penguraian limbah
dilakukan secara bersama-sama oleh bakteri aerob dan anaerob. Bakteri
penguari (dekomposer) memerlukan oksigen, nitrogen dan fosfor untuk
melakukan kegiatannya. Bahan ini diambil dari lingkungan dan bahan
10
mentah yang mengandung unsur tersebut dalam berbagai bentuk
persenyawaan seperti amonium, nitrat, dan pospat (Bidiyanto. 2004).

Menurut McLeod dan Eltis (2008), menjelaskan tentang biodegradasi


aerobik dari polutan. Mcreka menyatakan sejunilah perkembangan data
genomik bacteri yang menyediakan peluang tidak ada bandingannya unmk
pengertian genetilc dan dasar molekuler bagi degradasi polutan organik.
Diantaranya adalah senyawa aromatik dipelajari dari studi genomik
Burkholderia xenovoransLB400 dan Rhodococcussp.
strain RHAI. Studi ini telah membantu pengertian tentang katabolisme
bakteri, adaptasi fisiologi non-katabolik terhadap senyawa organik, dan
evolusi dari genome bakteri yang besar. Pertama lintas metabolik dari
phylogenetik dari isolat berbeda sangat mirip dengan semua organisasi. Jadi
awalnya tercatat pada Pseudomonas, sejumlah besar lintas “aromatik
peripheral” berkisar alami dan senyawa xenobiotik ke dalam jumlah terbatas
dari lintas aromatik sentral. Haider dan Rabus (2008) juga menjelaskan
biodegradasi anaerobik dari polutan dengan mempelajari urutan genome
secara lengkap menentukan lamanya bakteri mampu mendegradasi polutan
secara anaerobik. Contoh genome ~4.7 Mb dari Aromatoleum aromaticum
strainEbN1 pertama ditentukan untuk pendegradasi hidrokarbon secara
anaerobik (menggunakan tuluen atau ethylbenzena sebagai substrat). Urutan
genome yang diungkapkan kira-kira 2 lusin gen cluster (termasuk beberapa
paralog) coding untuk jaringan katabolik komplek untuk degradasi
anaerobik dan aerobik dari senyawa aromatik. Bentuk urutan genome dasar
untuk studi secara detail pada regulasi lintas dan struktur enzim. Selanjutnya
dari bakteri pendegradasi hidrokarbon secara anaerobik baru-baru ini
dilengkapi untuk reduksi besi spesies Geobacler metallireducensdan reduksi
perchlorat Dechloromonas aromatica. Tetapi hal ini belum dipublikasi secara
formal. Genome lengkap juga ditentukan untukbakteri yang mampu
mendegradasi hidrokarbon halogenasi secara anaerobik melalui halorespirasi
: genome ~l.4 Mb dari Dehalococcoides ethenogenesstrain 195 dan
Dehalococcides sp. Strain CBDBI dan genome ~5,7 Mb dari
Desufitobacteriumhafniensestrain Y51. Karakteristik semua bakteri ini
adalah keberadaan gen multiple paralogous untuk reduksi dehalogenasis,
mengimplikasikan spektrum dehalogenasis lebih luas organisme ini dari
yang diketahui sebelumnya

 Penggunaan Bakteri untuk Mengatasi Limbah Minyak Bumi

11
Bakteri juga telah dimanfaatkan untuk mengatasi limbah minyak bumi
di daerah kilang minyak (terutama kilang minyak lepas pantail atau pada
kecelakaan kapal pengangkut minyak bumi. Golongan Pseudomonas, seperti
Pseudomonasputidamampu mengkonsumsi hidrokarbon yang merupakan
bagian utama dan minyak bumi dan bensin. Gen yang mengkode enzim
pengurai hidrokarbon terdapat pada plasmid rekombinan dikultur dalam
jerami dan dikeringkan. Jerami berongga yang telah berisi kultur bakteri
kering dapat disimpan dan digunakan jika diperlukan. Pada saat jerami
ditaburkan di atas tumpahan minyak, mula-mula jerami akan menyerap
minyak itu menjadi senyawa yang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
polusi. Bakteri ini juga digunakan untuk membersihkan limbah minyak di
pabrik pengolahan daging (Budiyanto, 2004).Biodegradasi minyak oleh
bakteri perombak petrolium, sebagai contoh peranan bakteri dalam
memperbaiki lingkungan. Dalam kondisi tertentu organisme hidup
(utamanya bakteri, ragi, kapang dan jamur berfilamen) dapat merubah atau
memetabolisme berbagai senyawa yang ada dalam minyak, proses secara
kolektif ini disebut dengan blodegradasi minyak. Biodegradasi
mempengaruhi tumpahan minyak dan rembesan permukaan. Telah dicatat
lebih dari 30 tahun yang lalu. Akumulasi minyak dangkal (suhu 80 oC)
(Anonimus, 2008e).

Biodegradasi secara teratur merombak tumpahan dan rembesan


minyak melalui metabolisme dari berbagai senyawa yang ada pada minyak
(Bence et al., 1996). Ketika biodegradasi terjadi pada sisa minyak, secara
dramatisprosesnya mempengaruhi kandungan cairan minyak (Anonimus,
2008e) dan mempengamhi nilai serta produksibilitas dari akumulasi minyak.

 Manfaat Bakteri dalam Produksi Biogas

Limbah rumah tangga, pertanian dan industri yang diuraikan oleh


bakterikelompok mentanogen dapat menghasilkan biogas yang sebagian besar
berupa metana. Biogas (metana) dapat terjadi dari penguraian limbah organik
yang mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Pembentukan biogas
berlangsung melalui suatu proses fermentasi anaerobik atau tidak berhubungan
dengan udara bebas. Proses fermentasi merupakan suatu reaksi oksidasi-reduksi

12
di dalam sistem biologis yang menghasilkan energi, dimana sebagai donor dan
aseptor elektronnya digunakan senyawa organik. Fermentasi anaerobik hanya
dapat dilakukan oleh mikroorganisme yang dapat menggunakan molekul lain
selain oksigen sebagai aseptor elektron. Fermentasi anaerobik menghasilkan
biogas yang terdiri dari metana (50-70%), karbondioksida (25-45%), sedikit
hidrogen, nitrogen dan hidrogen sulfida (Budiyanto, 2004).

 Menggunaan Bakteri untuk Mengatasi Limbah Logam Berat

Limbah pabrik yang banyak mengandung logam berat dapat dibersihkan


oleh mikroorganisme yang dapat menggunakan logam berat sebagai nutrien
atau hanya menyerap (immobilisasi). Bakteri yang dapat digunakan antara lain :
Thiobacillus ferroxidans dan Bacillus subtilis. Thiobacillus
ferroxidansmendapat energidari senyawa anorganik seperti besi sulfida dan
menggunakan energi untuk membentuk bahan yang berguna seperti asam
fumarat dan besi sulfat. Bacillus subtilismemiliki kemampuan mengikat
beberapa logam berat seperti Pb, Cd, Cu, Ni, Zn, Al, dan Fe dalam bentuk
nitrat. Logam tersebut di atas dapat dilarutkan kembali setelah bakterinya dibuat
lisis. Logam tersebut dapat digunakan kembali oleh industri logam.
Kemampuan remobilisasi (pelarutan kembali) logam disini untuk Pb dapat
mencapai 79%, Cd dapat mencapai dapat mencapai 67% dan Ni hanya dapat
mencapai 17%. Keberhasilan ini dipengaruhi oleh larutan remobilisasi (seperti
NaOH atau Ca), bahan pengekstraksi (seperti asam nitrit) (Budiyanto, 2004).

 Penggunaan Bakteri dalam Pengolahan Limbah yang Kaya Protein

Limbah yang kaya protein jika terdekomposisi oleh bakteri dekomposer


akan menghasilkan nitrat, nitrit dan amonia. Ketiga hasil dekomposisi ini
dapat mengakibatkan permasalahan lingkungan dan kesehatan. Nitrit jika
bereaksi dengan senyawa amine akan menjadi senyawa nitrosamin yang
merupakan senyawa karsinogenik pada lambung. Untuk mengatasi hal
tersebut harus ditambahkan bakteri dinitrifikan yang telah direkayasa seperti
Alcaligens faecalis, Bacillus lichemiformis, Pseudomonas denitrifikasi,

Pseudomonas stuzeri, Micrococcus denitrficansdan Thiobacillus


denitrificans. Bakteri nengubah nitrat menjadi nitrogen bebas yang tidak
berbahaya bagi lingkungan dan

13
kesehatan manusia. Denitrifikasi ini dapat terjadi dalam filter pasir aliran ke
atas (moving bed upflow sand flow sand filter) maupun filter pasir aliran ke
bawah (moving bed down flow sand filter). Denitrifikasi dalam filter pasir
aliran ke atas ini telah digunakan di Gainne4svil1e dan Amberden (industri
pengolahan air limbah rumah tangga dan industri). Penambahan ethanol
sebagai sumber karbon tambahan sebanyak 3,3 -3,5 g CH3OH/g NO3-Neq
dengan hydraulic loading rate bed/d akan menghasilkan kinerja denitrifikasi
menjadi baik sehingga nitrogen efluen akan baik (l,0 g/m3) dengan waktu
yang dibutuhkan selama 13 jam (Budiyanto, 2004).Barnum (2005)
menyatakan sering mikroorganisme yang berasal dari dalam bumi, setelah
diinokulasi (zat kimia dapat menghambat pertumbuhan mikroba itu sendiri).
Contoh resin, dan senyawa aromatik seperti penta-, tetra-, dan naptheno-
aromatik, adalah sangat tahan terhadap biodegradasi. Banyak hidrokarbon
aromatik mengandung lebih banyak cincin lima mendegradasi lambat dan
beberapa tidak untuk semuanya. Perbandingan umur paruh, senyawa cincin
lima, memeiliki umur paruh 200-300 minggu; pyrine senyawa cincin empat
34 » 90 minggu; senyawa cincin dua naphthalene terlihat hanya 2,4 -4,4
minggu. Pelarut hidrokarbon yang dichlorinasi tinggi tidak mampu
mendegradasi melalui populasimikroba secara alami. Kenyataan jumlah
atom halogen langsung mempengaruhi kecepatan pendegradasian; banyak
halogen pada molekul, degradasi lebih lambat. Efektivitas perlakuan
membutuhkan bakteri yang direkayasa genetik untuk menangani bentuk
spesilik daripolutan. Untuk masa mendatang banyak produk mikroba dari
bioteknologi akan mampu untuk bioremediasi, termasuk biaya lebih efektif
dan ramah lingkungan bagi perubahan senyawa beracun.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Metabolisme adalah semua reaksi yang terjadi dalam organism
hidup untuk memperoleh dan menggunakan energi, sehingga organisme dapat melaksanakn
berbagai fungsi hidup.
Manfaat Metabolisme Bakteri diantaranya dalam bidang Pangan, bidang Senjata
bioterorisme, dan bidang Penanggulangan Limbah.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://finasr.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/08/02/metabolisme-bakteri/

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/5cc3d82df3e9ca2e3cda7d70d219adc9.pdf

https://studylibid.com/doc/441268/metabolisme-bakteri

16

Anda mungkin juga menyukai