Anda di halaman 1dari 13

BAKTERI YANG BERPERAN DALAM PENGOLAHAN BAHAN PAKAN

OLEH :
KELOMPOK 3
1. Agnes Angeline Nelci Carvallo Putri (2205030337)
2. Alexandro Charles Leki Bria (2205030104)
3. Febriani Stefania Leki Bria (2205030132)
4. Elvis hina janggakadu (2205030003)
5. Milkior Yanuari Libang (2205030093)
6. Mayland Belantika Nenabu (2205030091)
7. Siprianus Orlando Ama Renda (2205030354)
8. Aloysius L.Rasmala (2205030297)
9. Maria Natalia Tata Djo ( 2205030310)
10. Cresensianus U. R. Samapaty (2205030094)
11. Kristiando Umbu Dingu ( 2205030298)
12. Halberto Y. Foekh (2205030087)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul "Peran
Bakteri dalam Proses Pengolahan Bahan Pakan: Studi Kasus pada Fermentasi Eceng Gondok
sebagai Pakan Ternak."

Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas akademik dan sebagai bentuk
pembelajaran dalam bidang mikrobiologi. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, namun kami berharap dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan
kepada pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,
bimbingan, serta masukan selama proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menjadi kontribusi kecil bagi pengetahuan di bidang yang bersangkutan.

Kupang,16 November 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri (Bacteria) adalah kelompok mikroorganisme bersel satu yang diklasifikasikan pada
tingkat domain. Bersama dengan domain Arkea, bakteri digolongkan sebagai prokariota. Sel
bakteri memiliki bentuk tertentu, misalnya menyerupai bola, batang, atau spiral, yang biasanya
berukuran beberapa mikrometer. Bakteri merupakan salah satu bentuk kehidupan pertama yang
muncul dan saat ini menghuni sebagian besar habitat di Bumi. Bakteri dapat hidup di tanah, air,
mata air panas yang asam, limbah radioaktif, hingga kerak Bumi. Bakteri juga menjalin hubungan
simbiosis dengan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar bakteri belum diketahui karakternya, dan
hanya sekitar 27 persen filum bakteri yang memiliki spesies yang dapat ditumbuhkan di
laboratorium. Studi tentang bakteri disebut bakteriologi, salah satu cabang mikrobiologi.

Hampir semua hewan bergantung pada bakteri agar mereka dapat bertahan hidup karena hanya
bakteri dan sejumlah arkea yang memiliki gen dan enzim yang diperlukan untuk menyintesis
vitamin B12. Vitamin ini diperoleh hewan melalui rantai makanan atau dihasilkan oleh
mikroorganisme yang hidup dalam sistem pencernaan mereka. Ada sekitar 40 juta sel bakteri
dalam satu gram tanah dan satu juta sel bakteri dalam satu mililiter air tawar. Secara keseluruhan,
ada sekitar 4–6 x 1030 bakteri dan arkea di Bumi, yang membentuk biomassa yang hanya
dilampaui oleh tumbuhan. Bakteri sangat berperan dalam siklus nutrisi, misalnya dalam proses
pengikatan nitrogen dari atmosfer dan dekomposisi mayat. Pada komunitas organisme di sekitar
ventilasi hidrotermal dan ventilasi dingin, bakteri ekstremofil menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan untuk menopang kehidupan dengan mengubah senyawa terlarut, seperti hidrogen
sulfida dan metana, menjadi energi.

Pada manusia dan sebagian besar hewan, bakteri paling banyak berada di saluran pencernaan.
Kulit juga dihuni bakteri dalam jumlah besar. Mayoritas bakteri dalam tubuh tidak berbahaya
karena tubuh dilindungi sistem imun. Di samping itu, banyak bakteri yang bermanfaat, terutama
sebagai flora usus. Namun, beberapa spesies bakteri bersifat patogenik dan menyebabkan penyakit
menular, antara lain kolera, sifilis, gonore, antraks, kusta, dan pes. Penyakit bakterial mematikan
yang paling banyak ditemukan adalah infeksi saluran pernapasan. Tuberkulosis membunuh sekitar
dua juta orang per tahun, yang kebanyakan terjadi di Afrika Sub-Sahara. Antibiotik digunakan
untuk mengobati infeksi bakteri dan juga digunakan dalam pertanian, yang membuat resistansi
antibiotik menjadi masalah yang terus berkembang. Di bidang perindustrian, bakteri berperan
penting dalam pengolahan limbah dan penguraian tumpahan minyak, produksi keju dan yoghurt
melalui fermentasi, pemurnian emas, paladium, tembaga, dan logam lainnya pada sektor
pertambangan, serta dalam bioteknologi seperti pembuatan antibiotik dan bahan kimia lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis bakteri yang berperan dalam proses pengolahan bahan pakan?
2. Bagaimana peran bakteri dalam proses pengolahan bahan pakan?
3. Berapa jumlah isolat bakteri yang berperan dalam proses fermentasi pada pembuatan pakan
ruminansia berbahan baku eceng gondok?
C. Tujuan
1. Mengetahui jenis bakteri serta perannya dalam proses pengolahan bahan pakan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bakteri

Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah kelompok organisme yang
tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan
berukuran sangat kecil (mikroskopik). Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk
dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Dinding sel bakteri sangat tipis dan elastis
,terbentuk dari peptidoglikan yang merupakan polimer unik yang hanya dimiliki oleh golongan
bakteri. Fungsinya dinding sel adalah- memberi bentuk sel, memberi perlindungan dari lingkungan
luar dan mengatur pertukaran zat-zat dari dan ke dalam sel Teknik pewarnaan Gram adalah untuk
menunjukan perbedaan yang mendasar dalam organisasi struktur dinding sel bakteri atau cell
anvelope. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel relatif tebal, terdiri dari berlapis-lapis polymer
peptidoglycan (disebut juga murein). Tebalnya dinding sel menahan lolosnya komplek crystal
violet-iodine ketika dicuci dengan alkohol atau aseton. Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel
berupa lapisan tipis peptidoglycan, yang diselubungi oleh lapisan tipis outer membrane yang terdiri
dari lipopolysaccharide (LPS). Daerah antara peptidoglycan dan lapisan LPS disebut periplasmic
space (hanya ditemui pada Gram negatif) adalah zona berisi cairan atau gel yang mengandung
berbagai enzymes dan nutrient-carrier proteins.

Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif =
tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu
setiap sel membelah menjadi dua. Selama proses pembelahan, material genetik juga menduplikasi
diri dan membelah menjadi dua, dan mendistribusikan dirinya sendiri pada dua sel baru. Bakteri
membelah diri dalam waktu yang sangat singkat. Pada kondisi yang menguntungkan berduplikasi
setiap 20 menit.

B. Peran Bakteri Dalam Proses Pengolahan Bahan Pakan

Bakteri memainkan peran penting dalam proses pengolahan bahan pakan, terutama dalam
konteks fermentasi. Fermentasi adalah proses biokimia di mana mikroorganisme, termasuk
bakteri, mengubah bahan organik menjadi produk yang lebih berguna. Dalam pengolahan pakan,
bakteri memiliki beberapa peran utama:
 Fermentasi Serat:

Bakteri membantu dalam fermentasi serat kasar dalam pakan, seperti selulosa, hemicellulose,
dan pektin. Fermentasi ini membantu memecah serat-serrat kompleks menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana, seperti asam lemak rantai pendek. Proses ini dapat meningkatkan
ketersediaan nutrisi untuk hewan ternak, terutama hewan pakan ternak yang memiliki sistem
pencernaan yang bergantung pada mikroorganisme.

 Produksi Asam Organik:

Beberapa bakteri dalam fermentasi menghasilkan asam organik seperti asam laktat, asam
asetat, dan asam propionat. Asam-asam ini memiliki peran dalam meningkatkan daya simpan
pakan, menghambat pertumbuhan mikroba patogen, dan membantu meningkatkan ketersediaan
nutrisi.

 Peningkatan Ketersediaan Nutrisi:

Proses fermentasi bakteri dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam pakan dengan
merombak komponen-komponen kompleks menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna oleh hewan
ternak. Ini dapat meningkatkan efisiensi pakan dan pertumbuhan hewan.

 Pencegahan Penguraian Nutrien:

Bakteri dapat membantu mencegah penguraian nutrien yang tidak diinginkan dalam pakan,
seperti protein yang terurai menjadi senyawa amonia. Proses fermentasi dapat membantu
mengoptimalkan pencernaan protein dan nutrien lainnya.

 Pengawetan dan Stabilisasi:

Bakteri yang terlibat dalam fermentasi dapat berperan sebagai agen pengawet alami,
membantu mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan dan memperpanjang umur
simpan pakan.

 Probiotik:

Beberapa bakteri yang digunakan dalam fermentasi dapat berperan sebagai probiotik, yaitu
mikroorganisme yang memberikan manfaat kesehatan kepada hewan ternak. Probiotik dapat
meningkatkan keseimbangan mikrobiota usus, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengurangi
risiko infeksi.

Penggunaan probiotik yang merupakan campuran berbagai jenis mikroorganisme sellulolitik,


proteolitik dan lipolitik terbukti dapat menghasilkan pakan yang berkualitas untuk sapi dari bahan
baku jerami jagung, jerami padi dan juga jerami kedelai. Penggunaan probiotik campuran berbagai
jenis mikrobia lebih menguntungkan dibandingkan penggunaan mikrobia tunggal sebagai agen
fermentasi. Selain probiotik penggunaan EM (Effective Microorganism) juga dapat mempercepat
proses dekomposisi bahan organik. Proses fermentasi akan meningkatkan kecernaan,
meningkatkan penyerapan nutrisi,memperbaiki keseimbangan mikroflora rumen, meningkatkan
daya tahan tubuh, dan menghilangkan atau menurunkan mikroorganisme patogen [10]. Pada
proses fermentasi proteinakan berubah menjadi peptida-peptida, asam amino, amonia, asam lemak
terbang, dan karbondioksida.

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi probiotik yaitu secara normal bakteri
tersebut ada dalam saluran pencernaan, mempunyai waktu regenerasi pendek,menghasilkan zat
antimikroorganisme untuk memerangi mikroorganisme pathogen dan cukup kuat untuk menahan
proses pengemasan (manufacturing)dan distribusi sehingga dapat dipindahkan ke dalam intestin
dalam keadaan hidup. Sebagai dukungan untuk mendapatkan sifat tersebut, maka pada proses
fermentasi akan ditambahkan molase atau tetes tebu, molase ialah limbah utama industri
pemurnian gula. Molase memiliki kandungan protein kasar (PK) 3,1%, serat kasar (SK) 0,6%,
bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 83,5%, lemak kasar (LK) 0,9 %, dan abu 11,9% sehingga
dapat meningkatkan zat gizi hasil fermentasi. Berdasarkan kandungan gizinya sebenarnya terdapat
dua macam molase yaitu (1) Cane-molasses, merupakan molase yang memiliki kandungan sukrosa
25 – 40% dan 12 –25% gula pereduksi dengan total kadar gula 50 – 60% atau lebih. Kadar protein
kasar (PK) sekitar 3 % dan kadar abu sekitar 8 –10%, yang sebagian besar terbentuk dari kalium,
kalsium, klorida, dan garam sulfat; (2) Beetmolasses merupakan pakan pencahar yang normalnya
diberikan pada ternak dalam jumlah kecil sekitar 0,5%.
C. Jenis Bakteri Yang Berperan Dalam Proses Pengolahan Bahan Pakan
1. Aspergilus niger :Aspergilus niger merupakan probiotik. Penambahan probiotik sangat
mempercepat dan menyempurnakan proses fermentasi. Probiotik merupakan
mikroorganisme hidup yang dapat meningkatkan kesehatan dan memberikan keuntungan
secara fisiologis bila dikonsumsi.
2. Lactobacillus: Bakteri ini dapat digunakan dalam fermentasi bahan pakan, seperti
fermentasi silase. Lactobacillus membantu menghasilkan asam laktat, yang dapat
membantu dalam preservasi bahan pakan dan meningkatkan nilai gizi.
3. Bacillus: Beberapa spesies Bacillus dapat digunakan sebagai agen probiotik dalam pakan
ternak. Bacillus subtilis, misalnya, dapat meningkatkan pencernaan dan efisiensi pakan
pada ternak.
4. Saccharomyces cerevisiae: Ini adalah jenis ragi yang sering digunakan dalam pakan ternak.
Saccharomyces cerevisiae dapat meningkatkan pencernaan serat dan nutrisi, serta
membantu meningkatkan kesehatan pencernaan ternak.
5. Rhizobium: Bakteri ini berperan dalam fiksasi nitrogen pada tanaman kacang-kacangan.
Beberapa tanaman kacang-kacangan, seperti kedelai dan kacang tanah, dapat membantu
meningkatkan kandungan protein dalam pakan ternak karena kemampuan Rhizobium
untuk menambat nitrogen dari udara.
6. Enterococcus: Beberapa spesies Enterococcus dapat digunakan sebagai probiotik untuk
meningkatkan kesehatan pencernaan hewan ternak.
7. Clostridium: Beberapa spesies Clostridium dapat terlibat dalam fermentasi bahan pakan,
seperti fermentasi jerami atau bahan pakan lainnya untuk menghasilkan produk samping
yang lebih mudah dicerna oleh ternak.
8. Propionibacterium: Digunakan dalam produksi silase, bakteri ini membantu menghasilkan
asam propionat, yang juga dapat berperan dalam preservasi bahan pakan.
D. Contoh jumlah isolat bakteri yang berperan dalam proses fermentasi pada
pembuatan pakan ruminansia berbahan baku eceng gondok.

Bahan-bahan yang digunakan ialah eceng gondok yang diambil seluruh bagian tubuhnya
dengan berat 50 kg, tetes tebu (molase) konsentrasi 100% 300 cc, air 7,5 liter, probiotik 50 cc,
inokulum probiotik (Bakteri dalam keadaan dorman) 7,5 gram, alas plastik, dan kantong plastik
transparan. Bahan-bahan pembuatan medium penumbuhan mikroorganisme seperti difco bacto
agar, nutrient broth, yeast extract, pepton, MRS medium, glukosa, dekstrosa. Bahan-bahan untuk
pewarnaan Gram seperti kristal violet, safranin, lugol, dan alcohol. Bahan untuk pelengkap proses
fermentasi pakan perlakuan yaitu ragi tempe dan daun pisang dan cotton bud sterile untuk menebar
mikroorganisme tangkapan pada medium padat di cawan petri.

Langkah pertama yang dilakukan dalam peneltian ini adalah membuat media cair (nutrient
broth) dan padat dengan menggunakan difco bacto agar.Tahap kedua adalah melakukan
“penangkapan” bakteri yang terdapat pada ransum pakan.Isolasi bakteri ini dilakukan dengan
cawan tuang, sejumah sampel ransum pakan dihomogenasi dengan penambahan akuades steril,
dan filtratnya diinokulasikan ke media padat dalam cawan petri.Lalu diinkubasi supaya tumbuh
koloni-koloni bakteri. Hasil tangkapan ini dimurnikan dengan teknik cawan gores. Selanjutnya
dilakukan penyimpanan isolate secara individu dalam agar miring. Isolate murni tersebut
dikarakterisasi dalam hal karakter koloni, pewarnaan gram, pengamatan motilitas, aktivitas enzim
katalase.
 Isolat bakteri yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini meliputi 8 bakteri seperti
terpapar pada gambar berikut:

Gambar Hasil karakterisasi isolate bakteri yang terdapat dalam ransum pakan berbahan baku
eceng gondok.

Selain karakteristik koloni pada penelitian ini, isolat-isolat yang diperoleh juga
dikarakterisasi tiap sel bakteri.Karakterisasi pertama adalah bentuk sel. Bentuk sel dapat diketahui
dengan pewarnaan sederhana.Terdapat beberapa bentuk sel yang diperoleh yaitu streptobasil,
streptokokkus, monokokkus, stafilokokkus dan monobasil.Berdasarkan pewarnaan gram terdapat
6 isolat gram positip dan 2 isolat gram negatip.Pada pemeriksaan motilitas isolat diperoleh 5 isolat
non motil dan 3 isolat motil.Semua isolat menunjukkan aktivitas katalase yang positip.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jenis Bakteri dalam Proses Pengolahan Bahan Pakan:

Makalah ini mengidentifikasi beberapa jenis bakteri yang berperan dalam proses pengolahan
bahan pakan, terutama pada fermentasi eceng gondok. Beberapa jenis bakteri yang terlibat
meliputi Aspergillus niger, Lactobacillus, Bacillus, Saccharomyces cerevisiae, Rhizobium,
Enterococcus, Clostridium, dan Propionibacterium.

2. Peran Bakteri dalam Proses Fermentasi:

Bakteri berperan penting dalam proses fermentasi untuk meningkatkan kualitas nutrisi bahan
pakan. Mereka membantu dalam mengubah komponen protein, peptida, asam amino, amonia,
asam lemak terbang, dan karbondioksida selama fermentasi. Probiotik, seperti Aspergillus niger,
memberikan kontribusi signifikan dalam mempercepat dan menyempurnakan proses fermentasi.

3. Jumlah Isolat Bakteri pada Fermentasi Bahan Pakan:

Dari salah satu contoh hasil penelitian yang diambil tercatat isolasi sebanyak delapan bakteri yang
berperan dalam fermentasi pada pembuatan pakan ruminansia berbahan baku eceng gondok.
Karakterisasi meliputi bentuk sel, pewarnaan gram, motilitas, dan aktivitas enzim katalase.

B. Saran

1. Pengembangan Lebih Lanjut:


Dalam penelitian mendatang, disarankan untuk melakukan pengembangan lebih lanjut terkait
penggunaan bakteri pada proses fermentasi dengan variasi jenis bahan pakan. Ini dapat membantu
mengoptimalkan formulasi pakan ternak yang lebih baik.
2. Studi Kelayakan Implementasi:
Sebelum penerapan luas dalam industri, disarankan untuk melakukan studi kelayakan lebih
lanjut, termasuk analisis biaya, keuntungan, dan dampak lingkungan dari penggunaan bakteri
dalam proses pengolahan bahan pakan.
3. Penelitian Terkait Resistensi Antibiotik:
Mengingat penggunaan antibiotik dalam pengolahan bahan pakan, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut terkait resistensi antibiotik yang mungkin timbul akibat penggunaan bakteri dalam
skala besar.
4. Edukasi Peternak:
Diperlukan upaya edukasi kepada peternak mengenai manfaat dan cara penggunaan bakteri
dalam pengolahan bahan pakan agar dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan praktis di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/3213/4/BAB%20II.pdf

http://conference.unpkediri.ac.id/files/conferences/6/hayati/hayati4/artikel/B10.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri

Anda mungkin juga menyukai