Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

MORFOLOGI BAKTERI

DPP/DPJ : Dewi Restuana Sihombing,S.Si, M.Si

ASISTEN : 1. Cellyn Sundari Nadeak


2. Rendi Pranata Sembiring

Oleh :

Tamara Agnesia Sihombing

220410008

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOPROSES

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS

MEDAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan seperti nasi, roti, sayur mayur dan lainnya bila disimpan terlalu lama
tanpa pengawetan akan mengalami kerusakan atau basi. Kerusakan makanan ini
dapat terjadi karena aktivitas serangga atau rodensia, faktor fisika dan kimia
seperti dehidrasi sayuran, oksidasi lemak, degradasi autolitik sayuran atau ikan
dan mikroorganisme. Kerusakan makanan oleh mikroorganisme terjadi akibat
makanan tersebut menjadi media hidup bagi mikroorganisme, misalnya jamur dan
bakteri. Bakteri yang menyebabkan kerusakan pada makanan diantaranya
Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum, Salmonella spp., Clostridium
perfringens, Bacillus cereus, Escherichia coli, Campylobacter jejuni, Listeria
monocytogenes dan Vibrio parachaemolyticuz. Sedangkan golongan jamur
diantaranya Aspergillus flavus, A. parasiticus, Penicillium cyclopium, dan P.
martensii. Beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa penyakit yang
disebabkan oleh C. perfringens dan B. cereus dikategorikan sebagai bakteri
penyebab toksin pada makanan. Bacillus merupakan kontaminan umum pada
sayuran dan buah-buahan serta menyebabkan kerusakan makanan (B.subtilis) atau
sebagai patogen pada makanan (B. cereus). B. cereus dan B. subtilis merupakan
bakteri pembentuk spora, karakteristik umum yang penting adalah kemampuan
mereka untuk membentuk endospora yang memungkinkan mereka untuk bertahan
hidup dalam waktu yang lama di bawah kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Spora ini tahan panas dan dapat tahan jika dimasak. Jika
makanan didinginkan perlahan-lahan atau tetap hangat sebelum disantap, spora-
spora bakteri ini akan tetap berkecambah. Bakteri kemudian akan berkembang
biak dengan cepat pada suhu tersebut dan menghasilkan racun dalam makanan.
Racun ini sangat stabil dan tidak akan hancur oleh pemanasan ulang selanjutnya.
Sel spora berbeda dengan sel vegetatif, spora bakteri lebih tahan terhadap panas
dan tekanan fisik lainnya, seperti iradiasi, bahan kimia atau tekanan.
1.2 Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum sebagai berikut :

1. Mengamati bentuk dan besar sel bakteri


2. Mengetahui reaksi sel bakteri terhadap pengecetan gram dan pengecetan
tahan asam atau Zielh Neilsen

1.3 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum sebagai berikut :

Hari/tanggal : kamis, 7 Desember 2023

Waktu : 13.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi dan Bioproses Universitas katolik


Santo Thomas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah


kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini
termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik).
Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum
ditemukannya mikroskop. Dinding sel bakteri sangat tipis dan elastis, terbentuk
dari peptidoglikan yang merupakan polimer unik yang hanya dimiliki oleh
golongan bakteri. Fungsinya dinding sel adalah memberi bentuk sel, member
perlindungan dari lingkungan luar dan mengatur pertukaran zat-zat dari dan ke
dalam sel Teknik pewarnaan Gram adalah untuk menunjukan perbedaan yang
mendasar dalam organisasi struktur dinding sel bakteri atau cell anvelope. Bakteri
Gram positif memiliki dinding sel relatif tebal, terdiri dari berlapis-lapis polymer
peptidoglycan (disebut juga murein). Tebalnya dinding sel menahan lolosnya
komplek crystal violet-iodine ketika dicuci dengan alkohol atau aseton (Radji,
2019).

Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel berupa lapisan tipis


peptidoglycan, yang diselubungi oleh lapisan tipis outer membrane yang terdiri
dari lipopolysaccharide (LPS). Daerah antara peptidoglycan dan lapisan LPS
disebut periplasmic space (hanya ditemui pada Gram negatif) adalah zona berisi
cairan atau gel yang mengandung berbagai enzymes dan nutrient-carrier proteins.
Kompleks Crystal violet-iodine mudah lolos melalui LPS dan lapisan tipis
peptidoglycan ketika sel diperlakukan dengan pelarut. Ketika sel diberi perlakuan
pewarna tandingan Safranin O, pewarna tersebut dapat diserap oleh dinding sel
bakteri Gram negatif. Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang
biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan
sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Selama proses pembelahan, material genetik juga menduplikasi diri dan
membelah menjadi dua, dan mendistribusikan dirinya sendiri pada dua sel baru.
Bakteri membelah diri dalam waktu yang sangat singkat. Pada kondisi yang
menguntungkan berduplikasi setiap 20 menit (Maryati, 2018).
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang
hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan. Bakteri yang keberadaanya
banyak sekali ini, memungkinkan untuk menjadi salah satu penyebab penyakit
pada manusia. Bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah bakteri
pathogen. Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit ineksi pada manusia
contohnya adalah S. aureus. S. aureus merupakan bakteri fakultatif anaerob.
Bakteri tumbuh pada suhu optimum 37 ^C. Tetapi membentuk pigmen paling baik
pada suhu kamar (20-25^C). Koloni pada perbenihan berwarna abu-abu sampai
kuning keemasan berbentuk bundar, halus, menonjol dan berkilau. Lebih dari
90% isolat klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida
atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri. Pada lempeng agar,
koloninya berbentuk bulat, diameter 1-2 mm, cembung, buram mengkilat dan
konsistensinya lunak. Pada lempeng agar dan darah umumnya koloni lebih kasar
dan pada varietasi tertentu koloninya dikelilingi oleh zona hemolisis (Jawetz
2018).

Bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan pewarnaan Gram.


Bakteri Gram positif akan mempertahan warna cat Kristal Violet sehingga sel
berwarna ungu setelah dilakukan pengecatan. Sedangkan bakteri Gram negatif
berwarna merah karena sel tidak dapat mempertahankan zat warna Kristal Violet
saat proses pelunturan. Bakteri Gram positif mempunyai lapisan peptidoglikan
yang membentuk struktur tebal dan kaku, dan asam teikoat (teichoic acid) yang
mengandung alkohol dan fosfat. Bakteri Gram negatif hanya mengandung
sejumlah kecil peptidoglikan dan tidak mengandung asam teikoat. Bakteri Gram
negatif relatif lebih tahan terhadap kerusakan mekanis. Bakteri Gram negatif
memiliki membran luar tambahan. Ruang antara membran dalam dan luar dikenal
sebagai ruang periplasmic. Bakteri Gram negatif menyimpan enzim degradatif
dalam ruang periplasma. Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, baik faktor biotik maupun faktor abiotik. Segala perubahan
lingkungan dapat mempengaruhi morfologi bakteri. Beberapa faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain Suhu, Derajat
keasaman (pH), Kelembaban, Oksigen, Tekanan osmosis, Nutrisi, Ion-ion lain,
Radiasi (Rini, 2020).

Bakteri Streptococcus. Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri


nonmotil yang mengandung sel gram positif, berbentuk buat, oval dan membentuk
rantai pendek, panjang atau berpasangan, bakteri ini tidak membentuk spora,
bakteri ini dapat ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan hewan. Klasifikasi
Bakteri Streptococcus Sp Ordo: Eubacteriales Family: Streptococcaceae Genus:
Streptococcus Spesies: Streptococcus pyogenes. Perkembangbiakan bakteri
streptococcus Sp dapat hidup pada kadar Ph 7,4- 7,6, suhu pertumbuhan berada di
37^C, dan media isolasi primer adalah agar darah dengan oksigen yang rendah
karena oksidasi intraseluler dapat menghasilkan hidrogen peroksida yang bersifat
toksik bagi bakteri. Infeksi Streptococcus dapat menyerang siapa saja, dari anak-
anak hingga dewasa dan lanjut usia. Bakteri streptococcus menyebabkan infeksi
yang bervariasi dari ringan hingga berat, dari infeksi tenggorokan ringan hingga
radang paru-paru dan selaput otak. Hingga sekarang ada sekitar 20 jenis bakteri
Streptococcus yang dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu:  Grup A, banyak
ditemukan pada permukaan tubuh, seperti kulit, dan tenggorokan  Grup B,
ditemukan pada saluran pencernaan dan vagina, umumnya tidak berbahaya dan
lebih sering menyerang pada bayi (Andre, 2020).

Bakteri Pseudomonas. Pseudomonas merupakan bakteri gram negatif yang


termasuk dalam famili Pseudomonadaceae. Lebih dari separuh bakteri ini
menghasilkan pigmen biruhijau, pyocyanin. Pseudomonas memiliki karakteristik
bau yang manis. Pseudomonas adalah bakteri gram negatif aerob obligat,
berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran
sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat
menfermentasikan karbohidrat. Klasifikasi Pseudomonas, Kingdom: Bacteria
Filum: Proteobacteria Kelas: Proteobacteria Ordo: Pseudomonadales Family:
Pseudomonadaceae Genus: Pseudomonas Species: Pseudomonas aeruginosa.
Pseudomonas tidak tumbuh pada kulit yang kering, tetapi pada kulit yang lembab,
green nail syndrome merupakan infeksi pada kuku yang dapat terjadi pada pasien
dengan tangan yang sering terendam air, infeksi sekunder oleh bakteri ini juga
dapat terjadi pada pasien dengan dermatitis, tinea pedis, infeksi ini memiliki
karakteristik eksudat berwarna biru-hijau dengan bau seperti aseton (Adi, 2022).

Bakteri Shigella Bakteri, Shigella merupakan bakteri gram negatif yang


merupakan kuman berbentuk batang pendek berdiameter 0,4 sampai 0,6 mikron
dan panjangnya 1-3 mikron yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora dan
tidak berselubung, umumnya hidup di saluran pencernaan manusia dan hewan
primata, membentuk cocoid atau cocobasil terutama pada biakan muda.
Klasifikasi Bakteri Shigella Ordo: Eubacteriales Famili: Enterobacteriacea Genus:
Shigella Spesies: Shigella disentria. Cara penularan utama adalah secara langsung
atau tidak langsung melalui rute oro fekal dari penderita dengan gejala atau dari
asymptomatic carrier jangka pendek, penularan terjadi setelah menelan organisme
dalam jumlah yang sangat kecil (10-100), mereka bertanggung jawab terjadinya
penyebaran penyakit adalah mereka yang tidak memotong kuku dan tidak
mencuci tangan setelah buang air besar, mereka dapat menularkan penyakit
kepada orang lain secara langsung dengan kontak fisik atau tidak langsung
melalui kontaminasi makanan dengan tinja, air dan susu dapat menjadi sumber
penularan karena terkontaminasi langsung dengan tinja serangga dapat
menularkan organisme dari tinja ke makanan yang tidak tertutup
(Mursalim,2018).

Tanda dan Gejala Bakteri Shigella menghasilkan racun yang dapat


menyerang permukaan usus besar, menyebabkan pembengkakan, luka pada
dinding usus, dan diare berdarah. Keparahan diare pada Shigellosis berbeda dari
diare biasa. Pada anak-anak dengan Shigellosis, pertama kali buang air besar
sering dan berair. Kemudian buang air besar mungkin lebih sedikit, tetapi terdapat
darah dan lendir di dalamnya. Dalam kasus Shigellosis yang sangat parah,
seseorang mungkin mengalami kejang, kaku kuduk, sakit kepala, kelelahan, dan
kebingungan. Shigellosis juga dapat menyebabkan dehidrasi dan komplikasi lain
yang jarang terjadi, seperti radang sendi, ruam kulit, dan gagal ginjal. Beberapa
anak dengan kasus Shigellosis yang berat mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Shigellosis sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan
sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk
mainan, permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh seseorang
yang terinfeksi (Potter, 2019).

Bakteri patogen merupakan salah satu bakteri yang merugikan, bakteri


patogen berarti jenis bakteri merugikan yang menimbulkan berbagai macam
penyakit, baik untuk tubuh manusia, tumbuhan, maupun hewan. Bakteri patogen
dibagi menjadi dua kelompok besar (Iskandar 2013). Ada ribuan spesies bakteri
patogen yang tersebar di alam. Berikut ini adalah beberapa contoh bakteri patogen
yang sesuai dengan judul karya tulis ini: a. Bakteri Staphyloccus aureus Bakteri
Staphyloccus aureus adalah bakteri patogen utama pada manusia. Hampir setiap
orang pernah mengalami berbagai infeksi Staphylococcus aureus selama
hidupnya, dari keracunan makanan yang berat atau infeksi kulit yang kecil,
sampai infeksi yang tidak bisa disembuhkan, Staphylococcus aureus adalah
bakteri koki Gram positif dan jika diamati dibawah mikroskop akan tampak dalam
bentuk bulat tunggal atau berpasangan, atau berkelompok seperti buah anggur.
Bakteri Streptococcus Streptococcus adalah suatu bakteri yang memiliki bentuk
seperti rangkaian rantai. Streptococcus berasal dari kata “strepto” yang berarti
rantai dan “coccus” yang berarti bulat. Sebagian besar bakteri yang masuk dalam
kelompok streptococcus dapat hidup di lingkungan beroksigen ataupun tanpa
oksigen (Agus, 2018).

Bakteri Streptococci. Bakteri Streptococcus pyogenes adalah salah satu jenis


dari bakteri Streptococci sebagai penyebab banyak penyakit penting pada manusia
yang berkisar dari infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik
yang mengancam hidup. Infeksi khasnya bermula di tenggorokan atau kulit.
Infeksi ringan Streptococcus pyogenes termasuk faringitis atau radang
kerongkongan dan infeksi kulit seperti impetigo, erisipelas dan selulitis berupa
perbiakan dan penyebaran dari kuman tersebut di lapisan dalam kulit. Serangan
dan perbiakan tersebut dapat menimbulkan fasitis nekrosis, keadaan yang besar
kemungkinan mengancam hidup yang memerlukan penanganan bedah. Infeksi
lainnya bisa dikaitkan dengan pelepasan toksin bakteri. Pseudomonas aeruginosa
merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni
pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan tubuh manusia
abnormal. Oleh karena itu, P.aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu
memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan tubuh manusia untuk
memulai suatu infeksi (Suryana, 2021).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini sebagai berikut :

1. Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu
spesies yang hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan.
2. Bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan pewarnaan yaitu
bakteri gram positif dan bakteri gram negative.
3. Bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah bakteri
pathogen. Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit ineksi pada
manusia contohnya adalah S. aureus. S. aureus merupakan bakteri
fakultatif anaerob.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah praktikan harus bisa menggunakan
dan memahami cara penggunaan mikroskop agar pada saat melakukan praktikum
mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, 2022. Mikrobiologi Terapan, Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.

Andre, 2020. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Agus, 2018. Mikrobilogi Lingkungan, Universitas Muhammadiyah Malang:


Malang.

Jawetz, 2018. Mikrobiologi Farmasi, Erlangga: Jakarta.

Maryani, 2018. Medical Microbiology, Thieme Stuttgart: New York.

Mursalim, 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, Fakultas Biologi Universitas


Gadjah Mada: Yogyakarta.

Potter, 2019. Biologi I, Penerbit Erlangga: Jakarta.

Radji, 2019. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, Universitas Jendral


Soedirman Purwokerto: Purwokerto.

Rini, 2020. Mikrobiologi Farmasi, Penerbit Erlangg: Jakarta.

Suryana, 2021. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi Dan


Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai