Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH RANGKUMAN MIKROORGANISME AGENT

INFEKSIUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns. Previarsi Rahayu, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh :

Mira juwita : 122070130

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Assalamualaikum Wr.Wb,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya, dan sehat yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada ibu Ns. Previarsi Rahayu, S.Kep., M.Kep., selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bekasi, 13 Juni 2023


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................
2.1 Definisi Mikroorganisme..................................................................................................
2.2 Definisi Bakteri.................................................................................................................
2.3 Definisi Virus....................................................................................................................
2.4 Definisi Jamur...................................................................................................................
2.5 Definisi Parasit..................................................................................................................
2.6
BAB III PENUTUP......................................................................................................................
3.1 Simpulan...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTA
BAB I

PENDAULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran
sangat kecil dan hanya bisa diamati dengan bantuan mikroskop.
Mikroorganisme ada yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Organisme yang termasuk ke dalam
golongan mikroorganisme adalah bakteri, archaea, fungi, protozoa, alga
mikroskopis, dan virus.
Bakteri, merupakan salah satu bentuk kehidupan pertama di Bumi, dan
resiliensi yang baik dari bakteri, membuatnya bisa hidup dan menghuni
banyak benda seperti tanah, air, asam, limbah radioaktif, bahkan kerak bumi.
Virus adalah organisme aselular (bukan sel) yang tidak memiliki organel-
organel. Infeksi jamur merupakan penyakit umum yang disebabkan oleh
jamur. Parasit adalah hidup yang mendapatkan makanan dari organisme
hidup yang lain dan hidupnya tergantung pada organisme tersebut.
1.2 Rumusan Masala
Bagaimana cara mikroorganisme agent infeksi berkembang biak
didalam tubu ?
1.3 Tujuan
1. Mengetaui apa yang di maksud dengan mikroorganisme.
2. Mengetaui bagaimana faktor dan perkembangan mikroorganisme agent
infeksi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Mikroorganisme


Mikroorganisme merupakan mahluk hidup sederhana yang terbentuk
dari satu atau beberapa sel, berupa tumbuhan atau hewan yang biasanya hidup
secara parasit maupun saprofit, misalnya bakteri, kapang, dan amuba.
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran
sangat kecil dan hanya bisa diamati dengan bantuan mikroskop.
Mikroorganisme ada yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Walaupun organisme uniseluler
hanya tersusun atas satu sel, mikroorgnisme tersebut menunjukkan semua
karakteristik organisme hidup, yaitu bermetabolisme, bereproduksi,
berdiferensiasi, melakukan komunikasi, melakukan pergerakan, dan
berevolusi.
Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah
bakteri, archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus. Bakteri, virus,
dan archaea termasuk ke dalam golongan prokariot, sedangkan fungi,
protozoa, dan alga mikroskopis termasuk ke dalam golongan eukariot.
Mikroba atau penyakit menular akan menyebar dari satu orang ke orang
lain memerlukan kondisi atau faktor tertentu. Patogenensis MO Virulensi
Infeksi Rantai Infeksi Pengendalian infeksi
https://litbangkespangandaran.litbang.kemkes.go.id/mikroorganisme-air-
dan-bakteri-patogen/
https://www.rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/mikroorganisme-atau-
mikroba-bagi-kehidupan-manusia
2.2 Definisi Bakteri
Bakteri, umumnya memiliki bentuk seperti bola, batang, atau spiral,
yang berukuran sangat kecil, yang dapat dihitung dalam satuan mikrometer.
Bakteri, merupakan salah satu bentuk kehidupan pertama di Bumi, dan
resiliensi yang baik dari bakteri, membuatnya bisa hidup dan menghuni
banyak benda seperti tanah, air, asam, limbah radioaktif, bahkan kerak bumi.
Bakteri dibedakan ada yang prokariot dan eukariot. Prokariot dicirikan
dengan tidak memiliki inti sejati dengan membran sel. inti sejatinya bebas di
dalam sel. Kelompok prokariot tidak memiliki sel mitokondria dan hanya
memiliki ribosom kecil. Selain itu, pada prokariot tidak terdapat sel kloroplas.
Kelompok yang masuk kedalam golongan prokariot ialah bakteri dan archaea.
Dinding sel pada bakteri mengandung peptidoglikan atau polimer mirip
peptidoglikan, dan tidak mengandung kitin atau selulosa. Pada dinding sel
archaea tidak mengandung peptidoglikan tetapi pseudopeptoglikan,
polisakarida, protein atau glukoprotein. Kelompok eukariot memiliki inti
sejati yang dikelilingi oleh membran sel dan mengandung materi genetik
yaitu kromosom yang berisi DNA dan protein.
Eukariot memiliki dua jenis ribosom yaitu ribosom besar dan ribosom
kecil. Ribosom besar terdapat pada sitoplasma dan ribosom kecil terdapat
pada mitokondria. Mitokondria berperan dalam proses respirasi. Contoh dari
kelompok eukariot ialah hewan dan tumbuhan. Dinding sel, vakuola, dan
plastida merupakan sel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Dinding sel
merupakan lapisan terluar yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan
pektin. Plastida ada yang mengandung pigmen hijau (klorofil) yang disebut
kloroplas. Kloroplas merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis.
1. Ciri-Ciri Bakteri
a. Berukuran kecil
b. Berdiri dari satu sel/uniseluler
c. Tidak memiliki membran inti/prokariotik
d. Ukuran tubuh berdiameter 0.1 – 1 mikron dengan panjang 1 – 20
mikron.
e. Hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
f. Hidup berkoloni atau secara soliter.
g. Bersifat kosmopolit atau berhabitat luas.
h. Memiliki dinding sel.
i. Beberapa jenis mikoorganisme ini bisa membentuk endospora pada
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
2. Struktur Bakteri
Struktur morfologi bakteri terdiri dari membran plasma, ribosom,
nukleoid, dinding sel, flagel, pili, glycocaliyx dan kromosom. Membran
plasma berfungsi untuk membungkus sitoplasma. Ribosom berperan dalam
sintesis protein. Nukleoid merupakan tempat sel DNA berada (tidak
tertutup oleh membran). Dinding sel merupakan struktur kaku di luar
membran plasma. Flagela merupakan organ yang digunakan untuk
bergerak. Fimbriae atau biasa disebut pili merupakan struktur yang
digunakan untuk perlekatan pada permukaan. Glycocalyx meruapakn
lapisan luar dari banyak prokariota, biasanya terdiri dari kapsul atau
lapisan lendir. Kromosom berisi material genetik bakteri.
3. Bentuk Bakteri
Bentuk bakteri yang paling umum adalah bulat, batang dan spiral.
Bakteri yang berbentuk bulat biasanya menyerupai bola. Mereka dapat
terjadi secara tunggal, dalam rantai dua sel atau lebih, dan dalam
kelompok yang menyerupai tandan buah anggur. Bakteri yang berbentuk
batang biasanya soliter, tetapi dalam beberapa bentuk batang tersusun
dalam rantai. Contoh bakteri yang berbentuk batang ialah Agrobacterium
tumefaciens bakteri penyebab penyakit crown gall pada tanaman berkayu.
Bakteri yang berbentuk spiral biasanya terlihat seperti pembuka botol.
Bakteri spiral lainnya menyerupai koma atau gulungan longgar.
4. Reproduksi Bakteri
Reproduksi bakteri dibagi menjadi dua yaitu secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual bakteri melalui pembelahan biner dimana
satu sel bakteri akan membelah menjadi dua sel anakan. Reproduksi
seksual pada bakteri dilakukan dengan tiga cara yaitu transformasi,
transduksi dan konjugasi.
5. Peran bakteri dalam kehidupan sehari-hari
a. Bakteri berperan dalam proes pembuatan antibiotik seperti bakteri
Streptomyces griseus yang menghasilkan Streptomyces aureofaciens
yang menghasilkan antibiotik tetracycline, Streptomyces venezuelae
yang menghasilkan antibiotik chloramphenicol, dll.
b. Bakteri juga berperan dalam proses pembuatan olahan makanan seperti
yogurt, nata decoco dan keju.
c. Bakteri juga memiliki peranan negatif terhadap makhluk hidup seperti
manusia, hewan dan tumbuhan. Seperti diketahui bakteri dapat
menyebabkan penyakit seperti diare yang disebabkan bakteri
Escherichia Coli dan penyakit TBC yang menyerang paru-paru yang
disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis.
https://mediaindonesia.com/humaniora/561866/mengenal-bakteri-ciri-struktur-
peranan-dan-pengelompokan
https://ptn.ipb.ac.id/cms/id/berita/detail/259/struktur-morfologi-bakteri-dan-
peranannya-dalam-kehidupan
2.3 Virus
Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) virion yang
berarti racun. Virus adalah organisme aselular (bukan sel) yang tidak
memiliki organel-organel. Virus mempunyai dua fase yaitu di dalam sel inang
atau di luar sel inang. Sel inang yaitu : sel makhluk hidup yang diinfeksi oleh
parasit. Virus dapat dikristalkan, tetapi apabila berada pada sel dan jaringan
hidup mampu mengadakan replikasi, maka virus dapat disebut sebagai
makhluk peralihan. Pada umumnya virus tidak mempunyai membran plasma,
sitoplasma, dan ribosom sehingga belum disebut sebagai sel.
1. Karakteristik
a. Ukuran tubuhnya rata-rata : 0,02-0,3 mikron atau juga : 25-300 mikron
(1 nanometer=1/1.000.000.000 m). Virus yang berukuran paling kecil
adalah Virus polio (poliovirus).
b. Struktur tubuh : DNA(deoxyribonucleic acid)/RNA(ribonucleic acid)
yang dikeliling lapisan : kapsid (merupakan suatu selaput tersusun dari
unit2 protein disebut kapsomer.
c. Bentuk tubuh beranekaragam : bersegi banyak memanjang (flamen),
bentuk T dan bentuk batang (silindris) & virus bulat.
2. Struktur
a. Pembungkus atau selubung (kapsid) yang tersusun oeh protein, satu
unit pembentuk kapsid disebut kapsomer.
b. Bahan inti yang terdiri dari asam nukleat, yaitu terdiri dari DNA saja
atau RNA saja. Asam nukleat berfungsi untuk mengendalikan aktivitas
replikasi (reproduksi) virus.
c. Kepala yang tersusun atas nukleokapsid yang berbentuk polihedral
(segi banyak), yaitu di sebelah dalam terdapat asam nukleat dan diluar
tersusun atas kapsid.
d. Pada beberapa virus, bagian sebelah luar dari kapsid diketemukan
adanya selubung virus (envelope) atau membran yang menyelubungi
kapsid yang berasal dari membran inang. Selubung ini tersusun atas
fosfolipid dan protein dari sel inang serta protein dan glikoprotein dari
virus. Selubung virus berfungsi untuk membantu menginfeksi sel inang
dan membawa beberapa molekul enzim.
3. Reproduksi
Virus menunjukkan ciri kehidupan, yaitu reproduksi dalam sel
organisme. Sel tempat organisme disebut : sel inang. Maka virus dapat
hidup secara parasit. Maka cara reproduksi virus terdiri dari 2 tahap yaitu :
a. Tahap pertama Siklus Litik, yang mempunyai 5 (lima) tahap yakni :
Tahap adsorpsi (Penempelan), penetrasi, sintesis, pematangan, lisis.
b. Tahap kedua Siklus Lisogenik, Siklus ini diberi nama lisogenik karena
sel inang pada tahap akhir siklus tidak mengalami kerusakan atau
kematian. Pada siklus lisogenik mempunyai empat (4) tahap yaitu;
1) Adsorbsi (penempelan)
2) Penetrasi (Penyuntikan)
3) Penggabungan
4) Pembelahan (Cleaveage)
2.4 Jamur
Infeksi jamur merupakan penyakit umum yang disebabkan oleh jamur.
Terdapat sekitar 1,5 juta jenis jamur didunia dan Sebagian besar tidak
berbahaya. Namun ada beberapa jenis jamur yang berpotensi mengancam
kesehatan
1. Macam-macam Infeksi Jamur
a. Aspergilosis
Infeksi ini disebabkan oleh jamur Aspergilluss. Sering tidak
sengaja terhirup oleh manusia dan jarang menyebabkan infeksi.
Pengidap penyakit paru atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah memiliki resiko lebih tinggi. Jenis aspegilosis yang sering
terjadi : Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA), Chronic
Pulmonary Aspergillosis, Invasive Pulmonary Aspergillosis.
b. Candidiasis
Disebabkan ole jamur Candidia. Umumnya muncul pada mulut,
tenggorokan,vagina, atau di dalam aliran darah. Candidiasis berpotensi
menyebabkan jamur masuk hingga ke aliran darah dan memicu
infeksidi darah (sepsis).
2.5 Parasit
Parasit adalah hidup yang mendapatkan makanan dari organisme hidup
yang lain dan hidupnya tergantung pada organisme tersebut. Parasitisme
adalah hubungan timbal balik antara dua organisme organisme yang satu
mendapat keuntungan sedangkan organisme yg lain mendapat kerugian.
Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidupnya
tergantung pada organisme hidup yang lain.
Parasit merupakan organisme yang hidup dari organisme lain. Infeksi
parasite biasanya terjadi karena parasite tersebut masuk ke dalam tubuh
melalui mulut atau kulit. Parasit yang masuk melalui mulut dan tertelan dapat
bertahan didalam usus atau membuat lubang dalam dinding usus. Parasitoid
adalah parasit yang menggunakan jaringan organisme lainnya untuk
kebutuhan nutrisi mereka sampai orang yang ditumpangi meninggal karena
kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid juga diketahui
sebagai nectrotoph.
1. Jenis-jenis
Phylum hewan parasit: Protozoa-uniseluler, Annelida-cacing gelang,
Nemathelminthes, Platyhelminthes, Arthropoda.
2. Kelompok
a. Fitoparasit (parasit tumbuhan) : jamur dan bakteri
b. Zooparasit (parasit hewan) :
1) Protozoa (hewan bersel tunggal), Entamoeba sp dan Palsmodium sp.
2) Metazoa (hewan yang mempunyai jaringan) : Helminth (cacing) dan
serangga
c. Virus
3. Jenis Parasit Lain
a. Hiperparasit, Parasit pada parasit yang lain
b. Wandering/aberrant parasite, Parasit yang berkelana (wandering) ke
jaringan lain yang tidak sesuai. Parasit masuk ke tubuh host yang sesuai
namun “nyasar” ke jaringan lain dan mati karena jaringannya tidak
sesuai.
c. Occasional/accidental parasite, Parasit yang dapat menyerang
organisme yang tidak biasa digunakan sebagai host nya (unusual host).
Contoh: Fasciola hepatica yang biasa parasit pada domba dapat
menginfeksi dan bersifat parasit pada manusia
2.6 Mikroorganisme Nonpatogen
Mikroorganisme nonpatogen adalah mikroorganisme yang tidak
berbahaya dan tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru membantu
memelihara keseimbangan baik di dalam tubuh maupun lingkungan dan dapat
bertindak sebagai flora normal. Mereka tidak menyebabkan infeksi bila
mereka tetap berada di tempat habitatnya. Jika suatu organisme nonpatogen
berpindah ke luar dari tempat habitatnya, dapat menjadi organisme penyebab
penyakit dan disebut patogen oportunistik.
2.7 Mikroorganisme Patogen
Patogen adalah agen biologi, fisik, atau kimia yang mampu
menyebabkan penyakit pada organisme lain. Agen biologi dapat berupa
bakteri, virus, jamur, protozoa, cacing, dan prion. Agar dapat menyebabkan
penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh inang.
Kemampuan mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit disebut
patogenesitas. Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi (keganasan)
yang dapat meningkatkan patogenisitas dan memungkinkan berkolonisasi
atau menginvasi jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh. Virulensi
menggambarkan kemampuan untuk memperberat penyakit.
2.8 Vilurensi
Virulensi (Bahasa Latin Virulentia; Toksin) ditentukan oleh Perlekatan
(adhesi ligan-fimbrae)-invasi MO ke dalam tubuh. Eksoenzim (leukosidin,
hemolisin). Eksotoksin (Eksotoksin merupakan protein toksin yang tidak
tahan panas dan bersifat antigenik yang menginduksi pembentukan antibodi).
Antibodi yang terbentuk akibat induksi eksotoksin disebut antitoksin. Toksin
bekerja dengan cara menghancurkan bagian tertentu sel inang atau
menghambat fungsi metabolik tertentu. Proses untuk menghilangkan sifat
virulensi disebut atenuasi.
Eksotoksin dikelompokkan menjadi tiga tipe berdasarkan mekanisme
kerjanya, yaitu:
1. Sitotoksin, membunuh sel inang atau mempengaruhi sel
2. Neurotoksin, terlibat dalam transmisi normal impuls saraf
3. Enterotoksin, mempengaruhi sel saluran pencernaan
2.9 Infeksi
Infeksi adalah masuk dan berkembangbiaknya suatu organisme (agen
infeksius) dalam tubuh inang. Suatu agen infeksius (patogen) belum tentu
menyebabkan penyakit pada manusia. Jika suatu mikroorganisme menginvasi
dan berkembang blak di dalam tubuh tetapi tidak menyebabkan gejala, maka
disebut kolonisasi. Jika suatu penyakit infeksius dapat ditularkan dari satu
individu ke individu lainnya disebut penyakit menular. Jika mikroorganisme
patogen berkembang biak dan menyebabkan tanda dan gejala klinis maka
infeksi tersebut bersifat simptomatis, sebaliknya jika tidak ada gejala yang
timbul, maka penyakit bersifat asimptomatis. Penyebaran Penyakit Infeksi
(secara langsung dan tidak langsung). Transmisi tidak langsung (vehicle
bone, vector bone, food bone, water bone, dan air bone)
2.10 Rantai Infeksi
Agen infeksius Agen penyebab penyakit infeksi pada dasarnya Adalah
mikroorganisme yakni bakteri, virus, jamur, protozoa,Dan parasit lainnya
Potensi mikroorganisme atau parasit untuk Menyebabkan penyakit
tergantung beberapa faktor, antara lain kecukupan jumlah organisme
(dosis), virulensi atau kemampuan agen untuk bertahan hidup dalam tubuh
host atau Di luar tubuh host, kemampuan untuk masuk dan pertahan Hidup
dalam tubuh host, dan kerentanan tubuh host (daya tahan Host)
1. Reservoir
Reservoir adalah suatu tempat dimana patogen dapat bertahan
hidup, tetapi belum tentu dapat berkembang biak. Reservoir yang paling
dikenal adalah tubuh manusia, berbagai mikroorganisme hidup Di kulit
dan berada dalam rongga, dalam cairan, dan cairan yang keluar dari
tubuh. Mikroorganisme tidak selalu menyebabkan individu menjad sakit.
Karier (carrier, pembawa) adalah individu yang tidak menunjukkan
gejala penyakit, meskipun terdapat organisme patogen pada dalam
tubuhnya, yang dapat ditularkan ke orang lain.
2. Jalan keluar (Port Exit)
Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan
berkembang biak, mikroorganisme harus menemukan jalan keluar Jika
akan masuk ke penjamu dan menyebabkan penyakit. Jalur Keluar dapat
berupa darah, kulit, membran mukosa, saluran Pernapasan, saluran
pencernaan, saluran genitourinaria dan Transplasenta (ibu ke janin), serta
mekanisme aliran (drainase).
3. Cara Penularan (Mode of Transmission) Mikroorganisme tidak dapat
Bepergian sendiri, sehingga mereka membutuhkan kendaraan untuk
Membawa mereka ke orang atau tempat lain. Setiap penyakit memiliki
jenis Penularan tertentu.
4. Jalur masuk mikroorganisme (port d’entry) Mikroorganisme patogen
dapat memasuki tubuh inang Melalui berbagai macam jalan, misalnya
letak (traktus Respiratorius, Traktus Gastrointestinalis, Traktus
Genitourinarius, kulit/membran mukosa, transplasental, Parenteral), dan
mekanisme aliran (trauma perkutaneus, Tindakan Invasif Dan Insisi
Pembedahan).
5. Kerentanan host Bagaimana individu mendapatkan infeksi tergantung
Pada Kerentanannya Terhadap Agen Infeksius. Mikroorganisme dapat
menyebar ke orang lain tetapi Tidak berkembang menjadi infeksi jika
sistem kekebalan Tubuh seseorang dapat melawannya. Jadi kerentanan
ini dapat Disebabkan sebagai akibat dari proses penyakit, pengobatan,
Atau tindakan medis. Sistem kekebalan tubuh yang tidak Efektif ini
membuat mereka rentan terhadap agen infeksi Dalam lingkungan
pelayanan kesehatan
2.11 Infeksi Oportunistik
Infeksi oportunistik adalah infeksi yang terjadi akibat adanya
penurunan Sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut umumnya tidak
Menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
normal, Namun dapat berakibat fatal pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah Seperti pada penderita HIV/AIDS (Human
Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Penurunan sistem imun berperan sebagai “oportuniti” atau kesempatan bagi
patogen tersebut untuk menimbulkan manifestasi penyakit.
1. Gejala Infeksi Oportunistik
a. Demam
b. Timbulnya rasa sakit pada tubuh terutama sakit pada kepala
c. Keringat dingin atau menggigil
d. Sendi-sendi yang terasa ngilu dan sakit
e. Kehilangan nafsu makan dan adanya penurunan berat badan signifikan
tanpa ada alasan yang jelas
f. Membangkaknya kelenjar getah bening
g. Bengkak pada satu atau beberapa area tubuh
2. Penyebab infeksi Oportunistik
Untuk penyebab dari infeksi oportunistik sendiri diantaranya
adalah kuman termasuk Diantaranya virus, bakteri, jamur, dan parasit
yang tersebar diberbagai tempat.
3. Pengobatan Infeksi Oportunistik
a. Penggunaan antibiotic, Penggunaan obat anti jamur, Anti virus dan
bagi penderita AIDS dapat digunakan untuk menekan infeksi lain
yang mungkin muncul.
b. Penggunaan antibiotik prophylaxis.
c. Pada penderita candidiasis Dapat membersihkan area mulut dengan
lembut ataupun Dengan menggunakan larutan garam atau obat kumur
atau air lemon.
2.12 Pengontrolan Pertumbuhan Mikroorganisme Pengendalian Infeksi
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya yang
ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat
pelayanan kesehatan (Minnesota Department of Health, 2014). Ada
beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi
antara lain :
1. Petugas : Bekerja hanya di waktu sehat, dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara teratur (tiap 6 bulan), tidak bekerja bila menderita
penyakit infeksi/menular, bekerja sesuai prinsip aseptic dan antiseptic,
bekerja sesuai prosedur yang benar, mencuci tangan dengan teknik yang
benar, memperhatikan hygiene perorangan yang baik, menjaga
kebersihan lingkungan, melakukan asuhan keperawatan yang benar,
isolasi dalam keadaan tertentu, bekerja sesuai peraturan tata tertib yang
berlaku.
2. Alat-alat : Selalu disimpan dalam keadaan kering, bersih steril dan
disimpan dalam tempat khusus,
3. Pasien : Melakukan isolasi pada penyakit yang menderita penyakit
menular, merawat personal Hygiene pasien, memberikan perhatian
khusus pada pasien dengan penyakit yang diyakini bisa menularkan
penyakit
4. Lingkungan : Penerangan / sinar matahari harus cukup, sirkulasi udara
harus cukup, menjaga kebersihan, menghindarkan serangga, mencegah
air menggenang, tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup,
permukaan lantai rata dan tidak berlubang, dinding ruang perawatan
licin, mudah dibersihkan dan tidak bersudut, ruangan dibersihkan secara
rutin.

Upaya pengendalian infeksi bersifat multidisiplin, ada beberapa hal


yang perlu Diperhatikan dalam pengendalian infeksi :

1. Disipline
2. Defence mechanism
3. Drug
4. Design
5. Device
2.13 Menurunkan jumlah Mikroorganisme kontaminan dan Mencegah transmisi
Pengendalian Infeksi
Penggunaan kata “kontaminasi” sering digunakan untuk banyak hal,
termasuk diantaranya :
1. Kontaminasi Makanan
2. Kontaminasi Lingkungan
3. Kontaminasi Silang, perpindahan bakteri dari bahan pangan mentah ke
produk pangan yang sudah jadi
Penyebab Kontaminasi Secara umum ada tiga penyebab kontaminasi, yaitu :
kontaminasi biologis, kontaminasi Kimia, dan kontaminasi fisik.
Tindakan pencegahan infeksi
1. Asiptik
2. Antiseptic
3. Pencucian
4. Desinfeksi
5. Sterilisasi
6. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan
kesehatan
2.14 Cakupan Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
1. Kebersihan Tangan
2. Hygiene respirasi/etika batuk
3. Praktik menyuntik yang aman
4. Praktik Lumbal Pungsi
2.15 Cakupan Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
1. Penempatan/Isolasi Klien
2. Penggunaan Alat pelindung Diri (APD)
3. Penatalaksanaan Peralatan pasien dan linen
4. Pengelolaan Limbah, pengendalian lingkungan RS
5. Kesehatan Karyawan/perlindungan pada petugas kesehatan
Health Promotion → correct sterile techniques
Acute care measures → kultur spesimen Asepsis (absence of pathogenic
microorganisms)
- Kontrol atau menghilangkan agen infeksius → cleaning, disinfectant,
Sterilisasi → efesiensi dan efektivitas tergantung pada konsetrasi Cairan dan
durasi kontak; tipe dan jumlah patogen; area permukaan Yang akan
ditreatment; suhu; busa sabun; organic materials
- Kontrol reservoirs → m’buang cairan tubuh hati2, ganti balutan
- Kontrol portal of exit → hindari bersin/batuk; bicara dgn pasien infeksi
- Kontrol transmisi atau penyebaran → cuci tangan
- Kontrol portal of entry → memelihara kulit/mukosa, vulva hygiene
- Proteksi dari host yang rentan → vaksinasi, isolasi; proteksi mekanisme
Pertahanan tubuh yg normal; mempertahankan proses Penyembuhan
BAB III

PENUTUP

kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai