Anda di halaman 1dari 22

BAKTERI

Oleh:
Iddo Herwindo 17031010183
Nanda Faris Patria 17031010195
Nadia Asthi Hapsari 17031010204
Auliya Ichda 17031010207
Adam Karangan 17031010211
Karina Yudisabira D P. 17031010219
Qushairi Quraisyen A. 17031010222

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Bakteri” ini dengan baik dan
tepat waktu.
Harapan tim penyusun semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya kami dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Tim penyusun mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang
terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.

Surabaya, 26 Agustus 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pendahuluan ............................................................................................ 3
B. Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik .......................................................... 3
C. Klasifikasi Bakteri ................................................................................... 6
D. Morfologi Bakteri ................................................................................... 10
E. Struktur Bakteri ...................................................................................... 14
F. Habitat Bakteri ....................................................................................... 15
G. Reproduksi Bakteri ................................................................................ 16
H. Aplikasi Bakteri Dalam Industri ............................................................ 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikrobiologi berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu mikros artinya
kecil, bios artinya hidup, dan logos artinya ilmu. Mikrobiologi merupakan suatu
ilmu tentang organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dimana pengertian
dari mikrobiologi adalah bidang keilmuan yang menelaah mengenai organisme
hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima
kelompok organisme yaitu : bakteri, protozoa, virus, algae dan jamur.
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat
dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu
untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia
mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga
diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan mempelajari berbagai segi dari
mikroba atau jasad renik, khususnya bakteri, dalam hal dimana keberadaannya,
ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya maupun organisme yg lain,
pengendaliannya, dan peranannya dalam industri untuk kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Mikroba erat hubungannya dengan kehidupan kita,
sebagian bermanfaat dan menunjang kehidupan dan yang lain dapat
menyebabkan penyakit. Contoh : dalam pembuatan anggur, keju, yogurt,
penisilin, dan dalam memproses limbah. Oleh karena itu, penting bagi kita
semua untuk menambah wawasan tentang mikroorganisme bakteri baik dari
mulai teori hingga penerapannya.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bakteri.
2. Untuk mengetahui morfologi, habitat, dan reproduksi dari bakteri
3. Untuk mengetahui penerapan/aplikasi bakteri dalam dunia industri.

1
C. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan bakteri.
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan klasifikasi, morfologi, habitat dan
reproduksi dari bakteri.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan aplikasi dari bakteri
dallam industri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendahuluan
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.
Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup
bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia,
hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer
(sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut.
Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri
juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri
dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan faktor
makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri.
Selain itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan
teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya
bakteri berukuran 0,5-10 µ.
Berdasarkan klasifikasi artifisial yang dimuat dalam buku “Bergey’s manual
of determinative bacteriology” tahun 1974, bakteri diklasifikasikan berdasarkan
deskripsi sifat morfologi dan fisiologi. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat
gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya
maka dimasukkan ke dalam kelompok khusus.

B. Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik


Sel organisme terdiri atas dua golongan utama, yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Kedua tipe sel secara kimiawi adalah serupa, yakni sama-sama
memiliki asam nukleat, protein, lipid, dan karbohidrat. Perbedaan sel prokariotik
dari sel eukariotik adalah struktur dinding sel, membran sel, serta tidak adanya
organel, yaitu struktur seluler yang terspesialisasi yang memiliki fungsi-fungsi
spesifik.

3
1. Sel Prokariotik
Sel prokariotik secara struktural lebih sederhana dan hanya ditemukan
pada organisme bersel satu dan berkoloni, yaitu bakteri dan archaea. Dapat
dikatakan sel prokariotik sebagai suatu molekul yang dikelilingi oleh
membran dan dinding sel karena tidak mempunyai organel sel, tetapi
mempunyai sistem membran dalam dinding selnya. Suatu sel prokariotik
terdiri atas DNA, sitoplasma, dan suatu struktur permukaan termasuk
membran plasma dan komponen dinding sel, kapsul, dan lapisan lendir (slime
layer).
Ciri-ciri sel prokariotik adalah:
a) Sitoplasma sel prokariotik bersifat difuse dan bergranular karena
adanya ribosom yang melayang di sitoplasma sel.
b) Membran plasma yang berbentuk dua lapis fosfolipid yang
memisahkan bagian dalam sel dari lingkungannya dan berperan sebagai
filter dan komunikasi sel.
c) Tidak memiliki organel yang dikelilingi membran.
d) Memiliki dinding sel kecuali mycoplasma dan thermoplasma
e) Kromosom umumnya sirkuler. Sel prokariotik tidak memiliki inti sejati
karena DNA tidak terselubung oleh membran
f) Beberapa prokariotik memiliki flagela yang berfungsi sebagai alat
gerak
g) Umumnya memperbanyak diri dengan pembelahan biner.

2. Sel Eukariotik
Sel eukariotik mengandung organel seperti nukleus, mitokondria,
kloroplas, retikulum endoplasma (RE), badan golgi, lisosom, vakuola,
peroksisom, dan lain-lain. Organel dan komponen lain berada pada sitosol,
yang bersama dengan nukleus disebut protoplasma.
Ciri-ciri sel eukariotik adalah:
a) Sitoplasma sel eukariotik tidak tampak berbutir-butir (bergranular),
karena ribosom terikat pada retikulum endoplasma

4
b) Memiliki sejumlah organel yang dikelilingi oleh membran, termasuk
mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, dan kadang
terdapat pula kloroplas
c) DNA eukariotik terikat oleh protein kromosomal (histon dan non
histon). Struktur kromosom bersama protein kromosomal disebut
kromosom. Seluruh DNA Kromosom tersimpan dalam inti sel
d) Sel eukariotik bergerak dengan menggunakan silia atau flagela yang
secara struktural lebih komplek dibandingkan silia atau flagela pada sel
prokariotik.
Secara rinci perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 1. Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik.

5
C. Klasifikasi Bakteri
Klasifikasi berarti penyusunan organisme kedalam grup taksonomi (taksa)
dengan berdasarkan kemiripan atau hubungannya. Bakteri umumnya berbentuk
1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak mempunyai klorofil berkembangbiak
dengan pembelahan sel atau biner. Karena tidak mempunyai klorofil, bakteri
hidup sebagai jasad yang saprofitik ataupun sebagai jasad yang parasitik.
Klasifikasi bakteri dapat didasarkan pada beberapa jenis penggolongan.
Beberapa diantaranya yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan fisiologi, yang
dimuat dalam buku “Bergey’s manual of determinative bacteriology”
tahun 1974, yaitu :
a) Eubacteria yang terdiri dari Bakteri gram negatif , Bakteri gram
positif, dan Bakteri tanpa dinding sel.
b) Archaebacteria
Tabel 2. Klasifikasi Bakteri Menurut Bergey’s manual book.

6
Archaebacteria (Archaea), merupakan kelompok bakteri yang
berbeda dari prokaryotik lainnya, perbedaannya pada molekul RNA
ribosomal 16S-nya, morfologis, dan fisiologis. Membran Archaea berbeda
dengan membran bakteri pada umumnya karena mengandung ether yang
berangkai dengan lipid dan terikat pada gliserol. Membran Archaea
mengandung lipid-lipid non-polar, adapun dinding selnya tidak
mengandung murei. Archaea memiliki kemampuan dalam mengatur
ketebalan membran selnya. Metabolisme Archaea bervariasi, ada yang
khemoorganotrof dan adapula yang ototrof. Secara umum tipe
metabolisme yang terdapat dalam Archaea mirip dengan yang ada pada
Eubacteria.
Eubacteria yang selanjutnya disebut bakteri di alam dijumpai dengan
tingkat keragaman yang tinggi baik secara morfologi, ekologi, serta
fisiologisnya. Bakteri dapat dijumpai pada rentang lingkungan yang luas
yaitu mulai dari lingkungan yang sangat dingin di perairan Artik hingga
lingkungan yang sangat panas di celah hidrotermal (hydrothermal vents)
yang dapat mencapai suhu 1000C. Di alam bakteri dapat hidup bebas,
saprofitik, fotosintetik, parasitik atau patogenik pada organisme lain.
Dengan sifatnya tersebut beberapa bakteri dapat berperan dalam daur

7
unsur dan berinteraksi dengan organisme lain, serta mempunyai peran lain
yang sangat penting. Secara umum bakteri berkembang biak dengan
pembelahan transversal atau biner.
Untuk lebih memahami archaebacteria dan eubacteria, berikut
perbedaan keduanya:
Tabel 2. Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria

2. Klasifikasi Berdasarkan Genetika


Perkembangan-perkembangan dalam biologi molekuler
memungkinkan diperolehnya informasi mengenai kekerabatan organisme-
organisme pada tingkat genetic berdasarkan:
a) Komposisi basa DNA
b) Homologi sekuens DNA
c) RNA Ribosoma
d) Pola-pola metabolism stabil yang dikontrol oleh gen
e) Polimer-polimer pada sel
f) Struktur organel dan pola regulasinya

8
3. Klasifikasi Berdasarkan Fenotipe
a) Morfologi Sel
b) Morfologi Koloni
c) Sifat terhadap pewarnaan
d) Reaksi pertumbuhan
e) Sifat pertumbuhan

4. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Sel


a) Bentuk bulat (coccus)
b) Bentuk batang
c) Bentuk spiral
d) Bentuk vibrio

5. Klasifikasi Berdasarkan Sifat Pewarnaan


a) Pewarnaan sederhana
b) Pewarnaan diferensial
c) Pewarnaan khusus

6. Klasifikasi Berdasarkan Sifat Pertumbuhan


a) Aerob
b) Anaerob
c) Mikroaerofilik

7. Klasifikasi Berdasarkan Metabolisme


a) Bakteri Autotrophic
b) Bakteri Heterotrophic

9
D. Morfologi Bakteri
1. Morfologi Makroskopis
Morfologi makroskopis yaitu bentuk bakteri dengan mengamati
karakteristik koloninya pada lempeng agar. Beberapa koloni mungkin akan
berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak
teratur. Tiap – tiap koloni bakteri mempunyai ciri yang berbeda-beda
tergantung jenisnya dan mediumnya.
a) Ukuran Koloni
Jika dilihat pertumbuhan di petri dish, ukuran koloni bakteri ada yang
berbentuk : titik (pinpoint/punctiform), kecil (small), sedang (moderat)
dan besar (large).

Gambar 1. Ukuran Koloni Bakteri

b) Pigmentasi
Mikroorganisme kromogenik sering memproduksi pigmen intraseluler,
beberapa jenis lain memproduksi pigmen ekstraseluler yang dapat terlarut
dalam media. Warna pigmen yang dihasilkan dapat putih, kuning, merah,
ungu dan sebagainya.

Gambar 2. Berbagai Macam Pigmentasi Dalam Koloni Bakteri

10
c) Karakteristik Optik
Berdasarkan jumlah cahaya yang dapat melewati koloni opaque (tidak
dapat ditembus cahaya), translucent (dapat ditembus cahaya sebagian),
dan transparan (bening).

Gambar 3. Karakteristik Optik pada Koloni Bakteri

d) Bentuk, Pinggiran dan Peninggian Koloni Bakteri


Bentuk, pinggiran dan peninggian tiap koloni bakteri dapat berbeda –
beda. Untuk memperjelas penjelasan tersebut, dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 4. Berbagai Bentuk, Pinggiran dan Peninggian Koloni Bakteri

11
2. Morfologi Mikroskopis
Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui
pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi
secara umum ada 3 tipe, yaitu:
a) Bentuk bulat/kokus
Bentuk kokus (coccus = sferis / tidak bulat betul) dapat di bedakan lagi
menjadi beberapa formasi, yaitu :
 Micrococcus : berbentuk bulat, satu. Contoh: Monococcus
Gonorrhoe.
 Diplococcus : berbentuk bulat, bergandengan dua-dua. Contoh:
Diplococcus pneumoniae .
 Staphylococcus : berbentuk bulat, tersusun seperti untaian buah
anggur. Contohnya Staphylococcus aureus.
 Streptococccus : berbentuk bulat, berganden pembelahan sel kesatu
atau dua arah dalam satu garis. Contohnya Streptococcus faecalis.
 Sarcina : berbentuk bulat, terdiri dari 8 sel yang tersusun da hasil
pembelahan sel ke 3 arah. Contohnya: Thiosarcina rosea.
 Tetracoccus / gaffkya : berbentuk bulat tersusun dari 4 sel berbentuk
bujur sangkar, sebagai hasil pembelahan sel kedua arah. Contohnya
Pediococcus.

Gambar 5. Formasi Bakteri Berbentuk Bulat

12
b) Bentuk Batang
Bakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang
dan batang pendek, dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang
dapat dibedakan lagi menjadi bentuk batang yang mempunyai garis
tengah sama atau tidak sama di seluruh bagian panjangnya. Bakteri
bentuk batang dapat membentuk formasi:
 Sel tunggal (monobasil), contohnya Escherichia Coli.
 Bergandengan dua-dua (diplobacil), contohnya Diplobacil pneumonia
 Rantai (streptobacil) atau jaringan tiang (palisade), contohnya
Bacillus anthraxis.

Gambar 6. Formasi Bakteri Berbentuk Batang

c) Bentuk Lengkung/Spiral
Bentuk lengkung/spiral pada pokoknya dibagi menjadi:
 Bentuk Koma (vibrio) jika lengkungnya kurang dari setengah
lingkaran, contohnya Vibrio Cholera.
 Bentuk spiral jika lengkungnya lebih dari setengah lingkaran,
contohnya Spirillium minor.
 Bentuk Spirochaeta, berupa spiral yang halus dan lentur, lebih
berkelok dengan ujung lebih runcing. Contohnya Treponema palidum.

13
Gambar 7. Formasi Bakteri Berbentuk Lengkung/Spiral

E. Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur
tambahan.

Gambar 8. Struktur Bakteri


1. Struktur Dasar
 Dinding Sel, berfungsi memberi perlindungan terhadap protoplasma dan
berperan penting dalam perkembangbiakan sel
 Membran Plasma, berfungsi sebagai transport bahan makanan secara
selektif dan mengatur keluar masuknya zat – zat.
 Sitoplasma, merupakan isi sel yang berupa cairan, disebut juga dengan
protoplasma. Protoplasma merupakan koloid yang mengandung
karbohidrat, protein, enzim-enzim, belerang, kalsium karbonat dan

14
volutin. Komponen sitoplasma terdiri dari inti, ribosom, granula dan
plasmid.
2. Struktur Tambahan
 Kapsul atau lapisan lendir, berfungsi melindungi sel terhadap faktor
lingkungan (kekeringan) dan sebagai pengikat antar sel.
 Flagella, adalah suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan
menembus dinding sel yang digunakan bakteri sebagai alat pergerakan.
 Pili, adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel.
Pili mirip dengan flagel tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih
kecil dan tersusun dari protein.
 Klorosom, adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma
dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis.
 Vakuola gas, berfungsi meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel
bakteri secara keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah dalam air.
 Spora (Endospora), yaitu struktur berbentuk bulat atau bulat lonjong,
bersifat Sangat membias cahaya, sukar dicat dan sangat resisten terhadap
faktor-faktor luar yang buruk. Fungsi spora pada bakteri bukan sebagai alat
reproduksi seperti halnya pada fungi.

F. Habitat Bakteri
Habitat dari bakteri sangat beragam, lingkungan laut, tanah, udara,
permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan dalam organisme hidup.
Diperkirakan jumlah sel mikroorganisme yang mendiami bumi ini adalah
5×1030. Bakteri dapat ditemukan dalam tubuh manusia, terutama di saluran
pencernaan yang jumlah sel adalah 10 kali lebih banyak dari jumlah sel-sel tubuh
manusia. Oleh karena itu, kolonisasi bakteri mempengaruhi tubuh manusia.
Contoh: bakteri asam laktat dan kelompok Enterobacter (pada usus manusia)

15
G. Reproduksi Bakteri
Bakteri melakukan reproduksi melalui suatu proses yang disebut pembelahan
biner, dimana sel induk membelah menjadi dua sel dan seterusnya. Hal ini
menyebabkan laju pertumbuhan bakteri mengikuti pertumbuhan logaritme, yaitu
satu bakteri akan menghasilkan 16 bakteri dalam 4 generasi. Rata-rata waktu
pembelahan bakteri bisa sangat bervariasi (misalnya: 20 menit untuk Eschericia
coli, 24 jam untuk Mycobacterium tuberculosis), makin pendek waktu
pembelahan, makin cepat laju multiplikasinya. Faktor lain yang mempengaruhi
waktu pembelahan antara lain: jumlah nutrient, suhu dan pH lingkungan.

Gambar 9. Skema Reproduksi Bakteri

H. Aplikasi Bakteri Dalam Industri


Saat ini bakteri sudah banyak dikembangkan untuk menunjang kebutuhan
industri dan membantu dalam proses industri, diantaranya :
1. Penggunaan Bakteri untuk Mengatasi Limbah Minyak Bumi
Bakteri juga telah dimanfaatkan untuk mengatasi limbah minyak bumi di
daerah kilang minyak (terutama kilang minyak lepas pantail atau pada
kecelakaan kapal pengangkut minyak bumi. Golongan Pseudomonas, seperti

16
Pseudomonas putida mampu mengkonsumsi hidrokarbon yang merupakan
bagian utama dan minyak bumi dan bensin.
2. Penggunaan Bakteri Dalam Produksi Hidrogen
Telah dikembangkan penanganan limbah oleh mikroorganisme yang dapat
menghasilkan hidrogen yang dapat digunakan untuk kepentingan industri
sebagai bahan bakar alternatif. Proses ini dilakukan oleh bakteri penghasil
enzim hidrogenase seperti Clostridium butyrium. Bakteri ini dimobilkan
(dihentikan gerakannya) pada suatu filter penyaring limbah cair yang
mengandung gula dari pabrik alkohol. Bakteri ini akan mencernakan dan
menggunakan gula serta mampu menghasilkan gas hidrogen yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang tidak menimbulkan polusi.
3. Penggunaan Bakteri Dalam Proses Fermentasi
Proses yang umum dalam industri untuk menghasilkan berbagai produk
dari hasil kerja bakteri adalah dengan proses fermentasi. Proses ini
menghasilkan berbagai produk, baik produk beralkohol maupun non-alkohol.
Diantaranya alkohol, isopropanol, wine, keju, yoghurt hingga cuka.

Gambar 10. Berbagai Produk Industri Hasil Fermentasi Oleh Berbagai Jenis Bakteri

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.
2. Bakteri memiliki bentuk umum bulat, batang dan lengkung atau spiral.
3. Bakteri memiliki habitat yang sangat luas, bahkan pada organisme lain dan
melakukan reproduksi dengan cara pembelahan biner.
4. Bakteri memiliki aplikasi yang berlimpah dalam industri diantaranya sebagai
pengurai limbah, penghasil senyawa lain dan penghasil produk fermentasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Agus. 2016. “Tinjauan Umum Mikrobiologi Lingkungan”. Jakarta :


Universitas Terbuka.

Irianto, I. Ketut. 2016. “Pemanfaatan Bakteri Untuk Keselamatan Lingkungan”.


Bali : Universitas Warmadewa.

Kusnadi. 2015. “Mikrobiologi Pangan dan Industri”. Bandung : Universitas


Pendidikan Indonesia.

Putri, Meganada H., Sukini, dan Yodong. 2017. “Mikrobiologi”. Jakarta : Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Sumarsih, Sri. 2003. “Mikrobiologi Dasar”. Yogyakarta : UPN “Veteran”


Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai