BAB I....................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 3
A. Pengertian Mikroorganisme ................................................................................................. 3
A.1 Pengertian Mikroorganisme Menurut Para Ahli ................................................................. 3
B. Jenis-Jenis Mikroorganisme ................................................................................................ 4
1. Parasit .................................................................................................................................. 4
2. Jamur .................................................................................................................................... 4
3. Virus ...................................................................................................................................... 5
4. Bakteri .................................................................................................................................. 8
C. Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan ............................................................ 12
BAB III.................................................................................................................................................. 14
PENUTUP.............................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara terkaya akan plasma nutfah, termasuk
mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak di tanah nusantara nan subur. Negara
yang kaya ini memiliki sekurangnya 10 ribu jenis mikroorganisme yang diperkirakan hidup
secara alami dalam ekosistem yang “ramah” untuk berkembangbiak. Pada dasarnya dari
seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan
patogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyaebabkan penyakit
pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan
patogenitas.
Untuk itulah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami penghuni tubuh
manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara manusia dan flora normal tubuh
manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil sehingga untuk
mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut organisme
mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau multiseluler
(multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat dengan mata
telanjang, dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga
termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun bersifat seluler.
Mikroorganisme yang berbeda dari sel makrooganisme. Sel Makroorganisme tidak bisa
hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk
jaringan, organ dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikroorganisme dapat
menjalankan proses dengan hidup mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan
bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
3
B. Jenis-Jenis Mikroorganisme
1. Parasit
2. Jamur
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul
nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau
ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak,
bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama
sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu
zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara
membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora
yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur
yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas
adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat
tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi.
4
(kromosom tidak berpasangan). Jika kondisi lingkungan memungkinkan, jamur
menghasilkan banyak spora secara aseksual.
c. Reproduksi jamur
Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan
secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler
, tetapi ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa
yang terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang
cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal
spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut
berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai.
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan
dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
1) Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2) Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada
yang dinamakan basidium.
3) Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada
beberapa cendawan melebur.
4) Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium mengasilkan oospora.
3. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan
sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA,
tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus
menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun
protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
5
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
beberapa contoh virus : aids-hiv
6
7) Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).
b. daur lisogenik
1. Fase Penggabungan
Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus
DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA
bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri
terkandung materi genetik virus.
2. Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian
DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
3. Fase Sintesis
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian
virus.
4. Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian
DNA masuk ke dalam akan membentuk virus baru.
5. Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang
terlepas dari inang akan mencari inang baru.
7
4. Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar
organismeprokariota, selain archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki
peran besar dalam kehidupan di bumi.Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa
nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan
dalam tubuh manusia.Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada
bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.Mereka
umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan
bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).Beberapa jenis bakteri bersifat
motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
a.Siklus Hidup
1. Fase Lag
Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka
melakukan adaptasi dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan
cara, menghasilkan vitamin dan asam amino yang dibutuhkan untuk untuk
pembelahan.
2. Fase eksponensial
Bakteri berkembang biak dengan sangat cepat, bahkan secara . apabila
berada pada kondisi terbaik, bakteri dapat menggandakandirinya dalam waktu
sekitar 15 menit. Ada juga bakteri lain yang membutuhkan waktu berhari-hari.
3. Fase stasioner
Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena banyaknya zat sisa
dan semakin menyempitnya ruang hidup, bakteri tidak dapat mempertahankan wilayah yang
terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju kultur yang lain,
maka pertumbuhannya dapat dilanjutkan.
4. Fase Kematian
Selama fase kematian, bakteri kehilangan semua kemampuan untuk mereproduksi,
yang seolah-olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti pada fase log atau fase
eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi secepat pertumbuhan mereka.
b. Reproduksi Bakteri
Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
8
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel
bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain.
Gambar Transduksi
9
Gambar Kojugasi
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel
induknya.
10
Sarcina), ada yang berbentuk rantai (pada Streptococus), ada yang seperti
setandan buah anggur (pada Staphylococus).
11
C. Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan
a) Produksi Enzim
Enzim yang disolasi dari mikroorganisme dapat diaplikasikan pada
berbagai macam industri. Misalnya, enzim proteose yang diisolasi dari bahan
pembersih. Protease merusak dan melarutkan protein yang mengotori
pakaian. Enzim yang dihasilkan untuk proses-proses industri meliputi protease
, amilase, glikosa isomerase, glukosa oksidase, renin, pektinase, dan
lipase.empat macam enzim yang secara luas diproduksi oleh mikroganisme
adalah protease, glukamilase,α-amilase, dan glukosa isomerase.
b) Produk antibiotic
Produksi antibiotik dilakukan dalam skala besar pada tangki fernentasi
dengan ukuran besar. Sebagai contoh Penicillium chrysogenum ditumbuhkan
dalam 100.000 liter fermentor selama kurang lebih 200 jam. Mula-mula
suspensi spora P. chrysogenum ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi.
Kultur diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 24 °C dan selanjutnya
ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok teratur untuk
mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
c) Produksi vaksin
Penggunaan vaksin sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit.
Pengembangan dan produksi vaksin merupakan salah satu tugas penting
industri farmasi. Produksi vaksin meliputi pengkulturan mikroorganisme yang
memiliki properti antigenikyang diperlukan untuk meluncurkan respons imun
primer.
d) Produksi steroid
Homon steroid sangat penting peranannya dalam dunia kesehatan.
Misalnya kortison dan steroid lain yang serupadiketahui dapat digunakan
untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai
respons inflamasi oral dan untuk mengobati ketidak seimbangan homonal.
12
2. Mikroorganisme yang merugikan bagi kesehatan
Selain jenis mikroorganisme yang dapat di manfaatkan dalam bidang
kesehatan, ada juga jenis mikroorganisme yang dapat merugikan bagi kesehatan
(menyebabkan penyakit) manusia, antara lain :
1. Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia
dan Corynebacterium diphtheriaepenyebab dipteri.
2. Penyebab kebusukan makanan (spoilage), Beberapa di antara
mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga
dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging,
mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak
protein-protein
3. Penyebab keracunan makanan (food borne disease).
4. Bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat
mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum,
Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus, bakteri tersebut akan
mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun
dan bila dikonsumsi dapatMakanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus
menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, mengandung
racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Racun yang dihasilkan tidak
mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi.
5. TBC
Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia
tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat
menyebabkan penyakit TBC pada manusia. Tuberculosis ekstra paru adalah
tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain jaringan paru, misalnya
pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang,
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain
Bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bakteri
dikatakan merugikan karena dapat menyebabkan penyakit, menimbulkan
pembusukan, dan merusak makanan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15