Anda di halaman 1dari 65

RESUME MATA KULIAH BIOLOGI UNTUK KIMIA

Dosen Pembimbing :
1. Bapak Agung Witjoro
2. Bapak Suhadi

Penyusun :

Ike Astiyandani ( 170332614568 )

Offering I

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

S1 KIMIA 2017

BAB 1 : KEHIDUPAN MIKROORGANISME.


Mikrobiologi merupakan kajian tentang dunia mikroorganisme, meliputi
bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel
tunggal maupun kelompok sel.

Lalu apa saja yang termasuk dalam golongan mikroorganisme itu?.


Berikut yang termasuk dalam golongan mikroorganisme :

a. Bakteri
 Bakteri menguntungkan :

 Escherichia coli, terdapat pada usus besar dan berperan dalam


pengurai sisa-sisa makhluk hidup
 Acetobacter, untuk pembuatan asam cuka atau asam asetat
 Lactobacillus bulgarius, untuk pembuatan yoghurt
 Lactobacillus casei, untuk pembuatan keju dan yoghurt
 Acetobacter xylinum, untuk pembuatan nata de coco

 Bakteri merugikan :

 Mycobacterium tuberculosis, menyebabkan penyakit TBC


 Vibrio cholerae, menyebabkan penyakit kolera atau muntaber
 Clostridium tetani, menyebabkan penyakit tetanus
 Treponema pallidum, menyebabkan penyakit sifilis
 Neisseria gonorrhoeae, menyebabkan penyakit gonorea

b. Cendawan tingkat rendah


c. Ragi ( bangsa Jamur )
d. Ganggang yang bersahaja
e. Hewan ber sel satu atau protozoa
f. Virus yang hanya nampak oleh mikroskop elektron dan oleh karenanya
dikatakan makhluk ultra mikroskopik.

Mikroorganisme memiliki karakteristik sebagai berikut :


 Mempunyai plasmid
 Berukuran sangat kecil (mikoskopis)
 Kemampuan menghasilkan antibiotik
 Kemampuan melakukan proses metabolisme dalam keadaan anaerob
 Kemampuan berkembang biak yang luar biasa dalam kondisi optimum

Sedangkan karakteristik koloni dapat dievaluasi dengan ciri-ciri sebagai berikut:


1. Ukuran: Pinpoint (titik sangat kecil), small (kecil), moderate (sedang),
large (lebar).
2. Pigmentasi: warna koloni
3. Bentuk : Bentuk koloni yang digambarkan sebagai berikut:
a. Circular: tepian yang teratur, tidak patah
b. Irregular: tepian yang berlekuk
c. Rhizoid: pertumbuhan menyebar seperti akar
4. Tepi : penampakan tepian terluar koloni yang digambarkan sebagai
berikut:
a. Entire: sangat rata
b. Lobate: lekukan yang jelas
c. Undulate: lekukan seperti gelombang
d. Serrate: bergerigi
e. Filamentous: seperti benang, tepian menyebar
f. Elevasi: sudut penonjolan pertumbuhan koloni pada permukaan

Mikroorganisme seperti halnya sel organisme, umumnya melakukan aktivitas


kehidupan. Mereka melakukan hubungan dengan mikroorganisme lainnya dimana
hubungan dapat terjadi seperti hal-hal di bawah ini :

1. Tidak saling menguntungkan (netralisme)


Keadaan dimana spesies satu dengan yang lainnya hanya menempati
tempat yang sama tanpa adanya interaksi yang berarti.
Contoh : Misal di satu kotoran hewan terdapat banyak spesies yang
dapat hidup bersama, tapi masing – masing spesies memerlukan zat
tertentu untuk dirinya sendiri sehingga tidak perlu ada perebutan zat
makanan.
2. Persaingan atau Kompetisi
Hubungan antar spesies dalam mempertahankan hidup dengan
memperebutkan hal yang sama.
Contoh : Bila persediaan oksigen dalam suatu medium berkurang,
maka bakteri aerob akan dikalahkan oleh bakteri fakultatif anaerob.
3. Hidup berlawanan atau antagonisme
Spesies yang satu menghasilkan zat penentang (antibiotic) bagi spesies
lain, sehingga pertumbuhan spesies yang lain terganggu karenanya
Contoh : Streptococcus lactis dan Bacilus subtilis. Jika kedua kedua
spesies ini ditumbuhkan bersama dalam suatu medium, maka
pertumbuhan Bacilus subtilis akan segera tercekik karena adanya
asam-susu yang dihasilkan oleh Streptococcus lactis
4. Komensalisme atau Metabiosis
Spesies yang satu mendapat keuntungan (komensal), sedang spesies
yang lain tidak dirugikan olehnya (hospes).
Contoh : Hubungan antara Saccharomyces yang menghasilkan alkohol
yang tidak diperlukannya lagi, sedangkan alkohol ini merupakan zat
makanan mutlak bagi Acetobacter.
5. Mutualisme
Simbiosis yang saling menguntungkan.
Contoh : Didalam alat pencernaan rayap terdapat Protozoa yang dapat
mencerna selulosa, sedang protozoa sendiri terjamin hidupnya oleh
rayap.
6. Parasitisme
Hubungan yang menguntungkan satu pihak saja.
Contoh : Bakteriofage atau virus dengan bakteri. Virus tidak dapat
hidup diluar bakteri, sedangkan bakteri akan mati karenanya.

7. Predatorisme
Hampir sama dengan parasitisme tetapi dalam ukuran parasit lebih
kecil dari inangnya sedangkan predator lebih besar dari yang
dimangsa. Contoh : Amoeba (predator) merupakan pemangsa dari
bakteri (mangsa).

Beberapa mikroorganisme memiliki habitat yang sama maupun berbeda.


Berdasarkan tempatnya, habitat mikroorganisme dibedakan yakni sebagai berikut:

1. Mikrobiologi tanah : kajian tentang kehidupan dan peranan


mikroorganisme di dalam tanah.
2. Mikrobiologi air : kajian tentang kehidupan dan peranan
mikroorganisme di dalam air.
3. Mikrobiologi rumen : kajian tentang kehidupan dan peranan
mikroorganisme di dalam sistem lambung / usus hewan.
4. Lingkup udara : sebenarnya tidak benar-benar ada organisme yang
hidup di udara, karena organisme tidak dapat hidup begitu saja.
Namun, mikroorganisme udara terdiri atas organisme yang terdapat
sementara mengapung di udaraatau terbawa angin serta partikel debu.
5. Bahan makanan : kelompok mikroorganisme yang terdapat dalam
suatu makanan dapat tumbuh subur, dominan, atau mati, sangatlah
bergantung pada faktor penyebab.

Selain ruang lingkup mikrobiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang


dunia mikroorganisme, ilmu ini juga berkaitan dengan ilmu lain dan cakupan
masalah antara lain :

1. Ekologi mikroorganisme : kajian tentang asosiasi kehidupan antara


mikroorganisme dengan lingkungannya (ekologi).
2. Fisiologi mikroorganisme : kajian tentang sifat faal mikroorganisme.
3. Genetika mikroorganisme : kajian tentang sifat-sifat menurun dan
kebakaan pada mikroorganisme.
4. Mikrobiologi kesehatan : kajian tentang sifat dan peranan
mikroorganisme dalam bidang kesehatan.

Mikroorganisme juga melakukan metabolisme seperti halnya dengan


makhluk hidup lain , hal ini untuk menghasilkan energi guna kelangsungan
hidupnya. Mikroorganisme memerlukan energi untuk :
1. Sintesis bagian sel (dinding sel, membran sel, dan substansi sel
lainnya).
2. Sintesis enzim, asam nukleat, polisakarida, phospholipids, atau
komponen sel lainnya.
3. Mempertahankan kondisi sel (optimal) dan memperbaiki bagian
sel yang rusak.
4. Pertumbuhan dan perbanyakan.
5. Penyerapan hara dan ekskresi senyawa yang tidak diperlukan atau
waste products.
6. Pergerakan (mobilitas).

Proses metabolisme tersebut diuraikan sebagai berikut :


1.    Anabolisme
Anabolisme adalah penyusunan/pengambilan zat makanan, pembentukan
karbohidrat yang membutuhkan energi dan sintetis protoplasma. Merupakan
sintesis protoplasma yang meliputi proses sintesa makromolekul seperti asam
nukleat, lipida dan polisakarida, dan penggunaan energi yang dihasilkan dari
proses katabolisme. Contohnya yaitu Fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
mensintesis senyawa organik kompleks dari unsur-unsur anorganik dengan
menggunakan energi cahaya matahari. Mikroba yang melakukan fotosintesis
seperti Cyanobacteria, serta beberapa jenis algae. Pada  Reaksi umum yang
terjadi dapat dituliskan sebagai berikut :
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 + 6O2
Tahapan reaksi fotosintesis :
 Reaksi terang : pemecahan air menjadi hidrogen dan oksigen yang
disebut dengan fotolisis. Dalam reaksi ini terjadi penyerapan sinar
matahari kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia.
 Reaksi gelap : senyawa kimia berenergi tinggi NADPH dan ATP yang
dihasilkan dalam tahap pertama (reaksi gelap) dipakai untuk proses
reaksi reduksi CO2 menjadi glukosa.

2.    Katabolisme
Katabolisme adalah penguraian bahan organik kompleks menjadi
bahan organik yang lebih sederhana, pembentukan energi dengan
menguraikan karbohidrat melalui reaksi oksidasi substrat. Merupakan
oksidasi substrat yang diiringi dengan terbentuknya energi, meliputi proses
degradasi sebagai reaksi penguraian bahan organik kompleks menjadi bahan
organik sederhana atau bahan anorganik yang menghasilkan energi dalam
bentuk ATP. Katabolisme disini terdiri dari dua macam yaitu :
 Respirasi
Respirasi merupakan proses terjadinya pembongkaran suatu
zat makanan sehingga menghasilkan energi yang diperlukan oleh
mikroorganisme tersebut.
 Respirasi aerob
Jika oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi
maka disebut respirasi aerobtahapan respirasi ini dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi
enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6
atom C) menjadi dua molekul asam piruvat (terdiri
dari 3 atom C). Glikolisis juga menghasilkan ATP
dan NADH + H+
2. Tricarboxylic acid cycle (Siklus Krebs)
Merupakan serangkaian reaksi metabolisme
yang mengubah asetil koA yang direaksikan dengan
asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C).
Selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur
menjadi berbagai macam zat yang akhirnya akan
membentuk oksaloasetat lagi.
3. Transfer Elektron
Transfer elektron merupakan reaksi pemindahan
elektron melelui reaksi redoks (reduksi-oksidasi).
karena respirasi mebutuhkan jumlah ATP dari
proses oksidasi NADH dan FADH.
Pembawa elektron terdiri
dari flavoprotein (contohnya FAD dan
mononukleotida flavin, FMN), besi sulfur (FeS),
dan sitokrom, protein dengan cincin  yang berisi besi
yang disebut heme. Gugus non-protein seperti lipid-
soluble (larutan dalam lemak) yang lebih dikenal
dengan quinones.

 Respirasi Anaerob
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat
hidup dengan baik bila ada oksigen maupun tidak ada
oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif antara
lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes,
Lactobacillus, dan Aerobacter aerogenes. Anaerob
fakultatif dapat hidup dengan adanya atau tidak adanya
oksigen, tetapi lebih memilih untuk menggunakan
oksigen. Contoh jenis ini termasuk Escherichia coli.
Contoh respirasi anaerob yaitu sebagai berikut :
1. Respirasi Nitrat
Proses ini memiliki beberapa
langkah, yang mana nitrat direduksi menjadi
nitrit dan nitrogen oksida menjadi
dinitrogen, yang disebut
sebagai dissimilatory nitrate reduction atau
denitrifikasi. Reaksi denitrifikasi sebagai
berikut:
2NO3- + 12 e- + 12 H+  → N2 + 6 H2O
Denitrifikasi dilakukan oleh spesies
Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas
aeruginosa, Paracoccus denitrificans dan
Thiobacillus denitrificans.
2. Respirasi Sulfat
Respirasi sulfat dilakukan oleh
sebagian kecil bakteri heterotrophic, yang
semuanya oligatif anaerob, seperti bakteri
dari spesies Desulfovibrio. Bakteri ini
membutuhkan sulfat sebagai aseptor proton 
dan terduksi menjadi sulfit. Reaksi sulphate
respiration sebagai berikut:
SO42- + 8 e- + 8 H+ → S2- + H2O
3. Respirasi Karbonat
Respirasi Karbonat dilakukan oleh
bakteri seperti Methanococcus dan
Methanobacterium. Bakteri tersebut
merupakan anaerob obligat yang mereduksi
CO2, dan kadang-kadang karbon monoksida,
untuk menjadi metana. Reaksi respirasi
karbonat hingga membentuk metan sebagai
berikut :
CO2 + 4H2 →CH4 + 2H2O

 Fermentasi
Fermentasi adalah proses perombakan senyawa organik dalam
kondisi anaerob menghasilkan produk berupa asam-asam organik,
alkohol dan gas, yang kemudian dikeluarkan dari sel, sedangkan
fermentasi itu bermacam-macam seperti :
a. Fermentasi alkohol dilakukan oleh yeasts, jamur, dan bakteri.
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan
glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida.
Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae
(ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.
Reaksi kimia : C6H12O6→ 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 H2O + 2
ATP
b. Fermentasi asam laktat yang dilakukan oleh sejumlah bakteri,
seperti Streptococcus, Lactobacillus, Lactococcus dan
Leuconostoc, serta beberapa jamur, alga dan protozoa.
c. Fermentasi asam campuran yang dilakukan oleh E. coli dan
bakteri fakultatif anaerob. Produknya meliputi laktat, asetat,
dan etanol. Beberapa organisme memiliki kemampuan untuk
mereduksi piruvat menjadi hidrogen dan CO2.
d. Fermentasi 2,3-Butanediol dilakukan oleh Enterobacter,
Erwinia, Klebsiella dan Serratia. Sama seperti fermentasi
campuran asam, namun menghasilkan butanadiol, netanol dan
asam.
e. Fermentasi asam propionat dilakukan oleh beberapa bakteri d
usus, seperti Propionibacterium dan sejenisnya, beberapa
terlibat dalam produk komersil Swiss-keju dan vitamin
B12 (cobalamin). Propionat yang terbentuk dari piruvat yang
melalui jalur methylmalonyl CoA, dimana piruvat
terkarboksilasi menjadi oksaloasetat, dan kemudian direduksi
menjadi propionat melalui malate, fumarate dan suksinate.
f. Fermentasi asam butirat dilakukan oleh spesies Clostridium.
Bakteri ini memproduksi aseton, butanol, propanol, alkohol dan
asam lainnya. Bakteri ini juga memfermentasi asam amino dan
senyawa nitrogen lainnya, serta karbohidrat.
BAB 2 : EKOLOGI MIKROBA.

Ekologi mikroba adalah Ilmu yang mempelajari tentang timbal balik


antara mikroba dan lingkungan hidupnya. Mikroba melakukan reproduksi dan
pertumbuhan.
1. Reproduksi mikroba
Proses reproduksi bakteri terjadi secara pembelahan biner.
Pembelahan biner merupakan suatu proses reproduksi aseksual dimana
setelah pembentukan dinding sel melintang maka satu sel membelah
menjadi dua sel dan disebut sel anak dimana masing-masing dapat
mengulangi lagi proses tersebut.

Gb 01 : pembelahan biner pada bakteri (secara skemtatik)


2. Pertumbuhan mikroba
 Kurva pertumbuhan bakteri

 Fase lag : fase adaptasi mikroba untuk suatu


aktivitas didalam lingkungan baru
 Fase eksponensial atau logaritmik : Setelah
penyesuaian diri dengan lingkungan baru selama
fase lag, pada fase ini terjadi pembelahan sel dengan
kecepatan maksimum sehingga kurva meningkat
dengan tajam
 Fase stasioner : fase pertumbuhan yang konstan
dimana jumlah sel yang hidup seimbang dengan
yang mati. Adanya perubahan factor lingkungan
misalnya.
 Fase kematian : jumlah sel menurun secara tajam
akibat pertambahan sel tidak dapat mengimbangi
jumlah sel yang mati.

 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri :


a. Faktor abiotik :
 Konsentrasi nutrient
Konsentarasi nutrien sangat menentukan kecepatan
transport nutrient ke dalam sel. Pada konsentrasi rendah,
transpor lebih sulit dilakukan sehingga mempengaruhi
ketersediaan nutrient di dalam sel.
 Temperatur 
Temperatur mempengaruhi pertumbuhan mikroba
karena enzim yang menjalankan metabolisme sangat pekak
terhadap temperatur. Berdasarkan temperature minimum,
optimum dan maksimum, mikroba dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok.
- Mikroba termofilik (politermik) : batas temperatur
minimum dan maksimum antara 400C  sampai dengan 800C sedangkan
temperature optimumnya 550C – 650C 
- Mikroba mesofilik (mesotermik):  batas temberatur antara
5 C – 60 C sedangkan temperatur optimumnya antara 250C – 400C.
0 0

- Mikroba psikrofil (oligotermik): batas temperatur antara


0 C - 30 C sedangkan temperature optimumnya antara 100C – 200C
0 0

 pH
Enzim, transpor elektron dan sistem transpor nutrient
pada membran sel mikroba sangat peka terhadap pH,
dimana mikroba pada  umumnya menyukai pH netral (pH
7), kecuali jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH
rendah . Apabila mikroba ditanam pada media dengan pH 5
maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi apabila
pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh bakteri.
Berdasarkan pH minimum, optimum dan maksimum untuk
pertumbuhan, mikroba dapat digolongkan menjadi :
- Mikroba asidofilik : pH antara 2,0 – 5,0
- Mikroba mesofilik : pH antara 5,5 – 8,0
- Mikroba alkalifilik : pH antara 8,4 – 9,5
 Tekanan osmosis
 Tekanan osmosis sangat erat hubungannya dengan
kandungan air, dimana konsentrasi zat terlarut akan
menetukan tekanan osmosis suatu larutan.  Semakin tinggi
konsentrasi zat terlarut semakin tinggi pula tekanan
osmosis tersebut. Demikin pula sebaliknya, tekanan
osmosis mempengaruhi sel mikroba karena berkaitan
dengan air bagi sel mikroba.
Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis,
maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu
terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat
mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan
hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa,
yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel
membengkak dan akhirnya pecah.
 Oksigen
Meskipun banyak mikroba yang tidak dapat tumbuh
bila tidak tersedia oksigen tetapi ada pula mikroba yang
tidak dapat tumbuh bila ada oksigen bebas. Berdasarkan
keperluan oksigen ini maka mikroba ada yang bersifat
aerob, anaerob anaerob fakultatif dan mikroaerofil.
 Senyawa toksik
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Zn, Li, dan
Pb walaupun pada kadar yang sangat rendah akan bersifat
toksis terhadap mikroba karena ion-ion logam berat
bereaksi dengan gugusan senyawa sel. Daya bunuh logam
berat pada kadar rendah disebut daya oligodinamik.
 Radiasi
Umumnya cahaya mempunyai daya merusak
kepada sel mikroba yang tidak mempunyai pigmen
fotosintesis. Jika energi radiasi diabsorpsi oleh mikroba
akan menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel.
Energi radiasi sinar x, sinar γ dan terutama sinar ultra violet
banyak digunakan untuk sterilisasi, pengawetan bahan
makanan dan untuk mendapatkan muatan.

b. Faktor biotik :
 Hubungan antara spesies
Di alam, mikroba tidak tumbuh dalam kultur murni.
melainkan tumbuh bersama mikroba bahkan organism
lainnya. Oleh karena itu, dapat terjadi saling mempengaruhi
antar mikroba satu dengan yang lainnya.
- Mutualisme
Hubungan antara dua spesies dimana masing
masing spesies mendapat keuntungan. Contoh :
bakteri Rhizobium dengan Leguminosae
- Komensalisme atau metabiosis
Hubungan antara dua spesies dimana satu spesies
mendapat keuntungan sedang yang lain tidak diuntungkan
Contoh: Saccharomycesdengan Acetobacter
- Parasitisme
Hubungan antara dua spesies dimana satu pihak
diuntungkan sedangkan yang lainnya dirugikan. Contoh :
bakteriofage dengan bakteri

- Antagonisme/Antibiosis/Amensalisme
Hubungan antara dua spesies dimana salah satu
akan terhambat atau terbunuh pertumbuhannya karena
senyawa yang dihasilkan oleh spesies yang lain. Contoh :
pigmen biru Psedomonas deruginosa
- Sinergisme
Hubungan antara spesies dimana kegiatan masing-
masing berupa suatu urut-urutan yang saling
menguntungkan.
contoh : pembuatan tape yang mengandung Aspergillus,
Saccharomyces, Candida, Hansenula dan  Acetobacter.
- Kompetisi
Hubungan antar spesies dimana terjadi persaingan
karena adanya keperluan akan zat makanan yang sama.
spesies yang dapat bertahan yang akan mengalami
pertumbuhan paling subur. Misalnya bila persediaan
oksigen dalam suatu medium berkurang, maka bakteri
aerob akan dikalahkan oleh bakteri aerob fakultatif. Jika
persediaan oksigen habis, maka pertumbuhan bakteri
anaerob fakultatif akan berhenti sedang bakteri anaerob
akan tumbuh subur.

 Bebas Hama
Hewan percobaan yang bebas mikroba disebut mengalami
kehidupan aksenik atau tanpa benda-benda asing. Hewan aksenik
yang telah diinfeksi dengan suatu jasad disebut gnotobiosis.
Misalnya marmut gnotobiosis yang diinfeksi dengan Entamoeba
histolyticatidak menderita penyakit disentri karena di dalam usus
marmot gnotobiosis tidak terdapat bakteri yang berfungsi sebagai
makanan Entamoeba histolytica. Bakteri tersebut tidak mampu
berkembang biak sehingga tidak mampu menyebabkan penyakit.

 Pengukuran Populasi Mikroba


Untuk membuat kurva pertumbuhan, sebelumnya harus
dilakukan penghitungan.
            Untuk menghitung jumlah sel dapat dilakukan dengan metode:
- Lempeng agar (viable count)
Penghitungan dengan menggunakan lempeng agar dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan beberapa tabung
yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml. Masing-masing
tabung kemudian ditambahkan 1 ml sampel yang akan
diperiksa secara bertahap yaitu:
o 1 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung pertama,
hingga konsentrasi larutan di dalam tabung
pertama menjadi 10-1.
o 1 ml larutan di tabung pertama ke tabung kedua, hingga
konsentrasi larutan di dalam tabung kedua menjadi 10-
2
 demikian seterusnya hingga tercapai larutan dengan
konsentrasi terendah.
o Dari tiap-tiap tabung kemudian diambil 1 ml larutan
dan ditanamkan ke dalam cawan petri yang berisi
media padat. Pertumbuhan koloni yang kemudian
timbul pada tiap-tiap cawan dihitung.
- Penggunaan ruang penghitung Petroff-Hausser
Pada penghitungan langsung dengan penggunaan ruang
penghitung Petroff-Hausser, hasil pengenceran tidak
ditanamkan ke dalam cawan petri yang berisi media tetapi
diteteskan ke dalam ruang penghitung. Pemeriksaan
selanjutnya dilakukan di bawah mikroskop dalam kolom-
kolom penghitung. Missal didapatkan 12 sel maka
penghitungan jumlah sel adalah:
12x 25 x 50 x 103 = 1,5 x 107 sel/ml
Di mana 12 = jumlah sel yang terhitung dalam 1
kotak, 25 = jumlah kotak pada ruang penghitung, 50 =
volume tiap kotak (mm3) dan 103 = pengenceran sampel.

- Penggunaan turbidometer
Pengukuran ini didasarkan atas asumsi bahwa apabila sinar
diarahkan kepada suspense sel bakteri maka jumlah sel bakteri
di dalam suspense berbanding lurus dengan jumlah cahaya
yang dihamburkan, atau berbanding terbalik dengan cahaya
yang diteruskan. Ukuran kekeruhan dinyatakan dengan nilai
O.D (Optical density). Untuk mengukur nilai O.D suatu
populasi bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometer.
BAB 3 : PENGARUH LINGKUNGAN DAN FAKTOR FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKOBA.

Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu


pertumbuhan individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi.
Pertumbuhan individu diartikan sebagai bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan
pertumbuhan populasi diartikan sebagai bertambahnya kuantitas individu dalam
suatu populasi atau bertambahnya ukuran koloni.

Fase pertumbuhan mikroba :


 Fase lag : Fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan di sekitarnya.
 Fase log : Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan
mengikuti kurva logaritmik.
 Fase stasioner : Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah
sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati.
 Fase kematian : Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai
mengalami kematian dikarenakan nutrien di dalam medium dan energi
cadangan di dalam sel habis.
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba dibagi menjadi 2 faktor,
yaitu :
1. Faktor abiotik, faktor abiotik terbagi menjadi 2 yaitu faktor fisik dan faktor
kimia.
 Faktor fisik :
- Suhu / Temperatur
Psikrofil adalah mikroba yang memiliki suhu optimum
pertumbuhan 5-15 oC, dengan suhu minimum pertumbuhan -5
sampai 0oC, dan suhu maksimum pertumbuhan 15-20 oC.
Psikotrof adalah mikroba yang sebenarnya bersifat mesofil,
yaitu mempunyai suhu optimum pertumbuhan 20-40oC, tetapi
masih dapat tumbuh pada optimum untuk psikrofil (Fardiaz
Srikandi, 1993).
Termofil adalah mikroba yang memiliki suhu optimum
pertumbuhan 45-60oC, dengan suhu minimum pertumbuhan
25-45oC, dan suhu maksimal 60-80oC.
- Derajad keasaman (pH)
Setiap mikrobia mempunyai pH minimum, optimum dan
maksimum untuk pertumbuhanya.
Mikroorganisme yang asidofilik, yaitu jasad yang dapat
tumbuh pada pH antara 2,0-5,0.Mikroorganisme yang
mesofilik (neutrofilik), yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH
antara 5,5-8,0.Mikroorganisme yang alkalifilik, yaitu jasad
yang dapat tumbuh pada pH antara 8,4-9,5
- Pengaruh kebasahan dan kekeringan
Bakteri sebenarnya makhluk yang suka akan keadaan
basah, bahkan dapat hidup dalam air. Hanya di dalam air yang
tertutup mereka tak dapat hidup subur; hal ini disebabkan
karena kurangnya udara bagi mereka. Tanah yang cukup basah
baik bagi kehidupan bakteri. (Dwidjoseputro,1989).
Mikroba yang tahan kekeringan adalah yang dapat
membentuk spora, konidia atau dapat membentuk kista.

- Pengaruh perubahan nilai osmosis


Medium yang paling cocok bagi kehidupan bakteri ialah
medium yang isotonik terhadap isi sel bakteri.
Jika bakteri ditempatkan di dalam suatu larutan yang
hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri akan mengalami
plasmolisis.
Jika ditempatkan di dalam larutan hipotonik akan
kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri
(plapmotisis).
- Pengaruh Radiasi atau Cahaya
Dengan penyinaran pada jarak dekat (gelombang 240 μm-
300 μm), bakteri dapat mati seketika, sedangkan pada jarak
yang agak jauh mungkin sekali hanya pembiakannya saja yang
terganggu. Sinar ultra-ungu biasa dipakai untuk mensterilkan
udara, air, plasma darah dan bermacam-macam bahan lainya.
 Faktor kimia :
- Desinfektan Fenol
Yodium
Klor
Alkohol
Formaldehida
- Zat warna
- Detergen
- Sulfonamida (senyawa mengandung belerang
- Antibiotik
- Garam garam logam
Daya antimikrobe dari logam berat, dimana pada
konsentrasi yang kecil saja dapat membunuh mikrobe
dinamakan daya oligodinamik.
2. Faktor biotik :
- Komensalisme
Dimana salah satu jenis mendapatkan keuntungan sedang
lainnya tidak mendapat keuntungan atau kerugian.
- Mutualisme
Dimana masing-masing jenis mendapat keuntungan.
- Parasitisme
Merupakan bentuk assosiasi diantara parasit dengan jasad
inang.
- Sinergisme
Adalah suatu bentuk asosiasi yang menyebabkan terjadinya
suatu kemampuan untuk melakukan perubahan kimia tertentu
dalam suatu subtrat atau medium.
- Antibiosis
Adalah suatu bentuk asosiasi antara jasat (mikkroba) yang
menyebabkan salah satu pihak dalam asosiasi tersebut
terbunuh, terhambat pertumbuhannya atau mengalami
gangguan-gangguan yang lain.
- Sintropisme
Mikroorganisme yang satu dengan yang lainnya akan saling
menstimulasi kegiatan pertumbuhannya.
BAB 4 : NUTRISI MIKROBA.

Nutrient diklasifikasikan berdasarkan elemen yang mereka suplai.


1. Sumber karbon
Tumbuhan-tumbuhan dan beberapa bakteri mampu mengunakan
energi fotosintetik untuk mereduksi karbondioksida pada penggunaan air.
Bakteri dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kebutuhan
karbon, yaitu:
- Bakteri autotropik
Bakteri autotropik memanfaatkan karbon dioksida sebagai
sumber tunggal karbon untuk disintesa menjadi kerangka-
kerangka karbon berupa bahan organik melalui proses
metabolisme. Sumber energinya berasal dari cahaya maupun
hasil oksidasi dari satu atau lebih bahan anorganik
- Bakteri heterotropik
Bakteri heterotropik tidak dapat menggunakan hanya
karbon dioksida sebagai sumber karbon, tetapi juga
membutuhkannya dalam bentuk organic seperti glukosa.
2. Sumber nitrogen dan belerang
Nitrogen mungkin disuplai dalam bentuk yang berbeda, dan
mikroorganisme beragam kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen.
Hasil akhir dari seluruh jenis asimilasi nitrogen adalah bentuk paling
tereduksi yaitu ion ammonium (NH4+).
Belerang dalam bentuk asalnya tidak dapat digunakan oleh
tumbuhan atau hewan. Namun, beberapa bakteri autotropik dapat
mengoksidasinya menjadi sulfat (SO42-).
3. Sumber mineral
Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. mineral ini
kerapkali terdapat dalam air kran atau sebagai kontaminan dari kandungan
medium lainnya.

4. Sumber oksigen
Untuk sel pada mikroba, oksigen tersedia dalam bentuk air.
Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa
organik.

Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme


lain mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi yaitu :

1. Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energy cahaya


(fototrof) dan senyawa kimia (kemotrof).
2. Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik
(karbondioksida) maupun karbon organik (karbohidrat)
3. Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentuk garam nitrogen
anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa rotein dan
asam amino)
4. Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium, dan
magnesium).
5. Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi metabolic dan
pertumbuhannya.

Medium pertumbuhan bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria,


seperti berdasarkan sumbernya, tujuan kultivasi, status fisik dsb. Beberapa media
untuk pertumbuhan :
DASAR CIRI CONTOH
PENGGELOMPOKKAN
Sumber nutrient Alamiah Susu
Buatan Campuran zat-zat kimia
Status fisik Padat Kaldu agar
Semi padat Agar lunak
Cair Kaldu nutrisi cair
Identifikasi bakteri Kompleks (komposisi Kaldu agar
kimia tak diketahui)
Menunjang pertumbuhan Medium pengaya Kaldu infuse jantung
bakteri sulit tumbuh
Perbedaan pertumbuhan Medium diferensial Agar eosin-metilinbiru
Pertumbuhan selektif Medium selektif Salmonella-Shigella
agar
Pengukuran kuantitatif Medium uji Medium uji vitamin
vitamin dan antibiotic B12

Pengelompokan mikroba berdasarkan cara pengambilan nutrien :

1. Jasad osmotrof
Mengambil nutrien dalam bentuk larutan, misal bakteri dan
fungi.
2. Jasad fagotrof
Mengambil nutrien secara fagotosis lalu dicerna di dalam vakuola
makanan, misalnya protozoa.

Metabolisme pada mikroorganisme :

1. Katabolisme
Katabolisme adalah degradasi atau proses penguraian mengubah
molekul besar menjadi molekul kecil dengan menghsilkan energi.
2. Anabolisme
Anabolisme adalah sintesis molekul dan komponen sel yang
biasanya membutuhkan energi.
BAB 5 : PENGENDALIAN MIKROORGANISME.

Pengendalian mikroorganisme perlu dilakukan karena walaupun


mikroorganisme telah banyak memberikan keuntungan bagi manusia, namun
disissi lain dapat menimbulkan kerusakan dan penyakit berbahaya karena
kemampuannya dalam menginfeksi manusia, hewan dan tanaman. Selain itu juga
menimbulkan kerusakan pada berbagai bahan seperti kain (tekstil), kulit, struktur
kayu pada rumah-rumah, instalasi listrik yang terbuat dari plastik dan bahan-
bahan organik lainnya.

Pentingnya pengendalian mikroorganisme karena bertujuan untuk :

(1) mencegah penyebaran penyakit (infeksi) melalui alat-alat yang


digunakan dalam industri

(2) membasmi atau menekan pertumbuhan mikroorganisme pada


inang yang terinfeksi

(3) mencegah perusakan bahan oleh mikroorganisme di laboratorium.

Pengendalian mikroorganisme dibagi menjadi dua yaitu pengendalian


secara kimia dan pengendalian fisis :

 Pengendalian secara kimia, umumnya lebih efektif digunakan pada sel


vegetatif bakteri, virus, dan fungi, tetapi kurang efektif untuk
menghancurkan bakteri dalam bentuk endospora. Adapun hal hal
berikut yang harus diperhatikan jika melakukan pengendalian secara
kimia :
- Aktivitas antimikroba, dimana bahan yang digunakan dapat
membunuh sebagian besar mikroba.
- Kelarutan, senyawa dapat larut dalam air maupun pelarut
lain.
- Stabilitas, sifat antimikroba nya harus memiliki stabilitas
tinggi meskipun sudah disimpan dalam waktu yang lama.
- Tidak bersifat toksik bagi manusia dan hewan lain
- Ketersediaan dan biaya, senyawa itu harus tersedia dalam
jumlah besar dengan harga yang pantas.
- Tipe mikroorganisme, bahan yang digunakan harus sesuai
dengan mikroorganisme apa yang akan dikendalikan.
- Keadaan lingkungan, bahan harus ramah lingkungan.

Macam macam bahan kimia pengendali mikroba :

1. Bahan perusak membran sel

 Bahan kationik
Bahan kationik dapat memasuki sel dan
mendenaturasi protein.
 Bahan anionik
Bahan anionik menyebabkan kerusakan besar pada
lipoprotein membran sel.
 Senyawa fenolik
Pada konsentrasi rendah, senyawa ini bersifat
bakterisida secara cepat menyebabkan kebocoran
kandungan sel dan secara irreversibel meng-inaktifkan
okidase dan hidrogenase-terikat membran.
 Senyawa difenil
Sangat efektif menyerang bakteri gram-poitif,
khususnya streptococcus dan staphylococcus. Contohnya
heksaklorofen.
 Alkohol
Alkohol memecah struktur lipid melalui
penembusan ke dalam daerah hidrokarbon sehingga dapat
mendenaturasi protein seluler dan menyebabkan membran
sel rusak dan enzim-enzim mengalami inaktivasi.
Ada tiga jenis alkohol yang digunakan yaitu
metanol {CH3OH}, etanol {CH3CH2OH}dan isopropanol
{(CH3)2CHOH}. Menurut ketentuan, semakin tinggi berat
molekulnya, semakin meningkat pula daya bakterisidanya.
2. Bahan pengubah grup fungsional pada protein dan asam nukleat
 Logam berat
Logam berat berperan sebagai antimikroba, karena
dapat mempresipitasikan enzim-enzim atau protein
esensial lain dalam sel. Logam-logam berat yang
digunakan secara umum adalah Hg, Ag, As, Zn, dan Cu.
 Bahan pengoksidasi
Yang sering digunakan pada umunya yaitu hidrogen
peroksida, halogen, iodin, klorin.
 Zat pewarna
Bersifat menghambat pada pengenceran yang sangat
tinggi.
 Bahan pengalkilasi
Efek mematikan formaldehid (formalin),
etilenoksida, dan glutaraldehida disebabkan peran
alkilasinya pada protein.Penghambatan dari bahan tersebut
bersifat irreversible, menyebabkan modifikasi enzim dan
menghambat aktivitas enzim.
3. Bahan pendenaturasi protein.
Bahan yang merubah konfromasi protein melalui
denaturasi menyebabkan pembentangan rantai polipeptida
sehingga rantai menjadi melilit atau melengkung secara
acak dan tidak teratur. Diantara bahan kimia yang dapat
mendenaturasi protein seluler ialah asam, alkali, alcohol,
aseton dan pelarut organic lain.

 Pengendalian secara fisik, Proses atau sarana yang di gunakan


bergantung pada banyak faktor dan hanya dapat di tentukan setelah
di adakan evaluasi terhadap keadaan khusus tersebut.
 Panas, panas sangat di percaya dan secara umum
merupakan metode yang di gunakan dalam sterilisasi,
bilamana memungkinkan, harus menjadi metode pilihan.
- Panas lembab
Dengan temperature 600C selama 30 menit,
cukup untuk sterilisasi sebagian besar bakteri
mesofilik yang tidak membentuk spora. Dengan
perkecualian yaitu S. aureus dan Enterococcus
faecalis, yang membutuhkan waktu paparan 60
menit pada temperature 600C.
- Panas kering
Sterilisasi membutuhkan waktu 2 jam pada
temperature 1800C, untuk membunuh semua
organisme termasuk pembentuk spora.
 Pembekuan, meskipun beberapa bakteri dapat di bunuh
dengan temperature paparan dingin, pembekuan merupakan
metode yang tidak layak untuk di sterilisasi.
 Pendinginan, Metode ini baik untuk mengawetkan
beberapa biakan tetapi tidak untuk semua mikroorganisme,
karena ada bakteri yang tumbuh optimum pada temperatur
tersebut, sehingga media pertumbuhan akan habis dan dapat
membunuh bakteri tersebut.
 Radiasi, bersifat spontan yang terjadi pada keadaan
alami.
 Vibrasi, vibrasi suara pada frekuensi tinggi, dalam
rentang ultrasonic dan dapat di dengar (20-1000 kc),
merupakan teknik yang sering di gunakan untuk merusak
sel mikroba.
 Penyaringan, merupakan metode yang di gunakan dalam
laboratorium untuk sterilisasi bahan-bahan yang tidak tahan
panas.
 Pengeringan, menghentikan aktivitas metabolic yang di
ikuti dengan kematian sejumlah sel.
 Tekanan osmotik, cenderung untuk menyamakan
konsentrasi zat terlarut pada kedua sisi membrane tersebut.
Jadi sel itu akan terhidrasi, efeknya serupa seperti
mengeringkan sel, proses ini di kenal dengan nama
plasmolysis.
BAB 6 : PENCEMARAN MIKROBA.

Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau


komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkkungan menjadi
berkurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya(UU No 4
tahun 1982).

Zat yang menyebabkan pencemaran disebut polutan. Dikatakan polutan


jika zat tersebut jumlahnya melebihi normal, berada pada waktu yang tidak tepat
dan berada pada tempat yang tidak tepat pula.

Pencemaran oleh mikroba dibagi menjadi tiga yaitu pencemaran air, tanah,
dan udara.

1. Pencemaran air
Pertumbuhan mikroba dalam air dalam jumlah berlebih membuat

kualitas air menjadi menurun. Air dapat merupakan wahana bagi


berbagai penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dll.
Penyebarluasan mikroorganisme di air disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain :
- Temperatur
- Tekanan hidrostatik
- Cahaya
- Salinitas (kadar garam)
- Turbiditas (kekeruhan)
- pH
- Nutrien

Mikroorganisme yang ada di air dapat digunakan sebagai tanda


untuk menentukan kualitas air tersebut, antara lain sebagai parameter
alami (Misalnya bakteri Sphaerotilus, kehadiranya dapat menjadi
petunjuk terhadap kandungan senyawa organik tinggi di dalam badan
air), kualitas biologi (Misalnya kualitas air ditentukan oleh kehadiran dan
jumlah bakteri Coli di dalamnya, yaitu untuk air minum dan keperluan
lain), kualitas fisik (dalam penentuan kualitas air meliputi kekeruhan,
suhu, air, warna, bau, dan rasa), kualitas kimiawi (Pembatasan pH
dilakukan karena pH akan mempengaruhi rasa , korosivitas air dan
efisiensi klorinasi).
2. Pencemaran udara
Bioaerosol adalah mikroorganisme atau partikel, gas, substansi
dalam gas atau organisme hidup yang hidup atau terdapat dalam udara.
Contoh bioaerosol di udara bakteri (Legionella, Actinomycetes), jamur
(Histoplasma, Alternaria,Pencillium, Aspergillus, Stachybotrys,
aflatoxins), protozoa (Naegleria,Acanthamoeba), virus (Influenza (flu)).
Pada jumlah terbatas, keberadaan bioaerosol tidak akan menimbulkan
efek apapun, akan tetapi dalam jumlah tertentu dan terhirup akan
menimbulkan infeksi pernapasan misalnya asma, alergi (PEOSH, 1994).
Udara bukan tempat alamiah mikroba karena itu bentuknya
vegetatif akan cepat musnah, terutama diudara bebas, yang lebih dapat
bertahan adalah sporaspora dan virus.
Agen dan penyakit bawaan udara antara lain pneumonia,
meningitis, TBC, dll.
3. Pencemaran tanah
Adanya bakteri dalam tanah mampu menyelesaikan masalah tanah
dan mampu menyuburkan tanah. Namun jumlah mikroba yang melebihi
batas normal dapat menyebabkan tanah tercemar dan air tanah yang
berada di dalamnya juga ikut tercemar.

Macam mikroorganisme dalam air jernih :

1. Kelompok bakteri besi (contoh, Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu


mengoksidasi senyawa besi (II) menjadi besi (III). Akibatnya air sering
mengalami perubahan warna jika disimpan lama yaitu berwarna kehitam-
hitaman, kecoklat-coklatan, dll.
2. Kelompok bakteri belerang (contoh, Chromatium dan Thiobacillus) yang
mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya jika air
disimpan lama akan tercium bau busuk.
3. Kelompok mikroalga (misalnya kelompok mikroalga hijau-biru, biru, dan
kersik), sehingga jika air disimpan lama di dalamnya akan nampak
kelompok mikroorganisme yang berwarna hijau, biru atau kekuning-
kuningan, tergantung dominasi mikroalga yang terdapat dalam air serta
lingkungan yang mempengaruhinya.
BAB 7 :
STRUKTUR SEL.

Atas dasar ada tidaknya


bungkus inti, sel digolongkan
atas sel prokariot dan sel
eukariot.
1. Sel Prokariotik
Kata prokariot
berasal dari bahasa
Yunani, pro yang
artinya “sebelum”, dan karyon yang artinya “kernel”, yang disini
disebut inti. Sehingga sel prokariotik berarti tidak memiliki inti.
Golongan prokariot meliputi bakteri, ganggang biru-hijau, dan
mikoplasma. Sebagian besar prokariot berukuran antara 1- 10μm,
tetapi beberapa ganggang biru-hijau berdiameter sampai 60μm.
Fungsi
masing masing
bagian sel yaitu :

Kapsul : sebagai pelindung dan agar sel tidak kering


- Dinding sel : mempertahankan bentuk sel dan menjaga agar sel
tidak pecah dalam lingkungan yang memiliki tekanan osmotik
lebih rendah.
- Membran sel : membungkus sitoplasma dan mengatur
pertukaran zat yang ada di dalam sel dengan di luar sel.
- Ribosom : tempat sintesis protein.
- Materi DNA : menentukan sifat metabolisme bakteri.
- Flagella : untuk pergerakan.
- Phill : membantu bakteri menempel pada medium tempat
hidupnya.
2. Sel Eukariotik
Kata eukariot berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti
“sebenarnya”, dan karyon yang artinya “kernel”, yang disini disebut
inti. Sel eukariot terdapat bentukan inti karena sudah memiliki
bungkus inti atau membran inti.
Fungsi masing masing bagian sel yaitu :

Tahap pembelahan sel :


Perbedaan mitosis dan meiosis :
Bahan kimia yang mempengaruhi pertumbuhan sel :

Logam-logam berat, klor dan senyawa klor, fenol dan senyawa-


senyawa sejenis, zulfonomida, alkohol, detergen, aldehid , zat pewarna, yodium,
peroksida.
BAB 8 : GENETIKA

A. Kromosom
Kromosom adalah benda seperti benang lurus atau bengkok
terdapat dalam nukleus, yang akan tampak bila diberi warna pada berbagai
stadium dari pembelahan sel.
 Bagian bagian kromosom :
a. Kromonema, ialah benang spiral dalam kromosom.
b. Kromoner , ialah penebalan –penebalan pada kromonema
c. Sentromer , ialah lekukan primer pada kromosom ,
berfungsi sebagai tempat berpegangnya benang plasma.
Kromosom tanpa asentris disebut kromosom asentris.
d. Pengatur nukeolus, ialah lekukan sekunder pada kromosom.
Di daerah ini biasanya tampak nukleolus terbentuk.
e. Satelit , ialah tambahan pada sebuah kromosom. Tidak
semua kromosom memiliki satelit.
 Bentuk bentuk kromosom :

- Kromosom metasentris, ialah kromosom dengan letak


sentromer di tengah.
- Kromosom submetasentris, ialah kromosom yang memiliki
sentromer tidak di tengah sehingga kromosom terbagi atas dua
lengan yang tidak sama panjang.
- Kromosom akrosentris, ialah kromosom dengan sentromer
mendekati ujung kromosom.
- Kromosom telosentris, ialah kromosom dengan sentromer di
ujung kromosom.

B. Konsep gen
Konsep tentang gen sebenarnya telah digambarkan secara implisit
oleh Mendel sebagai faktor dasar yang berperan dalam perkembangan
sifat. Ia sendiri belum mengetahui bentuk maupun susunan faktor
keturunan tersebut dan hanya menyebutnya sebagai faktor penentu.
C. Replikasi dan Duplikasi
 Replikasi
Replikasi adalah peristiwa penggandaan DNA yang terjadi pada
semua sel hidup.

Hasil akhir replikasi adalah dua DNA yang memiliki sifat yang
sama, dan masing-masing tersusun atas rantai induk dan rantai baru
yang terbentuk.
 Duplikasi
Duplikasi , adalah peristiwa di mana sebuah kromosom putus di
dua tempat dan penggabungan ujung ujung yang luka itu terjadi setelah
kromosom mengalami replikasi, potongan kromosom itu dapat
membentuk segmen yang memiliki gen gen terulang.

Duplikasi dapat dibedakan menjadi duplikasi tandem, duplikasi


tandem terbalik, duplikasi homobrakial, dan duplikasi heterobrakial.

D. Pola rekombinan sel


 Pembelahan sel
 Gametogenesis pada hewan tingkat tinggi dan manusia
- Spermatogenesis

- Oogenesis
 Gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi
- Mikrosporogenesis

- Megasporogenesis
E. Mutasi gen

Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang


tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup
yang bersifat terwariskan (heritable).

Mutan adalah Makhluk hidup yang mengalami mutasi.

Mutagen adalah factor penyebab mutasi.

F. Bahan kimia penyebab mutasi


1. Asam nitrat
Menyebabkan adenine (A) tidak lagi dapat berikatan dengan timin
(T) melainkan dengan sitosin (C). Hal ini disebabkan karena asam
nitrat bekerja dengan cara menghapus atau menhilangkan gugus
amino, sehingga sitosin akan berubah menjadi urasil, sedangkan
adenine akan berubah menjadi hiposantin.
2. Kolkisisn
Dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada
proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. 
3. Digitonin
Terdapat pada daun dan biji dari digitalis purpureae dan jika
dihidrolisis menghasilkan satu molekul digitogenin ,2 glukosa,2
galaktosa dan 1 xilosa.

BAB 9 : ENZIM.

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di


dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
Sifat sifat enzim :
1. Enzim adalah protein, sangat dipengaruhi kondisi lingkungan.
2. Bekerja secara khusus / spesifik, satu enzim untuk satu substrat yang
cocok
3. Berfungsi sebagai katalis, mempercepat reaksi
4. Diperlukan dalam jumlah sedikit
5. Bekerja bolak balik, menguraikan substrat menjadi senyawa sederhana,
dan sebaliknya
Teori cara kerja enzim :
- Teori gembok anak kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai
untuk satu jenis substrat saja Gambar 3.4 A) Substrat sesuai dengan sisi
aktif seperti gembok kunci dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan
enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak)
karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi.
Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

- Teori cocok terinduksi


Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur
substrat. Ikatan antara enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan
dengan substrat. Inhibitor Merupakan zat yang dapat menghambat kerja
enzim. Bersifat reversible dan irreversible.

Faktor yang mempengaruhi enzim :

1. Suhu, Enzim dapat bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu
sekitar suhu 40˚ C. Pada suhu 0˚ C.
2. pH, Jika enzim yang bekerja optimum pada suasana netral ditempatkan
pada suasana basa ataupun asam, enzim tersebut tidak akan bekerja atau
bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya.
3. Inhibitor :
- Inhibitor kompetisi, penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikta
bagian aktif enzim.
- Inhibitor non kompetisi, dengan adanya penambahan substrat lain,
dimana inhibitor ini akan berikatan dengan permukaan enzim tanpa
lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat.
4. Konsentrasi substrat, Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja
enzim juga rendah. Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak,
kerja enzim juga cepat.

Macam macam enzim dan fungsinya :

 Berdasarkan senyawa yang diuraikan


1. Golongan enzim karbohidrase, golongan enzim yang berfungsi memecah
rantai sakarida dalam proses pencernaan karbohidrat.
a. Enzim pektinase adalah enzim yang berfungsi mengurai petin
menjadi senyawa asam pektin.
b. Enzim maltosa adalah enzim yang berfungsi mengurai maltosa
menjadi senyawa glukosa.
c. Enzim amilase adalah enzim yang berfungsi mengurai amilum
atau polisakarida menjadi senyawa maltosa, yakni senyawa
disakarida.
d. Enzim sukrosa adalah enzim yang berfungsi mengurai sukrosa
menjadi senyawa glukosa dan juga fruktosa.
e. Enzim laktosa adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa
laktosa menjadi senyawa glukosa dan juga galaktosa.
f. Enzim selulose adalah enzim yang berfungsi mengurai selulosa
atau polisakarida menjadi senyawa selabiosa atau disakarida.
2. Golongan enzim protease, golongan enzim yang berfungsi dalam proses
pencernaan protein.
a. Enzim peptidase adalah enzim yang berfungsi mengurai
senyawa peptide menjadi senyawa asam amino.
b. Enzim rennin adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa
kasein dan susu.
c. Enzim tripsin adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa
pepton menjadi senyawa asam amino.
d. Enzim galaktase adalah enzim yang berfungsi mengurai
senyawa gelatin.
e. Enzim entrokinase adalah enzim yang berfungsi mengurai
senyawa pepton menjadi senyawa asam amino.
3. Golongan enzim esterase, golongan enzim yang berfungsi dalam mengurai
senyawa-senyawa ester.
a. Enzim lipase berperan dalam mengurai lemak menjadi
senyawa gliserol dan juga asam lemak.
b. Enzim fostatase berperan dalam mengurai suatu ester dan
mendorong terjadinya pelepasan asam fosfor.

 Berdasarkan proses metabolisme :


1. Enzim katalase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu mengubah
hydrogen peroksida menjadi H2O (air) dan O2 (oksigen).
2. Enzim oksidase adalah enzim yang berfungsi mempercepat penggabungan
oksigen pada substrat tertentu yang disaat bersamaan juga mereduksikan
oksigen sehingga membentuk air.
3. Enzim karbosilase adalah enzim yang berfungsi dalam mengubah asam
organik secara bolak balik. Contohnya: mengubah asam piruvat menjadi
assetidehida yang dibantu oleh karbosilase piruvat.
4. Enzim desmolase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu
pemindahan penggabungan ikatan karbon. Contoh: aldolase diubah dalam
pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
5. Enzim peroksida adalah enzim yang berfungsi dalam membantu oksidasi
senyawa fenolat, sedangkan dari oksigen yang digunakan, diambil dari
H2O2.
6. Enzim hidrase adalah enzim yang berfungsi menambah atau mengurangi
air (H2O) dari senyawa tertentu tanpa menyebabkan terurainya senyawa
yang bersangkutan.
7. Enzim dehidrogenase adalah enzim yang berfungsi dalam memindahkan
hydrogen dari suatu zat ke zat yang lainnya.
8. Enzim transphosforilase adalah enzim yang berfungsi dalam memindahkan
H3PO4 dari molekul datu ke molekul yang lainnya yang dibantu oleh
Mg2+

Fermentasi Merupakan proses katabolisme senyawa organic tanpa


menggunkan oksigen sebagai kelanjutan proses glikolisis.

Berdasarkan senyawa atau jenis zat yang dihasilkan,fermentasi dibedakan


menjadi:

1) Fermentasi asam laktat


Hasil tambahannya adalah asam laktat atau asam susu.

2) Fermentasi alcohol
Hasil tambahannya adalah alkohol

3) Fermentasi asam cuka


Hasil tambahannya adalah asam cuka.

Fotosintesis adalah serangkaian reaksi kompleks yang digunakan tanaman dan


ganggang untuk mengubah energi cahaya, air dan karbon dioksida menjadi
glukosa. Fotosintesis terjadi dalam dua tahap: reaksi terang dan reaksi gelap.
Dalam reaksi terang, pigmen klorofil menyerap energi cahaya dan memanfaatkan
itu untuk menciptakan molekul energi tinggi ATP dan NADPH. Dalam reaksi
gelap, ATP dan NADPH digunakan untuk memperbaiki karbon dalam siklus
Calvin.

BAB 10 : BIOGEOKIMIA.

Siklus mineral (biogeokimia) adalah jalur alami sirkulasi unsur yang


penting dari kehidupan.
 Macam macam siklus mineral :
1. Siklus Karbon
2. Siklus Nitrogen
3. Siklus Sulfur
4. Dekomposisi
Dekomposisi adalah proses menguraikan bahan kimia yang
sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap oleh tanaman
dengan bantuan dari mikroorganisme. Mikroorganisme ternyata
mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk memperlancar
penyaluran hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan
mikroorganisme ini dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di
seluruh permukaan daun. Keadaan ini akan meningkatkan
produktivitas tanaman, karena penyaluran air dan nutrisi dapat
berjalan lancar.

BAB 11 : PENCEMARAN BAHAN KIMIA.


 Pencemaran logam berat.
Jenis-jenis logam tersebut meliputi : Merkuri (Hg), Timbal (Pb),
Arsen (As), Kadmium (Cd), Khromium (Chromium), Cuprum (Cu), dan
Nikel (Ni). Logam-logam tersebut sering dihubungkan dengan adanya
masalah pencemaran dan toksitas perairan (pesisir dan laut), karena
keberadaannya yang membahayakan dan sering mencemari lingkungan
baik berupa pencemaran udara maupun pencemaran air. 
Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai
makanan, inhalasi, maupun penetrasi melalui kulit. Logam tersebut
terakumulasi dalam tubuh, dan meracuni manusia.
1. Dampak pencemaran merkuri (Hg)
Limbah merkuri yang terbuang ke sungai, danau dan laut
dapat mengkontaminasi ikan-ikan dan makhluk air lainnya
seperti ganggang dan tanaman air.
keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar
menelan, penglihatan menjadi kabur dan daya dengar
menurun. Selain itu orang yang keracunan merkuri merasa
tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat
logam, gusi membengkak disertai pula dengan diare.
Selanjutnya kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang
semakin lemah. Wanita yang mengandung akan melahirkan
bayi yang cacat apabila keracunan merkuri
2. Dampak pencemaran timbal (Pb)

- Kelambanan dalam pengembangan neurologis saraf dan


fisik pada anak
- Keguguran kandungan, dan kerusakan sistem reproduksi
pria
- Penyakit saraf, perubahan daya pikir dan perilaku ;
- Tekanan darah tinggi, dan anemia.
3. Dampak pencemaran kadmium (Cd)
Menghirup maupun memakan / meminum unsur
kadmium  dapat mengakibatkan gangguan kesehatan berupa :
(1) gangguan pernafasan, (2) gangguan pada ginjal dan hati.
Kadmium  masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan
atau tertelan bersama makanan. Hampir semua organ tubuh
dapat mengabsorbsi kadmium, dan konsentrasi yang paling
tinggi biasanya terjadi di dalam hati dan ginjal. Racun
kadmium  menimbulkan penyakit sebagai berikut :
ketidakseimbangan dalam internal sekresi, penuaan,
kekurangan kalsium, indra penciuman, mulut kering, kerusakan
sumsum tulang, paru-paru basah, dan lain lain

4. Dampak pencemaran timah (Sn)

Paparan timah pada tingkat yang relatif rendah


berhubungan dengan gangguan metabolisme dan neufisiologi,
termasuk anemia, dan rendahnya IQ khususnya resiko pada
anak-anak, kelainan tingkah laku pada anak-anak.
5. Dampak pencemaran chromium (Cr)
Pada tahun 1960 masyarakat yang tinggal didaerah
sekitar Pabrik Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau
Hokaido, Jepang, banyak yang menderita kanker paru-paru
karena menghirup debu yang mengandung chromium valensi
IV (Chromium 4+) dan valensi VI (Chromium 6+).  

6. Dampak pencemaran arsen (As)

Merupakan racun yang sangat kuat jika masuk ke dalam


tubuh manusia, senyawa tersebut dapat merusak ginjal, dapat
menjadi penyebab gangguan kesehatan kronis, terutama
kanker.Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah. Hal ini
disebabkan arsen merupakan salah satu mineral yang memang
terkandung dalam susunan batuan bumi.
7. Dampak pencemaran tembaga (Cu)
Tingginya tingkat cemaran Cu akan berdampak
negatif terhadap manusia, yaitu dapat menimbulkan
keracunan. Gejala yang timbul pada keracunan Cu akut
adalah mual, muntah- muntah, menceret, sakit perut hebat,
dan hemolisis darah.
 Bahaya pencemaran air oleh logam berat.
Sumber-sumber kontaminannya yaitu sayur-sayuran maupun ternak yang
terkontaminasi logam berat dari air penyiramnya yang mengandung logam
berat atupun rumput yang dimakan ternak yang terkontaminasi oleh logam
berat dari air yang diserapnya.

Indikator pencemaran air :

- Kekeruhan, dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan


anorganik yang terkandung dalam air. Air yang mengandung
kekeruhan tinggi akan sukar disaring dan mengakibatkan biaya
pengolahan menjadi lebih tinggi.
- Bau dan Rasa, menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme
penghasil bau dan rasa yang tidak enak serta adanya senyawa-
senyawa asing yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat pula
menunjukkan kondisi anaerobik sebagai hasil aktivitas penguraian
senyawa organik oleh kelompok mikroorganisme tertentu.
- Warna air, ditimbulkan oleh kehadiran mikroorganisme, bahan-
bahan teruspensi yang berwarna dan ekstrak senyawa-senyawa
organic serta tumbuh-tumbuhan.

Mencegah atau menanggulangi dampak pencemaran air :

- Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk


kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang
tepat.
- Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen
yang ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
- Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia
yang berbahaya seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan
salah satu penyebab rusaknya ekosistem air
- Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda
motor.
- Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan
ternak dan sebagai tempat kakus.
- Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola
sampah rumah tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di
pinggiran sungai/danau.
- Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar. 
- Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan
untuk meningkatkan konservasi air bawah tanah
- Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.
(Bahan Beracun dan Berbahaya).
BAB 12 : BAHAN KIMIA UNTUK MANUSIA.

 Bahan kimia untuk makanan :

Zat aditif bahan pangan merupakan suatu substansi bukan gizi yang
ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan sengaja, yang pada umumnya
dalam jumlah kecil, untuk memperbaiki kenampakan, cita rasa, tekstur atau
sifat-sifat penyimpanannya

1. Zat pengawet makanan


a. Asam benzoat
Asam benzoat berfungsi untuk mengendalikan
pertumbuhan jamur dan bakteri. Asam benzoat digunakan
sebagai zat pengawet dalam saos, sambal, dan kecap.
Penggunaan asam benzoat dengan kadar lebih dapat
memberikan efek samping berupa alergi. Penggunaan pada
konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan iritasi pada lambung
dan saluran pencernaan.
b. Kalsium benzoat

Kalsium benzoat dapat menghambat pertumbuhan


bakteri penghasil toksin (racun) dan bakteri spora Kalsium
benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan,
minuman anggur, saus sari buah, sirop, dan ikan asin. Bahan ini
bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan
bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium benzoat bisa
memicu terjadinya serangan asma.

c. Sulfur dioksida
Sulfur Dioksida banyak ditambahkan pada sari buah,
buah kering, kacang kering, sirop, dan acar. Meskipun
bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko
menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan
asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.
d. Kalium nitrit
Dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging
dan ikan dalam waktu yang singkat. Kalium nitrit sering
digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk
mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar,
semisal daging kornet. Penggunaan yang berlebihan, bisa
menyebabkan keracunan. Selain memengaruhi kemampuan sel
darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, juga
menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang
ginjal, dan muntah-muntah.

2. Zat pewarna makanan:


a. Tartrazine

Tartrazine merupakan jenis pewarna yang memberikan


warna kuning. Tartrazine digunakan dalam minuman berperisa
berbasis susu, puding, yogurt, jeli, selai, permen, bakery,
sereal, custard, crakers, biskuit, sirop, minuman rasa buah,
minuman ringan, mi, dan snack rasa keju. Penggunaan
tartrazine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi,
asma, dan hiperaktif pada anak.

b. Erythosine

Pewarna ini memberikan warna merah cherry-pink.


Erythrosine digunakan dalam permen, buah kaleng (untuk buah
berwarna merah), produk olahan daging, dan udang.
Penggunaan erythrosine yang berlebihan dapat menyebabkan
reaksi alergi pada pernapasan, hiperaktif pada anak, dan efek
kurang baik pada otak dan perilaku.
c. Sunset yellow

Pewarna ini memberikan efek warna kuning oranye.


Sunset yellow digunakan dalam minuman berperisa berbasis
susu, puding, yogurt, jeli, selai, permen, bakery, sereal, custard,
crakers, biskuit, sirop, jus jeruk, danminuman
ringan.Penggunaan sunset yellow yang berlebihan dapat
menyebabkan radang selaput lendir pada hidung, sakit
pinggang, muntah-muntah, dan ganguan pencernaan.

 Bahan kimia untuk keperluan rumah tangga:


1. Pembersih pakaian (detergen)
- Detergen yang dibuat dari asam hidrokarbon yang struktur
rantainya lurus. Bahan ini dapat dihancurkan oleh mikroba
(Biodegradable)

Detergen yang dibuat dari asam hidrokarbon yang struktur


rantainya bercabang. Bahan ini tidak dapat dihancurkan oleh
mikroba (Unbriodegradable)

- Dampak
 Air sisa penggunaan bahan pembersih yang dibuang di sungai
menimbulkan pencemaran
 Ekosistem yang ada di sungai menjadi rusak karena air sungai
yang telah tercemar
 Masyarakat yang masih memanfaatkan air sungai untuk
kehidupan sehari-hari akan menderita penyakit kulit
 Pemakaian detergen berlebih menyebabkan iritasi kulit. Kulit
terasa kering, melepuh, retak-retak, dan mudah terkelupas. Hal
ini jika dibiarkan berlanjut dapat mengakibatkan eksim kulit.
2. Pewangi
Pada umumnya pewangi yang dikemas dengan bentuk semprot
menggunakan bahan pendorong (propelan) dari golongan kloro fluoro
karbon (CFC). Bahan kimia inilah yang dapat mengakibatkan kebocoran
lapisan ozon. Selain itu, kebocoran lapisan ozon dapat menyebabkan efek
negatif bagi kesehatan manusia. Penyakit-penyakit yang dapat timbul
akibat kebocoran lapisan ozon antara lain penyakit kanker kulit dan
katarak. Sampai saat ini penyakit kanker merupakan salah satu penyakit
yang sulit disembuhkan.

 Bahan kimia untuk pestisida :


1. Insektisida
2. Fungisida
3. Herbisida
 Dampak :

Dampak untuk kesehatan manusia di antaranya:


1. Keracunan kronis
2. Karsiogenic
3. Mutagenic
4. Teratogenic

Dampak untuk lingkungan di antaranya:

1. Mencemari air dan tanah


2. Menggangu rantai makanan
3. Resistensi hama
4. Resurgensi hama
5. Ledakan hama sekunder.
 Penanggulangan :
a. Membuat peraturan pengarahan dan pelatihan kepada petani
agar petani tau aturan pemakaian pestisida.Selain itu agar
petani mengetahui standar kerja menggunakan pestisida.
b. Merawat tanah dengan pupuk dan kompos
(bioremedialisasi),karena penggunaan pestisida dapat
mengubah ph tanah yang akibatnya tanah menjadi tidak subur.
c. Mulai menggunakan pestisida alami, mungkin lebih praktis
pestisida konvensional namun untuk efek jangka panjang
peptisida alami lebih terjamin.
d. Melawan hama dengan pemangsa alaminya, maksudnya disini
adalah membiarkan mekanisme alam bekerja dengan baik, dan
mengembalikan fungsi pestisida sebagai pengendali hama
bukan pembasmi hama
BAB 13 : BAHAN KIMIA BERBAHAYA UNTUK MANUSIA.

 Zat adiktif

Adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang


penggunaannya dapat menyebabkan ketergantungan.

1. Alkohol
2. Nikotin
3. Kafein
4. Zat desainer, zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan yang dibuat secara
rahasia karena dilarang oleh pemerintah.

 Psikotropika
Zat atau obat yang mempengaruhi aktivitas mental dan perilaku
biasa yang digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan kejiwaan.
1. Golongan 1, berpotensi sangat kuat menyebabkan ketergantungan
Contoh : ekstasi
2. Golongan 2, berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan
Contoh : PCP
3. Golongan 3, berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan
Contoh : megadon
4. Golongan 4, berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan
Contoh : diazepam

Jenis jenis psikotropika :


1. Stimulan, perangsang sistem saraf
2. Amfetamin, memberikan efek gembira, membantu
segera tidur, menghilangkan rasa letih, lapar dan
kantuk, meningkatkan daya tahan, dan digunakan
sebagai doping
3. Barbital, obat pembantu segera tidur,menghalau
kecemasan, ketegangan, dan frustasi.
4. Depresan, memperlambat aktivitas sistem saraf
pusat.
5. Morfin, memberikan perasaan gembira, mengurangi
rasa sakit, mengurangi perasaan cemas atau gelisah.
6. Halusinogen, menyebabkan halusinasi
7. Kokain
8. LCD ( Lysergic Acid Diethylamid), menyebabkan
halusinasi.

 Dampak penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika


1. Dampak bagi fisik dan mental
- Mengakibatkan kanker
- Menyebabkan kesulitan bernapas
- Penurunan daya ingat
- Menimbulkan euphoria
- Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri
- Gelisah dan berubah suasana hati
2. Dampak sosial (lingkungan)
- Lebih banyak berdiam diri
- Susah dalam bersosialisasi
- Dikucilkan dalam masyarakat
- Sulit mengendalikan diri
- Susah menyambung pembicaraan
3. Dampak dalam bidang ekonomi
- Uang yang dikeluarkan lebih banyak untuk penyembuhan dan
perawatan
- Suka mencuri untuk membeli obat yang diinginkan
- Tidak akan bisa memenuhi krbutuhan dirinya sendiri karena lebih
mementingkan obat obatan tersebut
BAB 14 : EKOLOGI.

1. Autekologi adalah ilmu yang mempelajari satu jenis organisme dan


interaksinya dengan lingkungan. Pembahasannya pada aspek siklus
hidup, adaptasi, dan sifat parasitik
2. Sinekologi adalah ilmu yang mengkaji berbagai kelompok organisme
sebagai suatukesatuan yang berinteraksi dalam satu daerah tertentu.
Sering dikenal dengan istilah ekologi komunitas.

Pembagian ekologi

a. Pembagian ekologi berdasarkan habitat


- ekologi laut
- ekologi padang rumput
- ekologi darat
- ekologi perairan tawar
b. Pembagian ekologi menurut taksonomi
- Ekologi tumbuhan
- ekologi hewan
- ekologi mikroorganisme
- ekologi jasad renik
- ekologi vertebrata

Tingkatan organisme

1. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel yang terdiri atas senyawa
organik kompleks seperti lemak , protein dan sebagainya
2. Sel adalah satuan dasar organisme yang terdiri atas protoplasma dan inti
3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama
4. Organ adalah bagian organisme yang mempunyai fungsi tertentu
5. Sistem adalah kerja sama antara struktur dan fungsional yang harmonis
6. Organisme adalah makhluk hidup
7. Populasi adalah kelompok organisme sejenis pada suatu waktu dan
tempat tertentu
8. Komunitas adalah seluruh populasi pada daerah tertentu
9. Ekosistem adalah suatu kesatuan utuh antar organisme dan
lingkungannya yang saling mempengaruhi
10. Biosfer adalah lapisan bumi dimana ekosistem ada

Ilmu lingkungan adalah penggabungan ekologi yang dilandasi dengan


tatanan alam, ilmu pengetahun murni yang mengatur sikap serta perilaku
manusia dapat bersifat lintas disiplin sesuai dengan persoalan yang
dihadapi. Ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia harus menempatkan dirinya dalam ekositem atau lingkungan
hidupnya.

1. Ekosistem
kawasan alam yang didalamnya tercakup unsur-unsur hayati dan
unsur-unsur non-hayati. Ekosistem pertama kali dikemukakan oleh
Tansley pada tahun 1935
a. Pembagian ekosistem
1) Berdasarkan fungsional
a. Aliran energi
b. Rantai makanan
c. Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang
d. Daur makanan
e. Pengembangan dan evolusi
f. pengendalian
2) Berdasarkan makanan
a. Autotrofik, merupakan organisme yang mampu
menyediakan makanan sendiri atau dinamakan
berfotosintesis
b. Heterotrof, merupakan organisme yang hanya
memanfaatkan bahan organik
3) Berdasarkan Unsur penyusunnya
a. Senyawa anorganik misalnya unsur C,N,P
b. Senyawa organik misalnya protein, lemak
c. Resim Iklim, berupa faktor fisik
d. Produsen yaitu organisme autotrof
e. Konsumen, yaitu organisme heterotrof
f. Pengurai, yaitu saprotrof

Hubungan ekologi dengan ilmu lainnya:


1. Fisika : berperan dalam hal faktor fisik,seperti sinar matahari, dan suhu.
2. Kimia: berperan dalam proses sintesis dalam analisis kimiawi dalam
tubuh organisme.
3. Bumi anteriksa : berperan pada musim, perubahan siang malam,erosi,
sedimentasi, gravitasi.
4. Ilmu Sosial : penting bila komponen manusia dimasukkan kedalam
cakupan ekositem.
 

Anda mungkin juga menyukai