Category: Uncategorized
1. A. Kelompok Bakteri
Bakteri merupakan ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua
tempat. sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan
dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme
yang mendiami muka bumi ini adalah 5×1030 .
Mungkin kelompok mikroorganisme yang paling penting dan beraneka ragam yang
berhubungan dengan makanan dan manusia adalah bakteri. Adanya bakteri dalam bahan
pangan menyebabkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang
ditularkan melalui makananatau dapat melakukan fermentasi yang menguntungkan (Buckel
et al., 1987).
Bakteri adalah organisme mikro dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Keberadaan
bakteri umumnya bersifat merugikan organisme lainnya yang dikenal dengan istilah patogen,
seperti: Escherichia coli, Vibrio sp, Shalmonella sp dan sebagainya. Bakteri ini banyak
ditemukan hampir diseluruh media/tempat seperti: tanah, udara, air, di tubuh makhluk hidup
dan sebagainya.
Bakteri secara luas terdapat di alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-tumbuhan,
udara, air dan tanah. Mereka mempunyai morfologi diantaranya; uniseluler (bersel tunggal),
ukuran nya dengan panjang = 0,5-10 mm dan lebar = 0,5-2,5 mm, bentuk selnya coccus
(bulat), bacillus (batang/basil), spirillium (spiral) dan vibrios (koma/vibrio). Struktur dari
bakteri tersebut yaitu Prokariotik; Tidak memiliki membran di dalam sitoplasma; Beberapa
memiliki flagella (rambut cambuk), capsul (kapsul) dan endospora.
Menurut Buckle et al., (1987), berdasarkan atas sifat-sifat tertentu yang dimiliki, bakteri
dapat diklasifikasikan menjadi jenis, golongan, suku, keluarga, dan kelas. Untuk hampir
semua keperluan dalam mikrobiologi pangan golongan denus dan spesiesadalah tingkat
klasifikasi yang umum digunakan. Beberapa sifat dasar dari kelompok dan spesies bakteri
yang penting dalam mikrobiologi pangan diuraikan sebagai berkut;
Pseudomonadaceae
Mikroorganisme ini adalah bakteri gram negative berbentuk batang kecil, dapat bergerak,
umumnya berflagela polar tunggal dan mempunyai metabolism yang bersifat oksidatif.
Bakteri ini merupakan penyebab berbagai jenis kerusakan bahan pangan yang sebagian besar
berhubungan dengan kenampakan spesies ini dalam memproduksi enzim dapat memecah
baik komponen lemak maupun protein dalam bahan pangan.
Bacillaceae
Dalam family ini ada dua genus penting yang berhubungan dengan bahan pangan yaitu
bacillus dan clostridium. Mikroorganisme ini adalah pentinga dalam mikrobiologi pangan
terutama karena kemampuannya dalam membentuk endospora. Selnya berbentuk batang dan
umumna berbentuk cukup besar, merupakan gram positif dan sering bergerak dengan
menngunakan flagella peritrichous.
Enterobaktericiacae
Golongan bakteri ini merupakan sekelompok besar dari bakteri gram negative, tidak
berspora, bentuk batang kecil. Beberapa bakteri ini tidak dapat bergerak namun sebagian
lainnya dapat bergerak dengan flagella polar.
Micrococcaceae
Spesies ini dari gram positif, tidak berspora, bersifat katalase positifyang dapat tersusun
secara tunggal, berpasangan, tetrad atau kelompok kecil. Micrococci ini tersebar luas dialam
bergabung dengan tanah permukaan air, tanaman dan hewan.
Menurut cara memperoleh makanan, bakteri dapat dikelompokkan menjadi bakteri heterotrof
dan bakteri autotrof
1) Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof adalah bakteri yang hidup dan memperoleh makanan dari lingkungannya
karena tidak dapat membuat makanan sendiri. Bakteri ini dapat hidup secara saprofit dan
parasit.
Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup pada jasad yang sudah mati, misalnya, sampah,
bangkai, atau kotoran. Bakteri ini sering disebut sebagai bakteri pembersih karena dapat
menguraikan sampah-sampah organik sehingga menguntungkan bagi manusia,
contohnya,bakteri Eschericia coli yang berperan sebagai pembusuk sisa makanan dalam usus
besar dan bakteri Lactobacillus garicus yang berperan dalam pembuatan yogurt.
Bakteri parasit adalah bakteri yang hidup menumpang pada makhluk hidup lain. Bakteri ini
biasanya bersifat merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya karena dapat menimbulkan
penyakit. Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini, antara lain, kolera disebabkan
oleh bakteri Vibrio cholerae, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis,
disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysenterriae, sifilis disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum, dan radang paruparu (pneumoniae) disebabkan oleh bakteri
Diplococcus pneumoniae. Penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat melalui
makanan, minuman, pernapasan, ataupun kontak langsung dengan penderita, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan asal energi yang digunakan, bakteri heterotrof dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu bakteri yang bersifat fotoheterotrof dan bakteri yang bersifat kemoheterotrof. Bakteri
fotoheterotrof adalah bakteri yang sumber energinya berasal dari cahaya matahari, dan
sumber karbonny berasal dari bahan-bahan kimia organik seperti lignin, monomer, dan
komponen-komponen organik lainnya. Sedangkan bakteri kemoheterotrof, baik sumber
energy maupun sumber karbonnya berasal dari komponen-komponen organic.
2) Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri. Berdasarkan asal
energi yang digunakan, bakteri autotrof dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri yang
bersifat kemoautotrof dan bakteri yang bersifat fotoatotrof. Bakteri kemoautotrof adalah
bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari reaksi-reaksi
kimia, misalnya, proses oksidasi senyawa tertentu, serta sumber karbon dari CO2.
Contohnya, bakteri nitrit dengan mengoksidkan NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidkan
HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidkan senyawa belerang, Nitosococcus, dan
Nitrobacter. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan
energi yang berasal dari cahaya matahari, dan sumber karbon yang berasal dari CO2. Bakteri
ini adalah bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga dapat melakukan fotosintesis,
seperti tumbuhan hijau. Contohnya bakteri-bakteri yang mempunyai zat warna, antara lain,
dari golongan Thiorhodaceae (bakteri belerang berzat warna).
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, bakteri dibagi menjadi 2 yaitu bakteri aerob dan
anaerob:
1) Bakteri Aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri yang hidup
secara aerob dapat memecah gula menjadi air, CO2, dan energy berupa ATP, NADH, FADH,
dan sebagainya. Bakteri aerob secara obligat adalah bakteri yang mutlak memerlukan oksigen
bebas dalam hidupnya, misalnya, bakteri Nitrosomonas.
2) Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas, misalnya, bakteri asam
susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus, dan Clostridium tetani. Metabolisme bakteri anaerob
akan menghasilkan produk-produk fermentasi seperti asam, alcohol, CO2 dan sebagainya.
Jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau dapat hidup
tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.
Anabolisme merupakan reaksi kimia yang memerlukan energi untuk membentuk senyawa
kompleks (organik) dari senyawa sederhana (anorganik). Pada tumbuhan, anabolisme berupa
peristiwa fotosintesis dan kemosintesis. Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat
organik (Karbohidrat) dari H2O dan CO2 dengan pertolongan energi cahaya. Proses ini hanya
terjadi pada tumbuhan berklorofil. Kemosintesis merupakan proses penyusunan bahan
organic (karbohidrat) dari H2O dan CO2 menggunakan energi pemecahan senyawa kimia.
Kemosintesis dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri belerang (Begiota, Thiotrix),
bakteri nitrit (Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter), dan bakteri besi (Cladotrix). Pada
peristiwa anabolisme terjadi suatu siklus yang memperlihatkan hubungan antara lingkungan
abiotik dengan dunia kehidupan, seperti: daur nitrogen, daur karbon dan oksigen, daur air,
daur belerang dan daur fosfor.
Katabolisme adalah reaksi kimia yang menghasilkan energi dengan memecah senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana denagn bantuan enzim. Dalam tubuh organisme,
terdapat ribuan proses kimia yang berlangsung melibatkjan ribuan enzim. Karena itu, produk
suatu enzim bisa menjadi substrat bagi enzim lainnya. Semua reaksi kimia dalam organisme
hidup diatur dengan mengatur kerja katalisator.
1. C. Glikolisis
Tahap awal metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam tubuh akan berlangsung
secara aerobik melalui proses yang dinamakan Glikolisis. Proses glikolisis berlangsung di
dalam sitoplasma. Glikolisis berlangsung dengan mengunakan bantuan enzim yang berfungsi
sebagai katalis di dalam sitoplasma. Inti dari keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk
mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat.
Pada proses Glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada rantainya
(C6H12O6 ) akan terpecah menjadi produk akhir berupa 2 molekul piruvat (pyruvate) yang
memiliki 3 atom karbom (C3H3O3). Proses ini berjalan melalui beberapa tahapan reaksi yang
disertai dengan terbentuknya beberapa senyawa antara seperti Glukosa 6-fosfat dan Fruktosa
6-fosfat.
Selain akan menghasilkan produk akhir berupa molekul piruvat, proses glikolisis ini juga
akan menghasilkan ATP serta NADH. Molekul ATP yang terbentuk ini kemudian akan
diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen dasar sumber energi. Pada pembentukan
Asetil Co-A organisme prokariotik terjadi dalam sitosol. Proses tersebut menghasilkan
NADH dan mengeluarkan CO2.
1. D. Aerobik dan Anaerobik
Tahap metabolisme energi berikutnya akan berlangsung pada kondisi aerobik dengan
mengunakan bantuan oksigen (O2). Bila oksigen tidak tersedia maka molekul piruvat hasil
proses glikolisis akan terkonversi menjadi asam laktat, dengan kata lain sama dengan kondisi
an aerobik. Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis akan teroksidasi menjadi
produk akhir berupa H2O dan CO2 di dalam tahapan proses yang dinamakan respirasi selular.
Proses respirasi selular ini terbagi menjadi 3 tahap utama yaitu produksi Acetyl-CoA, proses
oksidasi Acetyl-CoA dalam siklus asam sitrat (Citric-Acid Cycle) serta Rantai Transpor
Elektron (Electron Transfer Chain/Oxidative Phosphorylation).
Pada pembentukan Asetil Co-A organisme prokariotik terjadi dalam sitosol. Proses tersebut
menghasilkan NADH dan mengeluarkan CO2. Tahap kedua dari proses respirasi selular yaitu
Siklus Asam Sitrat merupakan pusat bagi seluruh aktivitas metabolisme tubuh. Siklus ini
tidak hanya digunakan untuk memproses karbohidrat namun juga digunakan untuk
memproses molekul lain seperti protein dan juga lemak. Siklus Asam Sitrat (Citric Acid
Cycle) berfungsi sebagai pusat metabolisme tubuh. Siklus kreb berfungsi menghasilkan
energy dan berbagai senyawa antara. Senyawa-senyawa antara tersebut berfungsi untuk
sintesis senyawa lain. Adapun hasil akhir TCA dari 2 asetil Co-A yaitu 4CO2, 2ATP,
6NADH dan 2FADH2. Untuk ETC elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan
mampu untuk menghasilkan 3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat dalam
molekul FADH2 akan menghasilkan 2 buah molekul ATP. Dalam proses ini juga terjadi
pemompaan elektron dari NADH disertai dengan atom hidrogen ke luar membran plasma.
Jika tak ada oksigen, sel tidak memliki akseptor elektron alternatif untuk memproduksi ATP,
sehingga terpaksa elektron yang didapatkan dari glikolisis diangkut oleh senyawa organik,
proses ini disebut fermentasi.
Fermentasi alkohol dilakukan oleh ragi dengan cara melepaskan gugus CO2 dari piruvat
melalui dekarboksilasi dan menghasilkan molekul 2 karbon, asetaldehida. Asetaldehida
kemudia menerima elektron dari NADH sehingga berubah menjadi etanol. Fermentasi
alkohol dilakukan oleh tumbuhan.
Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel hewan dengan cara mentransfer elektron dari
NADH kembali ke piruvat sehingga dihasilkan asam laktat yang menyebabkan pegal-pegal.
1. E. TCA Cycle
Siklus asam sitrat atau sering disebut juga siklus Krebs atau siklus TCA (three carboxylic
acid cycle) merupakan suatu urutan reaksi yang mengarahkan dua atom karbon pada asetil-
CoA teroksidasi menjadi CO2 . Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) berfungsi sebagai
pusat metabolisme tubuh. Siklus kreb berfungsi menghasilkan energy dan berbagai senyawa
antara. Senyawa-senyawa antara tersebut berfungsi untuk sintesis senyawa lain. TCA terjadi
didalam membrane sel pada organisme prokariot. Setiap kali oksalo asetat bergabung dengan
asetil COA yang berasal dari Piruvat masuk kedalam siklus akan membentuk senyawa 6
karbon yang dikenal dengan asam sitrat sehingga dinamakan siklus asam sitrat. Dalam setiap
putaran menghasilkan serangakaian oksidasi menyebabkan terjadinya reduksi NAD atau
FAD dan membebaskan 2 molekul CO2. jadi senyawa 6 karbon asam sitrat kembali ke
bentuk semula yaitu senyawa 4 karbon oksalo asetat yang siap bergabung kembali dengan
asetat / astil COA. Akhirnya semua senyawa NADH dan FADH mengalami posforilasi
oksidatif dengan melepaskan elektron melalui serangkain cyticrom ke oksigen menghasilkan
air dan 3 molekul ATP untuk setiap pasang elektron dari NADH. Sehingga hasil akhir yang
diperoleh dari TCA yaitu 2 asetil Co-A yaitu 4 CO2, 2 ATP, 6 NADH + H+ dan 2 FADH2,
CTP.
Proses konversi molekul FADH2 dan NADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat (citric
acid cycle) menjadi energi dikenal sebagai proses fosforilasi oksidatif (oxidative
phosphorylation) atau juga Rantai Transpor Elektron (electron transport chain) yang terjadi di
dalam membran plasma. Di dalam proses ini, elektron-elektron yang terkandung didalam
molekul NADH2 & FADH ini akan dipindahkan ke dalam aseptor utama yaitu oksigen (O2).
Pada akhir tahapan proses ini, elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan mampu
untuk menghasilkan 3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat dalam molekul
FADH2 akan menghasilkan 2 buah molekul ATP. Dalam proses ini juga terjadi pemompaan
elektron dari NADH disertai dengan atom hidrogen ke luar membran plasma.
Bersamaan dengan terjadinya ETC, terjadi pula proses yang disebut Proton Motive Force
(PMF). Dalam proses ini terjadi perpindahan proton Hidrogen (H+) karena berkonsentrasi
tinggi yang berada di luar membran plasma atau dinamakan membrane periplasma.
Kemudian H+ akan masuk kedalam sitoplasma kembali dengan bantuan enzim ATP
Synthase. Pergerakan proton yang masuk kembali ke dalam sitoplasma tersebut dimanfaatkan
sebagai energi untuk membentuk ATP dari ADP + Pi (36-38 ATP/1 mol glukosa).
1. G. Chemiosmosis
Secara definisi kemiosmosis adalah difusi ion yang melewati suatu membran. Proses ini
berhubungan dengan pembentukan ATP karena pergerakan ion hidrogen yang melewati
membran. Ion hidrogen atau proton akan mengalami difusi dari tempat yang konsentrasi ion
nya tinggi ke tempat yang konsentrasi ion nya rendah. Proses ini disebut kemiosmosis karena
mirip dengan terjadinya osmosis, yaitu difusi air melewati membran.
Fosforilasi atau pembentukan ATP yang melibatkan peristiwa kemiosmosis terjadi pada
mitokondria dan kloroplas. Di dalam sel, peristiwa kemiosmosis melibatkan proton motive
force (PMF). PMF diawali oleh proses terjadinya pergerakan elektron pada rantai transpor
elektron. Elektron pada rantai transpor elektron digerakkan dengan adanya pelepasan
elektron. Elektron tersebut dapat berasal dari NADH atau FADH2 yang tereduksi apabila
fosforilasi terjadi pada mitokondria sedangkan pada kloroplas, energi cahaya memecah
molekul air menjadi ion H+ dan oksigen dan juga melepas elektron. Pergerakan elektron
tersebut menimbulkan energi dan energi tersebut digunakan sebagai pemompa proton. Proton
bergerak dari dalam membran ke membran antara di dalam sel mitokondria atau kloroplas.
Pergerakan proton ke luar membran menyebabkan konsentrasi tinggi pada partikel ion positif,
menyebabkan perbedaan konsentrasi antara di dalam dan di luar membran. Perbedaan ini
menghasilkan gradien elektrokimia. Gradien tersebut menghasilkan perbedaan tingkat pH dan
juga perbedaan tingkat muatan listrik. Kedua perbedaan inilah yang disebut PMF. Maka
setelah terjadi PMF bergeraklah proton dari konsentrasi ion H+ yang tinggi ke ion H+ yang
rendah atau bisa disebut dengan difusi ion. Maka terjadilah aliran proton. Aliran proton ini
hanya dapat masuk ke dalam membran melalui enzim ATP synthase yang membawa cukup
energi untuk menggabungkan ADP dan fosfat anorganik maka terbentuklah ATP.
Di dalam sitoplasma, yaitu pada kondisi aerob terjadi peristiwa Glikolisis, di mana terjadi
perombakan senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti
protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa dan sebagainya (terjadi
katabolisme) kemudian bereaksi membentuk asam piruvat kemudian memasuki Siklus Asam
Tri Karboksilat (TCA Cycle) di luar membran plasma (periplasma). Dari proses metabolisme
ini dihasilkan energi berupa 2 ATP. Dinamakan substrat level phosporilasi karena terjadi
pembentukan senyawa-senyawa / phosphor dengan menggunakan substrat.
1. I. Oksidatif Phosporilasi
Proses ini terjadi di dalam periplasma di luar membran plasma pada kondisi aerob atau
terdapat oksigen sehingga disebut Oxidative Phosphorilation. Pada Oxidative Phosphorilation
terjadi peristiwa TCA Cyle atau Siklus Asam Tri Karboksilat (TCA Cycle) di mana
dihasilkan energi berupa NADH, FADH2, dan GTP yang nilainya merupakan kelipatn dari
nilai ATP. Selanjutnya akan terjadi peristiwa ETC dan PMF dengan bantuan enzim ATPase
yang akan menghasilkan energi berupa ATP. Dinamakan oksidative phosporilasi karena
terjadi pembentukan senyawa-senyawa / phosphor dengan menggunakan reaksi oksidasi.
1. J. Respirasi
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerobik
(memerlukan oksigen) dengan tiga tahap yaitu glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron
serta respirasi anaerobik (tidak membutuhkan oksigen) yang menghasilkan fermentasi
alkohol, asam laktat, atau asam sitrat.
Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen ( O2 ). Organel yang
berperan serta reaksi-reaksi yang terjadi dalam respirasi anaerob sama seperti yang terjadi
pada respirasi aerob. Namun dalam respirasi anaerob peran oksigen digantikan oleh zat lain,
contohnya NO3 dan SO3. Respirasi anaerob hanya dapat dillakukan oleh mikroorganisme
tertentu contohnya bakteri. Respirasi anaerob terjadi dalam sitoplasma. Respirasi dimulai dari
asam piruvat yang berlanjut pada proses selanjutnya, apabila tidak ada oksigen akan terjadi
respirasi anaerob atau fermentasi.
Jika tak ada oksigen, sel tidak memliki akseptor elektron alternatif untuk memproduksi ATP,
sehingga terpaksa elektron yang didapatkan dari glikolisis diangkut oleh senyawa organik,
proses ini disebut fermentasi.
Fermentasi alkohol dilakukan oleh ragi dengan cara melepaskan gugus CO2 dari piruvat
melalui dekarboksilasi dan menghasilkan molekul 2 karbon, asetaldehida. Asetaldehida
kemudia menerima elektron dari NADH sehingga berubah menjadi etanol. Fermentasi
alkohol dilakukan oleh tumbuhan.
Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel hewan dengan cara mentransfer elektron dari
NADH kembali ke piruvat sehingga dihasilkan asam laktat yang menyebabkan pegal-pegal.
Kondisi aerob dan anaerob berhubungan dengan proses yang berlangsung di dalam
dan luar sitoplasma. Proses yang berlangsung di dalam sitoplasma atau dalam substrat disebut
Substat Level Phosphorilation, sedangkan proses yang berlangsung di luar sitoplasma
Oxidative Phosphorilation.
MAKALAH MIKROBA
METABOLISME MIKROBA
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Simpulan .................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari proses
metabolisme. Metabolisme adalah suatu ciri yang dimiliki makhluk hidup yang merupakan
serangkaian reaksi kimia di dalam sel. Reaksi-reaksi ini tersusun dalam jalur-jalur metabolisme yang
rumit dengan mengubah molekul-molekul melalui tahapan-tahapan tertentu. Secara keseluruhan
metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi dari sel.
Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan mikroba.
Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup. Dalam
metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Secara menyeluruh sebagian besar
katabolisme adalah respirasi seluler di mana glukosa dan bahan bakar organik yang lain dipecah
menjadi karbon dan air dengan membebaskan energi. Energi yang diperoleh disimpan dalam
molekul-molekul organik dan digunakan untuk melakukan kerja dari sel. Kebalikan dari katabolisme
adalah anabolisme, yang merupakan serangkaian reaksi-reaksi kimia yang membutuhkan energi
untuk membentuk molekul-molekul besar dari molekul-molekul yang lebih kecil, misalnya
pembentukan protein dari asam amino.
Bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi eksergonik dan apabila
untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi reaksi ini disebut reaksi endergonik.
Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang
berurutan. Untuk mempercepat laju reaksi-reaksi diperlukan enzim-enzim tertentu pada setiap
tahapan reaksi.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian dalam latar belakang, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian dari anabolisme dan katabolisme?
2) Dari apa saja produksi energi oleh mikroba?
3) Apa saja sifat enzim dan faktor yang mempengaruhi kerja enzim?
4) Bagaimana mekanisme kerja enzim?
5) Bagaimana peranan dan penamaan enzim?
6) Bagaimana pengendalian enzim terjadi?
C. Tujuan
Setelah menelaah latar belakang pembuatan makalah, maka dapat dirumuskan menjadi suatu
tujuan pembuatan makalah sebagai berikut:
1) Untuk menegetahui pengertian dari anabolisme dan katabolisme.
2) Untuk mengetahui produksi energi oleh mikroba.
3) Untuk menegetahui sifat, mekanisme kerja dan faktor yang mempengaruhi kerja enzim.
4) Untuk mengetahui mekanisme kerja enzim.
5) Untuk mengetahui peranan dan penamaan enzim.
6) Untuk mengetahui terjadinya pengendalian enzim.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANABOLISME DAN KATABOLISME
Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang berlangsung dala sel
makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi senyawa kimia atau
molekul komplek (Prawirohartono dan Hadisumarto, 1997). Pada peristiwa ini diperlukan energi dari
luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut
menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Energi yang digunakan dalam anabolisme dapat berupa energi cahaya atau energi kimia. Anabolisme
yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang
menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kompleks menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang dapat digunakan organisme untuk
melakukan aktivitasnya. Fungsi reaksi katabolisme adalah untuk menyediakan energi dan komponen
yang dibutuhkan oleh reaksi anabolisme.
Gambar Anabolisme dan Katabolisme
B. PRODUKSI ENERGI OLEH MIKROBA (RESPIRASI, FERMENTASI DAN FOTOSINTESIS)
Sel-sel bakteri seperti halnya sel semua organisme hidup, umumnya melakukan aktivitas
kehidupan untuk kelangsungan hidupnya. Semua sel membutuhkan suatu sumber energi. Walaupun
sangat beraneka ragam jenis substansi yang berperan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme,
namun terdapat pola dasar metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu
bentuk energi yang kompleks menjadi bentuk energi yang lebih sederhana, sehingga dapat masuk ke
dalam rangkaian metabolik.
Bakteri dapat mengubah zat kimia dan energi radiasi kebentuk yang berguna untuk
kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan fotosintesis. Dalam respirasi, molekul oksigen
adalah penerima elektron utama, sementara dalam fermentasi molekul bahan makanan biasanya
pecah menjadi dua bagian, dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh yang lainnya. Dalam
fotosintesis, energi cahaya diubah menjadi energi kimia. Bagaimanapun, dalam semua jenis sel dan
tanpa menghiraukan mekanisme yang digunakan untuk mengekstrak energi, reaksi tersebut diiringi
oleh pembentukan Adenosine Triphosphate (ATP). ATP adalah perantara yang umum (reaktan) baik
dalam reaksi yang menghasilkan energi maupun reaksi-reaksi yang membutuhkan energi dan
pembentukannya memerlukan mekanisme dimana energi yang tersedia dapat disalurkan kedalam
reaksi biosintesis dari sel yang memerlukan energi.
1. Respirasi
Respirasi merupakan proses disimilasi, yaitu proses penguraian zat yang membebaskan
energi kimia yang tersimpan dalam suatu senyawa organik. Dalam proses ini, terjadi pembongkaran
suatu zat makanan sehingga menghasilkan energi yang diperlukan oleh organisme tersebut. Saat
molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil, terjadi pelepasan energi, reaksinya disebut
eksorgenik. Respirasi merupakan salah satu dari reaksi katabolik. Berdasarkan kebutuhan terhadap
oksigen bebas, respirasi dibedakan atas dua macam, yaitu:
A. Respirasi aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Pada proses ini, oksigen
merupakan senyawa penerima hidrogen akhir.
B. Respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Pada proses ini, senyawa
seperti asam piruvat dan asetaldehid berfungsi sebagai penerima hidrogen terakhir.
A. Respirasi Aerob
Respirasi secara aerob, terjadi didalam sitoplasma dan berlangsung melalui empat tahap, yaitu:
1) Glikolisis
Glikolisis merupakan pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen.
Proses glikolisis terdiri atas 10 tahap, yaitu:
a) Tahap 1:
Glukosa yang masuk kedalam sel mengalami fosfolirasi dengan bantuan enzim heksokinase dan
menghasilkan glukosa 6-fosfat. Untuk keperluan ini ATP diubah menjadi ADP agar diperoleh energi.
b) Tahap 2:
Glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim fosfoglukoisomerase menjadi bentuk isomernya berupa fruktosa
6-fosfat.
c) Tahap 3:
Dengan menggunakan energi hasil perubahan ATP menjadi ADP, fruktosa 6-fosfat diubah oleh enzim
fosfofruktokinase menjadi fruktosa 1,6-bifosfat
d) Tahap 4:
Enzim aldolase mengubah fruktosa 1,6-bifosfat menjadi dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida
fosfat.
e) Tahap 5:
Terjadi perubahan reaksi bolak balik antara dihidroksi aseton fosfat dengan gliseraldehid fosfat
sehingga akhirnya hanya gliseraldehid fosfat saja yang digunakan untuk reaksi berikutnya.
f) Tahap 6:
Melalui bantuan enzim triosofosfat dehidrogenase, terjadi perubahan dari gliseraldehid fosfat
menjadi 1,3-bifogliserat. Dalam tahap ini juga terjadi transfer elektron sehingga NAD berubah
menjadi NADH, serta pengikatan fosfat anorganik dari sitoplasma.
g) Tahap 7:
Terjadi perubahan dari 1,3-bifogliserat menjadi 3-fosfogliserat dengan bantuan enzim
fosfogliserokinase. Pada tahap ini juga terjadi pembentukan dua molekul ATP dengan menggunakan
gugus fosfat yang sudah ada pada reaksi sebelumnya.
h) Tahap 8:
Terjadi perubahan 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat karena enzim fosfogliseromutase
memindahkan gugus fosfatnya.
i) Tahap 9:
Terjadi pembentukan fosfoenol piruvat (PEP) dan 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim enolase,
sekaligus juga terjadi pembentukan 2 molekul air.
j) Tahap 10:
Terjadi perubahan fosfoenol piruvat (PEP) menjadi asam piruvat dengan enzim piruvatkinase, serta
terjadi pembentukan 2 molekul ATP
4) Transpor Elektron
Pada dasarnya, transpor elektron merupakan peristiwa pemindahan elaktron dari . Elektron
tersebut berasal dari NADH dan FADH dari suatu substrat ke substrat lain secara berantai disertai
pembentukan ATP melalui proses Fosforilasi okeidatif. Fosforilasi oksidatif merupakan proses
penambahan gugus posfat anorganik ke molekul ADP. Dalam transpor elektron, yang menjadi
penerima elektron terakhir adalah oksigen sehingga pada akhir peristiwa ini terbentuk O. NADH
dan FADH dalam transpor elektron berfungsi sebagai senyawa pereduksi yangmenghasilkan ion
hidrogen. Setiap molekul NADH yang memasuki rantai transpor elektron akan menghasilkan 3
molekul ATP, dan setiap molekul FAD akan menghasilkan 2 molekul ATP.
Asam piruvat tersebut diubah menjadi asam laktat dalam reaksi berikut:
COOH COOH
2 C = 0 + 2NADH + 2 2H – C – OH + 2NA
C C
Jalur-Jalur Fermentasi
Sebagaimana ditujukkan dalam skema di atas, selain menghasilkan asam piruvat sebagai
produk akhir juga dihasilkan 2 molekul NHDH yang harus dioksidasi. Tergantung pada tipe
mikroorganismenya asam piruvat (CH3COCOOH) dimetabolisme lebih lanjut untuk menghasilkan
produk akhir fermentasi sebagaimana ditunjukkan dalam skema berikut:
a) Fermentasi Asam homolaktat
Dilakukan oleh beberapa bakteri Streptococcus dan Laktobacillus.
b) Fermentasi Alkohol
Dilakukan oleh Yeast.
Energi yang bergabung dalam ikatan propiionil Co A disimpan oleh reaksi propionil Co A dengan
asam ukinat membentuk suksinil CoA dan asam propionat bebas. Selanjutnya CO2 yang dibebaskan
dari decarboksilasi metil malonil CoA tetap berikatan dengan enzim yang mengandung biotin yang
akan mentransfer CO2 kepada asam piruvat membentuk asam aksalo asetat. Organisma ini juga
dapat membentuk oksalo asetat dari reaksi PRP (Phosphoenol piruvat) dengan CO2 bebas.
f) Fermentasi Asam Butirat, butanol dan aseton
Bakteri yang melakukan fermentasi tersebut adalah Clostridium.
Dari skema tersebut dapat diketahui bahwa berbagai macam senyawa yang dapat berperan
sebagai aseptor elektron terakhir. Jadi produk akhir dari fermentasi juga bervariasi. Dalam hal
fermentasi asam laktat atau alkohol, hanya satu macam. Pada fermentasi lain seperti campuran
asam atau asam butirat menggunakan bermacam aseptor elektron dan produk fermentasi juga
bervariasi. Tidak semua bakteri melakukan metabolisma gula melalui jalur embden-meyerhof, tetapi
ada beberapa alternatif penguraian glukosa menghasilkan tipe fermentasi.
2. Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang
dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain
tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa
jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida dan air
serta bantuan energi cahaya matahari.
Terjadi pada algae, tumbuhan dan beberapa prokariotik:
• Terdiri atas 2 reaksi utama: Photophosphorylation (reaksi terang) dan fiksasi karbon dioksida
(reaksi gelap).
1. Photophosphorylation (Reaksi terang)
Pada reaksi terang, cahaya mengenai klorofil a yang menyebabkan elektron tereksitasi sehingga
mempunyai energi lebih tinggi. Dalam satu rangkaian reaksi kimia, energi tersebut akan diubah
menjadi ATP dan NADPH. Air akan terurai dan melepaskan oksigen sebagai satu produk reaksi. ATP
dan NADPH akan digunakan untuk membuat karbohidrat pada reaksi gelap.
2. Fiksasi Karbon Dioksida (Reaksi Gelap)
Fiksasi karbon dikenal sebagai reaksi gelap. Enam molekul gas asam arang masuk ke dalam sel
melalui stomata dan akan diikat oleh ribulosa bifosfat (RuBP). RuBP merupakan suatu senyawa
berkarbon 5 yang akan diubah menjadi satu molekul gula. Peristiwa ini terjadi di dalam stroma dan
telah diperkenalkan oleh Melvin Calvin sehingga selanjutnya dikenal dengan siklus calvin.
Pada kelompok bakteri dapat dibedakan atas: anoxygenic dan oxygenic photosynthesis.
a. Anoxygenic Photosynthesis
Proses fotosintesis yang tidak menghasilkan O2 dan H2S berperan sebagai donor elektron.
Anoxygenic photosynthesis ditemukan pada:
• Green sulfur bacteria (e.g. Chlorobium)
• Green nonsulfur bacteria (e.g. Chloroflexus)
• Purple sulfur bacteria (e.g. Chromatium)
• Purple nonsulfur bacteria (e.g. Rhodobacter)
Donor Electron bervariasi:
• H2S atau senyawa organik pada green dan purple sulfur bacteria.
• H2 atau senyawa organik pada green and purple nonsulfur bacteria.
Hanya memiliki satu fotosistem
• Pada green bacteria, photosystem sama dengan PSI.
• Pada purple bacteria, photosystem sama dengan PSII.
Fungsi utama adalah menghasilkan ATP melalui cyclic photophosphorylation.
b. Oxygenic photosynthesis
Proses fotosintesis yang menghasilkan O2 dan H2S berperan sebagai donor elektron.
Ditemukan pada Cyanobacteria (blue-green algae) dan organisme eukariotik yang memiliki
kloroplas.
Donor electron adalah H2O: teroksidasi membentuk O2.
Melalui 2 fotosistem yaitu PSI dan PSII.
Fungsi umum menghasilkan NADPH dan ATP untuk fiksasi karbon.
C. STRUKTUR ENZIM
Enzim merupakan substansi yang ada dalam sel dalam jumlah yang amat kecil dan mampu
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan proses-proses seluler dan
kehidupan. Nama lain dari enzim adalah fermen; nama enzim berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “dalam ragi”.
Keseluruhan bagian enzim yang disebut holoenzim tersusun atas dua komponen utama,
yaitu komponen protein (apoenzim) dan komponen nonprotein (gugus prostetik). Fungsi enzim
sangat ditentukan oleh gugus apoenzimnya karena pada bagian tertentu merupakan tempat
melekatnya substrat dan sekaligus tempat mereksikan substrat. Bagian pada gugus protein yang
berfungsi sebagai pusat katalitik enzim disebut sisi aktif. Komponen nonprotein (gugus prostetik)
dibedakan menjadi gugus kofaktor dan koenzim. Gugus kofaktor tersusun atas zat anorganik yang
umumnya berupa logam, misalnya Cu, Fe, Mn, Zn, Ca, K dan Co. Gugus koenzim merupakan senyawa
organik nonprotein yang tidak melekat erat pada bagian protein enzim, contohnya NAD, NADP dan
koenzim A.
2) pH (Derajat Keasaman)
Enzim bekerja optimal pada pH tertentu, umumnya pada pH netral. Pada kondisi asam atau basa,
kerja enzim terhambat. Agar enzim dapat bekerja secara maksimal, pada penelitian/percobaan yang
menggunakan enzim, kondisi pH larutan dijaga agar tidak berubah, yaitu dengan menggunakan
larutan penyangga (buffer).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang berlangsung dalam sel
makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
adalah penyusunan zat kompleks dari zat yang lebih sederhana. Sebaliknya, katabolisme adalah
pemecahan zat komplek menjadi zat yang lebih sederhana disertai dengan pelepasan energi. Kedua
proses metabolisme tersebut merupakan reaksi enzimatis, artinya reaksi tersebut melibatkan
peranan enzim. Enzim adalah suatu protein dan dihasilkan oleh sel hidup. Enzim adalah protein yang
bekerja secara khusus, sebagai katalisator, dapat digunakan berulang kali, rusak oleh panas tinggi,
terpengaruh oleh pH, diperlukan dalam jumlah sedikit dan dapat bekerja secara bolak-balik. Enzim
bekerja dalam mengkatalisis reaksi kimia (biokimia) yang berlangsung di dalam sel itu sendiri. Faktor-
faktor yang mempengaruhi enzim yaitu: suhu (temperature), derajat keasaman (pH), konsentrasi
substrat, zat penghambat (inhibitor) dan hasil akhir. Mekanisme kerja enzim dapat dijelaskan dengan
dua, yaitu hipotesis gembok dan anak kunci dan hipotesis kecocokan yang terinduksi.
Enzim diklasifikasi dalam berbagai kategori sesuai dengan reaksi yang dikatalisisnya.
Menurut komisi enzim persatuan biokimia internasional (Commission of Enzymes of the International
Union of Biochemistry), enzim dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu: oksidoreduktase,
transferase, hidrolase, liase, isomerase dan ligase.
Pengendalian metabolisme selular yang tepat yang pada akhirnya menyangkut
pengendalian kegiatan enzim. Pengendakian enzim dapat diatur melalui 2 cara, yaitu pengendalian
langsung (mekanisme katalitik itu sendiri yang terjadi dengan mengubah konsentrasi substrat atau
reaktan) dan pengendalian genetis (melalui induksi dan represi enzim).
Bakteri dapat merubah zat kimia dan energi radiasi ke bentuk yang berguna untuk
kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan fotosintesis. Dalam respirasi, molekul oksigen
adalah penerima elektron utama, sementara dalam fermentasi molekul bahan makanan biasanya
pecah menjadi dua bagian, dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh yang lainnya. Dalam
fotosintesis, energi cahaya diubah menjadi energi kimia. Bagaimanapun, dalam semua jenis sel dan
tanpa menghiraukan mekanisme yang digunakan untuk mengekstrak energi, reaksi tersebut diiringi
oleh pembentukan Adenosine Triphosphate (ATP).
DAFTAR PUSTAKA
Ameilia Siregar. 2010. Metabolisme Sel, Enzim dan Peranannya. (Online). http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/metabolisme-sel/enzim-dan-peranannya/. Diakses pada
tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.
Arif Priyadi dan Tri Silawati. 2007. Sains Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.
Kimbal, J. (n.d.). 1997. Biologi Edisi kelima. Alih bahasa: Siti Soetarmi Tjitrosomo, Nawangsari Sugiri. Jakarta:
Erlangga.
Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Michael J. Pelczar, Jr dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Slamet Prawirohartono dan Hadisumarto S. 1997. Sains Biologi 3A Untuk SMU Kelas 3 Tengah Tahun
Pertama Sesuai Kurikulum 1994. Jakarta: Bumi Aksara.
Slamet Prawirohartono. 2005. Sains Biologi Untuk SMA Kelas 3 Kurikulum 2004. Jakarta: Bumi Aksara.
Tengku. 2012. Anabolisme dan Katabolisme. (Online).
http://tengkugiffary.blogspot.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-anabolisme.html. Diakses
pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.
Widianingsih. 2009. Enzim. (Online).http://120409-widianingsih.blogspot.com/2009/12/enzim.html. Diakses
pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.
Yulia Windarsih. 2012. Metabolisme Mikroba. (Online). http://www.slideshare.net/yuliaww/makalah-midas-
8-metabolisme-mikroba. Diakses pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.