Anda di halaman 1dari 32

Analis 2014/2015

• Antibiotika  produk metabolik


org. ttt. yg dlm jmlh kecil 
merusak/menghambat MO lain 
= zat kimia yg dihasilkan oleh
suatu MO yg menghambat MO
lain (khasiat antimikrobial)
Antimirobial Susceptibility Testing
(Pemeriksaan Pengaruh Antimikroba)
 Pengukuran kemampuan obat
antibiotika/obat kimia dlm
menghambat atau membunuh
p’tumbuhan bakteri secara invitro
–Harus mampu merusak /
menghambat MO patogen
spesifik  makin >>>> jlh &
macam MO dipengaruhi makin
baik
–Tdk mengakibatkan b’kembang”
bentuk” resisten
–Tdk menimbulkan efek samping
thdp Inang
–Tdk melenyapkan flora normal
inang
–Harus dapat diberikan mll. mulut
tanpa inaktivasi as. lambung/ml.
–Suntikan (parentral) tanpa terjadi
pengikatan dg protein darah
–Taraf kelarutan tinggi dlm. zat
alir tubuh
–Konsentrasi antibiotika dlm. jar.
atau darah harus dpt mencapai
taraf cukup tinggi shg mampu
menghambat/mematikan agent
Ix.
◦ MO produksi ensim  merusak daya
kerja obat
◦ Perubahan permiabilitas kuman thdp
obat ttt.
◦ Perubahan pd Lokus MO yg menjadi
target obat
◦Perubahan pada metabolik
pathway target obat
◦Perubahan ensimatik
* Non Genetik  mis: tidak
membelah aktif krn
mekanisme pertahanan,
kuman bentuk sferoplas
kehilangan dinding sel
* Genetik  kromosomal dan
ekstrakromosomal
• Penentuan Kepekaan Kuman thdp
suatu obat  penentuan kadar obat
terkecil yg dpt menghambat
pertumbuhan kuman invitro  =
pengukuran kemampuan obat
antibiotika atau obat kimia dlm
menghambat pertumbuhan kuman
secara invitro
• Ada 2 cara penentuan kepekaan
kuman terhadap obat :
1. DIFUSI  Cakram, Sumuran,
Tabung, Kapiler, Paper strips
2. DILUSI  Broth dilusi dan Agar
dilusi
• - Agar disk diffusion methode /
Cakram kertas
“ lempengan agar disemai dg
m.o yg diuji, cakram kertas yg
mgd antimikroba dg
konsentrasi ttt diletakkan di
atas lempeng agar yg telah
disemai tsb.
 Penghambatan mikroorganisme oleh
antimikroba terlihat sebagai wilayah
jernih sekitar pertumbuhan
mikroorganisme. Luasnya wilayah
jernih menunjukkan: kepekaan
mikroorganisme terhadap antimikroba
dan kecepatan berdifusi dari
antimikroba dalam medium.
 - Agar wells diffusion methode / Sumuran
“Pada lempeng agar yang telah disemai
dengan mikroorganisme uji, dibuat
sumuran.Kemudian diisi dengan
antimikroba dengan konsentrasi tertentu
(beberapa konsentrasi).
 Dilihat adanya penghambatan
pertumbuhan kuman dengan
melihat luas wilayah jernih seperti
cara cakram di atas.
• Metode yg digunakan : Kirby Bauer,
Agar lapis (agar overlay methode)
menurut Barry, metode Garcia dan
Thrupp.
• Prinsip penentuan kepekaan
berdasarkan pd penyebaran dari
antimikroba dlm menghambat
pertumbuhan m.o.
• Kepekaan m.o ditunjukkan dg
luasnya wilayah jernih sekitar
cakram atau sumur
• Kuman dibiakkan dahulu
kemudian baru antimikroba dg
konsentrasi tertentu ditambahkan
- Agar dilution methode (media
padat)
• “Media agar ditambahkan
antimikroba dg konsentrasi ttt
(beberapa konsentrasi), kmd
kuman yg diuji ditambahkan pd
media yg mgd antimikroba dg
konsentrasi ttt tsb.
 Media yang tidak tumbuh kuman
menunjukkan bahwa kuman tersebut
tidak resisten/sensitif dengan
konsentrasi antimikroba pada media
agar tersebut.”
- Broth dilution methode (media cair)
• “Dibuat pengenceran antimikroba pada
beberapa deret tabung, kemudian masukkan
suspensi kuman yang akan diuji pada
masing-masing tabung,diukur derajat
kekeruhannya.
• Jika jernih berarti kuman tidak
resisten/Sensitif dengan konsentrasi
antimikroba tersebut (pertumbuhan
dihambat)”
• Metode : Antibiogram / MIC (minimum
inhibitory concentration)/MKC
(minimum Killer Concentration)
• Prinsip berdasarkan pengenceran /
penipisan dg konsentrasi antimikroba
terkecil yg mampu menghambat
pertumbuhan mikroorganisme (jernih)
 Pada metode dilusi ini
antimikroba dibuat pengenceran
dahulu, baru kuman yg diujikan
ditambahkan.
 MHA (Muller Hinton Agar)
 Disc obat/antibiotika
 Standard kekeruhan Mc. Farland (0,5
Mc. Farland)  0,5 ml BaCl2.2H2O
1,175% + 99,5 ml H2SO4 1%
 Lidi Kapas/ Swab Steril
 Air Garam Fisiologis (PZ)/Kaldu Steril
 Streptococcus  MH + darah
 Corynebacterium & Listeria  MH + serum
 Haemophilus  MH + V dan X factor
 Gonococcus & meningococcus  gunakan
CAP (Coklat Agar Plate)+ Suplement
penyubur
 M. tuberculosis  media Louwenstein
Jensen (LJ) dengan Dilution methode
• Kekeruhan Suspensi bakteri
Kurang keruh zone hambatan >
lebar/R dilaporkan S ; > keruh 
zone makin sempit/S dilaporkan R
• Waktu pengeringan/peresapan
suspensi bakteri ke dalam media
MHA
Tidak boleh > dari batas waktu yg
dibolehkan (10’-15’)  dapat
mempersempit daimeter zone
hambatan, S dilaporkan R
• Temperatur Inkubasi
Pertumbuhan Optimal ink suhu 35oC,
< 35oC menyebabkan Ø > lebar R
dilaporkan S  bs terjadi pd media
plate yg ditumpuk-tumpuk > dari 2
plate pada inkubasinya.
Suhu > 35oC  ada bakteri kurang
subur pertumbuhannya + ada obat
difusinya kurang baik
• Waktu Inkubasi  16 -18 jam
< 16 jam pertumbuhan blm sempurna
Ø > lebar, > 18 jam Ø makin sempit
 Tebalnya agar-agar
Ketebalan agar2 = 4 mm, < 4 mm difusi obat
> cepat, > 4 mm difusi obat lambat
 Jarak antara disc obat
Dianjurkan minimal 15 mm  menghindari
zone tumpang tindih
Petridish ø 9-10 cm  paling banyak 7 disc
 Potency disc obat
 Komposisi Media
Sangat besar pengaruhnya 
pertumbuhan bakteri, difusi obat,
aktivitas obat dsb

Anda mungkin juga menyukai