Anda di halaman 1dari 68

BAB 1 KEHIDUPAN MIKROORGANISME

 Karakteristik Mikroorganisme
Karakteristik kultural digunakan sebagai dasar untuk memisahkan mikroorganisme
ke dalam kelompok-kelompok taksonomi. Karakteristik koloni yang tumbuh terpisah
dengan baik dapat dievaluasi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ukuran: Pinpoint (titik sangat kecil), small (kecil), moderate (sedang), large (lebar).
2. Pigmentasi: warna koloni
3. Bentuk : Bentuk koloni yang digambarkan sebagai berikut:
a. Circular: tepian yang teratur, tidak patah
b. Irregular: tepian yang berlekuk
c. Rhizoid: pertumbuhan menyebar seperti akar
4. Tepi : penampakan tepian terluar koloni yang digambarkan sebagai berikut:
a. Entire: sangat rata
b. Lobate: lekukan yang jelas
c. Undulate: lekukan seperti gelombang
d. Serrate: bergerigi
e. Filamentous: seperti benang, tepian menyebar
f. Elevasi: sudut penonjolan pertumbuhan koloni pada permukaan
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti pada
bakteri, yeast, dan mikroalga. Bentuk lain dapat berupa filamen atau benang, yaitu
rangkaian sel yang terdiri dari dua atau lebih yang menyambung seperti rantai. Bentuk
benang umum terdapat pada fungi (jamur benang) dan mikroalga. Bentuk filamen pada
kenyataannya dapat berupa filamen-semu dan filamen-benar.
1. Filamen semu kalau hubungan antara sel satu dengan lainnya tidak menyatu,
seperti pada yeast dan streptomyces.
2. Filamen benar jika hubungan satu sel dengan sel lainnya menyatu, baik hubungan
secara morfologis (bentuk sel) ataupun hubungan secara fisiologis (fungsi sel),
seperti yang ada pada jamur benang dan mikroalga benang. Bentuk lain yang perlu
diperhatikan adalah koloni dan jaringan semu.
 Keuntungan dan Kerugian Bakteri
Beberapa peran bakteri yang menguntungkan, antara lain :

 Escherichia coli, terdapat pada usus besar dan berperan dalam pengurai sisa-sisa
makhluk hidup
 Acetobacter, untuk pembuatan asam cuka atau asam asetat
 Lactobacillus bulgarius, untuk pembuatan yoghurt
 Lactobacillus casei, untuk pembuatan keju dan yoghurt
 Acetobacter xylinum, untuk pembuatan nata de coco
 Rhizobium leguminosarum, berperan dalam pengikatan nitrogen pada tanaman
 Nitrosomonas dan Nitrosococcus, pada tanaman membentuk ion nitrat melalui
nitrifikasi
 Clostridium acetobutylicum, untuk pembuatan butanol dan aseton
 Bacillus subtilis, Streptomyces griseus, Streptomyces rimosus, untuk pembuatan
antibiotik
 Methanobacterium, untuk pembusukan sampah dan kotoran hewan menjadi gas
metana atau biogas
 Neurospora sitophila, untuk pembuatan oncom
 Bacillus thuringiensis, untuk membasmi hama
 Thiobacillus ferrooxidans, dapat membantu memisahkan logam

1
Disisi lain bakteri yang merugikan adalah seperti berikut :

 Clostridium botulinium, menghasilkan toksin dan membusukkan makanan


 Mycobacterium tuberculosis, menyebabkan penyakit TBC
 Vibrio cholerae, menyebabkan penyakit kolera atau muntaber
 Clostridium tetani, menyebabkan penyakit tetanus
 Mycobacterium leprae, menyebabkan penyakit lepra
 Bacillus anthracis, menyebabkan penyakit antraks pada sapi
 Agrobacterium tumefaciens, menyebabkan tumor pada beberapa tumbuhan
 Treponema pallidum, menyebabkan penyakit sifilis
 Neisseria gonorrhoeae, menyebabkan penyakit gonorea
 Leptospira interrogans, menyebabkan penyakit leptospirosis
 Chlamydia psittaci, menyebabkan infeksi mata, penyakit menular seksual, dan
beberapa jenis penyakit pneumonia

 Aktivitas Mikroorganisme
Mikroorganisme seperti halnya sel organisme, umumnya melakukan aktivitas
kehidupan. Mereka melakukan hubungan dengan mikroorganisme lainnya dimana
hubungan dapat terjadi seperti hal-hal di bawah ini :
1. Netralisme
Netralisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang satu sama lain tidak
terpengaruh dari adanya asosiasi. Dalam Netralisme tidak ada yang diuntungkan dan
dirugikan. Netralisme dapat terjadi jika antara spesies memiliki kebutuhan yang berbeda.
Contoh Netralisme adalah antara sapi dan kucing, sapi memakan rumput, sedangkan
kucing memakan tikus.
2. Kompetisi (Persaingan)
Kompetisi dapat terjadi karena setiap spesies memiliki kebutuhan yang sama dimana
setiap spesies bersaing dalam memperebutkan sesuatu yang diperlukan dalam hidupnya,
seperti ruang (tempat), udara, air, makanan, sinar matahari, dan pasangan kawin.
Kompetisi (persaingan) dibedakan menjadi dua macam antara lain sebagai berikut..
Kompetisi intraspesifik : persaingan yang terjadi antara organisme atau individu yang
memiliki spesies yang sama. Contoh Kompetisi Intraspesifik adalah kambing jantang
dengan kambing jantang berkelahi dalam memperbutkan pasangan kawinnya.
Kompetisi interspesifik : persaingan yang terjadi antara organisme atau individu yang
berbeda spesies. Contoh Kompotisi Interspesifik adalah tanaman jagung dan rumput yang
sama tumbuh di ladang.
3. Komensalisme
Komensalisme adalah interaksi atau hubungan antara dua atau lebih spesies dimana salah
satu pihak diuntungkan dan spesies yang lain tidak dirugikan.
Contoh Komensalisme adalah tumbuhan paku dan anggrek yang hidup menempel di
pohon.

2
4. Hidup berlawanan atau antagonisme
Menyatakan hubungan asocial dimana spesies yang satu menghasilkan zat penentang
(antibiotic) bagi spesies lain, sehingga pertumbuhan spesies yang lain terganggu
karenanya. Contoh : Streptococcus lactis dan Bacilus subtilis.
5. Parasitisme
Parasitisme adalah interaksi atau hubungan antar organisme yang berbeda spesies yang
hanya menguntungkan salah satu pihak sedangkan yang lain dirugikan. Berdasarkan
letaknya parasit dibedakan menjadi dua macam antara lain sebagai berikut...
Parasit Internal (Endoparasit), contohnya Trichomonas vaginalis yang hidup pada saluran
kelamin wanita.
Parasit Ekternal (Ektoparasit), contohnya tumbuhan tali putri (Custuta sp) yang hidup
menumpang pada tanaman lain.
6. Mutualisme
Mutualisme adalah interaksi/hubungan antara dua spesies atau lebih yang setiap pihak
mendapatkan keuntungan dari saling membutuhkan yang sifatnya wajib.
Contoh : Lichen yang merupakan mutualisme antara jamur dengan Cyanobacteria,
Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan, lebah dengan bunga.
7. Protokooperasi
Protokooperasi adalah interaksi atau hubungan antara dua spesies atau lebih yang setiap
mendapatkan keuntungan, tetapi tidak bersifat wajib.
Contoh : adalah kerbau dengan burung jalak. Burung jalak mendapatkan makanan berupa
kutu walaupun burung jalak bisa mendapatkan makanan dari sumber seperti semut,
belalang, ulat.Sementara itu kerbau terbebas dari kutu.
8. Predasi (Pemangsaan)
Predasi adalah interaksi atau hubungan mangsa dan pemangsa (predator).
Contoh : ular yang menjadi predator tikus, singa dengan kijang, beruang dengan ikan
salem.

 Sifat – sifat Mikroorganisme


Pada umumnya kita tahu bahwa semua makhluk yang berukuran beberapa
micron atau lebih kecil lagi itu kita sebut mikroorganisme. Jadi yang termasuk
golongan ini ialah :
a. Bakteri
b. Cendawan tingkat rendah
c. Ragi ( bangsa Jamur )
d. Ganggang yang bersahaja
e. Hewan ber sel satu atau protozoa
f. Virus yang hanya nampak oleh mikroskop elektron dan oleh karenanya dikatakan
makhluk ultra mikroskopik.

3
Sedangkan mikroorganisme memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Mempunyai plasmid
b. Berukuran sangat kecil (mikoskopis)
c. Kemampuan menghasilkan antibiotik
d. Kemampuan melakukan proses metabolisme dalam keadaan anaerob
e. Kemampuan berkembang biak yang luar biasa dalam kondisi optimum

 Habitat Mikroorganisme
Beberapa mikroorganisme memiliki habitat yang sama maupun berbeda.
Berdasarkan tempatnya, habitat mikroorganisme dibedakan yakni sebagai berikut :
1. Mikrobiologi tanah : kajian tentang kehidupan dan peranan mikroorganisme di
dalam tanah.
2. Mikrobiologi air : kajian tentang kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam
air.
3. Mikrobiologi rumen : kajian tentang kehidupan dan peranan mikroorganisme di
dalam sistem lambung / usus hewan.
4. Lingkup udara : sebenarnya tidak benar-benar ada organisme yang hidup di udara,
karena organisme tidak dapat hidup begitu saja. Namun, mikroorganisme udara
terdiri atas organisme yang terdapat sementara mengapung di udaraatau terbawa
angin serta partikel debu.
5. Bahan makanan : kelompok mikroorganisme yang terdapat dalam suatu makanan
dapat tumbuh subur, dominan, atau mati, sangatlah bergantung pada faktor
penyebab.

Ruang lingkup mikrobiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang dunia


mikroorganisme, ilmu ini juga berkaitan dengan ilmu lain :
1. Ekologi mikroorganisme : kajian tentang asosiasi kehidupan antara
mikroorganisme dengan lingkungannya (ekologi).
2. Fisiologi mikroorganisme : kajian tentang sifat faal mikroorganisme.
3. Genetika mikroorganisme : kajian tentang sifat-sifat menurun dan kebakaan pada
mikroorganisme.
4. Mikrobiologi kesehatan : kajian tentang sifat dan peranan mikroorganisme dalam
bidang kesehatan.

 Metabolisme Mikroorganisme
1. Anabolisme
Anabolisme adalah penyusunan/pengambilan zat makanan, pembentukan
karbohidrat yang membutuhkan energi dan sintetis protoplasma.
2. Katabolisme
Katabolisme adalah penguraian bahan organik kompleks menjadi bahan
organik yang lebih sederhana, pembentukan energi dengan menguraikan karbohidrat
melalui reaksi oksidasi substrat.
Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa anabolisme adalah pembentukan
senyawa yang memerlukan energi (Rekasi endergonik). Misalnya pada fotosintesis
yang membentuk C6G12O5 dari CO2 DAN H2O. Sedangkan katabolisme adalah

4
penguraian senyawa yang menghasilkan energi (reaksi eksergonik), misalnya pada
respirasi yang menguraikan karbohidrat menjadi asam piruvat dan energi.

 Senyawa Pembawa Energi, ATP dan ADP


Mikroorganisme memerlukan energi untuk :
1. Sintesis bagian sel (dinding sel, membran sel, dan substansi sel lainnya).
2. Sintesis enzim, asam nukleat, polisakarida, phospholipids, atau komponen sel
lainnya.
3. Mempertahankan kondisi sel (optimal) dan memperbaiki bagian sel yang
rusak.
4. Pertumbuhan dan perbanyakan.
5. Penyerapan hara dan ekskresi senyawa yang tidak diperlukan atau waste
products.
6. Pergerakan (mobilitas).

Energi yang tersimpan dalam bentuk senyawa ATP dapat diperoleh oleh
mikroorganisme melalui hidrolisis. Energi yang diperoleh dari melalui proses atau reaksi
kimia disebut sebagai free energy atau energi bebas (G). Pada reaksi yang melepaskan
energi, maka harga G adalah negatif, sedangkan pada reaksi yang memerlukan energi,
maka harga G adalah positif. Energi hasil metabolisme disimpan oleh mikroorganisme
dalam bentuk senyawa phosporyl.
ATP terbentuk dari reaksi antara adenosine 5′-diphospate (ADP) dengan phospat
anorganik, membentuk ikatan phosporyl sebagai berikut :
ADP3- + Pi + H+ → ATP4- +H2O ΔG= +30 kJ/mol (1)
Reaksi diatas menunjukkan proses katabolisme, yaitu proses penguraian zat untuk
membebaskan energi kimia sebesar 30 kJ yang tersimpan dalam senyawa organik. ATP
yang telah tersintesa tersebut disimpan di dalam sel untuk digunakan bila diperlukan.
Energi yang tersimpan tersebut dikeluarkan melalui hidrolisa ikatan phosporyl dalam
suatu reaksi yang merupakan kebalikan dari reaksi (1), yaitu sebagai berikut:
ATP4- +H2O → ADP3- + Pi + H+ ΔG= -30 kJ/mol (2)
Reaksi diatas merupakan proses anabolisme, yaitu pembentukan molekul yang
kompleks dengan menggunakan energi sebesar 30 kJ/mol. Kedua reaksi di atas terjadi
karena katalisa enzim ATP-ase.

Katabolisme : Respirasi dan Fermentasi


1. Respirasi
Respirasi merupakan proses terjadinya pembongkaran suatu zat makanan
sehingga menghasilkan energi yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut.

a. Respirasi aerob
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah
glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O dan menghasilkan energi.
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 12 H2O + 675 Kkal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhan itu. Banyak tahap reaksi
yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi tersebut
dibedakan menjadi tiga tahap yakni glikolisis, siklus kreb (the tricarboxylic acid
cycle) dan transfer elektron.

Tahapan respirasi
1. Glikolisis

5
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri
dari 6 atom C) menjadi dua molekul asam piruvat (terdiri dari 3 atom
C). Glikolisis juga menghasilkan ATP dan NADH + H+
2. Tricarboxylic acid cycle (Siklus Krebs)
Serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah asetil koA yang direaksikan
dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C). Selanjutnya asam
oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang akhirnya akan
membentuk oksaloasetat lagi.
3. Transfer Elektron
Transfer elektron merupakan reaksi pemindahan elektron melelui reaksi
redoks (reduksi-oksidasi), karena respirasi mebutuhkan jumlah ATP dari
proses oksidasi NADH dan FADH. Maka dibutuhkan senyawa senyawa yang
memiliki potensial reduksi rendah sebagai akseptor elektron, dan O2 sangat
ideal sebagai akseptor.
b. Respirasi anaerob
Beberapa bakteri fakultatif anaerob dan obligatif anaerob melakukan respirasi
anaerob. Dengan melibatkan electron transport system (ETS), tetapi terminal
akseptor elektron selain oksigen.
Contoh respirasi anaerob berikut :
1. Respirasi Nitrat
Nitrat direduksi menjadi nitrit dan nitrogen oksida menjadi dinitrogen,
yang disebut sebagai dissimilatory nitrate reduction atau denitrifikasi.
Reaksi denitrifikasi sebagai berikut:
2NO3- + 12 e- + 12 H+ → N2 + 6 H2O
Denitrifikasi dilakukan oleh spesies Pseudomonas
stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, Paracoccus denitrificans dan
Thiobacillus denitrificans.
2. Respirasi Sulfat
Respirasi sulfat dilakukan oleh sebagian kecil bakteri heterotrophic, yang
semuanya obligatif anaerob, seperti bakteri dari
spesies Desulfovibrio. Bakteri ini membutuhkan sulfat sebagai aseptor
proton dan terduksi menjadi sulfit.
SO42- + 8 e- + 8 H+ → S2- + H2O
3. Respirasi Karbonat
Dilakukan oleh bakteri seperti Methanococcus dan Methanobacterium.
Bakteri tersebut merupakan anaerob obligat yang mereduksi CO2, dan
kadang-kadang karbon monoksida, untuk menjadi metana.
CO2 + 4H2 →CH4 + 2H2O
1. Fermentasi
Fermentasi adalah proses perombakan senyawa organik dalam kondisi anaerob
menghasilkan produk berupa asam-asam organik, alkohol dan gas, yang kemudian
dikeluarkan dari sel.
Macam-macam fermentasi :
a. Fermentasi alkohol dilakukan oleh yeasts, jamur, dan bakteri. Fermentasi alkohol
merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan
karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi)
untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.
Reaksi kimia : C6H12O6→ 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 H2O + 2 ATP

6
b. Fermentasi asam laktat yang dilakukan oleh sejumlah bakteri, seperti
Streptococcus, Lactobacillus, Lactococcus dan Leuconostoc, serta beberapa
jamur, alga dan protozoa.
c. Fermentasi asam campuran yang dilakukan oleh E. coli dan bakteri fakultatif
anaerob. Produknya meliputi laktat, asetat, dan etanol.
d. Fermentasi 2,3-Butanediol dilakukan oleh Enterobacter, Erwinia, Klebsiella dan
Serratia. Sama seperti fermentasi campuran asam, namun menghasilkan
butanadiol, netanol dan asam.
e. Fermentasi asam propionat dilakukan oleh beberapa bakteri di usus, seperti
Propionibacterium dan sejenisnya. Propionat yang terbentuk dari piruvat yang
melalui jalur methylmalonyl CoA, dimana piruvat terkarboksilasi menjadi
oksaloasetat, dan kemudian direduksi menjadi propionat melalui malate, fumarate
dan suksinate.
f. Fermentasi asam butirat dilakukan oleh spesies Clostridium. Bakteri ini
memproduksi aseton, butanol, propanol, alkohol dan asam lainnya.
Anabolisme : Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses mensintesis senyawa organik kompleks dari unsur-unsur
anorganik dengan menggunakan energi cahaya matahari. Fotosintesis tidak hanya
dilakukan oleh tumbuhan namun juga dilakukan oleh mikroba. Mikroba yang melakukan
fotosintesis seperti Cyanobacteria, serta beberapa jenis algae. Pada Reaksi umum yang
terjadi dapat dituliskan sebagai berikut : 6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 + 6O2
dalam fotosintesis terjadi dua tahapan reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang atau
fosforilasi reaksi ini terjadi di tilakoid dan reaksi gelap terjadi di dalam stromokloroplas.
Reaksi terang merupakan pemecahan air menjadi hidrogen dan oksigen yang disebut
dengan fotolisis. Pada reaksi terang, atom hydrogen dari molekul H2O dipakai untuk
mereduksi NADP menjadi NADPH, dan O2 dilepaskan sebagai hasil samping reaksi
fotosintesis.
Tahap kedua disebut tahap reaksi gelap. Dalam hal ini senyawa kimia berenergi tinggi
NADPH dan ATP yang dihasilkan dalam tahap pertama (reaksi gelap) dipakai untuk
proses reaksi reduksi CO2 menjadi glukosa.

BAB 2 REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN MIKROBA


Ekologi Mikroba
 Ekologi mikroba adalah Ilmu yang mempelajari tentang timbal balik antara mikroba
dan lingkungan hidupnya.
 Komponen biotik adalah masyarakat kehidupan organisme atau biozonose.
 Komponen abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Ekosistem dalam ekologi mikroba dapat berupa system mikro dan system
makro.
Ciri-ciri suatu ekosistem :
 adanya dinamika populasi
 keanekaragaman
 mekanisme adaptasi
 adanya hubungan antarorganisme yang ada di dalam system tersebut
 Contohnya yaitu tanah sebagai suatu sistem, memiliki anggota komunitas yang
tersusun dari berbagai populasi mikroba yaitu bakteri, Actinomycetes, virus,
khamir dan protozoa.

7
Proses Reproduksi Mikroba
Reproduksi mikroba dapat terjadi secara aseksual dan secara seksual (terjadi pada
beberapa individu saja). Pada bakteri misalnya, perkembangbiakan secara aseksual
terjadi secara pembelahan biner, yaitu satu sel induk membelah menjadi dua sel anak.
1. Perkembangbiakan Aseksual Pada Mikroba
a. Pembelahan Biner
Pembelahan sederhana yang membentuk 2 sel baru yang identik. Dimana masing-
masing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya sehingga
jumlahnya akan semakin berlipat ganda. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase,
yaitu sebagai berikut;
1) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
2) Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
3) Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera
berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap
bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pembelahan biner ini terjadi pada bakteri, Amoeba, Paramecium, Euglena,
Entamoeba histolica.
b. Fragmentasi
Fragmentasi terjadi pada sel-sel yang disebut hormogonium. Pemutusan
bagian secara sederhana dan bagian yang terpisah akan tumbuh menjadi sel baru.
Organisme yang matang pecah menjadi dua atau lebih potongan atau fragmen.
Fragmen kemudian tumbuh menjadi organisme lengkap. Contohnya terjadi pada
Spirogyra.
c. Pembentukan spora aseksual
Proses pembentukan spora aseksual ini terjadi pada fungi dimana terjadi
melalui peleburan nukleus dari dua sel induk. Spora aseksual yang berfungsi untuk
menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Terdapat lima jenis spora aseksual
yaitu konidiospora, sporangiospore, oidium, klamidospora, dan blatospora.
2. Perkembangbiakan Seksual Pada Mikroba
Perkembangbiakan secara seksual pada mikroba umumnya terjadi pada fungi
(jamur) dan mikroalga serta secara terbatas pada bakteri. Perkembangbiakan secara
seksual ini dapat terjadi secara:
1) Konjugasi
Pemindahan DNA secara langsung melalui kontak sel pada kedua sel yang
berdekatan. Misalnya konjugasi pada bakteri Escherichia coli, protozoa yang bergerak
dengan menggunakan silia (Paramecium caudatum, Vorticella, Balantidium coli)
2) Isogami

8
Peleburan dua gamet bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama. Contohnya Chlorococcum, Chlamydomonas, Hydrodictyon
3) Anisogami
Peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama. Contohnya pada Ulva
4) Oogami
Peleburan dua gamet yagn satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain
besar tidak bergerak (sebagai sel telur). Contohnya Valva, Spirogyra, Aedogonium
3. Reproduksi Pada Bakteri
Bakteri berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan
aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Setiap sel membelah secara melintang
dan sel hasil pembelahan membentuk koloni bakteri. Bentuk koloni sangat bervariasi
tergantung pada arah pembelahan dan jenis bakterinya. Pada keadaan normal bakteri
dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Hasil penelitian mengenai
proses pembelahan sel memperlihatkan hal-hal berikut:
- Terdapat kenaikan jumlah bahan inti yang terpisah menjadi dua unit, satu untuk
masing-masing sel anakan.
- Dinding sel dan membran sel tumbuh ke arah luar dan membrane sel tumbuh meluas
ke dalam sitoplasma pada suatu titik di tengah-tengah sel. Pada perbatasan tersebut
disintesis dua lapisan bahan dinding sel.
- Pembentukan mesosom menjadi lebih jelas. Mesosom mempunyai kaitan dengan
pembentukan septum dan juga memungkinkan perpautan dengan daerah inti.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan tanpa melibatkan gamet dan peleburan
sel, tetapi berupa pertukaran materi genetic atau DNA. Materi genetic dapat berpindah
dari satu bakteri ke yang lain tanpa menghasilkan zigot. Proses perpindahan materi
genetic ini sering disebut rekombinasi genetic. DNA hasil pertukaran materi genetic
yang mengandung gen kedua induk disebut DNA rekombinan. Rekombinasi genetic
dapat dilakukan dengan tiga metode sebagai berikut:
a. Transformasi
Pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. b.
Transduksi
Pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain dengan
perantaraan virus (bakteriofage).
3. Konjugasi
Pemindahan bahan genetik dari suatu sel bakteri yang bertindak sebagai donor kepada
sel bakteri yang bertindak sebagai resipien. Bakteri yang memindahkan bahan
genetiknya disebut bakteri donor, sedangkan penerimanya disebut bakteri resipien.

Pertumbuhan Mikroba

9
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah semua komponen dari suatu organism secara
teratur. Pertumbuhan didefinisikan sebagai
a. Pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organism yang dapat
dinyatakan dengan ukuran
b. pertambahan jumlah
c. pertambahan ukuran sel
d. pertambahan berat atau massa
Pada organisme uniseluler pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni,
yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar, substansi atau
massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak. Pertumbuhan untuk mikroba
mengacu pada perubahan di dalam pertambahan massa sel dan bukan perubahan pada
individu.
Fase pertumbuhan dikatakan seimbang apabila pertambahan massa bakteri berbanding
lurus dengan pertambahan komponen seluler yang lain seperti DNA, RNA, dan
protein. Dengan demikian setiap kali sel membelah maka jumlah sel dalam populasi
bakteri akan menjadi dua kali lipat dari jumlah sel semula. Jika jumlah sel mula-mula
adalah satu, maka populasi akan bertambah secara geometrik.
Waktu generasi : waktu yang diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi
dua sel sempurna.
Doubling time atau waktu penggandaan : waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel
atau massa sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula.

Fase-fase pada Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme

Pada pertumbuhan mikroba terdapat empat fase pertumbuhan, yaitu :


1. Fase Adaptasi (fase Lag)
Fase Lag merupakan fase adaptasi. Pada fase ini terjadi reorganisasi konstituen makro
dan mikro molekul. Ada yang lama ada juga yang cepat. Tergantung kondisi
lingkungan. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

10
a. Medium dan lingkungan pertumbuhan
b. Jumlah inokulum
2. Fase Perbanyakan (Eksponensial)
Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva
logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium
tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan
termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi
lebih banyak daripada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif terhadap
keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi menurun
dikarenakan :
a) Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
b) Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat
pertumbuhan mikroba.
3. Fase stasioner
Pada fase ini penambahan dengan pengurangan jumlah mikroba hampir sama.
Sehingga di kurva dapat dilihat berupa garis lurus. Hal ini disebabkan karena mulai
menipisnya jumlah nutrisi dalam médium yang ditempati. Ukuran sel pada fase ini
menjadi lebih kecil karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis.
Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda
dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan
terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4. Fase Kematian
Ada kalanya setelah fase stasioner jumlah mikroba menurun. Mikroba menghasilkan
metabolisme sekunder yang hasilnya menjadi toxic untuk mikroba lainnya. Pada fase
ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena beberapa sebab
yaitu:
a. Nutrien di dalam medium sudah habis.
b. Energi cadangan di dalam sel habis.
Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis mikroba.
Ciri-ciri dari setiap fase pertumbuhan mikroba

Fase Pertumbuhan Ciri

Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel mengalami


Lag (lambat) perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta
bertambahnya substansi intraseluler sehingga siap untuk
membelah diri.

Logaritma atau Sel membela diri dengan laju yang konstan, massa menjadi
eksponensial dua kali lipat, keadaan pertumbuhan seimbang.

11
Terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme sel dan
Stationary
kandungan nutrien mulai habis, akibatnya terjadi kompetisi
(stasioner/tetap)
nutrisi sehingga beberapa sel mati dan lainnya tetap
tumbuh. Jumlah sel menjadi konstan.

Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan habisnya


Death (kematian) nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih banyak
sehingga mengalami penurunan jumlah sel secara
eksponensial.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba


Faktor lingkungan baik yang abiotik dan biotik merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba (Syariffauzi, 2006)
Faktor abiotik diantaranya :
o Konsentrasi nutrien
Konsentarasi nutrien sangat menentukan kecepatan transport nutrient ke dalam
sel. Pada konsentrasi rendah, transpor lebih sulit dilakukan sehingga mempengaruhi
ketersediaan nutrient di dalam sel.
o Temperatur
Temperatur mempengaruhi pertumbuhan mikroba karena enzim yang
menjalankan metabolisme sangat pekak terhadap temperatur. Berdasarkan
temperature minimum, optimum dan maksimum, mikroba dapat digolongkan menjadi
tiga kelompok.
- Mikroba termofilik (politermik) : batas temperatur minimum dan maksimum anatara
400C sampai dengan 800C sedangkan temperature optimumnya 550C – 650C
- Mikroba mesofilik (mesotermik): batas temberatur antara 50C – 600C sedangkan
temperatur optimumnya antara 250C – 400C.
- Mikroba psikrofil (oligotermik): batas temperatur antara 00C - 300C sedangkan
temperature optimumnya antara 100C – 200C
o pH
Enzim, transpor elektron dan sistem transpor nutrient pada membran sel
mikroba sangat peka terhadap pH, dimana mikroba pada umumnya menyukai pH
netral (pH 7), kecuali jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH rendah . Apabila
mikroba ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur,
tetapi apabila pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh bakteri. Berdasarkan
pH minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhan, mikroba dapat
digolongkan menjadi :
- Mikroba asidofilik : pH antara 2,0 – 5,0
- Mikroba mesofilik : pH antara 5,5 – 8,0

12
- Mikroba alkalifilik : pH antara 8,4 – 9,5
o Tekanan osmosis
Tekanan osmosis sangat erat hubungannya dengan kandungan air, dimana
konsentrasi zat terlarut akan menetukan tekanan osmosis suatu larutan. Semakin
tinggi konsentrasi zat terlarut semakin tinggi pula tekanan osmosis tersebut.
Mikroba osmofilik : mikroba yang tahan pada tekanan osmosis tinggi, misalnya
khamir yang tumbuh dalam sirup.
Mikroba halofilik : mikroba yang tahan pada kadar garam tinggi.
Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami
plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat
mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel
mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke
dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
o Oksigen
Meskipun banyak mikroba yang tidak dapat tumbuh bila tidak tersedia oksigen
tetapi ada pula mikroba yang tidak dapat tumbuh bila ada oksigen bebas. Berdasarkan
keperluan oksigen mikroba ada yang bersifat aerob, anaerob anaerob fakultatif dan
mikroaerofil.
o Senyawa toksik
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Zn, Li, dan Pb walaupun pada kadar
yang sangat rendah akan bersifat toksis terhadap mikroba karena ion-ion logam berat
bereaksi dengan gugusan senyawa sel. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah
disebut daya oligodinamik.
o Radiasi
Umumnya cahaya mempunyai daya merusak kepada sel mikroba yang tidak
mempunyai pigmen fotosintesis. Jika energi radiasi diabsorpsi oleh mikroba akan
menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel. Energi radiasi sinar x, sinar γ dan
terutama sinar ultra violet banyak digunakan untuk sterilisasi, pengawetan bahan
makanan dan untuk mendapatkan muatan.
Faktor biotik di antaranya
1. Hubungan antara spesies
Di alam, mikroba tidak tumbuh dalam kultur murni. melainkan tumbuh bersama
mikroba bahkan organism lainnya. Oleh karena itu, dapat terjadi saling
mempengaruhi antar mikroba satu dengan yang lainnya.
2. Bebas Hama
Hewan percobaan yang bebas mikroba disebut mengalami kehidupan aksenik atau
tanpa benda-benda asing. Hewan aksenik yang telah diinfeksi dengan suatu jasad
disebut gnotobiosis. Misalnya marmut gnotobiosis yang diinfeksi dengan Entamoeba

13
histolytica tidak menderita penyakit disentri karena di dalam usus marmot gnotobiosis
tidak terdapat bakteri yang berfungsi sebagai makanan Entamoeba histolytica. Bakteri
tersebut tidak mampu berkembang biak sehingga tidak mampu menyebabkan
penyakit.

Pengukuran Populasi Mikroba


Untuk menghitung jumlah sel dapat dilakukan dengan metode:
1. Lempeng agar (viable count)
Diperlukan adanya pemilihan cawan petri yang ditumbuhi koloni paling tinggi
kemungkinannya untuk dihitung.
2. Penggunaan ruang penghitung Petroff-Hausser
Hasil pengenceran tidak ditanamkan ke dalam cawan petri yang berisi media tetapi
diteteskan ke dalam ruang penghitung. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan di bawah
mikroskop dalam kolom-kolom penghitung.
3. Penggunaan turbidometri
Pengukuran ini didasarkan atas asumsi bahwa apabila sinar diarahkan kepada
suspense sel bakteri maka jumlah sel bakteri di dalam suspense berbanding lurus
dengan jumlah cahaya yang dihamburkan, atau berbanding terbalik dengan cahaya
yang diteruskan.

BAB 3 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MIKROBIA

A. Pengaruh Lingkungan Terhadap Mikrobia


 Faktor- fakor abiotik
1. Suhu / Temperatur
2. Pengaruh kebasahan dan kekeringan
3. Pengaruh perubahan nilai osmosis
4. Pengaruh Logam Berat Terhadap Pertumbuhan Mikroba
5. Pengaruh Radiasi atau Cahaya
 Faktor-Faktor Biotik
Faktor-faktor biotik ialah faktor-faktor yang disebabkan jasad (mikrobia)
atau kegiatannya yang dapat mempengaruhi kegiatan (pertumbuhan) jasad atau mikrobia
lain. Faktor-faktor tersebut antara lain ialah adanya asosiasi atau kehidupan bersama
diantara jasad. Asosiasi dapat dalam bentuk komensalisme, mutualisme, parasitisme,
simbiose, sinergisme, antibiose dan sintropisme.

B. Pertumbuhan Pada Mikrobia


1. Pengertian pertumbuhan pada mikrobia

14
Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu
pertumbuhan individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi.
Pertumbuhan individu diartikan sebagai bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan
pertumbuhan populasi diartikan sebagai bertambahnya kuantitas individu dalam suatu
populasi atau bertambahnya ukuran koloni. Namun demikian pertumbuhan
mikroorganisme unisel (bersel tunggal) sulit diukur dari segi pertambahan panjang,
luas, volume, maupun berat, karena pertambahannya sangat sedikit dan berlangsung
sangat cepat (lebih cepat dari satuan waktu mengukurnya), sehingga untuk
mikroorganisme yang demikian satuan pertumbuhan sama dengan satuan
perkembangan. Pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme unisel lainnya dapat
ditunjukan dengan cara menghitung jumlah sel setiap koloninya maupun mengukur
kandungan senyawa tertentu yang dihasilkan (Winarsih,2011).

2. Fase dan kurva pertumbuhan mikroorganisme


Kurva pertumbuhan mikroba terdiri dari 4 fase utama yaitu : lag, eksponensial,
stasioner, dan kematian.
Kurva pertumbuhan mikroba

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikrobia


1. Faktor fisik
A. Suhu
Bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan pada kisaran suhu pertumbuhannya, yaitu:
1. Psikrofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 00C sampai 200C.Suhu
optimumnya sekitar 150C. Karakteristik istimewa dari semua bakteri
psikrofiladalah akan tumbuh pada suhu 0 – 50C.
2. Mesofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 200C sampai 450C.
Karakteristik istimewa dari semua bakteri mesofil adalah kemampuannya
untuktumbuh pada suhu tubuh (370C) dan tidak dapat tumbuh pada suhu di atas
450C.
Bakteri mesofil dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Yang mempunyai suhu pertumbuhan optimum 20 – 300C, termasuktumbuhan
saprofit.

15
b. Yang mempunyai suhu pertumbuhan optimum 35 – 400C, termasukorganisme
yang tumbuh baik pada tubuh inang berdarah panas.
3. Termofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 450C atau lebih.
Bakteritermofil dapat dibedakan menjadi dua kelompok :
a. Fakultatif termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu
470C,dengan suhu pertumbuhan optimum 45 – 600C.
b. Obligat termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu di atas
suhu500C, dengan suhu pertumbuhan optimum di atas 600C.
B. Derajat keasaman (pH)
Mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH tertentu, misalnya untuk bakteri pada
pH 6,5 – 7,5; khamir pada pH 4,0 – 4,5 sedangkan jamur dan aktinomisetes pada daerah
pH yang luas. Setiap mikrobia mempunyai pH minimum, optimum dan maksimum
untuk pertumbuhanya. Berdasarkan atas perbedaan daerah pH untuk pertumbuhanya
dapat dibedakan mikrobia yang asidofil, mesofil ( neutrofil ) dan alkalofil.
C. Tekanan Osmotik
Osmosis merupakan perpindahan air melewati membran semipermeabel karena
ketidakseimbangan material terlarut dalam media. Dalam larutan hipotonik air akan
masuk ke dalam sel mikroorganisme, sedangkan dalam larutan hipertonik air akan
keluar dari dalam sel mikroorganisme sehingga membran plasma mengkerut dan lepas
dari dinding sel (plasmolisis), serta menyebabkan sel secara metabolik tidak aktif.
Berdasarkan tekanan osmose yang diperlukan dapat dikelompokkan menjadi (1) mikroba
osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi, (2) mikroba halofil,
adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang tinggi, (3) mikroba
halodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak mati) tetapi tidak dapat
tumbuh pada kadar garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %.

2. Faktor kimia
A. Desinfektan
o Fenol Dan Senyawa-Senyawa Lain Yang Sejenis
o Formaldehida (CH2O)
o Alkohol
o Yodium
o Klor Dan Senyawa Klor
B. Zat Warna
C. Obat Pencuci (Detergen)
D. Sulfonamida
E. Antibiotik
F. Garam – Garam Logam

16
BAB 4 NUTRISI MIKROORGANISME
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon,
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Untuk keperluan hidupnya meliputi proses metabolisme dan penyediaan bahan sel
serta energi, mikroba atau bakteri memerlukan bahan makanan atau nutrien,
sedangkan proses mengasimilasi makanannya disebut nutrisi. Nutrien adalah
substansi anorganik dan organik yang ada dalam larutan melintasi membran
sitoplasma Agar mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna
makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipid yang
komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut
sehingga dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut
nutrisi.
Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut.

 Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber


energi. Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat
menggunakan energi pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain,
seperti hewan bergantung pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu
atom. Senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh energinya.
 Penyediaan nutrien untuk kegiatan pertumbuhan baketri meliputi macam dan
jumlah (Darkuni,2001).Lebih lanjut dijelaskan, ketiadaan nutrisi akan
berpengaruh terhadap kegiatan proses metabolisme yanga pada akhirnya akan
menyebabkan gangguan terhadap penyediaan bahan sel dan energi dan yang
diperlukan pada saat pertumbuhan sel.
Peran utama nutrien :
1. sebagai sumber energi,
2. bahan pembangun sel, dan
3. sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilakn energi).
Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi,
sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan
nitrogen.
Makhluk hidup menggunakan sumber-sumber nutrien dapat dalam bentuk padat,
tetapi ada juga yang hanya dapat menggunakan sumber nutrien dalam bentuk cair
(larutan). Bila jasad hidup menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padat
digolongkan tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan nutrien dalam bentuk
cairan tergolong tipe holofitik. Namun ada juga dari tipe holofitik yang dapat
menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padat, tetapi bahan tersebut dicerna
dahulu di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler.
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

17
1. Kebutuhan fisik
Aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotic. Faktor ini tidak secara
langsung berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
2. Kebutuhan kimia
Fakor kebutuhan kimia ini yang secara langsung menunjukkan kebutuhan nutrisi bagi
mikroorganisme. Kebutuhan kimia tersebut meliputi:
a. Air
Air berperan sebagai bahan pelarut pada reaksi-reaksi metabolisme yang diperlukan
dalam jumlah tertentu saja, tergantung jenis mikroorganisme. Air yang terkandung
dalam tubuh mikroorganisme kira-kira 90% dari berat tubuhnya.
b. Karbon

 Organisme autotrof mengunakan energi fotosintetik untuk mereduksi


karbondioksida pada penggunaan air, tidak membutuhkan nutrient organik untuk
pertumbuhannya.
 Khemolitotrof, organisme yang menggunakan substrat anorganik seperti hidrogen
atau thiosulfat sebagai reduktan dan karbondioksida sebagai sumber karbon.
 Heterotrof membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya, dan karbon
organik tersebut harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi dengan cara disuplai
pada tingkatan yang cocok untuk galur mikroba yang akan ditumbuhkan.

c. Nitrogen dan sulfur


Nitrogen disuplai dalam bentuk yang berbeda, dan mikroorganisme beragam
kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen. Hasil akhir dari seluruh jenis asimilasi
nitrogen adalah bentuk paling tereduksi yaitu ion ammonium (NH4+). Sejumlah
nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan, karena nitrogen tersebut terkandung
di dalam protein dan asam nukleat. Dalam hal memperoleh nitrogen setiap organisme
berbeda-beda, ada yang dengan cara menggunakan gas nitrogen dari udara dan ada
juga yang menggunakan sumber nitrogen anorganik, seperti garam-garam ammonium.
Belerang membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai
samping cisteinil dan merionil protein. Mikroorganisme dapat menggunakan sulfat
sebagai sumber belerang, mereduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida (H2S). Beberapa
mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S secara langsung dari medium pertumbuhan
tetapi senyawa ini dapat menjadi racun bagi banyak organisme.

d. Oksigen
Oksigen tidak dipakai dalam proses sintesis protoplasma, tetapi berfungsi sebagai
akseptor elektron atau hidrogen. Untuk sel pada mikroba, oksigen tersedia dalam
bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa
organik. Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke
dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon
aromatic yang berantai panjang.
Kelompok organisme berdasarkan kebutuhan oksigen:

18
1. Organisme aerob obligat yang mampu menghasilkan energi hanya melalui
respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen.
2. Organisme anaerob obligat hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas oksigen.
Untuk organisme ini O2 bersifat toksik.
3. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi
bersifat aerotoleran; tidak dapat memanfaatkan O2, tetapi memperoleh energi
semata-mata dari peragian. Jenis bakteri anaerob fakultatif lain
(Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh energi dengan
respirasi (dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2).

e. Mineral-mineral

 Bakteri memerlukan unsur-unsur mineral seperti C, H, O, N dalam jumlah besar


(makronutrien) dan juga Mg, K, Ca, Zn, Fe, Co dan Cu dalam jumlah sedikit
(mikronutrien) untuk pertumbuhan yang normal.

 Banyak organisme memerlukan mineral tertentu untuk pertumbuhan dan kegiatan


lainnya. Unsur-unsur yang pelengkap tidak dapat disintesis dari komponen
sederhana dan termasuk komponen dasar sel. Termasuk dalam zat pelengkap ini
misalnya kelompok zat asam-asam amino, senyawa-senyawa pirimidin dan purin
serta vitamin-vitamin. Asam-asam amino dan asam-asam nukleat oleh sel-sel
diperlukan dalam jumlah yang sesuai sebaliknya vitamin-vitamin merupakan
bagian dari ko-enzim-ko-enzim dan gugus protestik yang mempunyai fungsi
enzimatik katalitik dan digunakan dalam jumlah yang sangat sedikit. Organisme
yang memerlukan zat pelengkap dinamakan auksotrof dan sebaliknya yang tidak
memerlukan disebut fototrof.
Berikut adalah tabel nutrisi yang diperlukan oleh bakteri, sumbernya, serta fungsinya:
Tabel Nutrisi makronutrien yang dibutuhkan bakteri

Elemen % berat kering Sumber Fungsi

Karbon 50 senyawa organik atau Konstituen utama dari


CO2 bahan material sel

Oksigen 20 H2O, senyawa organik, Konstituen dalam bahan


CO2 dan O2 material sel dan cairan sel;
O2 adalah akseptot electron
dalam respirasi aerobik

Nitrogen 14 NH3, NO3, Senyawa Konstituen daam asam


organik, N2 amino, asam nukleat, dan
koenzim

Hidrogen 8 H2O, senyawa organik, Konstituen dari senyawa


H2 organik dan cairan sel. Juga
penting bagi pembentukan
energi sebagai proton

19
Fosforus 3 Fosfat organik (PO4) Konstituen asam nukleat,
nukleotida, fosfolipid

Tabel Nutrisi Mikronutrien yang dibutuhkan bakteri

Elemen % berat kering Sumber Fungsi

SO2, H2S, S,
Konstituen dari senyawa ionik
Sulfur 1 senyawa sulfur
dan beberapa koenzim
organic

Garam kalium Kation selular utama dan


Kalium 1 kofaktor untuk enzim-enzim
tertentu

Kation sel dan kofaktor untuk


Magnesium 0,5 Garam magnesium
beberapa reaksi enzim tertentu

Garam kalsium Kation sel, kofaktor untuk


Kalsium 0,5 enzim tertentu, dansalah satu
komponen endospora

Komponen sitokrom dan


Garam besi protein lain serta salah satu
Besi 0,2
kofaktor untuk beberapa
reaksi enzim

Kebutuhan akan nutrisi mencerminkan kemampuan sintesis mikroba dan kondisi


lingkungan hidupnya. jika nutrisi yang diperlukan selalu tersedia di lingkungan
tempat tinggalnya, kemampuan mikroba tersebut untuk sintesis senyawa tersebut akan
hilang.
Klasifikaisi mikroba berdasarkan cara-cara pengambilan nutrien, yaitu :
1. Jasad osmotrof mengambil nutrien dalam bentuk larutan, misal bakteri dan fungi.
2. Jasad fagotrof mengambil nutrien secara fagotosis lalu dicerna di dalam vakuola
makanan, misalnya protozoa. Jasad osmotrof mengeluarkan eksoenzim untuk memecah
molekul besar, misalnya amylase untuk memecah pati menjadi gula. Selanjutnya asam
amino, gula, asam lemak dan gliserol diserap ke dalam sel untuk digunakan.

BAB 5 PENGENDALIAN MIKROORGANISME


Metode Pengendalian Mikroorganisme adalah teknik mematikan mikroorganisme dan
ditujukan terhadap menghilangkan semua mikroorganisme yang ada pada bahan atau alat.
Mikroorganisme dapat dikendalikan, yaitu dibasmi, dihambat atau ditiadakan dari suatu
lingkungan, dengaan menggunakan berbagai proses atau sarana fisik. Diantaranya pemanasan
dengan suhu tinggi daan penggunaan bahan kimia.

20
Tujuan pengendalian mikroorganisme

 Membasmi atau menekan pertumbuhan mikroorganisme pada inang yang terinfeksi.

 Mencegah penyebaran penyakit (infeksi) melalui alat-alat yang digunakan dalam


industri.

 Mencegah perusakan bahan oleh mikroorganisme di laboratorium.


Sterilisasi
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencemaran organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
asepsis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oeh mikroorganisme.
Sterilisasi : proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik
bentuk vegetatif maupun bentuk spora.
Desinfeksi : proses mematikan semua mikroorganisme patogen yang dapat
menyebabkan infeksi.
Asepsis : pencegahan infeksi dengan cara menghambat perkembang biakan kuman.
Cara-cara bakterisidal : cara-cara yang dapat membunuh kuman.
Zat-zat bakteriostatik : hanya dapat menghambat perkembang biakan kuman,
sedangkan kumannya tetap hidup.

Secara umum ada dua cara pengendalian mikroorganisme, yaitu :

1. Pengendalian Mikroorganisme secara Kimia


Beberapa hal dalam memilih dan menggunakan senyawa kimia :
- Aktivitas antimikroba, yaitu memiliki kemampuan untuk mematikan mikroorganisme,
dalam konsentrasi rendah pada spektrum yang luas, artinya dapat membunuh berbagai
macam mikroba.
- Kelarutan, artinya senyawa ini bisa larut dalam air atau pelarut lain, sampai pada taraf
yang diperlukan secara efektif.
- Stabilitas, arinya memeiliki stabilitas yang tinggi bila dibiarkan dalam waktu yang
relatif lama dan tidak boleh kehilangan sifat antimikrobanya.
- Tidak bersifat toksik bagi manusia maupun hewan lain, artinya senyawa ini bersifat
letal bagi mikroorganisme dan tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan lain.
- Homogenitas, komposisinya harus sama, sehingga bahan aktifnya terdapat pada setiap
aplikasi.
- Ketersediaan dan biaya, senyawa itu harus tersedia dalam jumlah besardengan harga
yang pantas.
- Sifat bahan harus serasi, yaitu zat kimia yang digukana untuk disinfeksi alat-alat yang
terkontaminasi tidak baik digunakan untuk kulit karena dapat merusak sel kulit.
- Tipe mikroorganisme, artinya tidak semua mikroorganisme rentan terhadap
mikrobiostatik atau mikrobiosidal, oleh karena itu harus dipilih tipe mikroorganisme
yang akan dibasmi.

21
- Keadaan lingkungan, artinya bahan yang digunakan harus aman bagi lingkunga
sekitar dan tidak memiliki efek samping.
Perubahan pada komponen makromolekul.
 Merusak membran sel
 Membuat inaktif protein
 Kerusakan asam nukleat

 Bahan yang merusak membran sel


1. Disinfektan aktif-permukaan
Mengubah hubungan timbal-balik energi pada ruang-antara (interfaces) serta
mengurangi permukaan atau ruang antara. Bahan-bahannya terdapat bahan kationik
dan bahan anionik.
2. Senyawa fenolik
Konsentrasi rendah menyebabkan kebocoran kandungan sel dan secara
irreversibel meng-inaktifkan okidase dan hidrogenase-terikat membran.
3. Senyawa difenil

- Senyawa difenil terhalogenasi memperlihatkan komponen antibakteri yang unik.


- Heksaklorofen sangat efektif menyerang bakteri gram-poitif, khususnya
streptococcus dan staphylococcus. Heksaklorofen, merupakan bakterisida jika
digunakan pada konsentrasi yang cukup tinggi
4. Alkohol
- Alkohol memecah struktur lipid melalui penembusan ke dalam daerah
hidrokarbon.
- Alkohol dan pelarut organik lain dapat mendenaturasi protein seluler.
- Ada tiga jenis alkohol yang digunakan yaitu metanol {CH3OH}, etanol
{CH3CH2OH}dan isopropanol {(CH3)2CHOH}. Menurut ketentuan, semakin
tinggi berat molekulnya, semakin meningkat pula daya bakterisidanya.
 Bahan yang mengubah grup fungsional pada protein dan asam nukleat
 Logam berat
Dapat mempresipitasikan enzim-enzim atau protein esensial lain dalam sel
Daya antimikrobanya biasa disebut sebagai daya oligodinamik. Logam beratnya
antara lain :
Hg : Senyawa Hg organik efektif untuk mengobati luka-luka kecil (ringan dan
sebagai preservatif) di dalam serum dan vaksin.
Ag : Pada konsentrasi 1%, AgNO3 biasa digunakan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya infeksi gonokokus pada mata bayi yang baru lahir.
As : Arsen pernah terkenal sebagai obat pertama untuk sifilis an kini masih
dipergunakan dalam pengobatan infeksi oleh protozoa.
Zn : Dalam bentuk pasta, dipakai untuk mengobati infeksi karena kuman atau
jamur.

22
 Bahan pengoksidasi
- Bahan antimikroba : halogen dan hidrogen peroksida.
- Meng-infaktifkan enzim dengan mengubah grup –SH fungsional, menjadi bentuk
S-S teroksidasi.
 Zat pewarna
Pewarna batubara : trifenil metan dan akridin.
Mewarnai bakteri dan menghambat pada pengenceran yang sangat tinggi.
 Bahan pengalkilasi (formaldehid, etilenoksida, dan glutaraldehida)
- Bersifat irreversible
-Menyebabkan modifikasi enzim dan hambatan aktivitas enzim.

 Bahan yang mendenaturasi protein


 Asam dan alkali
Menggunakan ion OH- dan H+ bebas, melalui penggabungan molekul, atau
merubah pH lingkungan organisme.
 Aldehida
Larutan formaldehid 20% dalam 65-70% alkohol untuk sterilisasi alat-alat,
dengan perendaman selama 18 jam.

2. Pengendalian Mikroorganisme secara Fisik


1). Panas
a. Panas lembab
Penggunaan panas lembab untuk merusak bakteri dapat di lakukan dengan
beberapa cara yaitu pendidihan, uap bebas, dan uap dengan tekanan. Dari ketiga cara
tersebut, uap tekanan paling efisien karena membuat temperature mampu
mendidihkan titik air. Temperature tersebut di butuhkan untuk menghancurkan spora
bakteri yang sangat tahan panas.
b. Panas kering
Sterilisasi dengan panas kering membutuhkan temperature yang lebih tinggi
dan periode pemanasan yang lebih panjang dari pada sterilisasi dengan uap. Di
gunakan terutama untuk sterilisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan seperti minyak,
jeli, dan serbuk yang tak tahan terhadap uap. Peran mematikan di hasilkan dari panas
yang berada pada bahan-bahan tempat organisme menempel, jadi bukan dari udara
panas yang memgelilinginya.Tipe panas kering yang sering di gunakan secara luas
adalah oven udara-panas dan “insinerasi” (pembakaran) bahan sekali pakai
(“disposable objects”) atau pembakaran bahan yang mengandung mikroorganisme..
2) Pembekuan

23
Pembekuan dan pencairan secara berulang lebih merusak bakteri daripada
memperpanjang penyimpanannya pada suhu pembekuan. Pembekuan bakteri tersebut
akan membentuk kristal es di luar sel yang menyebabkan arus balik air dari bagian
dalam sel mengakibatkan suatu peningkatan elektrolit intraseluler dan denaturasi
protein. Membrane sel di rusak, dan terjadi suatu kebocoran senyawa organik
intraseluler.
3). Pendinginan
Temperature di baeah temperature optimum pertumbuhan dapat menekan laju
metabolism, dan bila temperature telalu rendah, maka metabolisme serta pertumbuhan
akan terhenti. Temperature rendah sangat bermanfaat untuk mengawetkan biakan
karena mikroorganisme mempunyai kemaampuan yang unik untuk dapat bertahan
hidup pada keadaan yang sangat dingin. Mikroorganisme yang di pelihara pada
temperature beku atau di bawah temperature beku dianggap dorman karena tidak
memperlihatkan adanya aktivitas metabolic yang dapat di deteksi.
4). Radiasi
Sinar matahari memiliki aktivitas bakterisida dan memainkan peranan penting
dalam sterilisasi yang bersifat spontan yang terjadi pada keadaan alami. Peran
desinfektan tersebut terutama karena kandungan sinar ultravioletnya, yang sebagian
besar di saring oleh laca dan adanya ozon pada atmosfer bumidan polutan atmosfer
(asap).
a. Radiasi ultraviolet
Efektivitas cahaya ultraviolet sebagai suatu bahan mutagenic dan mematikan
berhubungan erat dengan panjang gelombangnya. Panjang gelombang bersifat
bakterisida yang paling efektif ialah pada rentang 240-280 nm, dengan
panjang optimum sekitar 260 nm, yang di laporkan mengalami absorbs
maksimum oleh DNA. Cahaya UV juga bersifat mutagenic. Efek mutagenik
bergantung pada induksi oleh dimer siklobutan dari respon SOS, yang secara
serasi mengatur grup operon terrepresi secar negative. Efek lain dari radiasi
UV, misalnya fotohidrasi sitosin dan pautan silang rantai DNA komplemen,
tetapi UV dalam dosis yang sangat tinggi perlu diatur sebagai mekanisme
terbesar untuk merusak sel.
b. Radiasi pengionisasi
Radiasi pengionisasi di kelompokkan menjadi dua golongan sesuai dengan
komponen fisiknya : (1) yang memiliki massa dan bermuatan atau tidak
bermuatan, dan (2) hanya energy saja. Radiasi pengionisasi yang memiliki
nilai terbesar untuk keperluan sterilisasi ialah sinar-x, sinar-y elektromagnetik,
dan partikel sinar katoda (electron terakselerasi buatan).
5). Vibrasi sonic dan ultrasonic
Vibrasi suara pada frekuensi tinggi, dalam rentang ultrasonic dan dapat di
dengar (20-1000 kc), merupakan teknik yang sering di gunakan untuk merusak sel
mikroba. Vibrasi ultrasonic juga dapat menyebabkan depolimerisasi makromolekul
dan pengelompokan kembali intramolekul. Pelepasan rantai-ganda oleh vibrasi
sonikdi hasil membrane dan filter udara. Filter membrane berperan penting sebagai
penyaring bersifat dua dimensi, menahan semua partikel yang ukuran pori. Sifat
penting filter membrane adalah semua partikel yang lebih besar dari ukuran pori

24
secara positive di tahan pada permukaan filter. Sedangkan filter udara di gunakan di
dalam ruang transfer mikrobiologi untuk mencegah timbulnya kontaminasi pada
tempat pengisolasian bakteri khususnya pathogen untuk mencegah penyebaran infeksi
dan didalam ruang-ruang yang digunakan untuk merakit peralatan elektronik
miniature karena kontaminasi oleh partikel-partikel bahkan sekecil bakteri dapat
merusak daya guna kompenen peralatan tersebut.
7). Pengeringan
Pengeringan sel mikroorganisme dan lingkungannya sangat mengurangi atau
menghentikan aktivitas metabolic yang di ikuti dengan kematian sejumlah sel. Secara
umum, jangka waktu hidup mikroorganisme setelah pengeringan bervariasi
tergantung faktor-fator berikut
a. Macam mikroorganisme
b. Bahan yang di pakai untuk mengeringkan mikroorganisme
c. Kesempurnaan proses pengeringan
d. Kondisi fisik (cahaya, temperature,kelembaban) yang di kenakan pada
mikroorganisme yang di keringkan.
8). Tekanan osmotic
Tekanan osmotic adalah tekanan difusi melintasi membrane semipermeable
(yang memisahkan) dua macam larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang berbeda.
Proses ini cenderung untuk menyamakan konsentrasi zat terlarut pada kedua sisi
membrane tersebut.

BAB 6 PENCEMARAN OLEH MIKROBA


A. Pengertian Pencemaran
Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkkungan menjadi berkurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

1. Pencemaran air
Pertumbuhan mikroba dalam air dalam jumlah berlebih membuat kualitas air
menjadi menurun, misalnya saja air yang menghijau disebabkan karena banyaknya
alga yang tumbuh di air tersebut , sehingga membuat air tersebut kondisinya
tercemar dan tidak baik kesehatan manusia. Berikut ini beberapa genus
mikroorganisme patogen yang dapat di bawakan oleh air:
a) Salmonella typhosa menyebabkan penyakit tipus perut.
b) Shigella dysenteriae, S.sonnei, S. paradysenteriaemenyebabkan penyakit
disentri
c) Entamoeba histolytica menyebabkan penyakit disentri
d) Vibrio comma menyebabkan penyakit kolera
e) Clostridium tetani menyebabkan penyakit tetanus(rahang-kejang)
2. Pencemaran udara

25
Pencemaran udara yang berasal dari luar misalnya serbuk sari, jamur dan
spora, yang bisa juga berada di dalam ruangan. Selain itu, pencemaran dalam
ruangan yang berasal dari mikroorganisme dalam ruangan seperti serangga, jamur
pada ruangan yang lembab, bakteri. Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan
dikenal dengan istilah bioaerosol.
Bioaerosol adalah mikroorganisme atau partikel, gas, substansi dalam gas
atau organisme hidup yang hidup atau terdapat dalam udara. Bioaerosol dapat
menyebabkan infeksi (patogen) dan alergi atau reaksi keracunan. Contoh bioaerosol
di udara bakteri (Legionella, Actinomycetes), jamur (Histoplasma,
Alternaria,Pencillium, Aspergillus, Stachybotrys, aflatoxins), protozoa
(Naegleria,Acanthamoeba), virus (Influenza (flu)). Pada jumlah terbatas, keberadaan
bioaerosol tidak akan menimbulkan efek apapun, akan tetapi dalam jumlah tertentu
dan terhirup akan menimbulkan infeksi pernapasan misalnya asma, alergi.
Secara alamiah mikroorganisme tidak ada di udara, karena udara bukan
habitat mikroorganisme. Mikroorganisme berada di udara karena terbawa angin
bersama partikel debu atau untuk sementara mengapung di udara.

Agen dan penyakit bawaan udara

Jenis Mikroba Agen Penyakit


Batang gram negatif 1. Pseudomonas Infeksi telinga yang
2. Salmonella, Shigella dan berat,infeksi mata
Vibrio Enteritis enterokolitis dan
3. Klebsiella diare
4. Proteus Pneumonia
5. Brucella Infeksi saluran kemih
6. Bordetella Bruselosis
7. Bacteroides fragilis dan Batuk rejan
Escherichia coli Abses hati
8. Haemophilus Epiglottitis, Sinusitis,
9. Legionella Laringotrakheitis, Otitis,
Meningitis
Legionnaire's disease
Batang gram positif 1. Bacillus fragilis Kholesistitis
2. Clostridium Diare
3. Corynebacterium Diphtheriae
diphtheriae Tuberculosa
4. Mycobacterium
tuberculosis
Jamur 1. Candida Endokarditis, infeksi pada
2. Histoplasma capsulatum mata, infeksi kulit,
3. Sporothrix schenckii sariawan, Pneumonia
Infeksi granulomatosa
Menahun

3.Pencemaran tanah
Jumlah mikroba dalam tanah yang melebihi batas normal dapat menyebabkan
tanah tercemar , air tanah yang berada di dalamnya juga ikut terkontaminasi. Adanya
bakteri dalam tanah mampu menyelesaikan masalah tanah dan mampu menyuburkan

26
tanah. Namun apabila bakteri dalam tanah tersebut merupakan bakteri yang berasal
dari tinja, mampu mencemari air tanah.

B. Mikrobiologi Indikator

1. Mikrobiologi air
Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air.
Sehingga, berbagai cara dan usaha telah banyak dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan air, antara lain :
 Mencari sumber – sumber air baru (air tanah, air danau, air sungai, dsb)
 Mengolah dan mentawarkan air laut
 Mengolah dan memurnikan kembali air kotor yang berada di sungai, danau, dan
sumber lain yang umumnya telah tercemar baik secara fisik, kimia, maupun
mikrobiologis.
a. Lingkungan akuatik
Berbagai macam mikroorganisme ditemukan dalam lingkungan akuatik,
penyebarluasannya ditentukan oleh faktor kimia dan fisik yang terdapat dalam lingkungan
tersebut, yaitu :
 Temperatur
Temperatur air permukaan berkisar antara 0 oC di daerah kutub sampai 40 oC di
daerah equator. Di bawah permukaan lebih dari 90% lingkungan laut memiliki
temperatur dibawah 5 oC, suatu kondisi yang disukai untuk pertumbuhan
mikroorganisme psikrofilik.
 Tekanan Hidrostatik
Tekanan dasar pada suatu kolom vertikal air. Pada daerah yang sangat dalam,
seperti dekat dasar lautan, tekanan hidrostatik sangat besar dan dapat menyebabkan
perubahan dan mempengaruhi sistem biologik, seperti perubahan kecepatan reaksi
kimia, kelarutan nutrien, dan titik didih air.
 Cahaya
Organisme fotosintetik utama dalam sebaagian besar habitat aquatik adalah alga
dan Cyanobacteria. Pertumbuhannya dibatasi oleh lapisan permukaan air yang
cahayanya dapat menembus. Bagian dalam air tempat terjadinya fotosintesis disebut
zona fotik.
 Salinitas
Mikroorganisme dari danau dan sungai dapat dihambat pertumbuhannya dengan
konsentrasi NaCl lebih dari 1%.
 Turbiditas
Turbiditas atau kekeruhan menandakan perbedaan dalam kejernihan air. Bahan
yang mampu mengeruhkan air adalah partikel bahan mineral, Detritus, dan suspensi
mikroorganisme.
 Konsentrasi Ion Hidrogen (pH)
Air laut memiliki pH 7,5-8,5, dan sebagian besar mikroorganisme laut tumbuh
baik pada media kultur dengan pH 7,2-7,6.
 Nutrien
Nitrat dan fosfat merupakan unsur anorganik yang mendukung pertumbuhan alga.
Kelebihan nitrat/fosfat menyebabkan kelebihan pertumbuhan alga pada badan air dan
memperbesar penggunaan oksigen dalam air.

27
Mikroorganisme dalam air jernih
a. Kelompok bakteri besi (contoh, Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu
mengoksidasi senyawa besi (II) menjadi besi (III). Akibat : air mengalami perubahan
warna jika disimpan lama yaitu berwarna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dll.
b. Kelompok bakteri belerang (contoh, Chromatium dan Thiobacillus) yang mampu
mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibat : air disimpan lama akan tercium bau
busuk.
c. Kelompok mikroalga (misalnya kelompok mikroalga hijau-biru, biru, dan kersik),
sehingga jika air disimpan lama di dalamnya akan nampak kelompok mikroorganisme
yang berwarna hijau, biru atau kekuning-kuningan. Akibat : terjadi peningkatan
kekeruhan dan hambatan aliran dan terjadi proses korosi (perkaratan) terhadap benda-
benda logam yang berada di dalam maupun luar pipa saluran air.
1. Kualitas Air
a. Parameter alami
Di bidang mikrobologi air, kehadiran mikroorganisme tertentu khususnya bakteri
dan mikroalga, dapat digunakan sebagai mikroorganisme parameter alami terhadap
kehadiran pencemar organik. Misalnya bakteri Sphaerotilus, kehadiranya dapat
menjadi petunjuk terhadap kandungan senyawa organik tinggi di dalam badan air.
Juga mikroalga Anabaena dan Mycrocystis dapat menjadi petunjuk kehadiran
senyawa fosfat tinggi di dalam badan air. Sedangkan mikroalga-kersik (Diatome)
lebih cenderung menjadi petunjuk terhadap kehadiran senyawa kimia yang bersifat
toksik dalam air.
b. Kualitas biologi
Menurut ketentuan WHO dan APHA, kualitas air ditentukan oleh kehadiran dan
jumlah bakteri Coli di dalamnya, yaitu untuk air minum dan keperluan lain.
Penentuan kualitas air secara umum, misalnya untuk air sungai, air danau ataupun air
kolam, dapat pula diukur berdasarkan Nilai Indeks Pencemar-biologi (IPB).
Nilai IPB Nilai/Keadaan Air
0–8 Bersih, jernih
9 – 20 Tercemar – ringan
21 – 60 Tercemar – sedang
61 – 100 Tercemar - berat
Kehadiran mikroorganisme seperti bakteri, mikroalga, cacing, serta plankton tidak
diharapkan dalam air. Hal ini disebabkan mikroorganisme dapat menyebabkan
penyakit.
c. Kualitas fisik
Kualitas fisik yang umum dianalisa dalam penentuan kualitas air meliputi
kekeruhan, suhu, air, warna, bau, dan rasa.

Parameter Satuan Minimum yang dianjurkan Maksimum yang


dianjurkan
Kekeruhan Mg/L SiO2 5 25
Rasa - Tidak bersisa Tidak bersisa
Warna Unit Pt-Co 5 50
o
Temperatur C Suhu air normal Suhu air normal
Residu terlarut Mg/L 500 1500

28
d. Kualitas kimiawi
Pembatasan pH dilakukan karena pH akan mempengaruhi rasa , korosivitas air
dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
C. Mikrobiologi Lingkungan, Pangan, Kesehatan dan Pertanian

a. Mikrobiologi Lingkungan
Peranan mikroorganisme sebagai berikut:
-Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu
proses produksi sehingga menghasilkan polutan sedikit mungkin
-Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme
pembersih(biocliner)
-Produksi Biomigas
-Penggunaan bakteri untuk mengatasi limbah minyak bumi
-Penggunaan bakteri untuk mengatasi limbah logam berat
-Penggunaan bakteri untuk limbah protein
-Penggunaan bakteri untuk PCP
-Menggunakan bakteri untuk produksi hidrogen
-Mikroorganisme yang telah direkayasa untuk memproses limbah dan menghasilkan
energi
b. Mikrobiologi dalam lingkungan pertanian
Mikroba diperlukan untuk penyerapan unsur hara bagi tanaman(biofertilizer)
dan juga mampu merusak tanaman pertanian.
C. Mikrobiologi dalam dunia kesehatan
Mikroba dalam dunia kesehatan memberi dampak buruk bagi kesehatan
namun ada juga beberapa bakteri yang sifatnya membunuh atau sebagai patogen bagi
bakteri lain contoh penicillium sp
d. Mikrobiologi dalam dunia pangan
Mikrobiologi dalam dunia pangan memberi dampak keuntungan contoh Aspergillus
wentii dalam pembuatan kecap, namun banyak juga bakteri yang dapat merusak
makanan contoh Clostridium welchii menghasilkan racun botulinum pada makanan.

BAB 7 STRUKTUR SEL

 Sel Prokariot dan Sel Eukariot

Atas dasar ada tidaknya bungkus inti, sel digolongkan atas sel prokariot dan sel eukariot.

A. Sel prokariot

Kata prokariot berasal dari bahasa Yunani pro yang artinya “sebelum”, dan karyon yang
artinya “kernel”, yang disini disebut inti. Sehingga sel prokariotik berarti tidak memiliki
inti. Sel prokariot tidak mempunyai bungkus inti, sehingga materi inti kontak langsung

29
dengan sitoplasma. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah, tetapi
tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dengan bagian sel lainnya. Golongan
prokariot meliputi bakteri, ganggang biru-hijau, dan mikoplasma. Sebagian besar
prokariot berukuran antara 1- 10µm, tetapi beberapa ganggang biru-hijau berdiameter
sampai 60µm.

B. Sel eukariot

Kata eukariot berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti “sebenarnya”, dan karyon yang
artinya “kernel”, yang disini disebut inti. Sel eukariot terdapat bentukan inti karena sudah
memiliki bungkus inti atau membran inti. Dengan adanya bungkus inti, DNA jadi
terlindung dari macam-macam reaksi kimia yang terjadi di dalam sitoplasma, dan dari
gerakan sitoskelet.

0000
Sel eukariot : Susunan Sel Hewan
Beberapa bagian sel yang hanya dimiliki oleh hewan adalah sebagai berikut:

 Sentriol
Sentriol adalah organel sel yang berbentuk silindris, diameternya ±2µm dan panjang
±4µm. Fungsi sentriol yaitu membantu mengorganisasi penyusunan rakitan
mikrotubula. Selain itu pada sel yang bersilia atau berflagela, sentriol berperan ganda,
yaitu membantu mengorganisasi penyusunan rakitan mikrotubula dan berperan dalam
pmbentukan silia dan flagela.

Sel eukariot : Susunan Sel Tumbuhan


Beberapa bagian sel yang hanya dimiliki oleh tumbuhan adalah sebagai berikut:

 Dinding Sel
30
Dinding sel dimiliki hampir semua sel tumbuhan vaskular, dinding sel ini berfungsi
sebagai pelindung. Umumnya dinding sel tersusun dari polisakarida. Selain itu juga
dapat ditemukan protein, lemak, dan mineral. Fungsi dari dinding sel yaitu membantu
mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan mekanis.

 Plastida

Plastida terdapat di dalam sitoplasma sel tumbuhan. Plastida tak berwarna disebut
leukoplas. Leukoplas terdapat dalam sel jaringan tumbuhan yang umumnya tidak
terkena sinar matahari. Sedangkan yang berpigmen adalah kromoplas. Kromoplas
berhubungan dengan warna pada bunga, buah, dan akar. Istilah kromoplas hanya
untuk plastida berwarna yang tidak mengandung klorofil. Khusus yang berwarna
hijau karena mengandung klorofil disebut kloroplas.

 Vakuola

Vakuola adalah rongga di dalam sitoplasma yang berisi cairan, cairan ini disebut
cairan sel.
Vakuola memiliki bermacam-macam fungsi. Vakuola makanan, yaitu vakuola yang
terbentuk saat fagositosis. Vakuola merupakan tempat menyimpan senyawa organik,
tempat penimbunan ion anorganik yang utama dari sel tumbuhan, tempat pembuangan
produk samping metabolisme, membantu memikat serangga dengan pigmen yang
terdapat di dalamnya, membantu melindungi dari pemangsa dengan mengandung
racun dan bau tidak sedap, dan memiliki peran utama dalam pertumbuhan sel
tumbuhan.

Organel Sel
 Nukleus
Nukleus rata-rata berdiameter 5µm. Nukleus sel tersusun dari selubung nukleus,
nukleoplasma, bahan genetik, dan nukleolus. Selubung nukleus melingkupi nukleus
yang memisahkan isinya dengan sitoplasma. Selubung nukleus merupakan membran
ganda yang masing-masing merupakan bilayer lipid dengan protein terkait,
dipisahkan oleh ruangan 20-40 nm. Selubung ini dilubangi oleh beberapa pori yang
berdiameter sekitar 100µm. Pori selubung nukleus merupakan jalan keluar masuknya
molekul besar semacam RNA dan protein. Nukleoplsma berisi air, enzim-enzim untuk
transkripsi dan relikasi, protein struktural (aktin, tubulin), dan bahan genetik atau
kromosom. Nukleolus tersusun dari gen-gen untuk ARN ribosom dan protein
ribosom. Nukleolus merupakan tempat sintesis ribosom. Nukleus ini mengontrol
sintesis protein dalam sitoplasma dengan cara mengirim mesenjer yang berbentuk
RNA. Nukleus juga mengandung perpustakaan genetik sel eukariotik.

 Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Ribosom terdiri dari dua sub unit,
yaitu sub unit besar dan sub unit kecil, dan kemudian membentuk satu unit
fungsional. Ribosom membangun protein dalam dua lokasi sitoplasmik. Ribosom
bebas tersuspensi dalam sitosol, sementara ribosom terikat dilekatkan pada bagian
31
luar jalinan membran yang disebut retikulum endoplasmik. Sebagian besar protein
yang dihasilkan oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedangkan
ribosom terikat umumnya membuat protein yang dimaksudkan untuk dimasukkan ke
dalam membran, untuk pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom, atau
untuk dikirim keluar sel.

 Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan labirin membran yang banyak sehingga meliputi
lebih dari setengah total membran dalam sel eukariotik. RE ini terdiri dari jaringan
tubula dan gelembung membran yang disebut sisterne. Membran RE memisahkan
ruangan internal, yaitu ruang sisternal dan sitosol. Terdapat dua macam RE yang
struktur dan fungsinya berbeda yaitu RE halus dan RE kasar. RE halus berfungsi
dalam bermacam-macam proses metabolisme, termasuk sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat, menawarkan obat dan racun, dan memompa ion kalsium sehingga
memicu kontraksi sel otot. Sedangkan RE kasar memiliki ribosom pada permukaan
sitoplasmiknya. RE kasar berfungsi terutama untuk sintesis protein membran, enzim,
atau, protein yang diekspor ke luar sel.

 Aparatus Golgi
Aparatus golgi tersusun dari macam bentukan membran, yaitu 1) kantung-kantung
pipih yang disebut siternae atau sakulus, 2) vesikel-vesikel kecil berdiameter sekitar
5milimikron yang disebut vesikel transisi, dan 3) vesikel besar yang dinamakan
vesikel transpor. Fungsi aparatus golgi adalah tempat berlangsungnya glikolisasi,
penambahan sulfat, sintesis proteoglikan, pembentukan dinding sel baru pada
tumbuhan, pembentukan lisosom primer, dan akrosom.

 Lisosom
Lisosom adalah organel bermembran dengan bentuk polimorfik yang mengandung
bermacam-macam enzim hidrolitik, antara lain protease, nuklease, lipase, fosfatase.
Ada dua macam lisosom, yaitu lisosom primer dan lisosom sekunder. Dinamakan
lisosom primer karena baru terbentuk dari aparatus golgi dan belum berfusi dengan
materi yang akan dicerna. Sedangkan lisosom sekunder ada 3 macam.

 Heterolisosom merupakan fusi antara lisosom primer dengan endosom, jadi bahan
yang dicerna berasal dari luar sel.
 Autolisosom/sitolisosom merupakan fusi antara lisosom primer dengan autosom atau
yang dicernakan adalah materi dalam sel itu sendiri.
 Tubuh residu adalah lisosom sekunder yang bersisi sisa materi yang tidak tercerna.

Secara umum fungsi lisosom adalah sebagai organel percenaan di dalam sel. Secara
lebih khusus, fungsi lisosom pada sel hewan terlibat dalam sistem pertahanan tubuh,
proses perkembangan dan pemulihan organ, fertilisasi, dan sekresi hormon. Pada sel
tumbuhan antara lain berfungsi dalam proses perkecambahan biji.
 Peroksisom
Peroksisom adalah organel bermembran pada sel hewan berbentuk bulat telur,
diameter 0,5-0,7 µm, hanya dibungkus satu membran, dan mengandung enzim
oksidase dan katalase yang berperan dalam pembentukan dan pembongkaran hidrogen

32
peroksida. Perokisom pada sel daun berperan dalam fotorespirasi bersama kloroplas.
Sedangkan pada biji yang sedang berkecambah berperan dalam pengubahan asam
lemak yang tersimpan dalam biji menjadi gula yang diperlukan untuk perkecambahan.
Pengubahan asam lemak menjadi gula melibatkan siklus glioksilat sehingga
peroksisom sel tanaman juga dinamakan glioksisom.

 Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang berbentuk benang atau granula, jumlahnya
berkorelasi dengan tingkat aktivitas metabolisme selnya, memiliki panjang sekitar 1-
10 µm, dan mempunyai dua lapis membran, yaitu membran luar dan membran dalam.
Letak mitokondria tersebar acak di sitoplasma atau menempati lokasi tertentu di
dalam sel. Mitokondria merupakan tempat respirasi seluler, proses katabolik yang
menghasilkan ATP dengan mengekstraksi energi dari gula, lemak, dan bahan bakar
lain dengan bantuan oksigen.

 Sitoskelet
Sitoskelet atau “kerangka sitoplasma” tersusun dari mikrotubula, mikrofilamen, dan
filamen intermedia. Sitoskelet berfungsi menyokong bentuk sel dan ikut menentukan
terjadinya gerak sel.

 Mikrotubula
Mikrotubula tersusun dari protein tubulin, rangkaian molekul tubulin disebut
protofilamen. Berdasarkan stabilitasnya, mikrotubula dibedakan menjadi mikrotubula
stabil (tidak mudah terurai), seperti penyusun silia dan flagela, dan mikrotubula labil
(gampang terbentuk dan terurai), seperti gelendong pembelahan.

 Mikrofilamen
Mikrofilame tersusun terutama dari dua polimer protein aktin yang tersusun spiral.
Mikrofilamen berperan dalam aliran sitoplasma pada sel tanaman (siklosis), gerak
amuboid pada protozoa, dan sitokinesis sel hewan.

 Filamen intermedia
Flamen intermedia berbentuk pembuluh, terdiri dari 4-5 protofilamen yang tersusun
melingkar. Berdasarkan asam aminonya, dibedakan menjadi tipe keratin, tipe vitamin,
tipe neurofilamen, dan tipe lamina nuklear. Fungsi umum filamen intermedia adalah
penyokong bentuk sel.

BAB 8 GENETIKA

A. Kromosom
Kromosom adalah benda seperti benang lurus atau bengkok terdapat dalam
nukleus, yang akan tampak bila diberi warna pada berbagai stadium dari pembelahan
sel. Kromosom tersusun atas molekul DNA yang membawa keterangan genetik, oleh
karena itu kromosom mempunyai arti penting dalam genetika.
Pada makhluk tingkat tinggi , sel somatis ( sel tubuh) mengandung satu sel
kromosom yang diterimanya dari kedua induk orang tua. Sepasang kromosom yang

33
serupa itu dinamakan kromosom homolog. Karena itu sel somatis dikatakan bersifat
diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom
yang terdapat di dalam sel somatis, karena itu gamet dikatakan bersifat diploid (n).
Satu sel kromosom haploid dari suatu spesies dinamakan genom.

Bagian – bagian terpenting dari sebu ah


kromosom ialah :

a. Kromonema, ialah benang spiral dalam kromosom.


b. Kromoner , ialah penebalan –penebalan pada kromonema
c. Sentromer , ialah lekukan primer pada kromosom , berfungsi sebagai tempat
berpegangnya benang plasma. Kromosom tanpa asentris disebut kromosom asentris.
d. Pengatur nukeolus, ialah lekukan sekunder pada kromosom. Di daerah ini biasanya
tampak nukleolus terbentuk.
e. Satelit , ialah tambahan pada sebuah kromosom. Tidak semua kromosom memiliki
satelit.

Berdasarkan letak sentomernya, kromosom dibedakan sebagai berikut.

Kromosom metasentris, ialah kromosom dengan letak sentromer di tengah.

34
- Kromosom submetasentris, ialah kromosom yang memiliki sentromer tidak di tengah
sehingga kromosom terbagi atas dua lengan yang tidak sama panjang.
- Kromosom akrosentris, ialah kromosom dengan sentromer mendekati ujung
kromosom.
- Kromosom telosentris, ialah kromosom dengan sentromer di ujung kromosom.

B. Konsep gen.
1. Pengertian Gen dan Alel
Gen terdapat dalam setiap lokus yang khas pada kromosom. Gen adalah substansi genetik
terkecil yang terdiri atas sepenggal DNA yang menentukan sifat individu melalui
pembentukan polipeptida.
Di dalam sel tubuh, kromosom biasanya berpasangan. Sepasang kromosom merupakan
homolog sesamanya, artinya keduanya mempunyai bentuk yang sama dan lokus gen-gen
yang bersesuaian. Gen-gen yang terdapat pada lokus yang bersesuaian ini disebut alel.
2. Fungsi Gen dan Alel
Gen merupakan suatu kesatuan kimia. Sebagai materi hereditas, gen memiliki beberapa
fungsi, antara lain:
a) Sebagai zarah tersendiri yang ada pada kromosom. Zarah adalah zat terkecil dan tidak
dapat dibagi-bagi lagi.
b) Menyampaikan informasi genetik dari induk kepada keturunannya.
c) Mengatur proses metabolisme dan perkembangan.
Alel dapat memiliki tugas yang sama atau berlawanan untuk suatu pekerjaan tertentu. Alel
yang mempunyai tugas yang sama disebut alel homozigot. Sedangkan, alel yang tugasnya
berbeda disebut alel heterozigot.

C. Replikasi dan Duplikasi


a. Duplikasi
Duplikasi adalah peristiwa di mana sebuah kromosom putus di dua tempat dan
penggabungan ujung-ujung yang luka itu terjadi setelah kromosom mengalami replikasi,
potongan kromosom itu dapat membentuk segmen yang memiliki gen gen terulang. Duplikasi
terjadi bila dua kromosom homolog letaknya berdekatan, karena radiasi, masing masing
kromosom putus di dua tempat. Hasilnya berupa dua kromosom, yaitu yang satu mengalami
duplikasi, sedang yang lain mengalami defisiensi. Defisiensi sendiri adalah hilangnya
sebagian kromosom karena kromosom tersebut patah.
Duplikasi dapat dibedakan menjadi duplikasi tandem, duplikasi tandem terbalik, duplikasi
homobrakial, dan duplikasi heterobrakial.

35
b. Replikasi
Replikasi adalah peristiwa penggandaan DNA yang terjadi pada semua sel hidup.
DNA perlu digandakan untuk mempersiapkan terjadinya pembelahan sel, karena tiap sel
baru yang terbentuk akan memiliki copian DNA yang sama. Replikasi DNA diantu oleh
beberapa enzim.

Replikasi diawali dengan terbentuknya titik awal replikasi atau yang disebut dengan
ori (origin of replication). Ori adalah rangkaian nukleotida khusus pada rantai DNA yang
akan menjadi titik awal terjadinya replikasi. Sel prokariotik memiliki DNA yang pendek,
oleh karena itu replikasi DNA prokariotik hanya akan diawali dengan satu ori saja. Namun
replikasi DNA eukariotik akan diawali ratusan bahkan beberapa ribu ori karena DNA yang
sangat panjang.

Proses replikasi DNA secara ringkas adalah sebagai berikut

 Protein tertentu akan mengenal ori dan mengawali terbentuknya gelembung replikasi.
 Helikase akan akan memutuskan ikatan hidrogen pada Enzim nukleotida sehingga
menyebabkan rantai ganda DNA berpisah.
 DNA yang telah terpisah akan diikat oleh protein pengikat rantai tunggal untuk mencegah
rantai tunggal tersebut menyatu kembali.

36
 Dua rantai tunggal yang terbentuk memiliki formasi yang terbalik. Satu rantai memiliki
formasi awal 3’ - 5’, sedangkan rantai pasangannya memiliki formasi 5’ - 3’.
 Replikasi selalu berjalan dari ujung 3’ menuju ujung 5’. Oleh karena itu replikasi akan
berjalan pada arah yang berlawanan pada dua rantai tunggal DNA yang ada.
 Rantai tunggal yang terbentuk awalnya akan tegang sehingga membutuhkan kerja enzim
topoisomerase untuk merilekskannya.
 Rantai tunggal DNA masing-masing menjadi template atau cetakan untuk rantai baru yang
akan terbentuk. Molekul nukleotida sebagai bahan baku DNA akan ditambahkan dan
ditempelkan pada DNA tunggal yang menjadi cetakan tersebut sehingga terbentuk kembali
rantai ganda.
 Enzim primase akan mensintesis primer yang menjadi awal terjadinya rantai baru. Primer
merupakan rantai pendek RNA yang akan menjadi awalan untuk terbentuknya rantai DNA
baru.
 Enzim DNA polimerase yang bertugas memperpanjang rantai DNA tidak dapat
membentuk DNA baru. DNA polimerase hanya mampu menembahkan nukleotida ke
rantai yang telah ada, dan diawali dengan menempelkan nukleotida pada primer yang
dibentuk primase.
 DNA polimerase akan menambahkan satu-persatu nukleotida pada rantai tunggal yang
ada. Pada bakteri dapat terjadi penambahan sekitar 500 nukleotida per detik, sedangkan
pada manusia terjadi penambahan sekitar 50 nukleotida per detik.
 Rantai 3’-5’ disebut sebagai leading strand, artinya replikasi dapat terjadi hanya dengan
satu primer saja. Sedangkan rantai 5’-3’ disebut sebagai lagging strand karena replikasi
berjalan berkebalikan dengan arah pembukaan rantai ganda DNA. Oleh karena itu lagging
strand membutuhkan banyak primer dan membentuk rantai-rantai pendek DNA yang
disebut fragmen okazaki.
 Enzim ligase akan menyambungkan rantai-rantai pendek DNA yang terjadi pada lagging
strand.

Hipotesis tentang replikasi DNA :

1. Semikonservatif yang dikemukakan oleh Watson dan Crick, dimana setiap molekul
untaian ganda DNA anakan terdiri atas satu untaian-tunggal DNA induk dan satu
untaian-tunggal DNA hasil sintesis baru.
2. Konservatif. Molekul DNA untaian-ganda induk tetap bergabung sedangkan kedua
untaian DNA anakan terdiri atas molekul hasil sintesis baru.
3. Dispersif, menyatakan bahwa molekul DNA induk mengalami fragmentasi sehingga
DNA anakan terdiri atas campuran molekul lama (berasal dari DNA induk) dan
molekul hasil sintesis baru.

Enzim yang berperan dalam replikasi DNA :


1. Enzim helikase berfungsi menghidrolisis rantai ganda polinukleotida menjadi dua
rantai tunggal mononukleotida.
2. Enzim polimerase berfungsi merangkai rantai-rantai mononukleotida untuk
membentuk DNA baru.
3. Enzim ligase berfungsi menyambung ulir tunggal DNA yang terbentuk.

D. Pola rekombinan Sel


Macam-macam Cara Pembelahan Sel

37
Ada dua cara pembelahan sel secara umumnya yaitu, pembelahan langsung (amitosis)
dan pembelahan secara tak langsung yang terdiri atas Pembelahan Mitosis dan
Pembelahan Meiosis (Pembelahan Reduksi).

A. Pembelahan Sel Secara Amitosis


Pembelahan amitosis, secara etimologi (secara bahasa) berasal dari penggabungan
kata a dan mitos. Dimana A = tidak dan Mitos = benang, jadi pembelahan amitosis
adalah pembelahan sel secara langsung atau disebut juga dengan pembelahan
sederhana yang didahului dengan pembelahan inti tanpa didhului pembentukan
benang spindel, penampakan kromosom, peleburan membran inti dan ciri lainnya.
Ciri-ciri Pembelahan Amitosis :
- Terjadi pada organisme uniseluler (bersel tunggal) seperti pada : amoeba, parameciu,
alga biru dll.

- Setiap sel membelah menjadi dua sel anakan

- Tujuan pembelahan Amitosis u Untuk reproduksi (memperbanyak diri)


B. Pembelahan sel Secara Mitosis
Pembelahan mitosis termasuk kedalam pembelahan sel secara tidak langsung, karena
pembelahan inti (nukleus) didahului oleh pembentukan benang-benang kumparan
sperma (kromosom).
Ciri-ciri pembelahan mitosis :

- Terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatic) dan sel nutfah.


- Menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing sel anak tersebut, mempunyai sifat
dan jumlah kromosom yang sama dengan induknya.
- Sel-sel tersebut memiliki perbedaan kemampuan dalam kecepatan membelah, ada
yang cepat dan ada pula yang lambat.
Tahap Pembelahan Mitosis
1. Interfase (Fase Istirahat)
Interfase merupakan fase istirahat dalam pembelahan sel. dimana pada fase ini, sel
melakukan berbagai persiapan untuk melakukan pembelahan selanjutnya dan
membutuhkan waktu yang lama dibandingkana dengan fase mitotik (fase
pembelahan). Interfase terbagi atas tiga fase yaitu :
a. Fase G1 (Fase Growth 1/ Fase Pertumbuhan)
Fase G1 atau fase pertumbuhan merupakan fase yang berlangssung selama 9 jam dan
termasuk fase yang paling aktif. Pada fase G1 ini sel mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan sehingga sel bertambah ukurannya dan volumenya.
b. Fase S (Fase Sintesis)

38
Fase ini berlangsung selama 10 jam dan merupakan fase pembentukan (sintesis) DNA
atau penggandaan kromosom.
c. Fase G2 (Fase Gwroth 2/ Fase Pertumbuhan 2)
Pada fase ini terjadi proses sintesis protein, dan pada fase ini sel siap untuk
melakukan pembelahan.
2. Mitosis (Fase Pembelahan)
Ciri-ciri Pembelahan Mitosis :

- Prosesnya berlangsung pada sel somatik

- Menghasilkan dua sel anakan yang sifatnya identik dengan sel induknya
- Terjadi satu kali pembelahan dengan 4 fase yaitu : Profase, Metafase, Anaphase dan
Telofase.
- Antara satu pembelahan dengan pembelahan selanjutnya, terdapat suatu fase yang
disebut interfase (fase istirahat).
- Sel anak memiliki jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom induknya
dan sel anak mampu untuk membelah lagi.

- Pada usia muda, dewasa dan tua, pembelahan secara mitosis dapat terjadi.
Fase mitosis (fase terjadi pembelahan) tidak diawali oleh interfase, melainkan
interfase merupakan fase antara mitosis dengan mitosis selanjutnya untuk persiapan
pada proses mitosis selanjutnya.
Pembelahan sel secara mitosis terbagi pula menjdi 2 fase yaitu kariokinesis dan
sitokinesis.
 Kariokinesis
Kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa tahap.
Aspek yang berbeda adalah pada kromosom, membran inti, mikro tubulus dan
sentriol. Berikut fase pada kariokinesis beserta ciri-cirinya :
a) Profase
1. Hilangnya nukleus (inti) dan nukleolus (anak inti)
2. Benang-benang kromatin berubah menjadi kromosom dan selanjutnya, setiap
keromosom membelah menjadi kromatid dengan 1 sentromer.
3. Pasangan sentriol yang berada dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju
kekutub yang berlawanan.
4. Benang-benang spindel atau disebut juga dengan serat-serat gelendong, terbentuk
diantara 2 kutub pembelahan.
b) Metafase

39
Setiap kromosom yang terdiri atas satu pasang kromatid menuju ketengah sel dan
berkumpul pada bidang ekuator (bidang pembelahan), dan kemudian menggantung
pada benang spindle melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase
Sentromer dari setiap kromosom, membelah sehingga menjadi dua bagian dengan
masing-masing 1 kromatida. Selanjutnya setiap kromatida berpisah dengan
pasangannya dan bergerak menuju kekutub yang berlawanan. Dan pada akhir
anaphase, semua kromatida sampai pada kutub masing-masing.
d) Telofase
1. Kromatida yang berada pada kutub berubah kembali menjadi benang-benang
kromatin.
2. Dinding inti terbentuk kembali dan nukleolus membentuk dua inti baru.
3. Benang-benang spindle menghilang
4. Terjadi sitokinesi (pembelahan sitoplasma) menjadi dua bagian, dan terbetuk
membran plasma(membran sel) pemisah ditengah bidang ekuator (bidang
pembelahan). Hasilnya terbentuklah 2 sel anak yang memilik kromosom yang sama
dengan kromosom indunya.
Hasil dari Mitosis :
1. Satu sel induk (diploid) menjadi dua sel anak yang masing-masing diploid
2. Jumlah kromosom sel anak sama setelah pembelahan tadi, sama dengan jumlah
kromosom sel induknya.
* Sitokinesis
Pada proses sitokinesis, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi 2 melalui terbentuknya
cincin kontraktil yang dibentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel, dimana
cincin kontraktil tersebut membentuk alur pembelahan yang akhirnya terbentuknya
dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk tersebut mengandung organel-
organel sel dan inti sel.
C. Pembelahan Meiosis
Pembelahan secara meiosis adalah pembelahan sel dimana setiap sel kromosomnya
dibagi menjadi dua. Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi,
karena menghasilkan sel anak yang mempunyai jumlah kromosom setengah dari
kromosom sel induknya.
Tujuan dari Pembelahan Meiosis
· Mereduksi kromosom (mengurangi jumlah kromosom)
· Membentuk gonad/ gametogenesis
· Tujuan dari reduksi adalah membentuk hasil zygot dari pertemuan sel gonad yang
selalu sama dengan individu yang ada atau sebelumnya.

40
Ciri-ciri Pembelahan Meiosis

- Berlangsung pada organa genetalia (organ reproduksi)

- Menghasilkan empat sel anakan

- Terjadi dua kali pembelahan yaitu, Meiosis I dan Meiosis II

- Tidak diselingi dengan interfase (fase istirahat)

- Sel anak mempunyai separuh jumlah kromosom dari jumlah kromosom induknya

- Sel anak tidak memiliki kemampuan untuk membelah lagi

- Pembelahan meiosis mulai terjadi pada pubertas


Tahap-tahap Pembelahan Meiosis
Meiosis I
Meiosis I terbagi empat (Profase I – Metafase I – Anafase I – Telofase I)
1) Profase I
Profase I dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya :
· Leptonema adalah benang-benang kromati menebal menjadi kromosom
· Zigonema adalah tiap kromosom homolog bergandengan, dan tiap pasang
kromosom homolog disebut dengan bivalen
· Pakinema adalah tiapa bagian dari kromosom homolog mengganda, tetapi masih
dalah ikatan 1 sentromer sehingga membentuk tetrad
· Diplonema adalah kromatid dari tiap belahan kromosom memendek dan membesar,
serta tampak saling menjauhi tetapi tetap terikat bersama oleh kiasmata (terjadinya
pindah silang (crossing over)).
· Diakinesis adalah kromatid masih melanjutkan gerakan untuk salaing menjauhi dan
kiasmata mulai bergerak kearah ujung-ujung kromosom, kemudian sentrososm
membentuk 2 sentriol yang masing-masing membentuk benang spindle atau benang
gelondong pembelahan. Satu sentriol bergerak kearah kutub yang berlawanan
sendangkan yang satunya llagi tetap pada posisi semula. Nukleoplasma (membran
inti) dan nukleolus (anak inti) menghilang.
2) Metafase I
Setiap tedrad, berada pada bidang metaphase atau dataran metaphase
3) Anafase I
Tiap-tiap tetrad memisahkan diri dari pasangannya, kemudian bergerak kearah kutub
yang berlawanan. Sentromer belum membelah.
4) Telofase I

41
Tiap-tiap tetrad makin mendekatai kutub, membran inti dan nukleoplasma muncul
kembali, terbentuknya bidang pembelahan pada bagia tengah sel, kromatid meregang
dan membentuk benang-benang kromatin, serta terbentuknya dua sel anak yang
jumlah kromosonya sama dengan jumlah kromosom induknya.
Meiosis II
1. Profase II
· Sentrosom membentuk 2 sentriol yang letaknya berlawanan ktub, yang
dihubungkan oleh benang spindle.
· Nukleoplasma dan nukleus hilang
· Kromatin berubah kromosom yang dijerat oleh benang spindle atau benang
gelendong
2. Metafase II
· Kromosom berada pada bidang equator
· Kromatid bergandengan (berkelompok) dua-dua
· Sentromer belum membelah
3. Anafase II
· Tiap-tiap tetrad memisahkan diri dari pasangannya, kemudian bergerak kearah
kutub yang berlawanan.
4. Telofase II
· Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan, kemudian berubah menjadi kromatin
· Nukleoplasma dan nukleus terbentuk lagi
· Pada akhir pembelahan meiosis II, terbentuk empat sel yang masing-masing sel
mengandung separuh dari kromosom induknya.

Kriteria
No Mitosis Meiosis
perbedaan
Lokasi Sel-sel tubuh dan Sel gonad/ sel
1
pembelahan sel gonad kelamin
Jumlah
2 Satu kali Dua kali
pembelahan
Jumlah sel Satu sel induk Satu sel induk
3 anak hasil menghasilkan dua menghasilkan 4 sel
pembelahan sel anak anak
Jumlah
Diploid (2n) Diploid (2n)
4 kromosom
diploid (2n) haploid (n)
anak
Terjadi pada
5 Pindah silang Tidak terjadi
profase I
6 Komponen Sama dengan induk Berbeda dengan

42
genetik induk
Reduksi kromosom
Pertumbuhan dan
7 Tujuan yaitu pembentukan
regenerasi
gamet

a. Gametosgenesis

1. Gametogenesis pada hewan tingkat tinggi dan manusia.

a. Spermatogenesis ialah gametogenesis pada hewan jantan dan orang laki-laki.

Sel- sel primodial diploid dalam tesis membelah secara mitosis berkali-kali dan
membentuk spermatogonium. Selama pertumbuhannya, sel ini membentuk sel spermatosit
primer (diploid) yang kemudian membelah secara meiosis. Hasilnya berupa dua sel
spermatosit sekunder yang masing- masing haploid. Selanjutnya sel-sel ini mengalami
pembelahan meiosis II dan menghasilkan 4 spermatid haploid. Selama proses maturasi
terbentuklah bagian ekor dan tiap spermatid menjadi gamet jantan yang disebut spermatozoa.

b. Oogenesis

Oogenesis adalah gametogenesis pada hewan betina dan orang perempuan.


Sel primodial diploid dalam ovarium (ovarium oogonium) mengalami pertumbuhan menjadi
oosit primer (masih diploid). Pada meiosis I jumlah kromosom diparoh, kemudian sel
membelah menjadi sebuah sel besar ( oosit sekunder) dan sebuah sel kecil (badan kutub
primer). Badan kutub mengalami degerenasi (sangat mundur) dan tidak ikut mengambil
bagian dalam pembuahan. Pada meiosis II dari oosit dihasilkan dua buah sel tak sama besar,

43
yang besar disebut ootid, sedangkan yang kecil adalah badan kutub sekunder. Setelah
mengalami pertumbuhan, ootid menjadi gamet betina yang disebut sel telur atau ovum.

2. Gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi.

a. Mikrosporogenesis

Mikrosporogenesis adalah gametogenesis yang berlangsung di dalam bagian jantan


dari suatu bunga, yang disebut kepala sari atau antera serta menghasilkan serbuk sari atau
pollen.

b. Megasporogenesis

Megasporogenesis ialah gametogenesis yang berlangsung di dalam bagian betina dari


suatu bunga yang disebut bakal buah atau ovarium, dan menghasilkan kandung lembaga.
Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I,
menghasilkan dua sel haploid. Meiosis II menghasilkan 4 megaspora yang berdegenerasi
hanya 1 megaspora sedangkan yang lainnya mati.

E. Mutasi.

Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-
tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat
terwariskan (heritable). Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup
yang mengalami mutasi disebut mutan dan factor penyebab mutasi disebut mutagen
(mutagenic agent).

Mekanisme Mutasi.

Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom. DNA dapat dipengaruhi pada
saat sintesis. Pada saat tersebut terjadi mismatch pemasangan nukleotida basa. Kromosom
juga dapat dipengaruhi oleh mutagen pada saat pemaketan DNA dalam kromosom (profase),
pemisahan kromatid, penarikan kromosom oleh benang spindel, dan sintesis dinding sel
(sitokinesis) setelah anaphase.

F. Bahan kimia yang Berpotensi Mutasi.

Penyebab Mutasi disebut juga dengan Mutagen. Bahan kimia juga sangat
berpotensi menjadi Mutagen. Mutagen yang disebabkan oleh bahan kimia disebut
juga dengan Mutagen Kimia. Mutagen Kimia antara lain yaitu :
1. Asam Nitrat (HNO3)
Asam nitrat (HNO3) merupakan bahan kimia mutagenic yang menyebabkan
adenine (A) tidak lagi dapat berikatan dengan timin (T) melainkan dengan sitosin (C).
Hal ini disebabkan karena asam nitrat bekerja dengan cara menghapus atau
menghilangkan gugus amino, sehingga sitosin akan berubah menjadi urasil,
sedangkan adenine akan berubah menjadi hiposantin.
Sifat asam nitrat:
1. Deaminasi basa nitrogen adenin dan guanin sehingga mengacaukan proses replikasi
dan transkripsi.
2. Banyak digunakan sebagai bahan pengawet makanan, seperti daging, ikan, dan keju.

44
2. Kolkisin
Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel
pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. Kolkisin
merupakan alkaloid toksik dan karsinogenik yang diperoleh dari ekstrak tumbuhan
colchicum autumnale dan beberapa anggota suku colchicaceae lainnya, seperti
gloriosa superba. Rumus kimianya C₂₂H₂₅NO₆. Kolkisina merupakan inhibitor
mitosis karena dapat mengikat tubulin (suatu protein), konstituen utama mikrotubula.
Mikrotubula memainkan peran penting dalam pembentukan benang spindel pada
mitosis.
3. Digitonin
Digitonin adalah kristal saponin yang terdapat pada daun dan biji dari digitalis
purpureae dan jika dihidrolisis menghasilkan satu molekul digitogenin. Guna digitonin dari
pembentukan secara komplek dengan kolestrol dapat digunakan untuk kolestrol dalam
plasma darah jantung dan jaringan otot.

BAB 9 ENZIM
 Pengertian Enzim

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam


protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
 Sifat-sifat Enzim
1. Enzim adalah Protein
Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti protein, yaitu sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, konsentrasi substrat). Jika lingkungannya tidak
sesuai, maka enzim akan rusak atau tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Bekerja secara khusus/spesifik
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai hanya dengan satu jenis substrat, artinya
setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat yang cocok dengan sisi aktifnya.
3. Berfungsi sebagai katalis
Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa merubah produk yang diharapkan tanpa
ikut bereaksi dengan substratnya, dengan demikian energi yang dibutuhkan untuk
menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.
4. Diperlukan dalam jumlah sedikit
Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya membutuhkan sedikit sekali enzim untuk
setiap kali reaksi.
5. Bekerja bolak-balik

45
Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah (bolak-
balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa sederhana, dan
sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
 Teori mengenai cara kerja enzim, yaitu:
1. Teori gembok anak kunci (key-lock)
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis
substrat saja. Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok kunci dengan anak
kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim mengalami
denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak
sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
2. Teori cocok terinduksi (induced fit)
Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur substrat. Ikatan antara
enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan substrat. Inhibitor merupakan
zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible.
 Faktor Yang Mempengaruhi Enzim

a. Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih
tetap mempuyai sifat protein yang kerjanya dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat
bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 40̊ C. Pada suhu 0̊ C,
enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika suhunya
dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40̊ – 50̊ C, enzim akan bekerja lebih
aktif lagi. Namun, pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan terurai atau
terdenaturasi seperti halnya protein lainnya. Pada keadaan ini enzim tidak dapat
bekerja.
b. Derajat Keasaman (pH)
Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa jenis
enzim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja
optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam, enzim
tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jila suatu
enzim bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada keadaan
asam atau bas, enzimtersebut akan rusak.
· Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut bertindak
balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus kecil bertindak
paling cekap pada pH 8.
c. Inhibitor
Feed back inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim
yang terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang
bersangkutan.
1. Inhibitor Kompetisi

46
Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikat bagian aktif
enzim.
2. Inhibitor Nonkompetisi
Inhibitor nonkompetisi pengaruhnya tidak dapat dihilangkan dengan adanya
penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan dengan permukaan
enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat. Sehingga daya kerja
inhibitor sangat tergantung dari konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor terhadap
enzim.
d. Konsentrasi Substrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat yang
tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah.
Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga cepat. Pada
keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi konstan.

 Macam-Macam Enzim dan Fungsinya


Macam-macam enzim berdasarkan jenis senyawa yang diurainya, yaitu :
1. Golongan Enzim Karbohidrase
Enzim karbohidrase adalah golongan enzim yang berfungsi memecah rantai sakarida
dalam proses pencernaan karbohidrat. Macam-macam enzim yang masuk ke dalam
golongan ini antara lain:
1. Enzim pektinase adalah enzim yang berfungsi mengurai pektin menjadi senyawa
asam pektin.
2. Enzim maltosa adalah enzim yang berfungsi mengurai maltosa menjadi senyawa
glukosa.
3. Enzim amilase adalah enzim yang berfungsi mengurai amilum atau polisakarida
menjadi senyawa maltosa, yakni senyawa disakarida.
4. Enzim sukrosa adalah enzim yang berfungsi mengurai sukrosa menjadi senyawa
glukosa dan juga fruktosa.
5. Enzim laktosa adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa laktosa menjadi
senyawa glukosa dan juga galaktosa.
6. Enzim selulose adalah enzim yang berfungsi mengurai selulosa atau polisakarida
menjadi senyawa selabiosa atau disakarida.

2. Golongan Enzim protease


Enzim protease adalah golongan enzim yang berfungsi dalam proses pencernaan
protein. Macam-macam enzim yang termasuk dalam golongan ini antara lain:

1. Enzim peptidase adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa peptide menjadi
senyawa asam amino.
2. Enzim rennin adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa kasein dan susu.
3. Enzim tripsin adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa pepton menjadi
senyawa asam amino.

47
4. Enzim galaktase adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa gelatin.
5. Enzim entrokinase adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa pepton menjadi
senyawa asam amino.

3. Golongan Enzim Esterase


Enzim esterase adalah golongan enzim yang berfungsi dalam mengurai senyawa-
senyawa ester. Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini antara lain:

1. Enzim lipase berperan dalam mengurai lemak menjadi senyawa gliserol dan juga
asam lemak.
2. Enzim fostatase berperan dalam mengurai suatu ester dan mendorong terjadinya
pelepasan asam fosfor.

Macam-macam enzim juga digolongkan berdasarkan proses metabolisme atau tipe


reaksi kimia yang dikatalis yaitu :

1. Enzim katalase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu mengubah hydrogen
peroksida menjadi H2O (air) dan O2 (oksigen).
2. Enzim oksidase adalah enzim yang berfungsi mempercepat penggabungan oksigen
pada substrat tertentu yang disaat bersamaan juga mereduksikan oksigen sehingga
membentuk air.
3. Enzim karbosilase adalah enzim yang berfungsi dalam mengubah asam organik secara
bolak balik. Contohnya: mengubah asam piruvat menjadi assetidehida yang dibantu
oleh karbosilase piruvat.
4. Enzim desmolase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu pemindahan
penggabungan ikatan karbon. Contoh: aldolase diubah dalam pemecahan fruktosa
menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
5. Enzim peroksida adalah enzim yang berfungsi dalam membantu oksidasi senyawa
fenolat, sedangkan dari oksigen yang digunakan, diambil dari H2O2.
6. Enzim hidrase adalah enzim yang berfungsi menambah atau mengurangi air (H2O)
dari senyawa tertentu tanpa menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan.
7. Enzim dehidrogenase adalah enzim yang berfungsi dalam memindahkan hydrogen
dari suatu zat ke zat yang lainnya.
8. Enzim transphosforilase adalah enzim yang berfungsi dalam memindahkan H3PO4
dari molekul datu ke molekul yang lainnya yang dibantu oleh Mg2+

A. Katalisator
Senyawa yang menurunkan laju reaksi biasa disebut sebagai katalisator negatif atau
inhibitor, yang saat ini lebih dikenal dengan istilah katalis.
Penggolongan katalis dapat didasarkan pada fasenya yaitu katalis homogen dan
katalis heterogen.

 Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam
reaksi yang dikatalisinya.

 Katalis homogen berada dalam fase yang sama. Katalis homogen umumnya bereaksi
dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang
selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang
memulihkan katalisnya.

48
Beberapa katalis ternama yang pernah dikembangkan di antaranya:

 Katalis Asam-Basa

 Katalis Ziegler-Natta

 Katalis Friedle-Crafts

 Katalis dalam Reaksi Metatesis

 Katalis Grubbs

BAB 10 DAUR BIOGEOKIMIA

Daur Biogeokimia
Rangkaian perubahan bentuk unsur-unsur kimia yang melibatkan komponen-komponen
biotik dan abiotik dari ekosistem

Siklus mineral
 Siklus karbon (C)
1) Kesetimbangan antara fotosintesis dan respirasi sel
2) Secara umum dan alami setimbang
3) Aktifitas manusia meningkatkan kandungan CO2 di atmosfer
Bentuk umum yang paling sering dijumpai manusia adalah karbon dioksida (CO2).
Namun, karbon sendiri tidak melulu berbentuk seperti itu. Karbon memiliki bentuk
yang lainnya, misal CH4 (metana). Karbon yang ada di bumi ini selalu berubah ubah
bentuknya. Perubahan ini disebabkan oleh pemakaian dan pelepasan karbon oleh
makhluk hidup. Perubahan bentuk, pelepasan dan pemakaian karbon inilah ang
disebut sebagai siklus karbon.
Siklus karbon yang ada paling banyak mengambil bentuk karbon dioksida. Hasil dari
aktivitas gunung berapi mengeluarkan gas CO2. Dari aktivitas ini, batuan dolomit dan
limestone yang mengandung banyak karbon keluar dari lapisan dalam bumi. Selain
itu, respirasi makhluk hidup juga mengeluarkan gas CO2. Sebagai tambahan, pada
saat ini, produksi gas CO2 juga berasal dari hasil pembakaran bahan bakar minyak
dan dalam jumlah yang besar.
Di atmosfer, gas CO2 terkumpul dan terpencar bebas. Jika CO2 ini terkena air hujan,
maka gas ini akan berubah menjadi asam karbonat (H2CO3), seperti persamaan reaksi
berikut ini.
Air hujan ini yang akan membawa gas CO2 ke tanah dan ke air permukaan (laut,
sungai, danau, dan lain lain). Selain itu, gas CO2 juga diserap oleh tumbuhan untuk
proses fotosintesis. Di dalam air, gas CO2 yang terlarut ini akan digunakan oleh
makhluk hidup yang ada di dalam air.
Tumbuhan berfotointesis menghasilkan amilum. Amilum ini akan dimakan
oleh hewan herbivora dan diolah menjadi karbon yang sesuai. Hewan herbivora ini
juga bisa dimakan oleh hewan karnivora dan terjadi perpindahan karbon. Hal ini juga
berlaku untuk hewan yang ada di air.

49
Jika makhluk hidup itu mati, maka mereka akan diuraikan oleh dekomposer.
Penguraian ini menghasilkan metana dan metana ini akan direduksi menjadi gas
karbondioksida. Selain itu, jika bangkai itu tidak terurai, maka mereka akan
tersedimen di dasar tanah maupun dasar laut. Sedimen ini bisa saja akan terendap
selama beribu-ribu tahun menjadi fosil, bahan bakar dan batuan (seperti dolomit dan
batu apung). Batuan ini akan keluar ke pemukaan jika ada aktivitas gunung berapi.
Untuk bahan bakar fosil, bisa manfaatkan sebagai bahan bakar minyak.

 Siklus nitrogen
Sumber utama :
– atmosfer (80%)
– tanaman
– bahan organik tanah
– Industri pupuk nitrogen kimiawi menyumbang pada daur nitrogen di alam.
– Hasil dari fiksasi nitrogen adalah amonia, yang di dalam tanah akan berubah
menjadi amonium setelah mengalami penambahan ion H + (amonifikasi),
yang dapat digunakan oleh tanaman.
– Beberapa bakteri aerob dapat mengoksidasi amonium menjadi nitrat, melalui
proses yang disebut nitrifikasi.
– Nitrat juga dapat digunakan oleh tanaman.
– Beberapa bakteri dapat menggunakan oksigen dari nitrat dan melepaskan N2
ke udara (denitrifikasi).
Empat bentuk penting yang dibentuk oleh nitrogen,yaitu bentuk nitrgen bebas,
nitrit, amonium,nitrat, dan protoplasma (bentuk nitrogen kompleks dalam tubuh).
Perubahan dari bentuk ke bentuk ini banyak melibatkan bantuan makhluk lain,
misalnya bakteri dan alga. Selain itu, petir dan air juga membantu jalannya siklus ini.
Pertama, adalah proses fiksasi. Fiksasi adalah pengikatan nitrogen bebas di
udara menjadi nitrat. Proses fiksasi terjadi di beberapa bagian. Pertama, fiksasi
langsung nitrogen oleh petir dan cahaya matahari. Yang kedua adalah fiksasi nitrogen
oleh bakteri fiksasi pada tanaman.
Nitrat ini sangat diperlukan oleh tanaman. Tanaman tingkat tinggi tidak bisa
langsung mengikat nitrogen bebas di udara. Hal terbaik yang bisa dilakukan oleh
tanaman adalah menyediakan akar yang bagus sebagai tempat hidup yang baik bagi
bakteri fiksasi. Bakteri melakukan fiksasi nitrogen dan menghasilkan nitrat yang
diperlukan tanaman. Sebaliknya, tanaman memberikan karbohidrat kepada bakteri
untuk hidup karena bakteri ini tidak bisa memproduksi karbohidratnya sendiri. Secara
umum, simbiosis ini (khususnya nodul) terlihat pada tanaman legume (kacang-
kacangan). Selain itu, alga biru-hijau yang ada di darat dan laut juga bisa melakukan
fiksasi nitrogen ini.
Fiksasi nitrogen yang lainnya terjadi karena adanya petir atau dikenal sebagai
elektrifikasi. Hal ini menyebabkan nitrogen bebas di udara menjadi tidak stabil dan
berikatan dengan oksigen menghasilkan NO2 dan air, yang selanjutnya akan
teroksidasi lagi menjadi nitrit (dan terkadang juga nitrat).
Kedua, adalah proses nitrifikasi. Nitrifikasi adalah proses dimana amonium
akan diubah menjadi nitrat. Proses ini merupakan proses dimana ion amonium
dioksidasi menjadi ion nitrit, serta dioksidasi lagi menjadi ion nitrat. Proses ini dapat
terjadi di tanah, air laut, maupun air tawar.

50
Ketiga, adalah proses asimilasi. Asimilasi adalah proses bagaimana tanaman
mendapatkan nitrogen. Setelah proses nitrifikasi oleh bakteri, tanaman menyerap
nitrogen dalam bentuk nitrat. Nitrat diserap ke tumbuhan oleh gradien proton
transporter nitrat, nitrat diangkut dari akar ke tunas dalam dua langkah. Pertama,
nitrat direduksi menjadi nitrit oleh reduktase nitrat dalam sitosol. Kedua, nitrit
direduksi menjadi amonia di dalam kloroplas oleh reduktase nitrit yang tergantung
ferredoxin.
Keempat, adalah proses amonifikasi. Amonifikasi adalah bagian dari proses
pembusukan. Sisa-sisa tumbuhan dan produk-produk limbah mereka terurai oleh
mikroorganisme untuk menghasilkan amonia. Mikroorganisme dalam tanah memakan
bahan organik menjadi energi dan mereka menghasilkan amonia dan senyawa lainnya
yang merupakan produk sampingan dari metabolisme mereka. Amonia ini
dipertahankan dalam tanah dalam bentuk ion amonium sehingga dapat memasuki
kembali siklus nitrogen.
Terakhir, adalah poses denitrifikasi. Proses denitrifikasi adalah proses reduksi
amonium menjadi gas nitrogen inert yang melengkapi siklus nitrogen. Denitrifikasi
dilakukan oleh spesies bakteri seperti pseudomonas dan clostridium dalam kondisi
anaerobik, contohnya di rawa, dasar laut, tanah yang basah dan lain-lain. Selama
respirasi bakteri menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron/hidrogen karena tidak
adanya oksigen di lingkungan sekitar. Bakteri ini adalah anaerob fakultatif dan dapat
bertahan dalam kondisi aerobik.
Sebagai tambahan, terdapat proses deaminasi, yaitu pemecahan protein
komples dalam hewan atau tumbuhan mati menjadi asam amino, yang dilakukan oleh
dekomposer.

 Siklus Sulfur
Sulfur berada dalam biosfer dalam banyak ragam bentuk. SO₂ dan H₂S
merupakan bentuk gas yang terutama penting. SO₄²¯ adalah bentuk umum dalam
tanah dan air. Sulfur merupakan penyusun tiga asam amino dari 23 macam asam
amino yang ada di alam. Dalam senyawa organik sulfur dapat berbentuk gugus –
SH(sulfhidril), - S – S –(disulfida), atau SO₄²¯(sulfat).
Sumber sulfur :
1. Batuan sedimen
2. Samudera berupa ion sulfat
3. Bahan organik, seperti kotoran, bangkai hewan dan tumbuhan, yaitu dalam bentuk
protein dan asam amino
Ada 4 aliran utama S ke atmosfer dengan urutan besar sebagai berikut: lepas
bakteri > pembakaran bahan bakar fosil penghembusan garam-garam laut >>
pelepasan gas volkan. Gerakan S juga berlangsung dalaam litosfer berupa SO₄²¯ dan
menjadi tercampurkan kedalam batuan sedimen di bawah laut. Sewaktu batuan
melapuk setelah terangkat dan tersembul dari laut, SO₄²¯ terbebaskan dan kemudian
terasimilasi ke dalam biosfer darat. Daur lewat litosfer berjalan lambat dibandingkan
dengan lewat atmosfer.
Selain itu, di dalam tanah juga terjadi perputaran sulfur yang dilakukan oleh
bakteri. Pertama, SO4 dipecah menjadi H2S lalu tereduksi menjadi S lalu difiksasi
menjadi SO4 dan begitulah seterusnya. Gas H2S yang dihasilkan tadi juga bisa
terbawa ke udara luar berupa gas dan gas ini akan teroksidasi menjadi so4. Aktivitas
gunung berapi dan weathering menyebabkan sulfur yang ada di dalam bumi keluar ke

51
atmosfer. Sulfir yang ada di atmosfer berupa SO4. Ketika terkena hujan, maka akan
berubah menjadi H2SO4 dan akan teresap dalam tanah. Selain itu, SO4 terlrut tadi
juga bisa mengalir dipermukaan tanah dan terhanyut hingga bisa mengumpul di rawa-
rawa.
2.1.4 Dekomposisi
Dekomposisi adalah proses menguraikan bahan kimia yang sulit diserap
menjadi bentuk yang mudah diserap oleh tanaman dengan bantuan dari
mikroorganisme. Mikroorganisme mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk
memperlancar penyaluran hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan
mikroorganisme ini dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan
daun, sehingga meningkatkan produktivitas tanaman, karena penyaluran air dan
nutrisi dapat berjalan lancar.

BAB 11 PENCEMARAN BAHAN KIMIA

Beberapa zat kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia, antara lain logam
berat, pestisida, senyawa polutan hidrokarbon, zat-zat radioaktif alami atau buatan
dan lain sebagainya.

A. Pencemaran oleh logam berat

Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok metal dan
metalloid dengan densitas lebih besar dari 6 g/cm3. Jenis-jenis logam tersebut meliputi :
Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), Khromium (Chromium), Cuprum
(Cu), dan Nikel (Ni). Logam-logam tersebut sering dihubungkan dengan adanya masalah
pencemaran dan toksitas perairan (pesisir dan laut), karena keberadaannya yang
membahayakan dan sering mencemari lingkungan baik berupa pencemaran udara maupun
pencemaran air. Nama lain logam berat/ heavy metal yaitu “Trace metal”.

Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa logam seperti : Mn, Fe, Cu, Zn
dalam jumlah yang sangat kecil. Tetapi ada beberapa logam lain yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh, yaitu Hg, Cd, Pb, dan Ni. Logam-logam tersebut bersifat sangat toksik (beracun).
Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan, inhalasi, maupun
penetrasi melalui kulit. Logam tersebut terakumulasi dalam tubuh, dan meracuni manusia.

 Dampak Pencemaran Merkuri(Hg)

Sifat-sifat kimia dan fisik logam merkuri dibutuhkan untuk berbagai keperluan
industri maupun penelitian. Merkuri mempunyai beberapa sifat, diantaranya :

52
1). Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk
hidup

2). Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu 25o C dan
mempunyai titik beku terendah dari semua logam yaitu sekitar – 39 oC.

3). Bentuk murninya, zat cair putih keperakan yang mudah menguap seperti banyak
digunakan dalam thermometer

Industri kertas dan pulp sebelumnya menggunakan merkuri sebagai


slimisida,yang sekarang jarang digunakan. Cat,obat-obatan,bahan untuk perbaikan
gigi,ketepatanalat,fungisida dalam pertanian dan pekebunan, juga mengguanakan
merkuri dan berpotensi menghasilkan pencemaran lingkungan. Industri tersebut dapat
mencemari sungai dan danau.

Limbah merkuri yang terbuang ke sungai, danau dan laut dapat mengkontaminasi
ikan-ikan dan makhluk air lainnya seperti ganggang dan tanaman air. Ikan-ikan kecil dan
makhluk air lainnya yang telah terkontaminasi merkuri dimakan hewan air yang lebih besar,
atau merkuri masuk masuk ke tubuh melalui insang. Sementara merkuri masuk ke dalam
tubuh manusia dapat lewat udara, air, atau makanan yang terserap dalam jumlah yang
bervariasi. Biota air yang paling banyak mengkonsumsi merkuri adalah ikan dan kerang.
Tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk merkuri monometil sehingga tinggal
dalam hati, ginjal, otak, dan darah yang dapat menimbulkan dampak kesehatan akut dan
kronis.
Selain gejala tersebut keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan,
penglihatan menjadi kabur dan daya dengar menurun. Selain itu orang yang keracunan
merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat logam, gusi
membengkak disertai pula dengan diare. Selanjutnya kematian dapat terjadi karena kondisi
tubuh yang semakin lemah. Wanita yang mengandung akan melahirkan bayi yang cacat
apabila keracunan merkuri.

Dampak Perncemaran Timbal (Pb)


Timbal (Pb) adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat
dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain, terutama seng dan
tembaga. Timbal merupakan logam yang beracun yang pada dasarnya tidak dapat
dimusnahkan serta tidak terurai menjadi zat lain dan bila berakumulasi dalam tanah akan
tersimpan relatif lama. Karena itu apabila timbal yang terlepas ke lingkungan akan menjadi
ancaman bagi makhluk hidup.
Timbal digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida. Timbal juga
digunakan untuk produk-produk logam seperti : amunisi, pelapis kabel, bahan kimia,
pewarna, pipa, solder, dan sebagainya. Pencemaran timbal dapat terjadi di udara maupun

53
tanah. Timbal dapat tersimpan dalam tulang dan dapat mempengaruhi kesehatan secara
menyeluruh selama masa ketegangan (stres), kehamilan, penderita osteoporosis (tulang
keropos).
Dampak utama pencemaran timbal dalam dosis yang banyak dapat berpotensi
mengganggu kesehatan, antara lain :

- Kelambanan dalam pengembangan neurologis saraf dan fisik pada anak ;


- Keguguran kandungan, dan kerusakan sistem reproduksi pria ;
- Penyakit saraf, perubahan daya pikir dan perilaku ;
- Tekanan darah tinggi, dan anemia.

Dampak Pencemaran Kadmium (Cd)


Kadmium (Cd) sebagai unsur alami dalam tanah merupakan logam lunak yang
berwarna keperakan dan bersifat tidak pecah atau terurai menjadi bagian-bagian yang
kurang beracun. Kadmium pada kadar rendahpun masih beracun, karena
kemampuannya berkumpul dalam tanah. Sebagian besar limbah kadmium dalam air
diakibatkan oleh kegiatan proses penyepuhan secara elektrolisis. Sedangkan sumber
pencemaran kadmium di udara sebagian besar karena adanya kegiatan industri yang
menggunakan seng.
Produksi kadmium dunia sekitar 15.000ton/yar, yang digunakan dalam
‘elektroplating’, sebagai pigmen dan stabilizer untuk plastik. Buangan tambang,lumpur
limbah yang digunakan untuk penyaring fosfat dan lahan juga signifikan sebagai sumber
pencemar. Kadmium bersifat sangat toksik untuk semua bentuk kehidupan khususnya
cladoceran yang bersifat sensitif.

Menghirup maupun memakan / meminum unsur kadmium dapat


mengakibatkan gangguan kesehatan berupa : (1) gangguan pernafasan, (2) gangguan
pada ginjal dan hati. Kadmium masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan atau
tertelan bersama makanan. Hampir semua organ tubuh dapat mengabsorbsi kadmium,
dan konsentrasi yang paling tinggi biasanya terjadi di dalam hati dan ginjal. Racun
kadmium menimbulkan penyakit sebagai berikut : kehamilan, lactasi,
ketidakseimbangan dalam internal sekresi, penuaan, kekurangan kalsium, indra
penciuman, mulut kering, kerusakan sumsum tulang, paru-paru basah, dan lain lain

Dampak pencemaran Timah(Sn)


Timah banyak digunakan pada pipa,baterai,cat,dll. Timah tetraetil digunakan
sebagai pelengkap minyak bumi. Kadar timah dalam organisme,faktor biokonsentrai
dalam lumut,terdapat sekiar 3.000-5.000.
Paparan timah pada tingkat yang relatif rendah berhubungan dengan gangguan
metabolisme dan neufisiologi, termasuk anemia, dan rendahnya IQ. Khususnya resiko
pada anak-anak. Hasil penelitian saat ini, kadar timah dalam darah lebih rendah dari

54
25 µg/100 ml dapat berpengaruh terhadap anak-anak. Selanjutnya kelainan tingkah
laku pada anak-anak, berhubungan dengan penambahan kadar timah, sudah
diperlihatkan menjadi permanen dan mempengaruhi keberhasilan masa-hidup
seseorang.

Dampak Pencemaran Chromium (Cr)

Logam chromium dilaporkan juga beracun terhadap manusia. Pengaruh racun


ini pada awalnya diketahui di Jepang. Ittman (1979) dalam Supriharyono (2002)
menulis bahwa pada tahun 1960 masyarakat yang tinggal didaerah sekitar Pabrik
Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau Hokaido, Jepang, banyak yang menderita
kanker paru-paru.
Pada akhirnya, berdasarkan penelitian yang intensif diketahui bahwa penyakit
tersebut sebagai akibat masyarakat menghirup debu yang mengandung chromium
valensi IV (Chromium 4+) dan valensi VI (Chromium 6+).
Dampak Pencemaran Arsen (As)
Arsen (As) atau arsenik sebagian besar terdapat di alam dalam bentuk senyawa
dasar yang berupa substansi anorganik. Arsen anorganik dapat larut dalam air atau
berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Senyawa tersebut dapat merusak ginjal,
dapat menjadi penyebab gangguan kesehatan kronis, terutama kanker. Arsen banyak
ditemukan di dalam air tanah.
Dampak Pencemaran Tembaga(Cu)
Tingginya tingkat cemaran Cu akan berdampak negatif terhadap manusia, yaitu
dapat menimbulkan keracunan. Gejala yang timbul pada keracunan Cu akut adalah
mual, muntah- muntah, menceret, sakit perut hebat, dan hemolisis darah. Pencemaran
logam Cu pada bahan pangan pada awalnya terjadi karena penggunaan pupuk dan
pestisida secara berlebihan. Proses pengolahan juga dapat mempengaruhi status
keberadaan logam tersebut dalam bahan pangan.

B. Bahaya Pencemaran Air oleh Logam Berat


Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan berasal dari
masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.
Disamping adanya sumber alami yang membuat masuknya logam berat ke dalam
peraian, seperti: logam-logam yang dibebaskan aktivitas gunung berapi di laut dalam
dan logam-logam yang dibebaskan dari partikel atau sedimen oleh proses kimiawi,
serta logam yang berasal dari sungai dan hasil abrasi pantai oleh aktivitas gelombang
dan lain-lain.

Logam berat sebagai polutan yang masuk ke dalam air itu dapat mengikuti
rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya
sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut
tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan
maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Logam berat dianggap berbahaya bagi
kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya

55
bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan
dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.

Logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung


pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki
akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh
terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi,
mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui
kulit, pernapasan dan pencernaan.

Indikator pencemaran air


Kualitas fisik yang umumnya dianalisa dalam penentuan kualitas air meliputi
kekeruhan ,suhu, warna,bau, dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya
bahan-bahan organik dan organik yang terkandung dalam air. Dari segi estetika
,kekeruhan dalam air dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh air
buangan.
Bahan-bahan yang mengakibatkan kekeruhan air, berdasarkan sifat pengendapannya
dapat dibedakan menjadi 2 jenis:
A.) Bahan yang mudah mengendap (settleable)
B.) Bahan yang sukar mengendap (koloidal)
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen yang terlarut terlalu rendah, akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
terjadinya degradasi anaerobic oleh mikroorganisme.
Pembatasan pH juga dilakukan karena pH dapat mempengaruhi rasa,
korosivitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik
dalam bentuk molekuler,dimana dissosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi
oleh pH. Misalnya logam-logam berat, di dalam suasana asam bersifat lebih toksik.
Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat
penggunaan zat kimia pemberantas hama DDT. DDT adalah pestisida yang digunakan
membunuh serangga tetapi juga paling berbahaya bagi manusia karena dapat merusak
sistem saraf. DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak,
sehingga tubuh kita akan menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi
hingga mengakibatkan efek yang lebih menakutkan.
Akibat adanya biological magnification / pembesaran biologis pada organisme
yang disebabkan oleh penggunaan DDT.
a) Merusak jaringan tubuh makhluk hidup.
b) Menimbulkan otot kejang, otot lehah dan bisa juga kelumpuhan
c) Menghambat proses pengapuran dinding telur pada hewan bertelur sehingga
telurnya tidak dapat menetas.
d) Lambat laun bisa menyebabkan penyakit kanker pada tubuh.

Cara memperoleh air bersih


Air bersih secara fisik artinya jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau.
Secara kimiawi air yang kualitasnya baik adalah yang memiliki pH netral, tidak
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan ion-ion logam, serta bahan
56
organik. Sedangkan bersih secara biologis artinya tidak mengandung mikroorganisme
seperti bakteri baik yang patogen/ menyebabkan penyakit atau yang patogen

Ada 2 cara untuk mendapatkan air bersih dalam skala terbatas yaitu :
• Tanpa Bahan Kimia
• Dengan Menambahkan Bahan Kimia.
Kedua cara penjernihan air ini melalui 2 tahap, yaitu tahap pengendapan dan
tahap penjernihan. Media penyaring yang digunakan adalah; pasir, arang batok, ijuk
dan kerikil. Pada cara yang kedua, ditambahkan bahan kimia berupa tawas, kapur dan
kaporit ke dalam bak pengendap untuk membantu menggumpalkan zat kimia
pencemar. Cara memperoleh air bersih tanpa bahan kimia biasanya digunakan untuk
sumber air terbuka dengan menggunakan 3 macam bak yaitu bak pengendap, bak
penyaring dan bak penampung air bersih, yang ukurannya tergantung volume air yang
akan dialirkan.

Usaha Penanggulangan:
Mencegah atau paling tidak mengurangi segala akibat yang ditimbulkan oleh
limbah berbahaya, setiap rumah tangga antara lain :

 Menggunakan deterjen secukupnya.


 Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi
tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
 Memilah sampah organik dari sampah anorganik. Sampah organik bisa dijadikan
kompos, sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang.

Solusi Untuk Mengurangi Pencemaran Air


Berikut ini beberapa tindakan yang dapat kita lakukan oleh masyarakat untuk
mengatasi pencemaran air , yaitu:

1. Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang
berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
2. Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah
lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
3. Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia yang berbahaya
seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan salah satu penyebab rusaknya
ekosistem air
4. Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
5. Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan sebagai
tempat kakus.
6. Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola sampah rumah
tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di pinggiran sungai/danau.

57
7. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
8. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah
9. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.(Bahan Beracun dan
Berbahaya).

BAB 12 BAHAN KIMIA UNTUK MANUSIA


Bahan Kimia untuk Makanan
Zat aditif bahan pangan merupakan suatu substansi bukan gizi yang ditambahkan ke
dalam bahan pangan dengan sengaja, yang pada umumnya dalam jumlah kecil, untuk
memperbaiki kenampakan, cita rasa, tekstur atau sifat-sifat penyimpanannya.
1. Zat Pengawet Makanan
c. Asam Benzoat
Asam benzoat berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri. Asam
benzoat digunakan sebagai zat pengawet dalam saos, sambal, dan kecap. Efek samping
penggunaan berlebihan : berupa alergi, iritasi pada lambung dan saluran pencernaan.
d. Kalsium Benzoat
Kalsium benzoat dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun) dan
bakteri spora. Kalsium benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman
anggur, saus sari buah, sirop, dan ikan asin. Dapat berdampak negatif pada penderita asma
dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium benzoat bisa memicu terjadinya
serangan asma.
e. Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur Dioksida banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirop,
dan acar. Efek samping dapat menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan
asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.
f. Kalium Nitrit
Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini
dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat.
Penggunaan yang berlebihan, bisa menyebabkan keracunan. Selain memengaruhi
kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, juga menyebabkan
kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.

g. Dampak Positif Zat Pengawet Kimia


 Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan sehingga makanan lebih
tahan lama
 Kehilangan bahan pangan pada surplus musiman dapat dicegah

58
 Menjaga kualitas makanan sesuai dengan kualitas saat awal produksi

h. Cara Bijak Pengelolaan Zat Pengawet


 Mengetahui kadar maksimal penggunaan zat pengawet
 Menggunakan zat pengawet pada makanan tidak melebihi kadar maksimal
 Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung zat pengawet sintesis

2. Zat Pewarna Makanan


Undang-undang mendefinisikan suatu pewarna buatan dalam arti luas sebagai
setiap bahan pewarna yang mengandung suatu cat atau pigmen.
 Tartrazine

Tartrazine merupakan jenis pewarna yang memberikan warna kuning. Tartrazine


digunakan dalam minuman berperisa berbasis susu, puding, yogurt, jeli, selai, permen,
bakery, sereal, custard, crakers, biskuit, sirop, minuman rasa buah, minuman ringan, mi, dan
snack rasa keju. Penggunaan tartrazine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi,
asma, dan hiperaktif pada anak.

 Erythrosine
Pewarna ini memberikan warna merah cherry-pink. Erythrosine digunakan dalam
permen, buah kaleng (untuk buah berwarna merah), produk olahan daging, dan udang.
Penggunaan erythrosine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi pada pernapasan,
hiperaktif pada anak, dan efek kurang baik pada otak dan perilaku.
 Sunset yellow

Pewarna ini memberikan efek warna kuning oranye. Sunset yellow digunakan dalam
minuman berperisa berbasis susu, puding, yogurt, jeli, selai, permen, bakery, sereal, custard,
crakers, biskuit, sirop, jus jeruk, dan minuman ringan. Penggunaan sunset yellow yang
berlebihan dapat menyebabkan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah-
muntah, dan ganguan pencernaan.
i. Dampak Positif Zat Pewarna Kimia
 Membuat tampilan makanan lebih menarik
 Meningkatkan nafsu makan
 Meningkatkan nilai ekonomis makanan karena warnanya menarik

j. Cara Bijak Pengelolaan Zat Pewarna


 Mengetahui kadar maksimal penggunaan zat pewarna
 Menggunakan zat pewarna pada makanan tidak melebihi kadar maksimal
 Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung zat pewarna sintesis

Bahan Kimia untuk Keperluan Rumah Tangga


Berbagai jenis bahan kimia yang digunakan dalam keperluan rumah tangga dapat
dikelompokkan sebagai berikut yaitu:

1. Pembersih Pakaian

59
Sabun cuci pakaian dapat dibagi dua, yaitu sabun dan detergen. Sabun dan detergen
memiliki fungsi yang sama, yaitu bila ditambahkan ke dalam air, dapat melepaskan kotoran
dari suatu benda. Detergen dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Detergen yang dibuat dari asam hidrokarbon yang struktur rantainya lurus. Bahan ini
dapat dihancurkan oleh mikroba (Biodegradable)
2. Detergen yang dibuat dari asam hidrokarbon yang struktur rantainya bercabang. Bahan
ini tidak dapat dihancurkan oleh mikroba (Unbriodegradable)

 Dampak Penggunaan Pembersih Pakaian


 Air sisa penggunaan bahan pembersih yang dibuang di sungai menimbulkan
pencemaran
 Ekosistem yang ada di sungai menjadi rusak karena air sungai yang telah tercemar
 Masyarakat yang masih memanfaatkan air sungai untuk kehidupan sehari-hari akan
menderita penyakit kulit
 Pemakaian detergen berlebih menyebabkan iritasi kulit. Kulit terasa kering,
melepuh, retak-retak, dan mudah terkelupas. Hal ini jika dibiarkan berlanjut dapat
mengakibatkan eksim kulit.

 Cara Pencegahannya
 Menggunakan detergen dengan konsentrasi yang encer dan kadar ABS yang rendah.
 Menggunakan detergen yang mudah terurai, seperti sodium dodesil sulfat (SDS).
 Menggunakan sabun pencuci piring cair. Sabun cair lebih lunak dibandingkan sabun
colek atau detergen. Apabila telah dicuci, usahakan jangan digunakan sebelum
peralatan tersebut kering. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah adanya sabun
yang termakan oleh kita, karena masih tersisa di piring, sendok, atau gelas. Sabun
yang termakan oleh manusia dapat menyebabkan penyakit degenaratif, seperti
kanker atau tumor.

2. Pewangi
Produk pewangi ada yang alami dan ada yang buatan. Beberapa contoh pewangi
alami adalah berbagai macam bunga dan buah-buahan segar. Pada zaman dahulu
pewangi dibuat dengan penyulingan dari tumbuh-tumbuhan asli. Seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pewangi menjadi sangat mudah diperoleh.
Pewangi tidak dibuat dengan tumbuh-tumbuhan alami, namun cukup dibuat dari
sintesa senyawa-senyawa kimia.
Pada umumnya pewangi yang dikemas dengan bentuk semprot menggunakan
bahan pendorong (propelan) dari golongan kloro fluoro karbon (CFC). Bahan kimia
inilah yang dapat mengakibatkan kebocoran lapisan ozon. Selain itu, kebocoran
lapisan ozon dapat menyebabkan efek negatif bagi kesehatan manusia. Penyakit-
penyakit yang dapat timbul akibat kebocoran lapisan ozon antara lain penyakit kanker
kulit dan katarak.

Bahan Kimia untuk Pestisida


Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama. Pestisida
sendiri dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sasarannya, yaitu :
1. Insektisida

60
Insektisida jdipakai untuk memberantas sejumlah serangga pengganggu yang
ada di rumah, perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan
semut. Contoh insektisida adalah basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil
fosfat, dan diazinon.

2. Fungisida
Bercak yang ada pada daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun disebabkan
oleh serangan jamur. Contoh fungisida adalah tembaga oksiklorida, tembaga(I)
oksida, karbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.

3. Herbisida
Ketika menanam padi jagung atau pun lainya pasti ada juga tanaman yang tidak
diinginkan yang mengganggu tanaman ini disebut gulma, herbisida berguna untuk
memberantas gulma .Contoh dari herbisida adalah ammonium sulfonat dan
pentaklorofenol.
Dampak penggunaan pestisida dapat dibagi menjadi 2, yaitu dampak untuk
kesehatan manusia dan dampat untuk lingkungan.
Dampak untuk kesehatan manusia:
1. Keracunan kronis
2. Karsiogenic
3. Mutagenic
4. Teratogenic
Dampak untuk lingkungan:
1. Mencemari air dan tanah
2. Menggangu rantai makanan
3. Resistensi hama
4. Resurgensi hama
5. Ledakan hama sekunder.
Cara menanggulangi dan mengurangi penggunaan pestisida :
1. Membuat peraturan pengarahan dan pelatihan kepada petani agar petani tau aturan
pemakaian pestisida.Selain itu agar petani mengetahui standar kerja menggunakan
pestisida.
2. Merawat tanah dengan pupuk dan kompos (bioremedialisasi),karena penggunaan
pestisida dapat mengubah ph tanah yang akibatnya tanah menjadi tidak subur.
3. Mulai menggunakan pestisida alami, mungkin lebih praktis pestisida konvensional
namun untuk efek jangka panjang peptisida alami lebih terjamin.
4. Melawan hama dengan pemangsa alaminya, maksudnya disini adalah membiarkan
mekanisme alam bekerja dengan baik, dan mengembalikan fungsi pestisida sebagai
pengendali hama bukan pembasmi hama

61
BAB 13 BAHAN KIMIA BERBAHAYA BAGI MANUSIA

A. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah bahan kimia yang bukan narkotika atau psikotropika yang jika
dikonsumsi secara rutin dapat menimbulkan ketergantungan.
Alkohol
Mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman
yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap.
Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

Nikotin
Alkaloid yang terjadi pada daun tembakau dan diekstrak dari tembakau, itu adalah
cairan berminyak tidak berwarna. Nikotin digunakan sebagai insektisida dan mebuat
niacin (nicotinic acid). Nikotin juga dibuat menjadi rokok. Berikut ini beberapa zat
kimia berbahaya bagi tubuh yang terkandung didalam rokok :

Kafein
Kafein merupakan senyawa kimia berupa alkaloid xatin yang dihaslkan oleh
tanaman dengan tujuan untuk melawan penyakit atau hewan yang menyerang bagian
tubuh tanaman itu sendiri. Kafein bisa menjadi racun bagi serangga atau penyakit
yang menyerang tanaman. Namun jika manusia mengkonsumsi zat kafein dari buah
atau bagian tanaman tertentu maka bisa meningkatkan efek sistem syaraf. Kafein
juga dipercaya menimbulkan efek positif dan negatif terhadap kesehatan manusia.

Zat Desainer
Zat- zat ini banyak yang sudah beredar denga nama speed ball, peace pills, crystal,
angel dust, rocket fuel.

B. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat mempengaruhi aktivitas mental dan
perilaku biasa yang digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan kejiwaan dan
menyebabkan sindrom ketergantungan (adiksi). Psikotropika diklasifikasikan
menjadi beberapa golongan, yaitu :

62
1. Golongan I
Mempunyai potensi sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan
dinyatakan sebagai bahan terlarang. Contoh : ekstasi.
2. Golongan II
Mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Contoh :
fleksiklidine (PCP).
3. Golongan III
Mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan sindrom ketergantungan. Contoh
: flunitra-zepam, megadon, dan rophinol.
4. Golongan IV
Mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan sindrom ketergantungan. Contoh
: alprazoma (xanax), bromazepam (lexotan), diazepam (valium), estazolam
(esilgan), dan frisium.

Jenis- Jenis Psikotropika:


1. Stimulan (obat perangsang)
Stimulan merupakan golongan obat-obatan yang sangat efektif dalam memberikan
rangsangan terhadap otak dan sistem saraf.

2. Amfetamin (Ekstasi)
Memberikan efek gembira (euforia), menghilangkan rasa letih, lapar dan kantuk,
meningkatkan daya tahan dan kewaspadaan serta sebagai doping untuk
meningkatkan prestasi diatas kemampuan normal. Mengonsumsi berlebihan dapat
mengakibatkan halusinasi, kekacauan pikiran, perilaku ganas, serangan jantung dan
stroke.

3. Barbital
Obat penenang yang digunakan untuk membantu segera tidur, mengahalau
kecemasan, ketegangan dan frustrasi. Pemakaian berlebihan apalagi jika dicampur
alkohol akan mengakibatkan koma bahkan kematian.

4. Depresan (obat penenang)


Obat yang dapat mengakibatkan turunnya tingkat kesadaran karena memperlambat
aktivitas sistem saraf pusat.

5. Morfin
Morfin dihasilkan dari getah tumbuhan Papaver somniferum, berguna untuk
menghilangkan/mengurangi rasa sakit, memberikan perasaan nyaman atau gembira,
dan mengurangi perasaan cemas atau gelisah.

6. Halusinogen
Halusinogen merupakan golongan obat-obatan yang menyebabkan timbulnya
halusinasi (khayalan).

7. Kokain
Obat perangsang yang lebih kuat dari amfetamin, dihasilkan dari daun koka
(Erythroxylon coca). Dalam dunia medis, kokain digunakan untuk anestesi
(pembiusan) local.
Efek samping : memicu kerja jantung , menghambat rasa lapar, meningkatkan
tekanan darah, menurunkan kebutuhan tidur dan menurunkan rasa letih.

63
Pemakaian berlebihan mengakibatkan halusinasi, kerusakan selaput lendir hidung
atau tenggorokan, kerusakan urat saraf, perasaan gugup, perasaan takut dan perilaku
ganas.

8. LCD (Lysergic Acid Diethylamid)


LCD merupakan sejenis obat yang menyebabkan timbulnya halusinasi (khayalan).
Fungsinya untuk mengobati sakit kepala (migrain) dan mengurangi pendarahan
setelah melahirkan.
Efek samping : penyakit ayan, gila, kanker darah dan membangkitkan
kecenderungan bunuh diri.

Dampak Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat adiktif memiliki beberapa dampak penggunaan oleh manusia yang dapat dibagi
menjadi 3, yaitu dampak pada fisik & mental,dampak sosial,dan dampak ekonomi.

1. Dampak bagi fisik & mental akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika sebagai
berikut :

 Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat ini


mengandung racun yang berbahaya.
 Mengakibatkan kanker.
 Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
 Penurunan daya ingat.
 kerusakan hati/kanker hati.
 menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
 Menimbulkan semangat.
 Merasa waktu berjalan lambat.
 Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
 Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
 Menimbulkan euphoria.
 Mual,muntah,sulit buang air besar.
 Kebingungan (konfusi).
 Berkeringat.
 Pingsan dan jantung berdebar-debar.
 Gelisah dan berubah suasana hati.
 Denyut nadi melambat.
 Tekanan darah menurun.
 Otot-otot menjadi lemah.
 Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
 Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
 Banyak bicara.
 Gangguan kebiasaan tidur..
 Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
 Tekanan darah meningkat.
2. Dampak sosial (lingkungan) yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan zat adiktif dan
psikotropika,sebagai berikut :
 Susah dalam bersosialisasi.

64
 Tidak percaya diri.
 Sulit mengendalikan diri.
 Susah menyambung pembicaraan.
 Berpikiran negatif pada diri sendiri.
 Bergembira secara berlebihan.
 Lebih banyak berdiam diri (anti sosial)
 Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik.
 Membuat pandangan buruk masyarakat terhadap keluarga.
 Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau
perguruan tinggi alias DO / drop out.
 Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan
gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
 Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani
kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
 Mendorong pemakainya untuk melakukan tindak kriminal karena harganya mahal
dan sudah ketergantungan terhadap obat itu, sehingga pemakai akan memaksakan
diri untuk mendapatkan obat itu.

3. Dampak dalam bidang ekonomi akibat dari penggunaan zat adiktif dan zat
psikotropika sebagai berikut :

 Mengeluarkan banyak biaya untuk perawatan/rehabilitasi pecandu.


 Obat-obatan yang dikonsumsi harganya relatif mahal. Namun, bila sudah
kecanduan maka pengguna akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya.
Mereka bisa menjual barang pribadi atau mengambil milik orang lain dan keluarga.
 Pemakai akan menghabiskan uangnya hanya untuk keinginannya mencandu, bukan
untuk kebutuhan yang semestinya.

BAB 14 EKOLOGI
A. Macam Ekologi
1. Autekologi adalah ilmu yang mempelajari satu jenis organisme dan interaksinya
dengan lingkungan. Pembahasannya pada aspek siklus hidup, adaptasi, dan sifat
parasitik
2. Sinekologi adalah ilmu yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai
suatu kesatuan yang berinteraksi dalam lingkungan tertentu.
B. Pembagian ekologi
Berdasarkan habitat Berdasarkan taksonomi
1. Ekologi laut 1. Ekologi tumbuhan
2. Ekologi padang rumput 2. Ekologi hewan
3. Ekologi darat 3. Ekologi mikroorganisme
4. Ekologi perairan tawar 4. Ekologi jasad renik
5. Ekologi vertebrata

C. Tingkatan organisme

65
1. Molekul
Organisasi kehidupan dari tingkat molekuler didasarkan bahwa setiap mahluk hidup
tersusun oleh molekul organik sebagai dasar penyusunnya. Molekul organik (biomolekul)
yang kompleks pada mahluk hidup contohnya seperti asam nukleat (DNA dan RNA),
protein, karbohidrat,lemak dan vitamin. Molekul organik berfungsi untuk mengontrol
struktur dan fungsi tiap komponen-komponen sel.
2. Organel
Bagian penyusun dari sel yang tersusun dari berbagai macam molekul organik yang
memiliki fungsi berbagai macam.
Mitokondria: menghasilkan energi
Ribosom: sintesis protein
Badan golgi: ekskresi sel
3. Sel
Organisasi kehidupan tingkat sel didasarkan bahwa sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil. Mahluk hidup bersel satu seperti bakteri, protozoa, dan alga
melakukan aktivitas metabolismenya dengan sebuah sel saja. Sementara mahluk hidup
bersel banyak seperti tumbuhan dan hewan memiliki sel dengan berbagai bentuk dan
fungsi yang berbeda-beda.
4. Jaringan
Kumpulan berbagai macam sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan
berperan membentuk struktur dasar pada bagian tubuh mahluk hidup.
Jaringan hewan manusia: jaringan epitel, jaringan otot, jaringan saraf, dan jaringan ikat.
Jaringan tumbuhan: jaringan meristem, jaringan epidermis, dan jaringan pengangkut.
5. Organ
Kumpulan jaringan yang memiliki peranan tertentu. Tiap organ memiliki fungsi untuk
menyokong kehidupan suatu mahluk hidup. Keberadaan organ menjadikan mahluk hidup
memiliki fungsi fisiologis terhadap kondisi lingkungannya.
Organ hewan dan manusia: jantung, paru-paru, lambung, ginjal, mata, dll.
Organ tumbuhan: akar, daun, batang, bunga.
6. Sistem Organ
Sistem organ terdiri dari berbagai organ yang saling tersusun membentuk sistem tertentu
yang saling berinteraksi. Adanya interaksi berbagai organ dengan tujuan yang sama akan
membentuk satu kesatuan fungsional bagi keberlangsungan hidup suatu mahluk hidup.
Sistem organ hewan dan manusia: sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem
reproduksi.
Sistem organ tumbuhan: sistem transportasi, sistem transpirasi, sistem respirasi.

66
7. Organisme (Individu)
Suatu satuan mahluk hidup yang tersusun secara kompleks dengan berbagai macam sistem
tubuh yang saling mendukung. Dari tingkatan molekul hingga sistem organ memberikan
daya dukung untuk hidup dan berinteraksi dengan sekitar.
8. Populasi
Kumpulan sekelompok organisme sejenis di suatu tempat dan waktu yang sama. Contoh
sekumpulan manusia di suatu desa/kota, sekumpulan gajah di padang rumput, dan
sekumpulan padi di sawah.
9. Komunitas
Kumpulan populasi dari berbagai spesies di suatu waktu dan tempat yang sama. Sebagai
contoh suatu sawah terdapat populasi padi, populasi belalang, populasi semut, populasi
alga hijau, dan lainnya. Tiap komunitas terdapat interaksi pada antar populasinya.
10. Ekosistem
Interaksi antara berbagai populasi penyusun komunitas dengan lingkungan abiotiknya
(udara, air, tanah, sinar matahari). Ekosistem terdiri dari alami dan buatan. Contoh
ekosistem yakni ekosistem sungai, ekosistem pantai, ekosistem hutan, ekosistem sawah,
ekosistem tambak.
11. Bioma
Kumpulan ekosistem terestrial yang melingkupi wilayah yang luas yang pada umumnya
dipengaruhi oleh iklim regional sehingga terdapat tumbuhan dan hewan khas yang mampu
beradaptasi dengan lingkungannya. Pengelompokan bioma berdasarkan vegetasi yang
mendominasi bioma tersebut. Contoh bioma adalah gurun, padang rumput, tundra, taiga,
hutan gugur, hutan hujan tropis.
12. Biosfer
Biosfer adalah bumi yang di dalamnya berisi seluruh kehidupan. Pada tingkatan ini,
seluruh kehidupan di bumi membentuk satu kesatuan utuh yang interkasinya skala global.

D. Hubungan ekologi dengan ilmu lainnya:


1. Fisika : berperan dalam hal faktor fisik,seperti sinar matahari, dan suhu.
2. Kimia: berperan dalam proses sintesis dalam analisis kimiawi dalam tubuh organisme.
3. Bumi anteriksa : berperan pada musim, perubahan siang malam,erosi, sedimentasi,
gravitasi.
4. Ilmu Sosial : penting bila komponen manusia dimasukkan kedalam cakupan ekositem.

E. Prinsip-prinsip ekologi
Di alam, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri, untuk kelangsungan hidupnya
organisme sangat bergantung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan
yang ada disekitarnya untuk keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, dan
perkembangan. Hubungan antar organisme atau dengan lingkugannya sangat kompleks,
mereka saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu sistem ekologi atau yang
dikenal dengan istilah ekosistem.

67
Ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus
menempatkan dirinya dalam ekositem atau lingkungan hidupnya.

1. Ekosistem
kawasan alam yang didalamnya tercakup unsur-unsur hayati dan unsur-unsur
non-hayati. Ekosistem pertama kali dikemukakan oleh Tansley pada tahun 1935
a. Pembagian ekosistem
1) Berdasarkan fungsional
a. Aliran energi
b. Rantai makanan
c. Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang
d. Daur makanan
e. Pengembangan dan evolusi
f. pengendalian
2) Berdasarkan makanan
a. Autotrofik, merupakan organisme yang mampu menyediakan
makanan sendiri atau dinamakan berfotosintesis
b. Heterotrof, merupakan organisme yang hanya memanfaatkan
bahan organik
3) Berdasarkan Unsur penyusunnya
a. Senyawa anorganik misalnya unsur C,N,P
b. Senyawa organik misalnya protein, lemak
c. Resim Iklim, berupa faktor fisik
d. Produsen yaitu organisme autotrof
e. Konsumen, yaitu organisme heterotrof
f. Pengurai, yaitu saprotrof

F. Konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan


1. Lingkungan bumi terdiri dari komponen fisik.
2. Materi siklus yang berkesinambungan dalam tatanan ekosistem.
3. Daya dukung lingkungan hidup.
4. Keunikan kapasitas intelektual manusia yang menghasilkan mineral dan perilaku
lingkungan yang bertanggung jawab.

68

Anda mungkin juga menyukai