Anda di halaman 1dari 6

NAMA : EGA SILVIA LUTVIANA

NIM : 170332614529
OFFERING : I
1. Prinsip utama kromatografi yaitu distribusi komponen sampel antara dua fase, yakni fase
diam dan fase gerak. Setiap campuran akan mempunyai cara mendistribusi diri di dalam fase
diam dan fase gerak. Campuran lain akan memiliki mekanisme distribusi sendiri-sendiri
dalam paduan fase diam dan fase gerak. Pada perkembangannya fase diam dan fase gerak
dapat diubah-ubah dan diberi perlakuan tertentu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemisahan. Selain itu dalam sistem modern, senyawa-senyawa yang terpisah juga dapat
diidentifikasi.
2. Kromatografi Adsorpsi
Pada jenis kromatografi adsorpsi, prinsip pemisahan berdasarkan proses adsorpsi analit
dalam permukaan padatan fase diam. Padatan fase diam dapat berupa silika gel atau alumina
yang memiliki luas permukaan relatif besar. Kromatografi adsorpsi merupakan salah satu
metode kromatografi yang cukup lama. Pemisahan didasarkan pada perbedaan sifat afinitas
adsorpsi dari komponen sampel pada permukaan padatan aktif. Kromatografi adsorpsi
menggunakan fase gerak cairan maupun padatan yang mampu teradsorp pada permukaan
fase diamnya. Pada gambar dibawah ini ditunjukkan interaksi adsorpsi antara analit pada fase
gerak dengan permukaan fase diamnya. Metode kromatografi adsorpsi memiliki beberapa
kelemahan dia antaranya yang pertama adalah keterbatasan jumlah adsorben yang dapat
digunakan untuk melakukan pemisahan. Kedua adalah koefisien distribusi terhadap adsorpsi
yang seringkali tergantung pada konsentrasi total komponen yang akan dipisahkan, sehingga
mengakibatkan pemisahan kurang sempurna.
Kromatografi Partisi
Kromatografi partisi adalah kromatografi dimana proses pemisahannya berdasakan
kemampuan adsorpsi analit pada lapisan tipis cairan yang dilapiskan pada partikel padatan
inert fase diamnya. Prinsip utama pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan antara
komponen sampel pada fase diamnya (gas chromatography), atau berdasarkan perbedaan
kelarutan komponen dalam fase gerak dengan fase diamnya (liquid chromatography).
Keuntungan metode kromatografi partisi ini adalah distribusinya tidak bergantung pada
konsentrasi, sehingga pemisahan dapat terjadi lebih baik.
Kromatografi Pertukaran ion
Kromatografi penukar ion adalah bentuk kromatografi yang mendayagunakan gaya-gaya
ikatan kimia dalam prosesnya. Dalam proses pemisahan terjadi perubahan-perubahan
struktural dalam molekulnya. Dengan kata lain terjadi perubahan atau reaksi kimia yang
sifatnya tidak bolak-balik (irreversible). Pada kromatografi penukar ion, ion terpisahkan
berdasarkan gaya elektrostatiknya membentuk grup fungsional yang bermuatan pada fase
diam. Kromatografi penukar ion menggunakan resin sebagai padatan fase diam yang berguna
untuk mengikat anion atau kation. Larutan ion bermuatan pada fase gerak akan berikatan
denga resin yang memiliki muatan berlawanan melalui gaya elektrostatik.
Kromatografi gas
Kromatografi gas (KG) merupakan metode pemisahan suatu campuran menjadi komponen-
komponen berdasarkan interaksi fasa gerak dan fasa diam. Fase gerak berupa gas yang stabil
sedangkan fase diam bisa zat padat atau zat cair. Cuplikan yang dapat dipisahkan dengan
metode ini harus mudah menguap. Cuplikan dalam bentuk uap dibawa oleh aliran gas ke
dalam kolom pemisah, hasil pemisahan dapat dianalisis dari kromatogram.
Kromatografi gas yang pada prinsipnya sama dengan kromatografi kolom (serta yang lainnya
bentuk kromatografi, seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa perbedaan penting.
Pertama, proses memisahkan compounds dalam campuran dilakukan antara stationary fase
cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada kromatografi kolom yang seimbang adalah tahap
yang solid dan bergerak adalah fase cair. (Jadi, nama lengkap prosedur adalah "kromatografi
gas-cair", merujuk ke ponsel dan stationary tahapan, masing-masing.) Kedua, melalui kolom
yang lolos tahap gas terletak di sebuah oven dimana temperatur gas yang dapat dikontrol,
sedangkan kromatografi kolom (biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu. Ketiga,
konsentrasi yang majemuk dalam fase gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap
dari gas.
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis adalah salah satu contoh kromatografi planar. Fase diamnya
(Stationary Phase) berbentuk lapisan tipis yang melekat pada gelas/kaca, plastic, alumunium.
Sedangkan fase geraknya (Mobile phase) berupa cairan atau campuran cairan, biasanya
pelarut organik dan kadang – kadang juga air. Fase diam yang berupa lapisan tipis ini dapat
dibuat dengan membentangkan/meratakan fase diam. Sifat fase diam yang satu dengan fase
diam yang lain berbeda karena strukturnya, ukurannya, kemurniannya, zat tambahan sebagai
pengikat, dll. Fasa diam yang digunakan TLC tidak sama dengan yang digunakan untuk
kromatografi kolom terutama karena ukuran dan zat yang ditambahkan.
KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap maupun
cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti
lemak dan karbohidrat. KLT dapat digunakan untuk menentukan eluen pada analisis
kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk
pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Sebagai
fase diam digunakan silika gel, karena tidak akan bereaksi dengan senyawa atau pereaksi
yang reaktif.

3. Cara kerja kromatografi secara umum


Pemisahan secara kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan pada
sistem tertentu (seperti: kolom) di mana dalam sistem tersebut terdapat bagian yang diam
atau stasioner (biasanya berupa padatan atau cairan yang dideposisikan pada padatan) yang
disebut sebagai fasa diam dan kemudian dibawa atau mengalir melalui suatu bagian mobile
atau yang diketauhi sebagai fase gerak, dimana selama proses pengaliran tersebut akan
terjadi interaksi antara komponen senyawa dengan fase diamnya. Selama berinteraksi akan
terjadi proses pelarutan, adsorpsi maupun penguapan dari komponen senyawa yang akan
dipisahkan.
Sifat-sifat dari komponen penyusun senyawa tersebut akan menentukan apakah komponen-
komponen tersebut mampu bergerak bebas (berinteraksi lemah) atau berinteraksi kuat dalam
fase diamnya. Bila semua komponen-komponen yang ada tidak dapat bergerak dalam fase
diam, maka proses pemisahan tidak mungkin dapat berlangsung. Apabila dapat bergerak,
pemisahan akan bergantung pada sejauh mana kecepatan bergerak di antara komponen-
komponen tersebut maupun perbedaan kecepatannya dengan kecepatan fasa gerak yang
dipakai pada sistem tersebut.
Oleh karena itu pada metode kromatografi perlu dilakukan pemilihan fase gerak sedemikian
rupa sehingga semua komponen dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda
sehingga proses pemisahan dapat terjadi. Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi
adalah proses migrasi diferensial dimana komponen-komponen sampel ditahan secara
selektif oleh fase diam.
Pada gambar, sampel berada dalam fasa gerak (eluen) dimasukkan
ke dalam kolom pemisahan. Komponen dalam sampel akan mulai
terpisah sesaat setelah berada dalam kolom. Setelah berinteraksi
dengan fase diam kolom, eluen dan komponen senyawa akan
keluar dari kolom melalui detektor untuk selanjutnya dianalisis
secara kuantitatif.

4. Hukum distribusi yang mendasari metode kromatografi yaitu hukum kesetimbangan


distribusi dimana diasumsikan bahwa molekul berada di fase diam atau fase gerak secara
bergantian dalam kesetimbangan. Molekul bergerak bolak-balik sambil melaju turun karena
dibawa aliran fase gerak. Dengan demikian fase gerak dapat disebut sebagai pembawa atau
carrier sedangkan fase diam bertindak sebagai penahan. Distribusi zat terlarut dalam kedua
fase ini disebut sebagai koefisien distribusi atau dalam kromatografi disebut juga sebagai
koefisien partisi. Pada saat fasa gerak mengalir sepanjang kolom akan terjadi keserimbangan
dinamis antara komponen yang terdapat dalam fasa gerak dengan komponen yang terdapat
dalam fasa diam. Analog dengan proses ekstraksi, koefisien distribusi ini digambarkan
𝐶
sebagai persamaan 𝐾 = 𝐶 𝑆 ,dimana CS adalah konsentrasi rata-rata suatu analit di fase diam
𝑀
dibandingkan dengan CM yang merupakan konsentrasi rata-rata senyawa tersebut di fase
geraknya. Harga K menentukan distribusi populasi molekul analit antar fase diam dan fase
gerak. Jika harga K besar maka jumlah molekul yang berada di fase diam dan menghabiskan
waktu relatif lebih lama daripada di dalam fase gerak.
5. Harga kesetimbangan distribusi bukan menggambarkan suatu keadaan statis. Namun yang
terjadi di permukaan adalah sebuah proses dinamis yang berlangsung sangat cepat yakni
bergeraknga analit dibawa oleh fase gerak dan setiap saat terserap di permukaan dan
kemudian larut lagi di fase diam dan bermigrasi lagi dengan kecepatan yang sana dengan fase
geraknya.

Pada gambar disamping, terlihat bahwa pita


analit di dalam kolom mengindikasikan
proses dinamis dari analit yang terserap dan
terlarut kembali pada rentang waktu singkat. Dinamika yang terjadi di permukaan ditentukan
oleh gaya-gaya antarmolekul yang vekerja pada molekul analit dan juga permukaan fase
diam.
6. Laju migrasi dalam kromatografi merupakan besaran yang dapat menentukan rancangan
eksperimen. Laju migrasi behubungan dengan faktor kapasitas masing-masing komponen
dalam sampel. Laju migrasi rata-rata analit tegantung pada laju alir fase gerak, perbandingan
volume fase diam dan fase gerak, dan harga koefisien distribusi masing-masing komponen
campuran. Kecepatan alir fase gerak serta perbandingan volume fase diam dan fase gerak
memiliki harga yang sama untuk setiap komponen dalam campuran, sedangkan harga
koefisien distribusi dari setiap molekul analit akan berbeda.
7. Setiap komponen yang dipisahkan mempunyai laju migrasi yang berbeda-beda karena
berhubungan dengan faktor kapasitas atau koefisien distribusi masing-masing komponen
analit di dalam sampel yang berbeda-beda pula atau memiliki nilai yang spesifik untuk setiap
komponen.
8. Beda teknik “jarak” dan teknik “waktu” dalam operasi kromatografi adalah :
 Teknik waktu dilakukan untuk sampel-sampel yang tidak mudah terelusi. Setelah
waktu yang ditentukan sejak diberikannya sampel pada kolom, eksperimen
dideskripsikan dengan jarak yang ditempuh oleh tiap senyawa di dalam kolom.
 Teknik jarak adalah waktu yang ditempuh oleh komponen yang telah melalui jarak
sepanjang kolom. Komponen sampel telah keluar dari kolom dan dalam keadaan
terpisahkan.
9. Waktu retensi dalam kromatografi adalah waktu yang diperlukan oleh analit untuk bergerak
sepanjang kolom. Waktu retensi menunjukkan lama dari sebuah komponen berada dalam
kesetimbangan fase diam dan fase gerak sepanjang kolom. Sedangkan volume retensi adalah
volume eluen yang dihabiskan untuk mengeluarkan komponen dari kolom dan akan tampak
sebagai puncak kromatogram.
10. Waktu retensi dapat dijadikan karakter setiap senyawa yang dipisahkan karena setiap
senyawa memiliki waktu yang menunjukkan komponen berada dalam kesetimbangan fase
diam dan fase gerak sepanjang kolom berbeda-beda sehingga dengan melihat waktu
retensinya, suatu senyawa dapat diketahui.
11. Apabila laju alir tidak konstan akan mengakibatkan deviasi yang disebabkan oleh transfer
massa yang tidak seimbang dari kumpulan molekul komponen dari fase diam ke fase gerak
dan sebaliknya. Apabila fasa gerak mengalir secara cepat sementara sebagian molekul-
molekul komponen masih tertinggal dalam fasa diam maka sebagian molekul-molekul masih
tertinggal dalam fasa diam maka sebagian komponen terlambat meninggalkan kolom.
12. Faktor kapasitas adalah nilai yang menyatakan perbandingan mol komponen analit dalam
fasa diam terhadap mol komponen dalam fasa gerak.
13. Mampu memisahkan komponen-komponen senyawa yang ada dalam campuran dengan
sempurna yang ditandai dengan semakin semakin rampingnya skema; resolusi pemisahan
lebih besar dari 1,5; dan memiliki harga H mendekati nol atau sama dengan nol. Pada
kromatografi ideal, bentuk pita (puncak) kromatogram yang diperoleh seharusnya berupa
puncak-puncak yang sangat sempit yang terpisah satu sama lain.
14. Adanya interaksi komponen yang berbeda-beda di dalam kolom atau interaksi tidak
seimbang dengan fase gerak dan fase diamnya sehingga menyebabkan pelebaran pita di akhir
elusi pada saat analit akan keluar dari ujung kolom. Dengan kata lain, keseimbangan di
permukaan mengalami gangguan. Adapun faktor lain yang menyebabkan ketidakidealan
adalah adanya difusi eddy (penyebaran molekul analit dalam kolom karena packing kolom
yang tidak seragam, sehingga analit mengambil jalan yang tidak sama panjangnya), difusi
longitudinal (penyebaran molekul karena difusi molekul fasa gerak berlawanan dengan arah
aliran), dan efek transfer massa (penyebaran molekul analit karena laju alir fasa gerak tidak
sama di semua bagian)
15. Efisiensi kolom berhubungan dengan melebarnya puncak pada waktu komponen bergerak
sepanjang kolom. Semakin efisien suatu kolom kromatografi semakin sempit puncak yang
dihasilkan. Efisiensi kolom merupakan fungsi dari parameter-parameter kolom yaitu: laju alir
fasa gerak, ukuran partikel fasa diam, cara packing kolom, serta viskositas fasa diam dan fasa
gerak. Cara untuk meningkatkan efisiensi yaitu dengan:
- menggunakan isi kolom yang ukurannya lebih seragam
● gunakan partikel lebih kecil
● masukkan fase diam ke dalam rongga dengan lebih berhati-hati
- menaikkan daerah antar muka antara fase diam dan fase gerak
- optimasi laju alir
- mengecilkan ukuran sampel yang dimasukkan ke dalam kolom
- menghindari dan mengurangi rongga udara dalam kolom
- menurunkan waktu tunggu dari detektor
- mengecilkan diameter kolom
16. Optimasi kolom adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk memaksimalkan kinerja
kolom dalam memisahkan komponen campuran. Optimasi kolom dapat dilakukan dengan
membuat isi kolom seragam ukurannya untuk menghindari difusi Eddy, membuat kolom
dengan diameter minimum untuk menghindari difusi longitudinal, serta menyesuaikan laju
alir dengan sifat-sifat senyawa-senyawa yang akan dipisahkan untuk menyeimbangkan
transfer massa dalam proses elusi.
17. Harga H akan menjadi minimum jika harga n maksimum, dan untuk itu puncak kromatogram
harus tajam. Harga H tergantung pada laju alir fase gerak (flow rate), ukuran partikel kolom,
laju difusi, dan ketebalan fase diam

18.

Istilah

Berdasarkan macam fasa


Prinsip
gerak
Kromatografi

Berdasarkan pasangan
Klasifikasi
fasa gerak dan fasa diam

Berdasarkan mekanisme
pemisahan

Hukum Kesetimbangan 1. Laju migrasi


Distribusi
Teori dasar kromatografi 2. Waktu retensi
3. Faktor kapasitas
Parameter
4. Faktor selektifitas
5. Efisiensi kolom
Analisis kualitatif 6. resolusi kolom
Metode analisis

Analisis kuantitatif

Istilah kromatografi pertama kali dikemukakan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani
Rusia (1906). Istilah kromatografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata: Chroma =
warna dan Graphein = menulis. Kromatografi adalah metode pemisahan yang didasarkan
atas distribusi diferensial komponen sampel di antara dua fasa, yaitu fasa diam
(stationary phase) dan fasa gerak (mobile phase). Hukum kesetimbangan distribusi
dimana diasumsikan bahwa molekul berada di fase diam atau fase gerak secara
bergantian dalam kesetimbangan.

Keterpisahan kimia digambarkan dengan berbagai parameter. Tiap mekanisme


mempunyai parameter sendiri-sendiri. Namun, secara umum pemisahan dapat dijelaskan
dalam parameter umum keterpisahan. Kromatografi berguna untuk analisi kualitatif
mauoun kuantitatif. Dalam kromatografi modern, analisis dilakukan dengan bantuan
senyawa baku.

Anda mungkin juga menyukai