Anda di halaman 1dari 2

EKSTRAKSI NIRA TEBU PADA PEMBUATAN GULA KRISTAL

Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan.
Adapun contoh ekstraksi salah satunya adalah pada proses pembuatan gula kristal.
Tahap pertama pengolahan adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Di kebanyakan pabrik,
tebu dihancurkan dalam sebuah serial penggiling putar yang berukuran besar. Cairan tebu
manis dikeluarkan dan serat tebu dipisahkan, untuk selanjutnya digunakan di mesin pemanas
(boiler). Di lain pabrik, sebuah diffuser digunakan seperti yang digambarkan pada
pengolahan gula bit. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari
lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya
bercampur di dalam gula.

Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 15% gula dan serat residu,
dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula, sekitar 50% air serta pasir dan
batu-batu kecil dari lahan yang terhitung sebagai abu. Sebuah tebu bisa mengandung 12
hingga 14% serat dimana untuk setiap 50% air mengandung sekitar 25 hingga 30
ton bagasse untuk tiap 100 ton tebu atau 10 ton gula.

Pabrik dapat membersihkan jus dengan mudah dengan menggunakan semacam kapur
(slaked lime) yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran untuk kemudian kotoran
ini dapat dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming.

Jus hasil ekstraksi dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan


proses penjernihan. Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam
jus dengan perbandingan yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur ini kemudian
dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi: sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus
mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat mengendap
dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih.

Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga
biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu
diekstraksi dan lumpur tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa
cairan yang manis. Jus dan cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses.
Setelah mengalami proses liming, jus dikentalkan menjadi sirup dengan cara
menguapkan air menggunakan uap panas dalam suatu proses yang dinamakan evaporasi.
Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap pembuatan
kristal tanpa adanya pembersihan lagi.

Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor)
gula jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula
hingga 80%. Evaporasi dalam evaporator majemuk' (multiple effect evaporator) yang
dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi
mendekati kejenuhan (saturasi).

Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam panci yang sangat besar
untuk dididihkan. Di dalam panci ini sejumlah air diuapkan sehingga kondisi untuk
pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan
sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan
larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya,
bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar.
Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.
Ekstraksi nira tebu untuk pembuatan gula kristal termasuk proses ekstraksi padat cair
yang disertai pemanasan tetapi tanpa bantuan pelarut.

Anda mungkin juga menyukai